PTK Pelajaran Fisika Gratis bab 4

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Pengamatan

1. Siklus Pertama a) Analisis

Siklus pertama diawali peneliti dengan melaksanakan pengamatan terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan. Pengamatan dilakukan terhadap keaktifan belajar siswa serta motivasi belajar siswa. Hasil dituangkan dalam bentuk hasil belajar siswa yang diperoleh melalui serangkaian tes hasil belajar fisika yang meliputi materi yang diajarkan. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum menunjukkan kemampuan yang optimal dalam belajar fisika serta siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Hal ini dikarenakan mungkin selama ini mereka diajar oleh guru fisika dengan menggunakan metode konvensional. Metode konvensional hanya menuntut keaktifan guru sebagai sumber pelajaran sedangkan siswa adalah penerima pelajaran.

Pada siklus awal ini, pokok bahasan yang dibahas adalah konsep Gaya Gesekan. Pembelajaran diawali dengan mengingatkan kembali siswa kepada pelajaran hukum-hukum Newton tentang Gerak. Siswa diminta untuk menyatakan kembali bunyi hukum newton pertama


(2)

yang menyatakan bahwa suatu benda yang bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap bergerak lurus kecuali ada gaya lain yang mempengaruhinya. Selanjutnya, dari jawaban siswa, guru melanjutnya pelajaran dengan memberikan sebuah ilustrasi, sebuah bola yang dilepaskan kesebuah jalan lurus dengan kecepatan konstan, bola akan berhenti setelah menempuh jarak tertentu, berarti ada gaya yenga menghentikan bola tersebut. Selanjutnya, siswa diminta untuk mencari apa penyebab benda tadi berhenti.

Dari ilustrasi tersebut di atas, maka siswa diminta sudah diminta untuk melakukan proses inkuiri, dari kegiatan di atas maka guru mengharapkan siswa untuk bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi kemudian siswa melakukan kegiatan, mencari jawaban, memproses data secara logis, sampai akhirnya siswa mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena tersebut bisa terjadi.

Pada penerapan model pembelajaan inkuiri pada siklus pertama ini, peneliti masih mengalami banyak kesulitan hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pengetahuan awal siswa. Kemudian, ditambah lagi dengan rendahnya minat dan motivasi belajar siswa. Hal inilah yang perlu dibenahi oleh peneliti untuk siklus yang selanjutnya, bagiamana meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.


(3)

Berdasarkan tes hasil belajar yang dilakukan belum memberikan hasil yang memuaskan. Ini ditandai dengan penguasan siswa masih dibawah standar nilai yang ditetapkan. Sebanyak 75% siswa memiliki hasil belajar di bawah rata-rata. Hasil belajar siswa pada siklus pertama sub pokok ini dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Belajar fisika Sub Pokok Bahasan Gaya Gesekan

Rentang Nilai f Persentase (%) 0 – 17

18 – 35 36 – 52 53 – 70 71 – 88 89 - 100

2 6 10 12 6 4

5 % 15 % 25 % 30 % 15 % 10 %

J umlah 40 100 %

Dari tabel di atas, terlihat bahwa 25% saja siswa yang memiliki skor hasil belajar 71 ke atas, dengan demikian masih 75% siswa yang belum tuntas belajar dari skor 71 batas syarat ketuntasan dalam belajar. Melihat hasil ini, maka penelitian perlu dilanjutkan lagi pada silkus yang selanjutnya.

b) Refleksi

Pada siklus pertama program pembelajaran belum ada perubahan cara belajar siswa. Siswa masih terbawa dengan metode


(4)

pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru. Sebagian besar siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pada siklus pertama masih dijumpai beberapa kendala, seperti siswa memiliki pengetahuan awal yang rendah tentang materi yang akan dipelajari. Selanjutnya ketidaktahuan siswa tentang materi tersebut, untuk apa dipelajari dan apa fungsinya nanti. Selain itu juga kendala yang ditemui di lapangan berkaitan dengan metode pembelajaran yang diterapkan, yaitu tidak semuanya siswa mampu berinkuiri.

