Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Hygiene
Hygiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari kondisi

lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit
karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi
lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Dalam
pengertian ini termasuk pula melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan manusia ( perorangan dan masyarakat ) sedemikian rupa sehingga
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut, tidak sampai menimbulkan
gangguan kesehatan.
2.1.1 Pengertian Personal hygiene
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan
psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan.

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara
perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan
perorangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan kebersihan
perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu , keamanan dan kesehatan (
Potter, 2005).
7
Universitas Sumatera Utara

8

2.1.2 Jenis-jenis Personal hygiene
Kebersihan perorangan meliputi :
a. Kebersihan kulit
Kebersihan kulit merupakan cerminan kesehatan yang paling pertama
memberi kesan, oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaiksebaiknya. Pemeliharaan kesehatan kulit tidak dapat terlepas dari
kebersihan lingkungan , makanan yang dimakan serta kebiasaan hidup
sehari – hari.
Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan yang
sehat harus selalu memperhatikan seperti :

1. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri
2. Mandi minimal 2x sehari
3. Mandi memakai sabun
4. Menjaga kebersihan pakaian
5. Makan yang bergizi terutama sayur dan buah
6. Menjaga kebersihan lingkungan.
b. Kebersihan rambut
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat membuat
terpelihara dengan subur dan indah sehingga akan menimbulkan kesan
cantik dan tidak berbau apek. Dengan selalu memelihara kebersihan
kebersihan rambut dan kulit kepala, maka perlu diperhatikan sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

9

1. Memperhatikan

kebersihan


rambut

dengan

mencuci

rambut

sekurangkurangnya 2x seminggu.
2. Mencuci ranbut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut
lainnya.
3. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.
c. Kebersihan gigi
Menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan
membersihkan gigi sehingga terlihat cemerlang.Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi adalah :
1. Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap sehabis
makan.
2. Memakai sikat gigi sendiri.

3. Menghindari makan-makanan yang merusak gigi.
4. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi.
5. Memeriksa gigi secara teratur
d. Kebersihan mata
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan mata adalah :
1. Membaca di tempat yang terang.
2. Memakan makanan yang bergizi.
3. Istirahat yang cukup dan teratur.
4. Memakai peralatan sendiri dan bersih ( seperti handuk dan sapu
tangan)
5. Memlihara kebersihan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

10

e. Kebersihan telinga
Hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah :
1. Membersihkan telinga secara teratur.
2. Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.

f. Kebersihan tangan, kaki dan kuku
Seperti halnya kulit, tangan,kaki dan kuku harus dipelihara dan ini tidak
terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup seharihari. Selain indah dipandang mata, tangan, kaki, dan kuku yang bersih
juga menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan tangan yang
kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi dan menimbulkan
penyakit-penyakit tertentu.
Untuk menghindari hal tersebut maka perlu diperhatikan sebagai berikut
:
1. Membersihkan tangan sebelum makan.
2. Memotong kuku secara teratur.
3. Membersihkan lingkungan.
4. Mencuci kaki sebelum tidur
Faktor hygiene yang mempengaruhi gangguan kulit adalah :
1. Kebersihan kulit
2. Kebersihan tangan, kaki dan kuku
3. Kebersihan rambut .

Universitas Sumatera Utara

11


2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Personal hygiene
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1. Citra tubuh ( Body Image)
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene .
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang

Universitas Sumatera Utara

12

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
2.2

Sanitasi Dasar
Sarana sanitasi dasar yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan

meliputi penyediaan air bersih, jamban, pembuangan air limbah, dan pengelolaan
sampah rumah tangga (Tarigan, 2008).

2.2.1 Penyediaan Air Bersih
Air merupakan sumber daya yang vital bagi kelangsungan hidup manusia.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak,
mandi, mencuci. Air yang bisa dimanfaatkan oleh manusia adalah air yang
memilikikuantitas dan kualitas yang layak untuk digunakan. Sumber air yang
banyak dipergunakan oleh masyarakat adalah berasal dari:
1.

Air permukaan, yaitu air yang mengalir di permukaan bumi seperti air
sungai dan air danau. Air ini umumnya mendapat pengotoran selama
pengalirannya.

