Penerapan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas

BAB II
KETENTUAN HUKUM PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG
NOMOR 22 TAHUN 2009

A. Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Dalam suatu peraturan perundang-undangan, adanya pengaturan tentang
sanksi atau hukuman pidana menjadi hal yang sangat penting karena didalam
hukum pidana kita dapat mengetahui perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh
dilakukan, dilarang, dan harus dilakukan dengan disertai ancaman atau sanksi
yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar ketentuan
tersebut. 20Seperti undang-undang pada umumnya, Undang-undang No 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan juga memiliki sanksi-sanksi pidana.
Bagian terpenting dari suatu sistem pemidanaan adalah menetapkan
sanksi, keberadannya akan memberikan arah dan pertimbangan mengenai apa
yang seharusnya dijadikan sanksi dalam suatu tindak pidana untuk menegakkan
berlakunya norma. 21
Sanksi pidana didalam undang-undang ini dirumuskan menggunakan
sistem perumusan alternative. Dari aspek pengertian dan substansinya, sistem
perumusan alternatif adalah sistem dimana pidana penjara dirumuskan secara
alternatif dengan jenis sanksi pidana lainnya, berdasarkan urutan-urutan jenis

sanksi pidana dari yang terberat sampai yang teringan. Dengan demikian, hakim

20

Djoko Prakoso, Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia, Yogyakarta : Liberty,
1987, hlm 19
21
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah ,Politik Hukum Pidana Kajian Kebijakan
Kriminalisasi dan Dekriminalisasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005, hlm.82

32
Universitas Sumatera Utara

33

diberikan kesempatan memilih salah satu jenis pidana yang dicantumkan dalam
Pasal yang bersangkutan. 22
Adapun sanksi pidana yang dikenakan pada pelaku pelanggaran lalu lintas
dan angkutan jalan diatur dalam beberapa Pasal yaitu : 23
1. Pasal 281

“Pelanggaran dalam Pasal ini yaitu perbuatan pengendara kendaraan bermotor
roda dua atau lebih yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi atau sering
disebut SIM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) dapat dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling
banyak Rp.1.000.000 (satu juta rupiah).”
Pada undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan sebelumnya yaitu UU
Nomor 14 Tahun 1992 Pasal 59 ayat (2) disebutkan pengendara kendaraan
bermotor roda dua atau lebih yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda
setinggi-tingginya Rp.6.000.000 (enam juta rupiah)
2. Pasal 282
“Pelanggaran dalam Pasal ini yaitu perbuatan pengendara kendaraan bermotor
roda dua atau lebih yang tidak mematuhi pemerintah yang diberikan oleh
petugas kepolisian, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (3) dan dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling
banyak Rp.250.000 ( dua ratus lima puluh ribu rupiah).”
3. Pasal 283
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak
wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang
mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh ratus lima
puluh ribu rupiah).”
22

Lilik Mulyadi, Kapita Selekta Hukum Pidana Kriminologi dan Victimologi, Jakarta :
Djambatan, 2004, hlm 19
23
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hal 6

Universitas Sumatera Utara

34

4. Pasal 284
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dengan tidak
mengutamakan keselamatan pejalan kaki atau pesepeda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu
rupiah).”

5. Pasal 285
(1) “Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di jalan yang tidak
memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion,
klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul
cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2)
dan ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan
atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah).“
(2) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor beroda empat atau
lebih di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis yang meliputi kaca
spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu tanda batas dimensi
badan kendaraan, lampu gandengan, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat
pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, kedalaman alur ban, kaca
depan, spakbor, bumper, penggandengan, penempelan, atau penghapus
kaca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat
(2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda
paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
6. Pasal 286
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor beroda empat atau

lebih di jalan yang tidak memenuhi persyaratan laik jalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (3) dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
7. Pasal 287
(1) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang
melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan rambu
lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf a atau
marka jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf b
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda
paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”

