PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5986 12776 1 SM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1
KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Reni Rasyita Sari
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Reni Rasyita Sari. K8411060. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
TIPE
GROUP
INVESTIGATION
UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS
5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015.
Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Juni 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Sosiologi kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran

2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar
yang terdiri dari 33 siswa. Sumber data pada penelitian ini adalah guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data utama pada penelitian ini adalah observasi dan tes,
selain itu teknik pengumpulan data pendukung adalah wawancara dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa baik
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil evaluasi siklus I menunjukkan rata-rata
hasil belajar kognitif siswa 80,30 dan pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 85,15. Hasil belajar afektif pada siklus I menunjukkan persentase sebesar
76% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 97%. Sedangkan hasil
belajar psikomotorik pada siklus I menunjukkan persentase sebesar 76% menjadi
94% pada siklus II pada aspek kemampuan siswa dalam melakukan strategi
penyelesaian dalam, dan pada penilaian dalam mengumpulkan tugas tepat waktu
mengalami peningkatan sebesar 70% pada siklus I menjadi 88% pada siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran sosiologi kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, group investigation, diskusi kelompok,
hasil belajar.

pendidikan

PENDAHULUAN
Pendidikan

memiliki

peran

dasar,

pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi.


penting dalam mewujudkan apa yang

Pendidikan formal di sekolah

menjadi tujuan suatu bangsa. Melalui

diwujudkan dengan adanya suatu

pendidikan tercipta sumber daya

pembelajaran,

manusia yang memiliki kualitas yang

pelaksanaannya diatur dalam suatu

senantiasa

kurikulum yang telah ditetapkan.


turut

andil

dalam

di

mana

mewujudkan pembangunan sosial.

Menurut

Maka diperlukan adanya perhatian

pendidikan nasional Nomor 2003 bab

khusus pada bidang pendidikan guna


I pasal 1 butir 19 menyatakan bahwa :

memperbaiki

“Kurikulum

kualitas

dan

mutu

Undang-Undang

dalam

adalah

sistem


seperangkat

pendidikan itu sendiri, baik mengacu

rencana dan pengaturan mengenai

pada proses maupun pada hasil.

tujuan isi dan bahan pelajaran serta

Menurut

Undang-Undang

yang digunakan sebagai pedoman

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

penyelenggaraan


2003 Pasal 13 ayat 1 menyatakan

pembelajaran untuk mencapai tujuan

bahwa jalur pendidikan terdiri dari

pendidikan tertentu”.

pendidikan informal, pendidikan non
formal,

dan

pendidikan

formal.

kegiatan


Dari pernyataan tersebut dapat
dijelaskan

bahwa

kurikulum

Pendidikan informal merupakan jalur

merupakan seperangkat rencana serta

pendidikan yang didapatkan dari

pengaturan mengenai tujuan, isi dan

keluarga dan lingkungan, pendidikan

bahan pelajaran yang digunakan

nonformal


sebagai

merupakan

jalur

pedoman

dalam

pendidikan yang dapat dilaksanakan

menyelenggarakan

secara terstruktur dan berjenjang, dan

pembelajaran dengan tujuan untuk

pendidikan formal merupakan jalur


mencapai tujuan tertentu. Dengan

pendidikan
berjenjang
pendidikan

yang
yang
anak

kegiatan

terstruktur

dan

adanya kurikulum yang ditetapkan,

terdiri


atas

diharapkan

usia

dini,

terarah karena membutuhkan suatu

pembelajaran menjadi

perencanaan, strategi, peraturan, dan

pertimbangan yang bertujuan agar

masih tergolong rendah. Pernyataan

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

tersebut dibuktikan dari hasil tes pra

Kurikulum 2013 memiliki

tindakan yang telah dilaksanakan,

tiga aspek penilaian, yaitu aspek

bahwa dari 33 siswa belum ada siswa

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

yang nilainya mencapai nilai Kriteria

Dalam

tujuannya

Ketuntasan Minimal (KKM) yang

diharapkan pembelajaran di sekolah

ditentukan yaitu 75,00, sedangkan

mampu

metode

rata-rata

Student

dapatkan oleh kelas XI IIS 5 pada tes

mewujudkan

menerapkan

pembelajaran

berbasis

Center Learning atau pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Namun

hasil

belajar

yang

di

pra tindakan adalah 45,75.
Berdasarkan hasil wawancara

pada kenyataannya ditemui kondisi

dengan

guru yang dalam hal ini sebagai

Sosiologi, memang kelas XI IIS 5

pendidik,

mampu

berbeda dengan kelas yang lain pada

menyesuaikan proses pembelajaran

tingkat pemahaman pelajaran. Guru

dengan apa yang diharapkan oleh

sebenarnya juga menyadari akan

kurikulum pendidikan yang berlaku.

