Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalm Bahasa Inggris
disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah
satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu
Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983,
Sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup
pergerakan seluruh harga saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI.
Indeks harga saham adalah ukuran yang didasarkan pada perhitungan
statistik untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap saat terhadap
tahun dasar. Indeks harga saham individual sering sekali dipakai sebagai ukuran
investor untuk menentukan perkembangan suatu perusahaan yang terefleksi dari
indeks harga sahamnya. Sedangkan indeks harga saham gabungan sering sekali
dipakai sebagai indikator untuk mengukur situasi umum perdagangan efek.
Indeks harga saham merupakan ringkasan dari dampak simultan dan
kompleks atas berbagai macam faktor yang berpengaruh terutama fenomenafenomena ekonomi. Bahkan dewasa ini indeks harga saham dijadikan barometer
kesehatan ekonomi suatu negara dan sebagai landasan analisis statistik atas
kondisi pasar terakhir.


Universitas Sumatera Utara

Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan
pergerakan harga saham.di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki 5
fungsi yaitu:
1.

Sebagai indikator trend pasar.

2.

Sebagai indikator tingkat keuntungan.

3.

Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio.

4.


Menfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.

5.

Menfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

Seperti sudah dijelaskan pada uraian sebelumnya, untuk menghitung saham
kita memerlukan waktu dasar dan waktu yang berlaku. Harga dasar sering disebut
H o dan harga yang berlaku sering disebut dengan H t . Harga dasar ditetapkan
sebesar 100%. Secara sederhana rumus untuk menghitung indeks harga saham
adalah berikut ini:
IHS = (H t /H o ) x 100%
IHS = Indeks harga saham
H t = Harga pada waktu yang berlaku
H o = Harga pada waktu dasar
Situasi pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mengetahui indeks
harga saham gabungan. Untuk perhitungan indeks harga saham gabungan ini,
caranya hampir sama dengan menghitung indeks harga saham individual, tetapi
harus menjumlahkan seluruh harga saham yang tercatat.


Universitas Sumatera Utara

Rumus untuk menghitung Indeks harga saham gabungan (IHSG) adalah
sebagai berikut:
IHSG = (∑Ht/∑Ho) x 100%
Keterangan :
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
∑Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku
∑Ho = Total harga semua saham pada waktu dasar
Nilai pasar dan nilai dasar dapat didefenisikan sebagai berikut:
a.

Nilai Pasar
Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham hari ini dikali harga pasar
hari ini atau disebut sebagai kapitalisasi pasar.

b.

Nilai Dasar
Nilai Dasar adalah nilai yang dihitung berdasarkan harga perdana dari

masing-masing saham atau berdasarkan harga yang telah dikoreksi
jika perusahaan telah melakukan kegiatan yang menyebabkan jumlah
saham yang tercatat di bursa berubah. Penyesuaian dilakukan agar
indeks benar-benar mencerminkan harga saham.

Dari harga indeks inilah kita bisa mengetahui apakah kondisi pasar sedang
ramai, lesu, atau dalam keadan stabil. Angka IHSG di atas 100 berarti kondisi
pasar sedang ramai, sedangkan pada saat IHSG menunjukkan di bawah 100
berarti kondisi pasar sedang lesu, IHSG menunjukkan nilai 100 berarti pasar
dalam keadaan stabil.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2.Minyak Dunia
Minyak mentah atau yang juga dikenal sebagai Crude Oil merupakan
komoditas dan kebutuhan utama dunia saat ini. Bahkan Indonesia juga mengalami
krisis minyak pada saat ini. Output dari minyak mentah yang digunakan sehariharinya adalah solar, bensin, pertamax, dan lain lain. Sebesar 84% dari minyak
mentah akan diolah menjadi bahan bakar kendaraan (bensin), bahan bakar
pesawat terbang dan jet (disel), bahan pemanas bumi (heating), bahan bakar lain,
dan gas cair (liquefied petroleum gas).