Universitas Sumatera Utara

35

(2) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang
melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan alat
pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat
(4) huruf c dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan

atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
(3) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang
melanggar aturan gerakan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
106 ayat (4) huruf d atau tata cara berhenti dan Parkir sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf e dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak
Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).”
(4) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang
melanggar ketentuan mengenai penggunaan atau hak utama bagi
kendaraan bermotor yang menggunakan alat peringatan dengan bunyi dan
sinar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Pasal 106 ayat (4) huruf f,
atau Pasal 134 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah).”
(5) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang
melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf g atau Pasal 115
huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau
denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
(6) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang

melanggar aturan tata cara penggandengan dan penempelan dengan
kendaraan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf h
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda
paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).”
8. Pasal 288
Didalam ayat (1) Pasal ini berisi ketentuan pidana terhadap pengemudi
kendaraan bermotor yang tidak dilengkapi dengan surat tanda kendaraan bermotor
(STNK) atau surat tanda coba kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 106 ayat (5) huruf a dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2
(dua) bulan atau denda paling banyak Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah).

Universitas Sumatera Utara

36

Pada undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan sebelumnya yaitu UU
No 14 tahun 1992 pelanggaran serupa dapat dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 2 (dua) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.2.000.000 (dua juta
rupiah).
Pada ayat (2) Pasal ini berisi ketentuan pidana terhadap pengemudi

kendaraan bermotor yang tidak dapat menunjukkan surat izin mengemudi yang
sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf b dapat dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan dan/atau denda paling banyak
Rp.250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Pada undang-undang lalu lintas
dan angkutan jalan sebelumnya yaitu UU 14 tahun 1992 pelanggaran serupa dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda setinggitingginya Rp.2.000.000 (dua juta rupiah).

9. Pasal 289
Pasal ini berisi ketentuan pidana terhadap pengemudi kendaraan roda
empat atau lebih dan penumpang disampingnya yang tidak mengenakan sabuk
keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (6) dapat dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak
Rp.250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Pada undang-undang lalu lintas dana ngkutan jalan sebelumnya yaitu UU
Nomor 14 Tahun 1992 pelanggaran serupa dapat dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.1.000.,000
(satu juta rupiah).

Universitas Sumatera Utara


37

10. Pasal 290
Pasal ini berisi ancaman pidana terhadap pengemudi dan penumpang
kendaraan bermotor selain sepeda motor yang tidak dilengkapi dengan rumahrumah dan tidak mengenakan sabuk keselamatan dan mengenakan helm
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (7) dapat dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 (dua
ratus lima puluh ribu rupiah).

11. Pasal 291
Pada ayat 1 (satu) Pasal ini mengatur pidana terhadap pengendara
kendaraan bermotor roda dua yang tidak mengenakan helm Standard Nasional
Indonesia (SNI) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) , sementara pada
ayat 2 (dua) mengatur terhadap pengendara kendaraan bermotor roda dua yang
membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm Standard Nasional Indonesia
(SNI) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dapat dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp.250.000
(dua ratus lima puluh bribu rupiah).
Pada undang-undang lalu lintas dan jalan yang sebelumnya yaitu UU
Nomor 14 Tahun 1992 pelanggaran serupa dapat dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.1.000.000
(satu juta rupiah).
Di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 telah diatur penggunaan
helm Standard Nasional Indonesia (SNI), yang sebelumnya belum diatur dalam
UU lalu lintas dan angkutan jalan yang lama. Helm Standard Nasional Indonesia

Universitas Sumatera Utara

38

maksudnya adalah helm yang memenuhi syarat keamanan oleh pemerintah dan
memiliki tanda atau cap SNI di bagian tertentu dari helm tersebut

12. Pasal 292
Pasal ini berisikan ketentuan pidana terhadap pengemudi kendaraan
bermotor roda dua tanpa kereta samping yang mengangkut penumpang lebih dari
1 (satu) orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (9) dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu)bulan atau denda paling banyak Rp.250.000
(dua ratus lima puluh ribu rupiah).


13. Pasal 293
Pada ayat (1) Pasal ini disebutkan pidana terhadap pengemudi kendaraan
bermotor yang tidak menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi
tertentu sebagaimana di maksud dalam Pasal 107 ayat (1) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 (dua
ratus lima puluh ribu rupiah).
Pada ayat (2) yaitu pelanggaran terhadap pengemudi kendaraan bermotor
roda dua tidak menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 107 ayat (2) dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15
(lima belas) hari atau denda paling banyak Rp.100.000 (seratus ribu rupiah).
Kewajiban menyalakan lampu utama pada siang hari bagi sepeda motor
merupakan peraturan yang baru, kewajiban menghidupkan lampu utama pada
siang hari digunakan untuk mengurangi tingkat kecelakaan.

