Analisis Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor

(1)

KUESIONER Lampiran 1

Kepada

Yth. Bapak/Ibu Responden Di

Tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian skripsi yang sedang saya lakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara maka saya melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor”

Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya, Muhammad Hidayat Dalimunthe


(2)

KUESIONER

Saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang telah disediakan oleh Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. Kuisioner ini berguna untuk membantu penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor”

Identifikasi Responden:

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan 4. Tingkat Pendidikan : a. SD d.Diploma

(D1,D2,D3)

b. SMP/Sederajat e. Strata (S1,S2,S3) c. SMA/Sederajat

5. Pekerjaan : a. PNS d. Pelajar/ Mahasiswa b. Pegawai Swasta e. Lainnya……. c. wirausaha


(3)

Karakteristik Usaha 1. Jenis Usaha :

2. Jumlah Modal Usaha :

a. Modal Sendiri Rp ...

b. Modal dari Pembiayaan KUR Rp ...

3. Pemberian pembiayaan dari KUR bermanfaat bagi perkembangan usaha Bapak/Ibu?

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Ragu – ragu d. Tidak Setuju

4. Secara umum bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai Pemanfaatan UKM di Kecamatan Medan Johor?

a. Akan membawa kemajuan bagi masyarakat b. Sedikit bermanfaat bagi masyarakat

5. Berapakah tenaga kerja yang dimiliki oleh Bapak/Ibu: a. Sebelum mendapat pembiayaan . . . . orang

b. Setelah mendapat pembiayann . . . orang

6. Jika ya, maka jenis tenaga kerja Bapak/Ibu yang bertambah adalah? a. Tenaga kerja tetap

b. Tenaga kerja sambilan

7. Apakah ada kriteria yang dilakukan oleh Bapak/Ibu dalam melakukan pemilihan tenaga kerja?


(4)

a. Ya, berdasarkan pendidikan

b. Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawab

c. Ya, bedasarkan pendidikan, tanggungjawab dan kedisiplinan d. Tidak

8. Sekiranya Bapak/Ibu dapat pembiayaan lagi, apakah tenaga kerja Bapak/Ibu akan ditambah juga?

a. Ya b. Tidak

9. Berapa minimal pembiayaan yang harus Bapak/Ibu terima agar dapat menambah jumlah tenaga kerja dalam usaha tersebut?

a. < 5.000.000

b. 5.001.000 – 15.000.000 c. 15.001.000 – 30.000.000 d. 30.001.000 – 50.000.000 e. > 50.001.000

10. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dampak Pemanfaatan usaha terhadap dunia ketenagakerjaan di Kecamatan Medan Johor?

a. Memperluas lapangan kerja, sehingga masalah pengangguran dapat diatasi

b. Menambah lapangan kerja, sehingga jumlah pengangguran berkurang c. Adanya pengembangan usaha UKM, tidak akan mempengaruhi dunia ketanagakerjaan


(5)

d. Adanya pengembangan usaha UKM, berpengaruh buruk terhadap dunia ketanagakerjaan

11. Apakah ada peningkatan pendapatan setelah adanya pembiayaan dari Kredit usaha Rakyat?

a. Sangat meningkat b. Meningkat

c. Biasa saja

d. Tidak meningkat

12. Berapak pendapatan yang Bapak/ Ibu terima dalam setiap Bulannya: a. Sebelum mendapat pembiayaan ...

b. Setelah mendapat pembiayaan ...

13. Apakah pendapatan yang diterima oleh Bapak/Ibu telah memadai? a. Tidak memadai

b. Cukup memadai c. Memadai

d. Sangat memadai

14. Apakah pendapatan yang diterima oleh Bapak/Ibu telah sesuai dengan harapan?

a. Tidak sesuai dengan harapan b. Cukup sesuai dengan harapan c. Sesuai dengan harapan


(6)

15. Apakah dengan adanya pembiayaan , jenis-jenis produk juga semakin bertambah?

a. Ya b. Tidak

16. Berapa macam produkkah yang dijual oleh Bapak/Ibu: a. Sebelum mendapat pembiayaan ... jenis


(7)

Lampiran2

KARAKTERISTIKPENGUSAHAUKM Responden JenisKelamin

12 34 56 78 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Umur(T ahun) 3839573 9505767 4859524 5372929 4448534 6573543 2935374 3475360 3837434 7495950 454042 PendidikanT erakhir(*) SMA SMA SMA SMP SMA SMA SDS MPS MAS MPS MAS MAS DSM APT SMP SMA SMA SMA SDS MPP T SMA SMA SMA SMP SMA PT SMA SMP PT SMA PT SMA SMP SMA PT SMA LamaUsaha( Tahun)53156 17101092010 71354651296 25453616111 58810412201 51073


(8)

39 Laki-laki 50 SMA 15

40 Perempuan 35 SMA8 41

Laki-laki 45 PT 10

42 Perempuan 38 SMA4 43

Laki-laki 28 SMA5 44

Perempuan 42 PT 10

45 Laki-laki 45 SMA8 Sumber:Diolah dari

data primer

*) : SD(SekolahDasar) SMP(SekolahMenengah

Pertama)SMA(SekolahMenengah Atas)PT (PerguruanTinggi)


(9)

Lampiran3 DISTRIBUSIJAWABANRESPONDENTENTANGPENGEMBANGANUS AHANO.1s/d4DANNO.10 R esp o n d en P2 P4P10(*) (**) P1 ModalSendiri Pembiayaan P3 dariKUR

1 PakaianSekolah 2 PecahBelah 3 BahanMakanan 4 Makanan

5 Alat TulisKantor 6 Sembako

7 Sembako 8 Sembako 9 Sembako 10 Makanan 11 Makanan 12 Makanan

13 PakaianAnak-anak 14 Sembako

15 Tas

16 Alat-alat Elektronik 17 Sembako

18 Bahan Bangunan 19 Makanan

20 PakaianMuslim, Tas 21 Meubel

22 Sepatu, Sendal, Tas 23 Makanan

24 Alat Bengkel 25 Sembako 26 Pecal Belah 27 Makanan

28 Alat-alat Elektronik 29 Sembako

30 Meubel

31 Ponsel dan Pulsa 32 Bahan Bangunan 33 Sembako

34 Bahan Bangunan

Rp.15.000.000 Rp.40.000.000 Rp.10.000.000 Rp.15.000.000 Rp.20.000.000 Rp.40.000.000 Rp.30.000.000 Rp.10.000.000 Rp.10.000.000 Rp.5.000.000 Rp.20.000.000 Rp.15.000.000 Rp.10.000.000 Rp.25.000.000 Rp.15.000.000 Rp.30.000.000 Rp.50.000.000 Rp.40.000.000 Rp.20.000.000 Rp.20.000.000 Rp.10.000.000 Rp.10.000.000 Rp.30.000.000 Rp. 8.000.000 Rp.15.000.000 Rp.10.000.000 Rp.15.000.000 Rp.30.000.000 Rp.10.000.000 Rp.50.000.000 Rp.30.000.000 Rp.80.000.000 Rp.70.000.000 Rp.100.000.000 Rp.50.000.000 Rp.50.000.000 Rp.100.000.000 Rp.35.000.000 Rp.50.000.000 Rp.70.000.000 Rp.80.000.000 Rp.50.000.000 Rp.100.000.000 Rp.40.000.000 Rp.30.000.000 Rp.60.000.000 Rp.75.000.000 Rp.50.000.000 Rp.50.000.000 Rp.40.000.000 Rp.60.000.000 Rp.65.000.000 Rp.50.000.000 Rp.70.000.000 Rp.50.000.000 Rp.30.000.000 Rp.25.000.000 Rp.35.000.000 Rp.40.000.000 Rp.50.000.000 Rp.70.000.000 Rp.60.000.000 Rp.40.000.000 Rp.100.000.000 Rp.70.000.000 Rp.100.000.000 Rp.100.000.000 Rp.100.000.000

Setuju 1 2

Setuju 1 1

Sangat setuju 1 1

Setuju 1 1

Setuju 1 2

Setuju 1 2

Setuju 2 1

Setuju 1 1

Setuju 1 1

Sangat Setuju 1 1

Setuju 2 1

Setuju 1 1

Setuju 1 2

Sangat Setuju 1 2

Setuju 2 1

Setuju 1 1

Setuju 1 1

Setuju 2 2

Setuju 1 1

Setuju 2 1

Sangat Setuju 1 1

Setuju 2 2

Setuju 1 2

Setuju 2 3

Setuju 2 2

Sangat Setuju 1 1

Setuju 2 2

Setuju 1 1

Sangat Setuju 2 2

Setuju 1 3

Setuju 2 2

Setuju 1 2

Sangat Setuju 1 1 Sangat Setuju 1 1


(10)

