STUDI DESKRIPTIF KINERJA DI MASING-MASING BAGIAN DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

(1)

STUDI DESKRIPTIF KINERJA DI MASING-MASING BAGIAN DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA

BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1

Jurusan Adminitrasi Pendidikan

Oleh :

RATU SANNY ARIYANI 0806865

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ratu sanny ariyani , 2013

Studi deskriptif kinerja di masing masing bagian di lembaha penjaminan mutu pendidikan

STUDI DESKRIPTIF KINERJA DI MASING-MASING BAGIAN DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA

BARAT

Oleh

Ratu Sanny Ariyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ratu Sanny Ariyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI DESKRIPTIF KINERJA DI MASING-MASING BAGIAN DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA

BARAT

Oleh

RATU SANNY ARIYANI 0806865

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing: Pembimbing I

Dra. Yati Siti Mulyati, M.Pd NIP. 19520929 198403 2 001

Pembimbing II

Drs. Sururi, M.Pd NIP. 19701109 198202 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan


(4)

Ratu sanny ariyani , 2013

Studi deskriptif kinerja di masing masing bagian di lembaha penjaminan mutu pendidikan

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001


(5)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Kinerja Di Masing-Masing Bagian Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat”. Latar belakang penelitian ini yaitu : Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia mempunyai tugas untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Kaitannya dengan sumber daya manusia kinerja menjadi unsur yang tidak dapat dilepaskan dalam sebuah organisasi agar manusia dapat menjalankan tugas dan fungsinya. Kualitas kinerja merupakan salah satu yang menentukan keberhasilan pencapaian kineja organisasi.

Penelitian ini memfokuskan tentang : 1) Bagaimana kinerja di masing-masing bagian, 2) Apa faktor-faktor yang menghambat dalam upaya meningkatkan kinerja lembaga, 3) Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja lembaga.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber Data yang digunakan yaitu: Kepala LPMP, Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Seksi, dan Pegawai.

Berdasarkan hasil penelitian, 1) Kinerja di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat sudah memenuhi standar. 2) faktor yang menjadi penghambat kinerja adalah kurangnya SDM dan kurangnya koordinasi antara pegawai karena program yang dilaksanakan antara seksi satu dan seksi lainnya secara bersamaan. 3) upaya yang dilakukan pimpinan yang mempunyai wewenang untuk meningkatkan kinerja pegawai berjalan dengan cukup baik. Hal tersebut dilihat dalam melakukan program-program yang terkait dalam upaya peningkatan kinerja pegawai. Program-program tersebut dilakukan secara terus menerus upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja pegawai di LPMP Provinsi Jawa Barat. Ada beberapa program yang diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai, yaitu : a) Program khusus, program ini diterapkan untuk pegawai dalam menegakkan disiplin waktu, b) Program umum, yaitu melakukan outsourching (alih daya) upaya pembinaan dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja di LPMP Jawa Barat sudah memenuhi standar, karena kinerjanya sudah cukup baik dalam melakukan tupoksi yang sesuai.


(6)

ABSTRACT

The title of the study is "Descriptive Study of Performance of Each Part In The Education Quality Assurance Agency of West Java Province".The background of this research are: human resource management (HRM) is part of organizational management that focuses on the human resource element.Human resource management has a duty to properly manage the human element in order to obtain a satisfied workforce will work.Connection with the performance of human resources becomes an element that can not be released in an organization so that people can carry out their duties and functions.Quality performance is one that determines the success of the organization's databases must address satisfying achievement.

This study focuses on: 1) How is the performance on each section, 2) What are the factors that hinder efforts to improve agency performance, 3) efforts to improve agency performance.

The method used in this research is descriptive method with qualitative approach.Data collection techniques researchers used interviews, observation, and documentation.Data sources used were: Chief LPMP, Head of Sub-Division General, Head of Section, and Employees.

Based on the study, 1) Performance in Education Quality Assurance Agency (LPMP) West Java Province to meet the standard.2) factors that become an obstacle to performance is the lack of human resources and lack of coordination among the employees because the program implemented between one section and another section simultaneously.3) efforts made leader has the authority to increase employee performance quite well.This is seen in the conduct programs related to improving employee performance.These programs are conducted continuously attempt to improve the performance of employees in LPMP West Java Province.There are several programs were implemented in an effort to improve employee performance, namely: a) a special program, the program is applied to employees in the discipline of time, b) the general program of conducting outsourcing (outsourcing) development efforts in improving employee performance.

Based on these results it can be concluded that the performance in West Java LPMP meet the standard, because its performance is quite good at doing tupoksi accordingly.


(7)

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA MUTIARA

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokusan Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Anggapan Dasar ... 10

F. Struktur Organisasi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 15

1. Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia ... 15

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 15

b. Tujuan dan Kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 18

2. Konsep Dasar Kualitas Kinerja ... 20

a. Pengertian Kualitas Kerja ... 20

3. Konsep Dasar Kinerja Pegawai ... 21

a. Pengertian Kinerja Pegawai ... 21

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ... 23


(8)

Ratu sanny ariyani , 2013

Studi deskriptif kinerja di masing masing bagian di lembaha penjaminan mutu pendidikan

e. Karekteristik Kinerja... 30

f. Sasaran Kinerja... 32

g. Standar Kinerja ... 34

h.Upaya Meningkatkan Kinerja... 35

B. Paradigma Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 41

1. Lokasi Penelitian ... 41

2. Sumber Data ... 41

3. Sampel Peneliti atau Objek Studi... 42

B. Metode Penelitian Dan Pendekatan Penelitian... 44

1. Metode Penelitian... 44

2. Metode Deskriptif... 45

3. Pendekatan Kualitatif... 47

C.Definisi Operasional ... 49

1. Definisi Operasional ... 49

D.Instrument Penelitian ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Teknik Wawancara... 53

2. Teknik Observasi... 56

3. Teknik Dokumentasi... 57

4. Triangulasi... 58

F. Analisis Data... 60

1.Reduksi Data…... 61

2. Display/Penyajian Data ... 61

3. Kesimpulan/Verifikasi ... 62


(9)

