Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060933 Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2016 Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi
eksperiment) dengan rancangan pretest-posttest control group design dengan satu
macam perlakuan. Dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok
diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (O1). Selanjutnya pada
kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok kontrol tidak diberi.
Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest (O2)
(Arikunto, 2000).

Eksperimen : O1
Kontrol :

O1

x

O2
O2


Gambar 3.1 Desain Penelitian pretest-posttest control group design
Dengan skema seperti tergambar dapat diketahui bahwa efektifitas perlakuan
ditunjukkan oleh perbedaan antara (O2 – O1) pada kelompok eksperimen dengan (O2O1) pada kelompok kontrol (Arikunto, 2000).
Pemberian intervensi pada kelompok eksperimen dilakukan selama 21 hari.
Kelompok eksperimen akan mendapatkan intervensi dengan metode role play
sebanyak 3 kali dalam 3 minggu di sekolah. Watson dalam Azwar (2005)
mengemukakan bahwa pengulangan pesan yang terlalu sering akan membuat individu

32
Universitas Sumatera Utara

33

mengalami kebosanan dan akan menolak pesan yang disampaikan, banyaknya
pengulangan pesan yang optimal adalah 3 kali.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 060933 dan SD Negeri 067690
Kecamatan Medan Johor Kota Medan pada bulan Februari 2015 sampai Februari
2017. SD Negeri 060930 dan SD Negeri 067690 dipilih sebagai sasaran penelitian
karena memiliki kriteria yang sama, yakni hanya memiliki 1 (satu) buah kantin yang

kurang memadai, banyak terdapat pedagang makanan jajanan di luar gerbang sekolah
dan belum pernah diberikan penyuluhan tentang makanan jajanan serta tidak
mempunyai UKS yang memadai. Karakteristik siswa juga sama, meliputi keadaan
sosial ekonomi menengah ke bawah, jarang membawa bekal ke sekolah dan sering
jajan di kantin maupun di penjaja makanan di luar gerbang sekolah.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri 060933 yang

berjumlah 285 siswa dan seluruh siswa SD Negeri 067690 yang berjumlah 341 siswa.
SD Negeri 060933 dipilih menjadi kelompok eksperimen dan SD Negeri 067690
dipilih menjadi kelompok kontrol. SD Negeri 060933 dipilih menjadi kelompok
eksperimen karena berdasarkan penelitian pendahuluan terhadap makanan jajanan
yang dijual di sekolah, ditemukan makanan jajanan yang mengandung formalin,

Universitas Sumatera Utara

34


boraks dan pemanis buatan berupa siklamat. Hal ini menunjukkan bahwa keamanan
pangan makanan jajanan di sekolah tersebut belum baik.
3.3.2

Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) SD Negeri 060933

dan SD Negeri 067690 Kecamatan Medan Johor Kota Medan. Sampel terdiri dari
sampel kasus dan sampel kontrol. Jumlah siswa kelas V (lima) SD Negeri 060933
adalah 36 siswa dan jumlah siswa kelas V (lima) SD Negeri 067690 sebanyak 83
siswa. Seluruh siswa kelas V (lima) tersebut akan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok
yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan perbandingan 1:2 uuntuk
mendapatkan sistem matching. Jumlah sampel berdasarkan kelompok sebagai
berikut:
1. Kelompok ekperimen adalah siswa kelas V SD Negeri 060933 yang
berjumlah 36 siswa.
2. Kelompok kontrol adalah siswa kelas V SD Negeri 067690 yang berjumlah 72
siswa.
3.4 Metode Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer mengenai identitas siswa dan pengetahuan, sikap serta
tindakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diperoleh dengan cara
pengisian lembar kuisioner pretest dan posttest. Data sekunder diperoleh dari arsip
sekolah. Data sekunder yang dikumpulkan berupa gambaran umum lokasi penelitian,

Universitas Sumatera Utara

35

profil sekolah, serta fasilitas-fasilitas penunjang belajar dan kesehatan yang ada di
sekolah.
3.5 Alur Penelitian
3.5.1

Tahap Persiapan
Tahap

persiapan


penelitian

ini

berupa

survei

pendahuluan

untuk

menggumpukan data dan mengetahui karakteristik wilayah penelitian serta
menentukan responden penelitian.
3.5.2

Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 060933 dan SD Negeri 067690

Kecamatan Medan Johor Kota Medan dengan mekanisme sebagai berikut:

1.