36 BahanPakaian 37 Sepatu, Sendal, Tas 38 PecahBelah

39 Bahan Bangunan40 Ponsel dan Pulsa41 Fotocopydan ATK 42 Makanan

42 Fotocopydan ATK 44 Sembako

45 Alat Bengkel

Rp.8.000.000 Rp.10.000.000 Rp.10.000.000 Rp.50.000.000 Rp.30.000.000 Rp.20.000.000 Rp.15.000.000 Rp.15.000.000 Rp.10.000.000 Rp.20.000.000 Rp.35.000.000 Rp.40.000.000 Rp.30.000.000 Rp.100.000.000 Rp.80.000.000 Rp.70.000.000 Rp.50.000.000 Rp.40.000.000 Rp.50.000.000 Rp.60.000.000

Setuju 1 2

Setuju 1 1

Setuju 2 2

Sangat Setuju 1 2

Setuju 1 1

Setuju 1 1

Sangta Setuju 1 2 Sangat Setuju 1 4

Setuju 1 2

Sangat Setuju 1 1 Sumber:Diolahdaridataprimer

*) : 1 = Akanmembawa kemajuan bagi masyarakat 2 = Sedikitbermanfaatbagi masyarakat

**) : 1= Memperluas lapangan kerja, sehinggajumlahpenganggurandapat diatasi 2= Menambahlapangankerja,sehinggajumlahpengangguranberkurang 3=AdanyapengembanganusahaUKM,tidakakanmempengaruhidunia ketenagakerjaan 4=AdanyapengembanganusahaUKM,berpengaruhburukterhadap dunia ketenaga kerjaan


(11)

DISTRIBUSIJAWABANRESPONDENTENTANGTENAGAKERJANO .5s/d9 R esp o n d en P5

P6 P7

(*) P8

P9( **) Sebelummen dapatpembi ayaan Sesudahmen dapatpembi ayaan

1 3

2 3

3 3

4 4

5 4

6 3

7 3

8 3

9 3

10 3

11 3

12 4

13 3

14 4

15 3

16 3

17 5

18 4

19 3

20 3

21 3

22 3

23 5

24 3

25 3

26 3

27 3

28 3

29 3

30 3

31 3

32 3

33 4

34 3

35 3

36 3

5 6 5 8 6 7 6 5 7 5 6 7 5 6 4 5 7 6 5 4 5 4 8 4 4 4 6 5 4 4 5 6 8 6 6 4 TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap TenagaKerjaTetap TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap TenagaKerjaTetap TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap TenagaKerjaSambilan TenagaKerjaTetap 4 1 2 3 3 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak YaYa Tidak Tidak Ya Tidak YaYa Tidak Ya Tidak Tidak Tidak YaYa YaYa Tidak Ya 5 2 4 1 5 5 1 5 5 4 5 2 5 3 5 4 5 5 4 3 5 4 2 5 3 4 5 3 5 4 4 3 4 5 2 2


(12)

38 3 4 TenagaKerjaSambilan

39 3 7 TenagaKerjaSambilan

40 3 6 TenagaKerjaSambilan

41 4 5 TenagaKerjaSambilan

42 3 6 TenagaKerjaTetap

43 3 5 TenagaKerja Tetap 44 4 6 TenagaKerja Tetap

45 4 6 TenagaKerjaSambilan

1 Tidak 2 2 Ya 2 3 Tidak 3 4 Ya 3 2 Tidak 5 1 Ya 2 1 Ya 3 3 Tidak 5 Sumber:Diolahdaridataprimer

*) : 1 = Ya, berdasarkan pendidikan

2 = Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawab

3 = Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawabdan kedisiplinan 4 = Tidak

**) : 1 = <5.000.000

2 = 5.001.000 – 15.000.0003 = 15.001.000 – 30.000.000 4 = 30.001.000 – 50.000.000 5 = >50.001.000


(13)

DISTRIBUSIJAWABANRESPONDENTENTANGPENDAPATANN O.11s/d14 R esp o n d en P11

(*) P13(**)

P14( ***)

1 3

2 2

3 4

4 2

5 3

6 4

7 4

8 2

9 2

10. 4

11 2

12 2

13 3

14 3

15 2

16 2

17 1

18 2

19 2

20 1

21 1

22 3

23 2

24 3

25 2

26 1

27 2

28 2

29 3

30 3

31 3

32 1

33 1

34 1

35 3

36 3

Pendapatan SebelumMe nerimaPemb iayaan Rp. 3.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 5.700.000 Rp. 6.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 7.500.000 Rp. 8.000.000 Rp. 5.600.000 Rp. 12.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 2.700.000 Rp. 6.500.000 Rp. 3.200.000 Rp. 4.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 6.700.000 Rp. 9.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 4.200.000 Rp. 3.500.000 Rp. 4.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 2.600.000 Rp. 2.700.000 Rp. 2.000.000 Rp. 2.500.000 Rp. 5.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 5.000.000 Rp. 7.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 12.000.000 Rp. 7.000.000 Rp. 2.500.000 Rp. 3.000.000 P12 Pendapatan SesudahMen erimaPembi ayaan Rp. 4.800.000 Rp. 5.000.000 Rp. 5.700.000 Rp. 8.000.000 Rp. 5.700.000 Rp. 7.500.000 Rp. 8.000.000 Rp. 6.900.000 Rp. 18.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 7.800.000 Rp. 4.000.000 Rp. 5.300.000 Rp. 6.500.000 Rp. 8.500.000 Rp. 14.000.000 Rp. 13.500.000 Rp. 7.500.000 Rp. 5.800.000 Rp. 5.200.000 Rp. 5.000.000 Rp. 7.800.000 Rp. 3.200.000 Rp. 3.500.000 Rp. 3.600.000 Rp. 5.000.000 Rp. 6.500.000 Rp. 4.500.000 Rp. 7.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 14.000.000 Rp. 17.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 4.700.000 Rp. 5.000.000 3 3 3 3 3 1 3 3 4 1 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 2 3 1 3 1 1 1 3 4 1 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2


(14)

38 2 Rp. 2.500.000 39 2 Rp. 5.000.000 40 2 Rp. 3.000.000 41 2 Rp. 2.500.000 42 3 Rp. 5.000.000 43 1 Rp. 1.500.000 44 2 Rp. 2.000.000 45 4 Rp. 5.000.000

Rp. 4.000.000 3 3

Rp. 7.500.000 3 4

Rp. 5.000.000 3 3

Rp. 4.000.000 3 3

Rp. 6.500.000 3 2

Rp. 3.000.000 3 3

Rp. 3.500.000 3 3

Rp. 5.000.000 3 1

Sumber:Diolahdaridataprimer *) : 1 = SangatMeningkat

2 = Meningkat 3 = Biasa Saja 4 = Tidak Meningkat **) : 1 = TidakMemadai2

= Cukup Memadai 3 = Memadai

4 = Sangat Memadai

***) : 1 = TidakSesuai Dengan Harapan2 = Cukup Sesuai Dengan Harapan 3 = Sesuai DenganHarapan


(15)

DISTRIBUSIJAWABANRESPONDENTENTANGPENDAPATANN O.15s/d16

Responden P15

1 Ya2

Ya3 Tidak 4

Tidak 5 Tidak 6

Tidak 7 Ya8

Tidak 9 Ya

10 Ya

11 Tidak 12 Tidak 13 Tidak 14 Tidak

15 Ya

16 Ya

17 Ya

18 Tidak

19 Ya

20 Tidak 21 Tidak

22 Ya

23 Tidak 24 Tidak 25 Tidak

26 Ya

27 Tidak 28 Tidak 29 Tidak 30 Tidak

31 Ya

32 Ya

33 Ya

34 Ya

35 Ya

36 Ya

37 Ya

38 Ya

39 Ya

P16 SebelumMendapat Pembiayaan 23524453523 23443546333 62325443251 0442625 SesudahMendapat Pembiayaan545244 7394323486104833 6623454436101579 4848


(16)

40 Tidak 3 3

41 Ya 5 8

42 Ya 2 5

43 Ya 4 6

44 Ya 2 4

45 Tidak 3 3


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, M Z, 2015. Kebijakan Fiskal dan Peningkatan Peran Ekonomi UMK

Atmoko, Citro, 2014. Bunga Murah Penting Awali Pengembangan

UMKM

Boediono, 2002. Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.

Deny, Septian, 2016. Bos BRI: UMKM Jadi Pelampung Ekonomi RI Saat

Krisis

Hubeis, Musa. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis, Ghali Indonesia, Bogor.

IFC, 2009. Micro, Small, and Medium Enterprises Around the World. http://www.ifc.org/wps/wcm/connect/9ae1dd80495860d6a482b519583b6d 16/MSME-CI-AnalysisNote.pdf?MOD=AJPERES

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, 2010. Pemasaran Bank, Kencana, Jakarta.

Mankiw, N. Gregory, 2007. Makro Ekonomi. Erlangga, Jakarta.

Pramodito, 2016. Penurunan BI Rate dan Kredit UMK


(18)

Prasandi, Ayu, 2016. BRI Berikan Porsi Besar di Sektor

UMK

Rini, Annisa Sulistyo, 2016. Pengembangan UMKM Jadi Fokus OJK Tahun

Raharja, Prathana dan M. Manurung, 2006. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Pengantar, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.

Sekadang, Reza Kurnia, 2011. Analisis Peran Kredit Perbankan Dalam Pengembangan UMKM di Kecamatan Medan Helvetia.