Berdasarkan kendala yang ditemukan pada siklus pertama tersebut di atas, guru sebagai peneliti melanjutkan tindakan pada siklus yang kedua. Dengan demikian untuk melanjukan penelitian pada siklus kedua perlu diperbaiki kendala-kendala pada siklus pertama meliputi: a) sebelum memasuki pokok bahasan baru, terlebih dahulu guru harus mengingatkan kembali materi prasyarat untuk mempelajari materi baru tersebut. Jika diperlukan, guru harus mengulas sedikit materi prasyarat tersebut secara garis besarnya. b) memotivasi belajar siswa, dengan jalan menjelaskan kepada siswa apa manfaat konsep yang akan dipelajari terutama dalam kehidupan sehari-hari, dan c) guru memabagi siswa menjadi berkelompok-kelompok dengan kemampuan siswa dalam satu kelompok tersebut tidak sama. Pembagian kelompok harus didasarkan atas tingkat kemampuan


(5)

siswa. Siswa dengan kemampuan tinggi tidak dibiarkan untuk digabungkan menjadi satu kelompok. Hal ini dibutuhkan agar siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi dapat dijadikan tutor bagi teman-temannya nantinya dalam kelompok masing-masing, d) pelaksanaan tindakan tidak hanya dilaksanakan di ruangan kelas, tetapi memanfaatkan segala jenis sumber belajar yang tersedia di sekolah termasuk media grafis, kemudian data-data dokumentasi, e) alat peraga dan peralatan laboratorium sangat diperlukan untuk memperlancar proses inkuiri.

2. Siklus Kedua

Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus pertama, maka kendala-kendalah yang ditemukan pada siklus pertama hasrus diperbaiki, agar pembelajaran yang dilakukan memberikan hasil belajar yang maksimal.

a) Analisis

Pada sikulus kedua ini permasalahan yang diangkat masih sama, yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri.


(6)

Di siklus kedua, pembelajaran banyak diawalai kepada peningkatan kemampuan awal siswa. Materi yang akan dibahas adalah tentang hukum Newton tentang Gravitas. Materi pelajaran ini Guru banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan topik yang dibahas. Selanjutnya guru menjelaskan terlebih dahulu secara singkat pokok-pokok materi yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Untuk tahap menjajaki tingkat pengetahuan awal siswa, guru melontarkan berbagai pertanyaan relevan dengan topik yang akan dibahas. Jika siswa mampu menjawab pertanyaan, guru tidak perlu lagi mengingatkan materi tersebut dan jika siswa tidak mampu menjawabnya, guru harus melakukan pengulangan sedikit tentang materi tersebut.

Gambaran pelaksanaan pembelajaran siklus kedua ini dapat dilihat pada uraian berikut ini. A) Kegiatan Awal, yaitu dengan melakukan apersepsi berupa topik yang sudah diberikan atau berkaitan dengan topik yang akan dibahas. B) Kegiatan inti, merupakan kegiatan inti pembelajaran. Pada fase hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Segala kegiatan pembelajaran diserahkan kepada siswa, guru hanya mengendalikan saja. Melalui tindakan ini, guru akan lebih mudah memantau perkembangan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan mereka dalam belajar, peningkatan minat dan motivasi belajar. Kemampuan siswa dalam berinkuiri untuk


(7)

memecahkan permasalahan yang dibebankan kepadnya merupakan indikator bahwa siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang dibebankan kepadanya. Pada fase ini, siswa dituntut untuk mampu memberikan jawaban berupa kesimpulan hasil inkuiri. Dalam merumuskan kesimpulan dibantu oleh guru bidang studi agar tidak terjadi miskonsepsi dalam pemikiran siswa. Sebab hasil inkuiri yang diperoleh oleh siswa merupakan pengetahuan baru yang diperoleh oleh siswa dan bertahan dalam memeori jangka panjangnya. C) Kegiatan Penutup, guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah mampu menguasai beban belajar yang telah ditetapkan. Evaluasi dilakukan secara tertulis dengan model soal berupa essay test.