Universitas Sumatera Utara

39

14. Pasal 294
Pada ayat ini disebutkan pidana terhadap pengendara kendaraan bermotor
yang membelok atau berbalik arah tanpa memberikan isyarat dengan lampu
penunjuk arah atau isyarat tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 ayat
(1) dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda
paling banyak Rp.250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

15. Pasal 295
Pada ayat ini disebutkan pidana terhadap pelanggaran pengendara
kendaraan bermotor yang berpindah lajur atau bergerak kesamping tanpa
memberikan isyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 dapat dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak
Rp.250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

16. Pasal 296
Pada ayat ini disebutkan pidana terhadap pelanggaran pengendara
kendaraan bermotor yang tidak berhenti di lintasan kereta api ketika sinyal sudah
berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan atau ada isyarat lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 huruf a dapat dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp.750.000 (tujuh
ratus lima puluh ribu rupiah).

Universitas Sumatera Utara

40

17. Pasal 297
Pasal ini berisi ketentuan pidana bagi pengemudi kendaraan bermotor yang
berbalapan dijalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115 huruf b dapat dipidana
dengan pidana kurunagan paling lama 1 tahun atau denda paling bannyak
Rp.3.000.000 (tiga juta rupiah).

18. Pasal 298
Pasal ini berisi ketentuan pidana bagi pengemudi kendaraan bermotor yang
tidak memasang segitiga pengaman ,lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat
lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat di jalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 121 ayat (1) dapat dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp.500.000 (liam ratus ribu rupiah).

19. Pasal 299
Pasal ini berisi ketentuan pidana bagi pengendara kendaraan bermotor
yang dengan sengaja berpegang pada kendaraan bermotor untuk ditarik, menarik
benda-benda yang dapat membahayakan pengguna jalan lain, dan/atau
menggunakan jalur-jalur kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122 huruf
a, huruf b atau huruf c dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 hari
atau denda paling banyak Rp.100.000 (seratus ribu rupiah).

20. Pasal 300
Pasal ini berisi ketentuan pidana terhadap tindakan pengemudi kendaraan
bermotor yang tidak menggunakan lajur yang telah ditentukan atau tidak
menggunakan lajur paling kiri, kecuali saat akan mendahului atau mengubah arah

Universitas Sumatera Utara

41

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat 1 huruf c, bagi pengemudi
kendaraan umum yang tidak memberhentikan kendaraannya selama menaikkan
dan/atau menurunkan penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat 1
huruf d, tidak menutup pintu kendaraan selama kendaraan berjalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 124 huruf e dapat dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah).

21. Pasal 301
Ayat ini berisikan pidana pidana terhadap pengemudi berkendaraan
angkutan barang yang tidak mengemudikan Kendaraan Bermotor angkutan barang
yang tidak menggunakan jaringan jalan sesuai dengan kelas jalan yang ditentukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125 dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh
ribu rupiah).

22. Pasal 302
Ayat ini berisikan pidana terhadap umum angkutan orang yang tidak
berhenti selain di tempat yang telah ditentukan, mengetem, menurunkan
penumpang selain di tempat pemberhentian, atau melewati jaringan jalan selain
yang ditentukan dalam izin trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling
banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Universitas Sumatera Utara

42

23. Pasal 303
Ayat ini berisikan pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan mobil
barang untuk mengangkut orang kecuali dengan alasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 137 ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua
ratus lima puluh ribu rupiah)

24. Pasal 304
Pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan kendaraan angkutan
orang dengan tujuan tertentu yang menaikkan atau menurunkan penumpang lain
di sepanjang perjalanan atau menggunakan kendaraan angkutan tidak sesuai
dengan angkutan untuk keperluan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 153
ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda
paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

25. Pasal 305
Pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
yang mengangkut barang khusus yang tidak memenuhi ketentuan tentang
persyaratan keselamatan, pemberian tanda barang, parkir, bongkar dan muat,
waktu operasi dan rekomendasi dari instansi terkait sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 162 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, atau huruf f dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

Universitas Sumatera Utara

43

26. Pasal 306
Pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan kendaraan angkutan
barang yang tidak dilengkapi surat muatan dokumen perjalanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 168 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama
1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah).

