Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Kesehatan Lingkungan Sekolah
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan

semua aspek dari alam dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan
manusia. Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan
bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Di lingkungan
sekolah yang sehat, siswa dapat belajar dengan tenang. Oleh karena itu, kita harus
dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat (mulia,2005).
Lingkungan yang bersih merupakan salah satu sumber belajar bagi anak.
Lingkungan sebagai sumber belajar dapat berupa lingkungan alam, lingkungan
sosial, dan lingkungan budaya. Lingkungan yang menyenangkan adalah
lingkungan

yang


indah,

rapi

bersih

dan

terdapat

tanaman

yang

tumbuh.Lingkungan yang menyenangkan dapat memberikan pengaruh yang
positif terhadap proses pembelajaran pada anak. (Wasik, 2008).
Sekolah merupakan sebuah lembaga penyelenggara pendidikan formal.
mengemukakan bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja,

dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang profesional, dengan program

9
Universitas Sumatera Utara

10

yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik pada
setiap jenjang tertentu, mulai dari TK sampai Pendidikan Tinggi (Suwarno, 2009)
lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta
seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang

secara

sistematis

siswa

melaksanakan


program

pendidikan

dan

membantu

mengembangkan potensinya (Supardi, 2003).
Anak-anak merupakan modal negara, mereka adalah manusia-manusia
pembangunan di hari esok, dan akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa/negara
pada generasi yang akan datang. Oleh karena itu, kegiatan yang dilaksanakan
melalui masyarakat sekolah dipandang lebih efektif dibanding kegiatan lain yang
dilakukan dalam masyarakat umum, karena :
1. Jumlah anak sekolah mempunyai persentase yang tinggi dari jumlah
rakyat Indonesia.
2. Anak-anak sekolah adalah masyarakat yang telah terorganisasikan,
sehingga mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan program kesehatan
pada masyarakat (Sutatmo, 1979).
Kualitas sumber daya manusia antara lain sangat di tentukan oleh dua

faktor yang satu sama lain saling berkaitan dan saling tergantung, yaitu
pendidikan dan kesehatan. Kesehatan jadi syarat utama agar upaya
pendidikan berhasil. Sementara pendidikan yang diperoleh akan sangat
mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan masyarakat (Suyudi,
2003).

Universitas Sumatera Utara

11

2.2

Tujuan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Tujuan umum Kesehatan Lingkungan sekolah adalah meningkatkan

kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang
berkualitas. Tujuan khususnya adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan
mempertinggi derajat kesehatan peserta didik, yang mencakup: (Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2014):
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan
kesehatan di sekolah, keluarga dan masyarakat.
2.
2.3

Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun sosial.
Manajemen Pengelolaan Fasilitas Pendukung Kesehatan Lingkungan
Pengelolaan adalah substantifa dari penyusunan data, merencana,

mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.
Pengelolaan
peningkatan

menghasilkan

sesuatu

pengelolaan


yang

merupakan

selanjutnya.

penyempurna

bahwa

dari

pengelolaan

fasilitaspendukungkesehatanlingkungansekolahadalah suatu kemampuan untuk
merencanakan, mengadakan, menyimpan, atau memelihara, menggunakan sumber
daya yang ada serta penghapusan.
a. Perencanaan
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan

menetapkan program pengadaan fasilitas penunjang kesehatan lingkungan di

Universitas Sumatera Utara

12

sekolah di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang
ingin dicapai dengan perencanaan pengadaan perlengkapan tersebut adalahuntuk
memenuhi kebutuhan kesehatan lingkungan sekolah. oleh karena itu, keefektifan
suatu perencanaan pengadaan fasilitas sekolah tersebut dapat dinilai atau dilihat
dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan di sekolah dalam
periode tertentu. Apabila pengadaan itu sesuai dengan kebutuhannya, berarti
perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah di sekolah itu sudah efektif.
(Minarti,2011)
Hani (2012) menyatakan bahwa Perencanaan yang baik berdasarkan
analisis kebutuhan fasilitas penunjang disekolah dan skala prioritas yang sesuai
dengan ketersediaan dana. Perencanaan yang matang akan membuat suatu fasilitas
dapat dicapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
dan memudahkan para pengelola untuk mengetahui anggaran yang harus
disediakan untuk pelaksanaan pengadaan fasilitas tersebut.

