Penerapan Prinsip Kehati-hatian oleh Bank Umum dalam Produk Keuangan Non Konvensional

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di
pisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan para pelaku ekonomi yang secara
terus-menerus dari waktu ke waktu yang di dukung oleh kebijakan politik
ekonomi yang semakin kondusif. 1 Revolusi ini juga menghasilkan berbagai
keuntungan material maupun non-material.Hal ini diindikasikan dengan beberapa
hal yaitu pesatnya pertumbuhan transaksi keuangan internasional, bergejolak
investasi, kecanggihan teknologi komunikasi, informasi dan transportasi serta
terbentuknya pasar global secara real time tanpa henti. 2
Arsitektur revolusi dunia perekonomian modern mengakibatkan tatanan
lama berganti tatanan baru.Nuansa klasik berganti nuansa modern.Semula sesuatu
yang sederhana, sekarang menjadi sesuatu yang bervariasi dan lebih
kompleks.Praktek bisnis yang tidak ada sebelumnya menjadi ada dan muncul ke
permukaan.Munculnya kehadiran praktek-praktek bisnis ini merupakan persoalanpersoalan baru dalam masyarakat. Ini memberikan peluang sekaligus tantangan
baru tersendiri bagi masyarakat sebagai bagian integral dari komunitas manusia
modern, karena persoalan ini termasuk baru dan belum banyak ditemukan apa dan
bagaimana


ketentuan

mekanismenya

dalam

dunia

perekonomian

dan

1

Sri Rejeki Hartono, Beberapa Aspek Tentang Permodalan Perseroan Terbatas,
(Bandung: Mandar Maju,2000), hlm. 1.
2
Taufiq Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, (Jakarta: Mediakita, 2011), hlm.1.


Universitas Sumatera Utara

perdagangan. Sehingga menjadi salah satu problematika kontemporer dalam ranah
ekonomi dunia.
Pasar modal pada umumnya mirip dengan pasar- pasar umumnya, yaitu
tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk mengadakan pertukaran barang dan
jasa, 3 perbedaannya adalah pada aspek komoditas yang diperdagangkan, dimana
yang diperjualbelikan dalam pasar modal adalah dana atau modal. 4 Melalui
kegiatan penanaman modal diharapkan memberikan keuntungan baik bagi pihak
emiten atau perusahaan maupun para investor. 5 Dalam pasar modal, dana atau
modal yang diperdagangkan tidak serupa modal berwujud riil melainkan
berbentuk surat-surat berharga atau sekuritas kepemilikan yang kemudian lebih
dikenal dengan istilah instrumen keuangan pasar modal. Sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, yang
termasuk dalam kategori instrumen keuangan pasar modal adalah surat pengakuan
hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, reksa dana, unit penyertaan,
investasi kolektif, kontrak berjangka komoditi, serta instrumen derivatif.
Berdasarkan penjelasan UU Pasar Modal diatas maka dapat disimpulkan
bahwa salah satu instrumen keuangan yang diinvestasikan di pasar modal adalah
instrumen derivatif.Instrumen derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang

merupakan turunan (derivative asset) dari instrumen utamanya (underlying asset)
baik yang bersifat penyertaan maupun hutang. 6 Instrumen ini relatif belum banyak

3

Mohammed Abdul Monem Al-Gamal, Islamic Economy (Beirut: Daru; Kitab alLubnani, 1996), hlm. 523. Lihat pula Paul Samuelson dan William D. Nordhaus, Ilmu Mikro
Ekonomi, Edisi 17, (Jakarta: PT. Media Global Edukasi, 2003), hlm. 28-29.
4
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: UPP
STIM YKPN, Agustus 2007), hlm. 63.
5
Andy Porman Tambunan, Analisis Saham Pasar Perdana (IPO): Dari Management
dan Strategic Management, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013), hlm.1.
6
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2004), hlm. 691.