2. Pengujian Transferabilitas... 64

3. Pengujian Dependability... 64

4. Pengujian Konfirmality... 65

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 66

A.Hasil Penelitian…… ... 66

1. Sejarah dan Profil Lembaga... 66

2. Tatanan Lembaga... 70

3. Kondisi Kepegawaian... 79

B. Hasil Temuan Penelitian ... 83

1. Kinerja di Masing-Masing Bagian.. …... 83

2. Faktor Yang Menghambat Kinerja ……….. ... 106

3. Upaya Lembaga Dalam Meningkatkan Kinerja Lembaga... 112

C.Pembahasan ... 115

1. Kinerja di Masing-Masing Bagian ... 115

2. Faktor Yang Menghambat Kinerja ………... 125

3. Upaya Lembaga Dalam Meningkatkan Kinerja Lembaga... 128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 131

A.Kesimpulan ... 131

B. Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 136 RIWAYAT HIDUP


(10)

Ratu sanny ariyani , 2013

Studi deskriptif kinerja di masing masing bagian di lembaha penjaminan mutu pendidikan

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Kepegawaian ... 79

Tabel 4.2 Golongan Pegawai ... 79

Tabel 4.3 Status Pendidikan ... 80

Tabel 4.4 Rekapitulasi Absensi Bulan Juli ... 81

Tabel 4.5 Rekapitulasi Absensi Bulan Agustus ... 81


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ...………. 38

Gambar 3.1 Letak Triangulasi ………...……….. 60

Gambar 3.2 Uji Keabsahan Data …...……….. 63


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi. Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaanya harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yan professional semuanya menjadi tidak bermakna (Tjutju Yuniarsih, 2008:62-63).

Sedangkan menurut Marihot (2005:3) mendifinisikan Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut:

Mendifinisikan MSDM dengan keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktivitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungan terhadap peningkatan efektivitas


(13)

organisasi dengan cara yang secara etis dan sosial dapat dipertanggungjawabkan. Aktivitas berarti melakukan berbagai kegiatan, misalnya melakukan perencanaan,pengorganisasian, penngawasan, pengarahan, analisis jabatan, rekuitmen, seleksi, orientasi, memotivasi, dan lain-lain.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia mempunyai tugas untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Kaitannya dengan sumber daya manusia kinerja menjadi unsur yang tidak dapat dilepaskan dalam sebuah organisasi agar manusia dapat menjalankan tugas dan fungsinya. Kualitas kinerja merupakan salah satu yang menentukan keberhasilan pencapaian kineja organisasi

Perhatian utama yang ada dalam suatu lembaga (organisasi) salah satunya adalah melindungi hak-hak individu. Nilai dan norma yang di terapkan dengan tepat dalam suatu organisasi salah satunya akan membuat pegawai tidak terbebani dengan aturan yang di buat lembaga tersebut pada akhirnya hak-hak pegwai akan merasa terlindungi dan para pegawaipun akan melaksanakan kewajibannya dengan baik. Jika pegawai dapat melaksanakan kewajiban dengan baik maka kinerja yang dimiliki pegawai akan lebih baik dan lebih berkualitas dari sebelumnya.

Dari pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia pada saat ini sudah menjadi tuntutan yang


(14)

dapat dijadikan sebagai salah satu kebijakan pembangunan, sebagaimana yang dituangkan dalam GBHN 1999:2004 (1999:28-29) bahwa :

Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktifoleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya.

Dengan adanya pernyataan di atas upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari organisasi secara keseluruhan. Dalam perwujudan manusia yang berkualitas, daya dukung organisasi diperlukan oleh pegawai dalam melakukan analisis terhadap tugas yang diberikan kepadanya.

Dalam undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dijelaskan bahwa ;

Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan, kemasyarakatan, dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur Negara khususnya pegawai negeri, karena itu dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional yakni nasional yakni mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyrakat yang harus menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata pada masyarkat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (penjelasan umum).

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh organisasi adalah rendahnya kualitas kinerja yang dimiliki pegawai misalnya kurangnya disiplin kerja, pegawai tidak menjalankan tupoksi secara baik dll.


(15)

Rendahnya kualitas kinerja baik individu maupun kelompok akan menghambat tercapainya tujuan suatu organisasi.

Dalam melaksanakan tugasnya seorang pegawai diharapkan dapat mencapai hasil yang berkualitas dalam pekerjaannya dan dapat mengembangkan serta bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini seperti yang diungkapkan menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) bahwa :

Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka kinerja pegawai bertujuan untuk meningkatkan produktivitas yang dilihat dari hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai pegawai dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi/lembaga.

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat di Lingkungan Kementrian Pendidikan Nasional. Sebagai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, LPMP bertujuan memberikan layanan yang terbaik dalam mutu pendidikan, sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, LPMP wajib menyampaikan laporan kepada Kementrian Penidikan Nasional melalui unit kerja terkait.


(16)

Adapun visi dan misi LPMP Jawa Barat adalah lembaga penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdepan di Indonesia yang berwawasan global. Sedangkan misinya adalah mengawal pelaksanaan mutu pendidikan sekolah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Memfasilitasi peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan provinsi Jawa Barat. Memfasilitasi peningkatan kinerja lembaga pendidikan dasar dan menengah di wilayah provinsi Jawa Barat. Melakukan pengkajian dan pengembangan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah.

Berdasarkan studi pendahuluan peneliti yang telah dilakuan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat di di Jalan Raya Batujajar Km.2 No.90 Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung yang memiliki 161 orang pegawai yang terdiri atas 2 kelompok yaitu tenaga struktural dan tenaga fungsional yang memiliki jabatan berbeda. Dari jabatan yang memiliki pegawai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat tentunya memiliki kualitas kinerja yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di LPMP Jawa Barat mempunyai tugas pokok melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan kesetaraan pendidikan dasar, dan menengah di Provinsi Jawa Barat. LPMP Jawa Barat mempunyai tugas pokok berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan


(17)

Nasional (Permendiknas) Nomer 7 Tahun 2007 serta di jabarkan lebih lanjut dengan Permendiknas Nomer 49 Tahun 2008.