b. Pengadaan
Pengadaan fasilitas pendukung kesehatan lingkungan sekolah harus
disesuaikan dengan kebutuhan, baik dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu,
maupun

tempat,

dengan

harga

maupun

sumber

yang

dapat

di


pertanggungjawabkan.
c. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu rangkaian kegiatan baik preventif maupun korektif
yang dilakukan untuk menjaga peralatan yang bermutu, aman dan layak pakai.
Fungsi-fungsi dari pemeliharaan yaitu:

Universitas Sumatera Utara

13

1.

Perencanaan dan perbaikan peralatan/fasilitas pada standar yang ditetapkan.

2.

Pelaksanakan pemeliharaan preventif; khususnya, pengembangan dan
penerapan program kerja yang terjadwal untuk tujuan menjaga
peralatan/fasilitas beroperasi secara memuaskan.


3.

Persiapkan anggaran biaya yang realistis terhadap pemeliharaan dan
kebutuhan material.

4.

Pengaturan logistik untuk menjamin ketersediaan komponen/material yang
diperlukan untuk tugas-tugas pemeliharaan.

5.
2.4

Pemeliharaan pencatatan peralatan dan pembersihan (Dhilon, 2002).
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Menurut

keputusan


Menteri

Kesehatan

Indonesia

No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang pedoman penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah adalah sebagai berikut :
2.4.1

Lokasi
Kriteria lokasi bangunan sekolah yaitu:

1. Lokasi bangunan sekolah harus berada di dalam Rencana Umum Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana, bekas tempat pembuangan
akhir (TPA) sampah dan bekas lokasi pertambangan.
3. Jauh dari gangguan atau jaringan listrik tegangan tinggi, dengan radius
minimal 0,5 km.

Universitas Sumatera Utara

14

2.4.2

Kontruksi Bangunan
Bangunan adalah semua ruangan yang ada dalam lingkungan sekolah pada

batas pagar sekolah yang digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan
sekolah. Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang UKS, ruang
ibadah, kantin/warung sekolah, toilet (Kepmenkes, 2006).
Adapun pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut
keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 :
1. Atap dan talang :
a. Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan tikus.
b. Kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak
memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit-langit.
c. Atap yang mempunyai ketinggian lebih dari 10 m harus dilengkapi
dengan penangkal petir.
d. Talang tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
2. Langit-langit :
a. Langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
b. Kerangka langit-langit yang terbuar dari kayu harus anti rayap.
c. Langit-langit yang terbuat dari anyaman bamboo tidak boleh dicat
dengan larutan kapur tohor.
d. Langit-langit tingginya minimal 3m dari permukaan lantai.
3. Dinding
a. Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab, dan berwara terang.

Universitas Sumatera Utara

15

b. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari
bahan yang kuat dan kedap air.
c. Dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak.
d. Dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bambo harus rapat dan
tidak boleh dicat dengan larutan kapur.
e. Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang.
4. Lantai
a. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
b. Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar
mudah dibersihkan.
c. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang
cukup kearah saluran pembuangan air limbah.
d. Warna lantai harus berwarna terang.
5. Tangga
a. Setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga
berfungsi sebagai tangga penyelamat.
b. Lebar anak tangga minimal 30 cm.
c. Tinggi anak tangga maksimal 20 cm.
d. Pegangan tangga ditangga harus ada untuk keamanan.
e. Lebar tangga/luas tangga > 150 cm.

Universitas Sumatera Utara

16

6. Pintu
Terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukaan keluar dan mempunyai
ukuran sesuai ketentuan yang berlaku. Antara dua kelas harus ada pintu yang
berdekatan dengan pintu kelar, untuk memungkinkan cepat keluarnya siswa
yang duduk paling belakang.
7. Jendela
Dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar. Untuk ruang tertentu
seperti:

ruang

laboratorium,

ruang

komputer,

ruang

media,

ruang

perpustakaan diberi besi pengaman.
8. Pembuangan air hujan
Diresapkan ke dalam tanah atau disalurkan ke saluran umum/ sungai
terdekat.
2.4.3 Ruang Bangunan
Setiap sekolah harus memiliki beberapa Ruang Kelas, Ruang Bimbingan &
Konseling, Ruang UKS, Ruang Laboratorium, Kantin/Warung Sekolah, Toilet,
Ruang Ibadah dan Gudang.
1.