Universitas Sumatera Utara

diperdagangkan di Indonesia, tapi sebenarnya instrument ini sangat potensial dan
mempunyai prospek yang bagus untuk investasi masa depan. Instrumen derivatif

mempunyai beberapa manfaat, antara lain seperti sebagai upaya untuk
meminimalisir risiko yaitu dalam bentuk pemanfaatan instrumen derivatif untuk
bedging atau lindung nilai valuta asing. Selain itu instrumen derivatif juga bis
memperbesar keuntungan, mengamankan investasi, serta melindungi dari
fluktuasi tingkat harga.
Instrumen derivatif semakin popular setelah adanya peristiwa besar yang
merupakan noktah merah dalam torehan sejarah pasar modal dan keuangan dunia.
Di mana dunia tidak akan pernah melupakan goncangan besar pasar modal di
Amerika “Peristiwa Oktober Hitam” atau Black Tuesday pada tahun 1929, yang
menyebabkan hancurnya perekonomian dunia. 7 Peristiwa yang dikenal sebagai
The Great Depression tersebut telah mengakibatkan kemelaratan, kelaparan dan
kesengsaraan

bagi

masyarakat.

Sehingga

menimbulkan


krisis

ekonomi

berkepanjangan.Banyaknya kejadian ekonomi anjlok membuat maraknya
perkembangan instrumen derivatif.
Perbankan sebagai suatu lembaga keuangan kepercayaan masyarakat yang
memegang peranan penting dalam sistem perekonomian, sehingga dapat
dikatakan bank merupakan urat nadi dari sistem keuangan yang beraktifitas
menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, deposito dll,

7

Dalam Sejarah ekonomi dunia modern mencatat bahwa peristiwa Black Tuesday adalah
awalkrisis ekonomi paling berat yang pernah ada.Black Tuesday terjadi pada tanggal 29 Ontober
1929, yaitu peristiwa ambruknya pasar modal Amerika Serikat.Masa sesudahnya dijuluki The
Great Depression karena pasar dan perekonomian mengalami depresi berat, inflasi melonjak
sehingga rata-rata penghasilan terpangkas separuhnya.Akibatnya banyak bank bangkrut dan uang
nasabah tak kembali.Pusat-pusat insustri gulung tikar dan pengganguran meledak hingga

25%.Krisis ini merambat ke negara-negara lain seperti Australia, Jerman, Perancis, Kanada,
Belanda, Asia, Amerika Latin hingga benua Afrika.Dunia pun meradang.

Universitas Sumatera Utara

yang kemudian dana yang terkumpul dari masyarakat dapat disalurkan kembali
kemasyarakat dalam berbagai bentuk aktivitas bank.
Perkembangan bisnis perbankan telah diantisipasi dengan lahirnya
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, yang
kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Kini
dunia perbankan nasional mempunyai landsan hukum yang memadai dalam
rangka mewujudkan system perbankan nasional yang sehat. 8
Undang-Undang Perbankan terdapat sejumlah norma hukum, yang
berfungsi sebagai dasar dalam membuat, mengatur dan menetapkan kebijakan dan
ketentuan hukum perbankan, yang telah dilakukan, baik oleh Pemerintah maupun
Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter dan perbankan. Dan menjadi
kewajiban setiap pelaku bisnis perbankan untuk menaati norma hukum perbankan
yang terdapat dalam Undang-Undang Perbankan. Berbagai norma hukum yang
telah ditetapkan dalam Undang-Undang Perbankan


dimaksudkan untuk

memberikan landasan prevensi bagi bank dalam menjalankan kegiatan usahanya,
sehingga kepentingan masyarakat maupun kelangsungan hidup bisnis perbankan
nasional dapat terlindungi. Disamping itu, untuk mendidik dan sekaliagus
meningkatkan pula system self regulation dan moral suasion. 9
Perekonomian

di

Indonesia

berkembang

sangat

pesat.Perbankan

merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu


8

Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2001), hlm 1.
9
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia.Masayarakat
menjadi pelaku utama pembangunan, dan pemerintah berkewajiban mengarahkan,
membimbing, melindungi serta menumbuhkan suasana dan iklim yang menunjang
pembangunan nasional.
Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir
seluruh negara di dunia dalam komunitas tunggal yang dijembatani perkembangan
teknologi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi dalam segala
bidang.Standar keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana
penting untuk mewujudkan transparansi.Lembaga perbankan merupakan salah
satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang sangat strategis. Peran

yang sangat strategis dari bank karena sebagi badan usaha, karena lembaga
perbankan tersebut mempunyai fungsi sebagai perantara keuangan masyarakat
yang berkelebihan dana dan masyarakat yang berkekurangan dana. 10Keberadaan
bank dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, menempati peran yang cukup
tinggi, sebab lembaga perbankan khususnya bank umum merupakan inti sari dari
sistem keuangan setiap negara.Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi
tempat bagi perusahaan-perusahaan, lembaga pemerintah, swasta maupun
perorangan yang menggunakan dan memerima atau diberikan fasilitas oleh bank
baik dalam bentuk produk dan atau jasa.
Seiring dengan perkembangan industri keuangan dan teknologi informasi
yang tiada henti, riset keuangan dapat menjadi faktor penentu dalam pembuatan
keputusan investasi yang membawa kesuksesan ataupun kegagalan.Untuk itu telah
menjadi tugas perbankan untuk memberikan panduan bagi nasabah agar mereka
10

Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, Buku Kesatu, (Bandung : Citra
Aditya Bakti, 2002), hlm. 121.

Universitas Sumatera Utara


dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai risiko dalam
trading maupun kegiatan investasi lainnya.
Bank dalam produknya yang mulai mengalami perkembangan.Produk
bank yang ditawarkan beragam jenis.Salah satunya adalah Structured product,
merupakan produk keuangan non konvensional.Bank semakin berlomba untuk
menciptakan Structured productyang dapat menarik minat masyarakat untuk
berinvestasi.
Structured product merupakan produk bank turunan dari instrumen
derivatif. Bentuk maupun struktur instrumen keuangan yang memiliki
kompleksitas tinggi, terutama dalam bentuk produk keuangan non konvensional
atau structured product. Hal itu dapat mengakibatkan peningkatan resiko yang
dihadapi oleh bank.Peningkatan risiko tersebut mengharuskan dilakukannya
penyesuian yang memadai terhadap prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko. 11
Di lain itu pihak aspek transparansi informasi terkait structured product
kepada nasabah juga perlu ditingkatkan sebab transparansi informasi kepada
nasabah merupakan salah satu faktor penting untuk kepercayaan masyarakat
terhadap sistem perbankan. Guna megantisipasi hal- hal tersebut diperlukan
pedoman yang terkait dengan prinsip kehati-hatian, manajemen risiko, serta
transparasi bagi bank yang diterapkan melaksanakan kegiatan structured product.
Pelaksanaan


prinsip

kehati-hatian

merupakan

hak

penting

guna

mewujudkan sistem perbankan yang sehat, kuat dan kokoh. Kegiatan perbankan

11

Penjelasan Umum, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016 Tentang
Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Structured Product Bagi Bank Umum.

Universitas Sumatera Utara

tidak bias seluruhnya diserahkan kepada mekanisme pasar, karena kenyataannya
pasar tidak selalu mampu membetulkan dirinya sendiri bila terjadi sesuatu diluar
dugaan. 12
Bisnis perbankan merupakan bisnis yang penuh risiko, disamping
menjanjikan keuntungan yang besar jika dikelola secara baik dan prudent.
Dikatakan sebagai bisnis penuh risiko (full risk business) karena aktivitsnya
sebagian besar mengandalkan dana titipn masyarakat, baik dlam bentuk tabungan,
giro maupun deposito.
Prinsip kehati-hatian ini ditegaskan dalam Pasal 2 UU No.7 Tahun 1992 jo
UU No.10 Tahun 1998 Perbankan (UU Perbankan) bahwa :
“Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian”.
Menurut ketentuan ini, dalam melakukan usahanya bank melaksanakan
asas demokrasi ekonomi melalui penerapan prinsip kehati-hatian.Dengan
berpedoman pada Pasal 2 ini, prinsip kehati-hatian merupakan prinsip terpenting
yang wajib diterapkan oleh bank dalam menjalankan kegiatan usahanya sebab
bisnis perbankan adalah bisnis yang berdasrkan kepercayan.
Penerapan prinsip kehati-hatian bila dipahami lebih jauh, sangat
menguntungkan, baik bagi pihak perusahaan perbankan maupun bagi pihak
nasabah

itu

sendiri.Transaksi-transaksi

yang

dikelola

perusahaan

yang

menerapkan prinsip tersebut dapat dipastikan merupakan transaksi yang bersih

12

Heru Supraptomo, “Analisis Ekonomi terhadap Hukum Perbankan” Jurnal Hukum
Bisnis, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta, volume 1, 1997, hlm.63.

Universitas Sumatera Utara

dan berimbas pada kepercayaan nasabah terhadap bank semakin tinggi serta
keuntungan bank itu makin meningkat.
Penerapan

prinsip

kehati-hatian

bukan

hanya

untuk

memenuhi

kepentingan bank dan nasabah, tapi lebih jauh lagi bahwa penerapan prinsip
tersebut merupakan kepentingan yang bersifat nasional. Dengan diberlakukannya
prinsip kehati-hatian diharapkan kadar kepercayaan terhadap perbankan tetap
tinggi, sehingga masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di
bank.
Perbankan dalam menjalankan usahanya terdapat prinsip kehati-hatian
yang mengharuskan bank untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan kegiatan
usahanya, selalu konsisten dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan di
bidang perbankan berdasarkan professional dan itikad baik.Prinsip kehati-hatian
(prudential principle) dalam sistem perbankan digunakan sebagai perlindungan
secara tidak langsung oleh pihak bank terhadap kepentingan- kepentingan nasabah
penyimpanan dan simpananya di bank.Prinsip ini digunakan untuk mencegah
timbulnya risiko-risiko kerugian dari suatu kebijakan dan kegiatan usaha yang
dilakukan oleh bank.Prinsip kehati-hatian merupakan suatu upaya dan tindakan
pencegahan bersifat internal oleh bank yang bersangkutan. Begitu juga dalam
kegiatanbentuk produk keuangan non konvensional atau structured product.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis akan menguraikan
secara lengkap dan cermat dalam sebuah skripsi yang berjudul : Penerapan
Prinsip Kehati-hatian Oleh Bank Umum Dalam Produk Keuangan Non
Konvensional

Universitas Sumatera Utara

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah
yang dimuat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kedudukan produk keuangan non konvensional (structured
product) di indonesia ?
2. Bagaimana penerapan prinsip kehati-hatian dalam perbankan ?
3. Bagaimana penerapanprinsip kehati-hatian oleh bank umum dalam produk
keuangan non konvensional (structured product) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi
ini adalah :
a. Untuk mengetahui kedudukan produk keuangan non konvensional
(structured product) di Indonesia
b. Untuk mengetahui penerapan prinsip kehati-hatian dalam perbankan
c. Untuk mengetahui penerapanprinsip kehati-hatian oleh bank umum dalam
produk keuangan non konvensional(structured product).

2. Manfaat Penulisan
Penelitian merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk
memperkuat,

membina

serta

mengembangkan

ilmu

pengetahuan,

13

sehinggaharapan penulisa agar penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, adapun manfaat yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
13

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 2010), hlm. 3.

Universitas Sumatera Utara

a. Secara teoritis ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan
memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu hukum
pada umumnya, perkembangan hukum ekonomi dan khususnya di bidang
penerapan prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan structured
product pada bank umum.
b. Secara praktis uraian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dan menambah wawasan dan pengetahuan secara
khusus bagi penulis dan secara umum bagi masyarakat tentang penerapan
prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan structured product
pada bank umum dan juga sebagai bahan kajian untuk para akademisi dan
penelitian lainnya yang ingin Universitas Sumatera Utara mengadakan
penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai penerapan prinsip kehatihatian dalam melaksanakan kegiatan structured product pada bank umum
yang mempunyai tujuan untuk meminimalisir resiko yang akan dihadapi
bank.

D. Keaslian Penulisan
Sepanjang pengamatan dan penelusuran yang telah dilakukan, belum ada
penelitian tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian Oleh Bank Umum Dalam
Produk Keuangan Non Konvensional sesuai dengan judul skripsi ini.Telah
dilakukan juga pemeriksaan judul skripsi tersebut kepada Asip Perpustakaan
Universitas cabang Fakultas Hukum USU/Pusat Dokumentasi Informasi Fakultas
Hukum USU, yang menyatakan bahwa “Tidak Ada Judul Yang Sama”.Maka
berdasarkan hal itu wajarlah bila penelitian terhadap judul skripsi tersebut tetap

Universitas Sumatera Utara

dilanjutkan.Diadakan juga penelusuran mengenai berbagai judul karya ilmiah
melalui media internet, dan sepanjang penelusuran yang dilakukan belum ada
yang pernah mengangkat topic tersebut. Maka berdasarkan pemeriksaan dan hasilhasil penelitian yang ada, penelitian mengenai “Penerapan Prinsip Kehati-hatian
Oleh Bank Umum Dalam Produk Keuangan Non Konvensional” belum pernah
ada penelitian dilakukan dalam topik dan permasalahan Universitas Sumatera
Utara yang sama. Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau telah
tertulis orang lain dalam berbagai tingkat kerjasama sebelum skripsi ini dibuat,
maka hal tersebut dapat diminta pertanggungjawaban.

E. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Prinsip Kehati-hatian
Pasal 4 ayat 1 Undang-undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas
Devisa dan Nilai Tukar menyatakan bahwa prinsip kehati-hatian merupakan salah
satu upaya untuk meminimalkan risiko usaha dalam pengelolaan bank, baik
melalui ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun ketentuan intern
bank yang bersangkutan. Pasal 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang peubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
menyatakan bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
Dalam Pasal 29 ayat 2, 3, dan 4 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan sebagimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10

Universitas Sumatera Utara

Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan ditegaskan pentingnya prinsip kehati-hatian diterapkan.
Pasal 29 ayat (2) mengemukakan bahwa:
“Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuitas, rentabilitas,
solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan
wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian”.
Berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (2) di atas, maka tidak ada alasan apa
pun bagi pihak bank untuk tidak menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
menjalankan kegiatan usahanya dan wajib menjunjung tinggi prinsip kehatihatian. Ini mengandung arti, bahwa segala perbuatan dan kebiijaksanaan yang
dibuat rangka melakukan kegiatan usahanya harus senantiasa berdasarkan
peraturan

perundang-undangan

yang

berlaku

sehingga

dapat

di

pertanggungjawabkan secara hukum. 14
Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 29 ayat (3) terkandung arti perlunya
diterapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka penyaluran kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah kepada nasabah debitur. Ketentuan tersebut
mengemukakanbahwa :
“Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara
yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang memercayakan
dannya kepada bank”.
14

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, cet ke-5, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2009), hlm. 147.

Universitas Sumatera Utara

Ketentuan Pasal 29 ayat (2) dan (3) di atas tentu berhubungan erat dengan
ketentuan Pasal 29 ayat (4), karena bertujuan untuk melindungi kepentingan
nasabah dari risiko-risiko kerugian yang mungkin terjadi dengan transaksi
nasabah yang dilakukan melalui bank yang bersangkutan.Adapun ketentuan
tersebut

menyatakan bahwa

menyediakan

informasi

“Untuk

mengenai

kepentingan

kemungkinan

nasabah,
terjadi

bank

resiko

wajib

kerugian

sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank”.

2. Pengertian produk keuangan non konvensional (structured
product)
Structured product adalah bentuk keuangan non konvensional yang
merupakan penggabungan antara dua atau lebih instrumen keuangan non derivatif
atau derivatif dan derivatif.
Pasal 1 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia No. 11/26/PBI/2009 tentang
Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi
Bank Umum yang telah diubah dan diperbaharui oleh Otoritas Jasa menjadi
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016 tentang Prinsip
Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank
Umum. Bahwa Structured Productadalah produk bank yang merupakan
penggabungan 2 (dua) lebih instrumen keuangan berupa instrumen keuangan non
derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif , dan paling sedikit
memiliki :

Universitas Sumatera Utara

a. Nilai atau arus kas yang timbul dari produk dikaitkan dengan satu atau
kombinasi variabel dasar seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi,
dan/ atau ekuitas; dan
b. Pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak regular
apabila

dibandingkan

dengan

pola

perubahan

variabel

dasar

sebagimana dimaksud pada huruf a, sehingga mengakibatkan
perubahan nilai atau arus kas tidak mencerminkan keseluruhan
perubahan pola dari variabel dasar linear (asymmetric payoff). 15

F. Metode Penelitian
Didalam suatu penulisan skripsi, posisi metodologi sangatlah penting
sebagai suatu pedoman.Metodologi merupakan logika yang menjadi dasar suatu
penelitiah ilmiah.

16

Untuk mendapatkan data yang akurat penelitian harus

dilakukan secara sistematis dan teratur. Dalam penulisan skripsi ini, metode yang
dipakai adalah sebagai berikut :
1. Spesifikasi penelitian
Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum
normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau
data sekunder belaka. 17 Pada penelitian hukum jenis ini, seringkali hukum
dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law
in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan

15

Pasal 1 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia No. 11/26/PBI/2009 tentang Prinsip Kehatihatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum
16
Soerjono Soekanto, Op. Cit., hlm. 6.
17
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan
Singkat, Cet. Ketujuh, Ed. Pertama (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 13-14.

Universitas Sumatera Utara

patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. 18 Dalam penelitian ini
adapunundang-undang yang digunakan antara lain: Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan sebagimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang peubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, Peraturan Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK. 03/2016
Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product
Bagi Bank Umum, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang terkait.
Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang menggambarkan masalah dengan cara menjabarkan fakta secara
sistematik, fakta, dan akurat. Pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah
pendekatan yuridis, yaitu dengan menganalisis permasalahan dalam penelitian
melalui pendekatan terhadap asas-asas hukum, yang mengacu pada norma-norma
hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.
2. Sumber data
Materi

dalam

skripsi

ini

diambil

dari

data

primer

dan

data

sekunder.Penelitian yuridis normative menggunakan jenis data sekunder sebagai
data utama.Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan. Data
sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul dari primer atau oleh pihak lain. 19Data sekunder berfungsi
untuk mencari dara awal/informasi, mendapatkan batasan/definisi/arti suatu
istilah. Data sekunder yang dipaki adalah sebagai berikut :

18

Amirudding dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum.(Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 118.
19
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 41.

Universitas Sumatera Utara

a.

Bahan hukum primer 20 , yaitu bahan hukum terkait tentang ketentuanketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mempunyai
kekuatan hukum mengikat, seperti :
1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
3) Peraturan Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK. 03/2016 Tentang Prinsip
Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi
Bank Umum
4) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen

b.