Kebutuhan energi dunia saat ini masih sangat bergantung pada bahan bakar
fosil terutama minyak bumi. Hampir 2/3 minyak bumi dunia dikonsumsi oleh
negara maju yang notabenenya hanya mampu menghasilkan 1/3 dari total minyak
bumi dunia. Sebaliknya negara berkembang yang mampu menghasilkan 2/3 dari
total minyak dunia hanya dapat menikmati 1/3 minyak dunia. Hal ini
menyebabkan harga minyak dunia menjadi sangat penting dalam perdagangan,
mengingat persebaran cadangan minyak yang tidak merata di dunia.
Cadangan minyak dunia hanya dimiliki oleh beberapa negara seperti Saudi
Arabia, Irak, Iran dan beberapa negara lain. Diantara persediaan tersebut lebih
dari 25% dimiliki oleh Saudi Arabia. Banyak negara yang masih bergantung pada
negara lain dalam pemenuhan suplai minyak tersebut. Oleh karena itu, sangat
mungkin bagi negara penghasil minyak dunia untuk mendominasi harga minyak
di pasar. Sehingga dibutuhkan suatu mekanisme untuk menentukan harga minyak
di pasar dunia agar kebijakan yang diambil menguntungkan semua pihak.

Universitas Sumatera Utara

Kategori minyak yang biasa diperdagangkan di dunia :
a.


West Texas Intermediate (WTI) yang merupakan kualitas tertinggi,
manis, minyak kuning keemasan yang dihasilkan di Cushing,
Oklahoma (Amerika).

b.

Brent Blend, yang terdiri dari 15 macam dengan diuji sistem Brent
dan Ninian dihasilkan di perairan Basin Shetland timur di Laut Utara.
Basis produksi adalah di Sullom Voe, Shetland. Negara-negara di
Eropa, Afrika, dan Timur Tengah menggunakan minyak ini sebagai
standar alat tukar komoditas.

c.

Dubai-Oman, disuplai ke Timur Tengah dan Asia Pasifik. Tapis
(diproduksi di Malaysia, disuplai ke Asia Timur).

d.

Minas (diproduksi di Indonesia, juga disuplai ke Asia Timur). OPEC

Reference Basket, diproduksi di negara-negara anggota OPEC.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pergerakan harga minyak mentah
dunia, antara lain sebagai berikut:
a.

Kekhawatiran akan berkurangnya suplai di pasaran akibat turunnya
kapasitas produksi. Minyak merupakan sumber energi yang tak
terbaharui, karenanya jumlah cadangan minyak dunia akan semakin
berkurang seiring dengan bertambahnya penggunaan minyak tersebut.

b.

Penutupan/ perbaikan kilang minyak (refineries).

c.

Faktor cuaca (badai). Bencana yang dialami negara produsen minyak
sangat


mempengaruhi

stok

di

pasar.

Bencana

alam

dapat

menyebabkan kerusakan pada instalasi produksi minyak.

Universitas Sumatera Utara

d.


Faktor geopolik terutama yang terjadi di wilayah produsen.

e.

Faktor melonjaknya permintaan dari negara emerging market terutama
China dan India, serta meningkatnya aksi spekulatif di pasar komoditi.

Barel adalah satuan alat tukar minyak mentah ke kurs dollar. Pemilihan
dolar sebagai alat tukar minyak dan emas adalah karena mata uang USD dikenal
hampir seluruh dunia. (www.wikipedia.com).

2.1.3. Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar (exchange rate) atau yang dikenal pula sebagai kurs adalah suatu
nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang negara lain. Financial Accounting
Standar Board (FASB) mendefinisikan nilai tukar sebagai rasio antara satu unit
mata uang dan jumlah mata uang lainnya yang dapat ditukar pada suatu waktu
tertentu. Menurut Sukirno (2003) Kurs atau nilai tukar adalah suatu nilai yang
menunjukkan jumlah nilai mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk
mendapatkan satu unit mata uang asing. Sedangkan menurut Nopirin (1997) nilai
tukar merupakan harga pertukaran antara dua mata uang yang berbeda dengan

perbandingan nilai/harga tertentu. Di dalam pertukaran antara dua mata uang yang
berbeda akan terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang
tersebut. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengertian nilai kurs dollar
(USD/IDR) adalah harga satu unit dollar (USD) yang ditunjukkan dalam mata
uang rupiah (Rp).

