Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan observasional, dimana penelitian mengamati langsung kelapangan
untuk menggambarkan variabel penelitian yakni penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar
Kecamatan Medan Johor tahun 2016.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) SD yang terdapat di Kecamatan Medan

Johor. Alasan pemilihan lokasi :

1. SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan di Kecamatan
Medan Johor Memiliki jumlah siswa/i terbanyak.
2. SD Swasta Model Al-Azhar pernah mendapatkan penghargaan Adiwiyata,
yaitu penghargaan bagi sekolah yang menerapkan sistem pembelajaran
pendidikan berbasis lingkungan.
3. Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Johor terdapat 2 kriteria yaitu SD
Negeri dan SD Swasta, sehingga kita bisa melihat penyelenggaraan
kesehatan lingkungan yang ada di kedua sekolah tersebut.
3.2.2

Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 s/d Januari 2017.

37
Universitas Sumatera Utara

38

3.3


Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh sekolah dasar baik negeri

maupun swasta yang berada di Kecamatan Medan Johor kota Medan, yang
berdasarkan data yang didapatkan berjumlah 51 sekolah dasar baik negeri maupun
swasta. Untuk menilai pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa/i terhadap
penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan maka peneliti memilih populasi
dalam penelitian ini ialah seluruh siswa/i SD Negeri 060934 dan SD Swasta
Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor kelas V yang dinilai sudah dapat
berkomunikasi dengan baik untuk mwenjadi responden penelitian, sedangkan
kelas I – IV dinilai belum representatif untuk menjadi responden penelitian,
sedanhgkan siswa/i kelas VI tidak bisa dijadikan responden dalam penelitian
karena tidak diijinkan oleh pihak sekolah dengan alasan sedang fokus untuk
persiapan ujian nasional.
Sehingga diketahui jumlah sisw/i yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No.

Nama Sekolah

Jumlah Siswa/i
Kelas V

1

SD Negeri 060934

50

2

SD Swasta Model Al-Azhar

28


Total Populasi

78

Universitas Sumatera Utara

39

Dari tabel 3.1 tersebut diketahui bahwa jumlah populasi dalam penelitian
ini ialah sebanyak 75 orang siswa/i.
3.3.2

Sampel
Sampel sekolah dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposif merupakan
teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif.
Sehingga ditentukan sampel sekolah yang dipilih dalam penelitian ini ialah SD
Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang berada di Kecamatan

Medan Johor kota Medan dengan jumlah siswa terbanyak dan dinilai representatif
untuk dilakukan penelitian untuk mewakili populasi penelitian dari sekoah dasar
negeri dan swasta yang berada di Kecamatan Medan Johor kota Medan.
Pengambilan sampel siswa/i dalam penelitian ini dengan menggunakan
rumus Slovin dengan derajat kepercayaan 95% dan derajat kesalahan 5%. Besaran
sampel tersebut adalah sebagai berikut (Riduwan,2005) :

Keterangan :
n

= Jumlah sampel

N

= Jumlah populasi
=Nilai presisi yang ditetapkan sebesar 5% atau 0,05.

Universitas Sumatera Utara

40


Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan :

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik

Stratified Proportional Sampling¸ yang mana

sampel dalam penelitian ini dibagi rata dalam setiap pembagian kelas yakni kelas
V di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan
Johor.
Penentuan jumlah sampel siswa/i disetiap sekolah ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
= Jumlah siswa kelas V di masing-masing sekolah
= Jumlah sampel keseluruhan populasi
N

= Jumlah populasi


Berdasarkan rumus tersebut maka dapat dihitung sampel siswa/i yang terpilih
di setiap sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Universitas Sumatera Utara

41

Tabel 3.2 Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Nama
Sekolah

Populasi

SD Negeri
060934

50


42

SD Swasta
Model AlAzhar

28

25

Total

78

Penarikan Sampel

Jumlah Total Sampel

Jumlah Sampel

67


Berdasarkan tabel 3.2 ditas diketahui bahwa jumlah siswa/i yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini ialah dari SD Negeri 060934 sebanyak 42 orang
siswa/i dan dari SD Swasta Model Al-Azhar sebanyak 21 orang siswa/i.
Kemudian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik simple random sampling dengan cara undian yaitu
menggunakan urutan dari nomer absen kelas siswa/i, yang mana setiap siswa/i
memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian.
3.4

Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian terkait pelaksanaan kesehatan lingkungan

sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan
Medan Johor adalah semua fasilitas pendukung kesehatan lingkungan sekolah
yang ada, yaitu yang berupa :

Universitas Sumatera Utara

42


1. Lokasi sekolah
2. Ruang kelas
3. Kualitas udara
4. Pencahayaan
5. Ventilasi
6. Kebisingan
7. Fasilitas sanitasi sekolah
8. Sarana olahraga dan ibadah
9. Halaman
10. Bebas jentik
3.5

Metode Pengumpulan Data

3.5.1

Data Primer
Data primer diperoleh melalui pengumpulan data yang didapatkan dengan


melaksanakan observasi langsung ke lokasi penelitian yakni SD Negeri 060934
dan SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan Medan Johor dengan berpedoman
pada form pedoman pelaksanaan observasi, untuk melihat penyelenggaraan
fasilitas kesehatan lingkungan sekolah memenuhi syarat atau tidak, sesuai dengan
peraturan yng tertera pada Kepmenkes RI No. 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang
Pedoman Penyelenggara Kesehatan Lingkungan Sekolah. Data primer juga
didapatkan dari jawaban responden pada kuesioner penelitian yang digunkan
untuk menilai pengetahuan, siskap, dan tindakan siswai terhadap penyelenggaraan
fasilitas kesehatan lingkungan sekolah.

Universitas Sumatera Utara

43

3.5.2

Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Medan Johor, data yang didapatkan dari SD Negeri 060934 dan
SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan Medan Johor, Kepmenkes RI No.
1429/Menkes/SK/XII/2006

tentang

Pedoman

Penyelenggara

Kesehatan

Lingkungan Sekolah serta dan literatur-literatur yang berhubungan dan
mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
3.6

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Sesuai dengan kerangka penelitian, maka definisi operasional dari variabel

adalah :
1. Sekolah dasar, merupakan satuan tingkat pelaksanaan pendidikan
mendasar yang melaksanakan program wajib belajar dengan mas belajar
selama 6 tahun.
2. Kesehatan lingkungan sekolah, merupakan upaya yang dilakukan untuk
mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat yang menunjng
kegiatan proses belajar mengajar yang baik di sekolah dan mengupayakan
derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi masyarakat di sekolah.
3. Fasilitas pendukung kesehatan lingkungan sekolah, yaitu sarana dan
prasarana yang mendukungSiswa/i untuk melakukan kegiatan kesehatan
lingkungan yang dilsekolah seperti lokasi, kontruksi bangunan, ruang
banguan, kualitas udara, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar,
tempat olahraga, halaman, dan bebas jentik nyamuk.
4. Lokasi, yaitu tempat sekolah didirikan yang memenuhi syarat kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

44

5. Konstruksi bangunan, yaitu suatu kegiatan membangun saranadan
prasarana yang memenuhi dengan syarat kesehatan lingkungan sekolah.
6. Ruang bangunan, yaitu ruangan yang ada di dalam sekolah yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan sekolah, seperti ruang kelas,
UKS, laboratorium, dan kantin.
7. Kualitas udara, yaitu kadar udara bersih yang ada di dalam dan luar
ruangan untuk menjamin kesehatan siswa/i, guru, petugas kebersihan serta
staf lainnya.
8. Pencahayaan, yaitu intensitas penyinaran alami atau buatan di dalam
bangunan sekolah yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan sekolah.
9. Ventilasi, yaitu sarana penghawaan pada bangunan sekolah yang
memungkinkan terjadinya aliran udara segar yang memadai di dalam
ruang belajar.
10. Kebisingan, yaitu intensitas bunyi yang menggangu kegiatan di sekolah, tidak
boleh > 45 dB (A).
11. Sanitasi dasar, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
pembinaan kebersihan, meliputi air bersih, toilet, SPAL, sarana
pembuangan sampah yang ada di sekolah.
12. Tempat olahraga, yaitu sarana yang ada di sekolah, yang digunakan
siswa/i untuk melakukan aktivitas olahraga untuk meningkatkan hidup
sehat.
13. Halaman, yaitu lapangan yang digunakan untuk melakukan kegiatan
tertentu.

Universitas Sumatera Utara

45

14. Bebas jentik nyamuk, yaitu lingkungan sekolah yang bebas jentik nyamuk.
15. Memenuhi persyaratan, apabila pelaksanaan kesehatan lingkungan sekolah
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
16. Tidak memenuhi persyaratan apabila pelaksanaan kesehatan lingkungan
sekolah tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
17. Pengetahuan, ialah sesuatu yang diketahui responden mengenai
penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah.
18. Sikap, ialah respon responden terhadap penyelenggaraan fasilitas
kesehatan lingkungan sekolah.
19. Tindakan, ialah gerakan atau perbuatan yang dilakukan responden yng
berkaitan dengan penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah.
3.7

Aspek Pengukuran

3.7.1

Penyelengaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang

disusun peneliti berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep (Effendi,
2012). Lembar observasi diguakan untuk menilai fasilitas pendukung kesehatan
lingkungan sekolah yang meliputi lokasi, kontruksi bangunan, ruang banguan,
kualitas udara, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar, tempat olahraga,
halaman, dan bebas jentik nyamuk.

Universitas Sumatera Utara

46

Menggunakan metode pengamatan/observasi dengan cara menceklis pada
lembar observasi. Jumlah komponen observasi sebanyak 11 indikator yang terdiri
83 komponen

penilaiannya dengan 2 katagori memenuhi syarat dan tidak

memenuhi syarat yang mengacu kepada 1429/Menkes/SK XII/2006 tentang
pedoman penyelenggara kesehatan lingkungan sekolah. Penilaian dalam
penelitian ini dibagi dalam 2 katagori yaitu: (Sudjana, 2005).
1) Memenuhi syarat, apabila total skor yang diperoleh memenuhi seluruh
indikator fasilitas kesehatan lingkungan sekolah yang diteliti
2) Tidak memenuhi syarat, apabila total skor yang diperoleh tidak
memenuhi seluruh indikator fasilitas kesehatan lingkungan sekolah
yang diteliti
3.7.2 Pengetahuan
Pengukuran variabel pengetahuan responden dihitung berdasarkan 10
(sepuluh) pertanyaan pilihan berganda pada kuesioner penelitian dengan alternatif
jawaban “Benar” (bobot nilai 1) , dan

“Salah/Tidak Tahu” (bobot nilai 0).

Semakin tinggi skor maka semakin baik pengetahuan responden mengenai
penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah. Nilai maksimal dari
keseluruhan skor yaitu 10x1=10.
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka nilai variabel pengetahuan
responden mengenai penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah
dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori sebagai berikut : : (Arikunto, 2006)
1) Baik

: Jika skor yang diperoleh responden ≥ 60% atau 6 – 10.

2) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0 – 5.

Universitas Sumatera Utara

47

3.7.3

Sikap
Sikap responden dinilai berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh dari

jawaban pada kuesioner mengenai sikap responden dengan jumlah 5 (lima)
pertanyaan yang didasarkan pada 4 (empat) pilihan jawaban dari skala Likert ,
yaitu :



SS (Sangat Setuju) dengan bobot nilai 3;
S (Setuju) dengan bobot nilai 2;




TS (Tidak Setuju) dengan bobot nilai 1; dan
STS (Sangat Tidak Setuju) dengan bobot nilai 0.

Semakin tinggi skor maka semakin baik sikap responden terhadap
penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah. Sehingga didapatkan
jumlah nilai maksimal yang dapat diperoleh dari penilaian sikap responden ialah
sebanyak 5x3=15.
Berdasarkan jawaban tersebut, sikap responden kemudian dikategorikan
dalam 2 (dua) kategori, yaitu sebagai berikut: (Arikunto, 2006)
1) Baik

: Jika skor yang diperoleh responden ≥ 60% atau 9 – 15.

2) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0 – 8.
3.7.4

Tindakan
Pengukuran variabel tindakan responden dihitung berdasarkan 6 (enam)

pertanyaan pada kuesioner yang diberikan dengan alternatif jawaban “YA” (bobot
nilai 1) dan “TIDAK” (bobot nilai 0). Semakin tinggi skor maka semakin baik
tindakan responden terhadap penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan
sekolah. Nilai maksimal dari keseluruhan skor yaitu 6x1=6.

Universitas Sumatera Utara

48

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka nilai variabel tindakan
responden terhadap penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah dapat
dikategorikan sebagai berikut : : (Arikunto, 2006)
1) Baik

: Jika skor yang diperoleh responden ≥ 60% atau 4 – 6.

2) Kurang Baik

: Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0 – 3.

3.8

Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1

Metode Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan melalui lembar observasi selanjutnya diolah

dengan tahapan sebagai berikut :
1. Editing (Pemeriksaan Data)
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan

jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum
lengkap atau terdapat keluhan maka data harus dilengkapi dengan cara
wawancara atau menanyakan kembali jawaban pengisian kuisioner kepada
responden.
2. Coding (Pemberian Kode)
Data

yang

telah

terkumpul

dan

dikoreksi

ketepatan

dan

kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.
3. Entry (Memasukkan Data)
Data yang akan dimasukkan yakni jawaban-jawaban dari masingmasing pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode”
(angka atau huruf) yang dimasukkan dalam program atau software statistik

Universitas Sumatera Utara

49

komputer. Dalam penelitian ini program statisitik komputer yang dipakai ialah
program SPSS (Statistical Product Service Solution).
4. Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning atau pembersihan data yang artinya semua data dari setiap

sumber data atau respon yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa
kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi kembali.
5. Scoring (Pemberian Skors)
Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan

oleh peneliti terhadap isian kuisinoner yang diisi oleh responden, pemberian
skors terhadap isian kuisioner dilakukan untuk menyesuiakan dengan statistik
uji yang akan dipakai dalam penelitian.
6. Tabulating (Tabulasi Data),
Tabulating atau tabulasi data dilakukan dengan mengelompokkan

data sesuai dengan masing-masing variabel dankemudia disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
3.8.2

Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan yang diperoleh secara manual dengan

menggunakan lembar observasi dan kuesioner penelitian, kemudian data tersebut
dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan narasi yang dipergunakan sebagai dasar pembahasan dan penarikan
kesimpulan serta hasil penelitian ini dibandingkan dengan Kepmenkes RI No.

Universitas Sumatera Utara

50

1429/Menkes/SK/XII/2006

tentang

Pedoman

Penyelenggara

Kesehatan

Lingkungan apakah memenuhi persyaratan atau tidak memenuhi persyaratan,
untuk menggambarkan secara deskriptif mengenai penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar di
Kecamatan Medan Johor tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1

SD Negeri 060934 Medan Johor
SD Negeri 060934 terletak di Jalan Luku II, Kwala Bekalam Kecamatan

Medan Johor kota Medan dengan NPSN 060934. Adapun batas-batas wilayah SD
Negeri 060934 adalah sebagai berikut :





Sebelah Utara

: Berbatasan
pemukiman

Sebelah Selatan

dengan

komplek

masyarakat

: Berbatasan dengan Jalan Luku I Kecamatan
Medan Johor

Sebelah Timur

: Berbatasan dengan lapangan sepak bola

Sebelah Barat

: Berbatasan

dengan

komplek

pemukiman masyarakat
Adapun jumlah siswa/i di SD Negeri 060934 Medan Johor berdasarkan
jenis kelamin diketahui bahw jumlah siswa yang berjenis kelamin laki-laki yakni
sebanyak 158 orang (53,4%), dan yang berjenis kelamin perempuan yakni
sebanyak 138 orang (46,6%).
4.1.2

SD Swasta Model Al-Azhar Medan
SD Swasta Model Al-Azhar Medan merupakan sekolah dasar swasta yang

terletak di jalan Pintu Air IV No.214, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan
Medan Johor kota Medan dengan NPSN 10260363. Adapun batas-batas wilayah
SD Swasta Model AL-Azhar adalah sebagai berikut :

51
Universitas Sumatera Utara

52






Sebelah Utara

: Berbatasan

dengan

komplek

pemukiman masyarakat
Sebelah Selatan

: Berbatasan dengan Gedung SMA Swasta
Al-Azhar

Sebelah Timur

: Berbatasan dengan Jalan Pintu Air IV Medan
Johor

Sebelah Barat

: Berbatasan

dengan

komplek

pemukiman Masyarakat
Adapun jumlah siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan
jenis kelamin yaitu jumlah siswa berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 101
orang (50,5%), dan yang berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 99 orang
(49,5%).
4.2

Penilaian Variabel Penyelenggraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan
Sekolah
Variabel atau indikator yang akan dinilai dalam penyelenggaraan

kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta
Model Al-Azhar Medan berdasarkan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah ialah
meliputi lokasi, konstruksi bangunan, ruang bangunan, kualitas udara,
pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar, tempat olahraga, halaman, dan
bebas jentik nyamuk.
4.2.1

Lokasi
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934

Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan lokasi dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Universitas Sumatera Utara

53

Tabel 4.1

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Lokasi

No.

Lokasi

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak

1 Lokasi bangunan sekolah harus
berada di dalam Rencana Umum
Tata
Ruang
Wilayah
Kabupaten/Kota.

0

1

1

0

2 Tidak terletak pada daerah rawan
bencana, bekas tempat pembuangan
akhir (TPA) sampah dan bekas
lokasi pertambangan

1

0

1

0

1

0

1

0

2

1

3

0

3 Jauh dari gangguan atau jaringan
listrik tegangan tinggi, dengan
radius minimal 0,5 km
Total nilai

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan lokasi diketahui bahwa yang tidak memenuhi
persyaratan di SD Negeri 060934 Medan Johor ialah lokasi bangunan sekolah
harus berada di dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan lokasi
diketahui bahwa SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan
sesuai dengan ketetapan yang ditetapkan yang diatur dalam Kepmenkes RI
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
Al-Azhar Medan sudah memenuhi persyaratan lokasi bangunan sekolah dalam hal

Universitas Sumatera Utara

54

penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah, sedangkan SD Negeri belum bisa dinilai memenuhi
persyaratan lokasi bangunan sekolah sesuai dengan kriteria penilaian yang
ditentukan karena lokasi bangunan sekolah tidak berada di dalam Rencana Umum
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai dengan rencana strategis
pengembangan pembangunan yang tercantum dalam program pengembangan
wilayah kota Medan dari bidang tata ruang dan pengembangan wilayah Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) kota Medan dibawah pimpinan
Pemkot Medan.
4.2.2

Konstruksi Bangunan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934

Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan konstruksi
bangunan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2

No.

A.

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Konstruksi Bangunan

Konstruksi Bangunan

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak

Atap dan Talang
1 Atap harus kuat, tidak bocor dan
tidak menjadi tempat perindukan
tikus

1

0

1

0

Universitas Sumatera Utara

55

2 Kemiringan atap harus cukup,
sehingga tidak mudah bocor dan
tidak memungkinkan terjadinya
genangan
air
Bangunan
pertambangan

1

0

1

0

0

1

0

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

Permukaan dinding harus bersih,
tidak lembab, dan berwarna terang

1

0

1

0

2 Permukaan dinding yang selalu
terkena percikan air harus terbuat
dari bahan yang kuat dan kedap air
(transram)

0

1

0

1

3 Dinding yang terbuat dari tembok
tidak mudah retak

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

2 Pertemuan dinding dengan lantai
harus berbentuk konus/lengkung
agar mudah dibersihkan

1

0

1

0

3 Lantai yang selalu kontak dengan
air harus mempunyai kemiringan
yang cukup kearah saluran
pembuangan air limbah

1

0

1

0

3 Atap yang mempunyai ketinggian
lebih dari 10 m harus dilengkapi
dengan penangkal petir
Talang tidak bocor dan tidak
4
menjadi
tempat
perindukan
nyamuk
B. Langit-Langit
1 Langit-langit harus kuat, berwarna
terang dan mudah dibersihkan
2 Kerangka langit-langit yang terbuat
dari kayu harus anti rayap
C. Dinding
1

4 Warna dinding ruang belajar
berwarna lembut dan terang
D. Lantai
1 Lantai harus terbuat dari bahan
yang kuat, kedap air, permukaan
rata, tidak retak, tidak licin, dan
mudah dibersihkan

Universitas Sumatera Utara

56

4 Warna lantai harus berwarna terang
E. Tangga
1 Setiap bangunan bertingkat, harus
mempunyai tangga yang juga
berfungsi
sebagai
tangga
penyelamat
2 Lebar anak tangga minimal 30 cm
3 Tinggi anak tangga maksimal 20
cm
4 Pegangan tangga ditangga harus
ada untuk keamanan
5 Lebar tangga/luas tangga > 150 cm
F. Pintu
1 Terdiri dari dua daun pintu dengan
arah buka keluar dan mempunyai
ukuran sesuai ketentuan yang
berlaku
G. Pembuangan Air Hujan
1 Diresapkan ke dalam tanah atau
disalurkan ke saluran umum/
sungai terdekat
Total nilai

0

1

1

0

-

-

1

0

-

-

0

0

-

-

1

0

-

-

1

0

-

-

1

0

0

1

0

1

1

0

1

0

12

4

17

3

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan kontruksi bangunan sekolah di SD Negeri
060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang sudah memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah hanya dalam hal kontruksi
langit-langit dan pembungan air hujan, sedangkan kontruksi bangunan sekolah di
SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah kontruksi bangunan
dalam hal atap dan talang, dinding, lantai, tangga, dan pintu.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa baik SD Negeri 060934
maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan

Universitas Sumatera Utara

57

konstruksi bangunan sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan
sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.3

Ruang Bangunan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934

Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ruangbangunan
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Ruang Bangunan

No.

Ruang Bangunan

A.

Ruang Kelas
Kepadatan ruang kelas minimal
1,75 m2/murid
Jarak papan tulis dengan meja
siswa paling belakang maksimal 9
m
Lantai
didepan
papan
tulis
ditinggikan 40 cm dari lantai
sekitarnya
Tersedia tempat cuci tangan dengan
air bersih yang mengalir didepan
ruang kelas, minimal 1 tempat cuci
tangan untuk 2 (dua) kelas
Tingkat kebisingan tidak melebihi
35-45dB(A)
Ruang UKS
Ruang UKS dilengkapi dengan
tempat cuci tangan dengan air
bersih yang mengalir
Luas minimal 27 m2
Ruang Laboratorium

1
2

3

4

5
B.
1

2
C.
1 Tersedia tempat cuci peralatan

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

0

1

0

1

0

1

1

0

1

0

0

1

0

1

0

1

1

0

-

-

1

0

Universitas Sumatera Utara

58

2
D.
1

2

3
4

5
6

7

8

9

10

laboratorium
yang
dilengkapi
dengan air yang mengalir
Kepadatan ruang laboratorium
minimal 4m2/murid
Kantin/Warung Sekolah
Tersedia tempat cuci peralatan
makan dan minum dengan air yang
mengalir.
Tersedianya tempat cuci tangan
bagi pengunjung kantin/warung
sekolah
Tersedia
tempat
untuk
penyimpanan bahan makanan
Tersedia
tempat
untuk
penyimpanan makanan jadi/siap
saji yang tertutup
Tempat
untuk
menyimpan
peralatan makanan dan minuman
Lokasi kantin/warung sekolah
minimal berjarak 20 m dengan TPS
(Tempat pengumpulan sampah
sementara).
Makanan jajanan yang dijual harus
dalam keadaan terbungkus dan atau
tertutup.
Makanan jajanan yang disajikan
dalam kemasan harus dalam
keadaan baik dan tidak kadaluarsa.
Peralatan yang sudah dipakai dicuci
dengan air bersih yang mengalir
atau dalam 2 wadah yang berbeda
dan dengan menggunakan sabun
Peralatan yang digunakan untuk
mengolah
dan
menyajikan
makanan jajanan harus sesuai
dengan peruntukannya
Total nilai

-

-

1

0

-

-

0

1

-

-

0

1

-

-

1

0

-

-

1

0

-

-

1

0

-

-

1

0

-

-

1

0

-

-

1

0

-

-

0

1

-

-

0

1

1

6

12

6

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan ruang bangunan diketahui bahwa tidak ada ruang
bangunan, baik itu ruang kelas, ruang UKS, ruang laboratorium, maupun
kantin/warung sekolah yang memenuhi persyaratan yang dutentukan.

Universitas Sumatera Utara

59

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa baik SD Negeri 060934
maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan ruang
bangunan sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah
sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.4

Kualitas Udara
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934

Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan kualitas udara
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Kualitas Udara

No.

Kualitas Udara

1 Penetapan sekolah sebagai kawasan
bebas rokok
Total nilai

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
0

1

1

0

0

1

1

0

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan kualitas udara diketahui bahwa SD Swasta Model
Al-Azhar telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Sedangkan SD Negeri
060934 belum memenuhi persyaratan kualitas udara dalam hal penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah karena belum menetapkan sekolah sebagai kawasan
bebas asap rokok.

Universitas Sumatera Utara

60

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan kualitas udara dalam hal
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI
No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
4.2.5

Pencahayaan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934

Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan pencahayaan
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5

No.

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Pencahayaan
SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak

Pencahayaan

1 Pencahayaan
disetiap
ruang
disesuaikan dengan peruntukannya
2 Pencahayaan disetiap ruang tidak
silau
Total nilai

0

1

1

0

1

0

1

0

1

1

2

0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan pencahayaan diketahui bahwa hanya SD Swasta
Model Al-Azhar yang telah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan.
Sedangkan SD Negeri 060934 belum

memenuhi persyaratan

pencahayaan

yang

Universitas Sumatera Utara

61

ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena
pencahayaan disetiap ruang tidak disesuaikan dengan peruntukannya.
Hal tersebut diketahui dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan dengan
menggunakan lux meter sesuai dengan luas ruangan dengan ketinggian 1 meter
dari lantai dengan hasil pengukuran pencahayaan di SD Negeri 060934 Medan
Johor di ruang kelas intensitas cahaya sebesar 150 NTU, ruang guru sebesar 200
NTU, ruang perpstakaan sebesar 150 NTU, dan toilet sebesar 100 NTU.
Sedangkan hasil pengukuran intensitas cahaya di SD Swasta Model Al-Azhar
Medan diketahui bahwa intensitas chaya di ruang kelas 250 NTU, ruang guru
sebesar 250 NTU, ruang UKS sebesr 200 NTU, sekitar tangga sebesar 100 NTU,
ruang laboratorium 275 NTU, kantin/warung sekolah sebesar NTU, kemudian
toilet sebesr 100 NTU, dan ruang ibadah sebesar 100 NTU.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan pencahayaan dalam hal
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
4.2.6

Ventilasi
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934

Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ventilasi dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Universitas Sumatera Utara

62

Tabel 4.6

No.

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Ventilasi

Ventilasi

1 Ventilasi alamiah harus dapat
menjamin aliran udara segar
didalam ruang sekolah dengan baik
2 Bila ventilasi alamiah tidak dapat
dijamin adanya penggantian udara
dengan baik, ruang sekolah harus
dilengkapi
dengan
ventilasi
mekanis
3 Ventilasi pada ruang sekolah sesuai
peruntukannya
Total nilai

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1

0

1

0

0

1

1

0

1

0

1

0

2

1

3

0

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan ventilasi menunjukkan bahwa hanya SD Swasta
Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi semua persyaratan ventilasi yang
ditentukan. Sedangkan SD Negeri 060934 belum memenuhi persyaratan ventilasi
yang ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena
ruang sekolah tidak dilengkapi dengan ventilasi mekanis, meskipun ventilasi
alamiah sudahs dapat menjamin aliran udara segar didalam ruang sekolah dengan
baik dan ventilasi pada ruang sekolah sudah sesuai dengan peruntukannya.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ventilasi dalam hal
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI

Universitas Sumatera Utara

63

No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
4.2.7

Kebisingan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934

Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan kebisingan
dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7

No.

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Kebisingan

Kebisingan

1 Kebisingan di sekolah tidak boleh
lebih dari 45 dB(A)
Total nilai

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1

0

1

0

1

0

1

0

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan kebisingan menunjukkan bahwa SD Negeri
060934 Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah
memenuhi semua persyaratan kebisingan yang ditentukan yaitu kebisingan di
sekolah tidak boleh lebih dari 45 dB(A). Berdasarkan hasil pengukuran dengan
menggunakan Sound Level Meter diketahui bahwa tingkat kebisingan ruang kelas
di SD Negeri 060934 Medan Johor ialah sebesar 38 dB, sedangkan di SD Swasta
Model Al-Azhar Medan sebesar 40 dB, hal ini sesuai dengan nilai ambang batas
kebisingan sebesar 35-45dB (A) yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI

Universitas Sumatera Utara

64

No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan
Johor

dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan

kebisingan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai
dengan

Kepmenkes

RI

No.1429/Menkes/SK/XII/2006

tentang

Pedoman

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.8

Fasilitas Sanitasi Sekolah
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934

Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan fasilitas
sanitasi sekolah dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Fasilitas Sanitasi Sekolah

No.

Fasilitas Sanitasi Sekolah

A.

Air Bersih
Tersedia
air
bersih
15
liter/orang/hari
Jarak sumur/sarana air bersih
dengan sumber pencemaran (sarana
pembuangan air limbah, septic
tank, tempat pembuangan sampah
akhir, dll) minimal 10 m
Toilet (Kamar Mandi, WC,
Urinior)
Letak toilet harus terpisah dari
ruang kelas, ruang UKS, ruang
guru,
perpustakaan,
ruang
bimbingan dan konseling
Tersedianya toilet yang terpisah

1
2

B.
1

2

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1

0

1

0

0

1

1

0

1

1

1

0

0

1

1

0

Universitas Sumatera Utara

65

antara laki-laki dan perempuan
3 Proporsi jumlah wc/urinior adalah
1wc/urinior untuk 40 siswa dan 1
wc untuk 25 orang siswi
4 Toilet harus dalam keadaan bersih
5 Lantai toilet tidak ada genangan air
6 Tersedia lubang penghawaan yang
langsung berhubungan dengan
udara luar
Bak penampung air harus tidak
7 menjadi
tempat
perindukan
nyamuk
Sarana Pembuangan Air Limbah
C.
(SPAL)
1 Tersedianya saluran pembuangan
air limbah yang terpisah dengan
saluran penuntasan air hujan
2 Saluran pembuangan air limbah
harus terbuat dari bahan kedap air
dan tertutup
3 Keadaan SPAL tidak mencemari
lingkungan
4 Tersedia saluran pembuangan air
limbah yang memenuhi syarat
kesehatan kedap air, tertutup dan
airnya dapat mengalir dengan
lancar
5 Air limbah dibuang melalui tangki
septic dan kemudian diresapkan
kedalam tanah
6 Pembuangan air limbah dari
laboratorium, dapur, dan wc harus
memenuhi syarat kesehatan kedap
air, tertutup, dan diberi bak control
pada jarak tertentu supaya mudah
dibersihkan bila terjadi penumbatan
sehingga dapat mengalir dengan
lancar
Total nilai

0

1

1

0

0
0

1
1

1
1

0
0

0-

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

0

0

1

0

1

0

1

1

0

0

1

1

0

-

-

1

0

3

11

13

1

Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah dalam hal fasilitas sanitasi sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor seluruhnya tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan baik dalam

Universitas Sumatera Utara

66

hal penyediaan air bersih,

toilet (kamar mandi, WC, urinior), dan

sarana

pembuangan air limbah (SPAL). Sedangkan penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah dalam hal fasilitas sanitasi sekolah di SD Swasta Model AlAzhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah dalam hal penyediaan air
bersih, dan toilet (kamar mandi, WC, urinior), sedangkan sarana pembuangan air
limbah (SPAL) tidak memenuhi persyaratan karena saluran

pembuangan air

limbah tidak terbuat dari bahan kedap air dan tertutup.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan dewan guru
diketahui bahwa tidak pernah terjadi kekurangan ketersediaan air bersih bagi
masyarakat di sekolah, baik itu guru, siswa, maupun tamu yang berkunjung
sekolah. Ketersediaan air selalu tercukupi untuk kebutuhan air bersih bagi
masyarakat sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan
Johor

dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan

fasilitas sanitasi sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan
sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.9

Sarana Olahraga dan Tempat Ibadah
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934

Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ketersediaan
sarana olahraga dan tempat ibadah dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :

Universitas Sumatera Utara

67

Tabel 4.9

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Sarana Olahraga dan Tempat Ibadah

Sarana Olahraga dan Tempat
Ibadah

No.

1 Tersedia akses dengan tempat olah
raga
2 Tersedia akses dengan tempat
ibadah
Total nilai

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1

0

1

0

0

1

1

0

1

1

2

0

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan ketersediaan sarana olahraga dan tempat ibadah
menunjukkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar yang telah memenuhi
semua persyaratan yang ditentukan yaitu tersedia akses dengan tempat olah raga,
dan tersedia akses dengan tempat ibadah. Sedangkan SD Negeri 060934 belum
memenuhi persyaratan ketersediaan sarana olahraga dan tempat ibadah yang
ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena tidak
tersedia akses dengan tempat ibadah, meskipun telah tersedia akses dengan tempat
olah raga.
Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa sarana olahraga yang
dimiliki SD Swasta Model Al-Azhar Medan dinilai lebih lengkap dibandingkan
dengan SD Negeri 060934 Medan, yang mana SD Swasta Model Al-Azhar Medan
memiliki sarana olahraga yang berupa lapangan sepak bola, bola voli, bola basket,
tenis meja, bola kasti, dan kolam renang, sedangkan SD Negeri 060934 Medan
hanya memiliki sarana olahraga yang hanya berupa lapangan sepak bola, dan alat
tenis meja. SD Swasta Model Al-Azhar Medan juga memiliki tempat ibadah yang

Universitas Sumatera Utara

68

berupa mushola sedangkan SD Negeri 060934 Medan Johor tidak memiliki
tempat ibadah didalam lingkungan sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ketersediaan sarana olahraga
dan tempat ibadah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah
sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.10 Halaman
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ketersediaan
halaman dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10

No.

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungn Sekolah Berdasarkan
Ketersediaan Halaman

Halaman

1 Lahan sekolah harus mempunyai
batas yang jelas, dilengkapi dengan
pagar yang kuat dan aman
2 Halaman sekolah harus selalu
dalam keadaan bersih, tidak becek
dan tidak menjai tempat bersarang
dan berkembang biaknya serangga,
binatang pengerat dan binatang
pengganggu lainnya
3 Tersedia akses tempat parkir
kendaraan
4 Ada tempat untuk upacara
5 Tersedia lahan untuk apotik hidup
6 Tersedianya saluran penuntasan air
hujan yang diresapkan kedalam

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

0

1

1
1

0
0

1
1

0
0

1

0

1

0

Universitas Sumatera Utara

69

tanah atau dialirkan
umum
Total nilai

kesaluran
4

2

3

0

Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan ketersediaan halaman menunjukkan bahwa
persyaratan yang sudah terpenuhi dari SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model
Al-Azhar Medan ialah ada tempat untuk upacara, kemudian tersedia lahan untuk
apotik hidup, dan tersedianya saluran penuntasan air hujan yang diresapkan
kedalam tanah atau dialirkan kesaluran umum. Sedangkan ketersediaan halaman
di SD Negeri 060934 Medan Johor yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan ialah lahan sekolah tidak mempunyai batas yang jelas, serta tidak
dilengkapi dengan pagar yang kuat dan aman, dan halaman sekolah tidak selalu
dalam keadaan bersih, tidak becek dan terkadang menjadi tempat bersarang dan
berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu
lainnya. Kemudian ketersediaan halaman di SD Swasta Model Al-Azhar Medan
yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan ialah tidak tersedianya
akses tempat parkir kendaraan.
Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa apotek hidup yang dimiliki
SD Swasta Model Al-Azhar Medan dan SD Negeri 060934 Medan Johor adalah
tanaman obat keluarga yang berupa jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma
longa ) , lidah buaya (Aloe vera ), temulawak (Curcuma zanthorrhiza ) , dan kumis

kucing (Orthosiphon aristatus), dengan luas halaman untuk apotek hidup tersebut
seluas 2 x 1,5 m2

Universitas Sumatera Utara

70

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa baik SD Negeri 060934
Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi
persyaratan ketersediaan halaman dalam hal penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.11 Bebas Jentik Nyamuk
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan kriteria bebas
jentik nyamuk dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11

No.

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan
Bebas Jentik Nyamuk

Bebas Jentik Nyamuk

1 Lingkungan sekolah harus bebas
jentik nyamuk
Total nilai

SD Negeri
SD Swasta
060934 Medan
Model AlJohor
Azhar Medan
Memenuhi Syarat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1

0

1

0

1

0

1

0

Berdasarkan tabel 4.11 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan kriteria bebas jentik nyamuk menunjukkan
bahwa baik SD Negeri 060934 Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar
Medan telah memenuhi semua persyaratan bebas jentik nyamuk yang ditentukan
yaitu lingkungan sekolah sudah harus bebas dari jentik nyamuk.
Hasil pengamatan peneliti dengan memeriksa tempat penampungan air
seperti bak mandi dan pot bunga yang merupakan tempat hidup bagi jentik

Universitas Sumatera Utara

71

nyamuk, tidak ditemukan adanya jentik nyamuk yag terdapat pada bak mandi dan
pot bunga tersebut.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan
Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan bebas
jentik nyamuk dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai
dengan

Kepmenkes

RI

No.1429/Menkes/SK/XII/2006

tentang

Pedoman

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
Berdasarkan hasil seluruh pengamatan dapat diketahui bahwa baik SD
Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak
memenuhi persyaratan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai
dengan

Kepmenkes

RI

No.1429/Menkes/SK/XII/2006

tentang

Pedoman

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.3

Gambaran Pengetahuan Siswa/i
Kesehatan Lingkungan Sekolah

terhadap

Penyelenggaraan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran pengetahuan
siswa/i di SD Negeri 060934 Medan Johor yang dinilai sudah baik yaitu sebanyak
36 orang (85,7%) sudah mengetahui bahwa pembersihan ruangan menggunakan
sapu dan kain pel, kemudian sebanyak 34 orang siswa/i (81%) sudah mengetahui
bahwa sampah organik merupakan sampah yang berasal dari tumbuhtumbuhan/hewan yang dapat diolah menjadi pupuk, serta sudah mengetahui
bahwa contoh dari sampah anorganik ialah plastik jajanan, dan sebanyak 33
siswa/i (78,6%0 sudah mengetahui bahwa pembuangan sampah yang telah
dikumpulkan paling lama satu kali dalam sehari.

Universitas Sumatera Utara

72

Sedangkan pengetahuan siswa/i di SD Negeri 060934 Medan Johor yang
dinilai masih kurang baik dan perlu ditingkatkan yaitu hanya ada 28 orang siswa/i
(66,7%) yang sudah mengetahui bahwa tidak boleh membuang sampah
sembarangan agar lingkungan sekolah bersih dan tidak menjadi sarang nyamuk,
kemudian hanya sebanyak 19 orang siswa/i (45,2%) yang sudah mengetahui
bahwa salah satu persyaratan lokasi sekolah yang baik ialah tidak terletak pada
daerah rawan bencana dan jauh dari gangguan jaringan listrik, dan hanya ada
sebanyak 18 orang siswa/i (42,9%) yang sudah mengetahui bahwa salah satu
syarat kelas yang memenuhi syarat kesehatan dintaranya ialah tingkat kebisingan
tidak melebihi 35 - 45 dB.
Gambaran pengetahuan siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan
yang dinilai sudah baik yaitu sebanyak 20 orang (80%) sudah mengetahui bahwa
contoh dari sampah anorganik ialah plastik jajanan, kemudian sebanyak 19 orang
siswa/i (76%) sudah mengetahui bahwa pembuangan sampah yang telah
dikumpulkan paling lama satu kali dalam sehari, serta sampah organik merupakan
sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan/hewan yang dapat diolah menjadi
pupuk, dan sebanyak 17 siswa/i (68%) sudah mengetahui bahwa pembersihan
ruangan menggunakan sapu dan kain pel.
Sedangkan pengetahuan siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan
yang dinilai masih kurang baik dan perlu ditingkatkan yaitu hanya ada 15 orang
siswa/i (60%) yang sudah mengetahui bahwa penting untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekolah agar terhindar dari penyakit, kemudian hanya sebanyak 13
siswa/i (52%) yang sudah mengetahui bahwa harus membuang sampah ditempat

Universitas Sumatera Utara

73

sampah, dan hanya ada sebanyak 9 orang siswa/i (36%) yang sudah mengetahui
bahwa salah satu persyaratan lokasi sekolah yang baik ialah tidak terletak pada
daerah rawan bencana dan jauh dari gangguan jaringan listrik bahwa salah satu
syarat kelas yang memenuhi syarat kesehatan dintaranya ialah tingkat kebisingan
tidak melebihi 35 - 45 dB.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka pengetahuan siswa/i
terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikategorikn menjadi 2
(dua) kategori yaitu “Baik” dan Kurang Baik” yang dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut :
Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Siswa/i terhadap
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah

Kategori
Pengetahuan
Siswa/i
1 Baik
2 Kurang Baik
Total

No.

SD Negeri 060934
Medan Johor
n
%
33
78,6
9
21,4
42
100

SD Swasta Model
Al-Azhar Medan
n
%
10
40
15
60
25
100

Berdasarkan tabel 4.12 diatas diketahui bahwa kategori pengetahuan
siswa/i terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri
060934 Medan Johor menunjukkan bahwa sebanyak 33 orang siswa/i (78,6%)
memiliki pengetahuan terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah
dalam kategori yang baik, dan hanya sebanyak 9 orang siswa/i (21,4%) yang
memiliki kategori pengetahuan rhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan
sekolah dalam kategori yang kurang baik.

Universitas Sumatera Utara

74

Sedangkan kategori pengetahuan siswa/i terhadap penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah di SD Swasta Model Al-Azhar Medan
menunjukkan bahwa sebanyak 15 orang siswa/i (60%) memiliki pengetahuan
terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori yang
kurang baik, dan hanya sebanyak 10 orang siswa/i (40%) yang memiliki kategori
pengetahuan terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam
kategori yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa bahwa siswa/i
SD negeri 090634 memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik terhadap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dibandingkan dengan tingkat
pengetahuan siswa/i SD Swasta Model Al-Azhar Medan.
4.4

Gambaran Sikap Siswa/i terhadap Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran sikap siswa/i di

SD Negeri 060934 Medan Johor secara umum dinilai sudah baik yaitu sebanyak
20 orang (47,6%) menyatakan sangat setuju bahwa kondisi sekolah yang buruk
dapat menyebabkan terjadinya penyakit, kemudian sebanyak 19 orang siswa/i
(45,2%) menyatakan sangat setuju bahwa tersedia tempat cuci tangan dengan air
bersih yang mengalir untuk hidup bersih dan sehat yang dilakukan, dan sebanyak
18 siswa/i (42,9%) menyatakan sangat setuju bahwa Membuang sampah pada
tempatnya adalah hal penting untuk menjaga lingkungan.
Sedangkan sikap siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan secara
umum dinilai masih kurang baik dan perlu ditingkatkan yaitu hanya ada 8 orang
siswa/i (32%) yang menyatakan sangat setuju bzhwa lokasi sekolah yang tidak

Universitas Sumatera Utara

75

bersih dapat menyebabkan terganggunya proses belajar dan kesehatan siswa/i,
kemudian hanya ada sebanyak 7 siswa/i (28%) yang menyatkan sangat setuju
bahwa lingkungan sekolah harus selalu dibersihkan untuk terhidar dari penyakit,
dan hanya ada 6 orang siswa/i (24%) yang menyatakan sangat setuju bahwa
Kondisi sekolah yang buruk dapat menyebabkan terjadinya penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka sikap siswa/i terhadap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan
Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikategorikn menjadi 2 (dua)
kategori yaitu “Baik” dan Kurang Baik” yang dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut
:
Tabel 4.13

No.

Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Siswa/i
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Kategori Sikap
Siswa/i

1 Baik
2 Kurang Baik
Total

SD Neger