Setelah selesai kegiatan pembelajaran selama 3 kali pertemuan, dilakukan evaluasi terhadap keefektifan model pembelajaran latihan inkuiri terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa. Hasil belajar siswa untuk siklus kedua ini dapat dilihat seperti Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Hasil Belajar fisika Sub Pokok Bahasan Hukum Gravitasi Newton

Rentang Nilai F Persentase (%) 0 – 17

18 – 35 36 – 52 53 – 70 71 – 88

-1 2 10 20

0 % 2,5% 5 % 25 % 50 %


(8)

89 – 100 7 17,5% J umlah 40 100,0%

Dari tabel di atas, terlihat bahwa 67,5% siswa yang memiliki skor hasil belajar 71 ke atas, dengan demikian masih 37,5% lagi siswa belum tuntas belajar. Artinya pembelajaran belum memenuhi kriteria keberhasilan seperti yang sudah ditetapkan. Dengan demikian penelitian masih perlu dilanjutkan kembali pada siklus ketiga.

b) Refleksi

Pada siklus kedua, nampak perubahan dalam aktivitas belajar siswa. Jika pada siklus pertama kebanyakan siswa pasif mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada siklus ini, siswa mulai menampakkan keaktifan dalam belajar, ditandai dengan aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung baik didalam kelas maupun dalam laboratorium. Teknik yang dikembangkan pada siklus kedua mampu untuk meningkatkan kemampuan belajar fisika siswa. Latihan inkuiri membuat siswa merasa tertarik dalam empelajari ilmu-ilmu fisika. Sebab dengan berinkuiri, pembelajaran yang diperolehnya nyata. Bukan seperti selama ini, bahwa belajar fisika seperti belajar menghayal saja. Tetapi dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri siswa mersakan sesuatu yang berbeda dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. Proses


(9)

memperoleh pengetahuan menjadi lebih bermakna bagi siswa, sehingga dengan demikian ilmu yang diperoleh dapat bertahan cukup lama dalam memori jangka panjang siswa. Melalui model pembelajaran ini, siswa menemukan kebermaknaan dalam belajar.

Memperhatikan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus kedua, walaupun terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap hasil belajar siswa, kriteria ketuntasan hasil belajar siswa belum sepenuhnya tercapai. Dari tabel 3 terlihat bahwa 37,5% siswa masih memperoleh hasil belajar dibawah standar. Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus ini, penelitian masih harus dilanjutkan kembali pada siklus ketiga. Pada siklus ini diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sangat signifikan, sehingga membuktikan bahwa model pembelajaran latihan inkuiri terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

2. Siklus Ketiga

Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus kedua, maka langkah yang perlu diperbaiki pada siklus ketiga adalah lebih mengaktifkan kembali siswa dalam belajar. Perubahan pola pembelajaran pada siklus kedua tidak dilakukan, yaitu tetap dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran latihan inkuiri.


(10)

Siklus ketiga ini dilaksanakan pada bulan September 2006. Pelaksanaan tindakan diterapkan sebanyak 4 kali pertemuan, dengan permasalahan yang diangkat masih sama dengan siklus kedua yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri..

