Analisis Permintaan Pengusaha UMKM Pasar Medan Johor Terhadap Kredit Usaha Rakyat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Ruang Lingkup Bank

2.1.1

Defenisi Bank.
Asal dari kata Bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti

tempat penukaran uang. Secara umum pengertian Bank adalah sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai banknote.
Bank sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan
bukanlah sembarang usaha melainkan yang secara hukum memiliki status yang
kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Bank
merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan
kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari

orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa giral.
Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-harinya tidak akan
terlepas dari bidang keuangan. Adapun kegiatan-kegitan perbankan yang ada di
Indonesia ini adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito
2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit inverstasi,
kredit modal kerja maupun kredit perdagangan
17

Universitas Sumatera Utara

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Definisi dari bank (Kasmir, 2008; 25) adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Oleh karena itu, dalam
melakukan kegiatan usahanya sehari-hari ban harus mempunyai dana agar dapat
memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik
bank (pemegang saham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri,

maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal
yang dilakukan pada saat pendirian bank.
Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk
oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan
pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal.
Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana
tersebut untuk mendapatkan keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk
pinjaman antar bank (interbank call money) berjangka 1 hari hingga 1 minggu.
Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana
tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dana-dana masyarakat ini
dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang
terdiri dari Giro, Deposito dan Tabungan.
Menurut Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

18

Universitas Sumatera Utara

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.1.2

Jenis - jenis Bank
Dalam praktek perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan

yaitu (Irsyad Lubis, 2010 : 30)
1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya
Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta
pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank – bank yang ada dibedakan menjadi :
a. Bank Milik Pemerintah
Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian dan modal
bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua keuntungan yang diperoleh
dari operasinya akan menjadi milik pemerintah.
b. Bank Milik Pemerintah Daerah
Bank Milik Pemerintah Daerah adalah jenis bank dimana pemiliknya adalah
pemerintah daerah tertentu.
c. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik
swasta asing maupun milik pemerintah asing, kepemilikannya pun dimiliki oleh

pihak luar negeri.
d. Bank Milik Swasta
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional
serta akta pendiriannya pun didirikan oleh pihak swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
19

Universitas Sumatera Utara

e. Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi adalah jenis bank yang dimana saham-sahamnya dimiliki
perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
f. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga
negara indonesia.
2. Jenis Bank Menurut Kegiatannya
Jenis Bank menurut kegiatannya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya baik

secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3. Jenis Bank Menurut Target Pasar
Salah satu pelayanan bank dapat ditinjau berdasarkan target pasar yang
menjadi sasaran. Berdasarkan target pasar, bank – bank yang ada dibagi kepada.

20

Universitas Sumatera Utara

a. Retail Bank
Retail bank adalah bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah-nasabah kecil. Secara kuantitas, institusi retail bank relatif lebih
banyak dibandingkan corporate bank
b. Corporate Bank
Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan transaksi

kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk koperasi, tetapi tidak
berarti semua nasabah wajib berbentuk perusahaan.
c. Retail corporate bank
Retail corporate bank adalah bank yang memberi pelayanan kepada kelompok
retail dan juga perusahaan-perusahaan besar. Jenis bank ini memberikan
pelayanan kepada semua jenis nasabah baik nasabah besar maupun nasabah kecil.
4. Jenis Bank Menurut Prinsip Operasinya
Bank menurut prinsip operasinya terbagi atas dua antara lain :
a. Bank berdasarkan prinsip konvensional
Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank-bank yang
beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based dalam mendapatkan
keuntungan yang diharapkan. Hingga saat ini bank konvensional masih lebih
banyak dibandingkan bank-bank lainnya.
b. Bank berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan satu lembaga
intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh
aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam. Dalam
21

Universitas Sumatera Utara


operasinya, bank syariah memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip
syariah jual-beli dan bagi hasil sehingga bank ini sering juga dipersamakan
dengan bunga tanpa bunga.
2.1.3 Fungsi Bank
Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Bank menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai uang
lebih, kemudian dana tersebut disalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan
dana. Sedangkan bank menyalurkan kredit dalam menyelesaikan permasalahan
keuangan yang dialami perorangan maupun badan usaha. Secara lebih spesifik
fungsi bank menurut Susilo, Triandaru, dan Budisantoso (1999 : 6) adalah sebagai
berikut :
a. Agent of Trust
Hal yang paling penting di dunia perbankan untuk menarik nasabah adalah
kepercayaan atau dengan kata lain adalah Trust. Bank memberikan kepercayaan
dan jaminan kepada masyarakat yang menabung sehingga masyarakat merasa
aman dan nyaman untuk menyimpan dananya ke bank tersebut. Bank dipercaya
oleh masyarakat sekiranya dapat menjaga dan memelihara dana-dana masyarakat
yang telah disetorkan. Selain itu, bank juga harus memberikan pelayanan dan
kepuasan bagi nasabah atau masyarakat. Seperti halnya antara pihak bank dan

para debitur atau peminjam dana, dana-dana yang cair menandakan bahwa pihak
bank percaya kepada debitur tersebut. Oleh karena itu, debitur atau peminjam
dana harus dapat mengelola dana yang diberikan oleh bank dengan sebaik
mungkin.
22

Universitas Sumatera Utara

b. Agent of Developtment
Agent of Development berkaitan dengan sektor moneter dengan sektor riil.
Antara sektor moneter dan sektor riil yang terdapat dalam masyarakat keduanya
tidak dapat dipisahkan, sektor-sektor tersebut saling berinteraksi. Sektor riil tidak
akan berjalan dengan baik apabila sektor moneternya tidak berjalan baik pula.
Dalam hal ini tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat
dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil. Dengan kegiatan
bank tersebut memungkinkan masyarakat mempunyai keinginan untuk investasi,
distribusi, dan jasa komunikasi barang dan jasa, mengingat semua kegunaan
tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi,
distribusi, dan komunikasi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian masyarakat.

c. Agent of Services
Agent of Services merupakan pelayanan yang diberikan oleh bank dan
pada umumnya setiap bank memiliki cara tersendiri. Tidak hanya melakukan
kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran
jasa-jasa

yang ditawarkan bank dan sangat berhubungan dengan kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum, jasa-jasa ini antara lain dapat berupa
pengiriman uang, pemberian jaminan bank, jasa penitipan barang berharga dan
lain-lain.

23

Universitas Sumatera Utara

2.2

Kredit


2.2.1

Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Kredit

adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya
diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah
atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah
penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang
telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masingmasing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama
(Kasmir, 2008;96)
2.2.2 Unsur-Unsur Kredit
Kredit mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Kepercayaan adalah keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi
yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar - benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan
datang.Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya juga dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah bank secara interen maupun dari

24

Universitas Sumatera Utara

eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan masa
sekarang terhadap nasabah pemohon kredit
2. Kesepakatan
Didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi
kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing.
3. Jangka Waktu
Waktu adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan dating, setiap
kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup
masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bias
berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko
Risiko semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat
risikonya, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidak tertagihnya macetnya pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
semakin besar risikonya, semakin pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan
bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang
tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah
tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

25

Universitas Sumatera Utara

5. Balas Jasa
Obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat
dalam bentuk barang atau jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatukredit
atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga, balas jasa dalambentuk
bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank, sedangkan
bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi
hasil.
2.2.3 Jenis-jenis Kredit
Jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
sebagaiberikut:
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,contoh
kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesinmesin. Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif
lebih lama.
b. Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan
baku,membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan
dengan proses produksi perusahaan.

26

Universitas Sumatera Utara

2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan
menghasilkan

barang,produk

pertanian

atau

kredit

pertambangan

menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi,dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena untuk
digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh
kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah
tangga dan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari penjualan barang
dagangan digunakan untuk keperluan konsumsi tersebut,kredit ini
diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli
barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan
impor.

