Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan. Dalam fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas
untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan
dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (pihak yang menerbitkan efek
atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana
dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan
(return), sedangkan perusahaan (issuer) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk
kepentingan investasi tanpa menunggu tersedianya dana operasional perusahaan.
Dalam fungsi keuangan, pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh keuntungan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik
investasi yang dipilih. Selain itu, pasar modal juga dijadikan salah satu indikator
bagi perkembangan perekonomian suatu negara (Ishomuddin, 2010).
Pasar modal Indonesia dalam kurun waktu 2009 sampai 2011 mengalami
pergerakan yang cukup berarti, dikarenakan adanya krisis global yang melanda
dunia, salah satunya yang disebabkan oleh krisis ekonomi di Eropa pada tahun
2008. Hal ini terlihat dari penurunan harga saham regional Eropa, yang

menyebabkan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun.

Universitas Sumatera Utara

Salah satu indikator utama yang mencerminkan kinerja pasar modal adalah
indeks harga saham gabungan (IHSG), apakah sedang mengalami peningkatan
(bullish) ataukah sedang mengalami penurunan (bearish). IHSG sendiri
memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dimana nilai Indeks
Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator economic pada suatu
negara. Hal ini dikarenakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat
pergerakan harga saham dari semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Oleh karena itu, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG)
menjadi perhatian bagi semua investor di Bursa Efek Indonesia, sebab pergerakan
indeks harga saham gabungan (IHSG) ini akan mempengaruhi sikap para investor
apakah akan membeli, menahan ataukah menjual sahamnya. Selain itu kenaikan
dan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan sebuah ukuran
atas persepsi pasar, di luar kenaikan dan penurunan nilai tukar valuta asing
terhadap rupiah (Manurung, 2004).
Harga saham di bursa tidak selamanya tetap, adakalanya meningkat dan bisa
pula menurun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Di pasar

modal terjadinya fluktuasi harga saham tersebut menjadikan bursa efek menarik
bagi beberapa kalangan pemodal (investor). Kondisi ekonomi dalam negeri
maupun kondisi ekonomi secara global memberikan warna tersendiri bagi
fluktuasi pergerakan IHSG tersebut. Fluktuasi IHSG sebagian besar diakibatkan
oleh kejadian-kejadian di luar faktor fundamental perusahaan, seperti keadaan
makroekonomi yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), indeks produksi industri,
harga minyak, laju inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang/kurs.

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu, harga saham lebih cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan
variabel makroekonomi dan faktor-faktor eksternal lainnya daripada kinerja
perusahaan yang bersangkutan.
Banyak teori dan penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Seperti faktor yang berasal dari luar negeri (Ekternal) dan faktor yang berasal dari
dalam negeri (Internal). Faktor yang berasal dari luar negeri tersebut bisa datang
dari indeks bursa asing Negara lain (Dow Jones, Hang Seng), trend pergerakan
harga minyak, trend harga emas luar negeri dan adanya sentimen pasar luar
negeri. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam negeri bisa datang dari nilai

tukar mata uang negara tersebut terhadap negara lain, tingkat suku bunga dan
inflasi yang terjadi di Negara tersebut.
Salah satu indikator ekonomi makro yang sensitif pada gejolak
perekonomian intenasional adalah kurs mata uang. Nilai tukar mata uang
mencerminkan kekuatan perekonomian sebagai akibat penetrasi dan efek dari
perekonomian global. Hal ini didasari oleh sebuah fakta bahwa pergerakan kurs
mata uang akan berpengaruh pada kegiatan perdagangan internasional, neraca
pembayaran (balance payment) dan stabilitas perekonomian secara makro.
Komoditas yang paling berpengaruh saat ini adalah minyak mentah.
Fluktuasi harga minyak mentah dunia mendapat sorotan utama karena minyak
menjadi sebuah komoditas yang penting bagi banyak pihak, sehingga menjadi isu
penting bagi masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha. Gejolak minyak yang

Universitas Sumatera Utara

terjadi akhir-akhir ini merupakan permasalahan yang menimbulkan kekhawatiran
di berbagai negara konsumen di seluruh dunia.
Meningkatnya harga minyak mentah dunia dapat mempengaruhi harga
saham pada berbagai sektor. Pengaruh yang diberikannya dapat bersifat positif
dan dapat juga bersifat negatif serta juga dapat bersifat lansung, hal ini berkaitan

denga kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan serta karakteristik
dan spesifikasi dari perusahaan yang bersangkutan.
Sepanjang pekan ini, isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
bersubsidi masih akan terus menjadi perhatian investor. Pasar uang akan bereaksi,
begitu pula dengan pasar saham. Jika merunut kehendak pasar, kenaikan harga
BBM mestinya akan direspon positif. Faktor global atau eksternal masih akan
mengiringi aktivitas pasar keuangan domestik pekan ini, terutama dengan dua isu
utama, yaitu konfirmasi perlambatan ekonomi dunia dan kemungkinan the Fed
menurunkan stimulus fiskalnya secara bertahap. Kombinasi faktor internal
(domestik) dengan faktor eksternal (global) itu akan mengiringi aktivitas pasar
keuangan lokal sepanjang pekan ini. Sehingga relatif sulit untuk memberikan
proyeksi baik dari sisi nilai tukar rupiah, harga minyak dunia maupun dari sisi
indeks bursa saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (Jakarta, 21 Juni 2013
(Business News).
Pada tahun 2012 diprediksikan akan terjadi kenaikan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya
penerimaan bail out yang dikeluarkan oleh pihak – pihak Eropa untuk menangani
krisis ekonomi di Yunani. Berdasarkan data historis Januari 2012 kemarin,

