Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun Chapter III VI
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana perilaku
ibu dalam pemenuhan gizi balita dan status balita di posyandu Pustu Nagori
Perdagangan II Simalungun.Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu
perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita dan variabel status gizi.Variabel
perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap
dan tindakan. Pengetahuan ibu, dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik,
cukup dan kurang, sikap ibu dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup
dan kurang, dan tindakan ibu juga dikategorikan menjadi tiga kategori baik,
cukup dan kurang. Variabel status gizi balita diukur berdasarkan indeks berat
badan menurut umur.Status gizi balita dikategorikan menjadi empat kategori
berdasarkan standar pertumbuhan WHO 2005 yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi
kurang dan gizi buruk.
Kedua variabel yang akan diteliti dilihat secara deskriptif. Kerangka
konsep pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Skema 3.1 Kerangka Konsep Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan
Status gizi
Perilaku ibu dalam pemenuhan
gizi balita:
Status gizi balita
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Tindakan
1.
2.
3.
4.
Gizi lebih
Gizi baik
Gizi kurang
Gizi buruk
27
Universitas Sumatera Utara
28
3.2 Defenisi Operasional
No Variabel
1
Defenisi
Operasional
Perilaku
ibu dalam
pemenuh
an gizi
balita
meliputi :
a.Pengetahuan Sesuatu yang
diketahui
oleh ibu
balita usia 0 –
60 bulan
dalam
pemenuhan
gizi balita
meliputi
pemberian
makanan
balita
berdasarkan
umur, cara
pemberian
makanan,
pengolahan
makana, dan
pengaruh
makanan bagi
kesehatan
balita.
b.Sikap
Sikap ibu
berupa
penilaian
secara positif
dan negatif
terhadap
pemberian
gizi kepada
balita mulai
dari memilih
makanan,
mengolah
Cara ukur Alat
ukur
Hasil
Ukur
Skala
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
Benar = 1
Salah = 0
Kuesioner Interpretasi Ordinal
penelitian hasil:
18
pengetahuan
pernyata- ibu baik
an
apabila skor
atau nilai
yang
diperoleh 13
– 18,
pengetahuan
ibu cukup
apabila skor
atau nilai
yang
diperoleh 7–
12,
pengetahuan
ibu kurang
apabila skor
atau nilai
yang
diperoleh 0–
6
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
positif :
Sangat
Setuju(SS) =
4
Setuj(S)= 3
Tidak Setuju
(TS) = 2
Kuesioner Interpretasi Ordinal
penelitian hasil :
8
Sikap ibu
pernyata- baik apabila
an
nilai yang
diperoleh
25 – 32
sikap ibu
cukup
apabila nilai
yang
diperoleh
Universitas Sumatera Utara
29
c.Tindakan
makanan dan
cara ibu
dalam
mengajak
balita untuk
makan
Sangat Tidak
Setuju (STS)
=1
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
negatif :
Sangat
Setuju (SS)
=1
Setuju (S)=
2
Tidak Setuju
(TS) = 3
Sangat Tidak
Setuju (STS)
=4
Tindakan ibu
dalam
pemberian
gizi pada
anak balita
mulai dari
memilih
makanan dan
cara
pemberian
makanan.
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
positif :
Selalu
(SL)=4
Sering(S)= 3
Jarang (JR)
=2
Tidak
Pernah (TP)
=1
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
negatif :
Selalu(SL)
=1
Sering (S)
=2
Jarang (JR)=
17-24
sikap ibu
kurang
apabila nilai
yang
diperoleh
8-16
Kuesioner
penelitian
11
pernyataa
n
Interpretasi Ordinal
hasil :
Tindakan
ibu baik
apabila
nilai yang
diperoleh
34 – 44
tindakan
ibu cukup
apabila
nilai yang
diperoleh
23-33
tindakan
ibu kurang
apabila
nilai yang
diperoleh
11-22
Universitas Sumatera Utara
30
2
Status gizi
3
Tidak pernah
(TP) = 4
Keadaan
Penimban- Timbangan Interpretasi Ordinal
status gizi
gan berat berat badan hasil :
balita
badan
dan data Status gizi
umur balita lebih apabila
berdasarkan
balita
standar
nilai yang
pertumbuhan
diperoleh >2
WHO 2005
SD,
berat badan
status gizi
menurut
baik apabila
umur (BB/U)
nilai yang
diperoleh
-2 SD s.d 2
SD ,
status gizi
kurang jika
nilai
diperoleh -3
SD s.d 2 SD,
Universitas Sumatera Utara
37
gizi baik dengan nilai -2 SD s.d 2 SD, gizi kurang dengan nilai -3 SD s.d Rp.3000.000 mendukung keluarga untuk ketersediaan
pangan tingkat rumah tangga yang memenuhi kebutuhan makanan sesuai
keanekaragaman makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Selain pendapatan keluarga, menurut Natoatmodjo (2007) Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas, dan juga
diperlukan faktor dukungan dari pihak lain. Hal ini didukung dari hasil
wawancara peneliti kepada kepala Pustu Perdagangan II yang mengatakan
pihaknya pernah beberapa kali melakukan penyuluhan tentang gizi balita, dan ini
didukung dari hasil penelitan yang mendapatkan sebanyak 37 responden (61,7%)
pernah mengikuti penyuluhan tentang gizi balita.
Universitas Sumatera Utara
52
5.2.2 Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II
Simalungun
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 60 orang balita terdapat
49 orang (81,7%) balita dengan status gizi baik, 10 orang (16,7%) dengan status
gizi kurang, dan 1 orang (1,7%) balita dengan status gizi lebih. Pengukuran status
gizi ini berdasarkan
antropometri dengan indeks berat badan menurut umur
(BB/U). Data ini didukung dengan penelitian Ramadhani (2009) mengenai
pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi balita dan status gizi balita yang
menyatakan bahwa sebagian besar status gizi balita dalam keadaan baik yaitu
74,07%.
Status gizi baik di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II sesuai teori
Edmons (2004) yang mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi
adalah tingkat pendapatan keluarga, dimana peningkatan status gizi ekonomi yang
termasuk didalamnya tingkat pendapatan keluarga diikuti oleh peningkatan status
gizi anak. Hal ini sesuaidengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 24
responden (40%) berpenghasilan diatas upah minimum yaitu dari Rp. 1500.000 –
Rp 300.000 dan sebanyak 17 responden (28,3%) berpenghasilan > Rp.3000.000.
hal ini memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan makanan
yang lengkap, cukup dan teratur bagi balitanya sehingga pola makan seimbang
terwujud walaupun belum seluruhnya maksimal karena masih terdapat kasus gizi
kurang.
Selain faktor ekonomi, menurut penelitian Eveline (2015) mengatakan
bahwasannya adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan
Universitas Sumatera Utara
53
tindakan ibu dengan status gizi balita.Dimana ketiganya merupakan domain yang
sangat penting dalam pemenuhan nutrisi balita. Hal ini didukung dari hasil
penelitian yang mendapatkan mayoritas ibu berpengetahuan baik yaitu sebanyak
50 responden (83,3%), dimana dengan pengetahuan yang cukup, ibu balita di
Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II mampu dan kreatif dalam perencanaan
menu makanan sehat bagi balita sehingga meningkatkan status gizi balita.
Hasil penelitian ini juga mendapatkan mayoritas sikap ibu baik dalam
pemenuhan gizi balita yaitu sebanyak 42 responden (70%). Green menjelaskan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang salah satunya adalah
sikap dari orang tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa sikap selalu diawali dengan
latar belakang pengetahuan yag sesuai sebagai bagian dari terwujudnya perilaku
kesehatan seseorang.
Hasil dari tindakan ibu didapatkan ibu memiliki tindakann baik sebanyak 36
orang (60%). Tindakan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, dan tindakan
akan terwujud jika ada sarana dan fasilitas.
Status gizi kurang yang terjadi di Posyandu Pustu Perdagangan II ini terjadi
karena penyakit infeksi. Ini sesuai dengan (Soetjiningsih,2013) yang mengatakan
faktor langsung yang mempengaruhi status gizi adalah konsumsi pangan dan
penyakit infeksi. Penyakit infeksi akan menyebabkan berkurangnya asupan
makanan sehingga akan mempengaruhi status gizinya.
Universitas Sumatera Utara
54
5.3 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini meliputi:
1. Penelitian ini tidak membedakan antara balita yang sehat dengan balita
yang sakit. Sehingga pada hasil yang didapatkan status gizi kurang pada
balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II adalah balita yang
mengalami penyakit infeksi.
2. Pengukuran status gizi balita pada penelitian ini hanya menggunakan
indeks berat badan per umur (BB/U) dan tidak menggunakan alat bantu
klinis untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.
3. Penelitian ini dilakukan pada balita 0 sampai 60 bulan. Peneliti tidak
mengelompokkan hasil data status gizi balita menjadi bayi, batita dan
balita.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
berdasarkan pengambilan data yang telah dilaksanakan mulai tanggal 10
April 2017 sampai dengan 15 April 2017 di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan
IISimalungun dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Pada hasil penelitian
mendapatkan pengetahuan baik 83%, sikap baik 70% dan tindakan baik 60% telah
membahas secara teoritis tentang pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi pada
balita, diketahui bahwa ibu memiliki pengetahuan baik, sikap baik, dan tindakan
baik
dilihat
dari
jawaban
pada
kuesioner
yang
berisikan
tentang
pengetahuan,sikap dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita, dan balita yang
mengalami status gizi baik 82% dan tidak terdapat balita yang mengalami gizi
buruk.
6.2 Saran
6.2.1 Pelayanan Keperawatan
Diharapkan kepada tim pelayanan keperawatan khususnya dikomunitas
tentang gizi balita, perawat diharapkan lebih mengkaji secara komprehensif
faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita. Dan perlu dilakukan
penyuluhan yang lebih baik lagi tentang gizi balita, status gizi balita, kandungan
gizi pada makanan dan dampak gizi kurang.
55
Universitas Sumatera Utara
56
6.2.2 Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukkan
mengenai Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di
Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun.Hasil penelitian masih
mendapatkan status gizi kurang sebanyak 10 responden (16%). Diharapkan
peneliti selanjutnya untuk menggunakan pengukuran dengan cara berbeda seperti
indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), gunakan juga alat bantu klinis
untuk mendapatkan hasil status gizi yang pasti, kriteria sampel penelitian hanya
balita yang sehat. balita yang sakit atau yang terkena infeksi tidak dijadikan
sampel penelitian, dan dibuat pengelompokkan umur untuk status gizi menjadi
bayi, batita dan balita.
Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk penelitian
selanjutnya berupa status gizi balita, kandungan gizi pada makanan, dampak gizi
kurang dan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita.
Universitas Sumatera Utara
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana perilaku
ibu dalam pemenuhan gizi balita dan status balita di posyandu Pustu Nagori
Perdagangan II Simalungun.Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu
perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita dan variabel status gizi.Variabel
perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap
dan tindakan. Pengetahuan ibu, dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik,
cukup dan kurang, sikap ibu dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup
dan kurang, dan tindakan ibu juga dikategorikan menjadi tiga kategori baik,
cukup dan kurang. Variabel status gizi balita diukur berdasarkan indeks berat
badan menurut umur.Status gizi balita dikategorikan menjadi empat kategori
berdasarkan standar pertumbuhan WHO 2005 yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi
kurang dan gizi buruk.
Kedua variabel yang akan diteliti dilihat secara deskriptif. Kerangka
konsep pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Skema 3.1 Kerangka Konsep Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan
Status gizi
Perilaku ibu dalam pemenuhan
gizi balita:
Status gizi balita
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Tindakan
1.
2.
3.
4.
Gizi lebih
Gizi baik
Gizi kurang
Gizi buruk
27
Universitas Sumatera Utara
28
3.2 Defenisi Operasional
No Variabel
1
Defenisi
Operasional
Perilaku
ibu dalam
pemenuh
an gizi
balita
meliputi :
a.Pengetahuan Sesuatu yang
diketahui
oleh ibu
balita usia 0 –
60 bulan
dalam
pemenuhan
gizi balita
meliputi
pemberian
makanan
balita
berdasarkan
umur, cara
pemberian
makanan,
pengolahan
makana, dan
pengaruh
makanan bagi
kesehatan
balita.
b.Sikap
Sikap ibu
berupa
penilaian
secara positif
dan negatif
terhadap
pemberian
gizi kepada
balita mulai
dari memilih
makanan,
mengolah
Cara ukur Alat
ukur
Hasil
Ukur
Skala
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
Benar = 1
Salah = 0
Kuesioner Interpretasi Ordinal
penelitian hasil:
18
pengetahuan
pernyata- ibu baik
an
apabila skor
atau nilai
yang
diperoleh 13
– 18,
pengetahuan
ibu cukup
apabila skor
atau nilai
yang
diperoleh 7–
12,
pengetahuan
ibu kurang
apabila skor
atau nilai
yang
diperoleh 0–
6
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
positif :
Sangat
Setuju(SS) =
4
Setuj(S)= 3
Tidak Setuju
(TS) = 2
Kuesioner Interpretasi Ordinal
penelitian hasil :
8
Sikap ibu
pernyata- baik apabila
an
nilai yang
diperoleh
25 – 32
sikap ibu
cukup
apabila nilai
yang
diperoleh
Universitas Sumatera Utara
29
c.Tindakan
makanan dan
cara ibu
dalam
mengajak
balita untuk
makan
Sangat Tidak
Setuju (STS)
=1
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
negatif :
Sangat
Setuju (SS)
=1
Setuju (S)=
2
Tidak Setuju
(TS) = 3
Sangat Tidak
Setuju (STS)
=4
Tindakan ibu
dalam
pemberian
gizi pada
anak balita
mulai dari
memilih
makanan dan
cara
pemberian
makanan.
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
positif :
Selalu
(SL)=4
Sering(S)= 3
Jarang (JR)
=2
Tidak
Pernah (TP)
=1
Mengisi
kuesioner
dengan
alternatif
jawaban
negatif :
Selalu(SL)
=1
Sering (S)
=2
Jarang (JR)=
17-24
sikap ibu
kurang
apabila nilai
yang
diperoleh
8-16
Kuesioner
penelitian
11
pernyataa
n
Interpretasi Ordinal
hasil :
Tindakan
ibu baik
apabila
nilai yang
diperoleh
34 – 44
tindakan
ibu cukup
apabila
nilai yang
diperoleh
23-33
tindakan
ibu kurang
apabila
nilai yang
diperoleh
11-22
Universitas Sumatera Utara
30
2
Status gizi
3
Tidak pernah
(TP) = 4
Keadaan
Penimban- Timbangan Interpretasi Ordinal
status gizi
gan berat berat badan hasil :
balita
badan
dan data Status gizi
umur balita lebih apabila
berdasarkan
balita
standar
nilai yang
pertumbuhan
diperoleh >2
WHO 2005
SD,
berat badan
status gizi
menurut
baik apabila
umur (BB/U)
nilai yang
diperoleh
-2 SD s.d 2
SD ,
status gizi
kurang jika
nilai
diperoleh -3
SD s.d 2 SD,
Universitas Sumatera Utara
37
gizi baik dengan nilai -2 SD s.d 2 SD, gizi kurang dengan nilai -3 SD s.d Rp.3000.000 mendukung keluarga untuk ketersediaan
pangan tingkat rumah tangga yang memenuhi kebutuhan makanan sesuai
keanekaragaman makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Selain pendapatan keluarga, menurut Natoatmodjo (2007) Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas, dan juga
diperlukan faktor dukungan dari pihak lain. Hal ini didukung dari hasil
wawancara peneliti kepada kepala Pustu Perdagangan II yang mengatakan
pihaknya pernah beberapa kali melakukan penyuluhan tentang gizi balita, dan ini
didukung dari hasil penelitan yang mendapatkan sebanyak 37 responden (61,7%)
pernah mengikuti penyuluhan tentang gizi balita.
Universitas Sumatera Utara
52
5.2.2 Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II
Simalungun
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 60 orang balita terdapat
49 orang (81,7%) balita dengan status gizi baik, 10 orang (16,7%) dengan status
gizi kurang, dan 1 orang (1,7%) balita dengan status gizi lebih. Pengukuran status
gizi ini berdasarkan
antropometri dengan indeks berat badan menurut umur
(BB/U). Data ini didukung dengan penelitian Ramadhani (2009) mengenai
pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi balita dan status gizi balita yang
menyatakan bahwa sebagian besar status gizi balita dalam keadaan baik yaitu
74,07%.
Status gizi baik di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II sesuai teori
Edmons (2004) yang mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi
adalah tingkat pendapatan keluarga, dimana peningkatan status gizi ekonomi yang
termasuk didalamnya tingkat pendapatan keluarga diikuti oleh peningkatan status
gizi anak. Hal ini sesuaidengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 24
responden (40%) berpenghasilan diatas upah minimum yaitu dari Rp. 1500.000 –
Rp 300.000 dan sebanyak 17 responden (28,3%) berpenghasilan > Rp.3000.000.
hal ini memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan makanan
yang lengkap, cukup dan teratur bagi balitanya sehingga pola makan seimbang
terwujud walaupun belum seluruhnya maksimal karena masih terdapat kasus gizi
kurang.
Selain faktor ekonomi, menurut penelitian Eveline (2015) mengatakan
bahwasannya adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan
Universitas Sumatera Utara
53
tindakan ibu dengan status gizi balita.Dimana ketiganya merupakan domain yang
sangat penting dalam pemenuhan nutrisi balita. Hal ini didukung dari hasil
penelitian yang mendapatkan mayoritas ibu berpengetahuan baik yaitu sebanyak
50 responden (83,3%), dimana dengan pengetahuan yang cukup, ibu balita di
Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II mampu dan kreatif dalam perencanaan
menu makanan sehat bagi balita sehingga meningkatkan status gizi balita.
Hasil penelitian ini juga mendapatkan mayoritas sikap ibu baik dalam
pemenuhan gizi balita yaitu sebanyak 42 responden (70%). Green menjelaskan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang salah satunya adalah
sikap dari orang tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa sikap selalu diawali dengan
latar belakang pengetahuan yag sesuai sebagai bagian dari terwujudnya perilaku
kesehatan seseorang.
Hasil dari tindakan ibu didapatkan ibu memiliki tindakann baik sebanyak 36
orang (60%). Tindakan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, dan tindakan
akan terwujud jika ada sarana dan fasilitas.
Status gizi kurang yang terjadi di Posyandu Pustu Perdagangan II ini terjadi
karena penyakit infeksi. Ini sesuai dengan (Soetjiningsih,2013) yang mengatakan
faktor langsung yang mempengaruhi status gizi adalah konsumsi pangan dan
penyakit infeksi. Penyakit infeksi akan menyebabkan berkurangnya asupan
makanan sehingga akan mempengaruhi status gizinya.
Universitas Sumatera Utara
54
5.3 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini meliputi:
1. Penelitian ini tidak membedakan antara balita yang sehat dengan balita
yang sakit. Sehingga pada hasil yang didapatkan status gizi kurang pada
balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II adalah balita yang
mengalami penyakit infeksi.
2. Pengukuran status gizi balita pada penelitian ini hanya menggunakan
indeks berat badan per umur (BB/U) dan tidak menggunakan alat bantu
klinis untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.
3. Penelitian ini dilakukan pada balita 0 sampai 60 bulan. Peneliti tidak
mengelompokkan hasil data status gizi balita menjadi bayi, batita dan
balita.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
berdasarkan pengambilan data yang telah dilaksanakan mulai tanggal 10
April 2017 sampai dengan 15 April 2017 di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan
IISimalungun dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Pada hasil penelitian
mendapatkan pengetahuan baik 83%, sikap baik 70% dan tindakan baik 60% telah
membahas secara teoritis tentang pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi pada
balita, diketahui bahwa ibu memiliki pengetahuan baik, sikap baik, dan tindakan
baik
dilihat
dari
jawaban
pada
kuesioner
yang
berisikan
tentang
pengetahuan,sikap dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita, dan balita yang
mengalami status gizi baik 82% dan tidak terdapat balita yang mengalami gizi
buruk.
6.2 Saran
6.2.1 Pelayanan Keperawatan
Diharapkan kepada tim pelayanan keperawatan khususnya dikomunitas
tentang gizi balita, perawat diharapkan lebih mengkaji secara komprehensif
faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita. Dan perlu dilakukan
penyuluhan yang lebih baik lagi tentang gizi balita, status gizi balita, kandungan
gizi pada makanan dan dampak gizi kurang.
55
Universitas Sumatera Utara
56
6.2.2 Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukkan
mengenai Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di
Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun.Hasil penelitian masih
mendapatkan status gizi kurang sebanyak 10 responden (16%). Diharapkan
peneliti selanjutnya untuk menggunakan pengukuran dengan cara berbeda seperti
indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), gunakan juga alat bantu klinis
untuk mendapatkan hasil status gizi yang pasti, kriteria sampel penelitian hanya
balita yang sehat. balita yang sakit atau yang terkena infeksi tidak dijadikan
sampel penelitian, dan dibuat pengelompokkan umur untuk status gizi menjadi
bayi, batita dan balita.
Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk penelitian
selanjutnya berupa status gizi balita, kandungan gizi pada makanan, dampak gizi
kurang dan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita.
Universitas Sumatera Utara