Hubungan Mempersiapkan Materi Perkuliahan dengan Penguasaan Materi Perkuliahan Pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persiapan
Persiapan adalah faktor penenu keberhasilan mahasiswa dalam menguasai
materi perkuliahan (Rapiyanta, 2015). Salah satu cara mempersiapkan materi
perkuliahan adalah dengan belajar.
2.1.1 Defenisi Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang
relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya (Suparno,
2001). Sedangkan menurut Djamarah (2011) belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan menurut teori
kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Teori kognitif
berbeda dengan teori behavioristik. Teori kognitif lebih mementingkan proses

belajar dari pada hasil belajarnya, para ahli teori kognitif megatakan bahwa
belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Sedangkan
teori behavioristik mempelajari proses belajar hanya sebagai hubungan stimulus
dan respon (Budiningsih, 2012).

5
Universitas Sumatera Utara

6

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
2.1.2.1 Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa meliputi dua aspek, yaitu:
aspek fisiologis (yang bersifat jasmani) dan aspek psikologis (yang bersifat
rohani).
a.

Aspek fisiologis
Kondisi jasmani yang sehat dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
mahasiswa dalam belajar. Jika kesehatan seseorang terganggu, proses

belajarnya pun akan terganggu, seseorang tersebut akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, lemah dan ada gangguan pada alat indera serta
tubuhnya. Sehingga dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) dan
materi yang dipelajari tidak dapat kuasai (Syah, 2015).

b.

Aspek psikologis
Faktor-faktor psikologi memiliki peranan penting, dapat dilihat dari cara-cara
berfungsinya pikiran mahasiswa dengan pemahaman bahan pelajaran,
sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif
(Sardiman, 2011). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran mahasiswa,
yaitu:
1) Inteligensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep-konsep yang

Universitas Sumatera Utara


7

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan
cepat. Intelegensi besar pengaruhnya tehadap kemajuan belajar. Dalam
situasi yang sama, mahasiswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi
yang rendah. Walaupun begitu, mahasiswa yang mempunyai tingkat
intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya, karena
belajar merupakan suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor di
antara faktor yang lain (Syah, 2015).
2) Motivasi
Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan (Sardiman, 2011). Motivasi dipandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk
perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan
perilaku individu belajar. Seseorang akan berhasil dalam belajar, jika pada

dirinya ada keinginan untuk belajar. Motivasi perlu dihidupkan terus untuk
mencapai hasil belajar yang optimal dan dijadikan dampak pengiring, yang
selanjutnya menimbulkan program belajar sepanjang hayat (Dimyati &
Mudjiono, 2009).

Universitas Sumatera Utara

8

3) Konsentrasi
Konsentrasi memusatkan perhatian pada situasi belajar. Unsur motivasi
sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Keterlibatan
mental sangat diperlukan dalam konsentrasi, sehingga perhatian tidak
sekedarnya. Didalam belajar, mungkin juga ada perhatian sekedarnya,
tetapi tidak konsentrasi, maka materi yang masuk dalam pikiran
mempunyai

kecenderungan

berkesan, tetapi


samar-samar

didalam

kesadaran.
4) Bakat
Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jadi, bakat sangat mempengaruhi
proses belajar. Jika bahan pelajaran sesuai dengan bakat siswa, maka hasil
belajarnya akan lebih baik karena ia akan senang dan lebih giat dalam
belajar (Sadirman, 2011).
5) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan beberapa
kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, ia tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik dan tidak
memperoleh kepuasan dari pelajaran tersebut. Sebaliknya, bahan pelajaran
yang menarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari dan disimpan,

karena minat menambah kemauan dalam belajar (Syah, 2015).

Universitas Sumatera Utara

9

2.1.2.2 Faktor eksternal
Faktor eksternal mahasiswa terdiri dari dua macam, yakni: faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a. Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi dosen dengan mahasiswa, relasi mahasiswa
dengan mahasiswa, disiplin kuliah, pelajaran dan waktu kuliah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Selain
ligkungan sosial sekolah, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga teman-teman disekitar perkampungan
mahasiswa tersebut. Masyarakat dilingkungan akan sangat mempengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Lingkungan sosial yang yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga mahasiswa
tersebut. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan

keluarga, dan demografi keluarga, semuanya dapat member dampak baik
ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh
mahasiswa (Syah, 2015).
b. Faktor lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan seseorang.
Menurut peelitian beberapa ahli learning style (gaya belajar), hasil belajar
itu tidak tergantung pada waktu secara mutlak, tetapi tergantung pada

Universitas Sumatera Utara

10

pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan mahasiswa (Dunn et al,
1986 dalam Syah, 2015).
2.1.3 Aktivitas-aktivitas belajar
Belajar tidak berproses dalam kehampaan, tidak pernah terlihat seseorang
belajar tanpa melibatkan aktivitas. Beberapa aktivitas belajar menurut Djamarah
(2011) adalah sebagai berikut :

2.1.3.1 Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Ketika dosen
menggunakan

metode

ceramah,

maka

setiap

mahasiswa

diharuskan

mendengarkan apa yang disampaikan dosen. Aktivitas mendengar bukan satusatunya aktivitas belajar, karena seseorag yang mengalami tuna rungu tidak
menggunakan aktivitas mendengar, tetapi hanya melalui visual (penglihatan).
Aktivitas mendengarkan adalah aktivitas belajar yang diakui kebenarannya
dalam pendidikan formal, persekolahan, ataupun non-formal. Apabila dalam

pemerataan pendidikan, maka anak tuna rungu perlu diperhatikan secara intensif
agar tidak ada lagi penyakit kebodohan.
2.1.3.2 Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan kesuatu objek. Aktivitas
memandang termasuk dalam kategoti aktivitas belajar. Dikelas, seorang pelajar
memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja di tulis oleh guru
dan itu akan menimbulkan kesan, selanjutnya tersimpan dalam otak. Tidak semua
aktivitas memandang berarti belajar. Aktivitas memandang dalam arti belajar

Universitas Sumatera Utara

11

adalah aktivitas memandang yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk
mengadakan perubahan tingkah laku yang positif.
2.1.3.3 Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap
Aktivitas meraba, mambau, dan mengecap adalah indra manusia yang
dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar dan dapat dikatakan
belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh kebutuhan motivasi untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh

perubahan tingkah laku.
2.1.3.4 Menulis dan mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
aktivitas belajar. Aktivitas mencatat yang bersifat menurut, menciplak atau
mengcopy tidak dikatakan aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk aktivitas
belajar yaitu apabila dalam mencatat seseorang menyadari kebutuhan dan
tujuannya.
Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi yang tidak
hanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil analisis dari
bahan bacaan.
2.1.3.5 Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama
belajar disekolah atau diperguruan tinggi. Membaca adalah jalan menuju pintu
ilmu pengetahuan. Cara dan teknik seseorang dalam membaca selalu
menunjukkan perbedaan pada hal-hal tertentu. Tujuan membaca buku adalah

Universitas Sumatera Utara

12


untuk membantu dalam memahami dan menguasai kompetensi mata kuliah (Fajar,
2011 dalam Fatimah & Andriyansyah, 2013).
2.1.3.6 Membuat ringkasan dan menggaris bawahi
Seseorang akan terbantu dalam belajarnya karena menggunakan
ringkasan-ringkasan materi yang telah dibuat. Ringkasan dapat membantu dalam
hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang
akan datang.
2.1.3.7 Mengamati tabel, diagram dan bagan
Materi no-verbal berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang
relevan. Tabel, diagram dan bagan dihadirkan dibuku untuk memperjelas
penjelasan yang diuraikan oleh penulis. Penjelasan yang dibuat tidak dapat
memberikan gambaran yang baik bila tidak dibantu dengan menghadirkan tabel,
diagram dan bagan, dan dapat menumbuhkan pengertian dalam waktu yang
relative singkat.
2.1.3.8 Menyusun paper atau kertas kerja
Menyusun paper harus menggunakan metodologis dan sistematis.
Metodologi adalah menggunakan metode-metode tertetu dalam penggarapannya.
Sistematis adalah menggunakan kerangka berpikir yang logis dan kronologis.
Ketika seseorang ingin mmembuat paper, maka carilah sebuah masalah yang akan
dijadikan topik. Penguasaan masalah berguna ketika akan membuat kerangka
paper. Cukup banyak yang tidak mampu menyusun paper karena terbentur dengan
masalah menyusun kerangka paper. Hal itu terjadi karena kurangnya penguasaan
terhadap masalah yang akan digarap.

Universitas Sumatera Utara

13

Untuk menguasai masalah digali dari sumber, salah stu sumbernya adalah
buku. Carilah buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan digarap.
Sumber teoritis yang yang diambil dari buku tidak bisa diambil sembarangan,
tetapi harus menurut aturan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2.1.3.9 Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologis. Ingatan adalah kemampuan jiwa
untuk memasukkan, menyimpan, menimbulkan kembali hal-hal yang lampau
kealam sadar. Perbuatan mengingat jelas terlihat ketika seseorang sedang
menghafal bahan pelajaran, berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus, dan
sebagainya.
2.1.3.10 Berfikir
Berpikir termasuk aktivitas belajar. Berpikir memiliki taraf tertentu, mulai
dari taraf berpikir yang rendah sampai taraf berpikir yang tinggi.
2.1.3.11 Latihan atau Praktek
Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya
penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil
berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan adalah cara yang baik untuk
mengingat, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.

2.2

Penguasaan
Penguasaan adalah pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan

pengetahuan atau kepandaian (Poerwadarminta, 1993 dalam Nurmaya, 2012).
Penguasaan juga dapat diartikan kemampuan seseorang dalam suatu hal. Menurut

Universitas Sumatera Utara

14

ahli pendidikan penguasaan merupakan salah satu bentuk perubahan tingkah laku
yang didapat dari hasil belajar.
Penguasaan dapat ditinjau dari hasil evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan
mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program,
produksi, prosedur, serta alternaif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan
yang telah diteentukan (Arikunto, 2004 dalam Sudaryono, 2012). Evaluasi artinya
penilaian terhadap tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program (Syah, 2015). Sedangkan menurut Tardif,
et al (1989 dalam Syah, 2015) kata evaluasi adalah assessment, yang berarti
proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seseorang sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.2.1 Ruang lingkup evaluasi
Ruang lingkup evaluasi dalam bidang pendidikan mencakup 3 komponen,
yaitu :
2.2.1.1 Evaluasi program pengajaran
Evaluasi program pengajaran adalah rangkaian yag dilakukan dengan
sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Evaluasi program pengajaran
akan mencakup tiga hal, yaitu evaluasi terhadap tujuan pengajaran, isi pengajaran,
dan strategi pembelajaran.
2.2.1.2 Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran
Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran mencakup kesusaian proses
pembelajaran yang berlangsung dengan garis-garis besar program pengajaran
yang telah ditentukan, kesiapan guru dalam mengajar, kesiapan siswa atau

Universitas Sumatera Utara

15

mahasiswa mengikuti proses pembelajaran, minat atau perhatian siswa dalam
mengikuti pelajaran, komunikasi dua arah selama proses pembelajaran
berlangsung, memberikan motivasi terhadap siswa, dan memberi tugas-tugas
kepada siswa untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh.
2.1.2.3 Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuantujuan khusus yang ingin dicapai dalam program pengajaran yang bersifat
terbatas, dan tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan-tujuan umum pembelajaran
(Sudaryono, 2012).
Prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipatuhi dalam evaluasi hasil
belajar adalah prinsip keseluruhan, yaitu prinsip evaluator melaksanakan evaluasi
hasil belajar untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap siswa atau
mahasiswa, baik dari segi pemahaman terhadap materi atau bahan pelajaran yang
telah diberikan (aspek kognitif), dari segi penghayatan (aspek afektif), ataupun
pengalaman (aspek psikomotor) (Sudaryono, 2012).
2.2.2 Tujuan Evaluasi Belajar
Berdasarkan

Peraturan

Rektor

Universitas

Sumatera

Utara

No:

701/UN5.1.R/SKSPB/2013 tujuan evaluasi belajar:
1. Untuk menghitung nilai matakuliah yang diambil dalam bentuk indeks
prestasi.
2. Untuk menentukan beban studi yang dapat diambil mahasiswa pada
semester berikutnya.
3. Untuk menetapkan putus study (drop-out)

Universitas Sumatera Utara

16

2.2.3 Sistem Penilaian
Universitas Sumatera Utara memakai sistem Penilaian Acuan Patokan
(PAP). Sistem PAP merupakan metode yang digunakan untuk mengukur tingkat
kemampuan mahasiswa berdasarkan patokan yang telah ditetapkan, yaitu
menentukan nilai batas lulus tiap-tiap matakuliah (Program Akademik Program
Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2013).
Bentuk formulasi penilaian PAP sebagai berikut :

75 ≤
70 ≤
65 ≤
60 ≤
50 ≤

A ≥ 80
B+ < 80
B < 75
C+ < 70
C < 65
D < 60
E < 50

Evaluasi prestasi keberhasilan ditentukan setiap akhir semester yang
meliputi Indeks Prestasi Semester (IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPS
dihitung berdasarkan jumlah beban kredit yang diambil dalam satu semester dikali
bobot prestasi masing-masing matakuliah, dibagi jumlah beban kredit yang
diambil.
��� =

∑(� �� � ��� )
∑� ��

Kis = Jumlah SKS tiap matakuliah pada semester tertentu.
Nis = Bobot prestasi setiap matakuliah pada semester tertentu.

Universitas Sumatera Utara

17

IPK dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan beban kredit yang
diambil mulai dari semester I (satu) sampai dengan perhitungan terakhir dikali
bobot prestasi masing-masing matakuliah dibagi jumlah beban kredit yang sudah
diambil.
��� =

∑(� �� � ��� )
∑� ��

Kik = Jumlah SKS masing-masing matakuliah yang sudah dijalani
mulai dari semester I (satu) sampai dengan perhitungan
semester terakhir.
Nis = Bobot prestasi setiap matakuliah yang sudah dijalani mulai dari
semester I (satu) sampai dengan perhitungan semester terakhir.
Nilai prestasi, bobot prestasi, dan kualitas prestasi ditetapkan
berdasarkan tabel berikut:
Tabel 2.2.1 Nilai prestasi, bobot prestasi, dan kualitas prestasi
NILAI
PRESTASI

BOBOT
PRESTASI

KUALITAS PRESTASI

A
4,00
Sangat Baik
B+
3,50
Baik
B
3,00
Baik
C+
2,50
Cukup
C
2,00
Cukup
D
1,00
Kurang
E
0,00
Gagal
Sumber: Program Akademik Program Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2013

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Metode Pembelajaran Ceramah dengan Penguasaan Materi Kuliah pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 35

Hubungan Metode Pembelajaran Ceramah dengan Penguasaan Materi Kuliah pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Hubungan Metode Pembelajaran Ceramah dengan Penguasaan Materi Kuliah pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 20

Hubungan Metode Pembelajaran Ceramah dengan Penguasaan Materi Kuliah pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 9

Hubungan Metode Pembelajaran Ceramah dengan Penguasaan Materi Kuliah pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 14

Hubungan Mempersiapkan Materi Perkuliahan dengan Penguasaan Materi Perkuliahan Pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 27

Hubungan Mempersiapkan Materi Perkuliahan dengan Penguasaan Materi Perkuliahan Pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Hubungan Mempersiapkan Materi Perkuliahan dengan Penguasaan Materi Perkuliahan Pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 4

Hubungan Mempersiapkan Materi Perkuliahan dengan Penguasaan Materi Perkuliahan Pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Hubungan Mempersiapkan Materi Perkuliahan dengan Penguasaan Materi Perkuliahan Pada Mahasiswa Program Sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 13