Ruang Kelas
a. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/murid.
b. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal 9 m.
c. Lantai didepan papan tulis ditinggikan 40cm dari lantai sekitarnya.
d. Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir didepan
ruang kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 (dua) kelas.
e. Tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45dB(A).

Universitas Sumatera Utara

17

2.

Ruang UKS
a. Pengertian UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pelayanan
kesehatan yang terdapat di sekolah yang bertujuan menangani anak didik
yang mengalami kecelakaan ringan (upaya pertolongan pertama pada
kecelakaan/P3K), melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama
sekolah, memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik. (Effendy,
2009).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan kegiatan sekolah
yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan di sekolah, baik untuk siswa
maupun guru/karyawan di sekolah tersebut. UKS adalah usaha yang di
lakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap
jalur,jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA/SMK/MA
(Tim pembina UKS, 2008).
Program UKS yang memfokuskan kegiatan pada upaya promotif
dan preventif, didukung upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi sangat
penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya. Pelaksanaan program kesehatan di sekolah dapat memberikan
daya ungkit yang nyata, karena selain jumlah muridnya banyak, mereka
juga merupakan sasaran yang sudah terorganisir dengan baik (Suyudi,
2003).

Universitas Sumatera Utara

18

b. Tujuan UKS
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan
menciptakan

lingkungan

yang

sehat,

sehingga

memungkinkan

pertumbuhan
c. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Kegiatan UKS meliputi 3 (tiga) komponen utama yaitu :
1) Pendidikan Kesehatan
2) Pelayanan Kesehatan
d. Program UKS
Ada beberapa jenis kegiatan UKS dan jenis kegiatan UKS disini
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan UKS, dan TRIAS UKS meliputi pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Bagian-bagian
jenis kegiatan tersebut termasuk dalam program kegiatan UKS sebagai
berikut: (Tim PembinaUKS).
1) Pengelolaan UKS
a) Pembentukan Tim Pelaksana UKS
b) Terlibatnya unsure guru dan petugas puskesmas
c) Penyusunan program kerja UKS
d) Pengawasan pelaksanaan 7K
e) Laporan pembinaan dari Puskesmas

Universitas Sumatera Utara

19

f) Penyuluhan tentang UKS
g) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Program
kerja
h) Penyediaan sarana pelayanan kesehatan
i) Pembuatan laporan pelaksana UKS kepada Tim Pembina UKS
j) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pembina UKS
e.

Pedoman penyelenggaraan
Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut
keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 :
1) Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih
yang mengalir.
2) Luas minimal 27 m2.

2.4.4 Kantin/Warung Sekolah
1. Pengertian kantin sekolah
Kantin sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di
sekolah

maupun

perguruan

tinggi,

di

mana

menyediakan

makanan

pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin (Depdiknas, 2007).
2. Fungsi kantin
Salah satu fungsi dari kantin adalah sebagai tempat memasak atau
membuat makanan dan selanjutnya dihidangkan kepada konsumen, maka
kantin dapat menjadi tempat menyebarnya segala penyakit yang medianya
melalui makanan dan minuman. Dengan demikian makanan dan minuman

Universitas Sumatera Utara

20

yang dijual di kantin berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila
tidak dikelola dan ditangani dengan baik (Mukono, 2000).
Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut
keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 :
a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang
mengalir.
b. Tersedianya tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung
sekolah.
c. Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan.
d. Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang
tertutup.
e. Tersedianya tempat untuk menyimpan peralatan makanan dan minuman.
f. Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS
(Tempat pengumpulan sampah sementara).
g. Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau
tertutup.
h. Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan
baik dan tidak kadaluarsa.
i. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih yang mengalir
atau dalam 2 wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun.
j. Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan
jajanan harus sesuai dengan peruntukannya.

