MPLEMENTASI METODE BAMBOO DANCING UNTUK

INDRIA, Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1
September 2016 ISSN 2528-004X

IMPLEMENTASI METODE BAMBOO DANCING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Candra Dewi
IKIP PGRI Madiun
candra.dewi16090@ikippgrimadiun.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini dilatar belakangi karena adanya permasalahan dalam
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran siswa masih
cenderung pasif dan hasil belajarnya rendah. Salah satu faktor yang
melatarbelakangi permasalahan tersebut yaitu dalam proses pembelajaran guru
belum menggunakan pembelajaran inovatif sehingga siswa merasa bosan dalam
belajar. Sehubungan dengan permasalahan diatas maka diadakan penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan metode bamboo dancing pada pembelajaran
IPS. Penelitian ini mencakup beberapa siklus dan masing-masing siklus
memiliki tahapan antara lain perencanaan, pelaksanaan dan observasi, refleksi,
revisi perencanaan. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan metode

observasi, tes dan wawancara dengan menggunakan teknik tiangulasi untuk
mendapatkan validitas data. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V
Sekolah Dasar. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen, yaitu:
1) Reduksi Data (Data Reduction), 2) Penyajian Data (Data Display), 3)
Conslucion Drawing (verification). Hasilpenelitian ini ada peningkatan hasil
belajar IPS siswa Sekolah Dasar melalui penerapan metode bamboo dancing
pada proses pembelajaran.
Kata kunci : Bamboo Dancing, Hasil Belajar, Siswa Sekolah Dasar

Abstract
The purpose of this study dilator backs for their problems in learning social
studies in primary school. In lessons students still tend to be passive and low
learning outcomes. One of the factors behind these problems is in the learning
process teachers have to use innovative learning so that students feel bored in
learning. In connection with the above problems the classroom action research
conducted by applying the method of bamboo dancing on learning IPS. This
study includes several cycles and each cycle has phases including planning,
execution and observation, reflection, revision planning. Data were obtained by
using the method of observation, tests and interviews using tiangulasi

techniques to obtain data validity. The subject of this research is a fifth grade
elementary school students. The analysis technique used in this research is

15

INDRIA, Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1
September 2016 ISSN 2528-004X
interactive analysis. Interactive analysis model has three components, namely:
1) Reduction of Data (Data Reduction), 2) Presentation of Data (Data Display),
3) Conslucion Drawing (verification). The results of this study there was an
increase in the results of social studies of elementary school students through
the application of methods of bamboo dancing in the learning process.
Keywords: Bamboo Dancing, Learning Outcomes, Elementary School
Students

perkembangan anak sesuai dengan

PENDAHULUAN
Kehidupan manusia tidak lepas
dari


yang

Manusia

namanya

akan

pendidikan
hingga

akhir

pendidikan

pendidikan.

tetap


dari

Karakteristik anak usia sekolah

memerlukan

sejak

dasar menurut Sumantri dan Nana

dilahirkan

hayatnya.

manusia

usianya.

Syaodih (2006), karakteristik anak usia


Awal

berasal

sekolah

dari

di

perguruan

seiring

tinggi

sesuatu secara langsung.Guru harus
menyesuaikan

dengan


Pendidikan

sehingga

perlu

adanya

pembahuaran-pembaharuan

dalam

pembelajaran

Namun

masih

perkembangan dan kebutuhan siswa

sekolah dasar. Pembelajaran hanya

Pendidikan yang ada di Sekolah dasar

dan

pada kenyataannya

yang tidak sesuai dengan tingkat

adalah pendidikan di sekolah Dasar.

karakteristik

memungkinkan

banyak pembelajaran di Sekolah Dasar

yang pertama di alami oleh seseorang


menyesuaikan

yang

adanya unsur permaianan di dalamnya.

bidang pendidikan. Pendidikan formal

hendaknya

yang

dasar diharapkan dapat merancang

selalu

mengalami perubahan menjadi lebih
baik

pembelajaran


bermuatkan permaianan. Guru Sekolah

perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

senang

(4) senang merasakan atau melakukan

(formal). Pendidikan terus mengalami
perkembangan

(1)

senang bekerja dalam kelompok; dan

kemudian mendapat pendidikan di
dan


yaitu:

bermain; (2) senang bergerak; (3)

lingkungan keluarga (informal) yang

sekolah

dasar

bertujuan

dengan

terselesaikannya

target

materi tiap tahun/ semesternya tanpa


tingkat

memperhatikan proses pembelajaran

16

INDRIA, Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1
September 2016 ISSN 2528-004X

yang

dilakukan.

Sehingga

(2007:

4)

adalah

suatu

perilaku

mengakibatkan hasil belajar siswa

bersama dalam membantu diantara

masih rendah terutama pada hasil

sesama dalam struktur kerja sama yang

belajar

Sosial.

teratur dalamkelompok, yang terdiri

memberikan

dari dua orang atau lebih dimana

pengertian tentang hasil belajar adalah

keberhasilan kerja dipengaruhi oleh

sebagai terjadinya perubahan tingkah

setiap anggota kelompok. Salah satu

laku pada diri seseorang yang dapat

metode pembelajaran kooperatif yang

diamati

bentuk

cocok untuk anak sekolah dasar adalah

pengetahuan, sikap dan keterampilan.

metode bamboo dancing. Teknik ini

Hasil belajar tidak mutlak hanya

diberi nama bamboo dancing, karena

berupa nilai saja, namun dapat berupa

siswa berjajar dan saling berhadapan

perubahan atau peningkatan sikap,

dengan model yang mirip seperti dua

kebiasaan,

pengetahuan,

keuletan,

potong bambu yang digunakan dalam

ketabahan,

penalaran,

kedisiplinan,

tari bambu Filipina yang juga populer

keterampilan dan lain sebagainya yang

di beberapa daerah di Indonesia.

menuju

Model

Ilmu

Hamalik

Pengetahuan

(2007:30)

dan

pada

diukur

perubahan

positif.

pembelajaran

bamboo

Namun dalam penelitian ini penelitian

dancing/tari bambu dijelaskan dalam

memfokuskan pada penilaian ranah

Aris Shoimin, (2014: 31) yaitu model

kognitif.

pembelajaran yang bertujuan agar

Model

pembelajaran

siswa

yang

adal

model

teratur. Pembelajaran model ini akan
mengharuskan siswa untuk berperan

Dewi (2015:155) model pembelajaran

aktif dalam kegiatan berbicara yaitu

yang tepat itu harus memuat metode

saling

dan media yang relevan dengan materi
IPS.

informasi

berbeda dalam waktu singkat secara

pembelajaran

kooperatif. Sesuai dengan pendapat

pembelajaran

berbagi

bersama-sama dengan pasangan yang

cocok diterapkan untuk anak sekolah
Dasar

saling

mengungkapkan

pendapat

antarsiswa. Menurut Aris shoimin,

Pembelajaran

(2014: 31-33) pembelajaran bamboo

kooperatif menurut Etin Solihatin

dancing meliputi beberapa langkah

17

INDRIA, Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1
September 2016 ISSN 2528-004X

yaitu: (1) Pengenalan topik, topik yang

K & Lincoln Yvonna, 2009: 440)

akan dipelajari bisa dituliskan di papan

mengungkapkan

tulis atau dengan mengadakan tanya

tindakan kelas umumnya mencakup

jawab terkait dengan materi yang akan

penggunaan model-model penelitian

disampaikan;

Pembagian

dan pengumpulan data kualitatif dan

kelompok, kelas dibagi menjadi 2

interpretif dari kalangan pendidik/guru

kelompok besar. Setiap kelompok

sebagai langkah untuk memberikan

besar dibagi lagi menjadi 2 kelompok

penilaian tentang cara dan teknik

kecil, dan tiap kelompok kecil berjajar

untuk

yang saling berhadap-hadapan dengan

pengajaran guru itu sendiri. Menurut

posisi berdiri untuk bertukar informasi;

Sarwiji Suwandi (2008: 15) Penelitian

(3) Diskusi/bertukar informasi, Siswa

tindakan

bertukar

dengan

pencermatan terhadap kegiatan belajar

pasangannya, lalu bergeser searah

berupa sebuah tindakan yang sengaja

dengan putaran jarum jam. Setiap

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

siswa mendapatkan pasangan baru dan

kelas secara bersamaan. Penelitian ini

saling

yang

mencakup beberapa siklus dan masing-

seterusnya.

masing siklus memiliki tahapan antara

Pergerakan searah putaran jarum jam

lain perencanaan, pelaksanaan dan

mulai berhenti ketika siswa kembali ke

observasi, refleksi, revisi perencanaan.

tempat asalnya; (4) Presentasi, Hasil

Data

diskusi di tiap-tiap kelompok besar

menggunakan metode observasi, tes

kemudian

danwawancara dengan menggunakan

(2)

informasi

bertukar

berbeda,

informasi

demikian

dipresentasikan

kepada

seluruh kelas.

bahwa

penelitian

meningkatkan

kelas

penelitian

merupakan

diperoleh

praktik

suatu

dengan

teknik tiangulasi untuk mendapatkan
validitas data. Subjek dari penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

ini adalah siswa kelas V Sekolah
Metode

yang

digunakan

dalam

Dasar.Teknik analisis yang digunakan

penelitian ini adalah metode Penelitian

dalam penelitian ini adalah analisis

Tindakan Kelas (Classroom Action

interaktif. Model analisis interaktif

Research). Taggart (Denzin, Norman

mempunyai tiga komponen, yaitu: 1)

18

INDRIA, Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1
September 2016 ISSN 2528-004X

Reduksi Data (Data Reduction), 2)

mendalam terhadap guru dan siswa,

Penyajian Data (Data Display), 3)

kemudian

Conslucion

Drawing

(verification).

melakukan

pembelajaran

di

observasi

kelas

serta

Indikator kinerja dalam penelitian ini

mengumpulkan nilai awal siswa ketika

adalah

peningkatan

proses pembelajaran. Rata-rata nilai

kemampuan membaca peserta didik

IPS siswa yang diperoleh pada proses

sebesar 80% dan capaian nilai rata-rata

pembelajaran

kelas sebesar 80.

siswa yang nilainya di atas KKM 7

capaian

yaitu

55

sedangkan

siswa (35%),siswa yang nilainya di
HASIL

PENELITIAN

bawah KKM sebanyak 13 siswa

DAN

PEMBAHASAN

(65%), masih banyak siswa yang

Pra Siklus

nilainya di bawah KKM yang telah

Sebelum melakukan penelitian kelas

ditetapkan yaitu 60. Dari hasil study

ini peneliti lebih dahulu melakukan

awal diperoleh kesimpulan bahwa

observasi dan identifikasi masalah

hasil belajar siswa kelas V masih

terhadap

rendah

situasi

dan

kondisi

karena

siswa

kurang

pembelajaran di kelas V. Data awal

termotivasi

sebelum

Pembelajaran dilakukan dengan cara

dilaksanakannya

siklus

diperoleh dengan cara wawancara

untuk

belajar.

ceramah yang monoton.

Tabel 1. Tabel 1. Hasil Tes Pra Siklus
Tindakan

Banyak siswa

Prosentase (%) KKM Rata-rata
(60)

KKM
7

KKM

65 %

35%

55

Hasil Siklus I

pembelajaran pada siklus I. Dari hasil

Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali

observasi tersebut terlihat siswa masih

pertemuan.

Selain

diadakan

tes,

banyak yang bercanda sendiri, kurang

peneliti

juga

mengobservasi

kosntresi bahkan ada siswa yang pasif.
19

INDRIA, Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1
September 2016 ISSN 2528-004X

Setelah diadakan wawancara dengan

60%. Dari hasil tersebut dapat dilihat

siswa

masih

adanya peningkatan hasil belajar IPS

pembelajaran

siswa kelas V. Pada tindakan siklus I

sehari-hari seperti biasa dan belum

sudah terlihat adanya peningkatan

bisa

hasil belajar disbanding dengan hasil

ternyata

menganggap

siswa

seperti

menyesuaikan

dengan

pembelajaran yang inovatif. Hasil tes

belajar

sebelum

pada siklus I diperoleh nilai tertinggi

dilaksanakan. Namun dari hasil belajar

adalah 90, nilai terendah adalah 45,

siklus

dengan rata-rata kelas dalam siklus I

memenuhi indikator kinerja sehingga

adalah 65. Siswa yang mendapat nilai

perlu adanya siklus lanjutan dengan

dibawah KKM sebanyak 8 siswa

tujuan untuk lebih meningkatkan hasil

(40%), sedangkan siswa memperoleh

belajar

I tersebut

siklus

masih

satu

belum

nilai di atas KKM sebanyak 12 siswa

Tabel 2. Hasil Tes Siklus I
Tindakan

Banyak siswa

Prosentase (%) KKM Rata-rata
(60)

KKM
12

KKM

40%

60%

65

Hasil Siklus II

sesuai dengan tingkat kemampuan

Tindakan siklus II juga dilaksankan

masing-masing siswa. Pada proses

dengan 2 kali pertemuan. Dari hasil

pembelajaran terlihat siswa kompak

refleksi pada siklus I maka dilakukan

ketika melakukan kegiatan bamboo

revisi perencanaan untuk memperbaiki

dancing dan mereka saling membantu

pembelajaran sebelumnya. Pada siklus

untuk memberikan informasi. Dari

II

tidak

hasil tes diperoleh nilai tertinggi

dilakukan secara acak karena guru

adalah 100, nilai terendah adalah 50,

membagi kelompok secara merata

dengan rata-rata kelas dalam siklus II

pembegian

kelompok

20

INDRIA, Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1
September 2016 ISSN 2528-004X

adalah 81. Siswa yang mendapat nilai

hasil tersebut maka indicator kerja

dibawah KKM sebanyak 3 siswa

sudah terpenuhi.Pada siklus II terjadi

(15%),

sedangkan

memperoleh

nilai

siswa

yang

peningkatan hasil belajar IPS dari

atas

KKM

siklus I. Kelemahan-kelemahan yang

Dari hasil

ada pada siklus I, telah dicari solusinya

di

sebanyak 16 siswa 85%.
tersebut

dapat

dilihat

dan diterapkan pada siklus II.

adanya

peningkatan hasil belajar IPS siswa
kelas V dari siklus I ke siklus II. Dari

Tabel 3. Hasil Tes Siklus II
Tindakan

Banyak siswa

Prosentase (%) KKM Rata-rata
(60)

KKM

3

17

KKM

15%

85%

81

Berdasarkan analisa kegiatan pada pra

peningkatan hasil belajar yang termuat

siklus, siklus I dan siklus II terjadi

dalam table sebagai berikut:

Tabel 4. Rekapitulis Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Tindakan

Banyak siswa

Prosentase (%) KKM Rata-rata
(60)

KKM

KKM

Pra Siklus

13

7

65 %

35%

55

Siklus I

8

12

40%

60%

65

Siklus II

3

17

15%

85%

81

21

INDRIA, Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1
September 2016 ISSN 2528-004X

Berdasarkan table 4 diatas terjadi

menggunakan pendekatan, media dan

peningkatan hasil belajar IPS pada

metode yang tepat agar pembelajaran

siswa kelas V. Hasil siklus II pada

lebih bermakna dan kemampuan dalam

prosentase siswa yang mendapat nilai

mengelola kelas lebih meningkat.

diatas KKM mencapai 85% dengan

DAFTAR PUSTAKA

rata-rata nilai 81, dari hasil tersebut

Aris

maka indicator kinerja sudah tercapai.

Shoimin.

2014.

Model

Pembelajaran Inovatif dalam
Kurikulum. Yogyakarta: Ar-

SIMPULAN DAN SARAN

Ruzz Media.

Pelaksanaan pembelajaran IPS
Candra

dengan menggunakan metodebamboo
dancing,

skenario

berjalan

sesuai

Dewi.

(2016).

Model

dengan

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

yang ada pada rencana

share

pelaksanaan pembelajaran, dan tercipta

Penerapan

untuk

Think-pair-

Meningkatkan

pemahaman Konsep Masalah

situasi belajar yang kondusif yakni

Sosial IPS Pada Siswa Sekolah

siswa turut aktif dalam pembelajaran.

Dasa r. Premiere Educandum,

Pembelajaran berjalan sesuai dengan

5(2) pp 155-167.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). RPP tersebut dibuat dengan

Denzin, Norman K. Dan Yvonna S.

menyesuaikan pada materi, tingkat

Lincoln. (2009). Hand Book of

perkembangan siswa dan metode yang

Qualitative

tepat untuk pembelajaran. Hasil belajar

Terjemahan oleh Dariyatno,

siswa tentang pembeljaran IPS setelah

Badrus Samsul Fata, Abi, John

diadakan tindakan siklus I dan siklus II

Rinaldi. Yogyakarta: Pustaka

mengalami peningkatan.

Pelajar.
Etin Solihatin & Raharjo. (2009).

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam
upaya

perbaikan

Proses

Research.

Kooperatif Learning Analisis

Belajar

Mengajar (PBM) dalam meningkatkan

Model

hasil belajar IPS, salah satu saran dari

Jakarta. Bumi Aksara.

peneliti

adalah

Guru

sebaiknya

22

Pembelajaran

IPS.

INDRIA, Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1
September 2016 ISSN 2528-004X

Mulyani Sumantri & Nana Syaodih.

Surakarta: Panitia Sertifikasi

(2007).Perkembangan Peserta

Rayon Guru 13.

Didik. Bandung: Universitas

Terbuka.
Oemar Hamalik. (2007). Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum.

Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Sarwiji Suwandi. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan
Penelitian

Karya

Ilmiah.

23