LPMP sebagai lembaga yang ditugasi untuk melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan kesetaraan pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Barat. Dalam hal melaksanakan penjaminan mutu, LPMP tidak sedikit mendapatkan kendala, salah satunya kendala yang muncul mengenai kinerja pegawai yang merupakan suatu proses kinerja lembaga. Informasi yang didapat melalui wawancara terhadap beberapa pegawai di LPMP diantaranya seperti proses kinerja di LPMP yang masih kurang koordinasi karena banyaknya pegawai yang sedang melaksanakan dinas luar secara bersamaan.

Padahal, begitu penting proses kinerja, karena tanpa proses kinerja yang maksimal karena kurangnya SDM maka sulit bagi suatu organisasi termasuk instansi pemerintah untuk mencapai hasil yang optimal. Kualitas kinerja merupakan salah satu yang menentukan keberhasilan pencapaian kinerja organisasi. Dengan demikian, pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat, kualitas kinerja pegawai sangat penting untuk mencapai tujuannya.


(18)

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat dalam hal kualitas kinerja pegawai dapat mencapai hasil yang berkualitas dalam pekerjaannya serta mengembangkan dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya di suatu organisasi. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) merupukan refungsional dari lembaga Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Standar Kompetensi lulusan, standar isi, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, standar penilaian pendidikan.

Pencapaian kualitas kinerja dari LPMP khususnya terkait dengan tugas dan fungsi sebagaimana di sebutkan harus di ukur melalui suatu proses evaluasi untuk meningkatkan kualitas kinerja LPMP secara optimal. Hal ini mendorong adanya pelaksanaan proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi yang lebih profesional, objektif, jujur, transparan sebagai rangkaian dari pengawasaan, pembinaan, dan pemberdayaan LPMP dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sebagai hasil akhir.

Berdasarkan pemaham-pemahaman tersebut, maka penelti merasa tertarik untuk mengakaji hal-hal yang berkenaan dengan kualitas kinerja pegawai sebagai bahan penelitian, sehingga judul yang di angkat adalah “Studi Deskriptif Kinerja Di Masing-Masing Bagian Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat”


(19)

B. Fokus Masalah

Dari identifikasi diatas, dapat ditarik ruang lingkup pada penelitian yang memfokuskan pada kualitas kinerja pegawai di lingkungan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Ruang lingkup permasalahan yang ingin diteliti meliputi:

1. Bagaimana kinerja di masing-masing bagian di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat ?

2. Apa faktor-faktor yang menghambat dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja dimasing-masing bagian di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat ?

3. Upaya-Upaya untuk meningkatkan kinerja di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dikategorikan menjadi dua begaian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengungkapkan secara jelas serta mendapatkan informasi yang akurat mengenai Kinerja di Masing-Masing Bagian di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat


(20)

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh informasi mengenai kinerja di masing-masing bagian di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

b. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja di masing-masing bagian di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat. c. Untuk menganalisis upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja di

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

D. Manfaat / Signifikansi Penelitian a. Segi Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan kinerja ilmu Administrasi Pendidikan, terutama berkenaan dengan kinerja.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan pengembangan teori lebih lanjut yang berkenaan dengan kinerja . b. Segi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan masukan bagi lembaga yang bersangkutan terutama dalam hal kinerja.


(21)

E. Anggapan Dasar Penelitian / Asumsi

Anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti. Hal ini sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah UPI (2006:45) yang mengukapkan bahwa :

“Asumsi adalah titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan skripsi, tesis atau desertasi itu. Asumsi dapat berupa teori dan dapat pula pemikiran peneliti itu sendiri”.

Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan unsur yang paling dominan, karena manusia menjadi perencana, pelaksanaan dan penentu tercapainya tujuan organisasi (S.P. Hasibuan, 2001:23)

2. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. (Anwar Prabu Mangkunegara, 2000:67)

3. Kinerja adalah hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (Sedarmayanti, 2011:260)

4. Kinerja pegawai yang dilakukan dengan sangat baik tentunnya akan berpengaruh pula terhadap kesuksesan seseorag atau kelompok dalam mencapai tujuan organisasi.


(22)

F. Struktur Organisasi Skripsi

1. Judul

“STUDI DESKRIPTIF KINERJA DI MASING-MASING BAGIAN DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT”

2. Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah di setujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing : 1) Pembimbing 1 : Dra. Yati Siti Mulyati, M.Pd

NIP. 19520929 198403 2 001 2) Pembimbing II : Drs. Sururi, M.Pd

NIP. 19701109 198202 1 001

Serta telah diketahui oleh Bpk. Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan FIP – UPI.

3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah

Penulis telah menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi ini merupakan Karya Tulis Ilmiah asli karya penulis yang merupakan hasil pemikiran penulis dengan di bimbingan oleh dosen pembimbing. 4. Kata Pengantar

Berisi kalimat – kalimat pengantar dalam skipsi. 5. Ucapan Terima Kasih

Bentuk apresiasi yang setinggi-tingginya serta ungkapan rasa syukur kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.


(23)

6. Abstrak

Uraian singkat yang termuat dalam abstrak adalah : judul, hakikat penelitian, tujuan dilakukannya penelitian, metode penelitian yang dipakai dan teknik pengumpulan datanya, serta hasil temuan dan rekomendasi.

7. Daftar Isi

Memuat penyajian sistematika isi skripsi secara rinci agar bisa mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul bagian yang ingin dibaca.

8. Daftar Tabel

Menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel terakhir yang tercantum dalam skripsi.

9. Daftar Gambar

Menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang tercantum dalam skripsi.

10.Daftar Lampiran

Menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran terakhir yang tercantum dalam skripsi.