27

Universitas Sumatera Utara

3. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat dapat berupa jangka pendek atau
jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya
peternakan ayam dan jangka panjang misalnya kambing atau sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah,
dan besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya
dalam jangka panjang seperti tambang emas.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk
para mahasiswa.
f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter,
dan pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan dan sektor-sektor lainnya.
2.3

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

2.3.1

Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Peran UKM (Usaha Kecil Menengah) selama ini diakui berbagai pihak

cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis Usaha Kecil
Menengah menurut Bank Indonesia antara lain : jumlahnya yang besar dan
terdapat dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja dan setiap
28

Universitas Sumatera Utara

investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau (wordpress.com). Dalam
posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha Kecil Menengah masih menghadapi
banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan
aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat
klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen,
permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur,
birokrasi dan pungutan, serta kemitraan.
Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/
pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam
bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan
untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah
namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah
memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya
sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam
rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 33 bank
pelaksana (www.kur.ekon.go.id).
2.3.2

Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat
Tujuan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah untuk mempercepat

pengembangan sektor-sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk
meningkatkan aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan,
29

Universitas Sumatera Utara

mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada
dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan
secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit.
Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan
kredit maksimum Rp 500 juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan
tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin
adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa
pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi.
2.3.3 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui
Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan
Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah
dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :
1. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha
produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :
a. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/ pembiayaan
dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur
(SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum
pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah
b. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota
Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I
(tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitaspenjaminan
30

Universitas Sumatera Utara

dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan
pembiayaan kredit program lainnya
c. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang
bersangkutan.
2.

KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi
dengan ketentuan :

a. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin
pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif
pertahun
b. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat
bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar
atau setara 16% efektif pertahun.
c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas
perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang
berlaku (academia.edu).
2.4 Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah
sebesar 9% pertahun (www.ekon.go.id, 2016)). Kredit Usaha Rakyat adalah kredit
program yang disalurkan menggunakan pola penjaminan dan kredit ini
diperuntukkan bagi pengusaha kecil menengah yang tidak memiliki agunan tetapi
memiliki usaha yang layak dibiayai bank. Pemerintah mensubsidi Kredir Usaha

31

Universitas Sumatera Utara

Rakyat (KUR) dengan tujuan memberdayakan Usaha Kecil Menengah (UKM)
yang ada di Indonesia.
2.5

Usaha Kecil Menengah (UKM)

2.5.1 Karakteristik dan Definisi Usaha Kecil Menengah
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah sebuah istilah yang mengacu
ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha ini juga
berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian
Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang
usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1.

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus
Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2.

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu
Miliar Rupiah)

3.

Milik Warga Negara Indonesia

4.

Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5.

Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi

32

Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 2008 Usaha Kecil Menengah ini disatukan dengan usaha
Mikro sehingga disingkat menjadi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Usaha Menengah memperbarui
pengertian dan kriteria untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil Menengah sesuai dengan
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki beberapa
pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya, yakni sebagai berikut :
1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008
tentang UMKM, dinyatakan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur dalam Undang-undang tersebut.
Usahan Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi criteria Usaha Kecil sebagai mana
dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Usaha Menengah merupakan
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Mikro, Usaha Kecil atau
Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengah sebagaimana yang
33

Universitas Sumatera Utara

dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Dalam Undang-undang tersebut,
kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM seperti yang
tercantum dalam pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau nilai asset tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan,
kriteria-kriteria yang di maksud adalah :
a. Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai asset paling banyak
sebesar Rp. 50 juta atau dengan hasil penjualan paling besar sebesar Rp. 300
juta.
b. Usaha Kecil dengan asset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling
banyak Rp. 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
300 juta, hingga maksimum 2,5 miliyar.
c. Usaha Menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari
Rp. 500 juta hingga paling banyak Rp. 10 milyar atau memiliki hasil
penjualan tahunan di atas Rp 2,5 milyar sampai paling tinggi Rp. 50 milyar.
2. Menurut Bank Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah adalah perusahaan
industri dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Memiliki modal kurang dari Rp. 20 juta
b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp. 5 juta.
c. Suatu perusahaan atau perseorangan yang mempunyai total asset maksimal
Rp. 600 juta tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati.
d. Omset tahunan lebih besar dari Rp. 1 milyar.
3. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, UMKM adalah
kelompok industri kecil modern, industri tradisional, dan industri kerajinan
34

Universitas Sumatera Utara

yang mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar
Rp.70 juta ke bawah dan usahanya dimiliki oleh warga Negara Indonesia.
4. Menurut Badan Pusat Statistik, kriteria usaha adalah :
a. Usaha Mikro : Memiliki 1 – 4 orang tenaga kerja.
b. Usaha Kecil : Memiliki 5 – 19 orang tenaga kerja.
c. Usaha Menengah : Memiliki 20 – 99 orang tenaga kerja.
d. Usaha Besar : Memiliki di atas 99 orang tenaga kerja.
2.5.2

Jenis-Jenis Usaha Kecil Menengah (UMKM)
Sektor-sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) meliputi

berbagai sektor bisnis, seperti sektor pertanian, sektor pertambangan dan
penggalian, sektor industri manufaktur, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan telekomunikasi, sektor
keuangan, penyewaan dan jasa, dan jasa-jasa lainnya. Sektor industri terbagi lagi
menjadi beberapa bagian, yakni makanan, minuman, tembakau, tekstil, pakaian
jadi, kayu dan produk-produk kayu, kertas percetakan dan publikasi, serta kimia
termasuk pupuk. Adapula produk-produk dari karet, semen dan produk-produk
mineral non logam, produk-produk dari besi dan baja, alat-alat transportasi, mesin
dan peralatannya, serta olahan-olahan lainnya.
2.5.3

Kelebihan dan Kekurangan UMKM
Kelebihan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah dapat menjadi

dasar pengembangan kewirausahaan, dikarenakan organisasi internal dewasa ini
mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan / padat karya (lapangan usaha dan
lapangan kerja) yang berorientasi pada ekspor dan substitusi impor (struktur
35

Universitas Sumatera Utara

industri dan perolehan devisa). Selain itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) aman bagi perbankan dalam member kredit karena bergerak dibidang
usaha yang cepat menghasilkan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah juga mampu
memperpendek rantai distribusi, lebih fleksibel dan ada abilitas dalam
pengembangan usaha. Adapun kekurangan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah
adalah

rendahnya

kemampuan

Sumber

Daya

manusia

(SDM)

dalam

kewirausahaan dan manajerial yang menyebabkan munculnya ketidakefisienan
dalam menjalankan proses usaha. Terdapat pula masalah keterbatasan keuangan
yang menyulitkan dalam pengembangan berwirausaha. Ketidakmampuan aspek
pasar, keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, sarana dan prasarana,
dan ketidakmampuan menguasai informasi juga merupakan kekurangan yang
sering dialamai dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Usaha Mikro Kecil dan
Menengah juga tidak didukung kebijakan dan regulasi yang memadai, serta
pelakuan dari pelaku usaha besar yang tidak terorganisasi dalam jaringan dan
kerja sama, sehingga sering tidak memenuhi standar dan tidak memenuhi
kelengkapan aspek legalitas.
2.5.4

Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dihalangi oleh

banyaknya hambatan. Hambatan-hambatan tersebut bisa berbeda di satu daerah
dengan daerah lain, antara perdesaan dan perkotaan, antar sektor, ataupun antar
sesama perusahaan di sektor yang sama. Namum demikian, ada sejumlah
persoalan yang umum untuk semua Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Negara
manapun juga. Rintangan-rintangan yang umum tersebut termasuk keterbatasan
36

Universitas Sumatera Utara

modal kerja maupun investasi, kesulitan-kesulitan dalam pemasaran, distribusi
dan pengadaan bahan baku dan input, keterbatasan akses ke informasi mengenai
peluang pasar, keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi, kualitas sumber daya
manusia yang rendah, kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energy yang
tinggi, keterbatasan komunikasi, biaya yang tinggi akibat prosedur administrasi
dan birokrasi yang kompleks, khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan
ketidakpastian akibat peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
ekonomi yang tidak jelas atau tak tentu arah. Permasalahan umum yang biasa
terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah tersebut secara garis besar antara
lain :
a. Kesulitan dalam Pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang paling
kritis bagi perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Dari hasil studi yang
dilakukan Kenneth James dan Akrasanee pada tahun 1988 di sejumlah Negara
ASEAN, dalam bukunya menyimpulkan bahwa Usaha Mikro Kecil dan
Menengah tidak melakukan perbaikan yang cukup di semua aspek yang terkait
dengan pemasaran seperti penigkatan kualitas produk dan kegiatan promosi.
Akibatnya, sulit sekali bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk dapat turut
berpartisipasi dalam era perdagangan bebas. Masalh pemasaran yang dialami
yaitu tekanan persaingan baik di pasar domestik dari produk yang serupa buatan
sendiri dan impor, maupun di pasar internasional, dan kekurangan informasi yang
akurat serta up to date mengenai peluang pasar di dalam maupun luar negeri.
b. Keterbatasan Finansial
37

Universitas Sumatera Utara

Ada dua masalah utama di dalam kegiatan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Indonesia, yaitu dalam aspek finansial (mobilisasi modal awal dan
akses ke modal kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat
dibutuhkan demi pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umunya
modal awal bersumber dari modal atau tabungan sendiri atau sumber-sumber
informal, namun sumber-sumber permodalan ini sering tidak memadai dalam
kegiatan produksi maupun investasi. Walaupun banyak skim-skim kredit dari
perbankan dan bantuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sumber pendanaan
dari sektor informal masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah. Hal ini disebabkan karena lokasi bank terlalu jauh
bagi pengusaha yang tinggal di daerah, persyaratan yang terlalu berat, urusan
administrasi yang rumit, dan kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan
yang ada beserta prosedurnya. Lagipula, sistem pembukuan yang belum layak
secara teknis perbankan menyebabkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah juga
sulit memperoleh kredit.
c. Keterbatasan SDM
Salah satu kendala serius bagi banyak Usaha Mikro Kecil dan
Menengah

di Indonesia ialah keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi,
pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis
akuntansi, data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua
keahlian ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas

38

Universitas Sumatera Utara

produk, meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas
pangsa pasar dan menembus pasar baru.
d. Masalah Bahan baku
Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat
menjadi salah satu kendala yang serius bagi pertumbuhan output ataupun
kelangsungan produksi bagi banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Indonesia. Hal ini dapat disebabkan karena harga yang relatif mahal. Banyak
pengusaha yang terpaksa berhenti dari usahanya dan berpindah profesi ke
kegiatan ekonomi lainnya akibat masalah keterbatsan bahan baku.
e. Keterbatasan Teknologi
Usaha Kecil Menengah di Indonesia umumnya masih menggunakan
teknologi yang tradisional, seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang
bersifat manual. Hal ini membuat produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi
kurang maksimal dan kualitas produk relatif rendah
(kangaminblog.blogspot.co.id).
2.6

Wirausahawan

2.6.1 Pengertian Wirausahawan
Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi
resiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan
dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan.
Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai
"orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru
dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur
39

Universitas Sumatera Utara

permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion
menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai
dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaransasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang
dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian-pengertian tersebut yaitu
wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang
dan membuat bisnis baru (walangkopo99.blogspot.co.id).
Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan
kegiatan tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam
hierarki manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab
yang didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan
daripada dari kewenangan formal. Wirausahawan (David E. Rye,1996:3-4)
sebagai seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha dan
pengembangan

baru,

memperluas

dan

memberdayakan

suatu

perusahaan/organisasi, untuk memproduksi produk baru atau menawarkan jasa
baru kepada pelanggan baru dalam suatu pasar yang baru.
2.6.2

Karakteristik Wirausahawan
Karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi syarat-

syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif,
kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko
atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya
mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi (Gooffrey G. Meredith,1996:5-6).
Dengan demikian, seorang wirausahawan mengetahui berbagai fungsi yang terkait
40

Universitas Sumatera Utara

dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi, seperti fungsi manajemen,
keuangan, pemasaran, produksi, operasi, sumberdaya manusia, organisasi dan
kelembagaan.
2.6.3

Kelebihan dan Kekurangan Wirausahawan
wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi

keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang wirausaha harus
mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti
percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi,
berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dan lain sebagainya. Namun seorang
Wirausahawan juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat menentukan
keberhasilan usaha yang dijalankannya.
Kelebihan

yang

dimiliki

seorang

Wirausahawan

adalah

(walangkopo99.bligspot.co.id) :
a. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.
b. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.
c. Untuk mencapai potensi penuh.
d. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.
e. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk
usaha Anda.
f. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.
Sedangkan kekurangan dari seorang wirausahawan adalah:
a. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak
memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.
41

Universitas Sumatera Utara

b. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi.
c. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, & Survei bradsheet melakukan
survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih
setiap minggunya untuk perusahaan mereka.
d. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.
e. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat
keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu.
f. Putus asa, sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk
mengatasinya.
2.7 Permintaan
2.7.1

Definisi Permintaan
Pengertian permintaan dalam ilmu ekonomi yang umum dapat diartikan

sebagai : Keinginan seseorang (konsumen) terhadap barang-barang tertentu yang
diperlukan atau diinginkan. (Yoeti, 2008) Atau dengan kata lain yang dimaksud
dengan permintaan adalah sejumlah produk barang atau jasa yang merupakan
barang-barang ekonomiyang akan dibeli konsumen dengan haraga tertentu dalam
suatu waktu atauperiode tertentu dan dalam jumlah tertentu. Demand seperti ini
lebih tepatdisebut sebagai permintaan pasar (market demand), dimana tersedia
barang tertentu dengan harga yang tertentu pula. (Yoeti, 2008)”.
Beberapa pakar ekonomi memberikan defenisi tentang arti dari permintaan
itu, antara lain menurut Sadono Sukirno, permintaan menggambarkan keadaan
keseluruhan dari pada hubungan diantara harga dan jumlah permintaan (Sukirno,
1994 hal. 78).
42

Universitas Sumatera Utara

Menurut Lipsey et al, dalam bukunya yang berjudul pengantar mikro
ekonomi, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam konsep permintaan.
Pertama, jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan. Ini
menunjukkan Beberapa banyak yang ingin dibeli oleh rumah tangga, atas dasar
komoditi itu, harga-harga lainnya, penghasilan mereka, selera mereka dan
sebagaimya. Jumlahnta bisa berbeda dengan jumlah nyata yang dibeli oleh semua
rumah tangga. Kedua apa yang diinginkan tidak merupakan harapan kosong,
tetapi merupakan permintaan efektif, artinya jumlah orang yang bersedia
membelinya pada harga yang mereka harus bayar untuk komoditi itu. Ketiga,
kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang berkesinambungan
(continue). Oleh karena kuantitas tersebut harus dinyatakan dalam banyak
persatuan waktu, (hal 61).
Suherman Rosyidi, berpendapat ada Beberapa hal yang penting yang dapat
dilihat dari defenisi permintaan, yaitu pertama: pertama, bahwa permintaan
merupakan sederetan angka yang menunjukan banyaknya, satuan barang yang
diminta berbagai tingkat harga: kedua bahwa yang diselidiki dalam suatu
pembicara mengenai masalah permintaan adalah satu jenis barang saja, dan bahwa
permintaan itu terjadi dipasar serta waktu tertentu. (Rosyidi, 1998, hal. 239).
2.7.2

Konsep Permintaan
Keinginan seseorang (konsumen) terhadap barang-barang tertentu yang

diperlukan atau diinginkan. Namun dalam praktik, pengertian permintaan seperti
ini menunjukkan adanya permintaan atas sejumlah barang dan jasa yang diikuti
dengan kemampuan membeli (purchasing power). Karena bila keinginan (wants)
43