27. Pasal 307
Pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
angkutan umum .Orang yang tidak mematuhi ketentuan mengenai tata cara
pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
169 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau
denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

28. Pasal 308
“Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling
banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor Umum yang:
a. tidak memiliki izin menyelenggarakan angkutan orang dalam trayek
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat (1) huruf a;
b. tidak memiliki izin menyelenggarakan angkutan orang tidak dalam trayek
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat (1) huruf b;
c. tidak memiliki izin dalam Pasal 173.”

29. Pasal 309
Ayat

ini

berisikan

pidana

terhadap

setiap

orang

yang

tidak

mengasuransikan tanggung jawabnya untuk penggantian kerugian yang diderita
oleh penumpang, pengirim barang, atau pihak ketiga sebagaimana dimaksud

Universitas Sumatera Utara

44

dalam Pasal 189 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau denda paling banyak Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah).

30. Pasal 310
(1) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan
kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat
(2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).”
(2) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan yang karena kelalaiannya
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan
kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).”
(3) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka
berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).”
(4) “Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) “

31. Pasal 311
1) “Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan kendaraan bermotor
dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda
paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).”
(2) “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak
Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah).”
(3) “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan
dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku

Universitas Sumatera Utara

45

dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda
paling banyak Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).”
(4) “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 229 ayat (4), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000,00 (dua
puluh juta rupiah).”
(5) “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengakibatkan
orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah).”
Untuk lebih jelasnya, pengaturan tentang ketentuan sanksi pidana dalam
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.
Ketentuan Sanksi Pidana dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
SANKSI
NO

PASAL

PERBUATAN
DENDA

1.
2.

281
282

3.

283

4.

284

5.

285 (1)

6.

285 (2)

Tidak memiliki SIM
Tidak mematuhi
perintah petugas
kepolisian NKRI
Mengemudikan
kendaraan bermotor
dengan cara tidak wajar
Mengemudikan
kendaraan bermotor
dengan tidak
mengutamakan
keselamatan pejalan
kaki
Pengendara sepeda
motor tidak memenuhi
persyaratan teknis dan
laik jalan
Pengendara kendaraan

KURUNGAN

PENJARA

Rp. 1.000.000,00
Rp. 250.000,00

4 bulan
1 bulan

-

Rp. 750.000,00

3 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Universitas Sumatera Utara

46

7.

286

8.

287 (1)

9.

287 (2)

10.

287 (3)

11.

287 (4)

12.

287 (5)

13.

287 (6)

14.

288 (1)

15.

288 (2)

16.

288 (3)

17.

289

bermotor beroda 4 atau
lebih tidak memenuhi
persyaratan teknis
Pengemudi kendaraan
bermotor beroda 4 tidak
memenuhi persyaratan
laik jalan
Melanggar perintah
atau larangan ramburambu lalu lintas
Melanggar perintah
atau larangan alat
pemberi isyarat lalu
lintas
Melanggar aturan
gerakan lalu lintas
Melanggar ketentuan
mengenai penggunaan
atau hak utama bagi
kendaraan bermotor
yang mngunakan bunyi
dan sinar
Melanggar aturan
kecepatan paling tinggi
atau paling rendah
Melanggar aturan tata
cara pergandengan atau
penempelan dengan
kendaraan lain
Tidak memiliki STNK
atau surat tanda coba
kendaraan bermotor
Tidak memiliki SIM
yang sah
Kendaraan umum, bus,
mobil barang, kereta
gandeng dan tempelan
yang tidak memiliki
surat keterangan uji
berkala dan tanda
lulusnya
Mengemudi atau
menumpang di sebelah
pengemudi dengan
tidak mengenakan
sabuk keselamatan

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Universitas Sumatera Utara

47

18.

290

19.

291 (1)

20.

291 (2)

21.

292

22.

293 (1)

23.

293 (2)

24.

294

25.

295

26.

