Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40% formaldehid.
Formalin biasanya digunakan sebagai antiseptik, germisida dan pengawet non
makanan. Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah
diencerkan, dengan kandungan formaldehid 10-40% (Yuliarti,2007).
Besarnya manfaat formalin di bidang industri tersebut ternyata
disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan industri makanan. Biasanya hal
ini sering ditemukan dalam industri rumahan karena mereka tidak terdaftar dan
tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat. Bahan makanan yang
diawetkan dengan formalin biasanya adalah mie basah, tahu, bakso, ikan asin dan
beberapa makanan lainnya. Formalin digunakan dalam makanan agar lebih awet
dan tahan lama. Formalin sering disalahgunakan karena harganya yang sangat
murah dan mudah didapat, produsen seringkali tidak tahu kalau penggunaan
formalin sebagai pengawet makanan tidaklah tepat karena bisa menimbulkan
berbagai gangguan kesehatan bagi konsumen yang memakannya (Yuliarti,2007).
Dampak formalin bagi kesehatan secara langsung terlihat pada tubuh
dalam jangka pendek yang terjadi apabila terpapar formalin dalam jumlah yang
banyak, seperti : iritasi, alergi, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit

perut, pusing, radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada, jantung berdebar,
diare. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
Sedangkan dampak kesehatan yang dapat terlihat dalam jangka waktu yang lama

Universitas Sumatera Utara

dan berulang, biasanya jika mengkonsumsi formalin dalam jumlah kecil dan
terakumulasi dalam jaringan, seperti : mata berair, gangguan pada pencernaan,
hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi dan dapat menyebabkan
kanker karena bersifat karsinogenik (Yuliarti, 2007).
Uji kualitatif formalin yang biasanya digunakan dilakukan dengan ;
metode

asam

kromatropat

dengan

pereaksi


C6H6Na2O8S2.

H2O

(asam

kromatropat) dalam H2SO4 60% : hasil destilasi dari sampel direaksikan dengan
asam kromatropat yang akan menunjukkan perubahan warna dari bening menjadi
warna ungu (BPOM, 2001). Uji Hehner – Fulton, larutan pereaksi dicampur air
boron jenuh (1 bagian) ditambahkan ke dalam larutan asam sulfat dingin dan susu
segar bebas aldehid, adanya formaldehid ditunjukkan dengan adanya warna merah
muda ungu (SNI,1992).
Buah naga atau dragon fruit merupakan salah satu jenis tanaman buah
yang memiliki daya tarik tersendiri. Rasa khas dari buah naga ini merupakan
kombinasi antara rasa manis, asam dan sedikit gurih menyegarkan, selain itu
buahnya pun mengandung zat – zat berkhasiat sebagai obat. Oleh karena itu, bila
tanaman ini dikembangkan lebih lanjut maka tidak tertutup kemungkinan bahwa
buah ini dapat diolah menjadi bahan pewarna alami bagi suatu industri.
Buah naga memiliki khasiat untuk kesehatan, diantaranya ialah sebagai

penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker usus, pelindung kesehatan
mulut, mengatasi kolesterol tinggi, pencegah pendarahan dan obat peluruh
keputihan. Adanya khasiat – khasiat tersebut disebabkan oleh kandugan nutrisi
dalam buahnya yang sangat mendukung kesehatan tubuh (Kristanto, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Menurut Faridah (2011), buah naga yang berwarna merah atau merah violet
merupakan sumber pigmen betasianin. Betasianin diketahui mempunyai banyak
manfaat yang diantaranya berfungsi sebagai antioksidan dan pewarna alami.
Berdasarkan kandungan buah naga tersebut, maka peneliti tertarik
mengambil judul “Analisa Formalin pada Tahu Menggunakan Ekstrak Buah Naga
(Hylocereus polyrhizus) sebagai bahan uji kandungan Formalin pada Tahu yang
beredar di pasaran.

1.2. Permasalahan
1. Apa kandungan metabolit sekunder dari ekstrak buah naga yang diperoleh
melalui uji skrining fitokimia
2. Apakah ekstrak buah naga dapat mengidentifikasi formalin pada tahu


1.3. Tujuan Percobaan
1. Untuk menentukan kandungan metabolit sekunder ekstrak buah naga yang
diperoleh melalui uji skrining fitokimia
2. Untuk mengetahui apakah ekstrak buah naga dapat mengidentifikasi formalin
pada tahu

1.4. Manfaat Perobaan
Manfaat dari percobaan ini ialah menambah ilmu dan wawasan bagi penulis dan
menginformasikan kepada masyarakat untuk lebih mudah mengidentifikasi ada
atau tidaknya formalin pada tahu dengan metode kualitatif menggunakan ekstrak
buah naga .

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 2 45

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 0 12

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 0 2

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 2 17

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 0 13

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 0 2

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 0 5

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 0 29

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 0 2

Analisa Kandungan Seng (Zn) dan Kromium (Cr) Didalam Air Baku Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Pengolahan Air Sunggal Dengan Metode Kolorimetri

0 0 6