Pada tanggal 13 Mei 2016 pukul 09.00 WIB, dilakukan kegiatan absensi
kelompok eksperimen di SD Negeri 060933 dan membagikan pita untuk
disematkan di baju setiap siswa. Pemberian pita ini bertujuan agar lebih
mudah mengenali responden pada saat melakukan observasi tindakan siswa
dalam memilih makanan jajanan. Setelah absensi, dijelaskan kepada siswa
mengenai mekanisme intervensi, tujuan penelitian dan materi yang akan
disampaikan yakni pemilihan makanan jajanan yang baik meliputi makanan
jajanan yang bersih, bergizi dan sehat yang meliputi warna, bau, rasa, tekstur
makanan jajanan dan tanggal kadaluarsa makanan kemasan. Kegiatan
dilanjutkan dengan pretest dengan waktu 30 menit dan dilanjutkan intervensi
dengan metode role play dengan membagi kelompok eksperimen menjadi 3

Universitas Sumatera Utara

36

kelompok secara acak. Setiap kelompok terdiri atas 12 siswa yang akan
bermain peran. Pemilihan anggota kelompok dimulai dengan membuat nomor

urut setiap siswa. Pemberian nomor urut pada siswa untuk memudahkan
pengambilan dan pemilihan kelompok role play. Pemberian nomor urut ini
dilakukan berdasarkan urutan tenpat duduk siswa, agar siswa tidak
sekelompok dengan teman sebangku dan mendapatkan susunan siswa yang
acak. Anggota setiap kelompok dipilih dengan urutan yang telah ditetapkan.
Kelompok 1 (satu) dipilih siswa dengan nomor urut 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22,
25, 28, 31 dan 34. Kelompok 2 (dua) adalah siswa dengan nomor urut 2, 5, 8,
11, 14, 17, 20, 23, 26, 29, 32, dan 35, selanjutnya kelompok 3 (tiga) terdiri
atas siswa dengan nomor urut 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33 dan 36.
Susunan siswa dalam kelompok tetap sejak intervensi pertama hingga
intervensi ketiga.
2.

Setelah dilakukan pengelompokan siswa, tempat duduk siswa dipisah
berdasarkan kelompoknya. Kemudian dilakukan pembagian peran setiap
siswa dalam setiap kelompok yang diikuti dengan pembagian skenario role
play. Siswa akan memainkan peran yang berbeda di setiap sesi permainan
pada setiap waktu

intervensi. Cara penyusunan peran siswa berdasarkan


nomor urut siswa yang telah ditetapkan sebelumnya. Siswa membaca dan
memahami setiap peran selama 15 menit. Siswa yang tidak sedang
memainkan peran tetap berada di dalam kelas dan memperhatikan siswa lain
bermain peran sambil menunggu gilirna bermain peran.

Universitas Sumatera Utara

37

3.

Sebelum role play dimulai, dilakukan pengaturan tata letak atau posisi pemain
peran. Selanjutnya kelompok siswa yang sedang dalam giliran memainkan
peran mengambil posisi sesuai dengan tata letak posisi pemain sesuai dengan
peran yang dimainkan. Kemudian papan nama yang akan dipakai oleh setiap
siswa dibagikan sesuai dengan peran yang dimainkan oleh siswa tersebut.
Role play tentang perilaku pemilihan makanan jajanan dimulai, setiap siswa
bermain peran sesuai dengan peran masing - masing.


4.