Universitas Sumatera Utara

21

2.4.5

Kualitas Udara Ruangan

1. Udara ruang sekolah tidak berbau (terutama gas H2S dan NH3).
2. Konsentrasi debu tersuspensi maksimum 150 mikrogram/m3 dengan ratarata pengukuran selama 8 jam dan tidak mengandung debu berserat.
3. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas rokok.
2.4.6 Pencahayaan
1. Pencahayaan disetiap ruang disesuaikan dengan peruntukannya seperti
tabel 1 berikut.
2. Pencahayaan disetiap ruang tidak silau.
Tata laksana pencahayaan
1. Pencahayaan terutama untuk ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan
harus mempunyai intensitas yang cukup dan merata sesuai dengan
fungsinya.
2. Pencahayaan terutama untuk ruang kelas, laboratrium dan perpustakaan
harus dilengkapi penerangan buatan, untuk antisipasi cuaca mendung dan
penggunaan ruang dimalam hari.
Tabel 2.1 Intensitas pencahayaan ruang
No

Ruang/Unit

Intensitas Cahaya

1.

Ruang kelas

200-300

2.

Ruang guru

200-300

3.

Ruang bimbingan & konseling

200-300

4.

Ruang UKS

200-300

5.

Sekitar tangga

100

Universitas Sumatera Utara

22

6.

Ruang laboratorium

200-300

7.

Ruang perpustakaan

200-300

8.

Warung sekolah/ kantin

100

9.

Toilet

100

10.

Ruang ibadah

100

2.4.7 Ventilasi
1. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar didalam ruang
sekolah dengan baik.
2. Bila ventilasi alamiah tidak dapat dijamin adanya penggantian udara
dengan baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
Ventilasi pada ruang sekolah sesuai peruntukannya seperti pada tabel 2
berikut :
Tabel 2.2 Ventilasi ruang disesuaikan dengan luas bangunan
Luas Lubang Ventilasi
No

Ruang/Unit

Keterangan
Terhadap Luas Lantai

1.

Ruang kelas

20%

2.

Ruang guru

10%

3.

Ruang

10%

bimbingan

& konseling
4.

Ruang UKS

10%

5.

Ruang

20%

laboratorium

Dilengkapi
dengan exhaustfan

Universitas Sumatera Utara

23

6.

Ruang

20%

perpustakaan
7.

Warung

Dilengkapi
dengan exhaustfan

20%

sekolah/kanti
8.

Toilet

30%

9.

Gudang

10%

10

Ruang ibadah

20%

2.4.8 Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan. Berbagai aktivitas/kegiatan masyarakat
dapat menimbulkan kebisingan dengan tingkat intensitas yang berbeda. Suara
pesawat terbang, suara lalu lintas, dan suara-suara keras lainnya adalah contoh
kebisingan yang dapat menurunkan tingkat konsentrasi belajar. Terlalu lama
mendengar kebisingan yang berlebihan di kelas dapat menyebabkan gangguan
pendengaran dan juga menurunkan performa belajar. Kebisingan di sekolah tidak
boleh dari 45 dB(A)
2.4.9 Fasilitas Sanitasi Sekolah
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia
Sanitasi menurut WHO adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor
lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal

Universitas Sumatera Utara

24

yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan
hidup.
Sanitasi menurut hopkins adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor
lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan seperti:
1. Air bersih
a. Tersedia air bersih 15 liter/orang/hari.
b. Tersedianya air bersih memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
Kepmenkes No.416 tahun 1990, tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air.
c. Jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana
pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir,
dll) minimal 10 m.
2. Toilet (kamar mandi, wc, urinior)
a. Menentukan letak pembuangan kotoran
1) Terlebih dahulu kita harus memerhatikan ada atau tidaknya sumbersumber air.
2) Mempertimbangkan jarak dari pembuangan kotoran ke sumber air
bersih terdekat.
3) Memerhatikan keadaan tanah, kemiringan tanah, permukaan air tanah,
pengaruh banjir pada musim hujan dan sebagainya.
b. Tempat pembuangan kotoran
1) Jamban cemplung

Universitas Sumatera Utara

25

Bentuk kakus ini yang paling sederhana yang dapat dianjurkan
kepada masyarakat.
2) Jamban cemplung berventilasi
Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih
lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa
3) Jamban empang
Jamban ini dibangun diatas empang ikan. Dalam sistem jamban
empang ini disebut daur ulang dan jamban ini dapat mencegah
tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein
bagi masyarakat.
4) Jamban pupuk
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih
dangkal galiannya. Disamping itu jamban ini juga untuk membuang
kotoran binatang dan sampah, daun-daunan.
5) Septic tank
Septic ini adalah cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh
sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan.
c. Pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan lingkungan
1) Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru,
perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling.
2) Tersedianya toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
3) Proporsi jumlah wc/urinior adalah 1wc/urinior untuk 40 siswa dan
1 wc untuk 25 orang siswi.

Universitas Sumatera Utara

26

4) Toilet harus dalam keadaan bersih.
5) Lantai toilet tidak ada genangan air.
6) Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan
udara luar.
7) Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan
nyamuk.
3. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 air limbah
adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang berwujud cair yang dapat
berasal dari rumah tangga (domestik) ataupun industri. Air limbah rumah
tangga terdiri atas tiga faktor :
a. Tinja, berpotensi mengandung mikroba patogen.
b. Air seni, umumnya mengandung nitrogen, posfor dan sedikit
mikroorganisme.
c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci, dan kamar
mandi.
1) Dampak buruk air limbah
Berikut ini dampak jika air limbah tidak dikelola dengan baik
a) Gangguan kesehatan. Air limbah dapat mengandung bibit penayakit,
selain itu dalam air limbah juga mengandung zat berbahayan dan
beracun
b) Penurunan kualitas lingkungan. Air limbah yang dibuang langsung ke
air dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan

Universitas Sumatera Utara

27

c) Gangguan terhadap keindahan. Ada kalanya air limbah mengandung
polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi
mengganggu keindahan
d) Gangguan terhadap kerusakan benda. Air limbah yang mengandung
zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang
agresif.
2) Cara pengolahan limbah
a) Pengolahan air limbah secara alami. Pengelolaan ini dengan kolam
stabilisasi. Kolam stabilisasi yang biasa digunakan adalah kolam
anaerobik, kolam fakultatif, dan kolam maturasi. Kolam anaerobik
digunakan untuk mengelola air limbah dengan kandungan bahan
organik yang sangat pekat, sedangkan kolam maturasi digunakan
untuk memusnahkan mikroorganisme patogen didalam air limbah
b) Pengeolahn air limbah dengan bantuan peralatan yang di lakukan
pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Berikut ini adalah tiga
proses pada IPAL.
a. Primary treatment, pengolahan pertama bertujuan untuk
memisahkan padatan air secara fisik dengan cara penyaringan dan
sedimentasi
b. Secondary treatment, pengolahan kedua bertujuan untuk
mengkoagulasikan dan menghilangkan koloid serta untuk
menstabilisasi zat organik dalam air limbah, khusus untuk limbah

Universitas Sumatera Utara

28

domestik, tujuan utamanya untuk menghilangkan bahan organik
yang dilakukan oleh mikroorganisme secara aerob atau anaerob
c. Tertiary treatment, pengolahan ketiga merupakan kelanjutan dari
pengolahan kedua yang bertujuan untuk menghilangkan
nutrisi/unsur hara nitrat dan posfor. Pada tahap ini dilakukan
pemusnahan mikroorganisme patogen dengan penambahan klor
pada air limbah.
4. Pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan lingkungan
a. Tersedianya saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran
penuntasan air hujan.
b. Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan kedap air dan
tertutup.
c. Keadaan SPAL tidak mencemari lingkungan.
d. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat
kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar.
e. Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan
kedalam tanah.
f. Pembuangan air limbah dari laboratorium, dapur, dan wc harus
memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak control
pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penumbatan
sehingga dapat mengalir dengan lancar.
5. Sarana pembuangan sampah.
Sampah dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

29

a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya adalah :
1) Sampah an-organik, adalah sampah yang pada umumnya tidak dapat
membusuk.
2) Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat
membusuk.
b. Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar
1) Sampah yang mudah terbakar : kertas, kayu, plastik, karet dll.
2) Sampah yang tidak mudah terbakar : kaleng bekas, logam bekas, kaca
dll.
c. Berdasarkan karakteristik sampah
1) Gorbage, yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan
makanan, yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah
tangga, restoran, hotel dan sebagainya
2) Rabish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran dan perdagangan
baik yang mudah terbakar
3) Ashes (abu), yaitu sisa pembakatran dari bahan-bahan yang mudah
terbakar, termasuk abu rokok
4) Sampah jalanan, yaitu sampah yang berasal dari hasil pembersihan
jalan.
5) Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau panrikpabrik
6) Bangkai binatang, yaitu bangkai binatang yang mati karena alam,
ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang

Universitas Sumatera Utara

30

7) Bangkai kendaraan, adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan
sebgainya
8) Sampah pembangunan, yaitu sampah dari proses pembangunan
gedung, rumah dan sebagainya.
Tahapan dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya
adalah :
a. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
b. Tahap pengangkutan
c. Tahap pemusnahan
d. Pengelolaan sampah disekolah
1) Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan
non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
2) Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
a) Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah
tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai [penggunaan
kembali botol-botol bekas].
b) Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu
yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampahsampah yang sudah ada.
c) Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu
untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna [daur ulang
sampah organik menjadi kompos].

Universitas Sumatera Utara

31

3) Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah
disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke
Tempat Pembuangan Akhir(TPA).
6. Pelaksanaan penyelenggara kesehatan lingkungan
a. Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi
dengan tutup.
b. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh
ruangan untuk memudahkan pengangkutan atau pemusnahan sampah.
c. Peletakan tempat pembuangan/pengumpulan sampah sementara
dengan ruang kelas berjarak minimal 10 m.
2.4.10 Sarana Olah Raga dan Sarana ibadah
1. Tersedia akses dengan tempat olah raga.
2. Tersedia akses dengan tempat ibadah.
2.4.11 Halaman
1. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan
pagar yang kuat dan aman.
2. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak becek dan tidak
menjai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang
pengerat dan binatang pengganggu lainnya.
3. Tersedia akses tempat parker kendaraan.
4. Ada tempat untuk upacara.
5. Tersedia lahan untuk apotik hidup.

Universitas Sumatera Utara

32

6. Tersedianya saluran penuntasan air hujan yang diresapkan kedalam tanah
atau dialirkan kesaluran umum.
2.5

Tata Laksana Kesehatan Lingkungan Sekolah

2.5.1 Pemeliharaan Ruang Bangunan
1. Pembersihan ruang dan halaman sekolah harus dilakukan minimal sehari
satu kali.
2. Pembersihan ruang harus menggunakan kain pek basah untuk
menghilangkan debu.
3. Membersihkan lantai dengan menggunakan larutan desinfektan.
4. Dinding bangunan harus dicat ulang apabila sudah kotor atau catnya
pudar.
2.5.2 Pencahayaan
1. Pencahayaan terutama untuk ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan
harus mempunyai intensitas yang cukup dan merata sesuai dengan
fungsinya
2. Pencahayaan terutama untuk ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan
harus dilengkapi dengan penerangan buatan, untuk antisipasi cuaca
mendung dan penggunaan ruang di malam hari
2.5.3 Ventilasi
1. Ventilasi ruang diusahakan ventilasi silang agar ruangan mendapat cukup
udara segar.
2. Pada ruang yang mempergunakan AC harus disediakan jendela yang dapat
dibuka/ditutup.

Universitas Sumatera Utara

33

3. Agar terjadi penyegaran udara pada ruang ber-AC, jendela perlu dibuka
sekurang-kurangnya 1 jam sebelum ruangan yang bersangkutan
dimanfaatkan.
4. Filter AC harus dicuci secara periodik minimal 3 bulan sekali.
2.5.4 Fasilitas Sanitasi
1. Toilet
a. Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau.
b. Terdapat selogan atau peringatan untuk menjaga kebersihan.
c. Penguras bak penampung air dilakukan paling lama 1 kali seminggu.
d. Bila bak air tidak akan digunakan dalam jangka waktu lama (misalnya
pada saat musim liburan panjang), maka bak air harus dikosongkan.
e. Menggunakan deinfektan untuk membersihkan lantai dan closet serta
urinoir.
f. Menyediakan sabun untuk cuci tangan.
2. Sarana Pembuangan Air Limbah
a. Bila ada saluran pembuangan air limbah dihalaman, maka secara rutin 1
minggu sekali melakukan pembersihan saluran, agar air limbah dapat
mengalir dengan lancar.
b. Sarana pembuangan air limbah tidah menjadi perindukan nyamuk.
3. Sarana pembuangan sampah
a. Pengumpulan sampah diseluruh ruang di TPS dilakukan setiap hari
b. Pembuangan sampah yang telah dikumpulkan dilakukan paing lama 3
hari sekali

