PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X-7 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2013 2014 | Susila | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3804 8413 1 SM

THE IMPLEMENTATION OF JIGSAW TECHNIQUE IN
COOPERATIVE LEARNING MODEL TO INCREASE STUDENTS’
LEARNING ACHIEVEMENT ON SOCIOLOGY IN X-7 STUDENTS SMA
NEGERI KEBAKKRAMAT SEMESTER 1 ACADEMIC YEAR 2013/2014

Purbandaru Adi Susila. K8410044
ABSTRACT
This research aims to increase students of X-7 SMA Negeri Kebakkramat
Karanganyar learning achievement by the implementation of Jigsaw technique in
cooperative learning model.
This research is a Class Action Research (CAR) which is conducted in
two cycles, with every cycle consists of planning, acting, observing, and
reflecting. The subject of this research is the students of X-7 SMA Negeri
Kebakkramat Karanganyar academic year 2013/2014. The data was taken from
the teacher and the students. The techniques of collecting data are observation,
test, interview, and documentation. The validity of the data use content validity,
triangulation technique and expert opinion. The analysis of the data use
descriptive analysis and critical technique.
The result of the research shows that the implementation of Jigsaw
technique in cooperative learning model can increase students’ learning
achievement. Activity concentration of students interaction in group discussion is

increasing from 69,44% in cycle I to 88,89% in cycle II. Students learning
achievement which is taken from evaluation also increased in every cycle which is
followed by the increase of the class mean in which the mean before action is
61,67 become 75,11 after cycle I and increased to be 81,08 in cycle II. The
evaluation score of the students increase in every cycle. This followed by the
number of students that obtain score above minimum requirement, which is 75, is
also increased. The percentage before action is 36,11% and become 66,67% in
cycle I and then become 83,33% in cycle II.
The conclusion is the implementation of Jigsaw technique in cooperative
learning model can increase students’ learning achievement in class X-7 SMA
Negeri Kebakkramat.
Keywords: Class Action Research, Jigsaw, Learning Achievement

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK
JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SOSIOLOGI KELAS X-7 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Purbandaru Adi Susila. K8410044
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar kelas X-7
SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas X-7 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun ajaran
2013/2014.Sumber data berasal dari guru, siswa. Teknik pengumpulan data adalah
dengan observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan
validitas isi, triangulasi teknik dan expert opinion. Analisis data dilakukan
menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Keaktifan
interaksi siswa dalam diskusi kelompok sebesar 69,44% meningkat menjadi
88,89% pada siklus II. Prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata kelas
mengalami peningkatan yaitu pra tindakan 61,67 menjadi 75,11 siklus I dan
meningkat 81,08 pada siklus II. Nilai evaluasi siswa setiap siklus juga mengalami
peningkatan diikuti jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas kriteria
ketuntasan minimal 75 meningkat yaitu pra tindakan 36,11% menjadi sebesar
66,67% pada siklus I dan meningkat menjadi 83,33% pada siklus II.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X-7 SMA Negeri
Kebakkramat.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Jigsaw, Prestasi Belajar

PENDAHULUAN
Pendidikan

merupakan

kurang bervariasi dan guru belum

bagian vital dan merupakan faktor

mampu

penting untuk memajukan kehidupan

pembelajaran


bangsa dan negara. Negara yang

mengatasi

memiliki

Pembelajaran

pendidikan

baik

maka

menerapkan

model

yang sesuai untuk


permasalahan

tersebut.

kooperatif

adalah

negara tersebut akan lebih cepat

konsep yang lebih luas meliputi

untuk mengalami perkembangan dan

semua

kemajuan

termasuk


yang

pesat.