Di siklus ketiga, beberapa hal yang mendapatkan perhatian guru meliputi: (1) guru mengupayakan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, (2) dalam menyusun pertanyaan, guru harus menggunakan bahasa yang mudah untuk difahami oleh siswa,

Materi pelajaran yang dibahas pada siklus ketiga ini dalah gaya pegas. Materi dimulai dari konsep elastisitas. Guru memulai pelajaran dengan memberikan suatu bahan diskusi yaitu, ada tiga buah bola terbuat dari bahan yang berbeda. Bola tersebut terbuat dari bahan karet, besi dan tanah lia. Jika, ketiga bola tersebut ditekan dengan cara yang sama, apa yang terjadi dengan bola tersebut? Bagaimana bentuk bola sebelum ditekan, saat ditekan dan sesddah ditekan?. Pada fase ini, guru memberikan waktu kepada siswa untuk berfikir sejenak tentang permasalahan yang baru dilontarkan. Dari ilustrasi tersebut, siswa dapat menyimpulkan tentang konsep elastisitas.

Gambaran pelaksanaan pembelajaran siklus ketiga ini tidak berbeda dengan proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus kedua. Adapun proses pembelajaran dapat dilihat pada uraian berikut


(11)

ini. A) Kegiatan Awal, yaitu dengan melakukan apersepsi berupa topik yang sudah diberikan atau berkaitan dengan topik yang akan dibahas. B) Kegiatan inti, merupakan kegiatan inti pembelajaran. Langkah pembelajaran tetap sama sepeti yang dilakukan pada siklus kedua. C) Kegiatan Penutup, guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah mampu menguasai beban belajar yang telah ditetapkan.

Setelah selesai kegiatan pembelajaran selama 4 kali pertemuan, dilakukan evaluasi. Hasil belajar siswa untuk siklus ini dapat dilihat seperti Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Hasil Belajar Fisika Sub Pokok Bahasan Gaya Pegas

Rentang Nilai F Persentase (%) 0 – 17

18 – 35 36 – 52 53 – 70 71 – 88 89 – 100

-1 2 4 26

7

0 % 2,5% 5 % 10 % 65 % 17,5% J umlah 40 100,0%


(12)

Dari tabel di atas, terlihat bahwa 82,5% siswa telah mencapai skor hasil belajar 71 ke atas, dengan demikian hanya 17,5% saja siswa belum tuntas belajar. Berdasarkan perolehan hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus ketiga ini, bahwa program pembelajaran yang dikembangkan telah berhasil meningkatkan hasil belajar fisika. Dengan demikian, terbukti bahwa model pembelajaran latihan inkuiri efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Refleksi

Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus ketiga ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan siklus pertama dan siklus kedua. Hal ini disebabkan berbedanya aktivitas belajar siswa pada siklus pertama, kedua dan ketiga. Peningkatan aktivitas belajar ini disebabkan karena siswa menemukan kebermaknaan dalam belajar.

Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan dan hasil yang sudah dicapai, maka pembelajaran dianggap sudah tuntas dan penelitian tidak lagi dilanjutkan pada siklus yang keempat.

B. Pembahasan

Model pembelajaran latihan inkuiri termasuk ke dalam rumpun prinsip pembelajaran pengolahan informasi, yaitu model pembelajaran yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani


(13)

rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, dan mencoba mencari solusinya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Model pembelajaran seperti ini berhubungan dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dan menekankan pada produktivitas berpikir.

Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiti bisa difahami. Sebab model pembelajaran latihan inkuiri ini siswa diajarkan untuk bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi kemudian siswa melakukan kegiatan, mencari jawaban, memproses data secara logis, sampai akhirnya siswa mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa terjadi (Schuman dalam Indrawati, 1999). Kemudian bahwa model pembelajaran ini menuntut guru untuk melibatkan siswa untuk memulai inkuiri sedapat mungkin. Peran guru adalah menyeleksi atau menciptakan situasi masalah. Mewasiti prosedur inkuiri, memberikan respon terhadap inkuiri yang ditunjukkan siswa, membantu siswa memulai inkuiri, dan memfasilitasi diskusi siswa. Jadi terlihat bahwa guru dalam model pembelajaran ini bukan satu-satunya sumber pelajaran. Gruru hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Pembelajaran bukan berupa transfer ilmu dari guru ke siswa, tanpa siswa di ajak untuk berpikir apa, mengapa dan bagaimana sebuah fenomena dapat