masalah-masalah

belum

Subjek penelitian ini adalah

guru

mata

pelajaran

tersebut,

guru

sebenarnya sudah berupaya untuk

kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1

membuat

Karanganyar yang terdiri dari siswa

menarik, seperti penggunaan media

yang heterogen, dengan karakteristik

LCD dengan slide Powerpoint yang

yang berbeda-beda. Adapun jumlah

terkadang

siswa yaitu 33 siswa dengan rincian

sebagai

22 siswa perempuan dan 11 siswa

pengadaan diskusi dan presentasi

laki-laki. Berdasarkan observasi yang

kelompok namun dengan cara-cara

telah dilakukan pada tanggal 12 dan

tersebut

13 Februari kelas XI IIS 5 memiliki

maksimal.

beberapa

permasalahan.

pembelajaran

juga
ilustrasi

dirasa

Guru

lebih

disertai

gambar

atau

contoh,

hasilnya

menginginkan

kurang

agar

Permasalahan yang dihadapi tersebut

terjadi

berdampak cukup serius pada hasil

pembelajaran. Diharapkan kelas XI

pembelajaran sosiologi siswa yang

IIS 5 pada mata pelajaran sosiologi

suatu

perubahan

dalam

ada

peningkatan

setidaknya

agar

hasil

belajar,

tidak

begitu

akhirnya

mereka

dapat

mempresentasikan hasil investigasi

tertinggal dari kelas XI yang lain.

kelompok

Untuk itu guru bersama peneliti

kerjakan

berupaya

dari

demikian terbentuknya pembagian

permasalahan-permasalahan di atas.

kelompok investigasi tersebut, antara

Dari hasil refleksi diperoleh adanya

kelompok satu dengan kelompok

kesimpulan yang menyatakan bahwa

yang lain akan saling bertukar ide

perlu untuk dilakukan adanya suatu

dan gagasan.

mencari

perubahan

solusi

dalam

yang

telah

mereka

bersama-sama.

Dengan

proses

Dalam upaya meningkatkan

pembelajaran untuk meningkatkan

hasil belajar siswa tersebut, maka

hasil belajar siswa kelas XI IIS 5

perlu

pada mata pelajaran Sosiologi.

perbaikan

Berdasarkan

refleksi

dilaksanakan
berkaitan

tindakan
dengan

yang

penggunaan metode pembelajaran

telah dilakukan guru bersama peneliti,

dengan perumusan judul penulisan

dalam rangka memperbaiki proses

sebagai berikut : “Penerapan Model

pembelajaran dan juga mencarikan

Pembelajaran Kooperatif tipe Group

solusi untuk permasalahan yang ada

Investigation untuk Meningkatkan

maka perlu diadakannya PTK. Model

Hasil Belajar Sosiologi Kelas XI IIS

pembelajaran yang dianggap tepat

5 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun

untuk

Pelajaran 2014/2015”.

memperbaiki

pembelajaran

Sosiologi di kelas XI IIS 5 adalah
model pembelajaran kooperatif tipe
Group

Investigation.

METODE PENELITIAN

Diharapkan

Subyek dalam penelitian ini

para siswa dapat terlibat aktif dalam

adalah siswa kelas XI IIS 5 SMA

berkelompok dengan bersama-sama

Negeri 1 Karanganyar yakni pada

menentukan

topik

semester

yang

diangkat,

akan

penyelidikan,
permasalahan,
membuat

permasalahan

tahun

ajaran

melakukan

2014/2015. Terdiri dari 11 siswa

mengidentifikasi

laki-laki dan 22 siswa perempuan,

sampai

laporan,

genap

kemudian

hingga

pada

dengan karakter dan kemampuan
akademik siswa yang beragam.