Upaya

jenis

kerja

kelompok

bentuk-bentuk

yang

peningkatan kualitas sumber daya

dipimpin oleh guru atau diarahkan


manusia

melalui

pendidikan

oleh

dapat

membentuk

54).Salah satu model pembelajaran

manusia khususnya Indonesia yang

kooperatif adalah teknik Jigsaw.

dapat


mengikuti

Pembelajaran

zaman

berupa

diharapkan

penerapan

perkembangan
penguasaan

ilmu

dan

pengetahuan


guru

merupakan

(Suprijono,

Jigsaw

kooperatif
salah

pembelajaran

2012:

satu

kooperatif


tipe
yang

teknologi dan seni. Kualitas pendi-

mendorong siswa aktif dan saling

dikan yang baik dapat dilihat melalui

membantu dalam menguasai materi

output dari hasil belajar siswa dalam

pelajaran untuk mencapai prestasi

hal ini pendidikan formal.Berdasakan

yang maksimal ( Isjoni, 2012: 77).

pra tindakan yang dilakukan di kelas


METODE

X-7 SMA Negeri Kebakkramat pada
saat

proses

pembelajaran

Banyak jenis atau metode

ber-

langsung dapat dilihat bahwa siswa

dalam

terlihat

penelitian

kurang

antusias

mengikuti

proses

sosiologi.

Terlihat

dalam

pembelajaran
karena

siswa

sebuah
yang

kajian

tentang

dijumpai

dalam

pendidikan. Penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah penelitian reflektif

cenderung pasif ketika mengikuti

yang

proses pembelajaran. Hal itu di-

(berdaur)

karenakan guru dalam melakukan

didalam kelas (Herawati, husnul, dan

proses

Yuyun,

pembelajaran

cenderung

dilaksanakan
oleh

2008:

secara

guru/calon

2).

siklus
guru

Dikatakan

demikian karena proses penelitian

masing anggota kelompok membagi

tindakan kelas dimulai dari tahapan

bagian topik itu, 3) setiap anggota

1) perencanaan, 2) tindakan, 3)

kelompok mempelajari bagiannya

pengamatan,

tersebut, 4) setiap anggota kelompok

4)

refleksi

untuk

memecahkan masalah dan mencoba

berkumpul

hal-hal

dengan

baru

demi

peningkatan

menjadi
bagian

satu

sesuai

topiknya

dan

kualitas pembelajaran. Dari pendapat

mendiskusikannya, 5) setiap anggota

ahli

kembali lagi ke kelompok awal dan

tersebut

dapat

dijelaskan

penelitian tindakan kelas merupakan

menjelaskan

penelitian yang dilakukan oleh guru

tentang bagian dari topik yang

atau calon guru sebagai upaya dalam

dipelajarinya, 6) setelah itu guru

meningkatkan hasil belajar yang

memberikan tes tententang materi

dilakukan

pelajaran dengan topik yang sudah

secara

berdaur

ulang

ke

setiap

kepada

anggota

(siklus) dimulai dari perencanaan,

diberikan

tindakan, pengamatan dan refleksi

dikerjakan secara mandiri.Penelitian

guna meningkatkan profesionalisme

ini akan dilaksanakan di SMA

sebagai guru atau calon guru dan

Negeri Kebakkramat kelas X-7 tahun

kualitas pembelajaran yang baik.

ajaran

Yuzar (2005) menyatakan dalam

September 2013 sampai April 2014.

pembelajaran kooperatif jenis Jigsaw

Subjek penelitian tindakan kelas ini

siswa belajar kelompok kecil yang

adalah semua siswa kelas X-7 SMA

terdiri dari 4-6 orang, heterogen dan

Negeri Kebakkramat tahun ajaran

bekerjasama saling ketergantungan

2013/2014 yang berjumlah 36 siswa.

yang positif dan bertanggung jawab

Data

secara mandiri (Isjoni, 2012: 78-

penelitian

ini

79).Pelaksanaan model pembelajaran

tentang

proses

Jigsaw meliputi: 1) guru membagi

sosiologi, prestasi belajar sosiologi

siswa kedalam kelompok kecil, 2)

siswa di kelas X-7 dan kemampuan

setiap kelompok diberikan topik

guru dalam melaksanakan proses

materi pelajaran yang sama dan

pembelajaran.

bagian dari topik serta masing-

pengumpulan data yang digunakan

2013/2014

dan

sumber

siswa

pada

data

berupa

dan

bulan

dalam

informasi

pembelajaran

Adapun

teknik

dalam penelitian ini berupa observasi

bersama guru menyusun Rencana

dan tes sebagai teknik utama serta

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 3)

wawancara dan dokumentasi sebagai

peneliti

teknik bantu.