(14)

terjadi. Hal inilah yang menyebabkan sisa menemukan kebermaknaan dalam belajar

Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Schlener dalam Joyce dan Weil (1986) menyimpulkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir, kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam menganalisis dan memperoleh informasi. Selanjutnya bahwa hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (1999) yang mengemukakan bahwa keberhasilan menemukan sendiri dapat menimbulkan rasa puas dan gembira pada diri siswa yang akhirnya menimbulkan rasa ingin belajar sendiri dan menimbulkan daya kreativitas siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa penggunaan model pembelajaran latihan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Hal-hal lain yang turut meningkat selain peningkatan hasil belajar ini meliputi: (1) dampak penyerta dari kegiatan berinkuiri ialah mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi, (2) perkembangan berpikir kreatif siswa lebih terlatih dalam menghasilkan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi dalam berinkuiri, (3) secara aktif siswa telah terlibat dalam menentukan struktur pengetahuan yang baru.


(1)

memperoleh pengetahuan menjadi lebih bermakna bagi siswa, sehingga dengan demikian ilmu yang diperoleh dapat bertahan cukup lama dalam memori jangka panjang siswa. Melalui model pembelajaran ini, siswa menemukan kebermaknaan dalam belajar.

Memperhatikan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus kedua, walaupun terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap hasil belajar siswa, kriteria ketuntasan hasil belajar siswa belum sepenuhnya tercapai. Dari tabel 3 terlihat bahwa 37,5% siswa masih memperoleh hasil belajar dibawah standar. Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus ini, penelitian masih harus dilanjutkan kembali pada siklus ketiga. Pada siklus ini diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sangat signifikan, sehingga membuktikan bahwa model pembelajaran latihan inkuiri terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

2. Siklus Ketiga

Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus kedua, maka langkah yang perlu diperbaiki pada siklus ketiga adalah lebih mengaktifkan kembali siswa dalam belajar. Perubahan pola pembelajaran pada siklus kedua tidak dilakukan, yaitu tetap dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran latihan inkuiri.


(2)

Siklus ketiga ini dilaksanakan pada bulan September 2006. Pelaksanaan tindakan diterapkan sebanyak 4 kali pertemuan, dengan permasalahan yang diangkat masih sama dengan siklus kedua yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri..

Di siklus ketiga, beberapa hal yang mendapatkan perhatian guru meliputi: (1) guru mengupayakan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, (2) dalam menyusun pertanyaan, guru harus menggunakan bahasa yang mudah untuk difahami oleh siswa,

Materi pelajaran yang dibahas pada siklus ketiga ini dalah gaya pegas. Materi dimulai dari konsep elastisitas. Guru memulai pelajaran dengan memberikan suatu bahan diskusi yaitu, ada tiga buah bola terbuat dari bahan yang berbeda. Bola tersebut terbuat dari bahan karet, besi dan tanah lia. Jika, ketiga bola tersebut ditekan dengan cara yang sama, apa yang terjadi dengan bola tersebut? Bagaimana bentuk bola sebelum ditekan, saat ditekan dan sesddah ditekan?. Pada fase ini, guru memberikan waktu kepada siswa untuk berfikir sejenak tentang permasalahan yang baru dilontarkan. Dari ilustrasi tersebut, siswa dapat menyimpulkan tentang konsep elastisitas.

Gambaran pelaksanaan pembelajaran siklus ketiga ini tidak berbeda dengan proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus kedua. Adapun proses pembelajaran dapat dilihat pada uraian berikut


(3)

ini. A) Kegiatan Awal, yaitu dengan melakukan apersepsi berupa topik yang sudah diberikan atau berkaitan dengan topik yang akan dibahas. B) Kegiatan inti, merupakan kegiatan inti pembelajaran. Langkah pembelajaran tetap sama sepeti yang dilakukan pada siklus kedua. C) Kegiatan Penutup, guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah mampu menguasai beban belajar yang telah ditetapkan.

Setelah selesai kegiatan pembelajaran selama 4 kali pertemuan, dilakukan evaluasi. Hasil belajar siswa untuk siklus ini dapat dilihat seperti Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Hasil Belajar Fisika Sub Pokok Bahasan Gaya Pegas

Rentang Nilai F Persentase (%)

0 – 17 18 – 35 36 – 52 53 – 70 71 – 88 89 – 100

-1 2 4 26

7

0 % 2,5% 5 % 10 % 65 % 17,5%


(4)

Dari tabel di atas, terlihat bahwa 82,5% siswa telah mencapai skor hasil belajar 71 ke atas, dengan demikian hanya 17,5% saja siswa belum tuntas belajar. Berdasarkan perolehan hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus ketiga ini, bahwa program pembelajaran yang dikembangkan telah berhasil meningkatkan hasil belajar fisika. Dengan demikian, terbukti bahwa model pembelajaran latihan inkuiri efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Refleksi

Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus ketiga ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan siklus pertama dan siklus kedua. Hal ini disebabkan berbedanya aktivitas belajar siswa pada siklus pertama, kedua dan ketiga. Peningkatan aktivitas belajar ini disebabkan karena siswa menemukan kebermaknaan dalam belajar.

Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan dan hasil yang sudah dicapai, maka pembelajaran dianggap sudah tuntas dan penelitian tidak lagi dilanjutkan pada siklus yang keempat.

B. Pembahasan

Model pembelajaran latihan inkuiri termasuk ke dalam rumpun prinsip pembelajaran pengolahan informasi, yaitu model pembelajaran yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani


(5)

rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, dan mencoba mencari solusinya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Model pembelajaran seperti ini berhubungan dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dan menekankan pada produktivitas berpikir.

Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiti bisa difahami. Sebab model pembelajaran latihan inkuiri ini siswa diajarkan untuk bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi kemudian siswa melakukan kegiatan, mencari jawaban, memproses data secara logis, sampai akhirnya siswa mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa terjadi (Schuman dalam Indrawati, 1999). Kemudian bahwa model pembelajaran ini menuntut guru untuk melibatkan siswa untuk memulai inkuiri sedapat mungkin. Peran guru adalah menyeleksi atau menciptakan situasi masalah. Mewasiti prosedur inkuiri, memberikan respon terhadap inkuiri yang ditunjukkan siswa, membantu siswa memulai inkuiri, dan memfasilitasi diskusi siswa. Jadi terlihat bahwa guru dalam model pembelajaran ini bukan satu-satunya sumber pelajaran. Gruru hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Pembelajaran bukan berupa transfer ilmu dari guru ke siswa, tanpa siswa di ajak untuk berpikir apa, mengapa dan bagaimana sebuah fenomena dapat


(6)

terjadi. Hal inilah yang menyebabkan sisa menemukan kebermaknaan dalam belajar

Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Schlener dalam Joyce dan Weil (1986) menyimpulkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir, kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam menganalisis dan memperoleh informasi. Selanjutnya bahwa hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (1999) yang mengemukakan bahwa keberhasilan menemukan sendiri dapat menimbulkan rasa puas dan gembira pada diri siswa yang akhirnya menimbulkan rasa ingin belajar sendiri dan menimbulkan daya kreativitas siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa penggunaan model pembelajaran latihan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Hal-hal lain yang turut meningkat selain peningkatan hasil belajar ini meliputi: (1) dampak penyerta dari kegiatan berinkuiri ialah mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi, (2) perkembangan berpikir kreatif siswa lebih terlatih dalam menghasilkan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi dalam berinkuiri, (3) secara aktif siswa telah terlibat dalam menentukan struktur pengetahuan yang baru.