siswa. Siswa dengan kemampuan tinggi tidak dibiarkan untuk digabungkan menjadi satu kelompok. Hal ini dibutuhkan agar siswa
yang memiliki kemampuan lebih tinggi dapat dijadikan tutor bagi teman-temannya nantinya dalam kelompok masing-masing, d
pelaksanaan tindakan tidak hanya dilaksanakan di ruangan kelas, tetapi memanfaatkan segala jenis sumber belajar yang tersedia di
sekolah termasuk media grafis, kemudian data-data dokumentasi, e alat peraga dan peralatan laboratorium sangat diperlukan untuk
memperlancar proses inkuiri.
2. Siklus Kedua
Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus pertama, maka kendala-kendalah yang ditemukan pada siklus pertama hasrus
diperbaiki, agar pembelajaran yang dilakukan memberikan hasil belajar yang maksimal.
a Analisis
Pada sikulus kedua ini permasalahan yang diangkat masih sama, yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri. 38
Di siklus kedua, pembelajaran banyak diawalai kepada peningkatan kemampuan awal siswa. Materi yang akan dibahas adalah
tentang hukum Newton tentang Gravitas. Materi pelajaran ini Guru banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan topik
yang dibahas. Selanjutnya guru menjelaskan terlebih dahulu secara singkat pokok-pokok materi yang harus dikuasai oleh siswa setelah
mengikuti program pembelajaran. Untuk tahap menjajaki tingkat pengetahuan awal siswa, guru melontarkan berbagai pertanyaan
relevan dengan topik yang akan dibahas. Jika siswa mampu menjawab pertanyaan, guru tidak perlu lagi mengingatkan materi tersebut dan jika
siswa tidak mampu menjawabnya, guru harus melakukan pengulangan sedikit tentang materi tersebut.
Gambaran pelaksanaan pembelajaran siklus kedua ini dapat dilihat pada uraian berikut ini. A Kegiatan Awal, yaitu dengan
melakukan apersepsi berupa topik yang sudah diberikan atau berkaitan dengan topik yang akan dibahas. B Kegiatan inti, merupakan kegiatan
inti pembelajaran. Pada fase hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Segala kegiatan pembelajaran diserahkan kepada
siswa, guru hanya mengendalikan saja. Melalui tindakan ini, guru akan lebih mudah memantau perkembangan belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari keaktifan mereka dalam belajar, peningkatan minat dan motivasi belajar. Kemampuan siswa dalam berinkuiri untuk
memecahkan permasalahan yang dibebankan kepadnya merupakan indikator bahwa siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang
dibebankan kepadanya. Pada fase ini, siswa dituntut untuk mampu memberikan jawaban berupa kesimpulan hasil inkuiri. Dalam
merumuskan kesimpulan dibantu oleh guru bidang studi agar tidak terjadi miskonsepsi dalam pemikiran siswa. Sebab hasil inkuiri yang
diperoleh oleh siswa merupakan pengetahuan baru yang diperoleh oleh siswa dan bertahan dalam memeori jangka panjangnya. C
Kegiatan Penutup, guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah mampu menguasai beban belajar yang telah
ditetapkan. Evaluasi dilakukan secara tertulis dengan model soal berupa essay test.
Setelah selesai kegiatan pembelajaran selama 3 kali pertemuan, dilakukan evaluasi terhadap keefektifan model pembelajaran latihan
inkuiri terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa. Hasil belajar siswa untuk siklus kedua ini dapat dilihat seperti Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Hasil Belajar fisika Sub Pokok Bahasan Hukum Gravitasi Newton
Rentang Nilai F
Persentase 0 – 17
18 – 35 36 – 52
53 – 70 71 – 88
- 1
2 10
20 2,5
5 25
50 40
89 – 100 7
17,5 J umlah
40 100,0
Dari tabel di atas, terlihat bahwa 67,5 siswa yang memiliki skor hasil belajar 71 ke atas, dengan demikian masih 37,5 lagi siswa
belum tuntas belajar. Artinya pembelajaran belum memenuhi kriteria keberhasilan seperti yang sudah ditetapkan. Dengan demikian
penelitian masih perlu dilanjutkan kembali pada siklus ketiga.
b Refleksi
Pada siklus kedua, nampak perubahan dalam aktivitas belajar siswa. Jika pada siklus pertama kebanyakan siswa pasif mengikuti
kegiatan pembelajaran. Pada siklus ini, siswa mulai menampakkan keaktifan dalam belajar, ditandai dengan aktifitas siswa selama
kegiatan berlangsung baik didalam kelas maupun dalam laboratorium. Teknik yang dikembangkan pada siklus kedua mampu untuk
meningkatkan kemampuan belajar fisika siswa. Latihan inkuiri membuat siswa merasa tertarik dalam empelajari ilmu-ilmu fisika.
Sebab dengan berinkuiri, pembelajaran yang diperolehnya nyata. Bukan seperti selama ini, bahwa belajar fisika seperti belajar
menghayal saja. Tetapi dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri siswa mersakan sesuatu yang berbeda dengan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. Proses 41
memperoleh pengetahuan menjadi lebih bermakna bagi siswa, sehingga dengan demikian ilmu yang diperoleh dapat bertahan cukup
lama dalam memori jangka panjang siswa. Melalui model pembelajaran ini, siswa menemukan kebermaknaan dalam belajar.
Memperhatikan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus kedua, walaupun terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap
hasil belajar siswa, kriteria ketuntasan hasil belajar siswa belum sepenuhnya tercapai. Dari tabel 3 terlihat bahwa 37,5 siswa masih
memperoleh hasil belajar dibawah standar. Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus ini, penelitian masih harus dilanjutkan kembali
pada siklus ketiga. Pada siklus ini diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sangat signifikan, sehingga membuktikan bahwa
model pembelajaran latihan inkuiri terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
2. Siklus Ketiga