Universitas Sumatera Utara

Pemerintah Indonesia biasanya berperan dalam penentuan kurs agar sampai
pada tingkat yang kondusif bagi dunia usaha. Kurs khususnya kurs rupiah per
dollar sangat berkaitan erat dan mempengaruhi arus barang dan jasa serta modal
dari dalam dan keluar Indonesia.
Sistem pokok nilai tukar valuta asing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) dan sistem nilai tukar mengambang
(flexible exchange rate). Pembedaan ini berdasarkan pada besar cadangan devisa
dan intervensi bank sentral yang diperlukan untuk mempertahankan kurs pada
sistem tersebut.
Teori yang berkaitan dengan nilai tukar valuta asing (Berlianta, 2004:
18-21) ;
a)


Balance of Payment Approach
Pendekatan ini didasarkan pada pendapat bahwa nilai tukar valuta

ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan terhadap valuta
tersebut. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan penawaran
dan permintaan tersebut adalah Balance of Payment.
Apabila Balance of Payment suatu negara mengalami defisit dapat
diartikan bahwa penghasilan (arus uang masuk) lebih kecil daripada
pengeluaran (arus uang keluar), maka permintaan akan valuta asing akan
bertambah guna membayar defisit tersebut, nilai tukarnya akan cenderung
mengalami penurunan dan sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

b)

Teori Purchasing Power Parity
Teori ini agak berbeda dengan pendekatan sebelumnya. Teori ini

berusaha untuk menghubungkan nilai tukar dengan daya beli valuta tersebut
terhadap barang dan jasa. Pendekatan ini menggunakan apa yang disebut
Law of One Price sebagai dasar. Dalam Law of One Price disebutkan bahwa
dengan asumsi tertentu, dua barang yang identik (sama dalam segala hal)
harusnya mempunyai harga yang sama.
c)

Fisher Effect
Teori ini diperkenalkan oleh Irving Fisher. Fisher Effect menyatakan

bahwa tingkat suku bunga nominal di satu negara akan sama dengan tingkat
suku bunga riil ditambah tingkat inflasi di negara itu.
d)

Internasional Fisher Effect
Pendapat ini didasari oleh Fisher Effect, bahwa pergerakan nilai mata

uang suatu negara di banding negara lain (pergerakan kurs) disebabkan oleh
perbedaan suku bunga nominal yang ada di kedua negara tersebut. Implikasi
dari International Fisher Effect adalah bahwa orang tidak bisa menikmati
keuntungan yang lebih tinggi hanya dengan menanamkan dana mereka ke
negara yang mempunyai suku bunga nominal tinggi karena nilai mata uang
negara yang suku bunganya tinggi tersebut akan terdepresiasi (turun
nilainya) sebesar selisih bunga nominal dengan negara yang mempunyai
suku bunga nominal lebih rendah.

Universitas Sumatera Utara

Ada dua jenis perubahan kurs valuta asing, yaitu:
1.

Apresiasi atau Depresiasi
Dimana naik turunnya kurs suatu negara dengan mata uang asing
negara lain bergantung pada kekuatan pasar (permintaan dan
penawaran) baik yang timbul dari dalam maupun luar negeri.

2.

Devaluasi dan Revaluasi
Dimana naik turunnya nilai tukar atau kurs mata uang bergantung
dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah.

2.1.4. Pengaruh Harga Minyak Terhadap IHSG
Minyak mentah atau yang juga dikenal sebagai Crude Oil merupakan
komoditas dan kebutuhan utama dunia saat ini. Semenjak peristiwa bersejarah
bangkrutnya Lehman Brothers yang mempercepat terjadinya krisis ekonomi
global pada musim semi 2008, korelasi positif yang kuat terus tampak antara
harga minyak dan bursa saham secara global termasuk bursa saham di Indonesia.
Hal ini terjadi karena Investor pasar modal menganggap bahwa naiknya hargaharga energi merupakan pertanda meningkatnya permintaan global, yang berarti
membaiknya pemulihan ekonomi global pasca krisis. Sebaliknya, harga energi
yang turun mencerminkan melemahnya pemulihan ekonomi global. Dengan
begitu, jika harga minyak mentah meningkat, ekspektasi terhadap membaiknya
kinerja perusahaan-perusahaan juga akan meningkat dan otomatis harga sahamnya
akan ikut naik.

Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap IHSG
Bagi perusahaan yang berorientasi impor, depresiasi kurs rupiah terhadap
dolar Amerika yang tajam akan berdampak negatif terhadap harga saham
perusahaan. Sementara itu, perusahaan yang berorientasi ekspor akan menerima
dampak positif dari depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika. Ini berarti
harga saham yang terkena dampak negatif akan mengalami penurunan di Bursa
Efek Indonesia (BEI), sementara perusahaan yang terkena dampak positif akan
mengalami kenaikan harga sahamnya. Selanjutnya, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) juga akan terkena dampak negatif atau positif tergantung pada
kelompok yang dominan dampaknya.
Demikian pula, Terdepriasinya kurs rupiah terhadap mata uang asing
khususnya dollar Amerika memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar
modal. Ketika mata uang terdepriasi, hal ini mengakibatkan naiknya biaya bahan
baku terhadap sebagian besar perusahaan yang mengimpor dari luar negeri.
Kenaikan ini mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Hal ini akan mendorong
investor untuk melakukan aksi jual terhadap harga saham-saham yang
dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut tentunya akan
mendorong penurunan IHSG. Selain itu sebagian investor asing juga akan
berlogika untuk keluar dari BEI (www.pojoksaham.com). Hal ini menunjukan
bahwa kurs rupiah memiliki pengaruh terhadap indeks harga saham gabungan.

Universitas Sumatera Utara

2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
antara lain:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No

Peneliti /
Judul Penelitian
Tahun
Gunawan / Analisis Pengaruh
2010
Harga minyak
dunia, Nilai Tukar,
Inflasi dan suku
bunga SBI terhadap
pergerakan IHSG
di Bursa Efek
Indonesia periode
2006-2009

Metode
Analisis Data
Analisis
Regresi
Linear
Berganda

2

Narayan /
2009

Modelling the
impact of oil prices
on Vietnam’s stock
prices

Analisis
Regresi
Linear
Berganda

3

Rahman
dan
Mustafa /
2008

Influences of
Money Supplay and
Oil Price on U.S.
Stock Market

Model
Vektor
ErrorCorrection

1

Hasil
Harga minyak dunia,
nilai tukar, inflasi dan
suku bunga SBI secara
simultan berpengaruh
dan signifikan terhadap
pergerakan IHSG.
Secara parsial, harga
minyak dunia, nilai
tukar dan inflasi tidak
berpengaruh terhadap
pergerakan IHSG,
sedangkan suku bunga
SBI berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
Pergerakan IHSG

harga saham, harga
minyak dan nilai tukar
nominal saling
mempengaruhi dalam
hubungan jangka
panjang. dan untuk
jangka pendek harga
minyak dan nilai tukar
tidak mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
harga saham
money supplay, harga
minyak dan harga
saham menunjukkan
hubungan yang saling
mempengaruhi. dan
harga minyak
mempengaruhi harga
saham dalam jangka
pendek

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
4

Peneliti /
Tahun
Setyawan /
2007

Judul Penelitian
Pengaruh Net
Buying (Selling)
Investor Asing
dan Perubahan
Kurs Terhadap
Pergerakan
Indeks Pasar

Metode
Analisis Data
Analisis
Regresi
Linear
Berganda

5

Utami dan
Rahayu /
2003

Peranan
Profitabilitas,
Suku Bunga,
Inflasi dan Nilai
Tukar Dalam
Mempengaruhi
Pasar Modal
Indonesia
Selama Krisis
Ekonomi