Syofyan, Ari, 2013. Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus Bank BRI Kecamatan Gebang).

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Alfabeta, Bandung.

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sutrisno, Debbie dan Winda Destiana Putri, 2016. Bank Harus Belajar Menyalurkan KUR

Untuk UMKM.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Sanusi (2013: 13) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian”. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan secara kualitatif.

3.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Johor, Provinsi Sumatera Utara dengan memfokuskan pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Difokuskan penelitian ini pada pengusaha UKM yang menerima Kredit Usaha Rakyat dari Bank BRI Cabang Medan Johor.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah analisis peran Kredit Usaha Rakyatbagi pengembangan UKM di Kecamatan Medan Johor. Dalam tulisan ini yang akan dijadikan sebagai ukuran terhadap pembiayaan yang diberikan Bank BRI cabang Medan Johor adalah pengembangan UKM yang dilihat dari sisi tenaga kerja, pendapatan dan Jenis produk.


(20)

47 3.4 Defenisi opersional

1. Pembiayaan yang diberikan oleh Kredit Usaha Rakyat adalah jumlah uang yang diterima pengusaha UKM dengan satuan rupiah.

2. Tenaga kerja Pemanfaatan Usaha Kecil dan Menengah adalah tenaga kerja yang bekerja pada UKM-UKM yang ada di Kecamatan Medan Johor.

3. Pendapatan adalah pendapatan yang diterima oleh pengusaha tersebut dalam setiap bulannya setelah mendapatkan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat yang diberikan oleh Bank BRI cabang Medan Johor dalam satuan rupiah.

4. Jenis Produk produk adalah upaya yang dilakukan pengusaha produsen /perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor yang menerima pembiayaan dari BRI cabang Medan Johor sebanyak 113 pengusaha.


(21)

Tabel 3.1

Populasi Penerima UKM di Kecamatan Medan Johor Kelurahan Jumlah Penerima UKM

Gedung Johor 5

Kedai Durian 12

Kwala Bekala 29

Pangkalan Mansyur 21

Titi Kuning 34

Sukamaju 12

Jumlah 113

Sumber: Bank BRI cabang Medan Johor 3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 91). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel yang dilakukan adalah menggunakan metode random sampling. Menurut Sugiyono (2012: 93) menyatakan bahwa “random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populsi itu”. Sampel dalam penelitian ini adalah Usaha kecil dan menengah yang menerima pembiayaan dari Kredit usaha Rakyat Bank BRI cabang Medan Johor. Gay dan Dichl (dalam Sanusi, 2011: 100) mengemukakan untuk penelitian deskriptif minimal diambil sampel 10% dari populasi. Adapun jumlah sampel yang akan diteliti adalah 40% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 45 pengusaha penerima UKM.


(22)

49 3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang didapat dari subjek penelitian dengan cara melakukan pengamatan, percobaan atau interview/ wawancara (Sujarweni, 2012: 21). Cara untuk mendapatkan data primer biasanya melalui observasi / pengamatan langsung. Subjek diberi lembar yang berisi pertanyaan untuk diisi, pertanyaan yang ditujukan untuk reponden. Data sekunder atau data informasi yang diperoleh melalui jurnal, skripsi, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Agar dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.7.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2008: 487). Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan referensi dan kajian teoritis terkait dengan perbankan syariah dan metode penelitian.

3.7.2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 162).


(23)

3.8 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan sebagai berikut:

3.8.1 Metode analisis Deskriptif

Metode deskriftif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Kuncoro, 2003: 8). Tujuan dari penelitian deskriftif sendiri adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antara fenomena yang sedang diselidiki. Analisis yang akan dilakukan dengan cara:

3.8.2 Tabel Distribusi Frekuensi

Data yang dikumpulkan oleh peneliti biasanya masih berupa data mentah dan bercerai berai sehingga sulit untuk dideskripsikan. Data yang dikumpulkan perlu dikelompokkan dengan cara menyusunnya ke dalam kelas-kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut dengan distribusi frekuensi. Distribusi Frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau dalam sebuah daftar (Sanusi, 2013: 116). Dengan kata lain distribusi frekuensi dibuat untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan kepada para pembaca dapat mudah dipahami atau dinilai.


(24)

51 3.8.3 Tabulasi Silang/Cross Tabulation

Tabulasi silang hanya memerlukan sedikit pengetahuan kuantitatif, yang dibutuhkan hanya kemampuan menghitung persentase (Kuncoro, 2009: 219). Analisis tabulasi silang meliputi dua jalur tabulasi frekuensi. Dalam tabel silang merupakan metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam suatu matriks. Agar mudah dibaca, variabel terikat (variabel dependen) biasanya disusun pada garis row, sedangkan variabel bebas (variabel independen) disusun pada garis kolom.

3.8.4 Gambar/Grafik

Grafik tidak lain adalah alat penyajian data statistik yang tertuang dalam bentuk lukisan, baik lukisan garis, gambar, maupun lambang. Jadi dalam penyajian data angka melalui grafik, angka itu dituliskan dalam bentuk lukisan garis, gambar atau lambang tertentu, dengan kata lain angka itu divisualisasikan.

3.8.5 Tabel Komparasi

Penelitian komparasi bahwa dalam penelitian ini bermaksud mengadakan perbandingan kondisi. Penelitian komparasi dijelaskan tampaknya ada nilai kemanfaatan hanya apabila yang dibandingkan menunjukkan variabel dinamis (Arikunto, 2010: 6). Dalam penelitian ini tabel komparsi menggambarkan perbandingan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah menerima pembiayaan dari KUR, pendapatan UKM sebelum dan


(25)

sesudah menerima pembiayaan dari KUR dan disversifikasi produk UKM sebelum dan sesudah menerima pembiayaan dari KUR.


(26)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Sejarah dan Letak geografis Kota Medan dan Kecamatan Medan Johor Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II (Dati II) yang terletak di Propinsi Sumatera Utara dan sekaligus merupakan ibukota dari Propinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak pada 2º.27’-2º.47’ LU dan 98º.35’-98º44’ BT yang berbatasan dengan (sebelah timur, barat, utara dan selatan) Kabupaten Deli Serdang.

Luas Kota Medan mencapai 265,10 km² atau sekitar 0,37% dari luas Propinsi Sumatera Utara dan berada pada 2,5-3,75 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan 0-2 (datar) seluas 245,21 km² atau 92,57% dan kemiringan 2-15% seluas 19,69 km² atau 7,4% dari seluruh wilayah. Kedalaman 20-60 cm seluas 140-40 km² atau 52,98% dari luas seluruh wilayah yang tidak bererosi. Kota Medan memiliki iklim tropis dengan temperature rata-rata tahunan adalah 26º celcius.

Secara administratif, Kota Medan dibagi dalam 21 wilayah kecamatan dan 151 kelurahan. Potensi lahan yang dimiliki Kota Medan sebagian besar telah dimanfaatkan untuk kegiatan industri dan pertanian.

Kecamatan Medan Johor adalah salah satu dari 21 kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Pada tahun 2013, jumlah penduduk di kecamatan ini adalah 146.264 orang penduduk. Dengan luas wilayah 16,96 km².


(27)

Letaknya di atas permukaan laut adalah 20 meter. Dan kecamatan Medan Johor ini berbatasan dengan

1. Sebelah utara : Kecamatan Medan Polonia 2. Sebelah selatan : Kabupaten Deli Serdang 3. Sebelah barat : Kecamatan Medan Selayang 4. Sebelah timur : Kecamatan Medan Amplas 4.2 Kondisi Ekonomi dan Sosial Kecamatan Medan Johor

Perkembangan jumlah penduduk yang setiap tahun meningkat, ini membuat mulai banyak usaha-usaha yang ada mulai bermunculan. Usaha-usaha tersebut baik usaha dalam skala besar dan kecil, termasuk usaha mikro dan kecil. Usaha-usaha kecil menengah ini umumnya tersebar diseluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Johor. Usaha-usaha kecil menengah ini seperti: perbengkelan, salon kecantikan, penjahit, doorsmer mobil dan sepeda motor, minimarket, rumah makan, dan lain-lain.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Profil Pengusaha

Perkembangan pengusaha UKM di Kecamatan Medan Johor sangat memberi keuntungan bagi para pengusaha dengan adanya pemberian pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat. Salah satu faktor yang mendukung pengusaha UKM untuk menjalankan usahanya adalah dengan adanya pemberian pembiayaan kepada pengusaha UKM, dapat kita lihat pada tabel berikut ini:


(28)

55 Tabel 4.1

Crosstab Usia Responden – Jumlah Pembiayaan dari KUR

Jumlah Pembiayaan Umur

15-31 32-47 48-64 > 65 Total

< Rp10.000.000 0 0 0 0 0

Rp10.001.000 – Rp30.000.000 1 3 0 0 4 Rp30.001.000 – Rp50.000.000 2 13 5 0 20 Rp50.001.000 – Rp75.000.000 1 6 4 0 11 Rp75.001.000 – Rp100.000.000 0 3 5 2 10

Total 4 25 14 2 45

Sumber: Diolah dari data primer

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menerima jumlah pembiayaan dari KUR <Rp10.000.000, untuk yang menerima jumlah pembiayaan dari KUR Rp 10.001.000 - Rp 30.000.000 adalah 4 responden, yang menerima jumlah pembiayan dari KUR Rp 30.001.000 – Rp 50.000.000 adalah 20 responden, untuk jumlah pembiayaan dari KUR Rp 50.001.000 – Rp 75.000.000 adalah 11 responden dan yang menerima pembiayaan dari KUR Rp 75.001.000 – Rp 100.000.000 adalah 10 responden. Hal ini juga menunjukkan dimana usia 32-47 tahun yang menerima pembiayaan dari Rp. 30.001.000 – Rp. 50.000.000 paling banyak menerima pembiayaan dari KUR yaitu sebanyak 13 responden.