Universitas Sumatera Utara

diikuti dengan kekuatan untuk melakukan pembelian (purchasing power), maka
keinginan (wants) akan berubah menjadi permintaan, jadi:
DEMAND = WANTS + PURCHASING POWER
Permintaan (demand) sebagai suatu konsep mengandung pengertian bahwa
permintaan berlaku terhadap tiga variabel ang saling mempengaruhi, yaitu:
kualitas produk barang atau jasa (product quality), harga (price), manfaat produk
barang atau jasa tersebut (product benefit) yang sangat mempengaruhi konsumen
dalam melakukan pembelian kebutuhannya.
2.7.3 Hukum Permintaan
Hukum permintaan menjelaskan sifat perkaitan diantara permintaan
sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan
suatu hipotesa yang menyatakan semakin rendah harga suatu barang, makin
banyak permintaan atas barang tersebut; sebaliknya makin tinggi harga suatu
barang, makin sedikit permintaan ke atas barang tersebut.(Sadono Sukirno, 1194c,
hal. 77).
Secara sederhana hukum permintaan menurut Richard A. Bilas unit waktu
menjadi besar, apabila harga semakin rendah ceteris paribus atau keadaan lain
akan tetap sama (Bilas, 1984, hal. 13).
Permintaan dan harga sangat berkaitan karena pertama kenaikan harga
menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
pengganti ke atas barang yang mengalami kenaikan harga. Kedua, kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riel pembeli, berkurang.

44

Universitas Sumatera Utara

2.7.4

Permintaan Pasar
Permintaan ke atas sesuatu barang dapat dilihat dari dua sudut, permintaan

yang dilakukan oleh seseorang/individu tertentu, dan permintaan yang dilakukan
oleh semua orang di dalam pasar. Oleh karenannya di dalam analisis perlu
dibedakan di antara kurva permintaan perseoangan dan kurva permintaan pasar.
Untuk memperoleh kurva permintaan pasar haruslah kurva permintaan berbagai
individu dalam pasar dijumlahkan.
2.8 Kerangka Konseptual
Secara sederhana kerangka konseptual di dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam gambar 2.6 sebagai berikut :

Jumlah Tenaga
Kerja

Pengusaha
UMKM

Pembiayaan
Kredit Usaha
Rakyat

Lama usaha

Pendapatan

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.9

Penelitian Terdahulu
1. Ari

Syofwan,

mahasiswa

Fakultas

Ekonomi

Jurusan

Ekonomi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara Angkatan 2009 dengan judul
skripsi “ Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di

45

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan sebelum dan sesudah diberikan Kredit Usaha Rakyat di
Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat, dengan kenaikan pendapatan
sebelum hingga sesudah diberikan Kredit Usaha Rakyat.
2. Taufan Achmad Felna , Wahyu Ario Pratomo Jurnal Fakultas Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara Angkatan
dengan judul “ANALISIS PERMINTAAN KREDIT PADA USAHA
MIKRO

DAN

KECIL

DI

KECAMATAN

menyimpulkan bahwa Faktor yang

MEDAN

JOHOR”

melatarbelakangi pengusaha

meminjam kredit, yaitu: untuk pengembangan usaha, untuk keperluan
rumah tangga, dan untuk bayar uang sekolah anak. Adapun faktor-faktor
yang melatarbelakangi alasan orang tidak melakukan pinjaman ke bank
yaitu: urusan kredit yang lebih sulit, bunga kredit yang besar, tidak
mempunyai agunan, dan tersedianya dana yang lebih murah. Ada pun
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan penjualan adalah: lokasi,
cuaca, promosi, dan mutu dan kualitas barang yang di jual. Dari
persamaan regresi X1 dan X2 dan X3 terhadap Y maka dapat diketahui
bahwa pendapatan usaha mikro dan kecil (Y) tidak ditentukan dari modal
sendiri (X1), modal kredit (X2), dan jumlah pekerja (X3). Melainkan ada
juga beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi seperti lokasi
usaha, cuaca, dan lain-lain. Walaupun pada halaman lain dapat diketahui
bahwa dengan pemanfaatan kredit 100% untuk usaha maka usaha mikro
dan kecil tersebut sangat meningkat terhadap perubahan pendapatan.
46

Universitas Sumatera Utara

2.10

Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, uraian penelitian

terdahulu serta kerangka pemikiran teoritis, maka dalam penelitian ini dapat
diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut:
1. Tenaga kerja diduga berpengaruh positif terhadap permintaan pngusaha
UMKM pada pembiayaan Kredit Usaha Rakyat.
2. Lama usaha diduga berpengaruh positif terhadap permintaan pngusaha
UMKM pada pembiayaan Kredit Usaha Rakyat.
3. Pendapatan diduga berpengaruh positif terhadap permintaan pngusaha
UMKM pada pembiayaan Kredit Usaha Rakyat.

.
47

Universitas Sumatera Utara