Analisis
Regresi
Linear
Berganda

6

Witcaksono /
2009

Pengaruh
beberapa
variabel
ekonomi
terhadap
pergerakan
IHSG

Analisis
Regresi
Linear
Berganda

Hasil
apabila net buying
(selling) bernilai
positif maka IHSG
akan naik dan
perubahan kurs rupiah
terhadap US$
memiliki pengaruh
negatif terhadap
pergerakan IHSG
perubahan
profitabilitas, suku
bunga, inflasi, dan
nilai tukar mempunyai
pengaruh secara
signifikan terhadap
perubahan harga
saham. Secara parsial
hanya suku bunga dan
nilai tukar mempunyai
pengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham selama
periode krisis
ekonomi tersebut
tingkat suku bunga
SBI berpengaruh
negatif terhadap
IHSG, harga minyak
dunia berpengaruh
positif terhadap IHSG,
harga emas dunia
berpengaruh positif
terhadap IHSG, Kurs
rupiah berpengaruh
negatif terhadap IHSG

Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Konseptual
Pergerakan IHSG sulit dilepaskan begitu saja dari pengaruh berbagai
perubahan kondisi ekonomi makro. Perubahan satu variabel makro ekonomi
memiliki dampak yang berbeda terhadap setiap jenis saham, yaitu suatu saham
dapat terkena dampak positif, sedangkan saham yang lainnya terkena dampak
negatif. Harga saham emiten yang terkena dampak positif dari kenaikan kurs USD
akan meningkat harga sahamnya di bursa efek, dan sebaliknya. Selanjutnya, IHSG
juga akan terkena dampak negatif atau positif tergantung pada kelompok yang
dominan dampaknya (Samsul, 2006:202).
Narayan dan Narayan (2009) dalam penelitiaanya menyatakan bahwa ada
dua hal bagaimana harga minyak dapat mempengaruhi harga saham. Pertama,
minyak dianggap sebagai kunci dalam proses produksi. Kenaikan harga minyak
meningkatkan biaya produksi, dimana kenaikan biaya produksi ini akan menekan
harga saham gabungan. Kedua, harga minyak juga mempengaruhi pengembalian
saham melalui discount rate yang mempunyai efek negatif terhadap pengembalian
saham.
Naik turunnya harga minyak dunia dipengaruhi oleh kemampuan negaranegara anggota OPEC memenuhi kuota (Mankiw, 2003). Ketika negara OPEC
tidak mampu memenuhi kuota minimalnya maka akan terjadi kenaikan pada harga
minyak.
Kenaikan harga minyak dunia cenderung memberikan dampak yang negatif
terhadap kinerja sektor industri, dimana dengan meningkatnya harga minyak
dunia akan membuat naiknya biaya produksi suatu perusahaan dan berdampak

Universitas Sumatera Utara

pada naiknya harga jual produk (Kuncoro, 2008). Naiknya biaya produksi dan
harga jual produk tentu akan berdampak pada kemampuan perusahaan melakukan
produksi karena hal tersebut akan membuat kinerja dan profit perusahaan
menurun yang berdampak pada turunnya harga saham perusahaan tersebut.
Brealey (2006:324) menyatakan bahwa perubahan dalam tingkat bunga,
inflasi, harga minyak, kurs valuta asing, dan kejadian ekonomi makro lain
mempengaruhi hampir semua perusahaan dan pengembalian hampir semua harga
saham. Ketika risiko makro yang relevan menjadi positif secara umum, harga
saham naik dan investor meraih keuntungan, ketika variabel yang sama berjalan
sebaliknya, investor merugi.
Perubahan harga
minyak dunia (X1)

Pergerakan IHSG
(Y)

Perubahan nilai
Tukar Rupiah (X2)
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Perubahan harga minyak dunia dan nilai tukar berpengaruh dan signifikan
terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia”.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 18 83

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009

2 39 90

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 13

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 2

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 9

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012 Chapter III V

0 0 37

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 3

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 10

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 0 9