Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umunya adalah
kurang energi protein (KEP), Anemia besi, gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKY), kurang vitamin A (KVA), dan obesitas terutama di kota-kota besar
(Sulistyoningsih, 2011).
Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 tentang gizi buruk menunjukan
hasil 3,8% balita mengalami gizi buruk (Depkes,2016).Dari hasil Pemantauan
Status Gizi (PSG) yang dilakukan Dinas Kesehatan bahwa status gizi penduduk
Sumatera Utara tahun 2006 adalah 23,8% gizi kurang, 9% gizi buruk, dan 2%
gizi lebih (Khoiri, 2008). Kasus gizi buruk yang menimpa anak-anak di bawah
umur lima tahun (balita) juga terjadi di Kabupaten Simalungun tahun 2000-2004
(Nainggolan dan Kristiani, 2006).
Kurang

terpenuhinya

gizi


pada

anak

dapat

menyebabkan

terhambatnyapertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikomotor dan
mental, sertadapat menyebabkan kekurangan sel otak sebesar 15% hingga 20%
(Widodo, 2008). Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa
emas iniakan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya yang sulit diperbaiki,
Selain itu anak yang menderita kurang gizi memiliki rata-rata IQ 11 point
lebihrendah dibandingkan rata-rata anak-anak yang tidak kekurangan gizi
(UNICEF, 2006).

1

Universitas Sumatera Utara


2

Faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak balita disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu salah satunya adalah perilaku ibu,dimana ibu berperan
dalam memberikan hidangan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh baik
kualitas maupun kuantitasnya sehingga tubuh akan memiliki kondisi kesehatan
gizi yang baik, namun keterampilan ibu tentang gizi pada balita sering menjadi
permasalahan (Putra, 2013)
Peran ibu sangat penting karena secara kultural di Indonesia ibu berperan
mengatur keadaan rumah tangga sehari–hari termasuk mengatur makanan
keluarga.Selain itu, ibu rumah tangga adalah penentu utama dalam pengembangan
sumber daya manusia dalam keluarga dan pengembangan diri anak sebelum
memasuki usia sekolah (Prakoso, 2012). Perilaku ibu dalam pemberian nutrisi
sangat berkaitan dengan indeks masa tubuh atau status gizi dari anak.Orang tua
dan lingkungan keluarga berperan penting dalam membentuk preferensi makanan,
perilaku makan, dan asupan energi anak-anak (Mau, 2014).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Farhan (2014) dengan judul hubungan
pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan
gizi pada balita usia 3-5 tahun di desa Banjarsari kecamatan Ciawi kabupaten
Bogor didapatkan 16 responden (53,5%) kategori baik untuk perilaku ibu dalam

pemenuhan gizi balita dan sebanyak 40 responden (46,5%) kategori kurang untuk
perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita.
Kemudian penelitian yang dilakukan Wardani (2012) tentang hubungan
perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak

Universitas Sumatera Utara

3

sekolah kelas I di SDN Kaligondang Bantul Yogyakarta didapatkan hasil perilaku
baik dalam memenuhi kebutuhan gizi anak sebanyak 21 responden (58%) dan
sebanyak 15 responden (42%) memiliki perilaku cukup dalam memenuhi
kebutuhan gizi anak.
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dipusatkan di posyanduyang
merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (Supariasa, 2001).
Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan posyandu, tentu akan berpengaruh pada
keadaan status gizi anak balitanya, karena salah satu tujuan posyandu adalah
memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil
(Adisasmito, 2007).
Nagori perdagangan II mempunyai penduduk sebesar 5373 jiwa dengan

luas wilayah 608 Ha dan memiliki 6 dusun.Nagori ini memiliki satu Puskesmas
Pembantu (Pustu) dengan jumlah posyandu di wilayah kerja berjumlah tujuh
posyandu. Hasil survey awal yang dilakukan peneliti pada November 2016,kepala
Pustu Nagori Perdagangan II mengatakan bahwa ibu yang memiliki balita kurang
antusias untuk membawa anaknya ke posyandu setiap bulan dan beberapa ibu
memiliki kepedulian yang kurang dalam memenuhi kebutuhan gizi dimana
mereka tidak memberikan makanan yang seharusnya diberi untuk anaknya,
walaupun mereka mengetahui tentang gizi yang baik untuk anak mereka, ini
didukung juga oleh pernyataan kepala pustu yang mengatakan bahwa terdapat
kasus gizi kurang sebanyak 2 orang dari 393 orang balita terdata.

Universitas Sumatera Utara

4

Berdasarkan pada masalah tersebut, hal inilah yang mendasari peneliti
tertarik melakukan penelitian Prilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status
Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun.
1.2 Pertanyaan Penelitian
1.2.1


Bagaimana Prilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita di Posyandu
Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

1.2.2

Bagaimana Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan
II Simalungun

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
1. Mengidentifikasi Prilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita di
Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun
2. Mengidentifikasi Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori
Perdagangan II Simalungun
Tujuan Khusus:
1. Mengidentifikasi Pengetahuan ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita di
Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun
2. Mengidentifikasi Sikap ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita di
Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

3. Mengidentifikasi Tindakan ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita di
Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

Universitas Sumatera Utara

5

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberi informasi kepada tenaga kesehatan
masyarakat dan mahasiswa keperawatan mengenai prilaku ibu dalam
pemenuhan gizi balita dan status gizi balita.
1.4.2

Bagi Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
pengetahuan dan strategi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
mengenai pemenuhan gizi dan status gizi balita yang berkaitan dengan
prilaku ibu.

1.4.3

Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar atau
infoemasi awal untuk penelitian keperawatan berikutnya, terutama yang
berhubungan dengan prilaku ibu dalam pemenuhan gizi dan status gizi
balita.

Universitas Sumatera Utara