Penerapan Prinsip Kehati-hatian oleh Bank Umum dalam Produk Keuangan Non Konvensional

BAB II
PENGATURAN PRODUK KEUANGAN NON KONVENSIONAL
(STRUCTURED PRODUCT) DI INDONESIA

A. Pengertian Structured Product
Pasal 1 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016
tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product
Bagi Bank Umum, menyebutkan bahwa Structured Productadalah produk bank
yang merupakan penggabungan 2 (dua) lebih instrumen keuangan berupa
instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif
, dan paling sedikit memiliki :
a. nilai atau arus kas yang timbul dari produk dikaitkan dengan satu atau
kombinasi variabel dasar seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi,
dan/ atau ekuitas; dan
b. pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak regular
apabila

dibandingkan

dengan


pola

perubahan

variabel

dasar

sebagimana dimaksud pada huruf a, sehingga mengakibatkan
perubahan nilai atau arus kas tidak mencerminkan keseluruhan
perubahan pola dari variabel dasar linear (asymmetric payoff), yang
antara lain ditandai dengan keberadaan:
1) optionality, seperti caps, floors, collars, step up/step down dan/atau
call/put features 23

23

Optionality adalahNilai peluang investasi opsional tambahan yang tersedia hanya
setelah membuat investasi awal.Caps adalah nilai saham.Floors adalah batas bawah untuk
variabel, seperti batas bawah pada tingkat bunga yang dibayarkan atau diterima dalam suatu


Universitas Sumatera Utara

2) leverage 24;
3) barriers, seperti knock in/knock out; dan/atau 25
4) binary atau digital ranges
Pengertian derivatif dalam pengaturan tersebut mencakup derivatif
melekat ( embedded derivatives). Derivatif melekat merupakan komponen dari
instrumen yang digabungkan dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama
non derivatif, yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen
yang digabungkan bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. 26 Derivatif
melekat menyebabkan sebagian atau seluruh arus kas, yang dipersyaratkan dalam
kontrak tersebut, dimodifikasi menurut suku bunga, harga instrumen keuangan,
harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku
bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya yang telah
ditentukan, sepanjang untuk variabel non keuangan bukan merupakan variabel
yang ditentukan secara khusus bagi para pihak dalam kontrak tersebut. 27
Dalam pendefinisian, structured product mungkin agak sulit untuk
didefinisikan, karena banyaknya macam pengertian structured product itu yang
digunakan. Sama seperti Hedge Fund, hal ini juga di ungkapkan oleh George

Soros ketika ditanya disalah satu forum Internasional Conference di Amerika,

transaksi.Collars adalah kombinasi dari caps dan floors. Step up/step down artinya melangkah
maju atau mengundurkan diri.Call/put features artinya meletakkan fitur. https://glosarid/index.php
/term /ekonomi-dan-bisnis (diakses pada tanggal 25 Mei Pukul 05:45 WIB).
24
Leverage adalahpenggunaan asset dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan
yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial
pemegang saham, Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi Empat
(Yogyakarta: BPFE, 2008) hlm.257.
25
Barriers
artinya
hal
yang
menghalangi
atau
menghambat.https://zeniusenglish.com/notes/barriers (diakses pada tanggal 25 Mei Pukul 05:55
WIB).
26

https://glosaribusinees.com/index.php/term/Ekonomi,34585-derivatif-melekat

adalah.xhtml (diaksespada tanggal 27 Mei 2017 Pukul 11:25 WIB).
27
Ibid

Universitas Sumatera Utara

beliau menjawab secara defenisi saya tidak bisa mendefinisikan, karena ini
berbagai macam struktur yang dilakukan. 28
Akan tetapi Wikipedia mendefinisikan dengan “syinthetic investment
instrument specially created to meet specific needs that can not be met from the
standardized financial instruments available in the market” 29 yaitu sintetik
instrumen investasi khusus diciptakan untuk memenuhi kebutuhan khusus yang
tidak dapat dipenuhi oleh instrumen keuangan standar yang tersedia dipasar.
Potensi imbal hasil atau keuntungan yang dapat diperoleh dari structured
productakan dikaitkan dengan satu atau lebih variabel dasar yang diterapkan
seperti suku bunga, nilai tukar, komoditas, ekuitas, dan/atau indeks. Namun
demikian, kinerja yang dijanjikan daristructured product tidak selalu berbanding
lurus terhadap kinerja variabel dasarnya dan performa atau kinerja masa lalu dari

variabel dasar bukan merupakan indikasi atas potensi keuntungan atau kerugian
dari suatu structured product. 30
Structured product

ditujukan untuk calom pembeli yang memiliki

pengetahuan memadai tentang kondisi pasar keuangan, derivatif, dan memiliki
toleransi risiko (risk apertite) yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan calon
pembeli produk konvensional seperti tabungan, deposito dan giro. 31
Yang dimaksud structured product adalah produk yang dikeluarkan bank
yang merupakan kombinasi suatu aset dengan derivatif dari mata uang valuta
asing terhadap mata uang rupiah, untuk tujuan mendapatkan tambahan
28

http://imansastra.blogspot.co.id/2011/11/islamic-structured-product-inovasibaru.html?m=1 (diakses pada tanggal 25 April 2017 Pukul 07:15 WIB).
29
Structureproduct, http://en.m.wikipedia.org/wiki/Structured-product (diakses pada
tanggal 25 April 2017 Pukul 08:00 WIB)
30
http://berilmu.com/blog/mengenal-investasi-structured-product/ (diakses pada tanggal