Universitas Sumatera Utara

34

c. Bila tidak dilakukan pembuangan sampah ke TPA, maka dapat
dilakukan pemusnahan sampah dengan cara dikubur atau dibakar
setiap 3 hari sekali
2.5.5

Kantin/Warung Sekolah

1. Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau
tertutup (terlindung dari lalat atau binatang lain dan debu).
2. Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik
dan tidak kadaluarsa.
3. Tempat penyimpanan makanan yang dijual pada warung sekolah/kantin
harus selalu terpelihara dan selalu dalam keadaan bersih, terlindung dari
debu, terhindar dari bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain.
4. Tempat pengolahan/dapur atau penyiapan makanan harus bersih dan
memenuhi persyaratab kesehata sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dangan air bersih yang mengalir atau
dalam 2 (dua) wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun.
6. Peralatan yang sudah bersih harus disimpan ditempat yang bebas
pencemaran.
7. Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan
jajanan harus sesuai dengan peruntukannya.
8. Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk
sekali pakai.
9. Penyaji makanan disekolah harus selalu menjaga kebersihan dengan selalu
mencuci tangan sebelum memasak dan dari toilet.

Universitas Sumatera Utara

35

2.5.6 Bebas Jentik Nyamuk
Agar dilingkungan sekolah terbebas dari nyamuk demam berdarah atau
nyamuk lainnya:
1. Melakukan kerja bakti secara rutin 1 minggu sekali dalam rangka PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk).
2. Menguras bak penampungan air secara rutin 1 kali dalam seminggu.
3. Mengosongkan bak penampungan air bila masa liburan panjang tiba.
4. Bila ada kolam ikan dirawat sedemikian rupa agar tidak ada jentik nyamuk,
serta menghindarkan kolam ikan menjadi tempat istirahatnya nyamuk.
5. Pengmatan jentik nyamuk aedes aygipty dilakukan secara teratur disetiap
sarana penampungan air dan tempat/wadah yang berpotensi adanya jentik
nyamuk Aedes Aygipty minimal seminggu sekali untuk mengetahui
adanya atau keadaan populasi jentik nyamuk.
2.5.7 Bebas Asap Rokok
Ada ketentuan dilarang merokok dilingkungan sekolah, dan tidak ada yang
merokok di sekolah, adanya poster atau pamflet yan terpasang yang menunjukkan
bahwa sekolah bukan merupakan area untuk merokok.

Universitas Sumatera Utara

36

2.6 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan diatas maka kerangka
konsep dalam penelitian ini adalah :

Penyelenggaraan

Fasilitas

Kesehatan Lingkungan Sekolah
1. Lokasi
2. Konstruksi bangunan
3. Ruang bangunan
4. Kualitas udara
5. Pencahayaan
6. Ventilasi
7. Kebisingan
8. Sanitasi dasar
9. Tempat olahraga
10. Halaman
11. Bebas jentik nyamuk

Memenuhi
Persyaratan
Kepmenkes RI
No.1429/Menkes/SK/XII/
2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan
Tidak Memenuhi

Kesehatan Lingkungan

Persyaratan

Pengetahuan,

Pengelolaan Fasiltas

Sikap, dan

Kesehatan

Tindakan

Lingkungan Sekolah

Siswa/i

oleh Petugas
Kebersihan dan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Adiwiyata Terhadap Kognitif Afektif Dan Psikomotorik Lingkungan Hidup Siswa Sekolah Dasar Di Kota Medan (Studi Kasus di SD Swasta Pertiwi dan SD Negeri 060843 Kec. Medan Barat)

13 114 94

Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Prestasi Akademik Siswa-Siswi SD. Negeri No. 101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

3 70 56

Evaluasi Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Medan Marelan

3 66 58

Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016

6 32 169

Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016

0 0 17

Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016

0 0 2

Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016

0 0 8

Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 75

Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016

0 0 3

Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016

0 0 36