2.

Air tanah, secara umum terbagi menjadi: air tanah dangkal yaitu terjadi
akibat proses penyerapan air dari permukaan tanah, sedangkan air tanah
dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama. Air tanah biasa
didapat masyarakat dengan membuat sumur.

Universitas Sumatera Utara


13

3.

Air angkasa atau air hujan, kualitasnya dapat menurun jika terdapat zat
pencemar di udara.

Kurangnya air bersih, khususnya untuk menjaga kesehatan diri, dapat
menimbulkan penyakit kulit dan mata (Abram, 1970). Penyakit-penyakit tersebut
antara lain adalah Trachoma, dan segala macam penyakit kulit yang disebabkan
jamur dan bakteri.
Ada 4 macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai
media penularan penyakit yaitu (Kusnoputranto, 2000):
1.

Water Born Desease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air
yang terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari pendrita atau karier
misalnya Cholera, Typhoid, Hepatitis dan Dysentri Basiler.


2.

Water based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain
melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara, misalnya
Schistosomiasis.

3.

Water Washed disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
air untuk pemeliharaan kebersihan perorangan dan air untuk kebersihan
alat-alat terutama alat dapur dan alat makan. Diantaranya adalah
penyakit kulit penyakit infeksi aluran pencernaan seperti diare.

4.

Water

related

insect


vectors,

vektor-vektor

insektisida

yang

berhubungan dengan air yaitu penyakit yang vektornya berkembang
biak dalam air, misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever,
Trypanosomiasis.

Universitas Sumatera Utara

14

Air bersih adalah air yang digunakan unuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990). Syarat –syarat
kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Syarat fisik: tidak berbau , tidak berasa
b. Syarat kimia: kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l,
kesadahan maksimal 500 mg/l.
c. Syarat mikrobiologis: jumlah total koliform dalam 100 ml air yang
diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan
perpipaan dan 10 untuk air yang berasal dari perpipaan.
Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu sumur gali sumur pompa
tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam, tempat penampungan air hujan,
penampungan mata air dan perpipaan (Slamet, 2002). Air sumur dan sumber air
perpipaan merupakan sumber air yang paling banyak dipergunakan oleh
masyarakat di Indonesia.
2.2.2 Pembuangan Kotoran Manusia ( Jamban)
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpukan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, dan tidak menjadi
penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman (Ditjen
P2M & PL, 1998). Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (feces), air seni (urine), dan
CO2.

Universitas Sumatera Utara

15

Kotoran manusia (feces) adalah sumber penyakit yang multikompleks.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh tinja manusia antara lain tifus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing, Schistosomiasis, dan sebagainya. (Notoatmodjo,
2007). Untuk mencegah penularan penyakit dari tinja manusia maka pembuangan
kotoran harus di tempat yang semestinya, yakni jamban. Jamban yang sehat
adalah memenuhi persyaratan antara lain:
1.

Sebaiknya jamban tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari
panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari
pandangan orang (privacy) dan lain sebagainya.

2.

Memiliki lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan lain
sebagainya.

3.

Sedapat mungkin ditempatkan di lokasi yang tidak mengganggu
pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.

4.

Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas
pembersih.

Tipe-tipe jamban menurut Notoatmodjo (2007) antara lain:
1.

Jamban cemplung (Pit Latrine) adalah jamban cemplung sering
dijumpai di daerah pedesaan di Jawa. Jamban cemplung tanpa rumah
jamban dan tanpa tutup akan memudahkan serangga untuk masuk dan
menyebarkan bau busuk.

2.

Jamban empang (Fishpond Latrine) dibangun di atas empang ikan.
Jamban ini mempunyai fungsi, yaitu disamping mencegah tercemarnya

Universitas Sumatera Utara

16

lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat
(menghasilkan ikan).
3.

Septi tank adalah cara yang paling memenuhi persyaratan dan
dianjurkan. Septi tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air,
dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi.
Proses tinja di dalam tangki terbagi dua, yakni proses kimiawi dan
biologis.