(24)

11.BAB I Pendahuluan

Berisi uraian tentang pendahuluan skripsi yang memuat : latar balakang penelitian, focus penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

12.BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran

Berisi konsep-konsep, teori – teori, hasil penelitian terdahulu yang relevan, yang merupakan landasan penelitian secara teoritik. Serta berisi kerangka fikir peneliti dalam melakukan penelitian.

13.BAB III Metode Penelitian

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian serta komponen – komponen penelitiannya. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

14.BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Memuat pengolahan atau analisis data beserta pembahasan dan analisis hasil temuan di lapangan dengan pemaparan data, dan pembahasan data.

15.BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(25)

16.Daftar Pustaka

Berisi daftar rujukan / referensi baik berupa buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi.

17.Lampiran


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian/ Objek Studi 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan, untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan atau fokus penelitian. Tempat ataupun wilayah yang akan dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah instansi yaitu: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat, yang beralamat di Jl. Raya Batujajar KM.2 No.90 Padalarang- Kab. Bandung Barat Telp. 022-6866152, Fax. 022-6864282 Website: http://www.lpmpjabar.go.id

2. Sumber Data

Pada penelitian kualitatif tidak mengenal istilah populasi, apalagi sampel. Populasi atau sampel pada pendekatan kualitatif lebih tepat disebut sumber data pada situasi sosial (Social Situation) tertentu

(Djam‟an Satori, 2007:2). Spradley (Sugiyono, 2011:297) mengatakan

bahwa Social situation atau situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.


(27)

Dalam penelitian ini, sumber data menggunakan sampel purposif (purposive sample) yang memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam (Nana Syaodih, 2007:101).

Maka data yang diperlukan untuk mengetahui bagaimanakah kualitas kinerja pegawai di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat adalah data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi maupun studi dokumentasi sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh.

Berdasarkan jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini, yang dijadikan partisipan oleh peneliti adalah sekelompok objek yang dijadikan sumber data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa manusia, benda-benda, dokumen-dokumen dan sebagainya. Dengan demikian berdasarkan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka yang menjadi sumber data adalah Kepala LPMP, Kasubbag Umum,Kepala Seksi dan Pegawai LPMP.

3. Sampel Peneliti atau Objek Studi

Konsep sample dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara representatif. Beberapa definisi sample menurut para ahli diantaranya :


(28)

Sugiyono (2005:91) menyatakan bahwa :

Sample adalah bagian dari jumlah karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sample ini dilakukan jika pada penelitian terdapat jumlah populasi yang besar dan memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun kriteria pengambilan sample ini haruslah benar-benar representatif, sehingga data yang diambil dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada.

Arikunto (Akdon dan Hadi, 2005:96) mengatakan „sample adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)‟. Sample penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Jadi berdasarkan uraian diatas peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik pengumpulan sample dengan cara non-probability sampling. Teknik non-non-probability sampling menurut

Ridwan (2008:61) yaitu, „teknik sampling yang tidak memberikan

kesempatan atau peluang pada setiap anggota populasi untuk

dijadikan sampel penelitian‟. Teknik non-probability sampling

yang digunakan adalah purposive sampling.

Menurut Ridwan (2008:63), purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan samplenya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu‟. Sample/objek yang menjadi sumber data adalah Kepala LPMP, Kasubbag Umum, Kepala Seksi dan Pegawai LPMP.


(29)

B. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Berdasarkan pada masalah yang diteliti, maka metode yang di pergunakan oleh penelitian ini adalah studi deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Adapun yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung.

Menurut sugiono (Naharoh, 2008:50) „metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu‟. Zuriah Nurul (2005:101) mengemukakan bahwa penggunaan pendekata kualitatif dalam pendidikan bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan penddikan berdasarkan apa yang terjadi dilapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untu menemu kenali kekurangan dan kelamahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya;

2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi dilapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami;

3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk dilakukan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kualitatif.


(30)

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui deskripsi umum tentang kualitas kinerja di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat, maka metode penelitian yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi terhadap responden atau orang kunci (Key Information)

2. Metode Deskriptif

Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian adalah upaya untuk mencari kebenaran secara ilmiah yang didasarkan pada data yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Disamping itu untuk memperoleh kebenaran ilmiah, metode penelitian juga merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian secara efektif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung. Moh. Ali (1985: 52) menjelaskan bahwa „metode penelitian deskriptif digunakan untuk upaya pemecahan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada


(31)

situasi sekarang‟. Sedangkan Nawawi Hadari (1993:63) menyatakan bahwa:

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasaran fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Metode ini tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi juga analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Oleh karena itu penelitian ini dapat diwujudkan juga sebagai usaha memecahkan masalah masalah dengan membandingkan persamaan dan perbedaan gejala, minilai gejala, menetapkan standar, menetapkan hubungan antara gejala-gejala yang ditemukan dan lain-lain. Metode deskriptif dapat digolongkan kedalam tiga bentuk, yaitu :

a. Survei (survei studies)

b. Studi hubungan (inter relationship studies) c. Studi perkembangan (developmental studies)

Adapun bentuk penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi hubungan dengan cara penelitian studi kasus (case studies). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif terhadap satu obyek tertentu, dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus.


(32)

3. Pendekatan Kualitatif

Pendekatan yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yakni pendekatan penelitian yang menjawab permasalahan penelitiannya, memerlukan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai obyek yang diteliti, untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan penelitian dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan.

Model kualitatif adalah motode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivesme, digunakan untuk meneliti apa kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengembalian sampel sumber data dilakukan secara purposif.

Bogdan dan Taylor (Moleong, Lexy J, 2009:5) mendefinisikan bahwa „metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati‟. Davis Williams (Moleong, Lexy J,2009:6) mengemukakan bahwa „penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti

secara alamiah‟. Denzin dan Lincoln (Moleong, Lexy J, 2009:5)

menyatakan bahwa „penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena


(33)

yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode

yang ada‟. Selanjutnya Moleong, Lexy J (2009:6) mensintesiskan

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. ,secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Menurut Miles dan Huberman (1994) kajian kualitatif

mempunyai kualiti „tidak dapat dinafikan‟ karena mempunyai

perkataan konkrit lebih dari satu dan dengan jelas lebih meyakinkan pembaca dari pada halaman-halaman bernombor.