instrumen penelitian, yang berupa tes

dan

guru

menyusun

dan non tes.
HASIL PENELITIAN DAN

Pelaksanaan

PEMBAHASAN

Pelaksanaan tindakan siklus I sesuai

Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus,
berikut adalah uraiannya.:

bersama

peneliti

men-

diskusikan rancangan tindakan yang
akan dilaksanakan pada siklus I
berdasarkan

identifikasi

masalah

yang dilakukan oleh peneliti yang
meliputi rendahnya prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran sosiologi
serta kurang antusias dan siswa
pasif

pembelajaran

dalam

sosiologi.

proses
Dalam

diskusi perencanaan tindakan siklus I
disepakati bahwa pelakasaan tindakan pada siklus I selama 3 kali
pertemuan.
meliputi

Tahapan
1)peneliti

mendiskusikan
belajaran
nggunakan

dilakasanakan

selama 3 kali pertemuan. Pertemuan

sesuai dengan skenario pembelajaran

Perencanaan

cenderung

rencana

dilaksanakan selama 5 x 45 Menit

Siklus I

Guru

dengan

perencanaan
dan

skenario

sosiologi
model

dengan

guru
pemme-

pembelajaran

kooperatif teknik Jigsaw, 2) peneliti

dan

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).
Observasi dan Interpretasi
Berdasarkan pengamatan diperoleh
data mengenai keaktifan interaksi
siswa

dalam

diskusi

kelompok

sebanyak 25 atau sebesar 69,44%
dinyatakan aktif mengikuti diskusi
dalam kelompok. Sedangkan 11
siswa atau sebesar 30,56% masih
pasif membaca sendiri. Sedangkan
gambaran mengenai prestasi belajar
pada siklus I mengalami peningkatan
setelah diterapkanya model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
Terbukti prestasi belajar setiap siswa
yang dilihat dari nilai evaluasi siklus
I mengalami peningkatan yang baik.
Tidak

terdapat

siswa

yang

memperoleh nilai evaluasi siklus I

lebih

rendah

daripada

sebelum

b) Guru

dalam

memberikan

diterapkannya model pembelajaran

contoh

mengenai

perilaku

kooperatif teknik Jigsaw. Sebelum

dalam

interaksi

sosial

penerapan

terkadang

model

pembelajaran

kooperatif teknik Jigsaw, rata-rata

sulitan

kelas adalah 61,67 namun setelah

sehingga

diterapkannya model pembelajaran

bingung.

ini, rata-rata kelas menjadi 75,11.
Selain

itu,

jumlah

siswa

yang

c) Guru

mengalami

dan

kurang

siswa

kurang

bertanya

ketuntasan

yang belum jelas.

yaitu

75

jelas,

menjadi

memberikan

kesempatan pada siswa untuk

mencapai nilai diatas standar kriteria
minimal

ke-

mengenai

materi

sebanyak 24 siswa dari jumlah siswa

2) Segi Siswa

36 atau sebesar 66,67%, sedangkan

a) Dalam

diskusi

kelompok

33,33% siswa belum tuntas.

masih

terdapat

beberapa

Analisis dan Refleksi

siswa yang pasif dan malu

Guru

dan

analisis

observer

dan

melakukan

refleksi

terhadap

mengeluarkan
dalam

pendapat

melakukan

diskusi,

tindakan yang telah dilakukan pada

sehingga

siklus I. Dapat diketahuai terdapat

cenderung hanya mengikuti

beberapa kelemahan baik dari segi

pendapat temannya.

guru maupun siswa sebagai berikut:

siswa

tersebut

b) Dalam diskusi kelompok ahli,
siswa cenderung ramai karena

1) Segi Guru
a) Dalam pelaksanaan proses
pembelajaran siklus I, guru

jumlah

anggota

dalam

kelompok ahli lebih banyak.

kurang mampu mengontrol

c) Siswa hanya akan bertanya

siswa dalam proses diskusi

kepada guru apabila guru

kelompok.

melakukan pendekatan dalam

Hal

itu

mengakibatkan siswa kurang
kondusif
ramai
kelompok.

dan
dalam

cenderung
diskusi

kelompok.
Berdasarkan observasi dan analisis
tindakan

pada

siklus

I,

maka

tindakan

refleksi

yang

dapat

Perencanaan

dilakukan adalah sebagai berikut :

Guru bersama peneliti melakukan

1) Guru meningkatkan kontrol dan

rencana

tindakan

yang

akan

siswa

dilakukan pada siklus II berdasarkan

dalam proses pembelajaran agar

observasi, analisis dan refleksi yang

tercipta suasana kelas yang lebih

telah dilakukan pada tindakan siklus

kondusif.