Bahan hukum sekunder 21, yaitu berupa buku-buku yang berkaitan dengan
judul skripsi, artikel-artikel ilmiah, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan,
makalah, skripsi, tesis, disertasi dan sebaginya yang diperoleh melalui
media cetak maupun media elektronik.

c.

Bahan hukum tersier 22,yaitu bahan-bahan hukum yang memberi petunjukpetunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan hukum sekunder,
misalnya Kamus, Ensiklopedia, dan lain-lain.

3. Teknik pengumpulan data
20

Soerjono Soekanto,Op.Cit., hlm.52. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan yang
mengikat, dan terdiri dari (untuk Indonesia);
a. Norma atau kaedah dasar; b. Peraturan dasar; c. Peraturan perundang-undangan; d, Bahan
hukum yang tidak dikodifikasi; e. Yurisprudensi; f. raktat; g. Bahan hukum dari zaman penjajahan
yang hingga kini masih berlaku.
21
Ibid, Bahan hukum sekunder ialah bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer.
22
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Suatu Pengantar (Jakarta: P.T.
Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 117.

Universitas Sumatera Utara

Teknik pengumpulan data melengkapi penulisan skripsi ini, agar
terstruktur dan sistematis serta dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode
penelitian hukum normatif dengan pengumpulan data secara studi pustaka melalui
data yang tertulis, dan data yang diperoleh dari internet. Penelitian kepustakaan
dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder dari data yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, buku,
makaah ilmiah, majalah, jurnal, sumber-sumber lain yang terkait dengan masalah
yang dibahas dalam skripsi ini.
4. Analisis data
Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, biasanya
penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya. Metode analisis data yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan :
a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan terrier yang
relevan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini;
b. Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut
diatas agar sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas;
c. Mengolah

dan

menginterprestasikan

data

guna

mendapatkan

kesimpulan dari permasalahan
d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan
kualitatif, yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan
dan tulisan.

Universitas Sumatera Utara

G. Sistematika Penulisan
Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus
diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka
diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang berbagi dalam bab per
bab yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan yang
terdapat dalam skripsi ini adalah sebagi berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II

PENGATURAN

PRODUK

KEUANGAN

NON

KONVENSIONAL (STRUCTURED PRODUCT) DI INDONESIA
Bab ini berisikan tentang Pengertian Structured Product, Bentuk
Structured Product, Pihak Yang Terlibat Dalam Structured
Product,

Pemasaran

Mekanisme

Transaksi

Dan

Penawaran

Structured

Structured

Product

dan

Product,
Perjanjian

Structured Product.
BAB III

PENERAPAN

PRINSIP

KEHATI-HATIAN

DALAM

PERBANKAN
Bab ini berisikan tentang Latar Belakang Dan Pengertian Prinsip
Kehati-hatian, Tujuan Prinsip Kehati-hatian, Pengaturan Prinsip
Kehati-hatian Dalam Undang-Undang Perbankan Sanksi Bagi
Pelanggaran Prinsip Kehati-hatian dan Pengawasan Terhadap
Pelaksanaan Prinsip Kehati-Hatian Pada Perbankan.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

PENERAPAN
UMUM

PRINSIP

DALAM

KEHATI-HATIAN
PRODUK

OLEH

KEUANGAN

BANK
NON

KONVENSIONAL
Bab ini berisikan tentang Perlunya Prinsip Kehati-Hatian Dalam
Produk Keuangan Non Konvensional (Structured product),
Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Produk Keuangan Non
Konvensional (Structured product), dan Perlindungan Nasabah
Dalam Prinsip Kehati-Hatian Dalam Produk Keuangan Non
Konvensional (Structured product).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan dari bab-bab yang
telah dibahas sebelumnya dan saran- saran yang mungkin berguna
bagi pembaca sebagai sumber dalam melakukan penelitian lebih
dalam terkait dengan prinsip kehati-hatian dalam produk keuangan
non konvensional (Structured product).

Universitas Sumatera Utara