Peran yang dimainkan terdiri atas 9 karakter peran, yakni sebagai guru yang
akan membimbing siswa, sebagai siswa yang akan belajar di kelas dan
mempraktikkan membeli makanan jajanan dari pedagang, sebagai makanan
jajanan yang akan mendeskripsikan tentang makanan jajanan tersebut dan
sebagai pedagang makanan jajanan yang akan menjual makanan jajanan
kepada siswa. Peran setiap siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut
Tabel 3.1 Pembagian Peran Siswa dalam Bermain Peran

Jumlah
No. Siswa
Peran
(orang)
1
1
Guru
2

4


Murid

Tugas
Membimbing murid belajar tentang makanan
jajanan yang sehat dan tidak sehat
Belajar di kelas dengan mendengarkan
penjelasan dari siswa yang berperan sebagai
makanan maupun minuman dan selanjutnya
mempraktekkan hasil belajar dengan membeli
makanan jajanan di pedagang makanan yang
ada di sekolah

Universitas Sumatera Utara

38

Tabel 3.1 (Lanjutan)

No.

3

Jumlah
Siswa
Peran
(orang)
1
Bakso dan saus

4

1

Makanan dalam
kemasan

5

1

Aneka gorengan
dan tahu

6

1

Es limun dan es
krim

7

1

8

1

9

1

Pedagang aneka
gorengan dan
makanan kemasan
Pedagang bakso
dan tahu
Pedagang es
limun dan es krim

Tugas
a) Mendeskripsikan tentang cirri-ciri
bakso yang baik dan tidak baik untuk
dimakan.
b) Mendeskripsikan tentang ciri – ciri
saus yang mengandung pewarna
buatan yang tidak baik untuk dimakan
Mendeskripsikan tentang membaca kemasan
makanan termasuk tanggal kadaluarsa
makanan kemasan
a) Mendeskripsikan ciri – ciri tahu yang
baik untuk dimakan
b) Mendeskripsikan
memilih
aneka
gorengan yang tidak baik untuk
dimakan, yakni yang digoreng dengan
minyak yang sudah menghitam dan
atau dibungkus dengan kertas koran.
a) Mendeskripsikan ciri-ciri makanan
dan minuman yang mengandung
pewarna
b) Mendeskripsikan ciri-ciri makanan
dan minuman yang mengandung
pemanis buatan yang berlebihan.
Menjual aneka gorengan dan makanan
kemasan yang akan dibeli oleh murid
Menjual bakso dan tahu yang akan dibeli oleh
murid
Menjual es limun dan es krim yang akan
dibeli oleh murid

5. Setelah kelompok pertama selesai, role play dilanjutkan oleh kelompok
berikutnya. Role play dilakukan selama 40 menit setiap sesi permainan
oleh setiap kelompok. Setelah semua kelompok bermain peran, seluruh

Universitas Sumatera Utara

39

siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan dilakukan evaluasi
yang dipimpin oleh peneliti, yakni tentang ketertiban jalannya permainan,
pemahaman setiap siswa terhadap peran yang dimainkan serta tentang
penentuan jadwal kegiatan role play berikutnya.
6. Pada tanggal 14 Mei 2016 pukul 09.00 WIB, dilakukan kegiatan absensi
kelompok kontrol di SD Negeri 067690 kemudian dilanjutkan dengan
pretest dengan waktu 30 menit.
7. Pada tanggal 19 Mei 2016, dilakukan observasi kepada siswa kelompok
eksperimen dengan menilai tindakan siswa terhadap pemilihan makanan
jajanan. Observasi dengan lembar observasi. Responden dikenali dengan
melihat pita yang tersemat di baju. Dilakukan pencatatan jumlah siswa
yang membeli makanan maupun minuman yang jenisnya sesuai dengan
yang ada pada lembar observasi.
8. Pada tanggal 20 Mei 2016 Pukul 09.00 WIB, dilakukan intervensi kedua
di SD Negeri 060933. Kelompok eksperimen akan diabsensi sesuai
dengan kelompoknya. Sebelum role play kedua, setiap siswa akan mengisi
lembar checklist tentang tindakan memilih makanan jajanan. Setiap anak
akan bermain peran yang berbeda dengan peran pada role play pertama.
Satu sesi bermain peran akan dimainkan di dalam kelas dalam waktu 40
menit. Setelah semua siswa bermain peran, siswa berkumpul di kelas
untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.