Universitas Sumatera Utara


tercatat bahwa IHSG berada di kisaran angka 3.986 dan diprediksi sampai akhir
tahun 2012 IHSG bisa menembus kisaran angka 4.400. faktor inilah yang
mendorong masyarakat menjadi lebih tertarik untuk menyalurkan dana mereka
dalam bentuk investasi di pasar modal.
Wacana kenaikan harga harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai faktor
eksternal menjadi suatu agenda rutin yang dibahas setiap tahunnya di Indonesia.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berjenis premium di indonesia yang
semula berharga Rp. 4.500,00/liter menjadi Rp. 6.000,00/liter pada tanggal 24 mei
2008 memberikan dampak yang signifikan bagi pasar modal Indonesia, dimana
Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal 25 mei 2008 ditutup turun 1,87
persen atau turun 46,228 poin menjadi 2.419,727 dan sebaliknya penurunan harga
BBM jenis premium dari Rp. 5.500,00/liter menjadi Rp. 5.000,00/liter pada
Desember 2008 membuat Indeks Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan
96,31 poin atau 7,63 persen menjadi 1.359,27 (kompas.com).
Di samping sebagai alternatif investasi yang juga dapat mempengaruhi
transaksi saham di bursa efek, yakni investasi pada valuta asing dalam hal ini
adalah dollar (USD). Pergerakan mata uang tersebut juga berdampak pada
perdagangan ekspor impor barang dan jasa yang berkaitan dengan perusahaan
emiten. Kondisi tersebut pada akhirnya akan berdampak pada aktivitas Pasar

Modal, dan selanjutnya akan berakibat pada pergerakan IHSG di BEI.
Depresiasi rupiah dapat terjadi apabila faktor fundamental perekonomian
Indonesia tida kuat, sehingga dolar Amerika akan menguat dan akan menurunkan
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (Sunariyah, 2006). Hal

Universitas Sumatera Utara

ini dapat di lihat pada tahun 2001 di mana kurs rupiah terhadap dollar Amerika
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu dari 8.534 Rp/US$ di tahun
2000 ke level 10.261 Rp/US$ di tahun 2001 dan depresiasi rupiah ini disertai
dengan menurunnya IHSG dari level 416,32 bps di tahun 2000 ke level 392,04
bps di tahun 2001. Jadi, apabila nilai tukar rupiah apresiasi akan membuat
pergerakan IHSG menguat, demikian sebaliknya, depresiasi nilai tukar rupiah
akan membuat pergerakan IHSG melemah.
Berikut Pergerakan Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar Rupiah/US$, dan
IHSG (2009 – 2012):
Tabel 1.1
Pergerakan Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, dan IHSG (2009 – 2012)
Tahun
2009

2010
2011
2012

Minyak Dunia
(US$) / b
61,06
77,45
107,46
109,45

Rupiah / US$

IHSG

10.349,26
9.038,65
8.732,43
9.338,05


2.014,07
3.095,13
3.746,07
4.118,83

Sumber:www.finance.yahoo.com, www.bi.go.id dan www.opec.org (14/05/2014, diolah).

Kenaikan harga minyak dunia dan fluktuasi nilai tukar memiliki pengaruh
besar terhadap perekonomian diberbagai negara. Variabel harga minyak dunia
sebagai faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal) dan nilai tukar sebagai
faktor yang berasal dari dalam negeri (internal) merupakan dua faktor yang sangat
fluktuatif, sehingga fluktuasi harga minyak dunia dan nilai tukar merupakan suatu
indikasi yang sangat mempengaruhi pasar modal di suatu negara. Selain itu,
dilihat dari kontribusi variabel harga minyak dunia dan nilai tukar dalam
menjelaskan variabel IHSG, menunjukkan secara umum bahwa variabel harga

Universitas Sumatera Utara

minyak dunia dan nilai tukar cenderung memilki peran besar dalam menjelaskan
variabel IHSG.

Kenaikan harga minyak dunia dan nilai tukar akan berimbas pada sektor
ekspor dan impor suatu negara sehingga harga minyak dunia dan nilai tukar
mempunyai peran yang strategis bagi suatu perusahaan khususnya perusahaan
yang dalam aktivitas produksi dan operasinya banyak memanfaatkan mata uang
asing. Oleh karena mempunyai peran yang strategis dalam suatu perusahaan,
maka tentunya hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasinya. Perilaku keputusan investasi dari seorang
investor dalam suatu pasar modal akan tercermin dari pergerakan-pergerakan
indeks harga saham gabungan pada pasar modal tersebut.
Pergerakan IHSG yang cenderung mengikuti pergerakan harga minyak
dunia dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ini menjadi ketertarikan
bagi peneliti untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara IHSG dan variabelvariabel tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia
dan Nilai Tukar Rupiah/US$ terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012”.

Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: “Apakah perubahan harga minyak dunia dan nilai tukar Rupiah/US$
berpengaruh terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 20092012?”

1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh perubahan harga minyak dunia dan nilai
tukar Rupiah/US$ terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode
2009 - 2012.

1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, menambah wawasan serta

pola pikir tentang pengaruh

perubahan harga minyak dunia dan nilai tukar terhadap pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.


b. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, kontribusi serta
kebijakan dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor asing
maupun domestik demi meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan
IHSG di BEI secara berkesinambungan.

Universitas Sumatera Utara

c. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran, referensi dan
informasi bagi berbagai pihak yang ingin melakukan pengembangan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh harga minyak dunia dan nilai
tukar terhadap pergerakan IHSG.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 18 83

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009

2 39 90

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 13

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 2

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

1 1 14

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012 Chapter III V

0 0 37

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 3

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 10

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 0 9