Data

yang

dikumpulkan

belajarnya tidak tertinggal seperti

dalam penelitian ini didapatkan dari

kelas yang lainnya. Berikut adalah

berbagai sumber antara lain data dari

indikator capaian dalam penelitian

sekolah, guru pengajar sosiologi

PTK ini :

kelas XI IIS 5, siswa kelas XI IIS 5,

Aspek

Persentas

Cara

dan segala peristiwa selama kegiatan

yang

e Siswa

Menguku

belajar mengajar sosiologi ketika

Diukur

yang

r

menggunakan model pembelajaran

Ditargetk

kooperatif tipe Group Investigation.

an

Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif,
yaitu dengan membandingkan ratarata nilai sosiologi yang didasarkan
pada nilai KKM pada saat kondisi
pra

tindakan

dilakukannya

dengan

setelah

tindakan

secara

kualitatif. Sedangkan analisis data
pengamatan
psikomotorik

ranah

afektif

siswa

dan

dilakukan

dengan membandingkan kekurangan
dan kelebihan selama proses pra
tindakan dan tindakan berlangsung.
Hasil analisis ini menjadi bahan
untuk

menyusun

rencana

dalam

memperbaiki pelaksanaan tindakan
pada siklus berikutnya.
Indikator kinerja penelitian
ini didasarkan pada pertimbangan
dan keyakinan peneliti bersama guru
bahwa kelas XI IIS 5 akan mampu
mencapai batas nilai KKM, dan hasil

Kognitif

70%

Diukur
dari hasil
tes
formatif,
siswa
tersebut
dianggap
lulus dari
batas nilai
KKM
Afektif
70%
Diamati
pada saat
proses
pembelaja
ran
berlangsu
ng
Psikomoto
70%
Diamati
pada saat
rik
proses
pembelaja
ran
berlangsu
ng
Hasil belajar kognitif siswa
yang mencapai KKM 70% diukur
dari hasil tes dimana siswa tersebut

lulus

dari

KKM,

siswa yang belum tuntas. Nilai rata-

≥80.

rata yang diperoleh pada siklus

Sedangkan hasil pengamatan ranah

pertama adalah 85,15, sedangkan

afektif dan psikomotorik diharapkan

rata-rata pada tahap pra tindakan

70% dari rata-rata kelasnya.

adalah 45,75. Pada ranah afektif

diharapkan

batas
rata-rata

nilai
kelas

SIKLUS I

persentase ketuntasan siswa adalah

Perencanaan

76%, dan pada ranah psikomotorik

Peneliti
menyepakati

dan
untuk

guru

76%

pada

aspek

strategi

pelaksanaan

penyelesaian dan 70% pada aspek

tindakan siklus I yang dilaksanakan

kemampuan mengumpulkan tugas

selama 4 kali pertemuan. Peneliti

tepat waktu.

dengan guru mempersiapkan silabus,

Refleksi

menyusun

Kekurangan

RPP,

mendiskusikan

pada

skenario perencanaan pembelajaran

pelaksanaan tindakan siklus I ini

yaitu dengan mempelajari materi.

disadari pula oleh guru. Berikut ini
adalah kelemahan atau kekurangan

Pelaksanaan
Tahap

ini

merupakan

pelaksanaan dari tahap perencanaan.

yang ditemukan dari guru :
1) Guru kurang tepat waktu

Pada siklus pertama ini penelitian

pada

dilaksanakan

sehingga

pada

tanggal

26

saat

masuk

kelas,

menimbulkan

Februari 2015, 27 Februari 2015, 5

kegaduhan

Maret 2015 dan 6 Maret 2015. Setiap

kelas

pada

suasana

pertemuan dilaksanakan dalam 3 x

2) Penyampaian materi oleh

45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan

guru terlalu cepat sehingga

dengan

siswa

pendalaman

penerapan

model

materi

dan

pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation.

kurang

dapat

menerima pembelajaran
3) Pada

saat

proses

tanya

presentasi,

guru

Observasi

jawab

Berdasarkan hasil tes evaluasi

terlalu panjang menjelaskan

pada siklus 1 terdapat 21 siswa (64%)

sehingga memakan banyak

siswa yang tuntas dan 12 siswa (36%)

waktu yang tersedia.