Universitas Sumatera Utara

40

9. Pada tanggal 26 Mei 2016, dilakukan observasi kepada siswa kelompok
eksperimen dengan menilai tindakan siswa terhadap pemilihan makanan
jajanan. Observasi dengan lembar observasi. Responden dikenali dengan
melihat pita yang tersemat di baju. Dilakukan pencatatan jumlah siswa
yang membeli makanan maupun minuman yang jenisnya sesuai dengan
yang ada pada lembar observasi.
10. Pada tanggal 27 Mei 2016 Pukul 09.00 WIB, dilakukan intervensi ketiga
di SD Negeri 060933. Sebelum intervensi ketiga, setiap siswa akan
mengisi lembar ceklist tentang tindakan memilih makanan jajanan.
Kelompok eksperimen akan diabsensi sesuai dengan kelompoknya. Setiap
anak akan bermain peran yang berbeda dengan peran pada role play
pertama dan kedua. Satu sesi bermain peran akan dimainkan di dalam
kelas dalam waktu 40 menit. Setelah semua siswa bermain peran, siswa
berkumpul di kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.
11. Pada tanggal 2 Juni 2016, dilakukan observasi kepada siswa kelompok
eksperimen dengan menilai tindakan siswa terhadap pemilihan makanan
jajanan. Observasi dengan lembar observasi. Responden dikenali dengan
melihat pita yang tersemat di baju. Dilakukan pencatatan jumlah siswa
yang membeli makanan maupun minuman yang jenisnya sesuai dengan
yang ada pada lembar observasi.

Universitas Sumatera Utara

41

12. Pada tanggal 3 Juni 2016 Pukul 09.00 WIB, dilakukan post test selama 30
menit tentang pengetahuan, sikap dan tindakan siswa dalam memilih
makanan jajanan dengan menggunakan kuisioner terhadap kedua
kelompok responden baik kelompok ekperimen di di SD Negeri 060933
Medan.
13. Pada tanggal 4 Juni 2016 Pukul 08.00 WIB, dilakukan post test selama 30
menit tentang pengetahuan, sikap dan tindakan siswa dalam memilih
makanan jajanan dengan menggunakan kuisioner pada kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen dilakukan observasi dengan menilai tindakan
siswa terhadap pemilihan makanan jajanan dengan lembar ceklist. Hal ini sesuai
dengan konsep sleeper effect yang dikemukakan oleh Brigham bahwa orang masih
ingat isi pesan yang disampaikan dalam waktu 10-14 hari setelah pesan itu
disampaikan (Azwar, 2005). Perubahan perilaku diharapkan akan terjadi dalam waktu
21 hari, hal ini sesuai dengan penelitian Maltz dalam Sudarmin (2014) bahwa
diperlukan waktu minimum 21 hari berturut-turut untuk membentuk kebiasaan seharihari yang dibawa dari kecil hingga dewasa. Core (2003) menyebutkan bahwa
mempraktekkan perilaku baru selama kurang lebih 21 hari akan menjadi menjadi
suatu kebiasaan.

Universitas Sumatera Utara

42

Alur penelitian dapat dilihat pada skema dibawah ini.

72 siswa kelas V
SD Negeri 067690

Pretest

36 siswa kelas V
SD Negeri 060933

Pretest

Intervensi dengan metode
role play
(Satu minggu)
Intervensi dengan metode
role play
(Satu minggu)
Intervensi dengan metode
role play

(Satu minggu)
Posttest

Kelompok Kontrol

Posttest

Kelompok Eksperimen
Gambar 3.2 Alur Penelitian

Universitas Sumatera Utara

43

3.6

Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

3.6.1

Variabel Penelitian

1. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu metode role play.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan
responden dalam memilih makanan jajanan.
3.6.2
1.