25 April 2017 Pukul 09:00 WIB).
31
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

income(return enhancement), yang dapat mendorong transaksi pembelian valuta
asing terhadap rupiah, dan dapat menimbulkan ketidakstabilan nilai rupiah. 32
Instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan
derivatif di dalam structured product. Kontrak yang dimungkinkan diselesaikan
dengan menggunakan instrument tersebut yang diterbitkan oleh entitas. Instrumen
non derivatif yaitu dimana mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas itu
untuk menerima suatu jumlah yag bervariasi dari instrument ekuitas yang
diterbitkan atau instrument derivatif yaitu yang akan atau mungkin diselesaikan
selain mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lainnya dalam
jumlah tetentu. 33
Berdasarkan

defenisi-defenisi


tersebut,

maka

pengertian

mengandungstructured product. unsur-unsur sebagai berikut :
a. Merupakan kegiatan usaha dikeluarkan dan dilaksanakan oleh bank.
b. Merupakan kombinasi suatu aset dengan derivatif dari mata uang valuta
asing terhadap mata uang rupiah berupa instrumen keuangan non derivatif
dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif.
c. Potensi imbal hasil atau keuntungan yang dapat diperoleh dikaitkan
dengan satu atau lebih variabel dasar yang diterapkan seperti suku bunga,
nilai tukar, komoditas, ekuitas, dan/atau indeks. Namun demikian, kinerja
yang dijanjikan tidak selalu berbanding lurus terhadap kinerja variabel
dasarnya dan performa atau kinerja masa lalu dari variabel dasar bukan
merupakan indikasi atas potensi keuntungan atau kerugian.

32


http://m.viva.co.id/kemenpar/read/13640-mengenal-jenis-jenis-produk -spekulatif (di
akses pada tanggal 15 Mei 2017 Pukul 15:00 WIB).
33
http://asdarmunandar.blogspot.co.id/2012/01/financial-instrumen-dan-transaksimata.html?m=1 (diakses pada tanggal 17 Mei 2017 Pukul 13:00 WIB).

Universitas Sumatera Utara

d. Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

B. Bentuk Structured Product
Structured productmemiliki berbagai macam variasi fitur dan karakteristik
serta tujuan. Oleh karena itu, penilaian kesesuaian structured product harus
dievaluasi berdasarkan fitur dan karakteristik yang terdapat pada setiap structured
productyang ditawarkan. 34
Pada umumnya structured productdapat dibagi ke dalam 4 kategori
sebagai berikut: 35
1. Principal Protected
Principal Protectedstructured productmemberikan proteksi terhadap nilai
pokok awal investasi nasabah apabila produk tersebut disimpan sampai dengan
jatuh tempo. Sementara itu, walaupun pada umumnya potensi keuntungan atau

imbal hasil dari produk ini dapat lebih tinggi dari produk konvensional seperti
tabungan, giro atau deposito, namun tidak ada proteksi terhadap diterimanya
potensi atau imbal balik tersebut.Disamping itu, perlu diingat pula bahwa proteksi
yang diberikan terhadap nilai pokok awal investasi dapat hilang apabila produk
tersebut dihentikan sebelum jatuh tempo.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, principal protectedstructured product
ditujukan untuk nasabah yang memiliki toleransi risiko (risk apetie) yang relative
konservatif, tidak memerlukan likuiditas dalam rangka pendek, ingin memiliki

34

Aneka Info “Structured Product”, www.bi.go.id/id/iek/prod.uk-jasa-perbankan/jenis/
Documents/StructuredProductfinal.pdf (diakses pada 25 April 2017 Pukul 12:00 WIB) hlm. 3.
35
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

eksposur terhadap pasar namun secara bersamaan tetap keinginan untuk manjaga
keutuhan pokok investasi yang ditanamkan.

2. Non Principle Protected
Non principle protectedstructured productditujukan untuk nasabah yang
mempunyai toleransi risiko yang lebih tinggi dibanding dengan nasabah
konservatif. Structured product seperti ini memberikan potensi keuntungan atau
imbal hasil yang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan principal
protectedstructured product. Namun demikian, potensi hasil yang lebih tinggi
tersebut akan menggantikan proteksi yang diberikan terhadap pokok yang
diinvestasikan nasabah. Oleh karena itu, nasabah akan ter-ekspose secara
menyeluruh terhadap risiko kerugian dari produk tersebut sehingga dapat
mengalami kerugian baik terhadap sebagian ataupun keseluruhan investasi awal
nasabah.
Pembayaran terhadap pokok maupun potensi keuntungan atau imbal hasil
atas structured product jenis ini baru bisa ditentukan pada saat produk tersebut
jatuh tempo.
3. Leverage
Leveragestructured productditujukan untuk nasabah yang ingin menguasai
potensi keuntungan terkait dengan suatu pandangan, prediksi, dan/atau asumsi
yang dimilikinya terhadap pergerakan variabel dasar tertentu. Oleh karena itu,
Leveragestructured productditujukan untuk nasabah yang canggih (sophisticated),
memiliki strategi investasi yang agresif dan merupakan risk taker. Fitur dari

Leveraged structured product pun umumnya tidak bersifat generic, distruktur
untuk kebutuhan tertentu, dan sangat kompleks.

Universitas Sumatera Utara

Produk seperti ini dapat memberikan potensi keuntungan atau imbal hasil
yang berlipat (leveraged returns), walaupun penerbit pada umumnya akan
membatasi kumulatif potensi keuntungan yang mungkin akan diperoleh calon
pembeli dari produk tersebut. Namun demikian, konsekuensi dari tersedianya
potensi keuntungan atau imbal hasil yang berlipat adalah bahwa nasabah akan tereksposesecara menyeluruh terhadap downside risk dari produk tersebut secara
berlipat pula. Oleh karena itu, Leveraged structured product

tidak akan

memberikan proteksi terhadap nilai pokok awal investasi nasabah maupun potensi
keuntungan atau imbal hasil. Dari sisi risiko, terdapat pula kemungkinan bahwa
potensi kerugian yang akan dialami nasabah dapat melebihi nilai pokok investasi
nasabah sehingga dapat menimbulkan kewajiban nasabah kepada penerbit
structured product.
4. Callable Structures
Callable structures adalah fitur structured product yang memberikan opsi
kepada penerbit structured product untuk menghentikan dan menyelesaikan
transaksi sebelum jatuh tempo. Dalam pemberian opsi tersebut, nasabah seolaholah menerbitkan dan menjual opsi kepada penerbit produk. “Premi” yang
diterima nasabah dari penerbit atas penjualan opsi tersebut itulah yang akan
dijadikan sebagai bagian dari potensi keuntungan atau imbal hasil yang dapat
diperoleh nasabah. Hal ini mengakibatkan potensi keuntungan atau imbal hasil
yang mungkin diperoleh relatif lebih tinggi. Namun demikian, apabila opsi
tersebut digunakan oleh penerbit, maka potensi keuntungan nasabah dari transaksi
yang tersisa akan hilang.