2.2.3 Pembuangan Air Limbah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri, maupun tempat-tempat umum lainnya. Saluran
pembuangan air limbah (SPAL) yang tidak mengalir lancar, dengan bentuk tidak
tertutup dibanyak tempat, sehingga air limbah menggenang ditempat terbuka.
Keadaan ini berpotensi sebagai tempat berkembang biak vektor dan bernilai
negatif dari aspek estetika (Soejadi, 2003).
1. Karakteristik air limbah
Karakteristik air menentukan bentuk pengolahan yang perlu dilakukan
sehingga penting untuk diketahui. Secara garis besar karakteristik air
limbah digolongkan menjadi (Notoatmodjo, 2007):
a. Karakteristik fisik
Air limbah rumah tangga biasanya berwarna suram seperti laturan
sabun, sedikit berbau. Selain itu mengandung sisa-sisa kertas,
berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan
sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

17

b. Karakteristik kimiawi
Air limbah mengandung campuran zat-zat kimia an-organik yang
berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal
dari penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah lainnya. Substansi
organik dalam air buangan terdiri dari dua gabungan, yakni:
1. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein,
amine, dan asam amino.
2. Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya lemak,
sabun, dan karbohidrat, termasuk selulosa.
3. Karakteristik biologis
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya,
namun tidak berperan dalam proses pengolahannya.
Air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu menjadi penyebab gangguan
kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup diantaranya sebagai berikut:
a. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama
kolera, tifus abdominalis, disentri basiler.
b. Menjadi media berkembangbiak mikroorganisme pathogen.
c. Menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva
nyamuk.
d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan
hidup lainnya.

Universitas Sumatera Utara

18

f. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tidak
nyaman, dan sebagainya.
2. Cara Pengolahan Air Limbah Secara Sederhana
a. Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah, baru dibuang ke badan-badan air.
b. Kolan Oksidasi (Oxidation Ponds)
Air limbah dialirkan ke kolam, dan melalui pemanfaatan sinar
matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses
pembersihan alamiah.
c. Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan air
akan merembes ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit.
2.2.4 Pengelolaan Sampah
Sampah adalah segala yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan
bersifat padat. sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan
manusia dan dibuang. Dengan demikian sampah mengandung prinsip sebagai
berikut:
a. adanya sesuatu benda atau benda padat.
b. adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia.
c. benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.

Universitas Sumatera Utara

19

Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya sampah dibagi
menjadi:
a. Sampah ano-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat
membusuk, misalnya logam/besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
b. Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,
misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
Sampah dapat mengandung mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri
patogen) juga dapat menarik seranggga sebagai agen penyebaran dan penularan
penyakit. Sampah harus dikelola sedemikian rupa untuk menghindari dampak
buruk di atas. Cara-cara pengelolaan sampah antara lain:
a. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan samapah adalah menjadi tanggung jawab dari masingmasing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Setelah
dikumpulkan di suatu tempat pengumpulan, sampah dibawa ke tempat
pembuangan sampah sementara (TPS), dan selanjutnya ke tempat
penampungan akhir (TPA) sampah.
Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutan sampah diaerah perkotaan
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat, dan dibantu oleh
partisipasi masyarakat. Di pedesaan sampah rumah tangga umumnya
didaur ulang menjadi pupuk.
Tempat pengumpulan sampah dikategorikan baik menurut fungsi apabila
memenuhi syarat sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

20

1. Terbuat dari bahan kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air,
permukaan halus pada bagian dalam.
2. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup sehingga tidak
mengotori tangan.
3. Mudah diisi dan dikosongkan/ dibersihkan.
4. Jumlah dan volume sesuai dengan produk sampah pada tiap tempat
kegiatan.
5. Sampah dari setiap ruang dibuang setiap hari.
Sampah yang telah dikumpulkan di tempat sampah akan dipindahkan
ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Persyaratan TPS
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Tidak terbuat dari bak beton permanen, tidak menjadi tempat
perindukan serangga, terhindar dari gangguan biantang.
b. TPS terletak di tempat yang mudah dijangkau kendaraan
pengangkut sampah.
c. TPS dikosongkan < 3 x 24 jam.
Sampah yang berada di TPS selanjutnya akan diangkut oleh
kendaraan dengan pengangkut sampah dan dibawa menuju tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah. Persyaratan yang harus dipenuhi
dalam pengangkutan sampah antara lain adalah sebagai berikut:
a. Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah,
minimal dengan jaring.
b. Tinggi bak maksimum 1,6 m dan sebaiknya ada alat ungkit.

Universitas Sumatera Utara

21

c. Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/ kelas jalan yang akan
dilalui.
d. Bak truk/ dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air
sampah.
b. Pemusnahan dan pengolahan sampah
Diantara cara pemusnahan dan pengolahan sampah pada adalah sebagai
berikut:
1. Ditanam (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat
lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan
tanah.
2. Dibakar (inceneration), yaitu memusnahkan sampah dengan jalan
membakar di dalam tungku pembakaran (incenerator).
3. Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi
pupuk kompos, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa
makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk.
Apabila setiap rumah tangga sudah mampu memisahkan sampah organik
dengan anorganik, kemudian sampah organik dikelola menjadi pupuk
tanaman dapat dijual dan dipakai sendiri. Sedangkan sampah anorganik
dapat diambil oleh para pemulung, sehingga permasalahan sampah
berkurang.
2.3

Perumahan
Perumahan yang baik terdiri dari kumpulan rumah yang di lengkapi dengan

berbagai fasilitas pendukungnya seperti sarana jalan, saluran air kotor, tempat

Universitas Sumatera Utara

22

sampah, sumber air bersih, lampu jalan, lapangan bermain tempat anak-anak,
sekolah, tempat ibadah, balai pertemuan, dan pusat kesehatan masyarakat, serta
harus bebas banjir (Chandra, 2012).
Adapun kriteria rumah sehat yang tercantum dalam Residential Environment
dari WHO (1974), antara lain:
1. Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai
tempat istirahat.
2. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus,
dan kamar mandi.
3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
4. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Sementara itu, kriteria rumah sehat menurut Winslow, antara lain:
1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis.
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Dapat menghindarkan dari terjadinya kecelakaan.
4. Dapat menghindarkan terjdinya penularan penyakit.
2.3.1 Syarat Rumah Sehat
Persyaratan kesehatan suatu rumah tinggal sesuai dengan Permenkes
No.829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan bangunan

Universitas Sumatera Utara

23

a. Tidak terbuat dari bahan-bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang
dapat membahayakan kesehatan, antara lain:
1. Debu total tidak lebih dari 150 μg/m3
2. Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/jam
3. Timah hitam (Pb) tidak melebihi 300 mg/kg.
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah Komponen rumah harus
mempunyai persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
1. Di ruang tidur dan ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara.
2. Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
dibersihkan.
3. Langit-langit

harus

mudah

dibersihkan

dan

tidak

rawan

kecelakaan.
4. Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus
dilengkapi dengan penangkal petir.
5. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang
tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur,
kamar mandi dan ruang bermain anak.
6. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

Universitas Sumatera Utara

24

3. Pencahayaan alam dan atau buatan langsung maupun tidak langsung
dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak
menyilaukan mata.
4. Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut:
a. Suhu udara berkisar antara 18-300C
b. Kelembaban udara berkisar antara 40-70%
c. Konsentrasi gas SO2, tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam
e. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m2
5. Ventilasi luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen
minimal 10% dari luas lantai.
6. Binatang penular penyakit tidak ada tikus, nyamuk ataupun lalat yang
bersarang di dalam rumah
7. Penyediaan air
a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas 60 liter/hari/orang.
b. Kualitas air minum harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
dan atau air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
8. Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
9. Limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

Universitas Sumatera Utara

25

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,
pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur luas ruang tidur minimal 8 m2 dan tidak
dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang dalam satu ruang tidur, kecuali
anak di bawah usia 5 tahun (Depkes RI, 1999).

2.3.2 Asrama Siswa Dan Santri
Berdasarkan Kemenpera No. 9/PERMEN/M/2008 tentang pedoman bantuan
pembangunan rumah susun sederhana sewa pada lembaga pendidikan tinggi dan
lembaga pendidikan berasrama, asrama adalah rumah susun sederhana sewa
(rusunawa) yang diperuntukkan bagi mahasiswa/siswa/santri. Ketentuan dalam
pembangunan rusunawa untuk mahasiswa adalah sebagai berikut:
a. luas unit sekurang-kurangnya 21m2.
b. kamar mandi komunal berada di luar unit hunian.
c. jumlah lantai bangunan rusunawa sekurang-kurangnya 3 lantai dan
sebanyakbanyaknya berjumlah 5 lanta.
d. lantai dasar dimanfaatkan untuk sarana sosial, umum dan/ atau komersial.
e. 1 (satu) bangunan rusunawa dapat berbentuk satu blok (mono block) atau
dua blok (twin block)
Menurut PP No. 4 tahun 1998 tentang rumah susun, sebuah rumah susun
harus memenuhi syarat antara lain, secara teknis semua ruang yang dipergunakan
untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak
langsung dengan udara luar dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung
secara alami, dalam jumlah yang cukup, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

26

Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,
dan penggunaan bahan bangunan yang berlaku. Struktur, komponen, dan
penggunaan bahan bangunan harus diperhitungkan kuat dan tahan terhadap
gempa, hujan, angin, dan banjir. Kelengkapan rumah susun antara lain:
a. Jaringan air bersih yang memenuhi persyaratan mengenai persiapan dan
perlengkapannya termasuk meter air, pengatur tekanan air, dan tangki air
dalam bangunan.
b. Jaringan listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan
perlengkapannya, termasuk meter listrik dan pembatas arus, serta
pengamanan

terhadap

kemungkinan

timbulnya

hal-hal

yang

membahayakan.
c. Saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas, dan pemasangan.
d. Saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas dan pemasangan.
e. Saluran dan/ atau tempat pembuangan sampah yang memenuhi
persyaratan terhadap kebersihan, kesehatan, dan kemudahan; tempat
pembuangan

sampah

yang

fungsinya

adalah

sebagai

tempat

pengumpulan sampah dari rumah susun untuk selanjutnya dibuang ke
tempat pembuangan sampah kota, dengan memperhatikan faktor-faktor
kemudahan pengangkutan, kesehatan, kebersihan, dan keindahan.
f. Tempat jemuran.
g. Alat pemadam kebakaran.

Universitas Sumatera Utara

27

2.4

Gangguan Kesehatan Di Asrama

2.4.1 Gangguan Pernafasan
Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2
ke sel-sel atau jaringan tubuh; disebut asfiksi. Asfiksi ada bermacam-macam
misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus
pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia.
Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan
terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah, karena
daya afinitas hemoglobin juga lebih besar terhadap racun dibanding terhadap O2.
Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh
kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid. Gangguan pernapasan yang
sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi karena susunan dan
fungsi alveolus yang abnormal.
a. Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan.
Penyebab utama penyakit pernapasan, yaitu:
1. Mikroorganisme patogen yang mampu bertahan terhadap fagositosis.
2. Partikel-partikel mineral yang menyebabkan kerusakan atau kematian
makrofag yang menelannya, sehingga menghambat pembersihan dan
merangsang reaksi jaringan.
3. Partikel-partikel organik yang merespons imun.
4. Kelebihan beban sistem akibat paparan terus-menerus terhadap debu
berkadar tinggi yang menumpuk disekitar saluran napas terminal.

Universitas Sumatera Utara

28

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan
adalah kebiasaan merokok, keturunan, perokok pasif, polusi udara dan
riwayat infeksi pernapasan sewaktu kecil.
b. Pencegahan Gangguan Pernapasan
1. Dengan memakai alat pelindung diri (masker, pakaian, topi).
2. Dengan menggunakan minyak gosok pemanas badan.
3. Dengan menghindari cuaca buruk.
c. Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Pernapasan
Yang termasuk tanda dan gejala gangguan pernapasan adalah batuk,
sputum (dahak), dispnea, nyeri dada.
1. Batuk
Batuk merupakan gejala paling umum dari penyakit pernapasan.
Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan
mekanik, kimia dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda asing
kecil sering merupakan penyebab paling sering dari batuk.
2. Sputum (dahak)
Orang dewasa membentuk sputum sekitar 100 ml dalam saluran napas
setiap hari, sedangkan dalam keadaan saluran napas terganggu
biasanya sputum yang dihasilkan melebihi 100 ml per hari.
3. Hemoptisis
Istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah atau sputum
berdarah.
4. Dispnea