Definisi Operasional
Pengetahuan mengenai makanan jajanan adalah pemahaman siswa tentang
makanan jajanan meliputi jenis dan kandungan zat gizi, makanan jajanan yang
tidak aman dan akibat mengkonsumsinya.

2.

Sikap dalam memilih makanan jajanan adalah respon siswa terhadap makanan
jajanan dan keinginan untuk mengkonsumsinya.

3.

Tindakan memilih makanan jajanan adalah respon siswa dalam mencari dan
memilih makanan jajanan serta mengkonsumsi makanan jajanan tersebut.

4.

Metode roleplay adalah cara pemberian informasi dengan bermain peran
dengan menggunakan skenario sebagai acuan, uraian singkat dan papan nama
untuk setiap peran.

3.7 Metode Pengukuran
1. Pengetahuan dilihat dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas 10
pertanyaan. Pertanyaan, dengan 3 pilihan jawaban dimana jawabantahu diberi
nilai 2, jawaban kurang tahu diberi nilai 1 dan jawaban tidak tahu diberi nilai 0
dengan skala data rasio. Nilai minimal adalah 0 dan nilai maksimal adalah 20.

Universitas Sumatera Utara

44

Berdasarkan kriteria jawaban di atas maka dapat dikategorikan tingkat
pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2000):
1) Baik, jika nilai >75% dengan skor >15
2) Sedang, jika nilai 50 – 75% dengan skor 10- 15
3) Kurang, jika nilai 45
2) Sedang, jika nilai 50 – 75% dengan skor 30 - 45
3) Kurang, jika nilai7,5
2) Sedang, jika nilai 50 – 75% dengan skor 5 -7,5
3) Kurang, jika nilai0,514 (r tabel) dengan
nilai Croanbach’s Alpha 0,762 dan lebih besar dari nilai 0,60 maka dapat

Universitas Sumatera Utara

48

disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel sikap ini valid dan reliabel sebagai
alat ukur.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tindakan
Variabel
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3
Tindakan 4
Tindakan 5
Tindakan 6
Tindakan 7
Tindakan 8
Tindakan 9
Tindakan 10

Nilai Corrected Item
Total
0,611
0,623
0,621
0,600
0,612
0,591
0,578
0,549
0,648
0,592

Reabilitas

Croanbach's
Alpha
0,776
0,774
0,789
0,717
0,785
0,899
0,872
0,736
0,815
0,699
0,862

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel

Berdasarkan tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel tindakan
sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai corrected item total >0,514 (r tabel) dengan
nilai Croanbach’s Alpha 0,862 dan lebih besar dari nilai 0,60 maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel tindakan ini valid dan reliabel
sebagai alat ukur.
3.9 Metode Analisis Data
3.9.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi
frekuensi responden serta gambaran pada setiap variabel dependen dan disajikan
dalam bentuk tabel.

Universitas Sumatera Utara

49

3.9.2

Analisis Bivariat
Analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dengan menggunakan uji t-independent untuk melihat efektivitas
metode role play. Hasil yang dilihat yaitu nilai selisih pretest dan posttest kedua
kelompok tersebut.
Sebelum dilakukan uji t-independent, terlebih dulu dilakukan uji normalitas
untuk melihat populasi berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal maka
dilanjutkan dengan pengujian homogenitas. Jika data dari kedua kelompok
berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji t-independent dengan
menggunakan taraf signifikan p< 0,05. Namun jika data berdistribusi normal dan
tidak homogen, maka masih digunakan uji t-independent akan tetapi untuk membaca
hasil dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not Asumed (diasumsikan
varians tidak sama) dengan menggunakan taraf signifikan p< 0,05, yang berarti hasil
perhitungan statistik bermakna atau ada perbedaan rata-rata dari nilai secara statistik,
artinya ada pengaruh metode role play terhadap perilaku pemilihan makanan jajanan
siswa sekolah dasar.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1.

Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 060933 Medan
Sekolah Dasar Negeri 060933 adalah sekolah dasar negeri yang beralamat di

Jl. Pintu Air II, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan. SD
Negeri 060933 Medan memiliki visi yakni mewujudkan proses pelayanan pendidikan
yang baik, dan membina anak didik agar mempunyai peradaban kehidupan sosial
budaya dan kepribadian yang mandiri berdasarkan ajaran moral.
Jumlah seluruh siswa SD Negeri 060933 Medan pada tahun ajaran 2015/ 2016
sebanyak 285 siswa yang tersebar dalam 11 kelas rombongan belajar. Berdasarkan
distribusi siswa berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari yang berjenis kelamin laki-laki yaitu
berjumlah 144 orang (50,5%). Ketenagaan guru dan tenaga administrasi di SD Negeri
060933 Medan berdasarkan profil sekolah tahun ajaran 2015-2016 berjumlah 16
orang, dengan rincian guru tetap berjumlah 15 orang dan pegawai tidak tetap
berjumlah 1 orang.
SD Negeri 060933 Medan mempunyai 1 (satu) kantin sekolah yang
digunakan bersama dengan SD lain dalam komplek sekolah. Kantin yang ada tidak
memadai, dimana berupa bangunan semipermanen tanpa disertai ruangan untuk
makan. Ketersediaan makanan jajanan di kantin dirasa masih kurang, sehinggga
banyak siswa di sekolah dasar tersebut membeli makanan jajanan diluar pagar

50
Universitas Sumatera Utara

51

sekolah. Penjaja makanan yang berjualan di luar pagar sekolah dengan menjual
makanan dan minuman yang bervariasi. Penjaja makanan di luar sekolah berjumlah
7-9 pedagang yang biasanya berjualan di luar pagar sekolah, di trotoar pinggir jalan
raya yang terletak tepat di depan sekolah dan di halaman rumah warga.
Makanan jajanan yang dijual oleh penjaja makanan jajanan diluar sekolah
sangat beragam, berupa siomay, bakso kuah, bakso bakar, pisang cokelat, aneka
gorengan, es limun, es krim serta makanan ringan dalam kemasan. Makanan jajanan
yang dijual oleh pedagang, kualitasnya kurang baik bila ditinjau dari aspek kesehatan
dan keamanan pangan. Hal ini dapat dilihat dari penjual siomay yang berjualan di
dekat tempat pengumpulan sampah yang ada di halaman rumah warga di depan
sekolah. Penjual tersebut menyiapkan jajanan dengan menyentuh makanan secara
langsung, tidak menggunakan sarung tangan plastik atau sendok, sehingga
memungkinkan terjadinya pencemaran biologis. Begitu juga dengan pedagang aneka
gorengan yang menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang sehingga minyak
tampak berwarna kehitaman, tidak menutup makanan jajanan yang dijajakan baik
yang belum dimasak maupun yang telah dimasak, dan tempat memasak makanan
jajanan terbuka, tanpa ada benda yang menghalangi untuk mencegah terjadinya
pencemaran dari udara terhadap makanan jajanan yang disiapkan. Selain itu
pedagang juga menjual es sirup warna - warni, dimana wadah penampungan air
tampak kotor. Hal ini dapat menyebabkan kontaminasi pencemaran biologis seperti
bakteri pada jajanan es tersebut. Selain membeli makanan jajanan yang kurang aman,

Universitas Sumatera Utara

52

siswa di SD Negeri 060933 Medan juga tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan serta sering membuang wadah sisa makanan di laci meja belajar.
4.2.

Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah murid kelas V (lima) pada SD Negeri

060933 Medan dan SD Negeri 067690 Medan. Murid kelas V (lima) SD Negeri
060933 Medan merupakan kelompok eksperimen yang mendapatkan intervensi
berupa metode role play dalam upaya peningkatan perilaku memilih makanan jajanan
yang baik dan murid kelas V (lima) SD Negeri 067690 Medan merupakan kelompok
control yang tidak mendapatkan intervensi penelitian.
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi

jenis kelamin dan

umur. Pada responden kelompok eksperimen diketahui jumlah siswa laki-laki
sebanyak 19 orang (52,3%) dan jumlah siswi perempuan sebanyak 17 orang (47,2%).
Pada penelitian ini juga diketahui distribusi karakteristik pada kelompok kontrol,
sebagian besar siswa laki- laki sebanyak 38 orang (53,2%) dan jumlah siswi
perempuan sebanyak 17 orang (47,2%). Distribusi karakteristik responden kelompok
ekperimen dan kelompok kontrol berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Kasrakteristik Responden Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
SDN 060933
%
SDN 067690
%
Laki-laki
19
52,3
38
52,3
Perempuan
17
47,2
34
47,2
100,0
100,0
Jumlah
36
72

Universitas Sumatera Utara

53

Berdasarkan penelitian, pada responden kelompok eksperimen diketahui siswa
termuda berusia 9 tahun dan siswa tertua berusia 12 tahun, sedangkan pada kelompok
control siswa termuda berusia 10 tahun dan siswa tertua berusia 12 tahun. Distribusi
karakteristik responden kelompok ekperimen dan kelompok kontrol berdasarkan usia
dapat dilihat pada tabel pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Responden Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Berdasarkan Usia
Usia (Tahun)
Jumlah
SDN 060933
%
SDN 067690
%
9
1
2,8
0
0,0
10
10
27,8
27
37,5
11
21
58,3
37
51,4
12
4
11,1
8
11,1
100,0
100,0
Jumlah
36
72

4.3. Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan
Jajanan
4.3.1 Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah dilakukan Metode Role
Play
Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat diketahui skor pengetahuan
siswa sebelum dan sesudah diberikan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan
jajanan dengan metode role play. Pada penelitian ini pengetahuan dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu pengetahuan baik (>75% jawaban benar), cukup (50-75% jawaban
benar) dan kurang (< 50% jawaban benar).
Bila dilihat dari jawaban pre-test dan post-test pengetahuan pada siswa
tampak kenaikan jumlah siswa pada kedua kelompok yang mampu menjawab benar

Universitas Sumatera Utara

54

pada setiap pertanyaan pengetahuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah
ini:
Tabel 4.3. Distribusi Pengetahuan Responden dalam Pemilihan Makanan
Jajanan Berdasarkan Jawaban Pre-test dan Post-test
Eksperimen
Kontrol
Pertanyaan Pengetahuan
Pre-test
Post-test Pre-test Post-test
No
n %
n
%
n % n
%
1
2
3

4

5

6

7

8
9
10

Bagaimana memilih makanan
jajanan yang sehat
Memilih bakso yang akan
dimakan sebaiknya
Jajanan yang banyak
mengandung banyak pewarna
seperti saus yang tidak boleh
dimakan adalah yang berciri-ciri
Makanan gorengan seperti tahu,
tempe dan pisang yang digoreng
sebaiknya dipilih yang berciriciri
Memakan makanan jajanan
yang tidak sehat dapat
mengakibatkan
Memilih es krim dan es limun
yang tidak baik untuk diminum
adalah
Dalam membeli makanan
jajanan dalam kemasan, kita
harus melihat
Contoh makanan yang boleh
sering dimakan adalah
Es limun yang boleh diminum
adalah
Makanan yang tidak baik
dimakan adalah yang
mengandung

36

100,0

36

100,0 71

98,6 72 100,0

31

86,1

33

91,7 57

79,2 66

91,7

28

77,8

36

100,0 50

69,4 63

87,5

20

55,6

28

77,8 22

30,6 39

54,2

22

61,1

32

88,9 45

62,5 52

72,2

27

75,0

34

94,4 55

76,4 54

75,0

30

83,3

33

91,7 56

77,8 60

83,3

23

63,9

28

77,8 34

47,2 42

58,3

25

69,4

31

86,1 49

68,1 51

70,8

25

69,4

32

88,9 47

65,3 51 70,8

Bila dilihat dari jawaban pre-test dan post-test pengetahuan pada murid
tampak kenaikan jumlah murid pada kedua kelompok yang mampu menjawab benar
setiap item pertanyaan pengetahuan baik pada kelompok eksperimen maupun

Universitas Sumatera Utara

55

kelompok kontrol. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebelum dilakukan metode
role play tentang pemilihan makanan jajanan, sebagian besar siswa memiliki
pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 25 siswa (69,4%) dan 11 siswa (30,6%)
memiliki pengetahuan kategori sedang, namun setelah dilakukan pendidikan gizi
dengan metode role play selama 3 minggu, jumlah siswa yang memiliki pengetahuan
baik meningkat menjadi 36 siswa (100%). Adapun selisih peningkatan dari
pengetahuan siswa yang berada pada kategori baik saat pre-test dan post-test
mencapai 30,6%. Peningkatan pengetahuan siswa didukung oleh pemberian
intervensi berupa pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan dengan
menggunakan metode role play dan didukung oleh keingintahuan siswa terhadap
materi yang diberikan.
Pada kelompok kontrol dari hasil penelitian juga ditemukan adanya
peningkatan pengetahuan, dimana pada saat pre-test siswa yang berada pada kategori
pengetahuan baik berjumlah 45 orang (62,5%) meningkat menjadi 52 orang siswa
(72,2%) pada saat post-test, peningkatan pengetahuan pada kategori baik hanya 9,7%.
Pengetahuan pada kategori sedang menurun dari 27 orang (37,5%) menjadi 20 orang
siswa (27,8%) pada saat post-test. Hal ini disebabkan ada siswa yang tertarik dan
mencari tahu tentang pemilihan makanan jajanan yang baik. Selain itu, siswa juga
mendapatkan infomasi mengenai pemilihan makanan jajanan yang baik dari guru,
orang tua maupun dari media massa seperti televisi maupun dari buku yang mereka
baca. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

56

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pemilihan Makanan
Jajanan
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Pre-Test
Post-Test
Pre-Test
Post-Test
No Pengetahuan
n
%
n
%
n
%
n
%
1 Baik
25
69,4 36 100,0 45
37,5
52
72,2
2 Sedang
11
30,6
0
0,0 27
62,5
20
27,8
Jumlah
36 100,0 36 100,0 72
100,0
72 100,0
Dari hasil analisis data terdapat peningkatan skor rata-rata antara pre-test dan
post test pada kelompok perlakuan dan juga kelompok kontrol namun peningkatan
kelompok kontrol tidak sebesar kelompok perlakuan. Pada siswa kelompok
eksperimen pada saat pre-test diperoleh rata-rata skor sebesar 16,75 dan pada saat
post-test meningkat menjadi 18,51. Selisih rata-rata skor pada kelompok perlakuan
lebih besar dibandingkan kelompok kontrol yaitu sebesar 1,76 hal ini terjadi karena
pada kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pengetahuan tentang
pemilihan makanan jajanan dengan metode role play. Sedangkan rata-rata skor
pengetahuan siswa kelompok kontrol pada saat pre-test adalah 15,81 dan saat posttest juga meningkat menjadi 17,04, namun selisih rerata hanya 1,23, hal ini terjadi
karena kelompok kontrol tidak diberi intervensi.
Berdasarkan hasil analisis Independent Sample T-test pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol dapat diketahui nilai nilai probabilitas (p=0,000)
dimana (p

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

0 3 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

1 1 10

Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060933 Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2016

0 0 18

Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060933 Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060933 Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2016

0 0 9

Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060933 Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2016

0 0 22

Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060933 Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2016

1 3 4

Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060933 Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2016

0 0 30

Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 75

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012 Chapter III VI

0 0 29