Universitas Sumatera Utara

C. Pihak Yang Terlibat Dalam Structured Product
Untuk menjalankan kegiatan structured productdilakukan oleh penerbit
structured product dengan pembeli produk. Pihak yang terlibat structured product
dapat yaitu :
1. Bank dan Lembaga Keuangan Non-Bank
Bank dan Lembaga Keuangan Non-Bank merupakan penerbit structured
product yang melakukan kegiatan tersebut.
Structured product yang diterbitkan bank pada umumnya merupakan
gabungan antara produk konvensional bank, seperti tabungan atau deposito,
dengan instrumen keuangan lainnya. Bank adalah lembaga keuangan yang
menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan
usaha milik Negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan menyimpan danadana yang dimilikinya. 36Bank sebagai suatu institusi yang mempunyai peran yang
besar dalam dunia komersil, yang mempunyai wewenang untuk menerima
deposito, memberikan pinjaman, dan menerbitkan promissory notes yang sering
disebut dengan bank bills atau bank notes.Namun demikian, fungsi bank yang
orisinil adalah hanya menerima deposito berupa uang logam, plate, emas, dan
lain-lain (Black Henry Campbell, 1968: 184). 37
Structured product yang diterbitkan oleh lembaga keuangan non-bank
pada umumnya berbentuk reksadana kontrak investasi kolektif yang ditawarkan
oleh manajer investasi.

36

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Ed. Rev .cet ke-6, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 7.
37
Munir Faudy, Hukum Perbankan Modern, buku kesatu, cet ke-2 ( Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), hlm. 14.

Universitas Sumatera Utara

Reksadana yang ditawarkan biasanya memiliki fitur nilai pokok
terproteksi bila dicairkan pada saat jatuh tempo dan mamiliki jang waktu tertentu
(losed end).
Structured product diterbitkan oleh lembaga keungan non-bank dapat
dibeli di tempat manajer investasi atau melalui bank yang bertindak sebagai agen
jual.
2. Nasabah
Pada lembaga perbankan, nasabah memiliki peran penting.Nasabah bagai
nafas yang menentukan apakah siklus perbankan tetap berlanjut atau
tidak.Undang-Indang perbankan secara singkat merumuskan bahwa “nasabah
merupakan pihak yang menggunakan jasa bank”.
Dalam Pasal 1 ayat (3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
7/POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan
Structured Product Bagi Bank Umum menjelaskan pengertian dari nasabah.
Ketentuan tersebut mengemukakan bahwa:
“ Nasabah adalah:
a. Perseorangan atau badan yang menggunakan atau menerima fasilitas
Bank baik dalam bentuk produk dan/ atau jasa;
b. Perseorangan atau badan yang akan menggunakan atau diberikan
fasilitas oleh Bank baik dalam bentuk produk dan/ atau jasa”

Dalam melakukan kegiatan structured product bank wajib menetapkan
klasifikasi nasabah. 38 Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

38

Peraturan Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian
Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum, Pasal 15 ayat (1).

Universitas Sumatera Utara

7/POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan
Structured Product Bagi Bank Umum, nasabah diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
a. Nasabah Profesional
Nasabah digolongkan sebagai nasabah professional apabila nasabah
tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur dan risiko
daristructured product dan terdiri dari:
1) Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang terdiri dari
bank, perusahaan efek, perusahaan pembiayaan atau pedagang
berjangka sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang perbankan, pasar
modal, lembaga pembiayaan dan perdagangan berjangka
komoditi yang berlaku.
2) Perusahaan dengan modal lebih dari Rp. 20.000.000.000,-(dua
puluh miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing dan
telah melakukan kegiatan usaha paling kurang 36 bulan
berturut-turut.
3) Pemerintah Republik Indonesia atau pemerintahan negara lain,
4) Bank central atau bank negara lain.
5) Bank atau lembaga pembangunan multilateral.
b. Nasabah Eligible
Nasabah digolongkan sebagai nasabah eligible apabila nasabah
tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan risiko
dari structured product dan terdiri dari:

Universitas Sumatera Utara

1) Perusahaan yang bergerak dibidang keungan berupa dana
pensiun atau perusahaan perasuransian sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di bidang
dan pensiun dan usaha perasuransian yang berlaku.
2) Perusahaan dengan modal lebih dari Rp. 5.000.000.000,-(lima
miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing dan telah
melakukan kegiatan usaha paling kurang 12 bulan berturutturut.
3) Nasabah perorangan mempunyai portofolio asset berupa kas,
giro, tabungan paling kurang Rp. 5.000.000.000,-(lima miliar
rupiah).
c. Nasabah Retail
Nasabah retail adalah nasabah yang tidak termasuk dalam nasabah
professional dan eligible.

D. Pemasaran Dan Penawaran Structured Product
1. Pemasaran Structured Product
Dalam Pasal 21 ayat 1, 2, 3 dan 4 Peraturan Otoritas Keuangan Nomor
7/POJK. 03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan
Structured Product Bagi Bank Umum diterapkan pemasaran structured product.
Pasal 21 ayat (1) mengemukakan bahwa:
“Bank dapat menggunakan media pemasaran dalam pemasaran Structured
Product.”

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (1) diatas, maka dalam pelaksanaan
kegiatan structured product dapat menggunakan media pemasaran antara lain
berupa iklan, brosur, leaflet, atau media pemasaran elektronik. Pemasaran yang
dimaksud adalah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi kepada publik yang tidak selalu diikuti dengan kegiatan penawaran.
Pemasaran merupakan fungsi pokok bagi perusahaan.Semua perusahaan
berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.Pemasaran juga dapat diartikan sebagai upaya untuk
menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud
tertentu. 39
Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan
manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan
menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama
lain. 40
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditunjuk untuk merencanakan, menentukan harga, mempreomosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial. 41
Dalam pemasaran produk diperlukan strategi pemasaran yang merupakan
suatu rancangan yang disusun dan ditentukan untuk mencapai tujuan perusahaan
agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
39

Kasmir Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-2, hlm. 74.
Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi ke-3 Jilid 1 (Jakarta :
Erlangga, 1997) , hlm. 3.
41
Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta, 1997) , hlm. 3.
40

Universitas Sumatera Utara

Bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagi
unsur suatu program pemasaran yang perlu di pertimbangkan agar strategi
pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. 42 Bauran
pemasaran terdiri dari yaitu produk (product), harga (price), lokasi (place), dan
promosi (promotion). 43
a. Produk (product), adalah setiap apa saja dapat ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan manusia. Sebagian perusahaan mencari
strategi produk yang lebih mementingkan optimalisasi laba perusahaan, lebih
tepat lagi nilai saat ini dari arus kas ketimbang jangka panjang. 44 Dengan
begitu dalam strategi pemasaran produk, perusahaan harus mengutamakan
kebutuhan konsumen agar terpenuhi dengan baik, mulai dari pelayanan jasa,
penentuan harga, dan promosi.
Dalam dunia perbankan strategi produk yang dilakukan adalah
mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut: 45
1) Penentuan logo dan moto
Logo merupakan ciri khas suatu bank sedangkan moto merupakan
serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani
masyarakat. Ada isitilah baru melihat logonya saja orang sudah mengenal
bank tersebut.Atau dengan membaca moto saja sudah banyak orang
mengenalnya.Logo dan moto sering disebut sebagai cirri produk.Baik logo
42

Rambat Iupiyoa, A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat,
2006), hlm. 70.
43
Sentot Iman Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),
Cet ke 1, hlm. 126.
44
Warren J Keegan, Manejemen Pemasaran Global, (Jakarta: Prenhallindo, 1996), Jilid 2,
hlm. 87.
45
Kasmir, Pemasaran Bank,(Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 141-142.

Universitas Sumatera Utara

maupun moto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan logo dan moto
adalah sebagai berikut:
a) Memiliki arti (dalam arti positif).
b) Menarik perhatian.
c) Mudah diingat.
2) Menciptakan merek
Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap jasa harus
memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat pembeli. Nama
ini kita kenal dengan nama merek. Untuk berbagai jenis jasa bank yang
ada perlu diberikan merek tertentu.Merek merupakan sesuatu untuk
mengenal barang atau jasa yang ditawarkan.
3) Menarik kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk.Dalam dunia
perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa
kepada para nasabah disamping juga sebagai pembungkus untuk beberapa
jenis jasanya seperti buku tabungan, cek, bilyet giro atau kartu kredit.
4) Keputusan label
Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang
ditawarkan merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label dijelaskan
siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya,
waktu kadaluwarsa, komposisi isi, dan informasi lainnya.
b. Harga (Price), adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling cepat
berubah. Penentun harga merupakan salh satu aspek penting dalam kegiatan

Universitas Sumatera Utara

pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat
harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan.
Tujuan dari penentuan harga ini adalah untuk menjadikan produk atau jasa
yang ditawarkan laku dipasaran dan juga dengan penentuan harga ini
diharapkan dapat meningkatkan jumlah nasabah. 46 Produk yang dikeluarkan
dan penetapan harga yang telah ditentukan agar dapat diterima masyarakat
atau nasabah dan dirasakan manfaatnya serta kelebihan produk pesaing tentu
harus dilakukan promosi dan sosialisasi.
c. Lokasi (Place), jejaring dimana produk dan jasa bank disediakan dan
dimanfaatkan oleh nasabah. Oleh karena itu jejaring pemasaran bank tidak
haya berupa kantr bank sendiri dimana disediakan produk dan jasa bank
sendiri saja tetapi termasuk juga kantor bank lain bahkan mesin ATM bank
dimana produk dan jasa bank dapat dimanfaatkan.
d. Promosi (Promotion), bagaimana produk yang dipasrkan itu diketahui
konsumen, peran promosi dalam bauran promosi adalah menghasilkan
pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui
penyampaian, informasi mendidik, membujuk, atau mengingatkan mereka
akan manfaat suatu organisasi atau suatu produk.
Dalam strategi pemasaran manajer produk menetapkan misi dan
pemasaran serta sasaran keuangan.Manajer juga mendefinisikan kelompokkelompok dan kebutuhan yang mau dipuaskan oleh tawaran pemasaran.
Ada beberapa tahapan-tahapan dalam strategi pemasaran yang dapat
mendukung mewujudkan visi dan misi suatu perusahaan, adalah:
46

Philip Kotler, A. B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia:Analisa
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jilid 1 (Jakarta: Salemba Empat, 1997), hlm. 471.

Universitas Sumatera Utara

a. Tahap perkenalan
Dalam meluncurkan produk baru, manajemen pemasaran dapat
menetapkan tingkat yang tinggi atau rendah untuk setiap variabel pemasaran,
seperti harga, promosi dan kualitas produk. 47
Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran.Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga
sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan.Tujuan dari
penentuan harga ini adalah untuk menjadikan produk dan jasa yang
ditawarkan laku dipasaran dan juga dengan penentuan harga ini diharapkan
dapat meningkatkan jumlah nasabah. 48
Produk yang dikeluarkan dan penetapan harga yang telah ditentukan
agar dapat diterima masyarakat atau nasabah dan dirasakan manfaatnya serta
kelebihan produk dari produk pesaing tentu harus dilakukan promosi dan
sosialisasi. Pada umumnya bauran promosi (promotion mix) terdiri dari: 49
1) Periklanan (advertising)
Sarana promosi yang paling sering dilakukan oleh bank dalam
rangka mengkomunikasikan produk dan jasa bank. Promosi yang
dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang
tertuang spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, televisi atau radioradio.
2) Promosi Penjualan (Sales Promotion)

47

Ibid.
Kamsir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cet ke VI ,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2008), , hlm. 135.
49
Sentot Iman Wahjono, Op. Cit, hlm. 135.
48

Universitas Sumatera Utara

Kegiatan promosi yang dilakukan dengan menjual secara langsung
kepada pelanggan. Kegiatan promosi penjualan bias berupa pemberian
diskon, pemberian voucher belanja produl, pemberian hadiah langsung,
sample (contoh produk) atau dengan kegiatan kontes.
3) Publisitas (Publicity)
Bentuk promosi yang ditunjukan untuk meningkatkan citra
perusahaan dengan memberikan atau menyiarkan kegiatan positif
perusahaan melalui sponsorship atau melalui kegiatan-kegiatan amal dan
sosial.
4) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Kegiatan promosi yang dilakukan penjualan secara pribadi kepada
pelanggan.
b. Tahap Pertumbuhan
Tahap

pertumbuhan

ditandai

dengan

lonjakan

cepat

dalam

penjualan.Hal ini dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan bank yang
semakin banyak diminati oleh nasabah. Dalam tahapan ini perusahaan harus
dapat menahan cepatnya pertumbuhan pasar selama mungkin, dengan cara
yakni:
1) Meningkatkan kualitas produk dan menambahkan cirri baru pada produk
dan peningkatan gaya.
2) Memasuki segmen pasar.
3) Lebih

meningkatkan

sosialisasi

atau

promosi

atau

memberikan

pemahaman yang lebih pada nasabah dan calon nasabah. 50

50

Kasmir, Op. Cit, hlm. 47.

Universitas Sumatera Utara

Semua ini dilakukan dengan masukan dari bidang oragnisasi lain, seperti
pembelian, pembuatan, penjualan, keuangan, sumber daya manusia, untuk
memastikan bahwa perusahaan dapat memberikan dukungan yang tepat bagi
implementasi yang efektif. Strategi pemasaran harus spesifik tentang strategi
penentuan merek dan strategi pelanggan yang akan di tempuh.
Menurut Philip Kotler kunci pemasaran professional adalah memenuhi apa
yang sebenarnya diperlukan pelanggan lebih baik dari saingannya. 51
Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 21 ayat (2), (3) dan (4) terkandung arti
dalam memasarkan structured product harus memenuhi prinsip- prinsip
transparansi informasi produk. Ketentuan tersebut mengemukakan bahwa :
Pasal 21 ayat (2):
“Dalam memasarkan Structured Product sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bank wajib memastikan bahwa informasi yang disampaikan melalui
media pemasaran telah memenuhi prinsip-prinsip transparansi informasi
sebagimana yang dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2), Pasal 18, dan Pasal
19.”
Pasal 21 ayat (3):
“Penyajian informasiyang disampaikan oleh Bank sebagaimana pada ayat
(2) dapat disesuaikan dengan media pemasaran yang digunakan tanpa
mengurangi substansi informasi yang disajikan.”

Transparansi informasi mengenai produk bank sangat diperlukan untuk
memberikan kejelasan pada nasabah mengenai berbagai karakteristik yang ada di
dalam produk tersebut.Penyampaian informasi secara transparan juga merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan good governance pada industri perbankan
dan memberdayakan konsumen. Sesuai dengan teori perlindungan konsumen,

51

Philip Kotler, M.anejemen Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 1995), hlm. 25.

Universitas Sumatera Utara

transparansi juga sangat diperlukan untuk meningkatkan perlindungan terhadap
hak-hak pribadi nasabah dalam sehubungan dengan bank. Pada Pasal 4 UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan hak
konsumen diantaranya hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
Transparansi kepada nasabah yang dimaksud alah berupa penyampaian
mengenai informasi apa saja yang harus diketahui oleh nasabah mengenai suatu
produk structured product. Informasi yang harus diketahui nasabah pada produk
structured product tidak hanya pada saat nasabah tersebut telah memilih untuk
membeli atau mengikuti salah satu produknya. Tetapi penyampaian informasi
yang transparan harus secara jelas disampaikan oleh staf structured product
sebelum dilakukannya persetujuan pembelian atau keikutsertaan nasabah atas
suatu produk structured product. Informasi ini dapat memberikan dampak yang
signifikan untuk meningkatkan efisiensi dari konsumen dalam memilih produk
serta meningkatkan kesetiaannya terhadap produk tertentu, sehingga akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan yang memenuhi kebutuhannya.

52

Dengan demikian, pemenuhan hak ini akan menguntungkan baik konsumen
maupun produsen.
Penyampaian informasi yang dimaksud harus disampaikan secara
transparan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/6/PBI/2005 tentang
Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah
meliputi :
1) Nama Produk Bank
52

James F. Engel, Consumer Behavior, Fifth Edition,(New York: The Dryen Press),

hlm. 593.

Universitas Sumatera Utara

2) Jenis Produk Bank
3) Manfaat dan Risiko yang melekat pada Produk Bank
4) Persyaratan dan tata cara penggunaan Produk Bank
5) Biaya-biaya yang melekat pada Produk Bank
6) Perhitungan bunga/bagi hasil/margin keuntungan
7) Jangka waktu berakunya produk serta
8) Penerbitan Produk Bank
Dan

informasi

yang

disampaikan

dalam

pemasaran

structured

productwajib menggunakan bahasa Indonesia. Yang dicantumkan pada Pasal 21
ayat (4) mengemukakan bahwa:
“Informasi yang disampaikan oleh Bank sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) wajib disajikan dalam bahasa Indonesia.”
2. Penawaran Structured Product
Secara umum produk adalah sesuatau yang dapat ditawarkan kepasar
untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, yang digunakan atau dikonsumsi, yang
dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. 53 Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa produk sesuatu yang memberikan manfaat dalam hal
memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen.
Penawaran dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai jumlah produk baik
berupa barang maupun jasa yang ditawarkan oleh penjual atau produsen pada
berbagai tingkat harga dalam kurun waktu tertentu.Dengan demikian dalam
definisi penawaran yang pertama adanya produk yang ditawarkan, yang kediua

53

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, ( Jakarta: Prenhallind,
1997), hlm. 274.

Universitas Sumatera Utara

tingkat harga (produk yang ditawarkan mempunyai harga tertentu), dan ketiga
adanya kurun waktu tertentu, bias perhari, perbulan dan sebagainya. 54
Penawaran structured product dimana telah diatur ketentuan tersebut di
dalam Pasal 22, 23 dan 24 Perauran Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 7/

POJK.03/2016 Tentang Prinsip kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan
Structured Product Bagi Bank Umum mengatur terhadap bagaimana prose
penawaran structured productdan hal yang dilarang dilakukan dari kegiatan
structured product.
Ketentuan yang dilarang dalam menawarkan dan melakukan
penawaran structured product yang di atur dalam Pasal 22. Ketentuan tersebut
mengemukakan bahwa:
Pasal 22:
(1) Bank wajib memperhatikan kesesuaian antara tingkat risiko Structured
Product (Structured Product risk level assessment) dengan profil
Nasabah dalam menawarkan dan melakukan transaksi Structured
Product dengan Nasabah.
(2) Bank dilarang menawarkan dan melakukan transaksi structured
productdengan Nasabah yang diklasifikasikan sebagai Nasabah retail
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5).
(3) Larangan

menawarkan

dan

melakukan

transaksi

Structured

Productdengan Nasabahyang diklasifikasikan sebagai Nasabah retail
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan Nasabah yang
diklasifikasikan sebagai Nasabah retail sebagaimana dimaksud yang

54

Pengertian
Penawaran
Dan
Faktor
Yang
Mempengaruhinya,
http://www.ekonomikontekstual.com/2013/11/pengertian-penawaran-dan=faktoryangmempengaruhinya.html?m= (diakses pada tanggal 5 April 2017 Pukul 12:20).

Universitas Sumatera Utara

terbitkan oleh Bank disertai dengan proteksi penuh atas pokok dalam
mata uang asal pada saat jatuh tempo.
(4) Bank dilarang menawarkan dan melakukan transaksi Structured
Productdengan

yang

diklasifikasikan

sebagai

Nasabaheligible

sebagimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) dalam hal Structured
Productmemenuhi paling sedikit 1 (satu) dari persyaratan:
a. dapat menimbulkan potensi kerugian melebihi pokok yang
ditanamkan Nasabah;dan/atau
b. Structured Productyang merupakan penggabungan antara derivatif
dengan derivatif.
(5) Bank dilarang menggunakan Bank lain untuk bertindak sebagai agen
penjual Structured Product yang diterbitkan oleh Bank.
Dalam melakukan kegiatan penawaran structured product bank wajib
melakukan pertemuan langsung dengan calon Nasabah yang akan ditawarkan
produk tersebut. Bank juga wajib menetapkan secara khusus pegawai yang dapat
bertindak untuk dan atas nama bank dalam melakukan hubungan dan/atau
komunikasi dengan Nasabah dalam melakukan kegiatan penawaran structured
product. Pengawai yang dimaksud wajib memenuhi persyaratan yaitu merupakan
pegawai tetap bank dan telah diberikan pelatihan yang memadai mengenai
structured product. Ketentuan tersebut terdapat pada pasal 23 POJK
NO.7/POJK.03/2016.
Dalam melakukan melakukan kegiatan penawaran structured product,
bank wajib memastikan bahwa informasi yang disampaikan dalam penawaran
telah memenuhi prinsip-prinsip transparansi informasi. Penerapan transparansi
informasi tersebut,yakni:

Universitas Sumatera Utara

a. Mengungkapkan informasi yang lengkap, benar, dan tidak menyesatkan
kepada nasabah;
b. Memastikan pemberian informasi yang berimbang antara potensi manfaat
yang mungkin diperoleh dengan risiko yang mungkin timbul bagi nasabah
dari transaksi structured product;
c. Memastikan

informasi

yang

disampaikan

tidak

menyamarkan,

mengurangi, atau menutupi hal-hal yang penting terkait risiko yang
mungkin timbul dari transaksi structured product.
Bank wajib mendokumentasikan penjelasan secara lisan yang disampaikan
bank kepada nasabah dalam

melakukan penawaranstructured productbeserta

tanggapan yang diberikan nasabah. Selain itu, bank wajib menyampaikan kepada
nasabah dokumen tertulis yang paling sedikit mencakup yaitu prospectus atau
term sheet dan product highlightsheet yang dokumen tersebut disajikan dalam
bahasa Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut yang diatur dalam Pasal 24 POJK
NO.7/POJK.03/2016.

E. Mekanisme Transaksi Structured Product
Sebagian besar structured product ini diperdagangkan industri nasional
adalah produk yang berasal dari luar negeri. Salah satu Contoh investasi yang
berbau structured product yang ditawarkan oleh perusahaaan HSBC yaitu Dual
Currency Investments(DCI). Dual currency investments(DCI) adalah produk
investasi jangka pendek dengan dihubungkan terhadap dua jenis mata uang asing
yang di pilih yang didalamnya terdapat kemungkinan terjadi konversi antara
valuta asing dengan mata uang rupiah, yang bunganya dihubungkan dengan

Universitas Sumatera Utara

pergerakan kurs dari dua mata uang tersebut. Investor akan mendapatkan kembali
pokok isnvestasinya ditambah dengan pendapatan bunga dalam mata uang dasar
atau mata uang alternatif yang telah ditentukan pada awal pembelian produk
sesuai dengan hasil ketika tanggal penentuan. 55
Nasabah yang dapat berinvestasi dengan Dual currency investments(DCI)
merupakan investor yang memiliki ketertarikan pada tren nilai tukar atau deposito
valuta asing atau mencari investasi jangka pendek di pasar valuta asing yang
menawarkan potensi keuntungan lebih dari keuntungan yang ditawarkan oleh
instrumen pasar uang. Sesuai peraturan Bank Indonesia, nasabah yang
berinvestasi dengan DCI adalah nasabah perorangan yang memiliki asset dalam
bentui tunai, rekening giro, rekening tabungan, atau deposito berjangka senilai
Rp.5.000.000.000 (lima milliyar rupiah) atau jumlah yang setara dalam mata uang
asing. 56
Mekanisme transaksi dari produk DCI tersebut,yakni : 57
1. Pilih mata uang dasar yang digunakan sebagai penempatan investasi awal
nasabah;
2. Pilih mata uang alternatif untuk alternatif pembayatan investasi nasabah
pada saat jatuh tempo dan ditentukan jangka waktu investasi;
3. Pilih dan disepakati nilai konversi mata uang 58 dan tenor 59 , dengan
ketentuan yaitu:

55

https:www.hsbc.co.id/1/2/id/personal/wealth-management/investasi/structuredproducts-dual-currency-investments (diakses pada tanggal 18 April 2017 Pukul 09:45WIB).
56
Ibid.
57
Ibid.
58
Konversi mata uang adalah suatu perubahan yang terjadi pada nilai tukar mata uang
suatu
negara
terhadap
mata
uang
negara
lainnya.,
http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-konversi/ (diakses pada tanggal 18 April
2017 Pukul 12:00 WIB)

Universitas Sumatera Utara

a. Nilai konversi, nasabah dapat memilih konversi sesuai dengan kondisi
pasar yang berlaku,
b. Tenor, jangka waktu 1 minggu hingga 3 bulan,
c. Jumlah investasi minimum US$20.000atau jumlah setara dalam valuta
asing.
4. Pada saat jatuh tempo nasabah akan menerima dana pokok dan bunga
dalam mata uang pilihan nasabah dengan nilai tukar yang disepakati
sebelumnya, berdasarkan target nilai tukar dengan nilai tukar pasar pada
saat tanggal penetuan (fising date).
DCI berbeda dan tidak bisa diperlakukan sebagai pengganti deposito
berjangka reguler. Keuntungan yang akan nasabah peroleh tergantung pada
kondisi pasar selama periode nasabah berinvestasi dengan DCI. Pergerakan antara
dua mata uang asing yang terkait dengan penempatan DCI nasabah dapat
mempengaruhi hasil pengembalian produk DCI.Jika hasil investasi nasabah ke
dalam mata uang dasar nasabah pada saat jatuh tempo, maka nasabah berpotensi
mengalami kerugian, tergantung pada fluktuasi (keadaan turun naiknya harga)
nilai tukar pada saat itu. 60
Pertimbangan secara matang kesesuaian produk ini dengan kemampuan
nasabah menanggung risiko, pengalaman, dan tujuan investasi.DCI adalah produk
terstruktur yang melibatkan produk turunan.Keputusan investasi memang menjadi
tanggung jawab nasabah sepenuhnya, namun dapat dipastikan keputusan yang
sudah nasabah ambil dibuat dalam kondisi yang lebih dahulu mempertimbangkan

59

Tenor adalah masa pelunasan pinjaman, dinyatakan dalam hari, bulan atau
tahun.,http://kamusbisnis.com/arti/tenor/ (diakses pada tanggal 18 April 2017 Pukul 12:15WIB).
60
https:www.hsbc.co.id, Op.Cit,.

Universitas Sumatera Utara

informasi lengkap dari pihak penjual, termasuk kesesuaian produk ini. Adapun
potensi risiko yang terdapat dalam produk ini yaitu risiko penerbit, yang mana
nasabah percaya sepenuhnya pada kemampuan penerbit mengelola investasi.
Produk ini berganti pada ukuran sebenarnya dan perkiraan kelayakan kredit bank
namun tidak ada jaminan perlindungan apabila bank gagal bayar. Pada
kemungkinan terburuk (misalnya Bank mengalami pailit), nasabah nisa jadi
mengalami kerugian investasi hinggal 100% dan tidak menerima kupon apapun. 61
Berdasarkan ketentuan Pasal 8Peraturan Otoritas Keuangan Nomor
7/POJK.03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan
Structured Product Bagi Bank Umum bahwa bank wajib menerapkan manajemen
risiko secara efektif dalam melakukan kegiatan structured product. Penerapan
manajemen risiko secara efektif dalam melakukan kegiatan structured product
paling sedikit mencakup :
1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris,
2. Kecukupan kebijakan dan prosedur,
3. Kecukupan

proses

identifikasi,

pengukuran,

pemantauan,

dan

pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko, dan
4. Sistem pengendalian intern.
Structured product sangat mengandung risiko, risiko utama yang terdapat
pada Structured product antara lain : 62
1. Risiko kredit
Structured product merupakan bentuk kewajiban “unsecured” dari
penerbit. Hal itu berarti bahwa pengembalian pokok maupun pembayaran atas
61
62

Ibid.
Aneka Info “Structured Product”, Op.cit, hlm.10.

Universitas Sumatera Utara

potensi keuntungan atau imbal hasil yang diperoleh akan sanagat bergantung
kepada kemampuan penerbit structured product tersebut untuk memenuhi
kewajibannya. Oleh karena itu, kelayakan dan kemampuan penerbit, terutama dari
sisi keungan merupakan hal utama yang wajib dipertimbangkan dalam menilai
kualitas dari structured product yang ditawarkan, walaupun jenis produk yang
ditawarkan memiliki fitur perlindungan terhadap pokok yang diinvestasikan.
2. Risiko likuiditas
Structured product pada umumnya tidak diperdagangkan di bursa umum
apabila diperdagangkan, volume perdagangan produk tersebut relatif tidak
signifikan. Konsekuensi dari hal tersebut adalah tidak adanya pasar sekunder
(secondary market) untuk structured product. Hal ini mengakibatkan structured
product pada umumnya bersifat tidak likuid sehingga akan menyulitkan nasabah
apabila nasabah ingin menjual produk tersebut sebelum jatuh tempo. Dalam hal
nasabah dapat me-redeem produk tersebut kepada penerbit, maka nasabah akan
dihadapkan pada kondisi dimana pengembalian yang diberikan (apabila ada) akan
lebih kecil dar nilai investasi awal disamping akan dikenakan biaya yang terkait
dengan penghentian transaksi. Oleh karena itu, nasabah yang ingin melakukan
investasi

structured

product

harus

memiliki

kemampuan

untuk

dapat

memegangnya sampai dengan jatuh tempo.
3. Risiko pasar
Sebagaimana diketahui, nilai atau arus kas structured product akan
dikaitkan dengan satu atau lebih variabel dasar seperti nilai tukar, suku bunga, dan
ekuitas. Oleh karena itu, kinerja dari variabel dasar tersebut, baik dari sisi arah

Universitas Sumatera Utara

pergerakan maupun volatilitasnya, akan mempengaruhi nilai(baik pokok maupun
potensi keuntungan atau imbal hasil) dari structured product. Berdasarkan hal
tersebut, terdapat probabilitas bahwa structured producttidak akan memberikan
pendapatan bunga atau imbal hasil (atau dalam hal member pendapatan bunga
atau imbal hasil, arus kas dari pendapatan atau imbal hasil tersebut dapat bersifat
tidak reguler) apabila variabel dasar yang dikaitkan terhadap produk mengalami
kinerja yang negatif. Oleh karena itu, structured productpada umumnya tidak
akan sesuai bagi nasabah yang mencari pendapatan bunga atau imbal hasil yang
stabil.
4. Risiko hukum
Structured product bukanlah produk keungan yang bersifat konvensional
dan sedarhana. Oleh karena itu, dari aspek hukum terutama yang terkait
persyaratan dan informasi yang terkandung dalam dokumen/kontrak yang
dijadikan basis transaksi structured product merupakan hal yang wajib
diperhatikan.
Kompleksitas dari structured product juga akan membawa konsekuensi
semakin kompleknya faktor-faktor yang harus diperhatikan nasabah dalam hal
terjadi perselisihan atau sengketa yang terkait dengan transaksi yang dilakukan.
Sebagai contoh, tidak semua structured product menggunakan domisili hukum
domestik sebagai tempat penyelesaian perselisihan atau sengketa yang terjadi
terkait dengan transaksi yang dilakukan.
Disamping ke empat risiko utama tersebut, terdapat pula jenis risiko lain
yang harus diperhatikan nasabah yang terkait dengan structured productseperti :
1. Risiko operasional, risiko yang terkait dengan operasionalisasi transaksi.

Universitas Sumatera Utara

2. Risiko prepayment, risiko dieksekusinya opsi atas produk yang
mengakibatkan penghentian produk sebelum jatuh tempo. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya potensi keuntungan atau imbal hasil yang
dapat diterima.

F. Perjanjian Structured Product
Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada
seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal. Dari peristiwa ini, timbul suatu hubungan antara dua orang tersebut yang
dinamakan perikatan.Perjanjian itu menerbitkan perikatan antara dua orang yang
membuatnya.Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa rangkaian perkataan yang
mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. 63
Suatu perjanjian mempunyai kekuatan hukum harus memenuhi syarat
sahnya perjanjian yang terdapat dalam pasal 1320 kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, yakni;
1. Adanya sepakat dari mereka yang mengikatkan diri,
2. Adanya kecakapan untuk membuat perjanjian,
3. Adanya suatu hal/objek tertentu,dan
4. Adanya suatu sebab yang halal.
Dalam melakukan kegiatan structured product tahapan dilakukan
perjanjian merupakan tahapan yang utama dalam melakukan kegiatan structured
product. Dikarenakan pernjanjian structured product adalah mengenai ketentuan

63

R. Subekti, Hukum Perjanjian, Cet. Ke-4, (Jakarta: Citra Aditya Bhakti, 1987), hlm. 6.

Universitas Sumatera Utara

risiko yang akan ditanggung nasabah. Pada dasarnya produk structured product
merupakan varian dari produk derivatif yang memiliki risiko-risiko. 64
Berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5)Peraturan
Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK. 03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian
Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum bahwa
kesepakatan antara bank dengan nasabah melakukan transaksi wajib dituangkan
dalam perjanjian yaitu dengan mengemukakan bahwa :
1. Kesepakatan antara bank dengan nasabah dalam melakukan transaksi
structured product wajib dituangkan dalam perjanjian tertulis.
2. Dalam hal

bank dan nasabah sepakat mengenai kemungkinan

penghentian transaksi structured product sebelum jatuhtempo (early
termination), klausula penghentian transaksi structured product
sebelum jatuh tempo (early termination) wajib dicantumkan dalam
perjanjian structured product.
3. Perjanjian tertulis yang telah disepakati antara bank dengan nasabah
dalam melakukan transaksi structured product wajib dituangkan dalam
perjanjian tertulis wajib disajikan dalam bahasa Indonesia dan
ditandatangani oleh para pihak dengan menggunakan tanda tangan
basah.
4. Bank wajib memastikan bahwa pihak yang menandatangani perjanjian
tertulis tersebut merupakan pihak yang mempunyai kewenangan secara
hukum.

64

Structured Product, http://m.hukumonline.com/klinik/detail/
structured-product (diakses pada tanggal 17 Juni 2010).

lt4beb445bd9a4d/

Universitas Sumatera Utara

5. Dokumen tertulis yaitu prospektus atau

term sheet dan product

highlight sheet yang ditawarkan oleh nasabah yang disajikan dalam
bahasa Indonesia, dan ditanda tangani oleh nasabah dengan
menggunakan tanda tangan basah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian tertulis .

Universitas Sumatera Utara