Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian Malaria di Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara :Pengembangan Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria pada Layanan Kesehatan Primer
Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian
Malaria di Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara :
Pengembangan Model Prediksi Diagnosis
Asymptomatic Malaria pada Layanan Kesehatan Primer
DISERTASI
Lambok Siahaan
NIM : 118102006
PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
1
Universitas Sumatera Utara
2
Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian
Malaria di Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara :
Pengembangan Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria
pada Layanan Kesehatan Primer
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Doktor dalam
Program Studi Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran pada Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Untuk dipertahankan di Hadapan Sidang Ujian Terbuka
Program Studi Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Oleh
Lambok Siahaan
NIM : 118102006
PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
3
PROMOTOR
Prof. Dr. dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan
KO-PROMOTOR
Prof. Dr. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK(K)
Guru Besar Ilmu Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan
KO-PROMOTOR
dr. Putri Chairani Eyanoer, MS.Epid, Ph.D
Staf Pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan
Universitas Sumatera Utara
4
Judul Disertasi
: Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh
pada
Kejadian
Malaria
di
Daerah
Hypoendemis
di
Sumatera
Utara
:
Pengembangan Model
Prediksi Diagnosis
Asymptomatic
Malaria
pada
Layanan
Kesehatan Primer
Nama Mahasiswa
: Lambok Siahaan
NIM
: 118102006
Program Studi
: Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK
Promotor
Prof. Dr. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK(K)
Ko-Promotor
dr. Putri Chairani Eyanoer, MS.Epid, Ph.D
Ko-Promotor
Ketua Program Studi Doktor (S-3)
Ilmu Kedokteran
Dekan Fakultas Kedokteran
Prof.Dr.dr. Delfitri Munir,Sp.THT-KL(K)
Dr.dr.Aldy S Rambe,Sp.S(K)
Universitas Sumatera Utara
5
Tanggal Lulus
: 15 Agustus 2016
Telah diuji pada Ujian Tertutup
Tanggal 15 Agustus 2016
TIM PENGUJI DISERTASI
Ketua
: Prof. Dr. dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK
Anggota
: Prof. Dr. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK(K)
dr. Putri Chairani Eyanoer, MS.Epid, Ph.D
dr. Adang Bactiar, MPH, DSc
Prof. dr. Agnes Kurniawan, PhD, Sp.ParK
Dr.dr. Umar Zain, SpPD, DTM&H
Dr.dr.Rosita Juwita Sembiring, SpPK
Universitas Sumatera Utara
6
UCAPAN TERIMA KASIH
Salam sejahtera..
Tuhan itu baik dan luarbiasa adanya. Pertolongan dan pemeliharaaNya
sangat nyata. ―Sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan kepada
Dia : Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya ‖. Banyak hal yang tidak
terpikirkan terjadi dalam perjalanan hidup. Walau tidak seperti yang
direncanakan, tetapi semuanya Dia ubah menjadi kebaikan seperti rencanaNya.
Syukur kepada Tuhan yang tetap setia menguatkan dan meluputkan dari hal-hal
yang tidak baik.
Terima kasih tak terhingga buat Istri dan kedua Puteri tercinta, yang telah
menjadi sahabat dalam suka dan duka serta penolong dan pendorong untuk tetap
tabah dan tegar. Waktu yang telah dilalui bersama, telah membentuk hidup yang
semakin lebih baik, menjadi seperti yang Dia mau.
Terima kasih pula buat Ibunda tercinta, yang tak henti-hentinya
mendoakan, memberikan nasehat dan dorongan. Terima kasih pula buat semua
anggota keluarga besar, yang tetap setia mendengarkan dan mendoakan selama
masa pergumulan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Para Rektorat Universitas
Sumatera Utara yang telah memberi izin dan kesempatan dalam mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Sumatera Utara dan para Dekanat
Fakultas Kedokteran yang telah memberikan izin mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan S3 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Secara
khusus, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya buat Prof.dr.
Chairuddin P Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Prof.Dr.dr. Delfitri Munir, SpTHT-
Universitas Sumatera Utara
7
KL(K) dan Dr.dr. Imam Budi Putra, Sp.KK(K) atas bantuannya selama mengikuti
proses pendidikan di Program Studi S3 Kedokteran.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. Harun
Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK atas kesediaannya menjadi Promotor dan telah
memberikan waktu dan pemikiran sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.
Banyak hal yang telah beliau lakukan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Tuhan
kiranya memberikan hal yang terbaik bagi beliau. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK(K) dan dr.
Putri Chairani Eyanoer, MS.Epid, Ph.D atas kesediaannya menjadi Co-Promotor
bahkan telah memberikan waktu dan pemikiran dalam membimbing, memberi
saran dan dukungan sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Adang Bactiar, MPH,
Dsc, Dr. dr Umar Zein, Sp.PD-KPTI, Dr.dr. Rosita Juwita Sembiring Sp.PK(K)
dan Prof.dr. Agnes Kurniawan, Sp.ParK, PhD, sebagai Penguji yang telah
memberikan penilaian, bimbingan, masukan dan saran yang sangat berguna dalam
penyempurnaan disertasi ini.
Terima kasih buat teman-teman di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Batubara serta teman-teman di Program Penyakit Malaria Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang telah banyak membantu selama proses
penelitian. Terima kasih pula buat teman-teman di Depatemen Parasitologi
FKUSU, secara khusus untuk Dra. Merina Panggabean, MSc dan dr. Yoan C
Panggabean, MKT, yang telah banyak membantu selama proses penelitian.
Semoga disertasi ini dapat bermanfaat, terutama bagi perkembangan ilmu
kedokteran.
Tuhan itu Baik.. Salam
Medan, Desember 2016
Penulis
Lambok Siahaan
Universitas Sumatera Utara
8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama
:
Lambok Siahaan
NIP
:
19711005 2001 12 10 01
Tempat / Tanggal Lahir :
Belawan, 5 Oktober 1971
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Agama
:
Kristen Protestan
Status Perkawinan
:
Kawin
Alamat Rumah
:
Perumahan Insan Cita Griya Blok D/6 Pasar I
Tanjung Sari, Medan, Sumatera Utara
Alamat Kantor
:
Departemen Parasitologi FK USU
Nomor Telepon/HP
:
061 – 8201672 / 08126561772
1978-1984
:
SDN 060965, Belawan.
1984-1987
:
SMP Swasta Hang-Tuah 1, Belawan.
1987-1990
:
SMA Negeri Labuhan Deli, Labuhan Deli.
1990-1997
:
Pendidikan Dokter, FK USU, Medan.
2005-2007
:
Magister Ilmu Kedokteran Tropis, FK USU, Medan.
2013-2015
:
Pendidikan Diploma Bioetika, FK UGM,
Riwayat Pendidikan
Yogyakarta.
Riwayat Pekerjaan
1997 – 1999
:
KaPus Ahuhu, Kab. Kendari, Sulawesi Tenggara
1999 – 2000
:
Dokter RSU Dolok Sanggul, Kab. Taput, Sumut
2001 – sekarang
:
Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUSU
2011 – sekarang
:
Staf Pengajar Bioetika dan Humaniora FKUSU
Pendidikan dan Pelatihan
1. Workshop Dokter Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Medan 2001
2. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (Diklat Prajab III), 2002
Universitas Sumatera Utara
9
3. Lokakarya Program Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(PEKERTI), 2003
4. Lokakarya Program Applied Approach (AA), 2004
5. Kursus Biologi Molekuler Dasar, FK USU, 2004
6. Kursus Biologi Molekuler Lanjut, FK USU, 2005
7. Pelatihan Tutor Staff Pengajar FK USU, 7-8 Jan 2007
8. Pelatihan Instruktor Skills Lab Staff Pengajar FK USU, 15-16 Jan 2007
9. Workshop Implementasi Sistem Manajemen Mutu USU Untuk Gugus
Jaminan Mutu Angkatan IV, Februari 2007
10. Malaria Mikroskop Certificate of Training, Namru 2, 25 Juni - 2 Juli 2007
11. Kursus Biologi Molekuler dan Immunologi, FK UGM, 23 – 28 Juli 2008
12. Evidence-Based Medicine Workshop, FK UI, 14-16 Maret 2008
13. Evidence-Based Medicine Workshop, Advance, FK UI, 11-13 Agustus 2008
14. Lokakarya Penyusunan Masalah Pemicu untuk kasus Tutorial berbasis
Kompetensi, FK USU, 21-23 Agustus 2008
15. Evaluation in the Competency-Based Curriculum, FK UI, 27-28 Agustus 2008
16. Pelatihan PCR Malaria, Namru-2, Juni 2009
17. Inovasi Pembelajaran Bioetika, Humaniora dan Hukum Kedokteran, FK USU
21-22 Oktober 2009
18. Cluster of Diseases, Epi Treat Unit USU dan IAKMI Pengda Sumut, Juni
2010
19. Pelatihan Penelaah Etik Pada Penelitian Kesehatan Dosen Pembimbing Karya
Tulis Ilmiah, Health Research Ethical Committee, FKUSU, 12 Oktober 2010
20. Pelatihan Instrukstur Skills Laboratory, Bagian Pendidikan Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, 17 Februari 2011
21. Pelatihan Tutor, Bagian Pendidikan Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 18
Februari 2011
22. Workshop
Paradigma
Baru
Pendidikan
Bioetik
Medikolegal
dalam
Pendidikan Dokter, 29 Juli 2011
23. Kursus Metodologi Penelitian, Medan, 31 Juli 2012
24. Biostatistik, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Agt – Des 2011
25. Pelatihan Pelatih Pasien Simulasi UKDI, Medan, 11 Nov 2012
Universitas Sumatera Utara
10
26. Pelatihan Penguji UKDI, Medan, Feb 2013
27. Metodologi Penelitian, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Feb –
Mei 2012
28. Imunologi Terapan, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Feb – Mei
2012
29. Epidemiologi Klinik, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Feb –
Mei 2012
30. Workshop Evidence Based Medicine, ICE EBM, 9-10 Maret 2013
31. Analisa Multivariate, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Jan – Mei
2013
32. Structural Equation Models, Terapan Dalam Analisa Multivariate, Program
Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Jan – Mei 2013
Pengalaman Sebagai Peneliti Utama
1. Resistensi Plasmodium falciparum terhadap Klorokuin di Kecamatan Tanjung
Pura Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2004
2. Perbandingan Pemberian Kombinasi Kina-Klindamisin 3 dan 5 Hari pada
Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi di Kabupaten Nias Selatan,
2006
3. Gejala dan Tanda Klinis Penderita Malaria di Daerah Endemis Kabupaten
Nias Selatan, 2006
4. Malaria Pasca Bencana Alam di Kabupaten Nias Selatan, 2007
5. Efikasi Pemberian Kombinasi Artesunat Amodiakuin pada Penderita Malaria
Tanpa Komplikasi di Kabupaten Nias Selatan, 2007
6. Perbandingan Efikasi Beberapa Kombinasi Artesunat pada Penderita Malaria
Tanpa Komplikasi di Kotamadya Sabang, 2007
7. Prevalensi Malaria Pasca Tsunami di Pulau Weh, 2007
8. Perubahan Pola Gen Molecular Marker Pada Plasmodium falciparum, Setelah
Pemberian Kombinasi Artesunate-Amodiaquine, 2009 (Tahun 1 Hibah
Bersaing Dikti )
9. Perubahan Pola Gen Molecular Marker Pada Plasmodium falciparum, Setelah
Pemberian Kombinasi Artesunate-Amodiaquine, 2010 (Tahun 2 Hibah
Bersaing Dikti )
Universitas Sumatera Utara
11
10. Prevalensi Malaria Pada Anak Penderita Soil Transmitted Helminthiasis, 2013
11. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Terhadap Efektifitas Pemakaian
Kelambu Dalam Mencegah Kejadian Malaria, 2013
12. Analisa Faktor Yang Berpengaruh Pada Kejadian Malaria Di Daerah
Endemisitas Rendah di Sumatera Utara : Suatu Dasar Pemodelan Prediksi
Kejadian Malaria Dengan Perbandingan Analisa Multivariat (Rencana
Proposal untuk Disertasi)
Pengalaman Sebagai Peneliti Kedua
1. Pengaruh Pencemaran Tanah Terhadap Infeksi Kecacingan pada anak SD,
2002
2. Pengaruh Kotoran Kuku terhadap Infeksi Kecacingan pada anak SD, 2003
3. Resistensi Plasmodium vivax terhadap Klorokuin di Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2004
4. Profil Eosinofil pada siswa SDN 026559 yang terinfeksi Soil Transmitted
Helminth, 2008
5. Perbandingan Rapid Diagnostic Test dan Pemeriksaan Mikroskopik Pada
Diagnosa Malaria di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2010, Dana DM LP USU
Karya Ilmiah Hasil Penelitian
1. Pengaruh Pencemaran Tanah Terhadap Infeksi Kecacingan pada Anak SD,
2002
2. Pengaruh Kotoran Kuku terhadap Infeksi Kecacingan pada Anak SD, 2003
3. Resistensi Plasmodium vivax terhadap Klorokuin di Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2004
4. Perbandingan Efikasi Kombinasi Kina-Klindamisin 3 dan 5 hari Pada
Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi, 2006
5. Malaria Pasca Tsunami di Pulau Weh, Majalah Kesmas , Volume 2 No 5
ISSN 1907- 7505 , April 2008, Jakarta
6. Gejala dan Tanda Klinis Malaria di Daerah Endemis, Majalah Kedokteran
Indonesia, Volume 58 No 6 ISSN 0377- 1121, Juni 2008, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
12
7. Kombinasi Kina-Klindamisin 3 hari pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa
Komplikasi, Majalah Kedokteran Nusantara, Volume 41 No 2 ISSN 0216325x, Juni 2008, Medan
8. Malaria Vivax di Kabupaten Nias Selatan, Majalah Kesmas , Volume 3 No 1
ISSN 1907- 7505 , Agustus 2008, Jakarta
9. Malaria Pasca Bencana Alam di Kabupaten Nias Selatan, Majalah Kedokteran
Nusantara, Volume 41 No 3 ISSN 0216- 325x , September 2008, Medan
10. Perbandingan Rapid Diagnostic Test dan Pemeriksaan Mikroskopik Pada
Diagnosa Malaria di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2010, anggota, Dana DM
LP USU 2010
Karya Ilmiah Bukan Hasil Penelitian
1. Trypanosomiasis gambia , Tinjauan Pustaka, 2003
2. Dracunculus medinensis, Tinjauan Pustaka, 2003
Presentasi Karya Ilmiah
1. Perbandingan Kombinasi Artesunat-Amodiaquine dan Kombinasi Artesunat-
SP Pada Pengobatan Malaria Falciparum tanpa komplikasi, Simposium
Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis, 25-26 Agustus 2007, Denpasar
2. Malaria Pasca Tsunami di Pulau Weh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Simposium Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis, Denpasar, 25-26
Agustus 2007
3. Malaria pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten Nias Selatan, Simposium
Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis, Denpasar, 25-26 Agustus 2007
4. Perbandingan Kombinasi Artesunat-Amodiaquine dan Kombinasi Artesunate-
Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi,
Simposium Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis, Denpasar, 25-26
Agustus 2007
5. Malaria Pasca Bencana Alam di Kabupaten Nias Selatan, Kongres Nasional II
dan Temu Ilmiah Perhimpunan Dokter Spesialis Parasitologi Klinik Indonesia,
Jakarta, 8-9 September 2007
Universitas Sumatera Utara
13
6. Kombinasi Kina-Klindamisin Pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa
Komplikasi, Kongres Nasional II dan Temu Ilmiah Perhimpunan Dokter
Spesialis Parasitologi Klinik Indonesia, Jakarta, 8-9 September 2007
7. Efek Samping Kombinasi Artesunat-Amodiakuin Pada Penderita Malaria
Falciparum Tanpa Komplikasi, Kongres Nasional II dan Temu Ilmiah
Perhimpunan Dokter Spesialis Parasitologi Klinik Indonesia, Jakarta, 8-9
September 2007
8. Profil Hematologi Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi, Joint
National Congres Petri XIV, Samarinda, 7-8 Juni 2008
9. Profil Eosinofil pada siswa SDN 026559 yang terinfeksi Soil Transmitted
Helminth di Binjai, Joint National Congres Petri XIV,Samarinda, 7-8 Juni
2008
10. Perbandingan Rapid Diagnostic Test (RDT) dan pemeriksaan Mikroskopik
pada Diagnosa Malaria, Kongres Nasional Petri XV, 12-14 Juni 2009
Surabaya
11. An Evaluation of Malaria Diagnostic in North Sumatera Province , Kongres
Nasional PETRI XVI, Denpasar Bali, 15-17 Juli 2010
12. Malaria Attributable-Fever based on Rapid Diagnostic Test (RDTs) in
Primary Health Care :Detection of Asymptomatic Malaria as a Problems in
Malaria Ellimination, International Seminar of Biology Sciences, Medan,
October 7th 2015
13. Detection of Asymptomatic and Submicroscopic malaria at Primary Health
Care Services , The 4th ARPac Conference in Conjunction with The 10th
Indonesian Association of Family Physician Congress, Bandung July 28-30
2016.
14. Influence of Soil Transmitted Helminths Infection towards Malaria Disease,
The 1st Public Health International Conference (PHICo) – FKM USU, Medan
December 1-2 2016.
Pengalaman Sebagai Pembicara/Narasumber/Instruktur
1. Chloroquine Resistence Plasmodium Vivax (CRPV), Konferensi Internasional
Plasmodium vivax, Shanghai, Januari 2007
2. Peringatan Hari Malaria se dunia, Tapsel, 30 April 2009
Universitas Sumatera Utara
14
3. Workshop Kemitraan dalam Eliminasi Malaria, Dinkes Prop Sumut, Kisaran,
5 Mei 2009
4. Pembicara/Pelatih Tutor Training Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara, 30-31 Juli 2010
5. Pembicara/Pelatih
Tutor
Training
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadyah Sumatera Utara, 2010
6. Retraining Mikroskopis Malaria bagi Petugas Kabupaten dan Propinsi di
Wilayah Endemis Malaria, 6 - 10 Juni 2010
7. Survey Molecular Marker Antimalaria Resisten pada Penderita Malaria
Falciparum, Hari Malaria Sedunia,Depkes RI, 12 Juni 2010
8. Pelatihan Retraining Mikroskopis Malaria Bagi Petugas Kabupaten dan
Provinsi di Wilayah Endemis Malaria di Provinsi Sumatera Utara, 14 - 18 Juni
2010
9. Pelatihan Tata Laksana Kasus Malaria Bagi Dokter di Wilayah Endemis
Malaria Provinsi Sumatera Utara, Dinkes Prop, 20 – 23 Juni 2010
10. Pelatihan Retraining Mikroskopis Malaria Bagi Petugas Kabupaten dan
Provinsi di Wilayah Endemis Malaria di Provinsi Sumatera Utara, 7 – 18 Juli
2010
11. Pelatihan Tatalaksana Kasus Malaria bagi Bidan Desa di Wilayah Endemis
Malaria Provinsi Sumatera Utara, 1-5 Agustus 2010
12. Pelatihan Tata Laksana Kasus Malaria Bagi Dokter di Wilayah Endemis
Malaria Provinsi Sumatera Utara, Dinkes Prop, 2011
13. Training
Fasilitator
Pembelajaran
Bioetika,
Humaniora
dan
Hukum
Kedokteran, 7-8 Februari 2012
14. Pelatihan Retraining Mikroskopis Malaria Bagi Petugas Kabupaten dan
Provinsi di Wilayah Endemis Malaria di Provinsi Sumatera Utara, Juli 2012
15. Management and Diagnostic Approach of Malaria , CMEPD FK USU, 3
Maret 2012
16. Instruktur Pelatihan Pembacaan Mikroskopik, CMEPD FK USU, 3 Maret
2012
17. Pelatihan Tata Laksana Kasus Malaria Bagi Dokter di Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Juli 2013
Universitas Sumatera Utara
15
PERNYATAAN ORISINALITAS
Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian Malaria di
Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara :
Pengembangan Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria pada
Layanan Kesehatan Primer
Penulis yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa
penulisan disertasi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada Program Studi Doktor (S3) Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian
disertasi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagianbagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi-sanksi
lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Medan,15 Desember 2016
Nama : Lambok Siahaan
NIM
: 118102006
Universitas Sumatera Utara
16
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama
: Lambok Siahaan
NIM
: 118102006
Program Studi
: Ilmu Kedokteran
Jenis Karya
: Disertasi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas disertasi saya yang berjudul :
Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian Malaria di
Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara : Pengembangan Model Prediksi
Diagnosis Asymptomatic Malaria pada Layanan Kesehatan Primer
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk database, merawat dan mempublikasikan
disertasi saya tanpa meminta izin dari saya sebagai penulis dan sebagai pemilik
hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.
Dibuat di Medan pada 15 Desember 2016
Yang menyatakan,
(Lambok Siahaan)
Universitas Sumatera Utara
17
RINGKASAN
Proporsi asymptomatic malaria pada populasi penderita malaria belum
banyak yang dilaporkan. Penderita asymptomatic malaria umumnya tidak pernah
memeriksakan diri karena merasa tidak sakit. Alves et al. (2002) menyatakan
bahwa penderita asymptomatic malaria 4-5 kali lebih banyak dibandingkan
dengan symptomatic malaria . Penderita asymptomatic malaria dapat menjadi
sumber transmisi baru pada infeksi malaria berikutnya (gametocyte carrier ) dan
membentuk reservoir parasit pada vektor. Bahkan ketidakmampuan mendeteksi
dan menangani 25% dari estimasi jumlah penderita asymptomatic malaria , dapat
menggagalkan upaya eliminasi malaria (Coura et al., 2006). Tantangan terbesar
saat ini adalah akurasi alat diagnosis untuk mendeteksi asymptomatic malaria
(Lindblade et al., 2013), terutama pada layanan kesehatan primer.
Diagnosis dini asymptomatic malaria merupakan salah satu cara menekan
jumlah kasus malaria. Deteksi asymptomatic malaria biasanya dilakukan dengan
menggunakan PCR. Akurasi diagnosis PCR lebih tinggi dibandingkan
pemeriksaan mikroskopik dan Rapid Diagnostic Test (RDT) oleh karena volume
darah yang diperiksa 40 kali lebih banyak. Penggunaan PCR pada layanan
kesehatan primer sulit dilakukan oleh karena biaya yang sangat mahal, belum ada
metodologi standar yang disepakati dan perlu tenaga ahli. Disamping itu, PCR
tidak mampu menghitung kepadatan parasit dan mengidentifikasi stadium parasit.
Oleh karena itu, optimalisasi pemeriksaan mikroskopik dan RDT pada layanan
kesehatan primer, lebih mungkin untuk dilakukan, antara lain dengan pemeriksaan
mikroskopik menggunakan volume darah lebih banyak dan pemeriksaan
mikroskopik / RDT serial.
Universitas Sumatera Utara
18
Model faktor risiko dan model prediksi diagnosis dibentuk dari berbagai
faktor dominan yang berpengaruh terhadap terjadinya asymptomatic malaria .
Interaksi faktor-faktor dominan tersebut dapat dijadikan prediktor untuk
mendeteksi asymptomatic malaria . Model tersebut juga dapat memberikan
informasi besarnya peluang mencegah penyakit malaria dengan mengendalikan
faktor-faktor tersebut.
Penelitian ini merupakan longitudinal study dengan pengamatan selama
2 minggu pada tiap subyek penelitian. Setiap subyek penelitian diamati sebanyak
dua kali periode menderita malaria selama masa penelitian. Penelitian dilakukan
di 4 Puskesmas dan 25 desa pada 3 kecamatan di Kabupaten Batubara, Provinsi
Sumatera Utara, dari bulan Maret sampai Desember 2015, melalui active case
detection dan passive case detection.
Diagnosis malaria ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskopik yang
menggunakan volume darah lebih banyak daripada pemeriksaan mikroskopik
rutin. Pemeriksaan serial dilakukan pada setiap sampel apabila hasil negatif
diperoleh pada pemeriksaan mikroskopik pertama, yaitu pada hari kedua
(Pemeriksaan Mikroskopik Serial 1), pada hari kedelapan (Pemeriksaan
Mikroskopik Serial 2) dan hari kelima belas (Pemeriksaan Mikroskopik Serial 3).
Pemeriksaan serial akan dihentikan apabila telah ditemukan Plasmodium sp. atau
telah sampai pada pemeriksaan serial ketiga. Pemeriksaan mikroskopik malaria
dilakukan oleh minimal 2 orang pemeriksa yang telah terlatih. Apabila terjadi
perbedaan hasil, pemeriksaan akan dilanjutkan oleh orang ketiga. Hasil yang
paling banyak dijadikan sebagai keputusan akhir pemeriksaan.
Universitas Sumatera Utara
19
Pemeriksaan mikroskopik pada penelitian ini menemukan penderita
asymptomatic malaria sebesar 20,3% (188 orang) pada Pemeriksaan Pertama,
3,7% (34 orang) pada Pemeriksaan Serial 1 dan 3% (28 orang) pada Pemeriksaan
Serial 2. Kepadatan parasit semakin meningkat dari Pemeriksaan Pertama (444,04
parasit/µl ± 151,5) sampai pada Pemeriksaan Serial 2 (1144,29 parasit/µl ±
44,01). Nilai akurasi RDT tertinggi pada saat mendeteksi asymptomatic malaria
adalah Sensitivitas 76,4%, Spesifisitas 86,9%, Nilai Duga Positip 49,4% dan Nilai
Duga Negatif 98,7%. Akurasi RDT serial cenderung meningkat, seiring dengan
peningkatan kepadatan parasit, kecuali pada Nilai Duga Positif (NDP) yang
cenderung menurun.
Model Faktor Risiko Asymptomatic Malaria dibentuk oleh 4 variabel yaitu
Umur, Ketersediaan Obat Malaria, Akses ke Tenaga Kesehatan dan Kualitas
Pemakaian Kelambu. Nilai Hosmer and Lemeshow Test yang diperoleh adalah
0,093 (p > 0,05). Interaksi antar faktor pembentuk model dapat menerangkan
terjadinya asymptomatic malaria sebesar 76,5%. Model ini juga dapat
memprediksi diagnosis asymptomatic malaria sebesar 73,3%.
Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria dibentuk oleh 8 variabel
yaitu Ketersediaan Obat Malaria, Akses ke Tenaga Kesehatan, Kualitas
Pemakaian Kelambu, Kadar Hb, Eosinofil, Netrofil, Limfosit dan Monosit. Nilai
Hosmer and Lemeshow Test yang diperoleh adalah 0,061 (p > 0,05). Interaksi
antar faktor pembentuk model dapat menerangkan terjadinya asymptomatic
malaria sebesar 90,3% dan dapat memprediksi diagnosis asymptomatic malaria
sebesar 94,6%. Deteksi asymptomatic malaria memerlukan alat diagnosis yang
memiliki sensitivitas tinggi. Akurasi pemeriksaan mikroskopik ataupun RDT akan
Universitas Sumatera Utara
20
semakin optimal bila dilakukan pemeriksaan serial. Model faktor risiko dan model
prediksi diagnosis dapat dijadikan indikator perlu tidaknya pemeriksaan serial.
Hasil negatif pada pemeriksaan pertama (mikroskopik atau RDT), belum dapat
menyingkirkan diagnosis malaria. Pemeriksaan serial (mikroskopik atau RDT)
akan dilakukan apabila nilai batas pada model tercapai. Layanan kesehatan primer
yang memiliki laboratorium dapat menggunakan Model Prediksi Diagnosis.
Sementara yang tidak memiliki laboratorium dapat menggunakan Model Faktor
Risiko. Pemeriksaan mikroskopik ataupun RDT dapat dilakukan maksimal
sebanyak 3 kali.
Deteksi asymptomatic malaria sebaiknya dilakukan pada semua pasien
yang datang ke layanan kesehatan primer atau dapat dilakukan secara random
pada pasien tidak demam bila persediaan RDT terbatas. Sementara itu, deteksi
secara aktif dapat dilakukan pada masyarakat yang tinggal di sekitar pemukimam
penderita malaria yang telah ditemukan sebelumnya atau pada daerah yang
memiliki kasus malaria sepanjang tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
21
SUMMARY
The proportion of asymptomatic malaria in populations of malaria patients
has not been widely reported. Generally, asymptomatic malaria patients never see
it because he felt no pain. Alves et al. (2002) reported that patients with
asymptomatic malaria 4-5 times more than the symptomatic malaria . Patients
with asymptomatic malaria can be a source of new transmission in subsequent
malaria infection (gametocyte carrier) and form a reservoir of the parasite in the
vector. Even inability to detect and handle 25% of the estimated number of
patients with asymptomatic malaria , can fail the efforts of malaria elimination
(Coura et al., 2006). The biggest challenge now is the accuracy of diagnostic tools
to detect asymptomatic malaria (Lindblade et al., 2013), especially in primary
health care.
The early diagnosis of asymptomatic malaria is one way to reduce the
number of malaria cases. Detection of asymptomatic malaria is usually done
using PCR. PCR diagnostic accuracy higher than microscopy and Rapid
Diagnostic Test (RDT) because of the volume of blood is examined 40 times
more. The use of PCR in primary health care is difficult to do because of the
prohibitive cost, there is no agreed standard methodology and need to be experts.
In addition, PCR is not able to calculate the density of parasites and identify stage
parasite. Therefore, optimization of microscopy and RDT at primary health care,
are more likely to do, among other things by microscopic examination using more
blood volume and microscopy / RDT series.
Risk factor model and diagnosis prediction model formed of various
dominant factors that influence the occurrence of asymptomatic malaria .
Universitas Sumatera Utara
22
Interaction of the dominant factors that can be used as a predictor for detecting
asymptomatic malaria . The model also can provide information on the magnitude
of the opportunity to prevent malaria by controlling these factors.
This study is a longitudinal study with observations for 2 weeks in each
research subject. Each research subject is observed twice a period of malaria
during the study period. The study was conducted in four health centers and 25
villages in three districts in Batubara county, North Sumatra province, from
March to December 2015, through active case detection and passive case
detection.
Malaria diagnosis is confirmed by microscopic examination using blood
volume more than routine microscopic examination. Serial examinations
performed on each sample if the negative results obtained in the first microscopic
examination, ie on the second day (Microscopic Examination of Serial 1), on the
eighth day (Microscopic Examination of Serial 2) and fifteenth (microscopic
examination Serial 3). Serial examinations will be terminated if it has been found
Plasmodium sp. or have come to the third serial examinations. Microscopic
examination of malaria carried by at least 2 people who have trained examiner. In
case of differences in the results, the examination will be continued by a third
person. The results of the most widely used as a final decision examination.
Microscopic examination of the study found patients with asymptomatic
malaria by 20.3% (188 subjects) in the first examination, 3.7% (34 subjects) in
the examination Serial 1 and 3% (28 subjects) on Examination of Serial 2.
Parasite density increases of the First Examination (444.04 parasites / ml ± 151.5)
to the Examination Serial 2 (1144.29 parasites / ml ± 44.01). RDT accuracy
Universitas Sumatera Utara
23
highest value at the time of detection of asymptomatic malaria is a sensitivity
76.4%, specificity 86.9%, positive predictive value 49.4% and negative predictive
value 98.7%. Serial RDT accuracy tends to increase, along with an increased
density of parasites, except in Positive Predictive Value (PPV), which tends to
decrease.
Risk Factor Model Asymptomatic Malaria is formed by four variables:
Age, Availability of Medicines Malaria, Access to Health Workers and Quality
Use of Mosquito nets. Hosmer and Lemeshow Test value obtained was 0.093 (p>
0.05). Interaction between the determining factors of the model can explain the
occurrence of asymptomatic malaria amounted to 76.5%. This model can also
predict the diagnosis of asymptomatic malaria amounted to 73.3%. Diagnosis
Prediction Model for Asymptomatic Malaria formed by eight variables:
Availability of Medicines Malaria, Access to Health Care Workers, Quality Use
Netting, Hb, Eosinophils, Neutrophils, Lymphocytes and Monocytes. Hosmer and
Lemeshow Test value obtained was 0.061 (p> 0.05). Interaction between the
determining factors of the model can explain the occurrence of asymptomatic
malaria amounted to 90.3% and can predict the diagnosis of asymptomatic
malaria 94.6%.
Detection of asymptomatic malaria requires a diagnostic tool that has a
high sensitivity. Accuracy microscopy or RDT gets better the examination series.
Risk Factor Model and Diagnosis Prediction Model can be the indicators of
whether or not a serial examination required. A negative result in the first
examination (microscopy or RDT), have not been able to rule out the diagnosis of
malaria. Serial examinations (microscopic or RDT) will be performed when the
Universitas Sumatera Utara
24
value reached the limit on the model. Primary health care services that have
laboratories can use the Diagnosis Prediction Model. While that does not have a
laboratory can use the Risk Factor Model. Microscopic examination or RDTs can
be a maximum of 3 times. Detection of asymptomatic malaria should be
performed on all patients attending primary health care or can be done at random
in patients with no fever when supplies are limited RDT. Meanwhile, the
detection can actively do to the people who lived around malaria patients
residences who have previously been found or in areas which have cases of
malaria throughout the year.
Universitas Sumatera Utara
25
Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian Malaria di
Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara : Pengembangan Model Prediksi
Diagnosis Asymptomatic Malaria pada Layanan Kesehatan Primer
ABSTRAK
Latar belakang
Asymptomatic malaria merupakan sumber transmisi baru infeksi malaria
Ketidakmampuan mendeteksi dan menanganinya, dapat menggagalkan upaya
eliminasi malaria. Deteksi asymptomatic malaria biasanya dilakukan dengan PCR
yang lebih sensitif dibandingkan pemeriksaan mikroskopik dan RDT, oleh karena
volume darah yang diperiksa 40 kali lebih banyak. Namun PCR sulit dilakukan
pada layanan kesehatan primer. Tantangan terbesar saat ini adalah akurasi alat
diagnosis untuk mendeteksi asymptomatic malaria , terutama pada layanan
kesehatan primer. Optimalisasi alat diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopik menggunakan volume darah lebih banyak dan pemeriksaan
mikroskopik ataupun RDT serial.
Tujuan penelitian
Membuat Model Faktor Risiko dan Model Prediksi Diagnosis dari faktor-faktor
yang dominan berpengaruh terhadap asymptomatic malaria .
Metode
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batubara, dari bulan Maret sampai
Desember 2015. Penelitian ini mengamati tiap subyek selama 2 minggu dan
sebanyak dua kali periode menderita malaria. Diagnosis malaria ditegakkan
dengan pemeriksaan mikroskopik yang menggunakan volume darah lebih banyak.
Pemeriksaan serial dilakukan pada hari ke-2 (Pemeriksaan Serial 1), hari ke-8
(Pemeriksaan Serial 2) dan hari ke-15 (Pemeriksaan Serial 3).
Hasil
Ditemukan penderita asymptomatic malaria sebesar 20,3% (188 orang) pada
pemeriksaan mikroskopik pertama, 3,7% (34 orang) pada pemeriksaan serial 1
dan 3% (28 orang) pada pemeriksaan serial 2. Model Faktor Risiko dibentuk oleh
Umur, Ketersediaan Obat Malaria, Akses ke Tenaga Kesehatan dan Kualitas
Pemakaian Kelambu serta dapat menjelaskan terjadinya asymptomatic malaria
sebesar 76,5%. Model ini dapat digunakan sebagai pedoman intervensi faktor
risiko. Peningkatan proporsi tiap faktor risiko dapat menyebabkan kenaikan kasus
malaria. Model Faktor Risiko juga dapat digunakan sebagai indikator pemeriksaan
serial pada layanan kesehatan primer yang tidak memiliki laboratorium dengan
kemampuan prediksi diagnosis sampai dengan 73,3% (IK95%: 69,6%-76,9%).
Sementara itu Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria dibentuk oleh
Ketersediaan Obat Malaria, Akses ke Tenaga Kesehatan, Kualitas Pemakaian
Kelambu, Kadar Hb, Eosinofil, Netrofil, Limfosit dan Monosit. Model ini dapat
digunakan sebagai indikator pemeriksaan serial pada layanan primer yang
memiliki laboratorium dengan kemampuan deteksi sampai dengan 94,6%
(IK95%: 93,1%-96,1%).
Kesimpulan
Interaksi antar faktor yang dominan berpengaruh pada asymptomatic malaria dapat
dijadikan model prediksi diagnosis dan menjadi indikator dalam menentukan
pemeriksaan serial untuk deteksi asymptomatic malaria.
Kata kunci
: asymptomatic malaria, eliminasi malaria, model faktor risiko, model
prediksi diagnosis,
Universitas Sumatera Utara
26
Analysis of the Dominant Factors that Influence the Incidence of Malaria in
Hypoendemic Area, in North Sumatera : The Development of Predictive
Models of Asymptomatic Malaria Diagnosis in Primary Health Care
ABSTRACT
Background: Asymptomatic malaria is a source of new transmission of malaria
infection. The inability to detect and handle, can fail the efforts of malaria
elimination. Detection of asymptomatic malaria is usually done by PCR is more
sensitive than microscopy and RDTs, because the volume of blood is examined 40
times more. However, PCR is hard to do in primary health care. The biggest
challenge now is the accuracy of diagnostic tools to detect asymptomatic malaria ,
especially in primary health care. Optimization of diagnostic tools can be done by
microscopic examination using more blood volume and microscopic examination
of serial or RDT.
Objective: To create Risk Factor Model and Diagnosis Prediction Model of the
dominant factors that affect the asymptomatic malaria .
Methods: The study was conducted in Batubara district, from March to December
2015. The study looked at each subject for 2 weeks and as much as twice the
period of suffering from malaria. Malaria diagnosis is confirmed by microscopic
examination using more blood volume. Serial examinations conducted on day 2
(Examination of Serial 1), day 8 (Examination of Serial 2) and day 15
(Examination of Serial 3).
Results: Found patients with asymptomatic malaria by 20.3% (188 subjects) in
the first microscopic examination, 3.7% (34 subjects) on serial examinations 1
and 3% (28 subjects) on serial examinations 2. Risk Factor Model shaped by
factors age, Availability of Medicines malaria, access to Health Workers and
Quality Use of Mosquito nets, and can explain the occurrence of asymptomatic
malaria amounted to 76.5%. This model can be used as guidelines for risk factor
intervention. Increasing the proportion of each of the risk factors can cause a rise
in malaria cases. Risk Factor Model can also be used as an indicator serial
examinations in primary health care services that do not have a laboratory with a
diagnosis of asymptomatic malaria prediction capabilities of up to 73.3%
(CI95%: 69.6% -76.9%). Meanwhile Diagnosis Prediction Model for
Asymptomatic Malaria shaped by factors Availability of Medicines Malaria,
Access to Health Care Workers, Quality Use Netting, Hb, Eosinophils,
Neutrophils, Lymphocytes and Monocytes. This model can be used as an
indicator of serial examinations in primary health care services that have
laboratories with the capability of detection of asymptomatic malaria up to 94.6%
(CI95%: 93.1% -96.1%).
Conclusion: The interaction between the dominant factor that affects the
asymptomatic malaria prediction models could be used as indicators in the
diagnosis and determine the serial examinations for the detection of asymptomatic
malaria .
keywords
: asymptomatic malaria, diagnosis prediction model, malaria
elimination, risk factor model,
Universitas Sumatera Utara
27
DAFTAR ISI
LEMBAR PRASYARAT GELAR……… .................................................. i
LEMBAR PROMOTOR DAN KO-PROMOTOR……………………….... ii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………......iii
LEMBAR PENGUJI…………………………………………………….....iv
UCAPAN TERIMAKASIH……………………………………………..... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP….……………………………………….....vii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………......xiv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH….......xv
RINGKASAN……………………………………………………………...xvi
SUMMARY………………………………………………………………...xx
ABSRAK…………………………………………………………………...xxiv
ABSTRACT.……………………………………………………………......xxv
DAFTAR ISI..................................................................................................xxvi
DAFTAR GAMBAR/SKEMA………………………………......................xxviii
DAFTAR TABEL..........................................................................................xxix
DAFTAR SINGKATAN……………………………………..…. ………...xxx
DAFTAR LAMPIRAN..………………………………………,…………..xxxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
Latar Belakang……………………………………………... 1
Rumusan Masalah………………………………………...... 6
Tujuan Penelitian…………………………………………... 7
1.3.1. Tujuan umum....................…………………………... 7
1.3.2. Tujuan khusus............……………………………...... 7
1.4. Manfaat Penelitian………………………………………..... 7
1.5. Orisinalitas………………………………………………..... 8
1.6. Potensi Hak Atas Kekayaan Intelektual………………….... 9
1.7. Artikel Ilmiah……………………………………………..... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
2.3.
Siklus Hidup Plasmodium sp ……………………………… 10
Malaria dan Masalahnya ……………………………………11
Diagnosis Malaria ……………………………………......... 15
2.3.1. Pemeriksaan mikroskopik…………………………… 16
2.3.2. Pemeriksaan RDT …………………………………... 18
2.3.3. Pemeriksaan PCR......................................…...……... 19
2.3.4. Gejala klinis (keluhan utama)...…………………….. 20
Universitas Sumatera Utara
28
2.3.5. Profil hematologi……………………………………. 22
2.3.6. Golongan darah ABO.....……………………………. 24
2.3.7. Status gizi......................................................... ……... 25
2.3.8. Kecacingan (STH)....................................................... 26
2.3.9. Model diagnosis malaria ……………………………. 26
2.4. Faktor Perilaku…... ……………………………………….. 27
2.5. Faktor Lingkungan ………..………………………………. 29
2.6. Vektor Pembawa Penyakit ………………………………… 31
2.7. Hubungan Host-Agent-Environment dan Malaria…............. 34
2.8. Kerangka Teori ……………………………………………. 36
2.9. Hipotesis Penelitian …..…………………………………… 37
2.10 Kerangka Konsep………………………………………….. 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian....................……………………………... 39
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.........……………………….. 39
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian.............……………............ 39
3.4. Besar Sampel..............................…………………………... 41
3.5. Pengumpulan Data........... …………………………………. 41
3.5.1. Data primer..................................................…............ 42
3.5.2. Data sekunder.............................……………………..42
3.6. Definisi Operasional......…………………………………… 43
3.7. Alur Penelitian............................…………………………... 52
3.8. Ethical Clearance.................................................................. 53
3.9. Analisis Data......................................................................... 54
3.9.1. Analisis bivariat…………………………………….. 54
3.9.2. Analisis multivariat…………………………………. 55
3.10. Luaran Penelitian...........................................…………........ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
Deskripsi Demografi dan Geografi Daerah Penelitian…….. 56
Proses Pengambilan Sampel...........………………………... 58
Akurasi Diagnosis Asymptomatic Malaria…………………... 60
Analisis Bivariat Sampel Penelitian.....………………..........62
4.4.1. Karakteristik sampel …………...........……………… 64
4.4.2. Faktor risiko malaria.....……………………………... 64
4.4.3. Pemeriksaan fisik..........…........................................... 67
4.4.4. Pemeriksaan laboratorium....………………………... 67
4.5. Analisa Model Faktor Risiko................................................ 68
4.6. Analisa Model Prediksi Diagnosis…………………………. 71
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Asymptomatic Malaria dan Permasalahannya....................... 74
5.2. Akurasi Diagnosis Diagnosis Asymptomatic Malaria …….. 76
5.3. Analisa Faktor Dominan pada Asymptomatic Malaria ……..79
5.3.1. Karakteristik sampel.................................................... 79
5.3.2. Faktor risiko malaria.................................................... 80
5.3.3. Pemeriksaan fisik.........................................…............ 83
5.3.4. Pemeriksaan laboratorium...........…………………… 84
5.4. Model Faktor Risiko Asymptomatic Malaria ........................ 87
Universitas Sumatera Utara
29
5.5. Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria .……...... 90
5.6. Aplikasi Model pada Layanan Kesehatan Primer…………..91
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan............................................................................ 95
6.2. Saran...............................................………………………... 97
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………98
LAMPIRAN………………………………………………………………..109
Universitas Sumatera Utara
30
DAFTAR GAMBAR / SKEMA
Nomor
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Judul
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
3.1.
4.1.
5.1.
Halaman
Siklus Hidup Plasmodium sp….....………..………………. 10
Hubungan Host-Agent-Environment dan Malaria… ………36
Kerangka Teori ……......…………………….………......... 37
Kerangka Konsep………………………………………….. 38
Algoritma Pemeriksaan Sampel Penelitian.……………….. 54
Peta Wilayah Kabupaten Batubara...……………………… 56
Algoritma Aplikasi Model Prediksi Diagnosis..................... 94
Universitas Sumatera Utara
31
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Judul
Halaman
4.1. Data Kependudukan di Kabupaten Batubara........................... 57
4.2. Data Penggunaan Lahan di Kabupaten Batubara..................... 58
4.3. Kelompok Umur Penduduk di Kabupaten Batubara................ 58
4.4. Tempat Penelitian.………........................................………… 59
4.5. Klasifikasi Sampel Penelitian............………….....….............. 60
4.6. Perbandingan Diagnosis Asymptomatic Malaria ……………..61
4.7. Akurasi Diagnosis RDT……………………………………… 62
4.8. Perbandingan Metode Deteksi Asymptomatic Malaria ……… 62
4.9. Faktor Dominan Asymptomatic Malaria …………………….. 63
4.10 Karakteristik Sampel Penelitian................................................64
4.11. Kualitas Pelayanan Kesehatan................................….. ……... 65
4.12. Perilaku Mencari Bantuan Kesehatan…………....…... ……... 66
4.13. Perilaku Pencegahan Penyakit...………….............….............. 66
4.14. Pemeriksaan Fisik (Status Gizi)...…………….........................67
4.15. Pemeriksaan Laboratorium………....…................................... 68
4.16. Variabel Bebas Model Faktor Risiko...….........………............69
4.17. Analisa Model Faktor Risiko.................................................... 70
4.18. Variabel Bebas Model Prediksi Diagnosis .............................. 72
4.19. Analisis Model Prediksi Diagnosis........................................... 73
5.1. Pengamatan dan Intervensi Faktor Risiko…………… …….. 89
5.2. Nilai Batas Model Prediksi Diagnosis………………………. 93
Universitas Sumatera Utara
32
DAFTAR SINGKATAN
ACD
API
BMI
BPS
CDC
Depkes:
DNA
EIR
GIS
HRP2
IRS
IMT
ITNs
Kemenkes
PABA
PCD
PCL.
PCM
PCN
PCR
p-LDH
Posyandu
Puskesmas
RCD
RDT
REESAA
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
SD
SIG
SMA
SR
STH
SKRT
SPR
WHO
:
:
:
:
:
:
:
:
Active Case Detection
Annual Parasite Incidence
Body Mass Index
Badan Pusat Statistik
Center for Disease Control
Departemen Kesehatan
Deoxyribo Nucleic Acid
Entomological Inoculation Rate
Geographycal Information System
Histidine Rich Protein 2
Indoors Residual Spraying
Indeks Massa Tubuh
insecticide-treated nets
Kementerian Kesehatan
para amino benzoic acid
Passive Case Detection
pigment-containing leukocytespigment-containing monocytes
pigment-containing granulocytes
Polymerase Chain Reaction
parasite lactate dehydrogenase
Pos Pelayanan Terpadu
Pusat Kesehatan Masyarakat
Reactive Case Detection
Rapid Diagnostic Test
rational, effective, efisien, suntainable, affective,
affordable
Sekolah Dasar
Sistim Informasi Geografis
Sekolah Menengah Atas
Spleen Rate
Soil Transmitted Helminths
Survey Kesehatan Rumah Tangga
Slide Positivity Rate
Wolrd Health Organization
Universitas Sumatera Utara
33
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
Lamp. 1. Persetujuan Komisi Etik................................................................. 109
Lamp. 2. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian..................................... 110
Lamp. 3. Surat Izin Penggunaan Laboratorium............................................. 111
Lamp. 4. Surat Telah Selesai Menggunakan Laboratorium.......................... 112
Universitas Sumatera Utara
Malaria di Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara :
Pengembangan Model Prediksi Diagnosis
Asymptomatic Malaria pada Layanan Kesehatan Primer
DISERTASI
Lambok Siahaan
NIM : 118102006
PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
1
Universitas Sumatera Utara
2
Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian
Malaria di Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara :
Pengembangan Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria
pada Layanan Kesehatan Primer
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Doktor dalam
Program Studi Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran pada Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Untuk dipertahankan di Hadapan Sidang Ujian Terbuka
Program Studi Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Oleh
Lambok Siahaan
NIM : 118102006
PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
3
PROMOTOR
Prof. Dr. dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan
KO-PROMOTOR
Prof. Dr. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK(K)
Guru Besar Ilmu Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan
KO-PROMOTOR
dr. Putri Chairani Eyanoer, MS.Epid, Ph.D
Staf Pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan
Universitas Sumatera Utara
4
Judul Disertasi
: Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh
pada
Kejadian
Malaria
di
Daerah
Hypoendemis
di
Sumatera
Utara
:
Pengembangan Model
Prediksi Diagnosis
Asymptomatic
Malaria
pada
Layanan
Kesehatan Primer
Nama Mahasiswa
: Lambok Siahaan
NIM
: 118102006
Program Studi
: Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK
Promotor
Prof. Dr. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK(K)
Ko-Promotor
dr. Putri Chairani Eyanoer, MS.Epid, Ph.D
Ko-Promotor
Ketua Program Studi Doktor (S-3)
Ilmu Kedokteran
Dekan Fakultas Kedokteran
Prof.Dr.dr. Delfitri Munir,Sp.THT-KL(K)
Dr.dr.Aldy S Rambe,Sp.S(K)
Universitas Sumatera Utara
5
Tanggal Lulus
: 15 Agustus 2016
Telah diuji pada Ujian Tertutup
Tanggal 15 Agustus 2016
TIM PENGUJI DISERTASI
Ketua
: Prof. Dr. dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK
Anggota
: Prof. Dr. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK(K)
dr. Putri Chairani Eyanoer, MS.Epid, Ph.D
dr. Adang Bactiar, MPH, DSc
Prof. dr. Agnes Kurniawan, PhD, Sp.ParK
Dr.dr. Umar Zain, SpPD, DTM&H
Dr.dr.Rosita Juwita Sembiring, SpPK
Universitas Sumatera Utara
6
UCAPAN TERIMA KASIH
Salam sejahtera..
Tuhan itu baik dan luarbiasa adanya. Pertolongan dan pemeliharaaNya
sangat nyata. ―Sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan kepada
Dia : Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya ‖. Banyak hal yang tidak
terpikirkan terjadi dalam perjalanan hidup. Walau tidak seperti yang
direncanakan, tetapi semuanya Dia ubah menjadi kebaikan seperti rencanaNya.
Syukur kepada Tuhan yang tetap setia menguatkan dan meluputkan dari hal-hal
yang tidak baik.
Terima kasih tak terhingga buat Istri dan kedua Puteri tercinta, yang telah
menjadi sahabat dalam suka dan duka serta penolong dan pendorong untuk tetap
tabah dan tegar. Waktu yang telah dilalui bersama, telah membentuk hidup yang
semakin lebih baik, menjadi seperti yang Dia mau.
Terima kasih pula buat Ibunda tercinta, yang tak henti-hentinya
mendoakan, memberikan nasehat dan dorongan. Terima kasih pula buat semua
anggota keluarga besar, yang tetap setia mendengarkan dan mendoakan selama
masa pergumulan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Para Rektorat Universitas
Sumatera Utara yang telah memberi izin dan kesempatan dalam mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Sumatera Utara dan para Dekanat
Fakultas Kedokteran yang telah memberikan izin mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan S3 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Secara
khusus, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya buat Prof.dr.
Chairuddin P Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Prof.Dr.dr. Delfitri Munir, SpTHT-
Universitas Sumatera Utara
7
KL(K) dan Dr.dr. Imam Budi Putra, Sp.KK(K) atas bantuannya selama mengikuti
proses pendidikan di Program Studi S3 Kedokteran.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. Harun
Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK atas kesediaannya menjadi Promotor dan telah
memberikan waktu dan pemikiran sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.
Banyak hal yang telah beliau lakukan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Tuhan
kiranya memberikan hal yang terbaik bagi beliau. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK(K) dan dr.
Putri Chairani Eyanoer, MS.Epid, Ph.D atas kesediaannya menjadi Co-Promotor
bahkan telah memberikan waktu dan pemikiran dalam membimbing, memberi
saran dan dukungan sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Adang Bactiar, MPH,
Dsc, Dr. dr Umar Zein, Sp.PD-KPTI, Dr.dr. Rosita Juwita Sembiring Sp.PK(K)
dan Prof.dr. Agnes Kurniawan, Sp.ParK, PhD, sebagai Penguji yang telah
memberikan penilaian, bimbingan, masukan dan saran yang sangat berguna dalam
penyempurnaan disertasi ini.
Terima kasih buat teman-teman di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Batubara serta teman-teman di Program Penyakit Malaria Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang telah banyak membantu selama proses
penelitian. Terima kasih pula buat teman-teman di Depatemen Parasitologi
FKUSU, secara khusus untuk Dra. Merina Panggabean, MSc dan dr. Yoan C
Panggabean, MKT, yang telah banyak membantu selama proses penelitian.
Semoga disertasi ini dapat bermanfaat, terutama bagi perkembangan ilmu
kedokteran.
Tuhan itu Baik.. Salam
Medan, Desember 2016
Penulis
Lambok Siahaan
Universitas Sumatera Utara
8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama
:
Lambok Siahaan
NIP
:
19711005 2001 12 10 01
Tempat / Tanggal Lahir :
Belawan, 5 Oktober 1971
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Agama
:
Kristen Protestan
Status Perkawinan
:
Kawin
Alamat Rumah
:
Perumahan Insan Cita Griya Blok D/6 Pasar I
Tanjung Sari, Medan, Sumatera Utara
Alamat Kantor
:
Departemen Parasitologi FK USU
Nomor Telepon/HP
:
061 – 8201672 / 08126561772
1978-1984
:
SDN 060965, Belawan.
1984-1987
:
SMP Swasta Hang-Tuah 1, Belawan.
1987-1990
:
SMA Negeri Labuhan Deli, Labuhan Deli.
1990-1997
:
Pendidikan Dokter, FK USU, Medan.
2005-2007
:
Magister Ilmu Kedokteran Tropis, FK USU, Medan.
2013-2015
:
Pendidikan Diploma Bioetika, FK UGM,
Riwayat Pendidikan
Yogyakarta.
Riwayat Pekerjaan
1997 – 1999
:
KaPus Ahuhu, Kab. Kendari, Sulawesi Tenggara
1999 – 2000
:
Dokter RSU Dolok Sanggul, Kab. Taput, Sumut
2001 – sekarang
:
Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUSU
2011 – sekarang
:
Staf Pengajar Bioetika dan Humaniora FKUSU
Pendidikan dan Pelatihan
1. Workshop Dokter Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Medan 2001
2. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (Diklat Prajab III), 2002
Universitas Sumatera Utara
9
3. Lokakarya Program Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(PEKERTI), 2003
4. Lokakarya Program Applied Approach (AA), 2004
5. Kursus Biologi Molekuler Dasar, FK USU, 2004
6. Kursus Biologi Molekuler Lanjut, FK USU, 2005
7. Pelatihan Tutor Staff Pengajar FK USU, 7-8 Jan 2007
8. Pelatihan Instruktor Skills Lab Staff Pengajar FK USU, 15-16 Jan 2007
9. Workshop Implementasi Sistem Manajemen Mutu USU Untuk Gugus
Jaminan Mutu Angkatan IV, Februari 2007
10. Malaria Mikroskop Certificate of Training, Namru 2, 25 Juni - 2 Juli 2007
11. Kursus Biologi Molekuler dan Immunologi, FK UGM, 23 – 28 Juli 2008
12. Evidence-Based Medicine Workshop, FK UI, 14-16 Maret 2008
13. Evidence-Based Medicine Workshop, Advance, FK UI, 11-13 Agustus 2008
14. Lokakarya Penyusunan Masalah Pemicu untuk kasus Tutorial berbasis
Kompetensi, FK USU, 21-23 Agustus 2008
15. Evaluation in the Competency-Based Curriculum, FK UI, 27-28 Agustus 2008
16. Pelatihan PCR Malaria, Namru-2, Juni 2009
17. Inovasi Pembelajaran Bioetika, Humaniora dan Hukum Kedokteran, FK USU
21-22 Oktober 2009
18. Cluster of Diseases, Epi Treat Unit USU dan IAKMI Pengda Sumut, Juni
2010
19. Pelatihan Penelaah Etik Pada Penelitian Kesehatan Dosen Pembimbing Karya
Tulis Ilmiah, Health Research Ethical Committee, FKUSU, 12 Oktober 2010
20. Pelatihan Instrukstur Skills Laboratory, Bagian Pendidikan Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, 17 Februari 2011
21. Pelatihan Tutor, Bagian Pendidikan Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 18
Februari 2011
22. Workshop
Paradigma
Baru
Pendidikan
Bioetik
Medikolegal
dalam
Pendidikan Dokter, 29 Juli 2011
23. Kursus Metodologi Penelitian, Medan, 31 Juli 2012
24. Biostatistik, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Agt – Des 2011
25. Pelatihan Pelatih Pasien Simulasi UKDI, Medan, 11 Nov 2012
Universitas Sumatera Utara
10
26. Pelatihan Penguji UKDI, Medan, Feb 2013
27. Metodologi Penelitian, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Feb –
Mei 2012
28. Imunologi Terapan, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Feb – Mei
2012
29. Epidemiologi Klinik, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Feb –
Mei 2012
30. Workshop Evidence Based Medicine, ICE EBM, 9-10 Maret 2013
31. Analisa Multivariate, Program Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Jan – Mei
2013
32. Structural Equation Models, Terapan Dalam Analisa Multivariate, Program
Doktoral, Fakultas Kedokteran USU, Jan – Mei 2013
Pengalaman Sebagai Peneliti Utama
1. Resistensi Plasmodium falciparum terhadap Klorokuin di Kecamatan Tanjung
Pura Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2004
2. Perbandingan Pemberian Kombinasi Kina-Klindamisin 3 dan 5 Hari pada
Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi di Kabupaten Nias Selatan,
2006
3. Gejala dan Tanda Klinis Penderita Malaria di Daerah Endemis Kabupaten
Nias Selatan, 2006
4. Malaria Pasca Bencana Alam di Kabupaten Nias Selatan, 2007
5. Efikasi Pemberian Kombinasi Artesunat Amodiakuin pada Penderita Malaria
Tanpa Komplikasi di Kabupaten Nias Selatan, 2007
6. Perbandingan Efikasi Beberapa Kombinasi Artesunat pada Penderita Malaria
Tanpa Komplikasi di Kotamadya Sabang, 2007
7. Prevalensi Malaria Pasca Tsunami di Pulau Weh, 2007
8. Perubahan Pola Gen Molecular Marker Pada Plasmodium falciparum, Setelah
Pemberian Kombinasi Artesunate-Amodiaquine, 2009 (Tahun 1 Hibah
Bersaing Dikti )
9. Perubahan Pola Gen Molecular Marker Pada Plasmodium falciparum, Setelah
Pemberian Kombinasi Artesunate-Amodiaquine, 2010 (Tahun 2 Hibah
Bersaing Dikti )
Universitas Sumatera Utara
11
10. Prevalensi Malaria Pada Anak Penderita Soil Transmitted Helminthiasis, 2013
11. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Terhadap Efektifitas Pemakaian
Kelambu Dalam Mencegah Kejadian Malaria, 2013
12. Analisa Faktor Yang Berpengaruh Pada Kejadian Malaria Di Daerah
Endemisitas Rendah di Sumatera Utara : Suatu Dasar Pemodelan Prediksi
Kejadian Malaria Dengan Perbandingan Analisa Multivariat (Rencana
Proposal untuk Disertasi)
Pengalaman Sebagai Peneliti Kedua
1. Pengaruh Pencemaran Tanah Terhadap Infeksi Kecacingan pada anak SD,
2002
2. Pengaruh Kotoran Kuku terhadap Infeksi Kecacingan pada anak SD, 2003
3. Resistensi Plasmodium vivax terhadap Klorokuin di Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2004
4. Profil Eosinofil pada siswa SDN 026559 yang terinfeksi Soil Transmitted
Helminth, 2008
5. Perbandingan Rapid Diagnostic Test dan Pemeriksaan Mikroskopik Pada
Diagnosa Malaria di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2010, Dana DM LP USU
Karya Ilmiah Hasil Penelitian
1. Pengaruh Pencemaran Tanah Terhadap Infeksi Kecacingan pada Anak SD,
2002
2. Pengaruh Kotoran Kuku terhadap Infeksi Kecacingan pada Anak SD, 2003
3. Resistensi Plasmodium vivax terhadap Klorokuin di Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2004
4. Perbandingan Efikasi Kombinasi Kina-Klindamisin 3 dan 5 hari Pada
Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi, 2006
5. Malaria Pasca Tsunami di Pulau Weh, Majalah Kesmas , Volume 2 No 5
ISSN 1907- 7505 , April 2008, Jakarta
6. Gejala dan Tanda Klinis Malaria di Daerah Endemis, Majalah Kedokteran
Indonesia, Volume 58 No 6 ISSN 0377- 1121, Juni 2008, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
12
7. Kombinasi Kina-Klindamisin 3 hari pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa
Komplikasi, Majalah Kedokteran Nusantara, Volume 41 No 2 ISSN 0216325x, Juni 2008, Medan
8. Malaria Vivax di Kabupaten Nias Selatan, Majalah Kesmas , Volume 3 No 1
ISSN 1907- 7505 , Agustus 2008, Jakarta
9. Malaria Pasca Bencana Alam di Kabupaten Nias Selatan, Majalah Kedokteran
Nusantara, Volume 41 No 3 ISSN 0216- 325x , September 2008, Medan
10. Perbandingan Rapid Diagnostic Test dan Pemeriksaan Mikroskopik Pada
Diagnosa Malaria di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2010, anggota, Dana DM
LP USU 2010
Karya Ilmiah Bukan Hasil Penelitian
1. Trypanosomiasis gambia , Tinjauan Pustaka, 2003
2. Dracunculus medinensis, Tinjauan Pustaka, 2003
Presentasi Karya Ilmiah
1. Perbandingan Kombinasi Artesunat-Amodiaquine dan Kombinasi Artesunat-
SP Pada Pengobatan Malaria Falciparum tanpa komplikasi, Simposium
Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis, 25-26 Agustus 2007, Denpasar
2. Malaria Pasca Tsunami di Pulau Weh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Simposium Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis, Denpasar, 25-26
Agustus 2007
3. Malaria pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten Nias Selatan, Simposium
Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis, Denpasar, 25-26 Agustus 2007
4. Perbandingan Kombinasi Artesunat-Amodiaquine dan Kombinasi Artesunate-
Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi,
Simposium Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis, Denpasar, 25-26
Agustus 2007
5. Malaria Pasca Bencana Alam di Kabupaten Nias Selatan, Kongres Nasional II
dan Temu Ilmiah Perhimpunan Dokter Spesialis Parasitologi Klinik Indonesia,
Jakarta, 8-9 September 2007
Universitas Sumatera Utara
13
6. Kombinasi Kina-Klindamisin Pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa
Komplikasi, Kongres Nasional II dan Temu Ilmiah Perhimpunan Dokter
Spesialis Parasitologi Klinik Indonesia, Jakarta, 8-9 September 2007
7. Efek Samping Kombinasi Artesunat-Amodiakuin Pada Penderita Malaria
Falciparum Tanpa Komplikasi, Kongres Nasional II dan Temu Ilmiah
Perhimpunan Dokter Spesialis Parasitologi Klinik Indonesia, Jakarta, 8-9
September 2007
8. Profil Hematologi Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi, Joint
National Congres Petri XIV, Samarinda, 7-8 Juni 2008
9. Profil Eosinofil pada siswa SDN 026559 yang terinfeksi Soil Transmitted
Helminth di Binjai, Joint National Congres Petri XIV,Samarinda, 7-8 Juni
2008
10. Perbandingan Rapid Diagnostic Test (RDT) dan pemeriksaan Mikroskopik
pada Diagnosa Malaria, Kongres Nasional Petri XV, 12-14 Juni 2009
Surabaya
11. An Evaluation of Malaria Diagnostic in North Sumatera Province , Kongres
Nasional PETRI XVI, Denpasar Bali, 15-17 Juli 2010
12. Malaria Attributable-Fever based on Rapid Diagnostic Test (RDTs) in
Primary Health Care :Detection of Asymptomatic Malaria as a Problems in
Malaria Ellimination, International Seminar of Biology Sciences, Medan,
October 7th 2015
13. Detection of Asymptomatic and Submicroscopic malaria at Primary Health
Care Services , The 4th ARPac Conference in Conjunction with The 10th
Indonesian Association of Family Physician Congress, Bandung July 28-30
2016.
14. Influence of Soil Transmitted Helminths Infection towards Malaria Disease,
The 1st Public Health International Conference (PHICo) – FKM USU, Medan
December 1-2 2016.
Pengalaman Sebagai Pembicara/Narasumber/Instruktur
1. Chloroquine Resistence Plasmodium Vivax (CRPV), Konferensi Internasional
Plasmodium vivax, Shanghai, Januari 2007
2. Peringatan Hari Malaria se dunia, Tapsel, 30 April 2009
Universitas Sumatera Utara
14
3. Workshop Kemitraan dalam Eliminasi Malaria, Dinkes Prop Sumut, Kisaran,
5 Mei 2009
4. Pembicara/Pelatih Tutor Training Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara, 30-31 Juli 2010
5. Pembicara/Pelatih
Tutor
Training
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadyah Sumatera Utara, 2010
6. Retraining Mikroskopis Malaria bagi Petugas Kabupaten dan Propinsi di
Wilayah Endemis Malaria, 6 - 10 Juni 2010
7. Survey Molecular Marker Antimalaria Resisten pada Penderita Malaria
Falciparum, Hari Malaria Sedunia,Depkes RI, 12 Juni 2010
8. Pelatihan Retraining Mikroskopis Malaria Bagi Petugas Kabupaten dan
Provinsi di Wilayah Endemis Malaria di Provinsi Sumatera Utara, 14 - 18 Juni
2010
9. Pelatihan Tata Laksana Kasus Malaria Bagi Dokter di Wilayah Endemis
Malaria Provinsi Sumatera Utara, Dinkes Prop, 20 – 23 Juni 2010
10. Pelatihan Retraining Mikroskopis Malaria Bagi Petugas Kabupaten dan
Provinsi di Wilayah Endemis Malaria di Provinsi Sumatera Utara, 7 – 18 Juli
2010
11. Pelatihan Tatalaksana Kasus Malaria bagi Bidan Desa di Wilayah Endemis
Malaria Provinsi Sumatera Utara, 1-5 Agustus 2010
12. Pelatihan Tata Laksana Kasus Malaria Bagi Dokter di Wilayah Endemis
Malaria Provinsi Sumatera Utara, Dinkes Prop, 2011
13. Training
Fasilitator
Pembelajaran
Bioetika,
Humaniora
dan
Hukum
Kedokteran, 7-8 Februari 2012
14. Pelatihan Retraining Mikroskopis Malaria Bagi Petugas Kabupaten dan
Provinsi di Wilayah Endemis Malaria di Provinsi Sumatera Utara, Juli 2012
15. Management and Diagnostic Approach of Malaria , CMEPD FK USU, 3
Maret 2012
16. Instruktur Pelatihan Pembacaan Mikroskopik, CMEPD FK USU, 3 Maret
2012
17. Pelatihan Tata Laksana Kasus Malaria Bagi Dokter di Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Juli 2013
Universitas Sumatera Utara
15
PERNYATAAN ORISINALITAS
Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian Malaria di
Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara :
Pengembangan Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria pada
Layanan Kesehatan Primer
Penulis yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa
penulisan disertasi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada Program Studi Doktor (S3) Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian
disertasi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagianbagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi-sanksi
lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Medan,15 Desember 2016
Nama : Lambok Siahaan
NIM
: 118102006
Universitas Sumatera Utara
16
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama
: Lambok Siahaan
NIM
: 118102006
Program Studi
: Ilmu Kedokteran
Jenis Karya
: Disertasi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas disertasi saya yang berjudul :
Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian Malaria di
Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara : Pengembangan Model Prediksi
Diagnosis Asymptomatic Malaria pada Layanan Kesehatan Primer
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk database, merawat dan mempublikasikan
disertasi saya tanpa meminta izin dari saya sebagai penulis dan sebagai pemilik
hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.
Dibuat di Medan pada 15 Desember 2016
Yang menyatakan,
(Lambok Siahaan)
Universitas Sumatera Utara
17
RINGKASAN
Proporsi asymptomatic malaria pada populasi penderita malaria belum
banyak yang dilaporkan. Penderita asymptomatic malaria umumnya tidak pernah
memeriksakan diri karena merasa tidak sakit. Alves et al. (2002) menyatakan
bahwa penderita asymptomatic malaria 4-5 kali lebih banyak dibandingkan
dengan symptomatic malaria . Penderita asymptomatic malaria dapat menjadi
sumber transmisi baru pada infeksi malaria berikutnya (gametocyte carrier ) dan
membentuk reservoir parasit pada vektor. Bahkan ketidakmampuan mendeteksi
dan menangani 25% dari estimasi jumlah penderita asymptomatic malaria , dapat
menggagalkan upaya eliminasi malaria (Coura et al., 2006). Tantangan terbesar
saat ini adalah akurasi alat diagnosis untuk mendeteksi asymptomatic malaria
(Lindblade et al., 2013), terutama pada layanan kesehatan primer.
Diagnosis dini asymptomatic malaria merupakan salah satu cara menekan
jumlah kasus malaria. Deteksi asymptomatic malaria biasanya dilakukan dengan
menggunakan PCR. Akurasi diagnosis PCR lebih tinggi dibandingkan
pemeriksaan mikroskopik dan Rapid Diagnostic Test (RDT) oleh karena volume
darah yang diperiksa 40 kali lebih banyak. Penggunaan PCR pada layanan
kesehatan primer sulit dilakukan oleh karena biaya yang sangat mahal, belum ada
metodologi standar yang disepakati dan perlu tenaga ahli. Disamping itu, PCR
tidak mampu menghitung kepadatan parasit dan mengidentifikasi stadium parasit.
Oleh karena itu, optimalisasi pemeriksaan mikroskopik dan RDT pada layanan
kesehatan primer, lebih mungkin untuk dilakukan, antara lain dengan pemeriksaan
mikroskopik menggunakan volume darah lebih banyak dan pemeriksaan
mikroskopik / RDT serial.
Universitas Sumatera Utara
18
Model faktor risiko dan model prediksi diagnosis dibentuk dari berbagai
faktor dominan yang berpengaruh terhadap terjadinya asymptomatic malaria .
Interaksi faktor-faktor dominan tersebut dapat dijadikan prediktor untuk
mendeteksi asymptomatic malaria . Model tersebut juga dapat memberikan
informasi besarnya peluang mencegah penyakit malaria dengan mengendalikan
faktor-faktor tersebut.
Penelitian ini merupakan longitudinal study dengan pengamatan selama
2 minggu pada tiap subyek penelitian. Setiap subyek penelitian diamati sebanyak
dua kali periode menderita malaria selama masa penelitian. Penelitian dilakukan
di 4 Puskesmas dan 25 desa pada 3 kecamatan di Kabupaten Batubara, Provinsi
Sumatera Utara, dari bulan Maret sampai Desember 2015, melalui active case
detection dan passive case detection.
Diagnosis malaria ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskopik yang
menggunakan volume darah lebih banyak daripada pemeriksaan mikroskopik
rutin. Pemeriksaan serial dilakukan pada setiap sampel apabila hasil negatif
diperoleh pada pemeriksaan mikroskopik pertama, yaitu pada hari kedua
(Pemeriksaan Mikroskopik Serial 1), pada hari kedelapan (Pemeriksaan
Mikroskopik Serial 2) dan hari kelima belas (Pemeriksaan Mikroskopik Serial 3).
Pemeriksaan serial akan dihentikan apabila telah ditemukan Plasmodium sp. atau
telah sampai pada pemeriksaan serial ketiga. Pemeriksaan mikroskopik malaria
dilakukan oleh minimal 2 orang pemeriksa yang telah terlatih. Apabila terjadi
perbedaan hasil, pemeriksaan akan dilanjutkan oleh orang ketiga. Hasil yang
paling banyak dijadikan sebagai keputusan akhir pemeriksaan.
Universitas Sumatera Utara
19
Pemeriksaan mikroskopik pada penelitian ini menemukan penderita
asymptomatic malaria sebesar 20,3% (188 orang) pada Pemeriksaan Pertama,
3,7% (34 orang) pada Pemeriksaan Serial 1 dan 3% (28 orang) pada Pemeriksaan
Serial 2. Kepadatan parasit semakin meningkat dari Pemeriksaan Pertama (444,04
parasit/µl ± 151,5) sampai pada Pemeriksaan Serial 2 (1144,29 parasit/µl ±
44,01). Nilai akurasi RDT tertinggi pada saat mendeteksi asymptomatic malaria
adalah Sensitivitas 76,4%, Spesifisitas 86,9%, Nilai Duga Positip 49,4% dan Nilai
Duga Negatif 98,7%. Akurasi RDT serial cenderung meningkat, seiring dengan
peningkatan kepadatan parasit, kecuali pada Nilai Duga Positif (NDP) yang
cenderung menurun.
Model Faktor Risiko Asymptomatic Malaria dibentuk oleh 4 variabel yaitu
Umur, Ketersediaan Obat Malaria, Akses ke Tenaga Kesehatan dan Kualitas
Pemakaian Kelambu. Nilai Hosmer and Lemeshow Test yang diperoleh adalah
0,093 (p > 0,05). Interaksi antar faktor pembentuk model dapat menerangkan
terjadinya asymptomatic malaria sebesar 76,5%. Model ini juga dapat
memprediksi diagnosis asymptomatic malaria sebesar 73,3%.
Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria dibentuk oleh 8 variabel
yaitu Ketersediaan Obat Malaria, Akses ke Tenaga Kesehatan, Kualitas
Pemakaian Kelambu, Kadar Hb, Eosinofil, Netrofil, Limfosit dan Monosit. Nilai
Hosmer and Lemeshow Test yang diperoleh adalah 0,061 (p > 0,05). Interaksi
antar faktor pembentuk model dapat menerangkan terjadinya asymptomatic
malaria sebesar 90,3% dan dapat memprediksi diagnosis asymptomatic malaria
sebesar 94,6%. Deteksi asymptomatic malaria memerlukan alat diagnosis yang
memiliki sensitivitas tinggi. Akurasi pemeriksaan mikroskopik ataupun RDT akan
Universitas Sumatera Utara
20
semakin optimal bila dilakukan pemeriksaan serial. Model faktor risiko dan model
prediksi diagnosis dapat dijadikan indikator perlu tidaknya pemeriksaan serial.
Hasil negatif pada pemeriksaan pertama (mikroskopik atau RDT), belum dapat
menyingkirkan diagnosis malaria. Pemeriksaan serial (mikroskopik atau RDT)
akan dilakukan apabila nilai batas pada model tercapai. Layanan kesehatan primer
yang memiliki laboratorium dapat menggunakan Model Prediksi Diagnosis.
Sementara yang tidak memiliki laboratorium dapat menggunakan Model Faktor
Risiko. Pemeriksaan mikroskopik ataupun RDT dapat dilakukan maksimal
sebanyak 3 kali.
Deteksi asymptomatic malaria sebaiknya dilakukan pada semua pasien
yang datang ke layanan kesehatan primer atau dapat dilakukan secara random
pada pasien tidak demam bila persediaan RDT terbatas. Sementara itu, deteksi
secara aktif dapat dilakukan pada masyarakat yang tinggal di sekitar pemukimam
penderita malaria yang telah ditemukan sebelumnya atau pada daerah yang
memiliki kasus malaria sepanjang tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
21
SUMMARY
The proportion of asymptomatic malaria in populations of malaria patients
has not been widely reported. Generally, asymptomatic malaria patients never see
it because he felt no pain. Alves et al. (2002) reported that patients with
asymptomatic malaria 4-5 times more than the symptomatic malaria . Patients
with asymptomatic malaria can be a source of new transmission in subsequent
malaria infection (gametocyte carrier) and form a reservoir of the parasite in the
vector. Even inability to detect and handle 25% of the estimated number of
patients with asymptomatic malaria , can fail the efforts of malaria elimination
(Coura et al., 2006). The biggest challenge now is the accuracy of diagnostic tools
to detect asymptomatic malaria (Lindblade et al., 2013), especially in primary
health care.
The early diagnosis of asymptomatic malaria is one way to reduce the
number of malaria cases. Detection of asymptomatic malaria is usually done
using PCR. PCR diagnostic accuracy higher than microscopy and Rapid
Diagnostic Test (RDT) because of the volume of blood is examined 40 times
more. The use of PCR in primary health care is difficult to do because of the
prohibitive cost, there is no agreed standard methodology and need to be experts.
In addition, PCR is not able to calculate the density of parasites and identify stage
parasite. Therefore, optimization of microscopy and RDT at primary health care,
are more likely to do, among other things by microscopic examination using more
blood volume and microscopy / RDT series.
Risk factor model and diagnosis prediction model formed of various
dominant factors that influence the occurrence of asymptomatic malaria .
Universitas Sumatera Utara
22
Interaction of the dominant factors that can be used as a predictor for detecting
asymptomatic malaria . The model also can provide information on the magnitude
of the opportunity to prevent malaria by controlling these factors.
This study is a longitudinal study with observations for 2 weeks in each
research subject. Each research subject is observed twice a period of malaria
during the study period. The study was conducted in four health centers and 25
villages in three districts in Batubara county, North Sumatra province, from
March to December 2015, through active case detection and passive case
detection.
Malaria diagnosis is confirmed by microscopic examination using blood
volume more than routine microscopic examination. Serial examinations
performed on each sample if the negative results obtained in the first microscopic
examination, ie on the second day (Microscopic Examination of Serial 1), on the
eighth day (Microscopic Examination of Serial 2) and fifteenth (microscopic
examination Serial 3). Serial examinations will be terminated if it has been found
Plasmodium sp. or have come to the third serial examinations. Microscopic
examination of malaria carried by at least 2 people who have trained examiner. In
case of differences in the results, the examination will be continued by a third
person. The results of the most widely used as a final decision examination.
Microscopic examination of the study found patients with asymptomatic
malaria by 20.3% (188 subjects) in the first examination, 3.7% (34 subjects) in
the examination Serial 1 and 3% (28 subjects) on Examination of Serial 2.
Parasite density increases of the First Examination (444.04 parasites / ml ± 151.5)
to the Examination Serial 2 (1144.29 parasites / ml ± 44.01). RDT accuracy
Universitas Sumatera Utara
23
highest value at the time of detection of asymptomatic malaria is a sensitivity
76.4%, specificity 86.9%, positive predictive value 49.4% and negative predictive
value 98.7%. Serial RDT accuracy tends to increase, along with an increased
density of parasites, except in Positive Predictive Value (PPV), which tends to
decrease.
Risk Factor Model Asymptomatic Malaria is formed by four variables:
Age, Availability of Medicines Malaria, Access to Health Workers and Quality
Use of Mosquito nets. Hosmer and Lemeshow Test value obtained was 0.093 (p>
0.05). Interaction between the determining factors of the model can explain the
occurrence of asymptomatic malaria amounted to 76.5%. This model can also
predict the diagnosis of asymptomatic malaria amounted to 73.3%. Diagnosis
Prediction Model for Asymptomatic Malaria formed by eight variables:
Availability of Medicines Malaria, Access to Health Care Workers, Quality Use
Netting, Hb, Eosinophils, Neutrophils, Lymphocytes and Monocytes. Hosmer and
Lemeshow Test value obtained was 0.061 (p> 0.05). Interaction between the
determining factors of the model can explain the occurrence of asymptomatic
malaria amounted to 90.3% and can predict the diagnosis of asymptomatic
malaria 94.6%.
Detection of asymptomatic malaria requires a diagnostic tool that has a
high sensitivity. Accuracy microscopy or RDT gets better the examination series.
Risk Factor Model and Diagnosis Prediction Model can be the indicators of
whether or not a serial examination required. A negative result in the first
examination (microscopy or RDT), have not been able to rule out the diagnosis of
malaria. Serial examinations (microscopic or RDT) will be performed when the
Universitas Sumatera Utara
24
value reached the limit on the model. Primary health care services that have
laboratories can use the Diagnosis Prediction Model. While that does not have a
laboratory can use the Risk Factor Model. Microscopic examination or RDTs can
be a maximum of 3 times. Detection of asymptomatic malaria should be
performed on all patients attending primary health care or can be done at random
in patients with no fever when supplies are limited RDT. Meanwhile, the
detection can actively do to the people who lived around malaria patients
residences who have previously been found or in areas which have cases of
malaria throughout the year.
Universitas Sumatera Utara
25
Analisa Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Kejadian Malaria di
Daerah Hypoendemis di Sumatera Utara : Pengembangan Model Prediksi
Diagnosis Asymptomatic Malaria pada Layanan Kesehatan Primer
ABSTRAK
Latar belakang
Asymptomatic malaria merupakan sumber transmisi baru infeksi malaria
Ketidakmampuan mendeteksi dan menanganinya, dapat menggagalkan upaya
eliminasi malaria. Deteksi asymptomatic malaria biasanya dilakukan dengan PCR
yang lebih sensitif dibandingkan pemeriksaan mikroskopik dan RDT, oleh karena
volume darah yang diperiksa 40 kali lebih banyak. Namun PCR sulit dilakukan
pada layanan kesehatan primer. Tantangan terbesar saat ini adalah akurasi alat
diagnosis untuk mendeteksi asymptomatic malaria , terutama pada layanan
kesehatan primer. Optimalisasi alat diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopik menggunakan volume darah lebih banyak dan pemeriksaan
mikroskopik ataupun RDT serial.
Tujuan penelitian
Membuat Model Faktor Risiko dan Model Prediksi Diagnosis dari faktor-faktor
yang dominan berpengaruh terhadap asymptomatic malaria .
Metode
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batubara, dari bulan Maret sampai
Desember 2015. Penelitian ini mengamati tiap subyek selama 2 minggu dan
sebanyak dua kali periode menderita malaria. Diagnosis malaria ditegakkan
dengan pemeriksaan mikroskopik yang menggunakan volume darah lebih banyak.
Pemeriksaan serial dilakukan pada hari ke-2 (Pemeriksaan Serial 1), hari ke-8
(Pemeriksaan Serial 2) dan hari ke-15 (Pemeriksaan Serial 3).
Hasil
Ditemukan penderita asymptomatic malaria sebesar 20,3% (188 orang) pada
pemeriksaan mikroskopik pertama, 3,7% (34 orang) pada pemeriksaan serial 1
dan 3% (28 orang) pada pemeriksaan serial 2. Model Faktor Risiko dibentuk oleh
Umur, Ketersediaan Obat Malaria, Akses ke Tenaga Kesehatan dan Kualitas
Pemakaian Kelambu serta dapat menjelaskan terjadinya asymptomatic malaria
sebesar 76,5%. Model ini dapat digunakan sebagai pedoman intervensi faktor
risiko. Peningkatan proporsi tiap faktor risiko dapat menyebabkan kenaikan kasus
malaria. Model Faktor Risiko juga dapat digunakan sebagai indikator pemeriksaan
serial pada layanan kesehatan primer yang tidak memiliki laboratorium dengan
kemampuan prediksi diagnosis sampai dengan 73,3% (IK95%: 69,6%-76,9%).
Sementara itu Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria dibentuk oleh
Ketersediaan Obat Malaria, Akses ke Tenaga Kesehatan, Kualitas Pemakaian
Kelambu, Kadar Hb, Eosinofil, Netrofil, Limfosit dan Monosit. Model ini dapat
digunakan sebagai indikator pemeriksaan serial pada layanan primer yang
memiliki laboratorium dengan kemampuan deteksi sampai dengan 94,6%
(IK95%: 93,1%-96,1%).
Kesimpulan
Interaksi antar faktor yang dominan berpengaruh pada asymptomatic malaria dapat
dijadikan model prediksi diagnosis dan menjadi indikator dalam menentukan
pemeriksaan serial untuk deteksi asymptomatic malaria.
Kata kunci
: asymptomatic malaria, eliminasi malaria, model faktor risiko, model
prediksi diagnosis,
Universitas Sumatera Utara
26
Analysis of the Dominant Factors that Influence the Incidence of Malaria in
Hypoendemic Area, in North Sumatera : The Development of Predictive
Models of Asymptomatic Malaria Diagnosis in Primary Health Care
ABSTRACT
Background: Asymptomatic malaria is a source of new transmission of malaria
infection. The inability to detect and handle, can fail the efforts of malaria
elimination. Detection of asymptomatic malaria is usually done by PCR is more
sensitive than microscopy and RDTs, because the volume of blood is examined 40
times more. However, PCR is hard to do in primary health care. The biggest
challenge now is the accuracy of diagnostic tools to detect asymptomatic malaria ,
especially in primary health care. Optimization of diagnostic tools can be done by
microscopic examination using more blood volume and microscopic examination
of serial or RDT.
Objective: To create Risk Factor Model and Diagnosis Prediction Model of the
dominant factors that affect the asymptomatic malaria .
Methods: The study was conducted in Batubara district, from March to December
2015. The study looked at each subject for 2 weeks and as much as twice the
period of suffering from malaria. Malaria diagnosis is confirmed by microscopic
examination using more blood volume. Serial examinations conducted on day 2
(Examination of Serial 1), day 8 (Examination of Serial 2) and day 15
(Examination of Serial 3).
Results: Found patients with asymptomatic malaria by 20.3% (188 subjects) in
the first microscopic examination, 3.7% (34 subjects) on serial examinations 1
and 3% (28 subjects) on serial examinations 2. Risk Factor Model shaped by
factors age, Availability of Medicines malaria, access to Health Workers and
Quality Use of Mosquito nets, and can explain the occurrence of asymptomatic
malaria amounted to 76.5%. This model can be used as guidelines for risk factor
intervention. Increasing the proportion of each of the risk factors can cause a rise
in malaria cases. Risk Factor Model can also be used as an indicator serial
examinations in primary health care services that do not have a laboratory with a
diagnosis of asymptomatic malaria prediction capabilities of up to 73.3%
(CI95%: 69.6% -76.9%). Meanwhile Diagnosis Prediction Model for
Asymptomatic Malaria shaped by factors Availability of Medicines Malaria,
Access to Health Care Workers, Quality Use Netting, Hb, Eosinophils,
Neutrophils, Lymphocytes and Monocytes. This model can be used as an
indicator of serial examinations in primary health care services that have
laboratories with the capability of detection of asymptomatic malaria up to 94.6%
(CI95%: 93.1% -96.1%).
Conclusion: The interaction between the dominant factor that affects the
asymptomatic malaria prediction models could be used as indicators in the
diagnosis and determine the serial examinations for the detection of asymptomatic
malaria .
keywords
: asymptomatic malaria, diagnosis prediction model, malaria
elimination, risk factor model,
Universitas Sumatera Utara
27
DAFTAR ISI
LEMBAR PRASYARAT GELAR……… .................................................. i
LEMBAR PROMOTOR DAN KO-PROMOTOR……………………….... ii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………......iii
LEMBAR PENGUJI…………………………………………………….....iv
UCAPAN TERIMAKASIH……………………………………………..... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP….……………………………………….....vii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………......xiv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH….......xv
RINGKASAN……………………………………………………………...xvi
SUMMARY………………………………………………………………...xx
ABSRAK…………………………………………………………………...xxiv
ABSTRACT.……………………………………………………………......xxv
DAFTAR ISI..................................................................................................xxvi
DAFTAR GAMBAR/SKEMA………………………………......................xxviii
DAFTAR TABEL..........................................................................................xxix
DAFTAR SINGKATAN……………………………………..…. ………...xxx
DAFTAR LAMPIRAN..………………………………………,…………..xxxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
Latar Belakang……………………………………………... 1
Rumusan Masalah………………………………………...... 6
Tujuan Penelitian…………………………………………... 7
1.3.1. Tujuan umum....................…………………………... 7
1.3.2. Tujuan khusus............……………………………...... 7
1.4. Manfaat Penelitian………………………………………..... 7
1.5. Orisinalitas………………………………………………..... 8
1.6. Potensi Hak Atas Kekayaan Intelektual………………….... 9
1.7. Artikel Ilmiah……………………………………………..... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
2.3.
Siklus Hidup Plasmodium sp ……………………………… 10
Malaria dan Masalahnya ……………………………………11
Diagnosis Malaria ……………………………………......... 15
2.3.1. Pemeriksaan mikroskopik…………………………… 16
2.3.2. Pemeriksaan RDT …………………………………... 18
2.3.3. Pemeriksaan PCR......................................…...……... 19
2.3.4. Gejala klinis (keluhan utama)...…………………….. 20
Universitas Sumatera Utara
28
2.3.5. Profil hematologi……………………………………. 22
2.3.6. Golongan darah ABO.....……………………………. 24
2.3.7. Status gizi......................................................... ……... 25
2.3.8. Kecacingan (STH)....................................................... 26
2.3.9. Model diagnosis malaria ……………………………. 26
2.4. Faktor Perilaku…... ……………………………………….. 27
2.5. Faktor Lingkungan ………..………………………………. 29
2.6. Vektor Pembawa Penyakit ………………………………… 31
2.7. Hubungan Host-Agent-Environment dan Malaria…............. 34
2.8. Kerangka Teori ……………………………………………. 36
2.9. Hipotesis Penelitian …..…………………………………… 37
2.10 Kerangka Konsep………………………………………….. 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian....................……………………………... 39
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.........……………………….. 39
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian.............……………............ 39
3.4. Besar Sampel..............................…………………………... 41
3.5. Pengumpulan Data........... …………………………………. 41
3.5.1. Data primer..................................................…............ 42
3.5.2. Data sekunder.............................……………………..42
3.6. Definisi Operasional......…………………………………… 43
3.7. Alur Penelitian............................…………………………... 52
3.8. Ethical Clearance.................................................................. 53
3.9. Analisis Data......................................................................... 54
3.9.1. Analisis bivariat…………………………………….. 54
3.9.2. Analisis multivariat…………………………………. 55
3.10. Luaran Penelitian...........................................…………........ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
Deskripsi Demografi dan Geografi Daerah Penelitian…….. 56
Proses Pengambilan Sampel...........………………………... 58
Akurasi Diagnosis Asymptomatic Malaria…………………... 60
Analisis Bivariat Sampel Penelitian.....………………..........62
4.4.1. Karakteristik sampel …………...........……………… 64
4.4.2. Faktor risiko malaria.....……………………………... 64
4.4.3. Pemeriksaan fisik..........…........................................... 67
4.4.4. Pemeriksaan laboratorium....………………………... 67
4.5. Analisa Model Faktor Risiko................................................ 68
4.6. Analisa Model Prediksi Diagnosis…………………………. 71
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Asymptomatic Malaria dan Permasalahannya....................... 74
5.2. Akurasi Diagnosis Diagnosis Asymptomatic Malaria …….. 76
5.3. Analisa Faktor Dominan pada Asymptomatic Malaria ……..79
5.3.1. Karakteristik sampel.................................................... 79
5.3.2. Faktor risiko malaria.................................................... 80
5.3.3. Pemeriksaan fisik.........................................…............ 83
5.3.4. Pemeriksaan laboratorium...........…………………… 84
5.4. Model Faktor Risiko Asymptomatic Malaria ........................ 87
Universitas Sumatera Utara
29
5.5. Model Prediksi Diagnosis Asymptomatic Malaria .……...... 90
5.6. Aplikasi Model pada Layanan Kesehatan Primer…………..91
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan............................................................................ 95
6.2. Saran...............................................………………………... 97
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………98
LAMPIRAN………………………………………………………………..109
Universitas Sumatera Utara
30
DAFTAR GAMBAR / SKEMA
Nomor
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Judul
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
3.1.
4.1.
5.1.
Halaman
Siklus Hidup Plasmodium sp….....………..………………. 10
Hubungan Host-Agent-Environment dan Malaria… ………36
Kerangka Teori ……......…………………….………......... 37
Kerangka Konsep………………………………………….. 38
Algoritma Pemeriksaan Sampel Penelitian.……………….. 54
Peta Wilayah Kabupaten Batubara...……………………… 56
Algoritma Aplikasi Model Prediksi Diagnosis..................... 94
Universitas Sumatera Utara
31
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Judul
Halaman
4.1. Data Kependudukan di Kabupaten Batubara........................... 57
4.2. Data Penggunaan Lahan di Kabupaten Batubara..................... 58
4.3. Kelompok Umur Penduduk di Kabupaten Batubara................ 58
4.4. Tempat Penelitian.………........................................………… 59
4.5. Klasifikasi Sampel Penelitian............………….....….............. 60
4.6. Perbandingan Diagnosis Asymptomatic Malaria ……………..61
4.7. Akurasi Diagnosis RDT……………………………………… 62
4.8. Perbandingan Metode Deteksi Asymptomatic Malaria ……… 62
4.9. Faktor Dominan Asymptomatic Malaria …………………….. 63
4.10 Karakteristik Sampel Penelitian................................................64
4.11. Kualitas Pelayanan Kesehatan................................….. ……... 65
4.12. Perilaku Mencari Bantuan Kesehatan…………....…... ……... 66
4.13. Perilaku Pencegahan Penyakit...………….............….............. 66
4.14. Pemeriksaan Fisik (Status Gizi)...…………….........................67
4.15. Pemeriksaan Laboratorium………....…................................... 68
4.16. Variabel Bebas Model Faktor Risiko...….........………............69
4.17. Analisa Model Faktor Risiko.................................................... 70
4.18. Variabel Bebas Model Prediksi Diagnosis .............................. 72
4.19. Analisis Model Prediksi Diagnosis........................................... 73
5.1. Pengamatan dan Intervensi Faktor Risiko…………… …….. 89
5.2. Nilai Batas Model Prediksi Diagnosis………………………. 93
Universitas Sumatera Utara
32
DAFTAR SINGKATAN
ACD
API
BMI
BPS
CDC
Depkes:
DNA
EIR
GIS
HRP2
IRS
IMT
ITNs
Kemenkes
PABA
PCD
PCL.
PCM
PCN
PCR
p-LDH
Posyandu
Puskesmas
RCD
RDT
REESAA
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
SD
SIG
SMA
SR
STH
SKRT
SPR
WHO
:
:
:
:
:
:
:
:
Active Case Detection
Annual Parasite Incidence
Body Mass Index
Badan Pusat Statistik
Center for Disease Control
Departemen Kesehatan
Deoxyribo Nucleic Acid
Entomological Inoculation Rate
Geographycal Information System
Histidine Rich Protein 2
Indoors Residual Spraying
Indeks Massa Tubuh
insecticide-treated nets
Kementerian Kesehatan
para amino benzoic acid
Passive Case Detection
pigment-containing leukocytespigment-containing monocytes
pigment-containing granulocytes
Polymerase Chain Reaction
parasite lactate dehydrogenase
Pos Pelayanan Terpadu
Pusat Kesehatan Masyarakat
Reactive Case Detection
Rapid Diagnostic Test
rational, effective, efisien, suntainable, affective,
affordable
Sekolah Dasar
Sistim Informasi Geografis
Sekolah Menengah Atas
Spleen Rate
Soil Transmitted Helminths
Survey Kesehatan Rumah Tangga
Slide Positivity Rate
Wolrd Health Organization
Universitas Sumatera Utara
33
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
Lamp. 1. Persetujuan Komisi Etik................................................................. 109
Lamp. 2. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian..................................... 110
Lamp. 3. Surat Izin Penggunaan Laboratorium............................................. 111
Lamp. 4. Surat Telah Selesai Menggunakan Laboratorium.......................... 112
Universitas Sumatera Utara