296

Mengemudi dan
menumpang kendaraan
bermotor selain sepeda
motor dengan tidak
dilengkapi dengan
rumah-rumah, sabuk
keselamatan dan helm
Mengemudikan sepeda
motor dengan tidak
menggunakan helm SNI
Mengemudikan sepeda
motor dengan
membiarkan
penumpangnya tidak
mengenakan helm
Mengemudikan sepeda
motor tanpa kereta
samping dengan
mengangkut lebih dari
satu orang
Mengemudikan
kendaraan bermotor di
jalan tanpa menyalakan
lampu utama pada
malam hari atau pada
keadaan tertentu
Mengemudikan sepeda
motor di jalan tanpa
menyalakan lampu
utama pada siang hari
Mengemudikan
kendaraan bermotor
yang akan berbelok
atau berbalik arah tanpa
menyalakan lampu
penunjuk arah atau
isyarat tangan
Mengemudikan
kendaraan bermotor
yang akan berpindah
lajur atau bergerak ke
samping
Mengemudikan
kendaraan bermotor
pada perlintasan antara
kereta api dan jalan

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 100.000,00

15 hari

-

Rp 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 750.000,00

3 bulan

-

Universitas Sumatera Utara

48

27.

297

28.

298

29.

299

30.

300

31.

301

32.

302

yang tidak berhenti saat
sirine sudah berbunyi
Mengemudikan
kendaraan bermotor
dengan berbalapan di
jalan
Mengemudikan
kendaraan bermotor
yang tidak memasang
segitiga pengaman dan
lampu isyarat pada saat
berhenti darurat
Mengendarai kendaraan
tidak bermotor yang
ditarik dengan
kendaraan bermotor,
menarik benda-benda
yang dapat
membahayakan
pengguna jalan lain,
atau menggunakan jalur
jalan kendaraan
Tidak menggunakan
lajur yang telah
ditentukan, tidak
memberhentikan
kendaraan saat
menurunkan
penumpang, tidak
menutup pintu
kendaraan selama
kendaraan berjalan
Mengemudikan
kendaraan bermotor
angkutan barang yang
tidak menggunakan
jaringan jalan dengan
kelas yang ditentukan
Mengemudikan
kendaraan bermotor
umum angkutan orang
yang berhenti selain di
tempat yang telah
ditentukan, mengetem,
menurunkan
penumpang selain di

Rp. 3.000.000,00

1 tahun

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 100.000,00

15 hari

-

Rp 250.000,00

1 bulan

-

Rp.250.000,00

1 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Universitas Sumatera Utara

49

33.

303

34.

304

35.

305

36.

306

37.

307

38.

308

tempat yang ditentukan,
melewati jaringan jalan
di luar trayek
Mengemudikan mobil
barang untuk
mengangkut orang
tanpa alasan yang
diperbolehkan
Mengemudikan
kendaraan angkutan
orang dengan tujuan
tertentu yang
menaikkan dan
menurunkan
penumpang di
sepanjang perjalanan
atau menggunakan
kendaraan angkutan
tidak sesuai dengan
angkutan untuk
keperluan lain
Mengemudikan
kendaraan bermotor
yang mengangkut
barang khusus yang
tidak memenuhi
ketentuan persyaratan
keselamatan, pemberian
tanda barang, parkir,
bongkar muat, waktu
operasi dan
rekomendasi dari
instansi terkait
Mengemudikan
kendaraan angkutan
barang yang tidak
dilengkapi surat muatan
dokumen perjalanan
Mengemudikan
kendaraan bermotor
angkutan umum barang
yang tidak mematuhi
ketentuan tata cara
pemuatan, daya angkut,
dimensi kendaraan
Tidak memiliki izin

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp.250.000,00

1 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 250.000,00

1 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

-

Rp. 500.000,00

2 bulan

Universitas Sumatera Utara

50

39.

309

40.

310 (1)

41.

310 (2)

42.

310 (3)

43.

310 (4)

untuk
menyelenggarakan
angkutan orang dalam
trayek, angkutan orang
tidak dalam trayek,
angkutan barang khusus
dan alat berat, dan
menyimpang dari izin
yang ditentukan
Tidak mengasuransikan
tanggung jawabnya
untuk penggantian
kerugian yang diderita
penumpang, pengirim
barang atau pihak
ketiga
Mengemudikan
kendaraan bermotor
yang karena
kelalaiannya
mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas
dengan kerusakan
kendaraan dan/atau
barang
Mengemudikan
kendaraan bermotor
yang karena
kelalaiannya
mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas
dengan korban luka
ringan dan kerusakan
kendaraan dan/atau
barang
Mengemudikan
kendaraan bermotor
yang karena
kelalaiannya
mengakibatkan
kecelakaam lalu lintas
dengan korban luka
berat
Kecelakaan yang
mengakibatkan orang
lain meninggal dunia

Rp. 1.500.000,00

6 bulan

-

Rp. 1.000.000,00

-

6 bulan

Rp. 2.000.000,00

-

1 tahun

Rp. 10.000.000,00

-

5 tahun

Rp. 12.000.000,00

-

6 tahun

Universitas Sumatera Utara

51

44.

311 (1)

45.

311 (2)

46.

311 (3)

47.

311 (4)

48

311 (5)

Mengemudikan
kendaraan bermotor
dengan cara yang
membahayakan nyawa
atau barang
Melakukan perbuatan
yang menyebabkan
kecelakaan lalu lintas
dengan kerusakan
kendaraan dan/atau
barang
Melakukan perbuatan
yang menyebabkan
kecelakaan lalu lintas
dengan korban luka
ringan dan kerusakan
kendaraan dan/atau
barng
Perbuatan yang
menyebabkan
kecelakaan lalu lintas
dengan korban luka
berat
Melakukan perbuatan
yang mengakibatkan
orang lain meninggal
dunia

Rp. 3.000.000,00

-

1 tahun

Rp. 4.000.000,00

-

2 tahun

Rp. 8.000.000,00

-

4 tahun

Rp. 20.000.000,00

-

10 tahun

Rp. 24.000.000,00

-

12 tahun

B. Ketentuan Pidana Terhadap Pengemudi Dalam Kecelakaan Lalu Lintas
Yang Mengakibatkan Orang Lain Meninggal Dunia Menurut Undangundang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Kecelakaan sangat ditentukan oleh faktor pengemudi. Pengemudi
memiliki peranan yang besar dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pengemudi
kurang antisipasi atau tidak mampu memperkirakan bahaya dapat menyebabkan
kecelakaan lalu lintas. Laporan kecelakaan menunjukkan bahwa pengendaraan
yang tidak baik, seringkali disertai pelanggaran hukum, terletak di dalam rantai

Universitas Sumatera Utara

52

kejadian yang mengakibatkan 73% dari kecelakaan fatal dan 83% dari seluruh
kecelakaan jalan raya. 24
Ketentuan hukum mengenai kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan
orang lain meninggal dunia secara umum diatur dalam Pasal 359 KUHP dan
secara khusus adalah diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Beberapa ketentuan pidana dalam UU LLAJ
yang menjadi dasar hukum penjatuhan sanksi pidana bagi pengemudi dalam
kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia yakni
Pasal 310, Pasal 311, dan Pasal 312.

Pasal 310
(1) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan
kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat
(2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).”
(2) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan yang karena kelalaiannya
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan
kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).”
(3) “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka
berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).”
(4) “Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana
24

Clarkson H. Oglesby dan R. Gary Hicks, diterjemahkan oleh Purwo Setianto, 1988,
Teknik Jalan Raya, Erlangga, Jakarta, hal. 489

Universitas Sumatera Utara

53

penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) “

Pasal 311
1) “Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan kendaraan bermotor
dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda
paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).”
(2) “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak
Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah).”
(3) “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan
dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda
paling banyak Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).”
(4) “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 229 ayat (4), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000,00 (dua
puluh juta rupiah).”
(5) “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengakibatkan
orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah).”

Pasal 312
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang terlibat Kecelakaan
Lalu Lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, tidak
memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan Kecelakaan Lalu Lintas kepada
Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c tanpa alasan yang patut dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak
Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).”

Universitas Sumatera Utara

54

Negara Indonesia merupakan negara hukum yang sangat menjunjung
tinggi keadilan, maka dari itu demi penegakan hukum yang paling baik untuk
diterapkan, dibutuhkan pidana tambahan yang terdapat dalam Pasal 314 UU
LLAJ.

Pasal 314
“Selain pidana penjara, kurungan, atau denda, pelaku tindak pidana lalu lintas
dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan surat izin mengemudi atau
ganti kerugian yang diakibatkan oleh tindak pidana lalu lintas.”
Pidana tambahan yang secara khusus disoroti adalah pidana tambahan
berupa pencabutan surat izin mengemudi. Pencabutan surat izin mengemudi
mengakibatkan pelaku tindak pidana lalu lintas mendapat larangan mengemudi
untuk kurun waktu tertentu bergantung pada berapa lama batas waktu dari
larangan oleh putusan hakim. Dengan hukuman pencabutan SIM, pelaku akan
lebih berhati-hati dalam mengemudikan kendaraannya sebab ia telah dihukum
tidak dapat mengemudi yang walaupun mungkin bisa jadi singkat saja tetapi telah
mencabut kebebasan dan haknya untuk mengemudi. Selama berlaku penjatuhan
pidana tambahan kepada pelaku maka selama itu masyarakat akan terhindar dari
kejahatan yang mungkin dilakukan oleh pelaku kembali. Oleh karena SIM si
pelaku dicabut maka ia tidak dapat mengemudi, hal ini akan menghilangkan
kesempatan bagi pelaku untuk mengulangi perbuatannya itu. 25
Pencabutan SIM pun merupakan alternatif pidana yang bersifat pembinaan
terhadap pelaku kejahatan. Pembinaan ini tampak pada konsekuensi akibat dari
pencabutan SIM itu sendiri yang berujung pada perbaikan si pelaku yaitu

25

Ibid, hlm. 493

Universitas Sumatera Utara

55

memperbaiki tingkah laku si pelaku melalui pengujian kembali kompetensi
pengemudi dalam berlalu lintas, hal ini dapat dilihat dari isi Pasal 32 Perkapolri
No. 9 Tahun 2012 tentang SIM.
Penjatuhan sanksi pencabutan SIM sebaiknya tidak bersifat pilihan
melainkan bersifat keharusan. Maksud dari ia tidak lagi bersifat pilihan adalah
agar penggunaan pidana tambahan berupa pencabutan SIM tidak menjadi
terabaikan oleh karena penegak hukum cenderung mengutamakan sanksi pidana
pokok penjara atau kurungan.
Frase kata “dapat dijatuhi pidana tambahan” dalam Pasal 314 ditafsirkan
bahwasanya pidana tambahan bersifat pilihan. Dari sini kemudian muncul suatu
pemikiran bahwa seharusnya frase kata tersebut diganti menjadi ”wajib”. Dapat
dilihat dalam Pasal-Pasal dalam UU LLAJ cukup banyak pemakaian kata wajib
dalam hal menekankan agar terpenuhinya maksud dari suatu Pasal. Berangkat dari
pemikiran untuk menghasilkan deterrence effect kepada pengemudi kecelakaan
lalu lintas terkhusus yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia maka
pencabutan SIM sudah sewajarnya merupakan keharusan. Kewajiban penjatuhan
sanksi pidana tambahan pencabutan SIM urgensinya terletak pada kecelakaan lalu
lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia. Demi mengurangi
fatalitas korban agar jangan sampai ada lagi nyawa melayang oleh karena
kesalahan dari pengemudi.
Disamping penulis mengusung adanya kewajiban sanksi pencabutan SIM,
pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan sedikit pandangan

Universitas Sumatera Utara

56

mengenai upaya perdamaian dalam kecelakaan lalu lintas.Berikut Pasal-Pasal di
dalam UU LLAJ tentang upaya perdamaian kecelakaan lalu lintas :

Pasal 230
“Perkara Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) diproses dengan acara peradilan pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Pasal 235 (1)
“Jika korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 229 ayat (1) huruf c, pengemudi wajib memberikan
bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya
pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana.”