I untuk memperbaiki prestasi belajar

pengawasan

terhadap

2) Guru lebih banyak memberikan

siswa yang ditunjukan melalui hasil

motivasi kepada siswa untuk

tes

evaluasi.Guru

dan

peneliti

lebih aktif dan antusias dalam

menyepakati bahwa tindakan siklus

mengikuti proses pembelajaran.

II dilaksanakan 2 kali pertemuan,

pen-

tahapan perencanaan tindakan siklus

dekatan kepada siswa agar siswa

II tidak jauh berbeda dengan siklus I,

lebih berani bertanya mengenai

hanya terdapat perbaikan-perbaikan

materi yang belum jelas dan

pada

guru memberikan kesempatan

berdasarkan hasil observasi, analisis

lebih

dan refleksi.

3) Guru

lebih

melakukan

kepada

siswa

untuk

proses

pembelajaran

Pelaksanaan

bertanya.
motivasi

Pelaksanaan tindakan siklus II sesuai

kepada siswa untuk melakuakn

dengan rencana dilaksanakan selama

diskusi dan bekerja sama dalam

2 kali pertemuan yang dilaksanakan

kelompoknya agar memperoleh

selama 4 x 45 Menit sesuai dengan

hasil maksimal.

skenario pembelajaran dan Rencana

4) Guru

memberikan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Siklus II

Observasi dan Inerpretasi

Berdasarkan analisis dan refleksi

Berdasarkan pengamatan diperoleh

tindakan

data mengenai keaktifan interaksi

yang

sudah

dilakukan

peneliti pada siklus I, dapat terlihat

siswa

bahwa hasilnya belum maksimal

sebanyak 32 siswa atau sebesar

sehingga

88,89%

siklus II

perlu

dilaksanakannya

dalam

aktif

diskusi

kelompok

mengikuti

diskusi

dalam kelompok. Sedangkan 4 siswa

atau sebesar 11,11% masih pasif

mengalami peningkatan dari siklus I.

membaca

Dari hasil analisis tersebut dapat

sendiri.
prestasi

belajar

siswa

diketahui bahwa penerapan model

penerapan

model

pem-

pembelajaran

gambaran
setelah

Sedangkan

kooperatif

teknik

belajaran kooperatif teknik Jigsaw

Jigsaw pada siklus II dinyatakan

pada

mengalami

sudah berhasil dan dianggap sudah

peningkatan. Prestasi belajar setiap

memuaskan sehingga tidak perlu

siswa yang dilihat dari nilai evaluasi

dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

siklus II mengalami peningkatan

Berdasarkan hasil observasi dan

daripada siklus I. Hal itu berdampak

interpretasi

pada nilai rata-rata kelas meningkat

peneliti melakukan analisis sebagai

menjadi 81,08 pada siklus II. Selain

berikut:

itu, jumlah siswa yang mencapai

1) Guru sudah mampu melakukan

nilai

siklus

diatas

ketuntasan

II

standar

minimal

kriteria
yaitu

75

sebanyak 30 siswa dari jumlah siswa
36 atau sebesar 83,33%, sedangkan

tindakan

siklus

II,

kontrol terhadap siswa dalam
kegiatan pembelajaran, khususnya proses diskusi kelompok.
2) Pelaksanaan

model

16,67% siswa belum tuntas.

pembelajaran kooperatif teknik

Analisis dan Refleksi

Jigsaw berjalan lebih baik dari

Berdasarkan hasil observasi dan

siklus

interpretasi yang telah dilakukan

denganharapan.

dapat dinyatakan bahwa penerapan
model

pembelajaran

kooperatif

I

dan

pembelajaran
peningkatan

keaktifan

saat

dalam

diskusi

sesuai

3) Keaktifan siswa dalam kegiatan

teknik Jigsaw mampu meningkatkan
siswa

sudah

mengalami
khususnya

melakukan

pada
diskusi

kelompok dan prestasi belajar siswa

kelompok yaitu sebanyak 32

yang dilihat dari nilai evaluasi siklus

siswa

II. Hal ini berdampak pada nilai rata-

dinyatakan

rata kelas yang meningkat. Jumlah

mengikuti diskusi kelompok dan

siswa yang memperoleh nilai di atas

cukup banyak pula yang berani

kriteria ketuntasan minimal juga

atau

sebesar

88,89

aktif

dalam

mengajukan

pertanyaan

siswa merasa nyaman dalam

dan

mengikuti

menjawab pertanyaan.

pembelajaran.

4) Dari segi prestasi belajar siswa
berdasarkan nilai evaluasi siklus
II

setiap

siswa

proses

3) Guru

harus

mampu

memberikan

mengalami

motivasi

peningkatan prestasi belajar. Hal

kepada siswa agar dapat

itu mengakibatkan nilai rata-rata

mengikuti

kelas juga meningkat menjadi

belajaran dengan baik.

81,08.

Jumlah

siswa

yang

4) Guru

proses

harus

pem-

mampu

memperoleh nilai diatas kriteria

mengusai dan mengontrol

ketuntasan minimal mengalami

kelas dengan baik, sehingga

peningkatan

proses pembelajaran dapat

menjadi

83,33%

berjalan

atau sebanyak 30 siswa.
Berdasarkan

observasi

sesuai

yang

direncanakan.

dan

analisis yang sudah dilakukan

Perbandingan Nilai Antar Siklus

pada siklus II, maka tindakan

1. Perbandingan Keaktifan Siswa

refleksi yang dapat dilakukan

Melaksanakan Interaksi dalam

sebagai berikut:

Diskusi Kelompok

1) Guru lebih inovatif dan
kreatif dalam menggunakan
model pembelajaran pada
saat proses pembelajaran,
sehingga siswa tidak cepat
bosan dan menjadi lebih
antusias dalam mengikuti
proses

pembelajaran

di

di

kelas.
2) Guru

Berdasarkan gambar histogram

harus

mampu

atas

menunjukan

bahwa

keaktifan siswa dalam diskusi

menciptakan suasana yang

kelompok

kondusif

peningkatan dari siklus I ke

dalam

pembelajaran,

proses
sehingga

siklus

II.

mengalami

Pada

siklus

I,

partisipasi

siswa

dalam

mengikuti

kegiatan

pembelajaran dilihat dari kriteria
keaktifan siswa dalam interaksi
diskusi

kelompok

69,44%dan
peningkatan

sebesar
mengalami

pada

siklus

II

menjadi 88,89%
2. Perbandingan

Nilai

Rata-rata

Kelas

Gambar di atas menunjukan
bahwa prestasi belajar siswa
kelas X-7 SMA N Kebakkramat
setelah

diterapkannya

model

pembelajaran kooperatif teknik
Jigsaw

yang

diukur

dengan

menggunakan nilai tes formatif
pada setiap penyajian satuan
pembelajaran

mengalami

Berdasarkan gambar grafik di

peningkatan.

atas menunjukan bahwa nilai

mengalami

rata-rata kelas X-7 SMA N

prestasi belajar yang baik.

Kebakkramat
kannya

setelah

model

kooperatif

diterap-

pembela-jaran
Jigsaw

teknik

mengalami peningkatan. Nilai
rata-rata

kelas

pra

tindakan

61,67 yang meningkat menjadi
75,11 siklus I kemudian nilai
rata-ratanya

meningkat

lagi

setelah dilaksanakannya siklus II
menjadi 81,08 pada siklus II.
3. Perbandingan Nilai Evaluasi

4. Perbandingan
Belajar

Setiap

siswa

peningkatan

nilai

Ketuntasan

Berdasarkan gambar diatas dapat

diskusi

disimpulkan

69,44% dan meningkat pada

bahwa

prestasi

kelompok

sebesar

belajar siswa kelas X-7 SMA

siklus II sebesar 88,89%.

Negeri Kebakkramat mengalami

2. Siswa mampu memahami dan

peningkatan dari siklus I ke

menguasai

materi

siklus II. Pada siklus I jumlah

baik.

tersebut

siswa

dilihat dari peningkatan nilai

yang

tuntas,

mendapat

yaitu

sesuai

nilai
kriteria

Hal

setiap

siswa

dengan
dapat

setelah

ketuntasan minimal sebesar 75

dilakukannya evaluasi dan

berjumlah 24 siswa atau sebesar

nilai rata-rata kelas yang

66,67%

siswa,

meningkat dari 61,67 menjadi

sedangkan pada siklus II siswa

75,11 pada siklus I kemudian

yang mendapatkan nilai tuntas

nilai rata-ratanya 81,08 pada

meningkat berjumlah 30 siswa

siklus II. Ketuntasan hasil

atau sebesar 83,33% dari jumlah

belajar siswa juga meningkat

36 siswa.

dari pra tindakan sebesar

dari

Berdasarkan

36

hasil

penelitian

36,11% meningkat menjadi

yang telah dilaksanakan selama

66,67%

dua siklus di kelas X-7 SMA

kemudian ketuntasan belajar

Negeri

siswa meningkat lagi menjadi

Kebakkramat

dapat

disimpulkan sebagai berikut:
1. Siswa lebih aktif berperan
dalam

kelompoknya

ditunjukan

adanya

peningkatan keaktifan siswa
dalam interaksi siswa saat
diskusi

siklus

I,

83,33% pada siklus II.
DAFTAR PUSTAKA

pada

saat diskusi kelompok. Hal
itu

pada

kelompok

berlangsung. Pada siklus I
siswa yang aktif berperan
dalam interaksi siswa saat

Anwar, K & Harmi, H. (2011).
Perencanaan
Sistem
Pembelajaran
Kurikulum
Tngkat Satuan Pendidikan.
Bandug: Alfabeta
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi.
(2006). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara

Aqib, Z., Jaiyaroh S, Diniati E.,
Khotimah
K.
(2010).
Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru SD, SLB, TK.
Bandung:
CV
Yrama
Widya.

Mulyasa. (2010). Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Rohmad, Z (2010). Pengantar
Metodologi Penelitian. Surakarta:
Uniba

Baharuddin & Wahyuni, E.N.
(2010). Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jogjakarta:
Arr-Ruzz Media

Sagala, S. (2009). Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta

Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010).
Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta

Slavin, R.E. (2005) Cooperative
Learning Teori, Riset dan
Praktik.Terj. N. Yusron.
Bandung: Nusa Media

Hamdani. (2011). Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: CV Pustaka
setia
Huda,

Isjoni.

M. (2012). Cooperative
Learning Metode, Teknik,
Struktur
dan
Model
Penerapan.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
(2012).
Pembelajaran
Kooperatif Meningkatkan
Kecerdasan
Komunikasi
Antar
Peserta
Didik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Maryati, K & Suryawati, J. (2007).
Sosiologi unyuk SMA dan
MA Kelas X. Jakarta: Esis
Mulyasa.
(2004).
Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
Kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif. Dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. (2012). Cooperative
Learning Teori & Aplikasi
PAIKEM.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Susilo, H., Chotimah, H., Sari, Y.D.
(2008). Penelitian Tindakan
Kelas
Sebagai
Sarana
Pengembangan
Keprofesionalan Guru dan
Calon
guru.
Malang:
Banyumedia Publishing
Suyadi. (2012). Panduan Penelitian
tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva
Press
Syah,
M.
2013.
Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Buku Pedoman Penulisan Skripsi
2012 FKIP

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jp
dpb/article/viewFile/2100/2014

http://bimaskatolik.kemenag.go.id/fil
e/dokumen/UUNo20th2003SISDIK
NAS.pdf

http://lppm.stkippgri-sidoarjo.ac.id/
files/Upaya-Mening-katkan-Hasil

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2015 2016. | Widodo | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9290 19753 1 SM

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-3 PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015 2016 | Hajar | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8449 17812 1 SM

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Pradiva | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6168 13130 1 SM

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 3 PEDAN KLATEN TAHUN AJARAN 2013 2014. | Agustina | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3241 7181 1 SM

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | W K W | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3888 8589 1 SM

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 2015 | Susiani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5693 12199 1 SM

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5986 12776 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Setyawan | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8636 18233 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Istiqomah | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10123 21529 1 SM

0 0 19

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI | Astuti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2218 4995 1 SM

0 0 12