Moleong, Lexy J (2009:8-13) mengemukakan terdapat 11 karekteristik dari penelitian kualitatif, yaitu:

a. Latar belakang ilmiah, yaitu penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar belakang ilmiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity).

b. Manusia sebagai alat (instrument), yaitu dalam penelitian kualitatif, penelitian sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data utama.

c. Metode kualitatif, yaitu menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.

d. Analisis data secara induktif, yaitu penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif.

e. Teori dari dasar (grounded theory), yaitu lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substantif yang berasal dari data. Dengan menggunakan analisis data secara induktif, berarti bahwa upaya pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan. Analisis ini lebih merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian dikelompok-kelompokkan jadi, penyususnan teori disini berasal dari bawah (grounded theory), yaitu dari sejumlah data yang banyak dikumpulkan dan data saling berhubungan.


(34)

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tertentu.

g. Lebih mementingkan proses dari pada hasil, yaitu penelitian kualitatif lebih mementingkan segi proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan lebih jelas apabila diamati dalam proses.

h. Adanya batas yang ditentukan fokus, yaitu penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.

i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, yaitu penelitian kualitatif meredefinisikan validitasi, reliabilitasi, dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.

j. Desain yang bersifat sementara, yaitu penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menuerus disesuaikan dengan kenyataan dilapangan.

k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama, yaitu penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interprestasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data.

C. Definisi Operasional

Studi Deskriptif adalah Studi (penelitian) yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

Kualitas adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap produk barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang memiliki kelebihan-kelebihan yang diperoleh memlalui proses dan perbaikan yang berkelanjutan.

Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai karyawan dalam melakukan tugas maupun peranan dalam organisasi.


(35)

Maka dapat ditarik kesimpulan kualitas kinerja adalah suatu wujud atau hasil kerja yang telah dilaksanakan seseorang dalam mencapai tujuan dengan mengerahkan kemampuannya agar dapat dicapai secara efektif dan efesien.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Meurut Suharsimi Arikunto (Zuriah Nurul, 2006:168) „menyusun instrumen bagi kegiatan peneliti merupakan langkah penting yang harus dipahami betul oleh peneliti.

Dalam penelitian kualitatif, tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitianlah yang menentukkan keseluruhan skenarionya. Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama dimana peneliti terjun secara langsung mengamati permasalahan yang diteliti. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.

Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, Nasution (1988) yang dikutip kembali oleh Sugiyono (2007:306) menyatakan bahwa :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian hipotesa yang digunakan, bahkan hasil yang


(36)

sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai instrumen peneliti serasi dengan penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus 3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen

berupa teks atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan

7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain dari pada yang lain, bahkan yang


(37)

bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun berupa pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman dokumentasi yang dijabarkan dari kisi-kisi penelitian, hal ini karena pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. (kisi-kisi penelitian dan butir-butir pedoman penelitian terlampir)

E. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan terpenting dari penelitian adalah pengumpulan data. Menurut Djam‟an Satori dan Aan Komariah (2009:103) “mengumpulkan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian”.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber, dan berbagai cara. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik wawancara, teknik observasi dan teknik dokumentasi.


(38)

1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti dan responden peneliti. Tanya jawab yang dilakukan bertujuan untuk mengambil keterangan, informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui proses komunikasi secara langsung dengan sumber-sumber data. Komunikasi yang dilakukan dalam bentuk dialog secara lisan atau sering disebut metode tanya jawab dengan sumber data penelitian.

Berg (Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2009:129) membatasi wawancara sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya tujuan untuk mengumpulkan informasi.

Sudjana (Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2009:130) wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee)

Esterberg (Sugiyono, 2005:72) „interview, a meeting of two

persons to exchange information and idea thourgh question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic. (Wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya


(39)

jawab, sehingga dapat dikontriksikan makna dalam suatu topik tertentu).

Esterberg (Sugiyono, 2005:73) mengumukakan beberapa macam wawancara yaitu :

a. Wawancara Terstruktur (Structured Interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpulan data telah menyiapkan instrumen peneliti berupa pertayaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.

b. Wawancara Semi Terstruktur (Semistructure Interview)

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam katagori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menentukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

c. Wawancara tidak Berstruktur (Unstructured Interview)

Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan


(40)

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Suatu wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi dimana sejumlah variable memainkan peran penting karena variabel tersebut dapat mempengaruhi dan menentukan hasil wawancara.

Lincoln and Guba (Sanapiah Faisal) dalam Sugiyono, (2011:322) mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu :

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan 2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi

bahan pembicaraan

3) Mengawali atau membuka alur wawancara 4) Melangsungkan alur wawancara

5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan 7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh.

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan teknik wawancara semi berstruktur sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Ini didasarkan pada instrumen dan metode penelitian yang dipakai oleh peneliti dimana data sangat tergantung pada pemahaman peneliti bukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dalam angket dalam menemukan data.


(41)

2. Teknik Observasi

Syaodin N (Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2009:105) menyatakan bahwa, observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegitan yang sedang berlangsung.

Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi beberapa macam, yaitu :

a. Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dalam observasi partisipatif ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

b. Observasi Terus Terang dan Tersamar

Dalam hal ini, peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal


(42)

peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.

c. Observasi Tidak Terstruktur.

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan teknik observasi terus terang dan tersamar sebagai pendukung teknik wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Ini didasarkan karena observasi yang dilakukan peneliti telah melalui perijinan terlebih dahulu serta terencana sehingga sumber data mengetahui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti namun peneliti juga akan memastikan atau mengecek apakah hasil wawancara itu benar adanya.