4) Guru kurang disiplin dalam

Perencanaan
Setelah mengetahui hasil dari

menegur siswa yang ramai,
menurut

guru

hal

itu

siklus I, guru dan peneliti melakukan

merupakan hal biasa pada

analisis

saat proses diskusi.

dengan

Sedangkan dari segi siswa
ditemukan

beberapa

kekurangan

siklus

berikutnya

mempertimbangkan

kelemahan dan kelebihannya. Hasil
dari

siklus

I

belum

mencapai

indikator capaian, sehingga perlu

sebagai berikut :
1) Siswa

masih

mengerti

terkait

belum

adanya

model

dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan

pembelajaran kooperatif tipe
Group

Investigation

hasrus

berkali-kali

masih

ada

handphone

bermain

II,

yang

akan

Pelaksanaan
Tahap

ini

merupakan

pelaksanaan dari tahap perencanaan.
Pada

menjelaskan.

siklus

seperti pada siklus sebelumnya.

sehingga saat diskusi, guru

2) Siswa

untuk

siklus

II

ini

penelitian

yang

dilaksanakan pada tanggal 8 April

dan

2015, 9 April 2015, 22 April 2015,

bermain game di laptop

dan 23 April 2015. Setiap pertemuan

masih

dilaksanakan dalam 2 x 45 menit.

banyak ditemui siswa yang

Kegiatan ini dilaksanakan dengan

mengobrol

pendalaman materi dan penerapan

3) Saat

berdiskusi

dan

bercanda

model pembelajaran kooperatif tipe

dengan temannya
4) Pada saat proses pembagian
kelompok

siswa

Group Investigation.

masih

Observasi
Berdasarkan hasil tes evaluasi

terkesan gaduh
5) Pada saat proses evaluasi,

yang diadakan pada 23 April 2015,

siswa merasa kekurangan

hasil

belajar

siswa

waktu dalam menyelesaikan

peningkatan

soal

dengan siklus sebelumnya. Pada

jika

mengalami
dibandingkan

siklus I diperoleh rata-rata sebesar
SIKLUS II

80,30

dan

pada

siklus

II

ini

meningkat

menjadi

85,75.

Pada

Menurut

Agus

Supriyono

ranah afektif persentase ketuntasan

(2009 : 13) “Berdasarkan makna

siswa pada siklus II adalah 97%, dan

leaksikal pembelajaran berarti proses,

pada ranah psikomotorik 94% pada

cara,

aspek strategi penyelesaian dan 88%

Perbedaan esensial istilah ini dengan

pada

pengajaran adalah tindak ajar. Pada

aspek

kemampuan

mengumpulkan tugas tepat waktu.

perbuatan

mempelajari.

pengajaran guru mengajar, siswa

Refleksi

belajar, sementara pada pembelajaran

Dilihat dari segi hasil belajar

guru mengajar diartikan sebagai

siswa yang sudah tuntas KKM yaitu

upaya

28 siswa (85%) sedangkan yang

terjadinya

pembelajaran.”

belum tuntas KKM yaitu 5 siswa

pengertian

tersebut

pembelajaran

(15%).

merupakan

proses

mempelajari,

mengorganisir

lingkungan
Dalam

Menurut indikator capaian,

mempelajari diartikan sebagai upaya

pada siklus dua sudah melebihi batas

untuk mengatur dan mengorganisir

yakni 70% dengan rata-rata 85,75.

kondisi belajar siswa.

Kekurangan-kekurangan

yang

Sedangkan

model

muncul pada siklus pertama sudah

pembelajaran

diperbaiki pada siklus kedua ini.

atau cara yang ditempuh oleh guru

Sehingga peneliti dan guru sepakat

untuk

untuk tidak memerlukan lagi siklus

pembelajaran yang menyenangkan

berikutnya.

dan mendukung proses belajar demi

merupakan

menciptakan

strategi

situasi

REVIEW LITERATUR

tercapainya proses belajar. Salah satu

Pembelajaran

model pembelajaran tersebut yaitu

merupakan

suatu aktivitas di mana terjadinya

pembelajaran

proses interaksi antara siswa dengan

guru bertindak sebagai fasilitator,

guru, baik secara langsung maupun

memberikan dukungan tetapi tidak

tidak

bantuan

mengarahkan kelompok ke arah hasil

media pelajaran dan fasilitas untuk

yang sudah disiapkan sebelumnya.

menunjang proses tersebut.

Bentuk-bentuk

langsung

dengan

kooperatif,

assesment

dimana

oleh

sesama peserta didik

digunakan

untuk melihat hasil prosesnya.
Salah

satu

tipe

pun di luar sekolah, setelah proses
pelaksanaan belajar selesai mereka

model

menganalisis, menyimpulkan, dan

pembelajaran kooperatif adalah tipe

membuat

Group Investigation atau yang lebih

mempresentasikan

dikenal sebagai grup investigasi, tipe

mereka di depan kelas.

kesimpulan

untuk

hasil

belajar

ini merupakan tipe pembelajaran

Hasil belajar menurut Agus

yang kompleks karena memadukan

Suprijono (2011 : 5) adalah pola-pola

antara

prinsip belajar kooperatif

perubahan, nilai-nilai, pengertian-

dengan pembelajaran yang berbasis

pengertian, sikap-sikap apresiasi dan

konstruktivisme

prinsip

keterampilan. Jadi dalam aktivitas

pembelajaran demokrasi. Model ini

belajar, hasil merupakan perubahan

dapat

yang di dapatkan yang menyangkut

dan

melatih

siswa

untuk

menumbuhkan kemampuan berfikir

aspek

mandiri.

apresiasi, dan keterampilan. Jadi,
Penerapan

nilai,

pengertian,

sikap,

penelitian

hasil belajar merupakan suatu bentuk

kelompok ini guru membagi kelas

perubahan, perubahan yang terjadi

menjadi kelompok-kelompok dengan

dapat berupa pada nilai, pengertian,

anggota empat sampai lima orang

sikap,

siswa yang heterogen. Selanjutnya

keterampilan.

siswa memilih topik untuk diselidiki,
melakukan
mendalam

penyelidikan

yang

dan mempresentasikan

apresiasi,

Hasil

dan

belajar

di

juga

sekolah

ditentukan oleh indikator capaian
KKM

atau

Kriteria

Ketuntasan

laporannya kepada seluruh kelas.

Minimum, KKM yang ditetapkan

Tahap

dilakukan

oleh SMA Negeri 1 Karanganyar

dalam penelitian kelompok yaitu :

adalah 75,00, sehingga setiap siswa

pemilihan

dinyatakan

kegiatan

yang

topik,

perencanaan

tuntas

dalam

belajar

kooperatif, implementasi, analisis,

apabila memenuhi nilai lebih atau

sintesis, dan presentasi hasil final.

sama

Siswa

apabila mendapatkan nilai dibawah

belajar

dengan

berbagai

sumber belajar baik di dalam atau

dengan

75,00,

sedangkan

75,00

maka

siswa

tersebut

dinyatakan belum tuntas.

e
45,75

Rata-rata

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

80,30

85,15

Setelah dilaksanakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group

Berdasarkan

indikator

Investigation pada kelas XI IIS 5

ketercapaian yang telah ditetapkan

SMA Negeri 1 Karanganyar hasil

dalam

hasil

belajar siswa mengalami peningkatan

berhasil.

jika dibandingkan dengan sebelum

capaian

menggunakan model pembelajaran

penelitian,

penelitian
Berikut

maka

dinyatakan
ini

merupakan

penelitian mulai dari tahap pra

kooperatif.

tindakan, siklus I, dan siklus II :

Pembelajaran

dengan

menggunakan model pembelajaran
Kriteria

Pra

Siklu

Siklu

Tindaka

sI

s II

n
Tuntas

0

kooperatif tipe Group Investigation
menjadikan

21

28

aktif

selama proses pembelajaran, siswa
dapat

0%

dituntut

dalam belajar secara berkelompok

KKM
Persentas

siswa

64%

85%

saling

berdiskusi,

menyampaikan pendapat di depan
kelas, dan dapat saling bertukar

e
33

Belum

12

5

pikiran antara satu dengan yang lain.

Tuntas
KESIMPULAN DAN

KKM
Persentas

100%

36%

SARAN

15%

Kesimpulan

afektif, psikomotorik pada siswa

Dari hasil penelitian yang

kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1

telah dilakukan, dapat disimpulkan

Karanganyar.

bahwa melalui penerapan model

Hasil penelitian menunjukkan

pembelajaran kooperatif tipe Group

adanya peningkatan hasil belajar

Investigation

meningkatkan

siswa baik kognitif, afektif, dan

hasil belajar siswa dari segi kognitif,

psikomotorik. Hasil evaluasi siklus I

dapat

menunjukkan rata-rata hasil belajar

proses

kognitif siswa 80,30 dan pada siklus

berlangsung.

pembelajaran

II mengalami peningkatan menjadi

c. Guru lebih sering melakukan

85,15. Hasil belajar afektif pada

diskusi dengan siswa dengan

siklus I menunjukkan persentase

cara mengubah pembelajaran

sebesar 76% dan pada siklus II

teacher center ke student

mengalami

menjadi

center.

belajar

2. Bagi Siswa

97%.

peningkatan

Sedangkan

psikomotorik

pada

hasil

siklus

I

a. Siswa hendaknya dapat lebih

menunjukkan persentase sebesar 76%

disiplin

menjadi 94% pada siklus II pada

proses pembelajaran, tidak

aspek

membolos

kemampuan

melakukan

strategi

siswa

dalam

penyelesaian

dalam

mengikuti

saat

mata

pelajaran

Sosiologi

dalam, dan pada penilaian dalam

berlangsung, dan menaati tata

mengumpulkan tugas tepat waktu

tertib sekolah.

mengalami peningkatan sebesar 70%

b. Siswa

hendaknya

pada siklus I menjadi 88% pada

memberikan

siklus II.

dalam proses pembelajaran,

peran

aktif

Saran

tidak malu untuk bertanya

Berdasarkan hasil penelitian

mengenai apa yang belum

ini, dapat dikemukakan beberapa

dipahami

saran oleh peneliti sebagai berikut :

dalam

1. Bagi Guru

pendapat.

a. Hendaknya

model

3. Bagi Sekolah

pembelajaran yang diterapkan

a. Sekolah

maupun

menyampaikan

sebaiknya

sesuai dengan materi pokok

memberikan

yang diajarkan

lengkap

b. Guru sebaiknya harus lebih
matang

dalam

mempersiapkan diri sebelum

berani

fasilitas

yang

sehingga

memudahkan akses mobile
sebagai

sarana

pembelajaran.

perbaikan

b. Sekolah
menerapkan

sebaiknya

pembelajaran

kebijakan

bervariatif dan inovatif.

kepada semua guru untuk
menerapkan

model

c. Sekolah

yang

untuk

meningkatkan
dan

tata

lebih

lebih

kedisiplinan
tertib

siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Asep Jihad, Abdul Haris. (2013).
Evaluasi Pembelajaran. Jogja : Multi
Pressindo
Dimyati, Mudjiono. (2002). Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka
Cipta
Hamdani (2011). Strategi Belajar
Mengajar. Bandung : Pustaka Pelajar
Isjoni.
(2012).
Pembelajaran
Kooperatif
(Meningkatkan
Kecerdasan Antar Peserta
Didik). Yogyakarta : Pustaka
Pelajar

Sudjana. (2011). Media Pengajaran,
Bandung : Sinar Baru
Suharsimi,
Arikunto
(2009).
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Bumi Aksara
Sukarno.
(2009).
Penelitian
Tindakan Kelas
(Prinsipprinsip dasar, konsep, dan
implementasinya). Surakarta :
Media Perkasa
Sumadyo, Samsu. (2013). Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK).
Yogyakarta : Graha Ilmu

Isjoni. (2013). Cooperative Learning
(Efektivitas Pembelajaran
Kelompok). Bandung :
Alfabeta

Suprijono,
Agus.
(2013).
Cooperative Learning (Teori &
Aplikasi Paikem). Yogyakarta :
Pustaka Pelajar

Joice, Bruce. (2009). Models Of
Teaching. Jogjakarta : Pustaka
Pelajar.

Tirtaharja, Umar. (2008). Pengantar
Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta

Madya Suwarsih. (2009). Penelitian
Tindakan (Action Research).
Bandung : Alfabeta

Kurikulum 2013. Diperoleh 26 Maret
2015
dari
m.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_20
13

Mulyasa. (2013). Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi
Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya

Modul Pelatihan Guru Implementasi
Kurikulum
2013.
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2014
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor
20
Tahun
2003

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Aji | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10284 21895 1 SM

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8432 17772 1 SM

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Pradiva | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6168 13130 1 SM

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK IN THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Biru | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4137 9239 1 SM

0 0 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA XI IIS 4 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Natalia | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5983 12770 1 SM

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | RahsyaPutra | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6967 14692 1 SM

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Setyawan | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8636 18233 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Putri | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10110 21507 1 SM

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Yudha | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10506 22357 1 SM

0 0 9