(29)

Tabel 4.2

Crosstab Jumlah Pembiayaan – Pendidikan Pengusaha dan Lama Usaha

Jumlah Pembiayaan

Pendidikan Pengusaha

Total

Lama Usaha

Total SD SMP SMA PT

< 5 thn

6-10 thn

11-15 thn

>16 thn

<Rp. 10.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rp.10.001..000-Rp.30.000.000

0 0 3 1 4 3 1 0 0 4

Rp.30.001.000-Rp.50.000.000

0 5 12 3 20 8 10 0 2 20

Rp.50.001.000-Rp.75.000.000

2 0 6 3 11 2 5 4 0 11

Rp.75.001.000-Rp.100.000.000

1 2 6 1 10 1 3 4 2 10

TOTAL 3 7 27 8 45 14 19 8 4 45

Sumber: Diolah dari data primer

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di Kecamatan Medan Johor para pengusaha memiliki pendidikan terakhir SMA (Sekolah Menengah Atas) ada sebanyak 12 responden dengan lama usaha yang telah dijalankan 6-10 tahun sebanyak 10 responden dengan penerimaan pembiayaan KUR sebesar Rp. 30.001.000 – Rp. 50.000.000, dari hal ini dapat diketahui bahwa pemberian pembiayaan dari KUR juga memiliki pengaruh pada pendidikan pengusaha dan lama usaha tersebut


(30)

57 Tabel 4.3

Crosstab Lama Usaha, Jenis Kelamin – Jumlah Dana Pengusaha/Modal Sendiri dan Pembiayaan dari KUR

Lama Usaha

Jenis kelamin

Jumlah Dana Pengusaha/ Modal Sendiri

(dalam Rupiah)

Total

Jumlah Pembiayaan dari KUR

Total Rp .< 25. 00 0. 0 00 Rp . 25. 00 0. 0 00 – R p. 50. 00 0. 0 00 R p. 50. 00 0. 0 00 – R p. 75. 00 0. 0 00 R p. 75. 00 0. 0 00 -R p. 100. 0 00. 000 Rp .< 25. 00 0. 0 00 Rp . 25. 00 0. 0 00 – R p. 50. 00 0. 0 00 R p. 50. 00 0. 0 00 – R p. 75. 00 0. 0 00 R p. 75. 00 0. 0 00 -R p. 100. 0 00. 000 >5 Tahu n L AKI L AKI

5 3 0 1 9 1 6 1 1 9

6-10 Tahu

n

6 3 0 0 9 0 2 6 1 9

11-15 Tahu

n

2 3 1 0 6 0 1 1 4 6

>16 Tahu n

1 0 0 1 2 0 0 0 2 2

>5 Tahu n PE R E M PU A N

5 0 0 0 5 0 3 2 0 5

6-10 Tahu

n

7 3 0 0 10 0 7 1 2 10

11-15 Tahu

n

2 0 0 0 2 0 0 2 0 2

>16 Tahu n

2 0 0 0 2 0 2 0 0 2

TOTAL 30 12 1 2 45 1 21 13 10 45

Sumber: Diolah dari data primer

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengusaha UKM yang memiliki modal sendiri < Rp. 25.000.000 ada sebanyak 30 responden, dan yang menerima pembiayaan dari KUR Rp. 25.000.000 – Rp. 50.000.000 ada 21 responden. Pengusaha yang menerima pembiayaan dari KUR Rp.25.001.000 – Rp. 50.000.000 ada sebanyak 7 responden dengan lama usaha 6-10 tahun dengan


(31)

pengusaha yang berjenis kelamin perempuan. Begitu juga dengan pengusaha laki-laki yang menerima pembiayaan dari KUR Rp. 50.001.000 – Rp. 75.000.000 ada sebanyak 6 responden dengan lama usaha 6-10 tahun.

Grafik Modal Sendiri Dari Pengusaha UKM dan Sesudah Menerima Pembiayaan dari KUR

Gambar 4.1

Grafik Modal Sendiri Dari Pengusaha UKM dan Sesudah Menerima Pembiayaan dari KUR

Dari gambar diatas bisa diketahui modal sendiri dari pengusaha lebih kecil dari pada pembiayaan yang diterima dari KUR, dimana modal sendiri dari pengusaha bisa kita lihat pada gambar dengan garis yang di bawah (garis yang berwarna biru) dan pembiayaan yang diberikan dari KUR berada di atas garis modal sendiri dari pengusaha UKM (garis yang berwarna merah menandakan garis pembiyaaan yang diberikan oleh KUR), bisa diketahui bahwa pembiayaan yang diberikan KUR lebih besar dari pada modal sendiri dari pengusaha UKM tersebut.


(32)

59

Pembiayaan yang diberikan KUR sangat membantu para pengusaha UKM untuk mengembangkan usahanya dan setelah adanya pembiayaan ini sangat bermanfaat bagi pengusaha UKM, dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(33)

Tabel 4.4

Jawaban responden, apakah pembiayaan yang diberikan KUR bermanfaat bagi pengembangan usaha

Pemberian Pembiayaan KUR

Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 12 27 %

Setuju 33 73 %

Ragu-ragu 0 0

Tidak Setuju 0 0

Total 45 100 %

Sumber: Diolah dari data primer

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pemberian pembiayaan KUR yang merasa sangat setuju bagi pengembangan usaha sebanyak 12 responden penerima pembiayaan dengan tingkat persentase sebesar 27% dari total jumlah responden. Kemudian pemberian pembiayaan KUR yang merasa setuju bagi pengembangan usaha sebanyak 33 responden penerima pembiayaan dengan tingkat persentase 73% dari total jumlah responden. Hal ini bisa menjadi nilai tambah bagi pihak perbankan syariah untuk mencari nasabah yang membutuhkan dana untuk menambah modal dalam usahanya ataupun untuk pengusaha-pengusaha yang akan memulai usaha baru di Kecamatan Medan Johor.

Tabel 4.5

Data responden tentang pandangan umum mengenaipengembangan UKM

Sumber: Diolah dari data primer Pandangan Umum mengenai

pengembangan UKM Frekuensi Persentase Akan membawa kemajuan bagi

masyarakat 30 67 %

Sedikit bermanfaat bagi masyarakat 15 33 %


(34)

61

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pandangan umum mengenai pengembangan UKM yang akan membawa kemajuan bagi masyarakat adalah 30 responden dengan persentase 67% dari total jumlah responden. Kemudian yang merasa sedikit bermanfaat bagi masyarakat dengan pandangan umum mengenai pengembangan UKM adalah 15 responden dengan persentse 33% dari total jumlah responden. Dari tabel tersebut bisa diketahui bahwa pandangan mengenai adanya pengembangan UKM sangat direspon baik atau positif oleh masyarakat di Kecamatan Medan Johor

4.3.2 Pembiayaan Yang Diberikan KUR Bagi Penambahan Jumlah Tenaga Kerja

Setelah ada pemberian pembiayaan yang diberikan oleh KUR bagi pengusaha UKM sangat membantu para pengusaha untuk menambahkan jumlah tenaga kerja baik itu, penambahan jumlah tenaga kerja tetap ataupun tenaga kerja sambilan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Data responden tentang jenis tenaga kerja yang bertambah Jenis Tenaga Kerja Frekuensi Persentase

Tenaga Kerja Tetap 16 36 %

Tenaga Kerja Sambilan 29 64 %

Total 45 100 %

Sumber: Diolah dari data primer

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa terdapat 16 responden UKM yang memiliki tenaga kerja tetap yang bertambah setelah menerima pembiayaan dari KUR dan 29 responden UKM yang memiliki tenaga kerja sambilan yang bertambah setelah menerima pembiayaan dari KUR. Hal tersebut bermakna


(35)

bahwa pengusaha yang menerima pembiayaan dari KUR lebih banyak menambah tenaga kerja sambilan dari pada tenaga kerja tetap.

Tabel 4.7

Data responden tentang kriteria pemilihan tenaga kerja Kriteria Pemilihan

Tenaga Kerja

Frekuensi Persentase

Ya, berdasarkan pendidikan

10 22 %

Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawab

19 42 %

Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawab dan

kedisiplinan

14 31 %

Tidak 2 5 %

Total 45 100 %

Sumber: Diolah dari data primer

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kriteria pemilihan tenaga kerja dapat dilihat berdasarkan pendidikan sebanyak 10 responden dengan tingakat persentase 22% dari total jumlah responden, yang berdasarkan pendidikan, tanggung jawab sebanyak 19 responden dengan persentase 42% dari total jumlah responden, yang berdasarkan pendidikan tanggungjawab dan kedisiplinan sebanyak 14 responden dengan tingkat persentase 31% dari total jumlah responden, dan yang tidak memiliki kriteria sama sekali adalah sebanyak 2 responden dengan tingkat persentase 5% dari total jumlah responden.


(36)

63 Tabel 4.8

Crosstab Usia Responden – Jumlah Tenaga Kerja Setelah Mendapat Pembiayaan dari KUR

Jumlah tenaga Kerja Umur

15-31 32-47 48-64 >65 Total

<3 orang 0 1 0 0 1

4 orang 1 8 0 1 9

5 orang 2 4 6 0 12

6 orang 1 9 4 1 15

>7 orang 0 3 4 1 8

Total 4 25 14 2 45

Sumber: Diolah dari data primer

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 1 orang responden yang memiliki jumlah tenaga kerja < 3 orang, untuk jumlah tenaga kerja 4 orang adalah 9 responden, yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang adalah 12 responden, yang memiliki tenaga kerja 6 orang adalah 15 responden dan yang memiliki jumlah tenaga kerja > 7 orang adalah 8 responden.


(37)

Tabel 4.9

Jumlah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan dari KUR

No Sebelum Sesudah Selisih Keterangan No Sebelum Sesudah Selisih Keterangan

1 3 5 2 Bertambah 24 3 4 1 Bertambah

2 3 6 3 Bertambah 25 3 4 1 Bertambah

3 3 5 2 Bertambah 26 3 4 1 Bertambah

4 4 8 4 Bertambah 27 3 6 3 Bertambah

5 4 6 2 Bertambah 28 3 5 2 Bertambah

6 3 7 4 Bertambah 29 3 4 1 Bertambah

7 3 6 3 Bertambah 30 3 4 1 Bertambah

8 3 5 2 Bertambah 31 3 5 2 Bertambah

9 3 5 2 Bertambah 24 3 4 1 Bertambah

10 3 6 3 Bertambah 25 3 4 1 Bertambah

11 3 7 4 Bertambah 32 3 6 3 Bertambah

12 3 5 2 Bertambah 33 4 8 4 Bertambah

13 3 6 3 Bertambah 34 3 6 3 Bertambah

14 4 7 3 Bertambah 35 3 6 3 Bertambah

15 3 5 2 Bertambah 36 3 4 1 Bertambah

16 4 6 2 Bertambah 37 3 6 3 Bertambah

17 3 4 1 Bertambah 38 3 4 1 Bertambah

18 3 5 2 Bertambah 39 3 7 4 Bertambah

19 5 7 2 Bertambah 40 3 6 3 Bertambah

20 4 6 2 Bertambah 41 4 5 1 Bertambah

21 3 5 2 Bertambah 42 3 5 2 Bertambah

22 3 4 1 Bertambah 43 4 6 2 Bertambah

23 3 5 2 Bertambah 44 3 6 3 Bertambah

45 4 6 2 Bertambah

Sumber: Diolah dari data primer

Dari tabel 4.10 diketahui bahwa pengusaha yang menerima pembiayaan dari KUR menambah jumlah tenaga kerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian pembiayaan ini membantu para pengusaha UKM dalam menambah jumlah tenaga kerjanya baik itu tenaga kerja tetap ataupun sambilan.


(38)

65

Grafik Jumlah Tenaga Kerja Sebelum Mendapat Pembiayaan Dan Sesudah Mendapat Pembiayaan Dari KUR

Gambar 4.2

Grafik Jumlah Tenaga Kerja Sebelum Mendapat Pembiayaan Dan Sesudah Mendapat Pembiayaan dari KUR

Dari gambar di atas diketahui terjadi penambahan jumlah tenaga kerja sesudah menerima pembiayaan dari KUR, dimana semua responden mengalami penambahan tenaga kerja dengan adanya pembiayaan ini, bisa dilihat pada gambar diatas dimana garis yang menunjukkan tenaga kerja sebelum mendapat pembiayaan dari KUR (garis yang berwarna biru) berada di bawah garis sesudah mendapat pembiayaan dari KUR (garis yang berwarna merah) tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian pembiayaan dari KUR berdampak baik atau positif bagi pengembangan usaha kecil dan menengah di Kecamatan Medan Johor.


(39)

Tabel 4.10

Data responden tentang dampak pengembangan usaha terhadap dunia ketenagakerjaan

Dampak Pengembangan Usaha terhadap Dunia

Ketenagakerjaan

Frekuensi Persentase

Memperluas lapangan kerja, sehingga masalah

pengangguran dapat diatasi

23 51 %

Menambah lapangan kerja, sehingga jumlah pengangguran berkurang

19 42 %

Adanya pengembangan usaha UKM, tidak akan mempengaruhi dunia

ketenagakerjaan

2 5 %

Adanya pengembangan usaha UKM, berpengaruh

buruk terhadap dunia ketenaga kerjaan

1 2 %

Total 45 100

Sumber: Diolah dari data primer

Dari tabel di atas diketahui bahwa dampak pengembangan usaha terhadap dunia ketenagakerjaan adalah yang berdampak memperluas lapangan kerja, sehingga masalah pengangguran dapat diatasi adalah 23 responden dengan tingkat persentase 51% dari total jumlah responden, yang berdampak menambah lapangan kerja, sehingga jumlah pengangguran berkurang adalah 19 responden dengan tingkat persentase 42% dari total jumlah responden, yang berdampak adanya pengembangan usaha UKM, tidak akan mempengaruhi dunia ketenagakerjaan adalah 2 responden dengan tingkat persentase 5% dari totsl jumlah responden dan yang berdampak adanya pengembangan usaha UKM, berpengaruh buruk terhadap dunia ketenagakerjaan adalah 1 responden dengan tingkat persentase 2% dari total jumlah responden.


(40)

67

4.3.3 Pembiayaan Yang Diberikan KUR Bagi Peningkatan Pendapatan

Pembiayaan yang diberikan oleh KUR sangat membantu untuk meningkatkan pendapatan para pengusaha UKM. Peningkatan pendapatan pengusaha ada yang sesuai dengan harapa, ada juga yang cukup memadai dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11

Data responden tentang peningkatan pendapatan setelah adanya pembiayaan dari KUR

Peningkatan Pendapatan Setelah Adanya Pembiayaan dari KUR

Frekuensi Persentase

Sangat Meningkat 9 20 %

Meningkat 19 42 %

Biasa Saja 12 27 %

Tidak meningkat 5 11 %

Total 45 100

Sumber: Diolah dari data primer

Dilihat dari tabel di atas bahwa peningkatan pendapatan setelah adanya pembiayaan dari KUR sebanyak 9 responden menyatakan sangat meningkat, yang menyatakan meningkat 19 responden, 12 responden menyatakan biasa saja dan yang menyatakan tidak meningkat 5 responden

Tabel 4.12

Data responden tentang peningkatan pendapatan yang diterima Pendapatan Yang

diterima Frekuensi Persentase

Tidak Memadai 3 7 %

Cukup Memadai 9 20 %

Memadai 29 64 %

Sangat Memadai 4 9 %


(41)

Dari tabel di atas diketahui bahwa pendapatan yang telah diterima oleh pengusaha yang menyatakan tidak memadai adalah 3 responden, yang menyatakan cukup memadai 9 responden, yang menyatakan cukup memadai 29 responden dan yang menyatakan sangat memadai 4 responden. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan yang diterima pengusaha adalah cukup memadai

Tabel 4.13

Data responden tentang pendapatan yang diterima telah sesuai dengan harapan

Pendapatan Yang diterima Frekuensi Persentase Tidak Sesuai Dengan

Harapan 8 18 %

Cukup Sesuai Dengan

Harapan 8 18 %

Sesuai Dengan Harapan 22 49 %

Melebihi Harapan 7 15 %

Total 45 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan yang diterima yang menyatakan tidak sesuai dengan harapan sebanyak 8 responden dengan tingkat persentase 18% dari total jumlah responden, pendapatan yang diterima yang menyatakan cukuop sesuai dengan harapan 8 responden dengan tingkat persentase 18% dari total jumlah responden, pendapatan yang diterima yang menyatakan sesuai dengan harapan 22 responden dengan tingkat persentase 49% dari total jumlah responden dan pendapatan yang diterima yang menyatakan melebihi harapan adalah 7 responden dengan tingkat persentase 15% dari total jumlah responden.


