Vascular Cell Adhesion Molecule (VCAM-1) pada saat Kehamilan, Persalinan, Pelepasan Plasenta dan Nifas pada Preeklamsia dan Kehamilan Normal Chapter III VI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
6.1.
Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara Cohort Prospective Study. Pada dua
kelompok penelitian yaitu kehamilan normal dan kehamilan dengan
preeklamsia yang memenuhi kriteria inklusi. Pada masing-masing
kelompok dilakukan pemeriksaan serum Kadar VCAM-1 diikuti pada saat
hamil, persalinan dan nifas.
6.2.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-USU/
RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pringadi bekerjasama dengan
Bagian Patologi Klinik, serta Laboratorium Klinik Prodia. Pemilihan sampel
dilakukan selama dimulai sejak tanggal 1 September 2012 sampai jumlah
sampel terpenuhi.
6.3.
Populasi Penelitian
Populasi target penelitian adalah semua penderita preeklamsia dan
kehamilan normal yang datang ke RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr.
Pringadi Medan dan rumah sakit jejaring, yang sesuai dengan kriteria
inklusi.
Universitas Sumatera Utara
6.4.
Besar Sampel
Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus uji hipotesis
terhadap rerata dua populasi, sebagai berikut:
(
[
)
]
X1 – x2
= Perbedaan klinis yang diinginkan (280)
Z
= Tingkat kemaknaan (1,645)
Z
= Kekuatan uji 80% (0,842)
S
= Simpangan baku kedua kelompok = 400
(dari kepustakaan )
n1 = n 2
= Besar sampel masing-masing kelompok, didapat 25,2
dibulatkan menjadi 25 kasus
6.5.
Kriteria Penerimaan dan Penolakan
6.5.1. Penerimaan
Kehamilan normal dan preeklamsia
Usia kehamilan 20 minggu tanpa memandang paritas
Semua usia
6.5.2. Penolakan
Ada riwayat penyakit hipertensi, DiabetesMellitus, hiperlipidemia
Tidak bersedia ikut penelitian
6.6.
Bahan dan Cara Kerja
6.6.1. Alat / Bahan :
Universitas Sumatera Utara
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Tabung reaksi 10 cc
d. Vacutainer 2,5 cc
e. Vacutainer 10 cc
f. Venoject
6.6.2. Cara kerja
Pada setiap wanita hamil baik gravida maupun parturen yang
memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan mengenai penelitian yang akan
dilakukan. Bagi yang bersedia berpartisipasi untuk menandatangani
formulir persetujuan.
Kemudian pasien diikutsertakan dalam penelitian dan dilakukan :
1) Anamnesa
Meliputi: nama, umur, alamat, paritas dan riwayat penyakit
sebelumnya
yaitu
hipertensi
kronik,
diabetes
mellitus,
dan
hiperlipidemia
2) Pemeriksaan fisik termasukkesadaran dan tekanan darah
2.1. PemeriksaanTekanandarah
a. Alat yang dipakai
Mercury sphygmomanometer
Universitas Sumatera Utara
b. Cara pengukuran tekanan darah (Lyell, 2003).
1) Postur: (a) pasien sebaiknya dalam posisi duduk di kursi
dengan punggung bersandar pada sandaran kursi, lengan
yang akan diukur desakan darahnya, diletakkan setinggi
jantung dan bila perlu lengan diberi penyangga, (b) lengan
atas harus dibebaskan dari baju yang terlalu ketat melingkari
lengan atas, (c) pada wanita hamil bila tidak memungkinkan
duduk, dapat tidur miring kearah kiri.
2) Pasien dalam waktu 30 menit sebelumnya tidak boleh
minum kopi dan tidak minum obat-obat stimulant adrenergik
3) Alat yang dipakai adalah: (a) Ukuran “cuff”. “Bladder cuff”
harus melingkari sekurang-kurangnya 80% dari lingkaran
lengan atas dan menutupi 2/3 lengan atas. Pipa karet yang
menghubungkan cuff dapat diarahkan keatas atau kebawah,
tetapi untuk tidak mengganggu meletakkan stethoscope
sebaiknya pipa karet diarahkan ke atas, (b) Manometer.
Manometer harus sudah dikalibrasi baik dari manometer
mercuri, aneroid ataupun electronik. Kolom mercuri harus
dalam posisi vertikal, (c) Stethoscope. Tentukan denyut nadi
arteri brachialis pada fossa antecubity, kemudian letakkan
beli stethoscope diatasnya.
4) Teknik pengukuran: (a) cuff dipompa secara cepat sampai
melampaui 20-30 mmHg diatas saat hilangnya denyut arteri
brachialis
dengan
palpasi,
(b)
pompa
dibuka
untuk
Universitas Sumatera Utara
menurunkan mercury dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik
(0,25- 0,40 kPa/detik), (c) tentukan desakan sistolik dengan
terdengarnya suara pertama (Korotkoff I) dan tentukan
desakan diastolik pada waktu hilangnya denyut arteri
brachialis (Korotkoff V), (d) bila hilangnya suara tidak dapat
diidentifikasi, maka desakan diastolik ditentukan pada waktu
“muffling of sounds”.
5) Arti posisi duduk dan berbaring waktu pengukuran desakan
darah
Pengukuran desakan darah, dengan posisi duduk, sangat
praktis, untuk “screening”. Pengukuran desakan darah
dengan posisi berbaring, lebih memberikan hasil yang
bermakna, khususnya untuk melihat hasil terapi.
6) Pengukuran
desakan
darah
diulangi
lagi
setelah
4
jamdengan cara yang sama.
3) Pemeriksaan laboratorium (Montagnoli, 2014).
Pengukuran proteinuria secara Esbach
Proteinuria ialah adanya protein 300 mg dari 24 jam jumlah
urine (diukur dengan metode Esbach). Ini setara dengan kadar
proteinuria 300 mg/dL (= 1+dipstik) dari urin acak tengah yang
tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi saluran kencing.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran proteinuria dengan dipstik
1 + = 0,3 – 0,45 g/L (95% + predictive value untuk preeklamsia
berat)
2 + = 0,45 – 1 g/L
3 + = 1 – 3 g/L (36% + predictive value untuk preeklamsia berat)
4 + = > 3 g/L (3695% + prediktive value untuk preeklamsia berat)
Negatife/trace = (34% - predictive value)
Pemeriksaan Kadar GulaDarahPuasa
Pemeriksaanprofil lipid puasa
Pemeriksaan kadar VCAM-1
1) Pemeriksaan kadar VCAM-1 dengan cara mengambil darah
dengan menggunakan spuit disposible steril sebanyak 7 cc, 3
cc untuk pemeriksaan darah rutin dan 4 cc untuk pemeriksaan
kadar VCAM-1
2) Bolak-balik perlahan-lahan hingga homogeny.
3) Diamkan selama 30-45 menit hingga darah beku.
4) Segera sentrifuge 3000 rpm 15 menit.
5) Segera pisahkan serum masukkan ke dalam 3 sampel cup @
0.3 cc serum (beri identitas, nama, tanggal).
6) Segera bekukan dan simpan di –200C.
Metode Pemeriksaan Kadar VCAM-1
Sistim R & D VCAM-1 menggunakan teknik imunoenzimometrik
untuk menghitung kuantitas dari contoh VCAM-1. Hal ini melibatkan
reaksi simultan dari VCAM-1 yang ada pada sampel atau standar
Universitas Sumatera Utara
untuk dua antibodi yang langsung berikan dengan epitop yang
berbeda pada molekul VCAM-1. Satu antibodi melapisi dinding
mikrotiter dan yang lainnya dikonjungasikan pada enzym horseradish
peroxidase (HRP). Bila ada molekul VCAM-1 maka akan membentuk
jembatan diantara dua antibodi.
Setelah materi yang tak terikat disisihkan dengan aspirasi dan
pencucian, jumlah ikatan yang terkonjungsi pada tabung dideteksi
dengan reaksi melalui substrat yang spesifik untuk enzim berupa
produk
berwarna
yang
sesuai
dengan
jumlah
molekul
yang
terkonjungsi. Produk yang berwarna ini dapat dinilai secara kuantitatif
dengan photometrikal.
Universitas Sumatera Utara
6.7. Kerangka Operasional
KriteriaInklusi
Kehamilan normal dan PE
Usia kehamilan 20 mgg
Semuaparitas
Semuausia
Kelompokkehamilan Preeklampsia
Hamil
(sebelum dan
sesudah
pemberian
MgSO4)
Persalinan
(Kala II)
Pelepasan
Plasenta
(Kala III)
Kelompokkehamilan Normal
Nifas
(24 jam
PP)
Hamil
PemeriksaanTD
Proteinuria
Pemeriksaan
Serum Kadar
VCAM-1 Gambar
Persalinan
(Kala II)
Pelepasan
plasenta
(Kala III)
PemeriksaanTD
Proteinuria
15. Bagan Penelitian
Pemeriksaan
Serum Kadar
VCAM-1
3.10.Definisi Operasional
1. Preeklamsia adalah kehamilan > 20 minggu dengan gejala
hipertensi disertai gejala proteinuria dan atau edema.
2. Hipertensi :
Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih
Tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih
Universitas Sumatera Utara
Nifas
(24 jam
PP)
3. Proteinuria.
Diperiksa secara kualitatif hasilnya dinilai +1, +2, +3, +4
4. Kehamilan normal adalah kehamilan > 20 minggu tanpa ada
penyakit yang menyertai.
5. Diabetes melitus : Kadar gula darah sewaktu > 200 mg%.
6. Profil lipid adalahtrigliserida, kolesterol LDL, kolesterol HDL,
dankolesterol total
7. Hipertensi kronis : hipertensi yangmenetap oleh sebab apapun
yang sudah ditemukan pada usia kehamilan < 20 mgg.
3.11. Analisa Data
Data dicatat dengan formulir dan dianalisa dengan komputerisasi. Uji
kemaknaan
untuk
membandingkan
karakteristik
kelompok
peneliti
dilakukan uji chi kuadrat. Untuk membandingkan hasil pemeriksaan kadar
VCAM-1 antara kehamilan normal dan preeklamsia dilakukan uji t.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1
Karakteristik pasien pada kehamilan normal dan
preeklamasia berat (luaran dari kehamilan preterm dan
aterm)
Kehamilan
Preeklamsia
normal
Preterm
Full term
N
25
22
14
Usia (SD) tahun
30,0 (3,4)
27,0 (6,9)
27,4 (5,0)
(Rentang usia)
(24 – 38)
(19 - 36)
(19 – 35)
Riwayat PE
0
10
2
Kehamilan primigravida
8
12
4
Usia kehamilan saat
penelitian Rerata (SD)
37,4 (1,0)
32,7 (2,0)***
36,5 (1,1)*
minggu
Usia kehamilan saat
persalinan Rerata (SD)
38,3 (1,0)
33,9 (2,0)***
38,1 (1,4)
minggu
Metode persalinan:
Seksio
16/9
21/1
13/1
sesarea/persalinan
pervaginam
Jenis kelamin:
15/10
13/9
7/7
pria/wanita
Birth weight (SD) g
2976,0
2347,6
3142,9
ANOVA test *p =
METODOLOGI PENELITIAN
6.1.
Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara Cohort Prospective Study. Pada dua
kelompok penelitian yaitu kehamilan normal dan kehamilan dengan
preeklamsia yang memenuhi kriteria inklusi. Pada masing-masing
kelompok dilakukan pemeriksaan serum Kadar VCAM-1 diikuti pada saat
hamil, persalinan dan nifas.
6.2.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-USU/
RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pringadi bekerjasama dengan
Bagian Patologi Klinik, serta Laboratorium Klinik Prodia. Pemilihan sampel
dilakukan selama dimulai sejak tanggal 1 September 2012 sampai jumlah
sampel terpenuhi.
6.3.
Populasi Penelitian
Populasi target penelitian adalah semua penderita preeklamsia dan
kehamilan normal yang datang ke RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr.
Pringadi Medan dan rumah sakit jejaring, yang sesuai dengan kriteria
inklusi.
Universitas Sumatera Utara
6.4.
Besar Sampel
Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus uji hipotesis
terhadap rerata dua populasi, sebagai berikut:
(
[
)
]
X1 – x2
= Perbedaan klinis yang diinginkan (280)
Z
= Tingkat kemaknaan (1,645)
Z
= Kekuatan uji 80% (0,842)
S
= Simpangan baku kedua kelompok = 400
(dari kepustakaan )
n1 = n 2
= Besar sampel masing-masing kelompok, didapat 25,2
dibulatkan menjadi 25 kasus
6.5.
Kriteria Penerimaan dan Penolakan
6.5.1. Penerimaan
Kehamilan normal dan preeklamsia
Usia kehamilan 20 minggu tanpa memandang paritas
Semua usia
6.5.2. Penolakan
Ada riwayat penyakit hipertensi, DiabetesMellitus, hiperlipidemia
Tidak bersedia ikut penelitian
6.6.
Bahan dan Cara Kerja
6.6.1. Alat / Bahan :
Universitas Sumatera Utara
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Tabung reaksi 10 cc
d. Vacutainer 2,5 cc
e. Vacutainer 10 cc
f. Venoject
6.6.2. Cara kerja
Pada setiap wanita hamil baik gravida maupun parturen yang
memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan mengenai penelitian yang akan
dilakukan. Bagi yang bersedia berpartisipasi untuk menandatangani
formulir persetujuan.
Kemudian pasien diikutsertakan dalam penelitian dan dilakukan :
1) Anamnesa
Meliputi: nama, umur, alamat, paritas dan riwayat penyakit
sebelumnya
yaitu
hipertensi
kronik,
diabetes
mellitus,
dan
hiperlipidemia
2) Pemeriksaan fisik termasukkesadaran dan tekanan darah
2.1. PemeriksaanTekanandarah
a. Alat yang dipakai
Mercury sphygmomanometer
Universitas Sumatera Utara
b. Cara pengukuran tekanan darah (Lyell, 2003).
1) Postur: (a) pasien sebaiknya dalam posisi duduk di kursi
dengan punggung bersandar pada sandaran kursi, lengan
yang akan diukur desakan darahnya, diletakkan setinggi
jantung dan bila perlu lengan diberi penyangga, (b) lengan
atas harus dibebaskan dari baju yang terlalu ketat melingkari
lengan atas, (c) pada wanita hamil bila tidak memungkinkan
duduk, dapat tidur miring kearah kiri.
2) Pasien dalam waktu 30 menit sebelumnya tidak boleh
minum kopi dan tidak minum obat-obat stimulant adrenergik
3) Alat yang dipakai adalah: (a) Ukuran “cuff”. “Bladder cuff”
harus melingkari sekurang-kurangnya 80% dari lingkaran
lengan atas dan menutupi 2/3 lengan atas. Pipa karet yang
menghubungkan cuff dapat diarahkan keatas atau kebawah,
tetapi untuk tidak mengganggu meletakkan stethoscope
sebaiknya pipa karet diarahkan ke atas, (b) Manometer.
Manometer harus sudah dikalibrasi baik dari manometer
mercuri, aneroid ataupun electronik. Kolom mercuri harus
dalam posisi vertikal, (c) Stethoscope. Tentukan denyut nadi
arteri brachialis pada fossa antecubity, kemudian letakkan
beli stethoscope diatasnya.
4) Teknik pengukuran: (a) cuff dipompa secara cepat sampai
melampaui 20-30 mmHg diatas saat hilangnya denyut arteri
brachialis
dengan
palpasi,
(b)
pompa
dibuka
untuk
Universitas Sumatera Utara
menurunkan mercury dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik
(0,25- 0,40 kPa/detik), (c) tentukan desakan sistolik dengan
terdengarnya suara pertama (Korotkoff I) dan tentukan
desakan diastolik pada waktu hilangnya denyut arteri
brachialis (Korotkoff V), (d) bila hilangnya suara tidak dapat
diidentifikasi, maka desakan diastolik ditentukan pada waktu
“muffling of sounds”.
5) Arti posisi duduk dan berbaring waktu pengukuran desakan
darah
Pengukuran desakan darah, dengan posisi duduk, sangat
praktis, untuk “screening”. Pengukuran desakan darah
dengan posisi berbaring, lebih memberikan hasil yang
bermakna, khususnya untuk melihat hasil terapi.
6) Pengukuran
desakan
darah
diulangi
lagi
setelah
4
jamdengan cara yang sama.
3) Pemeriksaan laboratorium (Montagnoli, 2014).
Pengukuran proteinuria secara Esbach
Proteinuria ialah adanya protein 300 mg dari 24 jam jumlah
urine (diukur dengan metode Esbach). Ini setara dengan kadar
proteinuria 300 mg/dL (= 1+dipstik) dari urin acak tengah yang
tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi saluran kencing.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran proteinuria dengan dipstik
1 + = 0,3 – 0,45 g/L (95% + predictive value untuk preeklamsia
berat)
2 + = 0,45 – 1 g/L
3 + = 1 – 3 g/L (36% + predictive value untuk preeklamsia berat)
4 + = > 3 g/L (3695% + prediktive value untuk preeklamsia berat)
Negatife/trace = (34% - predictive value)
Pemeriksaan Kadar GulaDarahPuasa
Pemeriksaanprofil lipid puasa
Pemeriksaan kadar VCAM-1
1) Pemeriksaan kadar VCAM-1 dengan cara mengambil darah
dengan menggunakan spuit disposible steril sebanyak 7 cc, 3
cc untuk pemeriksaan darah rutin dan 4 cc untuk pemeriksaan
kadar VCAM-1
2) Bolak-balik perlahan-lahan hingga homogeny.
3) Diamkan selama 30-45 menit hingga darah beku.
4) Segera sentrifuge 3000 rpm 15 menit.
5) Segera pisahkan serum masukkan ke dalam 3 sampel cup @
0.3 cc serum (beri identitas, nama, tanggal).
6) Segera bekukan dan simpan di –200C.
Metode Pemeriksaan Kadar VCAM-1
Sistim R & D VCAM-1 menggunakan teknik imunoenzimometrik
untuk menghitung kuantitas dari contoh VCAM-1. Hal ini melibatkan
reaksi simultan dari VCAM-1 yang ada pada sampel atau standar
Universitas Sumatera Utara
untuk dua antibodi yang langsung berikan dengan epitop yang
berbeda pada molekul VCAM-1. Satu antibodi melapisi dinding
mikrotiter dan yang lainnya dikonjungasikan pada enzym horseradish
peroxidase (HRP). Bila ada molekul VCAM-1 maka akan membentuk
jembatan diantara dua antibodi.
Setelah materi yang tak terikat disisihkan dengan aspirasi dan
pencucian, jumlah ikatan yang terkonjungsi pada tabung dideteksi
dengan reaksi melalui substrat yang spesifik untuk enzim berupa
produk
berwarna
yang
sesuai
dengan
jumlah
molekul
yang
terkonjungsi. Produk yang berwarna ini dapat dinilai secara kuantitatif
dengan photometrikal.
Universitas Sumatera Utara
6.7. Kerangka Operasional
KriteriaInklusi
Kehamilan normal dan PE
Usia kehamilan 20 mgg
Semuaparitas
Semuausia
Kelompokkehamilan Preeklampsia
Hamil
(sebelum dan
sesudah
pemberian
MgSO4)
Persalinan
(Kala II)
Pelepasan
Plasenta
(Kala III)
Kelompokkehamilan Normal
Nifas
(24 jam
PP)
Hamil
PemeriksaanTD
Proteinuria
Pemeriksaan
Serum Kadar
VCAM-1 Gambar
Persalinan
(Kala II)
Pelepasan
plasenta
(Kala III)
PemeriksaanTD
Proteinuria
15. Bagan Penelitian
Pemeriksaan
Serum Kadar
VCAM-1
3.10.Definisi Operasional
1. Preeklamsia adalah kehamilan > 20 minggu dengan gejala
hipertensi disertai gejala proteinuria dan atau edema.
2. Hipertensi :
Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih
Tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih
Universitas Sumatera Utara
Nifas
(24 jam
PP)
3. Proteinuria.
Diperiksa secara kualitatif hasilnya dinilai +1, +2, +3, +4
4. Kehamilan normal adalah kehamilan > 20 minggu tanpa ada
penyakit yang menyertai.
5. Diabetes melitus : Kadar gula darah sewaktu > 200 mg%.
6. Profil lipid adalahtrigliserida, kolesterol LDL, kolesterol HDL,
dankolesterol total
7. Hipertensi kronis : hipertensi yangmenetap oleh sebab apapun
yang sudah ditemukan pada usia kehamilan < 20 mgg.
3.11. Analisa Data
Data dicatat dengan formulir dan dianalisa dengan komputerisasi. Uji
kemaknaan
untuk
membandingkan
karakteristik
kelompok
peneliti
dilakukan uji chi kuadrat. Untuk membandingkan hasil pemeriksaan kadar
VCAM-1 antara kehamilan normal dan preeklamsia dilakukan uji t.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1
Karakteristik pasien pada kehamilan normal dan
preeklamasia berat (luaran dari kehamilan preterm dan
aterm)
Kehamilan
Preeklamsia
normal
Preterm
Full term
N
25
22
14
Usia (SD) tahun
30,0 (3,4)
27,0 (6,9)
27,4 (5,0)
(Rentang usia)
(24 – 38)
(19 - 36)
(19 – 35)
Riwayat PE
0
10
2
Kehamilan primigravida
8
12
4
Usia kehamilan saat
penelitian Rerata (SD)
37,4 (1,0)
32,7 (2,0)***
36,5 (1,1)*
minggu
Usia kehamilan saat
persalinan Rerata (SD)
38,3 (1,0)
33,9 (2,0)***
38,1 (1,4)
minggu
Metode persalinan:
Seksio
16/9
21/1
13/1
sesarea/persalinan
pervaginam
Jenis kelamin:
15/10
13/9
7/7
pria/wanita
Birth weight (SD) g
2976,0
2347,6
3142,9
ANOVA test *p =