Pasal 236 (2)
“Kewajiban mengganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada
kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2) dapat
dilakukan di luar pengadilan jika terjadi kesepakatan damai di antara para pihak
yang terlibat.”
Kesimpulan yang didapat dari isi ketiga Pasal tersebut diatas adalah upaya
perdamaian tidak menggugurkan tuntutan pidana. Hal yang paling ganjil adalah
keberadaan akta perdamaian yang dibuat secara sukarela antara korban dan pelaku
pun tidak mewakili rasa keadilan, jika berkaca pada UU LLAJ ini.
Selanjutnya yang menjadi perhatian adalah Pasal 230. Bahwa perkara
kecelakaan lalu lintas baik ringan, sedang, dan berat diproses dengan acara
peradilan pidana. Isi ketentuan tersebut menurut penalaran tidaklah menghasilkan
daya guna. Beberapa kelemahan dari sistem peradilan pidana yang masih

Universitas Sumatera Utara

57

cenderung kepada vonis pidana penjara memunculkan gerakan untuk melakukan
upaya penanggulangan kejahatan tanpa pemidanaan. Sejalan dengan pemikiran
tersebut maka dalam skripsi ini penulis berusaha mencari suatu upaya yang
mampu mereduksi kecelakaan dengan upaya pencegahan yang bersifat mendidik
pelaku akan tetapi hal ini akan sangat bertentangan dengan keberadaan Pasal 230
yang bahkan menghendaki kasus kecelakaan lalu lintas ringan dan sedang
diharuskan melewati proses persidangan yang kita tahu sangat berbelit-belit,
menyita waktu, dan biaya.
Alasan dimuatnya ketentuan dalam Pasal 230 yang memasukkan
kecelakaan lalu lintas berat (Pasal 229 ayat 4) diproses dengan acara peradilan
pidana sangat masuk akal mengingat ketentuan ini memiliki landasan yuridis yang
berangkat dari Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP. Selain itu akibat yang ditimbulkan
dalam kecelakaan lalu lintas berat sangat esensial karena mengakibatkan korban
meninggal dunia atau luka berat. Bertolak belakang dengan kecelakaan lalu lintas
berat, ditinjau dari sudut politik hukum pidana dan melihat pada kelemahan sistem
peradilan pidana pada masa sekarang dan juga kenyataan mengenai ovecapacity
lembaga permasyarakatan maka ketentuan pidana dalam Pasal 230 UU LLAJ
memerlukan perubahan. Poin penting yang mesti diperhatikan adalah dengan
menggeser proses acara peradilan pidana terhadap kecelakaan lalu lintas ringan
dan sedang terlebih dahulu kepada upaya perdamaian. Apabila upaya perdamaian
berhasil dijalankan kedua belah pihak maka dapatlah tuntutan pidana menjadi
gugur terhadap pelaku.

Universitas Sumatera Utara

58

Tabel 2.
Jenis Tindak Pidana dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
No
1

2

Pasal dan Hukuman
Pasal yang diancam
Tafo’Olo Lase als Tafo Pasal 310 ayat (2)
terbukti secara sah dan Undang-undang No.
menyakinkan
bersalah 22 Tahun 2009
melakukan tindak pidana
yang
mengemudikan
kendaraan bermotor yang
karena
kelalaiannya
mengakibatkan kecelakaan
lalu
lintas
yang
mengakibatkan
korban
meninggal dunia
Jenis Tindak Pidana

Sugeng Budi Prakoso
terbukti secara sah dan
menyakinkan
bersalah
melakukan tindak pidana
kecelakaan lalu lintas

Sumber: Undang-undang Nomor
Angkutan Jalan

Sanksi Pidana

Tafo’Olo Lase als
Tafo telah terbukti
secara sah dan
meyakinkan
bersalah
melakukan tindak
pidana karena
kelalaiannya
mengakibatkan
kecelakaan lalu
lintas
menyebabkan
orang lain
meninggal dunia,
menjatuhkan
pidana kepada
Tafo’Olo Lase als
Tafo dengan
penjara selama 6
(enam) bulan 15
(lima belas hari)
Pasal 310 ayat (2)
Telah terbukti
Undang-undang No.
secara sah dan
22 Tahun 2009
menyakinkan
bersalah
melakukan
perbuatan pidana
karena
kelalaiannya
sehingga terjadi
kecelakaan lalu
lintas
menyebabkan
matinya orang,
oleh karenanya
memidana dengan
pidana selama 3
(tiga) bulan
penjara
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Universitas Sumatera Utara