(42)

69 Tabel 4.14

Crosstab Usia Responden – Jumlah Pendapatan Setelah Menerima Pembiayaan dari KUR

Jumlah Pendapatan Umur Total

15-31 32-47 48-64 >65

<Rp5.000.000 3 14 3 0 20

Rp5.001.000-Rp8.000.000 1 8 7 1 17

Rp8.001.000-Rp11.000.000 0 1 2 0 3

Rp11.001.000-Rp14.000.000 0 2 1 1 4

>14.001.000 0 0 1 0 1

Total 4 25 14 2 45

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pendapatan < Rp 5.000.000 setelah menerima pembiayaan dari KUR adalah 20 responden, jumlah pendapatan Rp 5.001.000 – Rp 8.000.000 setelah menerima pembiayaan dari KUR adalah 17 responden, jumlah pendapatan Rp 8.001.000 – Rp 11.000.000 setelah menerima pembiayaan dari KUR adalah 3 responden. yang jumlah pendapatan Rp 11.001.000 – Rp 14.000.000 setelah menerima pembiayaan dari KUR adalah 4 responden dan yang jumlah pendapatan > Rp 14.001.000 setelah mendapat pembiayaan dari KUR adalah 1 responden.


(43)

Tabel 4.15

Crosstab Pendapatan Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan – Lama Usaha

Pendapatan Sebelum Menerima Pembiayaan

Lama Usaha Total

<5 Thn 6-10

Thn 11-15 Thn >16 Thn

< Rp 2.500.000 2 3 2 1 8

Rp 2.5001.000-Rp 5.000.000 10 9 2 1 22 Rp 5.001.000-Rp 7.500.000 1 5 2 1 9 Rp.7.501.000-Rp 10.000.000 1 1 2 0 4

>Rp 10.001.000 0 0 1 1 2

Total 14 18 9 4 45

Pendapatan Sesudah Menerima Pembiayaan

< Rp 2.500.000 0 0 0 0 0

Rp 2.5001.000-Rp 5.000.000 7 10 2 1 20 Rp 5.001.000-Rp 7.500.000 4 5 3 1 13 Rp.7.501.000-Rp 10.000.000 2 2 2 1 7

>Rp 10.001.000 1 1 2 1 5

Total 14 18 9 4 45

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan meningkat setelah adanya pemberian pembiayaan dari KUR adalah pendapatan Rp. 2.501.000 – Rp. 5.000.000 dengan lama usahanya berada pada 6-10 tahun sebanyak 10 responden. Kemudian pendapatan pengusaha sebelum mendapat pembiayaan dari KUR paling banyak berada pada pendapatan Rp. 2.501.000 – Rp. 5.000.000 dengan lama usahanya < 5 tahun sebanyak 10 responden. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan pengusaha KUR tersebut perbulannya adalah Rp. 2.501.000 – Rp. 5.000.000.


(44)

71

Grafik Pendapatan Sebelum Menerima Pembiayaan Dan Pendapatan Sesudah Menerima Pembiayaan Dari KUR

Gambar 4.3

Grafik Pendapatan Sebelum Menerima Pembiayaan Dan Sesudah Menerima Pembiayaan Dari KUR

Dari gambar di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan pendapatan sesudah menerima pembiayaan dari KUR Kecamatan Medan Johor. Walaupun ada beberapa pengusaha yang tidak meningkat pendapatannya, dari 45 responden ada 5 responden yang pendapatannya tetap atau tidak meningkat sesudah menerima pembiayaan dari KUR. Hal ini menunjukkan dampak yang baik bagi pendapatan pengusaha UKM dengan adanya pembiayaan dari KUR. Dimana pembiayaan dari KUR ini sangat membantu para pengusaha UKM untuk mengembangkan usaha-usahanya.


(45)

4.3.4 Pembiayaan Yang Diberikan KUR Bagi Penambahan Jenis Produk Pembiayaan yang diberikan oleh KUR ini membantu pengusaha untuk menambahkan jenis produk yang dijual ataupun diproduksi para pengusaha dan sebagian pengusaha tidak menambah jenis produknya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16

Data responden tentang adanya pembiayaan, apakah jenis produk juga akan bertambah Adanya Pembiayaan,

apakah jenis produk juga akan bertambah

Frekuensi Persentase

Ya 24 53 %

Tidak 21 47 %

Total 45 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya pembiayaan, apakah jenis prodek akan bertambah yang menyatakan ya adalah 24 responden dengan tingkat persentase 53% dari total jumlah responden dan yang menyatakan tidak bertambah adalah 21 responden dengan tingkat persentase 47% dari total jumlah responden.


(46)

73 Tabel 4.17

Crosstab Usia Responden – Jumlah Produk Setelah Mendapat Pembiayaan dari KUR Jumlah

Pendapatan

Umur

Total 15-31 32-47 48-64 >65

<3 Jenis Produk 1 10 1 0 12

4 Jenis Produk 1 7 4 0 12

5 Jenis Produk 0 2 2 0 4

6 Jenis Produk 2 2 1 0 5

>7 Jenis Produk 0 4 6 2 12

Total 4 25 14 2 45

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa < 3 jenis produk yang bertambah setelah mendapat pembiayaan dari KUR adalah 12 responden, untuk 4 jenis produk yang bertambah setelah mendapat pembiayaan dari KUR adalah 12 responden, untuk 5 jenis produk yang bertambah setelah mendapat pembiayaan dari KUR adalah 4 responden, untuk 6 jenis produk yang bertambah setelah mendapat pembiayaan dari KUR adalah 5 responden dan untuk lebih dari 7 jenis produk (>7 jenis produk) yang bertambah setelah mendapat pembiayaan dari KUR adalah 12 responden.


(47)

Tabel 4.18

Disversifiksi Jenis Produk Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan dari KUR

No Sebelum Sesudah Selisih Keterangan No Sebelum Sesudah Selisih Keterangan

1 3 5 2 Bertambah 24 3 4 1 Bertambah

2 3 6 3 Bertambah 25 3 4 1 Bertambah

3 3 5 2 Bertambah 26 3 4 1 Bertambah

4 4 8 4 Bertambah 27 3 6 3 Bertambah

5 4 6 2 Bertambah 28 3 5 2 Bertambah

6 3 7 4 Bertambah 29 3 4 1 Bertambah

7 3 6 3 Bertambah 30 3 4 1 Bertambah

8 3 5 2 Bertambah 31 3 5 2 Bertambah

9 3 5 2 Bertambah 32 3 4 1 Bertambah

10 3 6 3 Bertambah 33 3 4 1 Bertambah

11 3 7 4 Bertambah 34 3 6 3 Bertambah

12 3 5 2 Bertambah 35 4 8 4 Bertambah

13 3 6 3 Bertambah 36 3 6 3 Bertambah

14 4 7 3 Bertambah 37 3 6 3 Bertambah

15 3 5 2 Bertambah 38 3 4 1 Bertambah

16 4 6 2 Bertambah 39 3 6 3 Bertambah

17 3 4 1 Bertambah 40 3 4 1 Bertambah

18 3 5 2 Bertambah 41 3 7 4 Bertambah

19 5 7 2 Bertambah 42 3 6 3 Bertambah

20 4 6 2 Bertambah 43 4 5 1 Bertambah

21 3 5 2 Bertambah 44 3 5 2 Bertambah

22 3 4 1 Bertambah 45 4 6 2 Bertambah

23 3 5 2 Bertambah

Dari tabel di atas diketahui bahwa jenis produk yang dijual ataupun di produksi oleh para pengusaha ada yang meningkat jenisnya ada juga yang tetap dengan tidak menambah jenis produk yang akan dijual ataupun diproduksi oleh pengusah-pengusah tersebut


(48)

75 Gambar 4.4

Grafik Jenis Produk Sebelum Dan Sesudah Mendapat Pembiayaan Dari KUR

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian responden menambah jenis produk yang akan dijual atau diproduksi sendiri oleh pengusaha tersebut. Dimana 20 responden tidak menambah jenis produk yang dijualnya ataupun di produksinya sendiri setelah mendapat pembiayaan dari KUR dan 25 responden yang menambah jenis produk yang di jual ataupun diproduksinya sendiri sesudah mendapat pembiayaan dari KUR.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Peran Kredit Usaha Rakyat Bagi Pengembangan UKM Di Kecamatan Medan Johor, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya pemberian pembiayaan KUR ini sangat mendukung untuk pengembangan UKM. Dapat dilihat dari tabel 4.4 yang menunjukkan bahwa yang merasa sangat setuju dengan diberikannya pembiayaan sebanyak 12 responden dengan tingkat persentase sebesar 27% dari total jumlah responden. Kemudian pemberian pembiayaan KUR yang merasa setuju bagi pengembangan usaha sebanyak 33 responden dengan tingkat persentase 73% dari total jumlah responden.

2. Pemberian Pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat sangat berpengaruh pada penambahan jumlah tenaga kerja pengusaha UKM, dapat diketahui dari tabel 4.10 bahwa semua responden mengalami penambahan jumlah tenaga kerja baik itu tenaga kerja tetap ataupun tenaga kerja sambilan.

3. Pemberian Pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat berpengaruh pada peningkatan pendapatan pengusaha UKM, dapat diketahui dari tabel 4.16 bahwa ada 40 responden yang mengalami peningkatan pendapatan dan 5 responden yang tidak mengalami peningkatan pendapatan atau pendapatannya tetap. Hal tersebut menunjukkan dampak yang baik bagi pendapatan pengusaha UKM dengan adanya pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat. Dimana pembiayaan dari Kredit


(50)

77

Usaha Rakyat ini sangat membantu para pengusaha UKM untuk mengembangkan usaha-usahanya.