Universitas Sumatera Utara

29

Dispnea sering juga disebut dengan sesak napas, perasaan sulit
bernapas dan merupakan gejala utama penyakit kardiovaskuler.
5. Nyeri dada
Nyeri dada terjadi dari berbagai penyebab, tetapi yang paling khas dari
penyakit paru-paru adalah akibat radang pleura.
2.4.2 Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar yang membungkus tubuh manusia. Kulit
terletak di bagian luar tubuh, dengan luas kurang lebih 1,5 m2 dan beratnya
sekitar 15% berat badan. Kulit manusia mempunyai fungsi penting untuk
melindungi organ dalam dari berbagai pengaruh luar, baik terhadap faktor fisika,
kimiawi, maupun infeksi. Kulit menjadi sawar terhadap dehidrasi atau cairan dari
luar, mengatur suhu tubuh melalui keringat dan efek vasolidator/ vasokonstriksi
pembuluh darah kulit. Adanya ion hidrogen di lapisan permukaan kulit menjadi
pelindung terhadap infeksi (Andrianto & Tie, 1989).
Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim,
umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit juga
berbedabeda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin), pirang dan hitam, warna
merah muda pada telapak tangan dan kaki bayi, serta warna hitam kecoklatan
pada genitalia orang dewasa (Rangkuti, 2012).
a. Anatomi Kulit
Kulit merupakan struktur fibrosa elastik yang rumit, dan berhubungan
langsung dengan organ dalam melalui jaringan ikat di dermis yang kaya
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan serat (Andrianto & Tie, 1989).

Universitas Sumatera Utara

30

Rata-rata tebal kulit adalah 1-2 mm. Paling tebal adalah 6 mm yaitu ada
di telapak tangan dan kaki dan yang paling tipis ada di penis.
Kulit dibagi menjadi epidermis, dermis atau korium, dan subkutis atau
hipodermis. Lapisan kulit mulai dari yang terluar adalah sebagai berikut
(Andrianto & Tie, 1989):
1. Epidermis.
Lapisan epidermis merupakan epitel berlapis gepeng. Lapisan
epidermis dibagi menjadi (dalam urutan dari permukaan ke dalam)
yaitu stratum korneum, stratum lusidium, stratum granulosum, stratum
spinosum, dan stratum basale.
2. Dermis
Dermis (korium, derma atau kutis vera) merupakan lapisan fibrosa
padat dan elastis di bawah epidermis. Dalam jaringan ini terdapat
pembuluh darah, pembuluh limfe, struktur kelenjar, folikel rambut,
otot, jaringan lemak dan saraf bersama organ akhir indera kulit.
3. Subkutis.
Jaringan subkutis (hipoderma) terdiri dari jaringan ikat longgar yang
mengandung liposit dan sel ini menyimpan lemak.
4. Alat tambahan kulit
Alat tambahan kulit (‘appendages’) mencakup kelenjar keringat dan
sebasea, alat ujung saraf, kuku, rambut, otot serta pembuluh darah dan
pembuluh getah bening.
b. Fungsi Kulit

Universitas Sumatera Utara

31

Brown & Burns (2005) merincikan fungsi-fungsi kulit pada manusia
sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial .
Stratum korneum dengan sel-selnya yang saling tumpang tindih dan
lemak interselulernya menghalangi terjadinya difusi air keluar tubuh.
Tanpa stratum korneum maka air yang hilang keluar akan meningkat
10 kali lipat atau lebih.
2. Melindungi dari masuknya zat-zat kimia beracun dari lingkungan dan
mikroorganisme. Stratum korneum merupakan sawar (rintangan) yang
sangat efektif terhadap penetrasi dari luar. Keutuhan struktur stratum
korneum juga melindungi terhadap invasi mikroorganisme.
3. Fungsi-fungsi imunologis
Kulit merupakan suatu organ yang kompeten secara imunologis dan
berperan penting bagi pertahanan tubuh. Keratinosit mempersiapkan
antigen eksternal untuk dipresentasikan pada limfosit T, yang
kemudian akan meningkatkan respons imun.
4. Melindungi dari kerusakan akibat radiasi ultra violet
Fungsi melanin sebagai pelindung untuk mencegah terjadinya
kerusakan akibat ultra violet.
5. Mengatur suhu tubuh
Kulit merupakan bagian penting dari sistem pengaturan suhu tubuh.
Respon kulit terhadap keadaan dingin adalah dengan vasokonstriksi

Universitas Sumatera Utara

32

dan banyak mengurangi aliran darah, sehingga akan mengurangi
transfer panas ke permukaan tubuh.
6. Sintesis Vitamin D
Vitamin D (Kolekalsiferol) dibentuk kulit melalui aktivitas sinar UV
pada dehidrokolesterol.
7. Resptor Sensoris
Kulit banyak mengandung resptor sensoris untuk merasakan panas,
dingin, nyeri, rabaan, tekanan, dan rasa gatal.
c. Penyakit Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa
efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang
kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara
lain penyakit kulit (Harahap,2000).
Penyakit kulit yang berbeda bisa menampilkan tanda dan gejala yang
sama, namun penyakit yang sama juga bisa menampilkan tanda dan
gejala yang berbeda. Bentuk lesi bisa menentukan jenis obat yang
diberikan, selain itu gejala subjektif juga harus diperhatikan. Gejala
Subjektif kulit bisa terdiri dari rasa gatal, baal, seperti terbakar, parestesi,
seperti ditusuk-tusuk dan sebagainya.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit
adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah
suburnya jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor

Universitas Sumatera Utara

33

ekonomi yang kurang memadai (Harahap, 2000). Salah satu faktor yang
menyebabkan penyakit kulit adalah kebersihan perorangan yang meliputi
kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan kuku,
intensitas mandi dan lain-lain (Rangkuti, 2012).
d. Penyebab Penyakit Kulit
Menurut Fregert (1988), jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit
kulit sangat banyak antara lain:
1. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan,
kondisi cuaca, panas, radiasi dan serat-serat mineral. Agen-agen fisik
menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada
kulit.
2. Agen-agen kimia, terbagi menjadi 4 kategori yaitu :
a. Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garamgaram logam.
b. Sensitizer berupa logam dan garam-garamnya, senyawa-senyawa
yang berasal dari anilin, derivat nitro aromatik, resin, bahan-bahan
kimia karet, obat-obatan, antibiotik, kosmetik, tanam-tanaman,
dan lain-lain.
c. Agen-agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil klor, minyak
mineral, dll.
d. Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amni benzoat,
hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin, dll.

Universitas Sumatera Utara

34

3. Agen-agen biologis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan
produkproduknya. Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat
pemicu terjadinya penyakit kulit.
e. Jenis-Jenis Gangguan Kulit
Andrianto & Tie (1989) menyatakan jenis-jenis gangguan kesehatan kulit
yang terjadi pada manusia adalah sebagai berikut:
1. Infeksi Bakteri pada Kulit
Beberapa penyakit pada kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
adalah Pidermi, Ulkus tropikum, Tuberkulosis kutis, Lepra, dan
Frambusia tropika. Pidermi dengan jenis Furunkel (bisul) sangat
sering terjadi di semua usia, mulai dari anakanak hingga orang
dewasa.
Furunkel adalah suatu infeksi folikel rambut dan sekelilingnya oleh
S. Aureus atau S. pyogenes. Furunkel memiliki nyeri tekan dan
dapat pecah spontan, mengeluarkan jaringan nekrosisnya lalu
furunkel sembuh sendiri. Bakteri dapat masuk ke lapisan kulit
melalui iritasi, tekanan, garukan, dan pencukuran bulu ketiak.
2. Infeksi Virus pada Kulit
Beberapa gangguan kulit yang disebabkan oleh virus adalah
Variola, Herpes simpleks, Varisela, dan Herpes zoster. Biasanya
infeksi virus pada kulit tidak disebabkan oleh kebersihan diri yang
kurang.
3. Infeksi Jamur

Universitas Sumatera Utara

35

Penyakit kulit karena infeksi jamur banyak terjadi di Indonesia,
terutama dengan udara yang lembab dan panas (daerah tropis),
hygiene yang kurang baik, lingkungan yang padat, dan sosioekonomi yang rendah. Dermatomikosis dibagi atas mikosis
profunda bila menginvasi jaringan dan menyebabkan penyakit
sistemik, mikosis superfisialis yang terbatas pada kulit dan
membrane mukosa, serta mikosis intermediate bila mempunyai
kedua sifat tersebut.
Mikosis superfisialis merupakan jenis paling lazim terjadi
diantaranya adalah Dermatifitosis. Dermatofitosis memiliki nama
lain Tinea atau „ringworm‟ atau kurap. Berdasarkan tempat
munculnya, tinea kapitis bila timbul di kepala, tinea korporis bila
timbul di badan, tinea manus pada tangan, tinea kruris pada lipat
paha, tinea pedis pada kaki, tinea unguium pada kuku, dan tinea
barbae pada jengggot. Penularan terjadi jika terdapat kontak
dengan kulit penderita.
Mikosis superfisialis lainnya adalah Tinea versikolor. Nama lain
dari penyakit kulit ini adalah Pitiriasis versikolor, karena
ditemukan skuama halus dan warnanya bermacam-macam mulai
dari putih kelabu, kekuningan, kehitaman, dan sebagainya.
Penyakit ini lebih dikenal dengan nama panu.
Panu disebabkan oleh Malassezia furfur atau Microsporum furfur.
Warna panu bermcam-macam tergantung warna kulit. Keluhan

Universitas Sumatera Utara

36

biasanya berupa gatal ringan. Panu terutama timbul pada orang
yang kurang memperhatikan kebersihan tubuhnya, lebih sering
pada golongan sosioekonomi rendah.
4. Penyakit Parasit
Penyakit kulit karena parasit diantaranya adalah Skabies,
Pedikulosis (Ftiriasis), Insect bites.
a. Skabies
Skabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var homonis.
Skabies didapat di daerah kumuh dengan keadaan sanitasi yang
sangat jelek. Reservoir scabies adalah manusia; penularan
terjadi secara langsung dari orang ke orang atau lewat peralatan
seperti pakaian. Hal ini dipermudah oleh keadaan penyediaan
air bersih yang kurang jumlahnya.
b. Pedikulosis
Pedikulosis disebabkan oleh Pediculus humanus var capitis
(tuma kepala), P.humanus var corporis (tuma badan), dan P.
phthirus pubis (tuma kemaluan) yang melekat pada kulit dan
menghisap darah. Serta melalui gigitan bisa menularkan
demam balik-balik.
c. Insect bites
Beberapa serangga menimbulkan gangguan pada kulit ketika
menggigit manusia, misalnya Paederus fuscipes. Serangga ini
adalah kumbang yang lebih dikenal dengan nama Tomcat.

Universitas Sumatera Utara

37

2.5

Kerangka Konsep

A. Personal Hygiene
1. Kebersihan kulit
2. Kebersihan tangan ,
kaki dan kuku
3. Kebersihan rambut
dan kulit kepala

B. Sanitasi dasar
1. Penyediaan
Bersih
2. Jamban
3. Pengelolaan
Limbah
4. Pembuangan
Sampah

Keluhan
Air

Kesehatan

Penyakit Kulit Penghuni
Asrama Putra Pesanteren

Air

Syahbuddin Mustafa Nauli

C. Kesehatan Fisik Asrama
1. Bahan Bangunan
2. Ventilasi
3. Pencahayaan
4. Luas
Bangunan
Rumah

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Penghuni Tentang Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Perumahan Sehat Serta Keluhan Kesehatan Kulit Di Asrama Putra USU Medan.

6 63 130

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

11 78 148

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

0 1 14

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

0 0 2

Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017

0 2 13

Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017

0 0 2

Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017

0 1 6

Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017 Chapter III VI

0 0 28

Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017

0 0 3

Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017

0 3 15