3. Studi Dokumentasi

Sugiyono (2007) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.


(43)

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat atau autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Dalam penelitian ini studi dokumen akan mendukung hasil dari wawancara dan observasi. Jadi ketiga teknik pengumpulan data ini akan saling melengkapi dan mendukung, oleh karena itu peneliti memakai teknik wawancara, observasi dan studi dokumen dalam pengumpulan data.

4. Triangulasi

Trigulasi, merupakan teknik pengumpulan data yang menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi dilakukan dengan cara mengecek pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Definisi „Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian‟. (Moloeng, 2004:330).

Sugiyono (2011:330) mengemukakan bahwa triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat


(44)

data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Menurut Patton (1987:331) langkah-langkah dalam triangulasi data adalah sebagai berikut :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan tekik yang sama.


(45)

Teknik triangulasi dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Letak Triangulasi F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian merupakan salah satu langkah yang penting dan sangat menentukan. Analisis data adalah rangkaian kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode atau tanda, dan mengkatagorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.

Analisis data adalah untuk mencari pola. Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Observasi

Studi Dokumentasi Wawancara


(46)

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data. Adapun tahapan analisis data selama proses dilangan bersamaan dengan pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Display/Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data atau menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan „yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif‟.


(47)

3. Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dibuat oleh peneliti apabila didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Ketiga tahapan kegiatan analisis ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan berlangsung secara kontinue selama penelitian dilakukan.

G. Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel, dan obyektif. Sugiyono (2007) menyebutkan bahwa Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi : Uji Credibility (Validityas internal), transferability (validitias eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas). Hal ini dapat terlihat dalam gambar berikut ini:


(48)

Gambar 3.2

Uji Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif Sumber : Sugiyono (2007)

1. Pengujian Kredibilitas

Uji kredibilitas data ini merupakan uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2007) ada bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data dalam penelitian kualitatif yaitu :

a. Perpanjangan pengamatan b. Peningkatan ketekunan c. Triangulasi

d. Diskusi dengan teman Uji Keabsahan

Data

Uji Kredibilitas Data

Uji Transferability

Uji Dependability


(49)

e. Analisis kasus negatif f. Member check

2. Pengujian Transferabilitas

Uji transferability menunjukan derajat ketepatan atau dapat tidaknya diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, supaya hasil penelitian ini dapat diterapkan pada konteks dan situasi lain, maka perlu dibuatnya laporan yang rinci, jelas, sitematis dan dapat dipercaya. (Sugiyono, 2007:367)

Sanafiah Faisal (1990) mengemukakan bahwa „bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam

apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka

laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas. 3. Pengujian Dependability

Uji dependability ialah pengujian reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. (Sugiyono, 2011:377)

Jadi dalam hal ini pengujian dependability ini untuk membuktikan bahwa hasil penelitian dapat ditemukan dengan hasil yang sama kembali oleh peneliti lainnya.


(50)

4. Pengujian Konfirmability

Pengujian konfirmability merupakan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiaannya dapat dilakukan secara bersamaan. (Sugiyono, 2011:377)

Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan penelitian dilapangan oleh peneliti. Keberlangsungan proses penelitian sebisa mungkin harus dapat dibuktikan oleh peneliti. Selanjutnya Sugiyono (2007) menyebutkan bahwa menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan, bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut memenuhi standar konfirmability.


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dikemukakan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Kesimpulan dan rekomendasi yang dikemukakan oleh peneliti sebagai hasil dari pembahasan data yang telah dilakukan. Adapun kesimpulan dan rekomendasi dari temuan penelitian dan pembahasan yang telah penulis paparkan sebelumnya adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kinerja Di Masing-Masing Bagian Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat

Dari pembahasan hasil penelitian, terlihat bahwa kinerja pegawai di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat sudah memenuhi standar yang diterapkan kepada berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomer 7 Tahun 2007 serta di jabarkan lebih lanjut dengan Permendiknas Nomer 49 Tahun 2008. Dilihat dari para pegawai yang sudah menjalankan tugas dan fungsi dengan cukup baik berdasarkan kepada aturan-aturan yang telah di tetapkan pemerintah maupun LPMP itu sendiri. Hal ini terlihat dari para pegawai yang melaksanakan tugas dan fungsi dengan memperhatikan kualitas.


(52)

2. Faktor Yang Menghambat Dan Cara Mengatasi Hambatan Tersebut Di dalam Pelaksanaan Kinerja Di Masing-Masing Bagian Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan dan analisis yang dilakukan terhadap kinerja pegawai di LPMP Provinsi Jawa Barat menghasilkan faktor-faktor penghambat dalam upaya peningkatan kinerja pegawai di LPMP Provinsi Jawa Barat. Dari pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi penghambat di dalam proses kinerja pegawai, yakni :

1. Berasal dari individu masing-masing seperti kejenuhan dalam bekerja 2. Banyaknya pegawai di LPMP yang sedang melaksanakan dinas luar

antara seksi satu dan seksi lainnya secara bersamaan sehingga sulitnya berkoordinasi dengan pegawai lainnya.

3. Kurangnya jumlah SDM yang diperlukan karena kegiatan program yang dilaksanakan secara bersamaan antara seksi satu dan seksi lainnya.

4. Masih adanya pegawai yang kompetensi atau penguasaan materi yang masih kurang mendalami.

Untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam proses kinerja pegawai sebaiknya para pegawai dapat berkoordinasi lebih intens dan memperbaiki komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait. Hal tersebut bertujuan agar proses kinerja pegawai berjalan secara efektif


(53)

meskipun sebagian besar para pegawai yang sedang melaksanakan dinas luar.

3. Upaya Lembaga Dalam Meningkatkan Kinerja di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat

Dari pembahasan penelitian, melihat bahwa upaya yang dilakukan pimpinan yang mempunyai wewenang untuk meningkatkan kinerja pegawai berjalan dengan cukup baik. Hal tersebut dilihat dalam melakukan program-program yang terkait dalam upaya peningkatan kinerja pegawai. Program-program tersebut dilakukan secara terus menerus upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja pegawai di LPMP Provinsi Jawa Barat. Ada beberapa program yang diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai, yaitu :

1) Program khusus, program ini diterapkan untuk pegawai dalam menegakkan disiplin waktu.

2) Program umum, yaitu melakukan outsourching (alih daya) upaya pembinaan dalam meningkatkan kinerja pegawai agar sesuai dengan kualifikasinya, bekerjasama dengan pihak lain yang terkait apabila kekurangan SDM dalam melaksanakan suatu kegiatan, dan mengadakan beasiswa untuk mengikuti tugas belajar (melanjutkan jenjang pendidikan seperti S1 ke S2).


(54)

baik antara pimpinan dengan pegawai sehingga organisasi dapat dicapai secara efektif yang ditandai dengan peningkatan kualitas kinerja pegawai, baik organisasi maupun individu.

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan temuan yang diperoleh penulis pada saat dan setelah melakukan penelitian mengenai “Kualitas Kinerja Pegawai”, terdapat beberapa saran mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi khususnya pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Rekomendasi tersebut diantaranya :

1) Dalam melaksanakan proses kinerja pegawai, reward dan punisment sangat diperlukan. Reward dan punisment tersebut hendaknya dapat diterapkan secara konsekuen dan konsisten agar peningkatan kualitas kinerja pegawai khususnya di LPMP Provinsi Jawa Barat dapat tercapai sesuai dengan tujuan organisasi/lembaga.

2) Diperlukannya adanya peningkatan kualitas kerja pegawai, selain diklat dapat dilakukan dengan cara lebih seringnya pimpinan dalam memberikan arahan-arahan kepada pegawai, agar pegawai merasa diperhatikan oleh pimpinan, selain itu dapat juga dilakukan penilaian-penilaian langsung dari pimpinan kepada pegawai, agar pegawai lebih termotivasi dalam meningkatkan kualitas kerja merka, diperlukan juga adanya perbaikan suasana lingkungan kerja dengan cara menertibkan pegawai dalam arti memberikan arahan kepada pegawai yang menganggu konsentrasi pegawai yang sedang bekerja.


(55)

3) Diadakannya rolling pegawai perbagian dengan memperhatikan latar belakang pendidikan serta keahlian pegawai agar sesuai dengan kualifikasi.

4) Pimpinan harus lebih sering dalam memberikan arahan atau breafing, agar proses komunikasi dapat terbuka, sehingga pegawai menjadi lebih kompak dan solid, terutama mudah berkoordinasi dan komunikasi dalam suatu proses kinerja apabila mengalama kendala.

Demikianlah beberapa rekomendasi yang mudah-mudahan dapat dilaksanakan dilapangan agar tercipta peningkatan kualitas kinerja pegawai dalam pencapaian suatu tujuan organisasi/lembaga.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

A.Dale Timpe. (1992). Kinerja. Jakarta: PT.Gramedia.

Anwar, Idochi. (1994). Evaluasi dan Pengukuran Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Futriana, Dewi. (2006). Kontribusi Disiplin Kinerja Terhadap Kinerja Pegawai (Kajian Pada Karyawan Operasional Di DAOP 2 PT. KAI (Persero) ). Bandung. FPIPS. UPI. Tidak Diterbitkan

Gomes, Faustino Cardoso. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.

Handoko, Hani. (1999). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi Ke-2. Yogyakarta: BPFE.

Hariandja. T.E. Marihot. (2002). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grasindo

Hasibuan, Malayu S.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Hendry Simamora. (1995), Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. Edisi ke-1

Herman.(2008). Jurnal Kebijakan Dan Manajemen PNS. Jakarta : Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN.

Husein Umar. (1997). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Husein, Umar. (2000). Pengaruh Peranan Pimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Sub Dinas Pendidikan Menengah Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Skripsi. FIP. UPI. Tidak Diterbitkan.

Jonathan, Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Komarudin. (1974). Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa. Lijan Poltak Sinambela. (2012). Kinerja Pegawai. Yogyakarta: Graha Ilmu

Limbong, Jubelina. (2008). Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung. Skripsi. FIP. UPI. Tidak Diterbitkan


(57)

Mangkunegara, Prabu Anwar. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama

Moekijat. (2002) Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Bandung: Pionir Jaya.

Moh. Nazir, (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil

Roaminingaih. (2007). Kontribusi Disiplin Kerja Terhadap Kualitas Kinerja Pegawai Di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Skripsi. FIP. UPI. Tidak Diterbitkan.

Satori, Djam’an & Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Refika Aditama

Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Mandar

Siagian, S.P.(2007). Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sutrisno, Edy. (2011). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Kencana

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda.

Tjutju Yuniarsih. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabet Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2001). Pengelolaan Pendidikan.

Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan. FIP. UPI

Tim Penyusun. (2011). Pedoman Penulisan Karya ilmiah. Bandung: UPI

Undang-Undang No.8 Tahun 1974 Jo No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Wibowo. 2007 . Manajemen Kinerja. PT Raja Grafindo Persada

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat


(1)

2. Faktor Yang Menghambat Dan Cara Mengatasi Hambatan Tersebut Di dalam Pelaksanaan Kinerja Di Masing-Masing Bagian Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan dan analisis yang dilakukan terhadap kinerja pegawai di LPMP Provinsi Jawa Barat menghasilkan faktor-faktor penghambat dalam upaya peningkatan kinerja pegawai di LPMP Provinsi Jawa Barat. Dari pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi penghambat di dalam proses kinerja pegawai, yakni :

1. Berasal dari individu masing-masing seperti kejenuhan dalam bekerja 2. Banyaknya pegawai di LPMP yang sedang melaksanakan dinas luar

antara seksi satu dan seksi lainnya secara bersamaan sehingga sulitnya berkoordinasi dengan pegawai lainnya.

3. Kurangnya jumlah SDM yang diperlukan karena kegiatan program yang dilaksanakan secara bersamaan antara seksi satu dan seksi lainnya.

4. Masih adanya pegawai yang kompetensi atau penguasaan materi yang masih kurang mendalami.

Untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam proses kinerja pegawai sebaiknya para pegawai dapat berkoordinasi lebih intens dan memperbaiki komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait. Hal tersebut bertujuan agar proses kinerja pegawai berjalan secara efektif


(2)

meskipun sebagian besar para pegawai yang sedang melaksanakan dinas luar.

3. Upaya Lembaga Dalam Meningkatkan Kinerja di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat

Dari pembahasan penelitian, melihat bahwa upaya yang dilakukan pimpinan yang mempunyai wewenang untuk meningkatkan kinerja pegawai berjalan dengan cukup baik. Hal tersebut dilihat dalam melakukan program-program yang terkait dalam upaya peningkatan kinerja pegawai. Program-program tersebut dilakukan secara terus menerus upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja pegawai di LPMP Provinsi Jawa Barat. Ada beberapa program yang diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai, yaitu :

1) Program khusus, program ini diterapkan untuk pegawai dalam menegakkan disiplin waktu.

2) Program umum, yaitu melakukan outsourching (alih daya) upaya pembinaan dalam meningkatkan kinerja pegawai agar sesuai dengan kualifikasinya, bekerjasama dengan pihak lain yang terkait apabila kekurangan SDM dalam melaksanakan suatu kegiatan, dan mengadakan beasiswa untuk mengikuti tugas belajar (melanjutkan jenjang pendidikan seperti S1 ke S2).

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi berbagai faktor penghambat dalam proses kinerja pegawai, diperlukan kerjasama yang


(3)

baik antara pimpinan dengan pegawai sehingga organisasi dapat dicapai secara efektif yang ditandai dengan peningkatan kualitas kinerja pegawai, baik organisasi maupun individu.

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan temuan yang diperoleh penulis pada saat

dan setelah melakukan penelitian mengenai “Kualitas Kinerja Pegawai”,

terdapat beberapa saran mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi khususnya pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Rekomendasi tersebut diantaranya :

1) Dalam melaksanakan proses kinerja pegawai, reward dan punisment sangat diperlukan. Reward dan punisment tersebut hendaknya dapat diterapkan secara konsekuen dan konsisten agar peningkatan kualitas kinerja pegawai khususnya di LPMP Provinsi Jawa Barat dapat tercapai sesuai dengan tujuan organisasi/lembaga.

2) Diperlukannya adanya peningkatan kualitas kerja pegawai, selain diklat dapat dilakukan dengan cara lebih seringnya pimpinan dalam memberikan arahan-arahan kepada pegawai, agar pegawai merasa diperhatikan oleh pimpinan, selain itu dapat juga dilakukan penilaian-penilaian langsung dari pimpinan kepada pegawai, agar pegawai lebih termotivasi dalam meningkatkan kualitas kerja merka, diperlukan juga adanya perbaikan suasana lingkungan kerja dengan cara menertibkan pegawai dalam arti memberikan arahan kepada pegawai yang menganggu konsentrasi pegawai yang sedang bekerja.


(4)

3) Diadakannya rolling pegawai perbagian dengan memperhatikan latar belakang pendidikan serta keahlian pegawai agar sesuai dengan kualifikasi.

4) Pimpinan harus lebih sering dalam memberikan arahan atau breafing, agar proses komunikasi dapat terbuka, sehingga pegawai menjadi lebih kompak dan solid, terutama mudah berkoordinasi dan komunikasi dalam suatu proses kinerja apabila mengalama kendala.

Demikianlah beberapa rekomendasi yang mudah-mudahan dapat dilaksanakan dilapangan agar tercipta peningkatan kualitas kinerja pegawai dalam pencapaian suatu tujuan organisasi/lembaga.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A.Dale Timpe. (1992). Kinerja. Jakarta: PT.Gramedia.

Anwar, Idochi. (1994). Evaluasi dan Pengukuran Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Futriana, Dewi. (2006). Kontribusi Disiplin Kinerja Terhadap Kinerja Pegawai (Kajian Pada Karyawan Operasional Di DAOP 2 PT. KAI (Persero) ). Bandung. FPIPS. UPI. Tidak Diterbitkan

Gomes, Faustino Cardoso. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.

Handoko, Hani. (1999). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi Ke-2. Yogyakarta: BPFE.

Hariandja. T.E. Marihot. (2002). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grasindo

Hasibuan, Malayu S.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Hendry Simamora. (1995), Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. Edisi ke-1

Herman.(2008). Jurnal Kebijakan Dan Manajemen PNS. Jakarta : Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN.

Husein Umar. (1997). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Husein, Umar. (2000). Pengaruh Peranan Pimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Sub Dinas Pendidikan Menengah Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Skripsi. FIP. UPI. Tidak Diterbitkan.

Jonathan, Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Komarudin. (1974). Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa. Lijan Poltak Sinambela. (2012). Kinerja Pegawai. Yogyakarta: Graha Ilmu

Limbong, Jubelina. (2008). Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung. Skripsi. FIP. UPI. Tidak Diterbitkan


(6)

Mangkunegara, Prabu Anwar. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama

Moekijat. (2002) Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Bandung: Pionir Jaya.

Moh. Nazir, (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil

Roaminingaih. (2007). Kontribusi Disiplin Kerja Terhadap Kualitas Kinerja Pegawai Di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Skripsi. FIP. UPI. Tidak Diterbitkan.

Satori, Djam’an & Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Refika Aditama

Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Mandar

Siagian, S.P.(2007). Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sutrisno, Edy. (2011). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Kencana

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda.

Tjutju Yuniarsih. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabet Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2001). Pengelolaan Pendidikan.

Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan. FIP. UPI

Tim Penyusun. (2011). Pedoman Penulisan Karya ilmiah. Bandung: UPI

Undang-Undang No.8 Tahun 1974 Jo No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Wibowo. 2007 . Manajemen Kinerja. PT Raja Grafindo Persada

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat