T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Pembelajaran PBL (Project Based Learning) Tentang Pemrograman Web Dengan Menggunakan Media Asana Terhadap Sikap dan Keterampilan Siswa di SMK Negeri 2 Salatiga T1

Penerapan Metode Pembelajaran PBL (Project Based Learning )
Tentang Pemrograman Web dengan Menggunakan Media Asana
Terhadap Sikap dan Keterampilan Siswa di SMK Negeri 2
Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Falkutas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:
I Gusti Putu Christyaditama
NIM: 702011046

Program Studi Teknik Informatika dan Komputer
Falkutas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2015


Penerapan Metode Pembelajaran PBL (Project Based Learning ) Tentang
Pemrograman Web dengan Menggunakan Media Asana Terhadap Sikap dan
Keterampilan Siswa di SMK Negeri 2 Salatiga
1)

I Gusti Putu Christyaditama, 2) Krismiyati, S.Pd., MA

Falkutas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponogoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) 702011046@student.uksw.edu, 2) Krismi@staff.uksw.edu

Abstract
The use of learning method and conventional media makes cooperation attitude and
skills of students in SMKN 2 Salatiga towards subjects of web programming is low. The
attitude of the students who did not want to cooperate in completing a project and still not
able to create a project in this regard is a web page. Therefore, the research conducted by
applying the PBL (Project Based Learning) method using Asana media on Web
Programming subjects. The results showed that the application of PBL method using
Asana media gave effect to the change in attitude and skills of students of class X TKJ A.

Cooperation attitude and skills of students in the classroom after the applied method of
PBL and PBL method using Asana media is higher than before. So it can be said that the
application of PBL learning method using media Asana gave positive effect on the
attitude of cooperation and skills of students to the Programming Web subject.

Abstrak
Penggunaan metode pembelajaran dan media konvensional membuat sikap kerjasama
dan keterampilan siswa kelas X TKJ A di SMKN 2 Salatiga terhadap mata pelajaran
pemrograman web rendah. Sikap siswa yang tidak mau untuk bekerjasama dalam
menyelesaikan suatu proyek dan masih belum mampu membuat suatu proyek dalam hal
ini adalah halaman web. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan menerapkan metode
PBL (Poject Based Learning) atau Pembelajaran Berbasis Proyek menggunakan media
Asana pada mata pelajaran Pemrograman Web. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode PBL menggunakan media Asana memberikan pengaruh terhadap
perubahan sikap dan keterampilan siswa kelas X TKJ A. Sikap kerjasama dan
keterampilan siswa di kelas sesudah diterapkan metode PBL dan metode PBL
menggunakan media Asana lebih tinggi dibandingkan sebelumnya sehingga dapat
dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran PBL menggunakan media Asana
berpengaruh positif terhadap sikap kerjasama dan keterampilan siswa terhadap mata
pelajaran Pemrograman Web.


Kata Kunci

: Metode PBL, Asana, Media Pembelajaran

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.

1

1. Pendahuluan
Pemrograman web merupakan mata pelajaran yang terdapat dalam kelompok
produktif yaitu mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik Sekolah
Menengah Kejuruan agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) [1]. Mata pelajaran pemrograman web yang

diberikan kepada siswa, diharapkan dapat memberikan kemampuan pada siswa
untuk membuat web sendiri, sehingga siswa ketika lulus tidak hanya bisa bekerja
pada suatu perusahaan, namun mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dalam
bidang web developer . Dibalik ketercapaian yang dapat diperoleh siswa, ada
proses yang harus dilalui yaitu proses belajar untuk dapat memecahkan masalahmasalah yang akan dihadapi didunia kerja, kusus nya dalam bidang web
developer .
Proses belajar tidak lepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik yang
memiliki kewajiban untuk membekali siswa agar dapat memiliki keterampilan
yang mendasar dalam pemecahan masalah. Keterampilan untuk dapat
memecahkan masalah berupa proyek merupakan salah satu kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Namun yang menjadi masalah tingkatan berpikir tinggi menjadikan
siswa merasa kesulitan untuk memahami pemrograman, hampir sama seperti
ketakutan siswa akan matematika, pemrograman memerlukan logika dan
pemahaman konsep bahasa pemrograman untuk bisa menyelesaikan sebuah
proyek dari suatu masalah. Sehingga untuk membuat siswa memiliki keterampilan
dalam pemecahan masalah terkait proyek web mengharuskan guru menggunakan
metode belajar yang sesuai.
Meski demikian faktanya bahwa metode belajar yang digunakan agar siswa
memiliki keterampilan dalam penyelesaian masalah masih menggunakan metode
ceramah atau teacher centered sehingga siswa belum mampu menghubungkan

apa yang mereka pelajari mengenai pemrograman web dengan bagaimana mata
pelajaran pemrograman web tersebut dapat dimanfaatkan dalam dunia kerja
nantinya. Dari hasil ujian praktik siswa kelas X TKJ A SMK N 2 Salatiga
didapatkan hasil yang jauh dari standar ketuntasan minimal, rata-rata nilai yang
didapat adalah 35 dari standar nilai 75. Pada penyebaran kuesioner pertama juga
mendapatkan keterampilan responden dilihat pada rata-rata skor kuesioner dari 34
responden hanya 5,9. Selain itu, dari hasil wawancara yang telah dilakukan,
ditemukan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengajarkan mata
pelajaran pemrograman web yaitu; banyak nya jam pelajaran pemrograman web
yang kosong karena ruang kelas dipakai kakak kelas untuk ujian sehingga siswa
kelas X diliburkan, konsep dan pengetahuan siswa tentang mata pelajaran
pemrograman web masih kurang, ditambah lagi siswa jarang melakukan tugas
proyek. Keadaan ini membuat rata-rata siswa belum mengerti pada mata pelajaran
pemrograman web khususnya bagaimana menggunakan CSS ( Cascading Style
Sheets) dalam mendesain web, padahal materi sudah disampaikan oleh guru.
Apabila keadaan ini dibiarkan maka, keterampilan khususnya dalam membuat
halaman web tidak meningkat sehingga akan berdampak buruk pada keberhasilan

1


peserta didik yang memiliki keinginan untuk bekerja pada perusahaan web atau
yang ingin memulai untuk berwirausaha.
Selain keterampilan membuat web yang diperlukan dalam dunia kerja
khususnya dibidang web developer dibutuhkan juga sikap yang baik, dimana
nantinya akan dilihat ketika siswa ada diperusahaan tempat siswa bekerja. Sikap
siswa X TKJ A saat ini berdasarkan hasil observasi susah untuk bekerja sama.
Siswa lebih senang bekerja individu walaupun sudah diminta oleh guru untuk
bekerja team. Hasil observasi ini didukung dari hasil penyebaran kuesioner
pertama ditemukan rata-rata skor kuesioner 34 responden hanya 46,79. Ditambah
dengan pernyataan guru yang mengajar di kelas X TKJ A yang menyatakan
bahwa kelas X TKJ A siswanya masih belum bisa bekerja sama, egonya masih
tinggi. Padahal dalam dunia kerja dibutuhkan sikap yang mampu bekerjasama
antar anggota team atau rekan kerja lainya, agar pekerjaan menjadi lebih ringan.
Jika sikap siswa dalam hal ini sikap kerjasama masih kurang di kawatirkan siswa
nantinya ketika lulus SMK lalu masuk dunia kerja akan mengalami kesulitan
dalam hal kerjasama atau team work.
Berdasarkan pengamatan tersebut, didapat bahwa metode belajar yang
digunakan masih belum dapat mendorong keinginan untuk mengerjakan
tugas/proyek secara bersama-sama dan belum dapat meningkatkan keterampilan
siswa dalam membuat web pada mata pelajaran pemrograman web. Maka dari itu

model pembelajaran yang dipilih peneliti guna mendukung pembelajaran
pemrograman web adalah Project Based Learning (PBL). Model pembelajaran
dapat meningkatkan sikap kerjasama dan keterampilan siswa menurut hasil
penelitian PBL tahun 2000 oleh Thomas dan dari National Academy Foundation
[2]. Penggunaan teknologi merupakan salah satu syarat keberhasilan dari
penggunaan metode PBL dalam proses belajar, untuk memenuhi syarat tersebut
digunakan media belajar sebagai teknologi yang akan mendukung metode PBL.
Peneliti menggunakan media Asana sebagai media pembelajaran dalam
menerapkan metode belajar PBL, dengan pertimbangan bahwa Asana
memberikan kemudahan berdiskusi bagi semua anggota tim dan dapat
menyelesaikan tugas sesuai dengan pembagiannya.
Dari keterkaiatan masalah di atas, sangat menarik untuk dilakukan suatu
penelitian mengenai penggunan metode belajar PBL dalam pembelajaran
pemrograman web yang dapat dituangkan dalam judul “Pengaruh Metode
Pembelajaran PBL tentang Pemrograman WEB dengan Menggunakan Media
Asana terhadap Sikap dan Keterampilan Siswa di SMK N 2 Salatiga”.
2. Kajian Pustaka
Sikap didefinisikan sebagai suatu keteraturan terkait dengan perasaan (afeksi),
pemikiran (kognisi), dan tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu kondisi
dilingkungan sekitarnya [3]. Menurut pandangan ini, sikap memiliki 3 komponen

yang ada didalamnya yaitu; komponen afeksi, kognisi dan konasi. Ketiga
komponen yang terdapat dalam sikap berorientasi kepada skema triadik (triadic
scheme). Dimana komponen-komponen sikap tersebut merupakan konstelasi
komponen yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berprilaku

2

terhadap suatu objek [4]. Sependapat dengan hal ini menurut Lambert dalam
Chaer, sikap memiliki 3 komponen, yaitu (1) komponen kognitif, disini
menyangkut gagasan yang digunakan dalam proses berpikir; (2) komponen
afektif, menyangkut penilaian baik, suka atau tidak suka, mengenai suatu
keadaan; (3) komponen konasi, disini menyangkut kesiapan atau keputusan akhir
terhadap suatu keadaan [5]. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media
massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi
dalam diri individu [6].
Keterampilan merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan syaraf dan
otot-otot kegiatan yang berkaitan dengan ini seperti kegiatan jasmani meliputi;
menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya [7]. Namun walaupun sifatnya
motorik tetapi keterampilan tersebut memerlukan gerakan yang teliti dan

kesadaran yang tinggi. Pada Kamus Umum Bahasa Indonesia keterampilan
merupakan suatu tindakan cekatan, cakap dan kemampuan untuk dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan cermat [8]. Didukung pendapat Widiastuti bahwa
keterampilan merupakan kemampuan untuk mengoprasikan pekerjaan secara
mudah dan cermat [9]. Menurut Amung Ma’mun dan Yudha, ketercapaian
keterampilan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor – faktor tersebut dapat
dibedakan menjadi tiga hal, yaitu (1) faktor proses belajar mengajar, (2) faktor
pribadi, dan (3) faktor situasional (lingkungan) [10].
PBL (Project Based Learning) menurut Jones, dkk dan Thomas, dkk dalam
John [11] adalah suatu proyek tugas-tugas yang kompleks, yang berdasarkan pada
pertanyaan menantang atau masalah, yang melibatkan siswa dalam desain,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau kegiatan investigasi; sehinga
memberikan siswa kesempatan untuk dapat bekerja mandiri selama jangka waktu
tertentu; dan tujuan akhirnya adalah produk yang realistis atau presentasi.
Didukung pendapat dari Santyasa, yang menyatakan PBL merupakan suatu
metode belajar yang berfokus pada konsep dan memfasilitasi siswa untuk dapat
berinvestigasi dan menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi [12].
Proyek merupakan bagian dari metode belajar PBL, dimana dalam
penyelesaiannya proyek tersebut menggunakan pengorganisasian yang baik.
Dalam metode pembelajaran berbasis proyek siswa akan bekerja secara nyata,

seolah-olah ada di dunia nyata dan akan menyelesaikan suatu produk secara
realistis [13].
Penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL yang dikembangkan
oleh The George Lucas Educational Foundation sebagai berikut: (1) Membuka
pembelajaran dengan suatu pertanyaan yang menantang (Start with the big
question). (2) Merencanakan proyek ( Desain a plan for the project ). (3)
Menyusun Jadwal aktivitas (Create a schedule). (4) Mengawasi Jalanya Proyek
(Monitor the students and the progressof the project ). (5) Penilaian Terhadap
Produk yang Dihasilkan (Assess the outcome ). (6) Evaluasi (Evaluate the
experience) [14]. Kelebihan penerapan PBL yang disarikan dari beberapa ahli
adalah sebagai berikut; mempersiapkan siswa pada lapangan kerja mereka
nantinya, memotivasi siswa, peningkatan pengetahuan siswa, meningkatkan
hubungan sosial siswa, belajar memecahkan suatu masalah, menambah hubungan

3

atar berbagai disiplin ilmu, peran siswa di lingkungan sekolah dan masyarakat,
meningkatkan percaya diri siswa, mengembangkan pengetahuan siswa, siswa
menjadi pelajar yang mandiri [13].
Asana merupakan aplikasi yang diciptakan untuk dapat mempermudah dan

meningkatkan kinerja, efisiensi dalam kerja tim. Asana memulai debutnya dengan
misi membantu umat manusia dengan memungkinkan semua tim bekerja sama
dengan mudah dan dapat menigkatkan produktivitas tim serta output potensial
dari setiap usaha tim. Fitur bermanfaat bagi kerja tim adalah dashboards
berfungsi sebagai tampilan mengenai peningkatan atau perkembangan proyek
yang tim lakukan. Selain semua fitur yang telah disediakan Asana untuk
membantu masih ada peralatan yang yang terintegrasi dengan asana seperti; Slack,
Instagnatt, Jotana, Github, Phabricator, Cloudwork, dll [15]. Asana dapat diakses
dimanapun kapanpun dapat menggunakan komputer/laptop dan smartphone yang
tersedia dalam versi IOS & Android. Beberapa fitur tersebut merupakan sebagian
kecil dari banyak fitur yang disediakan Asana untuk membantu kerja tim.
Ada banyak penelitian terkait dengan pengaruh metode pembelajaran, namun
belum ada yang mengaitkan pengaruh metode pembelajaran PBL (Project Based
Learning) dengan menggunakan media belajar dalam hal ini media Asana .
Penelitian terkait dengan penelitian yang dilakukan, pertama oleh Susriyati
Mahanal, dkk di SMAN 2 Malang. Penelitian yang dilakukan oleh Mahanal, dkk
menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi) non-equivalent control
group design. Dalam penelitian tersebut menemukan perbedaan hasil setelah
pretes pada kelas eksperimen menunjukkan adanya pengaruh metode
pembelajaran PBL (Project Based Learning) pada sikap siswa terhadap
lingkungan. Dari penelitian Kedua, oleh I W. Muderawan, dkk dalam penelitian
menggunakan metode penelitian eksperimental semu ( quasi experiment) dengan
desain penelitian non-equivalent post-test only control group design. Hasil
penelitian terbukti metode pembelajaran Project Based Learning pada kelas
eksperimen nilai keterampilannya memiliki perbedaan dengan kelas kontrol.
Melalui kedua penelitian yang sudah dilakukan terdahulu, peneliti tertarik melihat
hasil pada penelitian pertama dan kedua yang sama-sama menunjukkan adanya
pengaruh penggunaan metode pembelajaran Project Based Learning terhadap
sikap dan keterampilan.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk melihat pengaruh metode
pembelajaran Project Based Learning terhadap sikap dan keterampilan
menggunakan media Asana didalam penerapannya adalah metode eksperimen.
Dalam desain penelitiannya menggunakan one-shot case study. Penelitian
eksperimen menurut Watson yang disunting oleh Faisal. dkk [16] suatu metode
yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan : “jika sesuatu dilakukan
pada kondisi – kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan tejadi
?” Kondisi – kondisi disini merupakan aspek yang akan diteliti dan dalam proses
penelitiannya akan dikontrol, sehingga dapat terlihat perubahan yang terjadi
terhadap aspek – aspek yang diteliti. Desain penelitian one-shot case study dapat

4

melihat suatu kelompok yang diberikan perlakuan, dan selanjutnya diobservasi
hasilnya. Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut;
X

O
Pengamatan atau pengukuran
terhadap variabel dependen
(Observation or measurement of
dependent variable)

Perlakuan terhadap variabel
independen (Treatmen of
independent variable)

Tabel 3.1. Bagan dari one-shot case study
Dengan X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian
pengukuran atau pengamatan.

One-shot case study

X

.

O

X = perlakuan
O = pengukuran

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa X TKJ A di SMK 2 Negeri Salatiga.
Penelitian dilakukan dengan membuat kelompok belajar yang ketua kelompok
dipilih berdasarkan minat dan merasa memiliki kemampuan untuk menjadi
seorang pemimpin. Dilanjutkan dengan pemilihan anggota kelompok masingmasing berdasarkan kecocokan antar teman. Siswa kelas X TKJ A berjumlah 36
dibagi menjadi sembilan kelompok yang terdiri dari empat orang anggota.
Dalam pengumpulan data terkait melihat pengaruh metode pembelajaran
Project Based Learning terhadap sikap dan keterampilan dengan menggunakan
media Asana menggunakan instrumen kuesioner. Penggunaan kuesioner terdapat
komponen-komponen sikap yang terdiri dari; afeksi, konasi, kognisi, dan
keterampilan, seperti Tabel 3.2. berikut:
Komponen

Afeksi

Indikator

Indikator Empirik
Tepat waktu

Disiplin

Melaporkan hasil
pengamatan
Membaca sumber
balajar
Mencari sumber
Belajar bersama
Membagi tugas
kelompok
Mendiskusikan
Tepat waktu
Taat aturan
Melaporkan hasil
pengamatan
Kehadiran
Bertanya
Membaca sumber
belajar
Mencari sumber
Belajar mandiri
Melakukan

Rasa ingin tahu

Kerjasama

Disiplin

Konasi

Rasa ingin tahu

5

Kerjasama

Tanggung jawab
Kognisi

Belajar mandiri

Keterampilan

Mampu menghasilkan
suatu produk

pengamatan sebelum
memulai proyek
pemrograman web
Menyelesaikan proyek
pemrograman web
Menyumbangkan ide/
pendapat
Membagi tugas
kelompok
Menyiapkan/
merancang
Rasa ingin tahu
Membuat program
web
Mampu membuat
halaman web

Tabel 3.2. Instrument kuesioner penelitian terkait metode pembelajaran Project Based Learning terhadap
sikap dan keterampilan

Dari keempat komponen pada Tabel 3.2. tersebut dibagi dalam beberapa indikator
lagi yaitu; disiplin,rasa ingin tahu, kerjasama, tanggung jawab, belajar mandiri,
dan mampu menghasilkan suatu produk. Indikator-indikator tersebut masih akan
dibagi menjadi beberapa indikator empirik yang nantinya akan menjadi butiran
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Terdapat 38 butir pertanyaan dalam
kuesioner mewakili ketiga komponen sikap dan 6 butir pernyataan yang mewakili
komponen keterampilan.
Selain dengan kuesione, juga dengan menambahkan hasil wawancara sebagai
pendukung hasil kuesioner nantinya. Terdapat lima butir pertanyaan untuk
wawancara, yaitu:
1. Ibu mengajar mata pelajaran apa ?
2. Metode belajar apa yang biasanya ibu gunakan pada mata pelajaran
pemrograman web ?
3. Bagaimana sikap siswa saat belajar pemrograman web ?
4. Kendala apa saja yang ibu alami saat mengajar pemrograman web ?
5. Bagaimana sikap siswa saat diberikan tugas diskusi berkelompok ?
Dari kuesioner dan didukung oleh hasil wawancara terlihat pengaruh penggunaan
metode belajar Project Based Learning terhadap sikap dan keterampilan dengan
menggunakan media Asana pada siswa X TKJ A.
Hasil uji validitas pertama terhadap 44 butir peryataan dalam skala Likert
menghasilkan nilai corrected item total correlation yang bergerak dari -0,096
sampai dengan 0,490. Hal ini menunjukkan bahwa 44 pernyataan dalam skala
Likert tidak semuanya valid karena terdapat beberapa item < 0,25. Hasil uji
validitas pertama yang telah dilakukan terhadap 44 butir pernyataan dalam skala
Likert terdapat 9 butir yang tidak valid. 9 butir pernyataan yang < 0,25 tidak
diikutkan dalam uji validitas yang kedua. Pada hasil uji validitas kedua terhadap
35 butir pernyataan dalam skala Likert menghasilkan nilai corrected item total
correlation yang bergerak dari 0,191 sampai dengan 0,509. Dalam pengujian kedua masih menunjukkan ada 2 butir pernyataan yang < 0,25 , sehingga dari 35
butir pernyataan terdapat 33 pernyataan yang valid. Pengujian ke-tiga bergerak

6

dari 0,186 sampai dengan 0,531. Hal ini menunjukkan bahwa dari 33 pernyataan
masih ada yang belum valid karena < 0,25. Terdapat 1 butir pernyataan yang <
0,25, sehingga dari 33 butir soal masih dikurangi 1 karena tidak valid. Uji
validitas ke-empat nilai corrected item total correlation bergerak dari 0,252
sampai dengan 0,521. Hal ini menunjukkan bahwa dari 32 butir soal valid karena
semua item > 0,25.
Perhitungan reliabilitas alat ukur disni berupa kuesioner dengan menggunakan
teknik cronbach’s alpha. Nunnally dalam Gozali menyatakan bahwa skala akan
dianggap reliabel ketika memenuhi koefisien alpha (α) lebih besar dari 0,70 [17].
Hasil uji reliabilitas terhadap skala Likert memperoleh nilai alpha 0,873, sehingga
kedua skala tersebut dapat dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat
ukur.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan yang pertama, tahap
persiapan seperti pemilihan masalah dan menentukan materi pembelajaran.
Selanjutnya mencari teori dan penelitian yang relevan serta merumuskan masalah
penelitian dan hipotesis yang digunakan, melakukan observasi yang akan diteliti
dan pengembangan instrumen (kuesioner dan pembuatan RPP). Penentuan media
serta keputusan pengunaan instrument penelitian (judgement instrumen
penelitian). Pengujian instrument kuesioner dan pengolahan data dengan
menghitung validitas butiran pernyataan, reabilitas kuesioner, indeks kesukaran
intrumen, daya pembeda instrumen.
Tahapan yang kedua, tahap pelaksanaan dilakukan memberikan perlakuan
kepada subyek penelitian. Perlakuan yang dibagi menjadi dua, perlakuan dengan
memberikan metode pembelajaran Project Based Learning dan perlakuan dengan
memberikan metode Project Based Learning namun menggunakan media
pembelajaran, yaitu media Asana. Setiap perlakuan yang telah di berikan akan ada
pengukuran. Hal ini dimaksud untuk melihat apakah ada perbedaan antara
pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning dengan pembelajaran
menggunakan metode Project Based Learning menggunakan media Asana.
Rancangan sistem dapat berjalan dengan lancar didukung pembuatan RPP
(Rancangan Proses Pembelajaran) yang akan disusun sebagai acuannya.
Tahapan yang ketiga, tahap analisis data untuk mengetahui pengaruh setelah
pemberian perlakuan terhadap subyek, dengan menggunakan Uji One-Sample T
Test. Tahap terakhir pembuatan laporan yaitu setelah data diolah dibuat laporan
dari hasil pembahasan dengan dilampirkan bukti fisik seperti foto serta lampiran
data yang dibutuhkan.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian ini menemukan ada perbedaan sikap kerja sama dan
keterampilan yang dimiliki responden dalam mata pelajaran Pemrograman Web
setelah diterapkannya metode PBL dengan media Asana, dengan rincian sebagai
berikut: Pertama, Sikap kerjasama sebelum diterapkannya metode PBL ditemukan
rata-rata skor kuesioner 34 responden hanya 46,79. Kondisi tersebut mengalami
perubahan ketika metode PBL mulai diterapkan dalam proses pembelajaran,
dimana responden mulai memahami arti pentingnya sikap kerjasama dalam

7

menyelesaikan suatu proyek. Perubahan ini terlihat seperti pada grafik 4.1. yang
menunjukkan kondisi sikap kerjasama responden sebelum diberikan metode PBL
dengan sesudah diberikan metode PBL dilihat dari rata-rata skor.

Grafik 4.1. Rata-rata sikap kerjasama sebelum diberikan metode PBL dengan
sesudah diberikan metode PBL

Dilihat pada grafik 4.1. Perubahan tersebut tampak pada nilai rata-rata sikap
kerjasama sesudah metode PBL diterapkan adalah 104 jauh lebih tinggi dari nilai
rata-rata sebelum metode PBL diterapkan yaitu 46,79.
Gambar 4.1. mendukung grafik 4.1. dimana terlihat setelah diberikan metode
PBL responden dapat saling bekerjasama membantu menyelesaikan suatu proyek.

Gambar 4.1. Responden saling bekerjasama dalam menyelesaikan proyek

Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan sikap kerja sama
yang dimiliki oleh responden ke arah lebih baik. Perubahan sikap kerjasama ini
ditunjukkan dari presentase sikap kerjasama responden sesudah metode PBL
diterapkan untuk yang kriteria ‘tinggi’ menjadi 77,78% dibandingkan sebelum
diterapkan metode PBL hanya 50,00%. Artinya, bahwa naiknya presentase sikap
kerjasama untuk kriteria ‘tinggi’ dapat dipahami sebagai akibat dari penerapan
metode PBL. Sebagaimana diungkapkan Mahanal mengenai kelebihan penerapan
metode PBL yaitu, komunikasi dan meningkatkan hubungan sosial siswa terlihat
dalam penggunaan metode belajar PBL [18].

8

Hasil penelitian ini didukung hasil uji One Sample T Test menunjukkan nilai
singnifikansi 0,000

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24