4. Dengan adanya pemberian pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat berpengaruh pada diversifikasi produk pengusaha UKM bisa diketahui dari tabel 4.19 bahwa sebagian responden menambah jenis produk yang dijual ataupun diproduksi oleh pengusaha UKM dan sebagian responden tidak menambah jenis produk yang dijual ataupun diproduksi oleh pengusaha UKM. Walaupun sebagian pengusaha yang tidak menambah jenis produk yang dijual ataupun diproduksinya mengalami peningkatan pendapatan setelah menerima pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat, dan ada juga sebagian dari responden yang tidak menambah jumlah produknya tidak mengalami peningkatan pendapatan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Kebijakan dalam menentukan jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja sambilan, karena berpengaruh yang sangat besar dari pembiayaan yang diberikan Kredit Usaha Rakyat bagi pengembangan UKM. Dilakukan dengan meningkatkan promosi penjualan produk yang dijual atau diproduksi oleh pengusaha UKM tersebut kepada masyarakat di Kecamatan Medan Johor. Maupun di luar Kecamatan Medan Johor atau memperluas lokasi promosi produk tersebut.

2. Pengusaha UKM perlu meningkatkan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat untuk mempengaruhi peningkatan pendapatan pengusaha-pengusaha UKM. Maka


(51)

untuk lebih meningkatkan pendapatan pengusaha UKM sebaiknya meningkatkan kualitas produk yang dijual, meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan meningkatkan promosi produk yang akan dijual.

3. Diversifikasi Jenis produk pengusaha harus ditingkatkan, bisa dilakukan dengan cara meningkatkan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat dan memproduksi produk atau menjual produk yang banyak diminati oleh konsumen.


(52)

16 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Ruang Lingkup Bank 2.1.1 Defenisi Bank.

Asal dari kata Bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

Bank sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan bukanlah sembarang usaha melainkan yang secara hukum memiliki status yang kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa giral.

Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-harinya tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Adapun kegiatan-kegitan perbankan yang ada di Indonesia ini adalah:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito

2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit inverstasi, kredit modal kerja maupun kredit perdagangan


(53)

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Definisi dari bank (Kasmir, 2008; 25) adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari ban harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal yang dilakukan pada saat pendirian bank.

Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal. Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana tersebut untuk mendapatkan keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk pinjaman antar bank (interbank call money) berjangka 1 hari hingga 1 minggu. Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dana-dana masyarakat ini dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang terdiri dari Giro, Deposito dan Tabungan.

Menurut UndangUndang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan


(54)

18

danmenyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.1.2 Jenis - jenis Bank

Dalam praktek perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan yaitu (Irsyad Lubis, 2010 : 30)

1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya

Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank – bank yang ada dibedakan menjadi :

a. Bank Milik Pemerintah

Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian dan modal bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua keuntungan yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik pemerintah.

b. Bank Milik Pemerintah Daerah

Bank Milik Pemerintah Daerah adalah jenis bank dimana pemiliknya adalah pemerintah daerah tertentu.

c. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing maupun milik pemerintah asing, kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri.

d. Bank Milik Swasta

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh pihak swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.


(55)

e. Bank Milik Koperasi

Bank milik koperasi adalah jenis bank yang dimana saham-sahamnya dimiliki perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

f. Bank Milik Campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara indonesia.

2. Jenis Bank Menurut Kegiatannya

Jenis Bank menurut kegiatannya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : a. Bank Umum

Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3. Jenis Bank Menurut Target Pasar

Salah satu pelayanan bank dapat ditinjau berdasarkan target pasar yang menjadi sasaran. Berdasarkan target pasar, bank – bank yang ada dibagi kepada.


(56)

20

Retail bank adalah bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-nasabah kecil. Secara kuantitas, institusi retail bank relatif lebih banyak dibandingkan corporate bank

b. Corporate Bank

Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan transaksi kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk koperasi, tetapi tidak berarti semua nasabah wajib berbentuk perusahaan.

c. Retail corporate bank

Retail corporate bank adalah bank yang memberi pelayanan kepada kelompok retail dan juga perusahaan-perusahaan besar. Jenis bank ini memberikan pelayanan kepada semua jenis nasabah baik nasabah besar maupun nasabah kecil. 4. Jenis Bank Menurut Prinsip Operasinya

Bank menurut prinsip operasinya terbagi atas dua antara lain : a. Bank berdasarkan prinsip konvensional

Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank-bank yang beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based dalam mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Hingga saat ini bank konvensional masih lebih banyak dibandingkan bank-bank lainnya.

b. Bank berdasarkan prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan satu lembaga intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam. Dalam operasinya, bank syariah memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip


(57)

syariah jual-beli dan bagi hasil sehingga bank ini sering juga dipersamakan dengan bunga tanpa bunga.

2.1.3 Fungsi Bank

Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai uang lebih, kemudian dana tersebut disalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan dana. Sedangkan bank menyalurkan kredit dalam menyelesaikan permasalahan keuangan yang dialami perorangan maupun badan usaha. Secara lebih spesifik fungsi bank menurut Susilo, Triandaru, dan Budisantoso (1999 : 6) adalah sebagai berikut :

a. Agent of Trust

Hal yang paling penting di dunia perbankan untuk menarik nasabah adalah kepercayaan atau dengan kata lain adalah Trust. Bank memberikan kepercayaan dan jaminan kepada masyarakat yang menabung sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman untuk menyimpan dananya ke bank tersebut. Bank dipercaya oleh masyarakat sekiranya dapat menjaga dan memelihara dana-dana masyarakat yang telah disetorkan. Selain itu, bank juga harus memberikan pelayanan dan kepuasan bagi nasabah atau masyarakat. Seperti halnya antara pihak bank dan para debitur atau peminjam dana, dana-dana yang cair menandakan bahwa pihak bank percaya kepada debitur tersebut. Oleh karena itu, debitur atau peminjam dana harus dapat mengelola dana yang diberikan oleh bank dengan sebaik mungkin.


(58)

22 b. Agent of Developtment

Agent of Development berkaitan dengan sektor moneter dengan sektor riil. Antara sektor moneter dan sektor riil yang terdapat dalam masyarakat keduanya tidak dapat dipisahkan, sektor-sektor tersebut saling berinteraksi. Sektor riil tidak akan berjalan dengan baik apabila sektor moneternya tidak berjalan baik pula. Dalam hal ini tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil. Dengan kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat mempunyai keinginan untuk investasi, distribusi, dan jasa komunikasi barang dan jasa, mengingat semua kegunaan tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan komunikasi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of Services

Agent of Services merupakan pelayanan yang diberikan oleh bank dan pada umumnya setiap bank memiliki cara tersendiri. Tidak hanya melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa yang ditawarkan bank dan sangat berhubungan dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum, jasa-jasa ini antara lain dapat berupa pengiriman uang, pemberian jaminan bank, jasa penitipan barang berharga dan lain-lain.


(59)

2.2Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit

Pengertian kredit menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Kredit adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama (Kasmir, 2008;96)

2.2.2 Unsur-Unsur Kredit

Kredit mempunyai unsur-unsur sebagai berikut: 1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar - benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya juga dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah bank secara interen maupun dari


(60)

24

eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan masa sekarang terhadap nasabah pemohon kredit

2. Kesepakatan

Didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka Waktu

Waktu adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan dating, setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bias berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4. Risiko

Risiko semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkatrisikonya, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suaturisiko tidak tertagihnya macetnya pemberian kredit. Semakin panjang suatukredit semakin besar risikonya, semakin pula sebaliknya. Risiko ini menjaditanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun olehrisiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usahanasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.


(61)

Obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapatdalam bentuk barang atau jasamerupakan keuntungan atas pemberian suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga, balas jasa dalambentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukandengan bagi hasil.

2.2.3 Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagaiberikut:

1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif


(62)

26

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang,produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi,dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untukperumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kreditkonsumtif lainnya.

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari penjualan barang dagangan digunakan untuk keperluan konsumsi tersebut,kredit ini diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

3. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.


(63)

b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang misalnya kambing atau sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah, dan besar.

d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter, dan pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan sektor-sektor lainnya.

2.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)

2.3.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Peran UKM (Usaha Kecil Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis Usaha Kecil Menengah menurut Bank Indonesia antara lain : jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau (wordpress.com). Dalam posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha Kecil Menengah masih menghadapi


(64)

28

banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen, permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan pungutan, serta kemitraan.

Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/ pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat

Tujuan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah untuk mempercepat pengembangan sektor-sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit.


(65)

Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500 juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi.

2.3.3 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :

1. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :

a. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/ pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah

b. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I (tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitaspenjaminan dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya


(66)

30

c. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang bersangkutan.

2. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi dengan ketentuan :

a. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif pertahun

b. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 16% efektif pertahun.

c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku (academia.edu).

2.4 Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah sebesar 16%. Kredit Usaha Rakyat adalah kredit program yang disalurkan menggunakan pola penjaminan dan kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha kecil menengah yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak dibiayai bank. Pemerintah mensubsidi Kredir Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan memberdayakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Indonesia.


(67)

2.5Usaha Kecil Menengah (UKM)

2.5.1 Karakteristik dan Definisi Usaha Kecil Menengah

Usaha Kecil dan Menengah(UKM) adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha ini juga berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi

Pada tahun 2008 Usaha Kecil Menengah ini disatukan dengan usaha Mikro sehingga disingkat menjadi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Usaha Menengah memperbarui


(68)

32

pengertian dan kriteria untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil Menengah sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki beberapa pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya, yakni sebagai berikut :

1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, dinyatakan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur dalam Undang-undang tersebut. Usahan Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi criteria Usaha Kecil sebagai mana dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Usaha Menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Mikro, Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Dalam Undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM seperti yang tercantum dalam pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau nilai asset tidak


(69)

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan, kriteria-kriteria yang di maksud adalah :

a. Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai asset paling banyak sebesar Rp. 50 juta atau dengan hasil penjualan paling besar sebesar Rp. 300 juta.

b. Usaha Kecil dengan asset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta, hingga maksimum 2,5 miliyar.

c. Usaha Menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta hingga paling banyak Rp. 10 milyar atau memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2,5 milyar sampai paling tinggi Rp. 50 milyar. 2. Menurut Bank Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah adalah perusahaan

industri dengan karakteristik sebagai berikut : a. Memiliki modal kurang dari Rp. 20 juta

b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp. 5 juta. c. Suatu perusahaan atau perseorangan yang mempunyai total asset maksimal

Rp. 600 juta tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati. d. Omset tahunan lebih besar dari Rp. 1 milyar.

3. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, UMKM adalah kelompok industri kecil modern, industri tradisional, dan industri kerajinan yang mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar Rp.70 juta ke bawah dan usahanya dimiliki oleh warga Negara Indonesia. 4. Menurut Badan Pusat Statistik, kriteria usaha adalah :


(70)

34

a. Usaha Mikro : Memiliki 1 – 4 orang tenaga kerja. b. Usaha Kecil : Memiliki 5 – 19 orang tenaga kerja. c. Usaha Menengah : Memiliki 20 – 99 orang tenaga kerja. d. Usaha Besar : Memiliki di atas 99 orang tenaga kerja.

2.5.2 Jenis-Jenis Usaha KecilMenengah (UKM)

Sektor-sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) meliputi berbagai sektor bisnis, seperti sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri manufaktur, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan telekomunikasi, sektor keuangan, penyewaan dan jasa, dan jasa-jasa lainnya. Sektor industri terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yakni makanan, minuman, tembakau, tekstil, pakaian jadi, kayu dan produk-produk kayu, kertas percetakan dan publikasi, serta kimia termasuk pupuk. Adapula produk-produk dari karet, semen dan produk-produk mineral non logam, produk-produk dari besi dan baja, alat-alat transportasi, mesin dan peralatannya, serta olahan-olahan lainnya.

2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan UKM

Kelebihan dari Usaha Kecil Menengah adalah dapat menjadi dasar pengembangan kewirausahaan, dikarenakan organisasi internal dewasa ini mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan / padat karya (lapangan usaha dan lapangan kerja) yang berorientasi pada ekspor dan substitusi impor (struktur industri dan perolehan devisa). Selain itu Usaha Kecil Menengah (UKM) aman bagi perbankan dalam member kredit karena bergerak dibidang usaha yang cepat


(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkah dan izin-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat berserta salam untuk Nabi Muhammad SAW yang telah memberi inspirasi kepada kita umatnya untuk selalu mencari ilmu dan mengamalkannya dengan baik. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Teristimewa untuk kedua orang tua saya, yang telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof Dr. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penasihat akademi dan Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membagi ilmu pengetahuan yang pasti akan bermanfaat bagi saya.


(2)

Pembangunan Ekstensi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat baik jika ada kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, Juli 2016


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian …... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Ruang Lingkup Bank ... 7

2.1.1 Defenisi Bank... 7

2.1.2 Jenis-jenis Bank... 9

2.1.3 Fungsi Bank... 12

2.2Kredit... 14

2.2.1 Pengertian Kredit... 14

2.2.2 Unsur Kredit ... 14

2.2.3 Jenis Jenis Kredit... 16

2.3Kredit Usaha Rakyat ... 18

2.3.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)... 18

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat... 19

2.3.3 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)... 20

2.4Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR)... 21

2.5Usaha Kecil Menengah... 22

2.5.1 Karakteristik dan Definisi Usaha Kecil... 22

2.5.2 Jenis-Jenis Usaha Kecil Menengah (UKM)... 25

2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan UKM ... 25

2.5.4 Permasalahan Usaha Kecil Menengah (UKM).. 26

2.6Wirausahawan ... 29

2.6.1 Pengertian Wirausahawan ... 29


(4)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian... 37

3.2 Tempat Penelitian ... 37

3.3 Batasan Operasional... 37

3.4 Definisi Operasional ... 38

3.5 Populasi dan Sampel ... 38

3.5.1 Populasi ... 38

3.5.2 Sampel ... 39

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.7.1 Studi Kepustakaan ... 40

3.7.2 Kuesioner ... 40

3.8 Teknik Pengolahan Data ... 41

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif ... 41

3.8.2 Tabel Distribusi Frekuensi ... 41

3.8.3 Tabulasi Silang/Cross Tabulation ... 42

3.8.4 Gambar/Grafik ... 42

3.8.5 Tabel Komparasi ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Medan Kecamatan Medan Johor... 44

4.2 Kondisi Ekonomi dan Sosial Kecamatan Medan Johor... 45

4.3 Hasil Penelitian... 45

4.3.1 Profil Pengusaha... 45

4.3.2 Pembiayaan Yang Diberikan KUR Bagi PenambahanTenagKerja... 51

4.3.3 Pembiayaan Yang Diberikan KUR Bagi Peningkatan Pendapatan... 57

4.3.4 Pembiayaan Yang Diberikan KUR Bagi Penambahan Jenis Produk ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 66


(5)

DAFTARTABEL

NomorTabel JudulTabel Halaman

Penelitian Terdahulu ...35 3.1 Populasi Penerima UKMdi Kecamatan Medan Johor...39

4.1 Crosstab Usia Responden-JumlahPembiayaanDari KUR..46 4.2 Crosstab Jumlah Pembiayaan-Pendidikan Pengusahadan

Lama Usaha ...47 4.3 CrosstabLama Usaha,JenisKelamin-Jumlah Dana

Pengusaha/Modal Sendiri, Pembiayaan dariKUR ...48 4.4 Jawaban Responden, Apakah Pembiayaan Yang Diberikan KURBermanfaatBagiPengembanganUsaha ...50 4.5 Data Responden Tentang Pandangan Umum Mengenai

PengembanganUKM...50 4.6 Data Responden Tentang Jenis Tenaga Kerja ...51 4.7 Data Responden Tentang KriteriaPemilihanTenagaKerja52 4.8 Crosstab Usia Responden-JumlahTenaga Kerja Setelah

Mendapat PembiayaanDari K U R ...53 4.9 JumlahTenagaKerjaSebelumDanSesudah Menerima

Pembiayaan Dari KUR ...54 4.10 Data Responden Tentang DampakPengembanganUsaha

TerhadapDunia Ketenaga Kerjaan... 56 4.11 Data Responden Tentang PeningkatanPendapatanSetelah

AdanyaPembiayaanKUR... . . 57 4.12 Data RespondenTentang PeningkatanPendapatanYang

Diterima ...57 4.13 Data Responden Tentang PendapatanYangDiterima Telah

Sesuai DenganHarapan ...58 4.14 Crosstab Usia Responden-JumlahPendapatanSetelah

Menerima PembiayaanDari KUR ... 59 4.15 Crosstab PendapatanSebelum dan Sesudah Menerima

Pembiayaan-Lama Usaha...60 4.16 Data Responden Tentang AdanyaPembiayaan, Apakah

JenisProdukJugaAkanBertambah ...62 4.17 Crosstab usia responden-jumlah produk setelah mendapat Pembiayaan dariKUR ...63 4.18 Diversifikasi produk sebelum dan sesudah menerima


(6)

2.1 Kerangka Konseptual...36 4.1 GrafikModalSendiri Dari PengembanganUKMDan

Sesudah Menerima PembiayaanDari KUR...49 4.2 GrafikJumlahTenagaKerjaSebelum Mendapat

Pembiayaan Dan Sesudah Mendapat Pembiayaan

Dari KUR... ...55 4.3 GrafikPendapatanSebelum Menerima PembiayaanDan

Sesudah Menerima PembiayaanDari KUR...61 4.4 Grafik Diversifikasi Jenis Produk Sebelum dan Sesudah

Mendapat PembiayaanDari KUR... 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN