Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro Dan Kecil Di Kecamatan Medan Johor

(1)

UNIVERITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN

“ANALISIS PERMINTAAN KREDIT PADA USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN MEDAN JOHOR”

OLEH

TAUPAN ACHMAD FELNA 090523027

PROGRAM STUDI PEMBAGUANAN DEPARTEMEN PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

ABSTRACT

This research entitle the " Analysis of credit request of at micro effort and minimize in Subdistrict of Field Johor". this Research Target is to know what micro entrepreneur background and minimize to borrow the credit of at bank and to know the loan role channelled by bank to micro operating income and minimize the. Data used by is primary data, that is data obtained from entrepreneur owning micro effort and minimize exist in Subdistrict of Field Johor, through/ passing direct interview and observation by using questionnaire.

In analysing the level of variable influence - free variable to variable trussed to be used by model ekonometrika by meregresikan is variable-existing variable by using doubled linear regression analysis. From result regresi, capital variable by xself have an effect on positive and signifikan statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize the, variable of credit capital have an effect on positive and signifikan statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize the, variable sum up the worker have an effect on the negativity statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize.

Result of test of coefficient determinasi ( R2) indicate that the variable mount the farmer prosperity copy as variable dependen able to be explained by variable - independent variable that is capital by xself, credit capital, sum up the worker of equal to 0,496% while the rest of equal to 99,504 % explained by other;dissimilar variable is which do not involve into capital estimate the. Examination as a whole use the test F of where F count/calculate ( 8,545) > F of[is tables of ( 3,35), its meaning is capital variable by xself, credit capital, wide sum up the worker at a time have an effect on by signifikan to micro entrepreneur earnings and minimize the.

Keyword: Micro Operating income and minimize the, capital by xself, credit capital, sum up worker


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Medan Johor”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi pengusaha mikro dan kecil untuk meminjam kredit pada bank dan untuk mengetahui peranan pinjaman yang disalurkan oleh bank terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengusaha yang memiliki usaha mikro dan kecil yang ada di Kecamatan Medan Johor, melalui observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner).

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel–variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel – variabel yang ada dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Dari hasil regresi, variabel modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil, variabel modal kredit berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil, variabel jumlah pekerja berpengaruh negatif secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil.

Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel tingkat kesejahteraan petani kopi sebagai variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel – variabel independen yaitu modal sendiri, modal kredit, jumlah pekerja sebesar 0,496% sedangkan sisanya sebesar 99,504 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan ke dalam modal estimasi. Pengujian secara keseluruhan menggunakan uji F dimana F hitung (8,545) > F tabel (3,35), artinya variabel modal sendiri, modal kredit, luas jumlah pekerja secara serentak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengusaha mikro dan kecil.

Kata Kunci: Pendapatan usaha mikro dan kecil, modal sendiri, modal kredit, jumlah pekerja.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat – Nya lah Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “ANALISIS PERMINTAAN KREDIT PADA USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN MEDAN JOHOR” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana ekonomi di Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc, Sc, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada Penulis.

5. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, S.E, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai Skripsi Penulis.

6. Segenap Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara khususnya Ekonomi Pembangunan.


(5)

7. Orangtua Penulis, Taupan Achmad Felna, yang sudah memberikan dukungan dan kasih sayang kepada Penulis. Juga saudara Penulis yang telah membantu Penulis. 8. Seluruh responden, yaitu pedagang usaha mikro dan kecil yang ada di Kecamatan

Medan Johor, yang bersedia memberikan informasi kepada Penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkan.

Medan, 8 Agustus 2012


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan dan Manfaat ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Kredit ... 7

2.1.1. Pengertian Kredit ... 7

2.1.2. Unsur-Unsur Kredit ... 9

2.1.3. Tujuan dan Fungsi Kredit ... 11


(7)

2.1.5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 17

2.1.6. Pengawasan Kredit ... 20

2.1.7. Jaminan Kredit ... 22

2.1.8. Prosedur Dalam Pemberian Kredit ... 22

2.1.9. Resiko Kredit ... 23

2.2. Pengertian dan Ciri-Ciri Usaha Mikro ... 26

2.3. Klarifikasi Usaha Mikro ... 27

2.4. Kelemahan dan Keunggulan Usaha Mikro ... 28

2.5. Beberapa Masalah yang Dihadapi Pengusaha Mikro ... 30

2.6. Pengertian dan Ciri-Ciri Usaha Kecil ... 33

2.7. Penelitian Terdahulu... 35

2.8. Kerangka Konseptual ... 36

2.9. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.2. Responden Penelitian ... 39

3.3. Jenis Data ... 39

3.3.1. Data Primer ... 39

3.3.2. Data Sekunder ... 40

3.4. Pengolahan Data ... 40

3.5. Teknik Analisa Data ... 40

3.5.1. Analisis Regresi Linear Berganda... 41

3.6. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 42


(8)

3.6.2. Uji t-statistik ... 42

3.6.3. Uji F-statistik ... 43

3.7. Definisi Operasional ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1. Sejarah dan Letak Geografis Kota Medan ... 45

4.2. Kondisi Ekonomi dan Sosial Kecamatan Medan Johor ... 47

4.3. Deskrispi Responden ... 48

4.3.1. Usia Pengusaha Mikro dan Kecil dan Lama Usaha 49 4.4. Faktor Permintaan Kredit ... 52

4.5. Pemanfaatan Kredit ... 54

4.5.1. Hubungan Antara Pemanfaatan Kredit dan Penggunaan Kredit Selain Untuk Usaha... 54

4.5.2. Hubungan Antara Pemanfaatan Kredit dan Perubahan Pendapatan ... 56

4.6. Analisis Data ... 59

4.6.1. Analisis Regresi X1 dan X2 dan X3 terhadap Y ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.2 Usia Pengusaha ... 49

4.3 Lama Usaha ... 50

4.4 Hubungan Usia dan Lama Usaha ... 43

4.5 Alasan Pengusaha Mikro dan Kecil Dalam Pengambilan Kredit... 52

4.6 Pemanfaatan Kredit ... 54

4.7 Penggunaan Kredit Selain Usaha ... 55

4.8 Pemanfaatan Kredit ... 56

4.9 Perubahan Pendapatan ... 57


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 37


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian ... 70

2 Data Responden ... 74

2 Crosstab Analisis ... 76


(12)

ABSTRACT

This research entitle the " Analysis of credit request of at micro effort and minimize in Subdistrict of Field Johor". this Research Target is to know what micro entrepreneur background and minimize to borrow the credit of at bank and to know the loan role channelled by bank to micro operating income and minimize the. Data used by is primary data, that is data obtained from entrepreneur owning micro effort and minimize exist in Subdistrict of Field Johor, through/ passing direct interview and observation by using questionnaire.

In analysing the level of variable influence - free variable to variable trussed to be used by model ekonometrika by meregresikan is variable-existing variable by using doubled linear regression analysis. From result regresi, capital variable by xself have an effect on positive and signifikan statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize the, variable of credit capital have an effect on positive and signifikan statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize the, variable sum up the worker have an effect on the negativity statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize.

Result of test of coefficient determinasi ( R2) indicate that the variable mount the farmer prosperity copy as variable dependen able to be explained by variable - independent variable that is capital by xself, credit capital, sum up the worker of equal to 0,496% while the rest of equal to 99,504 % explained by other;dissimilar variable is which do not involve into capital estimate the. Examination as a whole use the test F of where F count/calculate ( 8,545) > F of[is tables of ( 3,35), its meaning is capital variable by xself, credit capital, wide sum up the worker at a time have an effect on by signifikan to micro entrepreneur earnings and minimize the.

Keyword: Micro Operating income and minimize the, capital by xself, credit capital, sum up worker


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Medan Johor”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi pengusaha mikro dan kecil untuk meminjam kredit pada bank dan untuk mengetahui peranan pinjaman yang disalurkan oleh bank terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengusaha yang memiliki usaha mikro dan kecil yang ada di Kecamatan Medan Johor, melalui observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner).

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel–variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel – variabel yang ada dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Dari hasil regresi, variabel modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil, variabel modal kredit berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil, variabel jumlah pekerja berpengaruh negatif secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil.

Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel tingkat kesejahteraan petani kopi sebagai variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel – variabel independen yaitu modal sendiri, modal kredit, jumlah pekerja sebesar 0,496% sedangkan sisanya sebesar 99,504 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan ke dalam modal estimasi. Pengujian secara keseluruhan menggunakan uji F dimana F hitung (8,545) > F tabel (3,35), artinya variabel modal sendiri, modal kredit, luas jumlah pekerja secara serentak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengusaha mikro dan kecil.

Kata Kunci: Pendapatan usaha mikro dan kecil, modal sendiri, modal kredit, jumlah pekerja.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perekonomian merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai kesejahteraan. Mengingat sangat pentingnya sektor perekonomian ini sehingga dalam menentukan dan memutuskan setiap kebijakan harus mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat mempengaruhi perekonomian baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Perekonomian suatu negara disamping memerlukan program yang terencana dan terarah untuk mencapai sasaran, faktor lainnya adalah dibutuhkan modal atau dana pembangunan yang cukup besar.

Program pembangunan tersebut disusun oleh lembaga–lembaga perekonomian yang telah ditentukan. Lembaga–lembaga perekonomian ini saling bekerja sama mengelola dan menggerakkan semua potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan khususnya perbankan mempunyai peran yang strategis dalam menggerakkan perekonomian suatu negara.

Penulis lain mendefenisikan bank adalah suatu badan yang usaha utamanya menciptakan kredit. Prof. G.M. verry Stuart dalam bukunya Bank Politik mengatakan, “bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat – alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat–alat penukar baru berupa uang giral.”

A.Abdurrachman dalam (Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan) menjelaskan bahwa, “ bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan


(15)

terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda–benda berharga, membiayai perusahaan–perusahaan, dan lain–lain ”.

Defenisi bank menurut UU No.10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang pokok–pokok perbankan adalah, “ segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Sedangkan bank menurut undang–undang tersebut ialah, “ badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Bank merupakan lembaga yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta jasa lainnya (Kashmir, 2004:11). Jadi, bank sebagai intermediasi memobilisasi dana dari masyarakat yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana melalui kredit.

Kredit merupakan sumber pendapatan yang terbesar bagi bank, dibandingkan sumber pendapatan lainnya. Kredit dalam neraca bank merupakan penggunaan dana, namun bagi perusahaan yang medapat bantuan dari bank, merupakan sumber dana. Bahkan dikatakan kredit sebagai sumber dana pembangunan karena kredit merupakan sumber dana dari berbagai lapisan pengusaha dan berbagai lapisan masyarakat, yang secara makro merupakan unsur dalam pembangunan sebuah negara.

Sebagaimana yang telah di tetapkan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang Indonesia sasaran utamanya adalah tercapainya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatanya sendiri menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.


(16)

Dalam hal ini Pemerintah telah mengambil kebijaksaan usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan dan meningkatkan kesempatan berusaha bagi usaha mikro dalam bentuk pembinaan dan permodalan yang disalurkan melalui bank.

Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pengusaha mikro dalam meningkatkan kemampuan usaha meliputi berbagai macam aspek dimana salah satu dengan yang lainnya berkaitan, antara lain yaitu:

a. Kurangnya permodalan baik jumlah maupun sumber

b. Kurangnya kemampuan managerial dan keterampilan beroperasi, serta tidak adanya bentuk formil dari perusahaan

c. Lemahnya organisasi dan terbatasnya pemasaran

Selain hambatan di atas, persaingan yang terjadi sesama mereka yang kurang sehat dan adanya desakan ekonomi yang kuat sehingga mengakibatkan ruang lingkup gerak mereka menjadi terbatas. Hal tersebut tidak diarahkan kearah yang pasti terhadap perkembangan kehidupan mereka dimasa–masa yang akan datang.

Kecamatan Medan Johor merupanakan salah satu kecamatan yang ada di kota Medan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Medan Johor ini memiliki penduduk sekitar 115.182 orang pada tahun 2008 dan 116.220 orang pada tahun 2009. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kelurahan Kwala Bekala yakni sebanyak 30.843 orang pada tahun 2008 dan31.121 orang pada tahun 2009. Dan jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Kedai Durian yakni sebanyak 4.832 orang pada tahun 2008 dan 4.877 orang pada tahun 2009.

Perkembangan jumlah penduduk yang setiap tahun meningkat, ini membuat mulai banyak usaha-usaha yang ada mulai bermunculan. Usaha-usaha tersebut baik usaha dalam skala besar dan kecil, termasuk usaha mikro dan kecil. Usaha-usaha mikro dan kecil ini


(17)

umumnya tersebar diseluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Johor. Usaha-usaha mikro dan kecil ini seperti: perbengkelan, salon kecantikan, penjahit, doorsmer mobil dan sepeda motor, minimarket, rumah makan, dan lain-lain.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2008 terdapat 16 industri kecil dan 47 industri rumah tangga. Namun, pada tahun 2009 terdapat 48 industri kecil dan 247 industri rumah tangga. Ini menunjukkan bahwa setiap tahun usaha mikro dan kecil bertambah setiap tahunnya. Di Kecamatan Medan Johor memiliki sejumlah pasar dan pertokoan yang sudah mulai ramai untuk mendukung kegiatan perekonomian, diantaranya terdapat 5 pasar, 38 pertokoan, dan 9 minimarket. Usaha-usaha mikro dan kecil ini umumnya banyak di pasar, seperti: pasar johor yang ada di Kelurahan Gedung Johor dan Pasar Kwala Bekala yang ada di Kelurahan Kwala Bekala. Tetapi, hampir di setiap pertokoan dan kios yang ada di Kelurahan Gedung Johor memiliki usaha mikro dan kecil. Usaha ini seperti: rumah makan, salon, perbengkelan, penjahit, dan lain-lain. Pada umumnya usaha yang banyak adalah usaha rumah makan.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana pengaruh kredit bagi usaha kredit mikro dan kecil dalam meningkatkan kesejahteraan dan pendapatannya, sehingga penulis mengangkat judul” ANALISIS PERMINTAAN KREDIT PADA USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN MEDAN JOHOR”.

1.2Perumusan Masalah.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada pendahuluan maka penelitian mengungkapkan beberapa permasalahan yang diangkat antara lain:

1. Apa yang melatarbelakangi pengusaha kredit mikro dan kecil meminjam di bank? 2. Bagaimana peranan pinjaman kredit yang disalurkan bank terhadap pendapatan usaha


(18)

1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian.

Adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi pengusaha mikro dan kecil untuk meminjam kredit pada bank.

2. Untuk mengetahui peranan pinjaman yang disalurkan oleh bank terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil.

Sedangkan Manfaat penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagi pengusaha mikro dan kecil menjadi pertimbangan bila kelak ingin mengambil kredit di bank

2. Bagi bank menjadi masukan yang membantu dalam berhubungan dengan para pengusaha mikro dan kecil dikemudian hari.

3. Merupakan tambahan ilmu bagi penulis dan merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program S1 Ekstension Jurusan Ekonomi Pembangunan.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kredit

2.1.1. Pengertian Kredit

Menurut asal katanya, kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.

Kredit adalah pemberian yang kontra prestasinya akan terjadi pada waktu yang akan datang. Kredit adalah penyediaan yang ditulis antara lain disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman antara pihak bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban hutang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditetapkan (Hadi Widjaja, 1990:4).

Pengertian kredit secara yuridis dapat dilihat pada Undang–Undang No.10 Tahun 1998 Pasal I Ayat 11 tentang perbankan, bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga.

Menurut Undang–Undang No.10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 12 tentang perbankan, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.


(20)

a. Unsur waktu, yaitu ada petunjuk jarak saat pemberian dan pelunasan kredit.

b. Unsur resiko, yaitu akibat yang mungkin timbul karena adanya jarak waktu pemberian dan pelunasan.

c. Unsur penyerahan, yaitu menyerahkan nilai ekonomi kepada pihak lain.

d. Unsur kepercayaan, yaitu menyerahkan kepada pihak lain untuk mengelola uang. e. Unsur persetujuan, yaitu ada kesepakatan antara pihak pemberi dan penerima kredit,

misalnya dari kelompok kepada anggota.

Ciri–ciri pinjaman atau kredit yang baik adalah :

a. Angsuran pinjaman/kredit lebih kecil dari keuntungan usaha. b. Tingkat suku bunga yang serendah–rendah.

c. Periode pembayaran yang sependek–pendeknya, sesuai dengan perputaran produksi usahanya dengan peraturan pihak pemberi pinjaman/kredit.

d. Jangka waktu pinjaman selama–lamanya sesuai dengan peraturan yang ada.

e. Pinjaman digunakan sesuai dengan tujuan yang disepakat atau dengan kata lain tidak disalahgunakan.

f. Jumlah pinjaman sesuai dengan kebutuhan usaha

2.1.2. Unsur-Unsur Kredit

Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti, sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur–unsur yang terkandung di dalamnya.


(21)

Adapun unsur–unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar–benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyidikan yang mendalamtentang nasabah. Penelitian dan penyidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.

2. Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak mentandatangani hak dan kewajibannya masing–masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak nasabah dan nasabah.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati, atau dengan kata lain bahwa jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya.


(22)

4. Resiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko sengaja maupun resiko yang tidak disengaja.

5. Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan bunga.

2.1.3. Tujuan dan Fungsi Kredit 1. Tujuan Kredit

Tujuan pemberian kredit antara lain :

1. Mencari keuntungan

Mencari keuntungan yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.

2. Membantu usaha nasabah

Membantu usaha nasabah yaitu membantu usaha nasabah yang memerlukan dana baik dana untuk investasi maupun untuk modal kerja.


(23)

3. Membantu pemerintah

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit adalah penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

2. Fungsi Kredit

Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain:

1. Meningkatkan daya guna uang

a) Para pemilik uang dapat langsung meminjamkan kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan usaha atau produksinya.

b) Para pemilik uang dapat menyimpan uangnya pada lembaga keuangan. Uang tersebut dipinjamkan kepada perusahaan untuk meningkatkan usahanya.

2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit perbankan yang ditarik secara tunai dan non tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang.

3. Meningkatkan daya guna barang dan peredaran uang

Kredit oleh para pengusaha dapat mengubah bahan baku menjadi barang jadi sehingga daya guna barang meningkat.

4. Alat stabilitas perekonomian

Arus kredit diarahkan pada sektor–sektor produktif. Tujuannya untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri.


(24)

Pemberian kredit akan meningkatkan kegairahan berusaha apalagi bagi pedagang yang usaha nya pas–pasan.

6. Meningkatkan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam hal pendapatan. (Thomas Suyatno, 1991:17)

2.1.4. Jenis-Jenis Kredit

Beragamnya jenis usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya. Dalam praktiknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula dengan pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada masyarakat.

Secara umum jenis–jenis kredit dapat dilihat sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi kegunaan

Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit, yaitu:

a. Kredit investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan uatam suatu perusahaan.


(25)

b. Kredit modal kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contohnya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dari segi tujuan adalah:

a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b. Kredit konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.

c. Kredit perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan baiasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit dari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya. Jenis kredit ini adalah:


(26)

a. Kredit jangka pendek

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kredit nya berkisar anatara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur.

4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud dan tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon debitur.


(27)

b. Kredit tanpa jaminan

Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

5. Dilihat dari segi sektor usaha

Jenis kredit jika dilihat dari segi sektor usaha sebagai berikut:

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.

b. Kredit peternakan, kredit ini diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek seperti peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti peternakan sapi atau kambing.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri baik industri kecil, menengah, dan besar.

d. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun saran dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar.

e. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang, biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.

f. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter ataun pengacara.


(28)

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

h. Dan sektor–sektor usaha lainnya.

2.1.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Ada beberapa jenis prinsip–prinsip pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini memiliki persamaaan yaitu apa–apa yang terkandung dalam 5c dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan di dalam prinsip 7P disamping lebih terinci juga jangkauan analisis nya lebih luas dari 5C.

Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C kredit dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Character

Character adalah sifat atau watak seorang dalam hal ini calon debitur.

2. Capacity (Capability)

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membiayai kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba.

3. Capital

Capital adalah untuk mengetahui sumber–sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.


(29)

4. Collateral

Merupakan jaminan yang akan diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing–masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang.

Sedangkan penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut:

1. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari– hari maupun masa lalunya.

2. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan– golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya.

3. Perpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4. Prospect, yaitu untuk menilai suatu usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau tudak.

5. Payment, yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit yang diperolehnya.


(30)

6. Profitability, profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

7. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang diberikan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

Sedangkan penilaian kredit dengan studi kelayakan meliputi:

1. Aspek hukum, yaitu aspek utnuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen–dokumen atau surat–surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akte notaris, ijin usaha atau sertifikat tanah.

2. Aspek pasar dan pemasaran, yaitu aspek untuk menilai prospek uasaha nasabah sekarang dan di masa yang akan datang.

3. Aspek keuangan, yaitu aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan mengelola usahanya.

4. Aspek operasi/teknis, yaitu aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.

5. Aspek manajemen, yaitu aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.


(31)

6. Aspek ekonomi/sosial, yaitu aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah lebih banyak benefit atau cost atau sebaliknya.

7. Aspek AMDAL, yaitu aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara–cara pencegahan terhadap dampak tersebut.

2.1.6. Pengawasan Kredit

Pengawasan kredit adalah usaha untuk megetahui dan menyusun strategi perbaikan secara dini indikasi–indikasi penyimpangan (deviation) dari keepakatan bank dan debitur dalam proses kegiatan perkreditan yang kemudian mungkin menjadi penyebab kredit bermasalah dan mendatangkan kerugian bagi bank dan debitur.

1. Prinsip–prinsip pengawasan kredit

a. Upaya pencegahan dan penjagaan dini (early warning)

b. Dilakukan terhadap risk asset bank dari indikasi (signal) penyimpangan yang dapat merugikan bank dan debitur, seperti pengendalian intern dalam perkreditan sejak aplikasi kredit sampai pelunasan atau penyelesaiannya.

c. Bulit in control

Disebut juga pengawasan melekat, yang menunjukkan pengawasan sehari – hari oleh pejabat terkait dalam perkreditan atas setiap tahap proses kegiatan perkreditan sesuai dengan sistem dan prosedur yang dipakai dalam kegiatan debitur.


(32)

2. Indikasi dini deviasi kredit (early warning system)

Bagian ini dimulai dengan peringatan dini, dimana bank hanya dapat melihat dan mengetahui adanya indikasi dini itu bilamana pengawasan kredit berjalan menurut sistemnya. Indikasi dini itu berupa suatu penyimpangan dari kesepakatan bank dan debitur atau melanggar peraturan baik minor maupun mayor, kemudian akan menjadi sebab timbulnya masalah, yang menyebabkan nasabah kesulitan likuiditas dan cash flow, akhirnya terjadi ketidakmampuan debitur untuk tidak dapat memenuhi kewajibannya. Indikasi dimaksud dapat dideteksi melalui beberapa sumber, antara lain sejumlah kondisi, seperti: kondisi keuangan nasabah, kondisi manajemen perusahaan, transaksi perbankan yang menurun, makroekonomi dan kebijaksanaan.

2.1.7. Jaminan Kredit

Menurut Khasmir: 2008 adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut:

1. Dengan jaminan

a. Jaminan benda berwujud (misalnya: tanah, bangunan, dan lain – lain)

b. Jaminan benda tidak berwujud (misalnya: sertifikat saham, sertifikat tanah, dan lain– lain)

c. Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet maka yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.


(33)

Kredit tanpa jaminan maksud nya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan kepada perusahaan yang terkenal dan professional sehingga kemungkinan kredit macet sangat kecil.

2.1.8. Prosedur Dalam Pemberian Kredit

Secara umum prosedur pemberian kredit menurut Khasmir adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan berkas–berkas

2. Penyelidikan berkas pinjaman 3. Wawancara I

4. On the spot 5. Wawancara II

6. Keputusan kredit

7. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya 8. Realisasi kredit

9. Penyaluran/penarikan dana 2.1.9. Resiko Kredit

Setiap transaksi yang dilakukan bank, baik transaksi on balance sheet (termasuk transaksi perkreditan), maupun transaksi off balance sheet mempunyai kendala atau resiko yang akan mempengaruhi kinerja bank (bank performance), termasuk transaksi – transaksi perkreditan (Mohammad, 1999:59).


(34)

Resiko secara umum adalah kemungkinan kerugian atau kegagalan dalam bisnis perbankan. Resiko kredit merupakan salah satu yang dihadapi bank, disamping resiko likuiditas, resiko manajerial maupun resiko kekhilafan manusia. Resiko kredit umumnya mengambil bagian terbesar dalam bisnis bank komersial karena pinjaman dan investasi portefel biasanya merupakan bagian terbesar dalam aktiva mereka. Bahkan sekali pun tidak tepat benar, jumlah dan perputaran pinjaman dan investasi potefel sering kali dipakai indikator bagi mutu manajemen bisnis perbankan.

Resiko kredit didefenisikan sebagai berikut:

a. Resiko yang timbul karena ketidakpastian pelunasan pinjaman oleh nasabah debitur. Kegagalan memenuhi perjanjian pelunasan, sebagian atau seluruhnya, termasuk dalam jenis resiko ini.

b. Resiko yang disebabkan oleh investasi yang tidak memberikan pendapatan atau investasi yang justru mengurangi aktiva modal.

Banyak jenis resiko yang dihadapi oleh manajemen bank dalam bisnis perbankan. Secara garis besarnya dapat dibedakan kedalam resiko kredit yang disebabkan oleh:

1. Faktor–faktor yang relevan dengan kreditur dan debitur

Dari pihak bank mungkin tidak bersikap hati–hati, sehingga kurang memperhatikan prinsip – prinsip pemberian kredit, atau resiko mungkin pula datang dari nasabah debitur, seperti kepailitan, meninggal dunia, penipuan, dan kejahatan lainnya.


(35)

2. Faktor–faktor yang bersifat eksogein

Perekonomian makro yang sedang dilanda oleh resesi atau depresi yang menyebabkan margin laba negatif dan pengangguran masal, pergolakan politik dan sosial seperti pemogokan dan kerusuhan, merupakan beberapa resiko kredit yang disebabkan oleh faktor – faktor eksogein. Sebagian tidak dapat dikendalikan karena berada di luar sistem.

Ada beberapa strategi yang dapat ditempuh oleh perbankan dalam mengurangi resiko kredit, antara lain:

a. Diversifikasi pinjaman atau portepel

Dengan memperbanyak jenis pinjaman dan potepel, resiko kredit akan berkurang karena setiap pinjaman dapat saling mengkompensasi kemungkinan munculnya resiko. Dengan memperbanyak diversifikasi pinjaman bisnis perbankan bertujuan untuk memperluas alternatif pilihan bukan menguranginya.

b. Penetapan standart kredit yang tinggi

Dengan meningkatkan standart kredit yang harus dipenuhi oleh calon nasabah debitur, resiko kegagaglan dalam pemberian kredit dapat dikurangi, sekalipun mungkin banyak pelamar kredit yang mengundurkan diri atau mengurungkan niatnya untuk mengambil kredit.

c. Asuransi pinjaman kepada perusahaan asuransi

Sekalipun asuransi itu akan menambah biaya kredit, namun keamanannya pada umumnya lebih terjamin. Dengan mengutamakan kepentingan nasabah dan kepentingan bisnis perbankan, manajemen perlu mempertimbangkan manajemen resiko yang tepat.


(36)

2.2. Pengertian dan Ciri-Ciri Usaha Mikro 1. Usaha Mikro

Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50.000.000,00.

2. Ciri-ciri Usaha mikro

Ciri–ciri usaha mikro adalah sebagai berikut:

1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak terlalu tetap, sewaktu–waktu dapat berganti. 2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu–waktu dapat pindah tempat.

3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

4. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata–rata sangat rendah, umumnya tingkat SD dan belum memiliki kewirausahaan yang memadai.

5. Umumnya tidak atau belum mengenal perbankan tetapi lebih mengenal rentenir.

6. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Contoh Usaha Mikro yaitu:


(37)

2. Industri makanan dan minuman, dan industri pandai besi pembuat alat–alat. 3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar.

4. Peternak ayam, itik dan perikanan.

5. Usaha jasa – jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek, dan penjahit.

2.3.Klarifikasi Usaha Mikro

Usaha mikro mempunyai peran yang sangat vital dalam pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan jumlah investasi yang relatif lebih kecil, maka usaha mikro dapat lebih fleksibel dan beradaptasi terhadap perubahan pasar. Usaha mikro tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal dan karenanya dapat tanggap menangkap peluang untuk substitusi impor dan meningkatkan supply (persediaan) domestik.

Pengembangan usaha mikro dapat memberikan kontribusi pada diversifikasi ekonomi dan percepatan perubahan struktur sebagai pra-kondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. Disamaping itu dalam kaitan dengan investasi modal di usaha mikro jauh lebih tinggi dari pada yang terjadi di perusahaan besar. Berdasarkan hal tersebut maka pengembangan usaha mikro merupakan elemen kunci dalam setiap strategi penciptaan lapangan kerja dalam negeri. Usaha mikro sebagai pemasok (input) komponen suatu produk dan jasa mempengaruhi daya saing perusahaan besar, sehingga pengembangan usaha mikro sebagai elemen terpadu dalam strategi daya saing Nasional dan terkait dengan kebijakan kegiatan promosi investasi.

Usaha mikro telah menjadi fokus pemberdayaan baik dari aspek manajemen usaha, jiwa kewirausahaan dan pendanaan untuk mengembangkan usahanya, karena berbagai


(38)

pertimbangan,dimana usaha mikro merupakan terbesar dari kegiatan perekonomian masyarakat.

2.4.Kelemahan dan Keunggulan Usaha Mikro

Apabila dirangkum secara umum ciri–ciri usaha mikro juga mencirikan kelemahan yang perlu diatasi oleh semua pihak adalah:

1. Banyak berlokasi di pedesaan dan kota–kota kecil

2. Status usaha milik pribadi atau keluarga

3. Sumber tenaga kerja dari lingkungan keluarga atau lingkungan sosial budaya setempat

4. Pola kerja sering paruh waktu atau usaha sampingan

5. Memiliki kemampuan terbatas dalam menerapkan teknologi atau teknologo sederhana/tradisional

6. Pada umumnya manajemen usaha sederhana, tidak ada perencanaan usaha

7. Administrasi keuangan sederhana, atau tidak ada pemisahan antara keuanagn keluarga dan usaha/bisnis

8. Izin usaha sering tidak dimiliki dan persyaratan legal lainnya tidak dimiliki

9. Pelaku adalah rakyat dengan status sosial ekonomi rendah, khususnya dalam bidang pendidikan

10. Interaksi usaha/bisnis sangat terbatas antara sektor hulu dan hilir

11. Jaringan usaha baik dengan pelaku ekonomi lain, pemerintah, asosiasi bisnis, lembaga pendidikan maupun lembaga keuangan relatif terbatas atau tidak ada sama sekali


(39)

12. Orientasi usaha lebih bersifat subsistem.

Sedangkan keunggulan usaha mikro dalam menghadapi guncangan kriris ekonomi, dimana terbukti menjadi penyelamat ekonomi nasional, yaitu:

1. Penyedia lapangan kerja

2. Penyedia barang–barang murah untuk konsumsi rakyat

3. Efesiensi dan fleksibilitas menjadi kekuatan yang mampu bertahan hidup

4. Usaha kecil sebagai pencetak wirausahawan baru

Dilihat dari kepentingan perbankan usaha mikro adalah segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam meningkatkan intermediasinya, karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimilki uasaha non-mikro anatar lain:

1. Perputaran usaha (turn over) umumnya cepat. Kemampuannya menyerap dana yang relatif mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan bisnis/usahanya tetap berjalan bahkan mampu berkembang karena biaya manajemennya yang relatif rendah.

2. Pada umunya para pelaku usaha mikro tekun, sederhana, serta dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan tepat. Batasan UMK di Indonesia berdasarkan pada dua unsur utama, yaitu jumlah aset yang dimiliki, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, hasil penjualan pertahun dan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan.


(40)

2.5.Beberapa Masalah yang Dihadapi Pengusaha Mikro

1. Permodalan

Masalah permodalan adalah merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi pengusaha mikro. Pada umunya pengusaha mikro terbentur pada masalah modal yang akan digunakan dalam mengembangkan usaha, meskipun banyak pengusaha yang mempunyai kemampuan untuk mengolah usahanya tetapi tidak mempunyai modal yang cukup sehingga pengusaha ini dapat mengembangkan usahanya lebih maju. Jelaslah modal merupakan faktor yang utama untuk menentukan arah perkembangan usaha yang dijalankan.

Seperti diketahui modal sangat penting dalam perkembangan usaha karena modal mempunyai 2 fungsi, yaitu:

a) Menopang kegiatan produksi dan penjualan dengan jalan menjembatani antara saat pengeluaran untuk pembelian bahan serta jasa yang diperlukan dengan penjualan.

b) Menutup pengeluaran yang bersifat tetap dan pengeluaran yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan produksi dan penjualan. Jadi jelaslah modal sangat diperlukan dalam pengembangan perusahaan, dan tanpa modal perusahaan/usaha yang dijalankan tidak dapat beroperasi dengan baik.

2. Manajemen

Masalah manjemen adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh pengusaha mikro umumnya sedikit sekali pengetahuan tentang organisasi dan manajemen.

Faktor yang perlu sekali diperhatikan dalam manajemen ini tergantung kemampuan dalam keberhasilan perusahaan. Pimpinan perusahaan yang mampu akan menghasilkan


(41)

semua kegiatan yang memuaskan, dimana pimpinan yang seperti ini akan selalu dapat memecahkan persoalan – persoalan yang dihadapi manajemen. Sebaliknya ketidakmampuan manajemen banyak menimbulkan kesulitan – kesulitan perusahaan terutama dalam kesulitan perusahaan. Selain itu kegagalan dalam manajemen dapat juga disebabkan karena kegagalan dalam kelemahan organisasi, dimana organisasi adalah alat bagi manager untuk memimpin, mngendalikan, dan mengemudikan perusahaan.

“Organisasi adalah wadah jaringan tata kerja sama kelompok orang – orang secara teratur dan kontinue guna mencapai tujuan – tujuan bersama yang tertentu.”

Dalam defenisi di atas jelaslah bahwa tata kerja sama yang baik antara sekelompok orang atau pekerja - pekerja adalah sangat penting untuk mencapai suatu sasaran tertentu.

Jika diperhatikan para pengusaha mikro, umunya para pengusaha ini masih mempunyai kelemahan dalam manajemen disertai dengan rendahnya pengetahuan dalam bidang manajemen, yang disebabkan tingkat pendidikan yang dimiliki sangat rendah.

3. Keterampilan

Keterampilan adalah merupakan suatu keahlian yang dimiliki oleh para pengusaha dalam menghasilkan barang yang menyangkut pekerjaan sejak dari bahan baku sampai menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan, dimana dalam hal ini diperlukan adanya suatu perencanaan yang baik sehingga proses produksi tersebut dapat ditempuh dalam waktu yang tepat dalam menghasilkan barang dalam tingkat mutu yang baik.

Jika dilihat pada kondisi pengusaha mikro dapatlah dikatakan pada umumnya pengusaha mikro masih mempunyai keterampilan berusaha yang rendah khususnya dalam


(42)

menghasilkan barang, disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki.

4. Pemasaran

Berbicara mengenai pemasaran maka pemasaran tidak terlepas dari masalah kualitas atau mutu dari produk yang dipasarkan, banyaknya barang saingan, dan penetapan harga yang wajar, sehingga dapat dijangkau oleh pembeli dari semua lapisan.

Melihat faktor–faktor di atas secara umum dapat dikatakan pengusaha mikro umumnya lebih lemah dalam bidang pemasaran terutama dalam hal:

a. Rendahnya mutu barang yang dihasilkan

b. Lemahnya pengetahuan dari pengusaha mikro tentang penilaian pasar c. Lemahnya pengetahuan tentang sistem pemasaran yang baik

2.6. Pengertian dan Ciri-Ciri Usaha Kecil 1. Usaha Kecil

Sedangkan Pengertian Kecil Menurut Undang–Undang No.9 Tahun 1995, usaha kecil adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1 Milyar per tahun serta dapat menerima kredit dari Bank di atas Rp 50.000.000,00 sampai Rp 500.000.000,00.

2. Ciri-ciri Usaha Kecil


(43)

a. SDM- nya sudah lebih maju, rata–rata berpendidikan SMA dan sudah ada pengalaman usaha nya.

b. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan /manajemen keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, dan sudah membuat neraca usaha.

c. Pada umumnya sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya, termasuk NPWP.

d. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, namun belum dapat membuat perencanaan bisnis, studi kelayakan dan proposal kredit kepada bank, sehingga masih sangat memerlukan jasa konsultasi/pendampingan.

e. Tenaga kerja yang dipekerjakan 5 sampai 9 orang

Penggolongan usaha kredit di Indonesia berdasarkan bentuk usaha kecil tersebut yaitu:

1. Usaha perorangan

Merupakan usaha dengan pemilikan tunggal dari jenis usaha yang dikerjakan, yang bertanggung jawab kepada pihak ketiga/pihak lain.

2. Usaha persekutuan

Penggolongan usaha kecil yang berbentuk persekutuan merupakan kerja sama dari pihak–pihak yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam menjalankan bisnis.


(44)

Pada hakekatnya penggolongan usaha kecil adalah:

a) Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan, dan sebagainya b) Perusahaan berskala kecil, seperti: mini market, koperasi dan sebagainya

3. Usaha informal, seperti: pedagang kaki lima yang menjual barang-barang kebutuhan pokok.

2.7.Penelitian Terdahulu

Di dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang dalam pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Dairi” menyimpulkan bahwa yang mempengaruhi kesejahteraan pengusaha mikro dan kecil adalah “modal dan kurangnya kemampuan managerial dan keterampilan”. Didalam penelitian tersebut, teknik analisis yang digunakan adalahb analisis regresi linier sederhana, dengan tingkat signifikasi, α = 5%.

Dalam penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan penulis. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah:

a. Sama-sama meneliti tentang penyediaan modal kredit terhadap kesejahteraan pengusaha mikro dan kecil.

b. Sama-sama menggunakan metode regresi linier berganda.

Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah:

a. Terletak pada judul penelitiannya, dimana peneliti terdahulu meneliti tentang peranan Bank BRI dalam pengembangan Usaha Mikro dan Kecil. Sedangkan penulis meneliti


(45)

tentang Analisis permintaan kredit pada Usaha Mikro dan kecil. Disini penulis tidak melakukan riset pada bank.

2.8.Kerangka Konseptual

Kesejahteraan pengusaha mikro dan kecil ditentukan dengan adanya kepemilikan modal. Modal dapat diperoleh oleh para pengusaha mikro dan kecil dengan berbagai macam cara, misalnya dengan modal yang dimilkinya sendiri walaupun jumlahnya tidak besar dan modal yang berasal dari pinjaman kredit. Selain itu perlu juga diketahui tentang berapa modal yang ideal agar dapat dikatakan memberikan peningkatan kesejahteraan pengusaha mikro dan kecil tersebut.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Modal Sendiri (X1)

Modal Kredit (X2) Kebutuhan Modal Ideal

Bagi Pengusaha Mikro dan Kecil

Pendapatan Usaha Mikro dan kecil

(Y) Jumlah Pekerja


(46)

2.9.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan atau diuji secara empiris. Dengan kata lain hipotesa adalah kesimpulan yang belum final, dalam arti sebagai dugaan pemecahan masalah yang mungkin benar dan yang mungkin juga salah. Hipotesa adalah kesimpulan sementara mengenai suatu permasalahan dimana kebenarannya masih harus dibuktikan lebih lanjut (Teguh, 1999). Berdasarkan permasalahan maka dapat ditetapkan beberapa hipotesa antara lain:

1. Jumlah kredit yang disalurkan oleh bank mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil di Kecamatan Medan Johor.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dan data empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis dari penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannnya adalah sebagai berikut :

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Johor, Kota Madya Medan.

3.2 . Responden Penelitian

Responden penelitian adalah pengusaha mikro dan kecil yang belum dan yang sudah menerima kredit dari bank sebanyak 40 orang.

3.3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah:

3.3.1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama yang menjadi objek penelitian. Data Primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan juga pengisian kuisioner terhadap para nasabah yang dijadikan sampel.


(48)

3.3.2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan publikasi secara resmi, buku-buku, majalah-majalah serta laporan lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.4. Pengolahan Data

Penulis melakukan pengolahan data dengan metode statistik menggunakan program SPSS 16.0.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Kuisioner

Para pengusaha mikro dan kecil yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini, diajukan lembaran kuisioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai masalah apa yang menyebabkan pengusaha mikro dan kecil mau utnuk meminjam kredit di bank atau tidak.

2. Wawancara

Pada perolehan ini dilakukan wawancara kepada pengusaha mikro dan kecil untuk menggali informasi yang lebih mendalam mengenai alasan pengusaha mikro dan kecil memilih dan meminjam kredit perbankan di bank.

3. Observasi

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, dalam hal ini pengusaha mikro dan kecil.


(49)

Teknik studi kepustakaan ini adalah mengumpulkan data dan informasi melalui telahaan berbagai literatur yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, koran, brosur, internet dan lain-lain.

3.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.

Formulasi yang digunakan adalah:

Yi = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + μ

Dimana:

Y = Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil

X1 = Modal sendiri

X2 = Modal kredit

α = Konstanta

β123 = Koefisien atau parameter yang hendak dihitung


(50)

3.6 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

3.6.1 Koefisien Determinan (R-squere)

Koefisien determinasi dilakukan untuk menilai seberapa besar variable – variable independen secara bersama mampu member penjelasan mengenai variable dependen.

Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1< (0<R2<1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variable – variable independen dengan variable dependennya.

3.6.2 Uji t-statistik

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing – masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependent variable. Dengan menganggap variable independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

a. H0 : b1 = 0, masing – masing variable bebas tidak mempengaruhi variable tidak bebasnya.

b. H0 : b1 ≠ 0, masing – masing variable bebas mempengaruhi variable tidak bebasnya.

Hasil pengujian akan menghasilkan dua kesimpulan menurut hipotesis di atas, yaitu:

a. H0 diterima jika - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel , hal ini berarti variable bebas tidak mempengaruhi variable tak bebasnya secara signifikan.


(51)

b. H0 diterima jika ttabel ˃ thitung ˃ ttabel , hal ini berarti variable bebas mempengaruhi variable tak bebasnya secara signifikan.

Nilai thitung= 1 1

Sb

b

b

Dimana :

bi = koefisien variable independen ke-i

b = nilai hipotesis nol

Sbi = simpangan baku dari variable independen ke -i

3.6.3 Uji F- statistik

Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama – sama terhadap dependen variable. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:

a. H0 : b1 : b2 : b3 = ……….bk = 0 (tidak ada pengaruh) b. H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3………..bk = 0 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Jika Fhitung ˃ Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti variable independen bersama – sama mempengaruhi variable dependen.

Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan rumus:

Fhitung = k n R k R − − − 2 2 1 1


(52)

Dimana:

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variable dependen

n = jumlah sampel

Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut:

a. H0 diterima jika Fhitung < Fα b. H0 ditolak jika Fhitung ˃ Fα 3.7 Definisi Operasional

1. Pendapatan petani kopi (Y) adalah jumlah uang yang diterima oleh pengusaha usaha mikro dan kecil perminggu dari usaha yang dijalankannya.

2. Modal sendiri (X1) adalah biaya pribadi yang digunakan pengusaha mikro dan kecil dalam pembiayaan pengembangan usaha dalam rupiah.

3. Modal kredit (X2) adalah pinjaman dalam bentuk kredit usaha mikro dan kecil yang diberikan kepada pengusaha mikro dan kecil di kecamatan Medan Johor dan dilunasi oleh pengusaha mikro dan kecil dalam jangka waktu tertentu dalam rupiah.


(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Sejarah dan Letak geografis Kota Medan dan Kecamatan Medan Petisah

Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II (Dati II) yang terletak di Propinsi Sumatera Utara dan sekaligus merupakan ibukota dari Propinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak pada 2º.27’-2º.47’ LU dan 98º.35’-98º44’ BT yang berbatasan dengan (sebelah timur, barat, utara dan selatan) Kabupaten Deli Serdang.

Luas Kota Medan mencapai 265,10 km² atau sekitar 0,37% dari luas Propinsi Sumatera Utara dan berada pada 2,5-3,75 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan 0-2 (datar) seluas 0-245,0-21 km² atau 90-2,57% dan kemiringan 0-2-15% seluas 19,69 km² atau 7,4% dari seluruh wilayah. Kedalaman 20-60 cm seluas 140-40 km² atau 52,98% dari luas seluruh wilayah yang tidak bererosi. Kota Medan memiliki iklim tropis dengan temperature rata-rata tahunan adalah 26º celcius.

Secara administratif, Kota Medan dibagi dalam 21 wilayah kecamatan dan 151 kelurahan. Potensi lahan yang dimiliki Kota Medan sebagian besar telah dimanfaatkan untuk kegiatan industri dan pertanian.

Kecamatan Medan Johor adalah salah satu dari 21 kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Pada tahun 2009, jumlah penduduk di kecamatan ini adalah 116.220 orang penduduk. Dengan luas wilayah 16,96 km². Letaknya di atas permukaan laut adalah 20 meter. Dan kecamatan Medan Johor ini berbatasan dengan

Sebelah utara : Kecamatan Medan Polonia


(54)

Sebelah barat : Kecamatan Medan Selayang

Sebelah timur : Kecamatan Medan Amplas

Kecamatan Medan Johor dibagi dalam 6 kelurahan, yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1:

Luas Wilayah dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Petisah Tahun 2007

No Kelurahan Luas (km²) Persentase Terhadap Luas Kecamatan

1 Kwala Bekala 5.50 32.43

2 Gedung Johor 3.15 18.57

3 Kedai Durian 0.98 5.78

4 Suka Maju 1.52 8.96

5 Titi Kuning 1.81 10.67

6 Pangkalan Masyhur 4.00 23.58

Medan Johor 16.96 100.00

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Medan

Pada tahun 2009 jumlah penduduk Medan Johor adalah sebesar 116.220 jiwa dengan luas wilayah 16.96 km² dan dengan kepadatan penduduk per km² adalah sebesar 6.853, atau dapat dilihat selengkapnya pada tabel berikut:


(55)

Tabel 2:

Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan penduduk per km² dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2009

No Kelurahan Jumlah

Penduduk

Luas Wilayah

Kepadatan Penduduk per

km²

1 Kwala Bekala 31 121 5.50 5 658

2 Gedung Johor 23 507 3.15 7 463

3 Kedai Durian 4 877 0.98 4 977

4 Suka Maju 11 943 1.52 7 857

5 Titi Kuning 14 780 1.81 8 166

6 Pangkalan Masyhur 29 992 4.00 7 498

Medan Johor 116 220 16.96 6 853

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Medan

4.2 Kondisi Ekonomi dan Sosial Kecamatan Medan Johor

Kecamatan Medan Johor memiliki sejumlah pasar dan pertokoan yang sudah ramai untuk medukung perekonomian yang ada di kecamatan ini, dinataranya terdapat 5 pasar, 38 pertokoan dan 9 mini market. Ketersediaan BBM din kecamatan ini sudah cukup memadai. Terdapat 7 SPBU dan 76 agen minyak tanah. Untuk fasilitas bengkel kendaraan bermotor, sudah banyak bengkel yang ada di kecamatan ini yaitu sebanyak 97 bengkel sepeda motor dan 42 bengkel mobil.

Disamping itu, di kecamatan Medan Johor ini terdapat juga beberapa sekaolah negeri maupun swasta. Tercatat ada sejumlah fasilitas pendidikan di kecamatan ini yaitu 24 TK


(56)

swasta, 23 SD Negeri dan 22 SD swasta, 1 SLTP Negeri dan 18 SLTP swasta, 1 SMA Negeri serta 12 SLTA swasta.

Untuk fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Medan Johor dapat dikatakan belum merata di tiap kelurahannya. Tercatat bahwa Kelurahan Titi Kuning tidak tercatat satupun puskesmas sedangkan di Kelurahan Kedai Durian serta Kwala Bekala tidak ada rumah sakit.

Sarana ibadah dan lapangan olahraga di Kecamatan Medan Johor hampir di setiap kelurahan ada untuk tiap-tiap agama.

4.3 Deskripsi Responden

Dengan kuisioner yang telah disebarkan oleh penulis, maka jawaban dari responden dapat memberikan informasi terhadap kondisi usaha mikro dan kecil yang ada di Kecamatan Medan Johor.


(57)

4.3.1. Usia Pengusaha Mikro dan Kecil dan Lama Usaha

Tabel 4.2 Usia Pengusaha

Usia Jumlah Persen

20 – 30 4 13.34%

31 – 40 12 40%

41 – 50 8 26.67%

51 – 60 4 13.34%

>60 2 6.67%

Total 30 100%

Sumber : Data Primer

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada umumnya pengusaha usaha mikro dan kecil di Kecamatan Medan Johor memiliki usia 51–60 tahun (13,34%). Selanjutnya diikuti umur >60 tahun (6,67%). Kemudian pada usia 41–50 tahun (26,67%), dan pada usia 31–40 tahun (40%), dan 20 – 30 tahun (13,34%). Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa para pengusaha mikro dan kecil paling banyak adalah usia antara 31-40 tahun.


(58)

Tabel 4.3 Lama usaha

Lama usaha Jumlah Persen

0 – 6 tahun 17 56.67%

7 – 12 tahun 7 23.34%

13 – 18 tahun 3 10%

19 – 24 tahun 1 3.34%

25 – 30 tahun 2 6.67%

Total 30 100%

Sumber: Data Primer

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa lama berdirinya usaha mikro dan kecil, maka responden terbanyak mepunyai jangka waktu 25 – 30 tahun (6,67%), diikuti jangka waktu 7 – 12 tahun (23,34%) dan 13 – 18 tahun (10%). Jangka waktu 19 – 24 tahun (3,34%), dan 0 – 6 tahun (56,67%). Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lama nya usaha mikro dan kecil yang paling banyak yaitu 0-6 tahun.


(59)

Tabel 4.4

Hubungan Usia dengan Lama Usaha Lama Usaha

0 – 6 thn 7 – 12 thn

13 – 18 thn

19 – 24 thn

24 – 30 thn

Jlh

Umur 20 - 30

3 0 0 0 1 4

31 - 40 9 2 0 0 1 12

41 - 50 1 4 3 0 0 8

51 - 60 2 1 0 1 0 4

>60 2 0 0 0 0 2

Jumlah 17 7 3 1 2 30

Sumber : Data Primer

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pengusaha mikro dan kecil yang paling banyak berada pada umur 31 – 40 tahun dengan lama usaha 0 – 6 tahun, kemudian pada umur 41-50 tahun dengan lama usaha 7–12 tahun, dan umur 20–30 tahun dengan lama usaha 13 – 18 tahun, kemudian umur 51 – 60 tahun dengan lama usaha 7 – 12 tahun, dan yang terakhir umur >60 tahun dengan lama usaha 0-6 tahun.


(60)

4.4. Faktor permintaan kredit

Permintaan kredit dari pengusaha mikro dan kecil pada zaman sekarang meningkat. Para pengusaha mikro dan kecil pada umumnya banyak meminjam kredit dengan berbagai alasan seperti: untuk pengembangan usaha, untuk keperluan rumah tangga dan untuk bayar uang sekolah anak. Ini dapat terlihat pada table di bawah ini.

Tabel 4.5

Alasan pengusaha mikro dan kecil dalam pengambilan kredit No Alasan pengusaha dalam pengambilan kredit (%)

1 Untuk pengembangan usaha 56.67

2 Untuk keperluan rumah tangga 26.67

3 Untuk bayar uang sekolah anak 16.67

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi para pengusaha mikro dan kecil untuk meminjam kredit di bank. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Untuk Pengembangan Usaha

Para pengusaha mikro dan kecil umumnya membutuhkan modal yang cukup untuk mengembangkan usaha nya. Adapun cara yang harus dilakukan oleh para pengusaha mikro dan kecil tersebut ialah dengan meminjam kredit di bank. Dengan meminjam kredit di bank maka pengusaha tersebut dapat mengembangkan usaha nya menjadi lebih besar dan dengan usaha yang menjadi lebih besar maka akan banyak tenaga kerja yang terserap. Ini terlihat pada tabel di atas yang lebih banyak meminjam kredit untuk keperluan pengembangan usaha yaitu sebesar 56.67%.


(61)

2. Untuk Keperluan Rumah Tangga

Selain untuk pengembangan usaha biasa nya para pengusaha mikro dan kecil meminjam kredit di bank untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga nya. Misal nya untuk merenovasi rumah, membeli mobil dan lain-lain. Ini juga terlihat pada tabel diatas dengan jumlah 26.67% orang meminjam untuk keperluan rumah tangga.

3. Untuk bayar uang sekolah anak

Sebagian kecil orang yang meminjam kredit untuk keperluan uang sekolah anak. Jumlah nya tidak terlalu besar yaitu 16.67% saja.

4.5. Pemanfaatan Kredit

4.5.1. Hubungan antara Pemanfaatan Kredit dan Penggunaan Kredit Selain Untuk Usaha

Tabel 4.6 Pemanfaatan Kredit

Pemanfaatan kredit (%) Jumlah Persen

100 17 56.67%

80 – 99 8 26.67%

60 – 74 5 16.67%

Total 30 100%

Sumber : Data Primer

Dari tabel di atas, dapat dilihat pada umumnya pemanfaatan kredit digunakan sebanyak 100% (56,67%), kemudian 80–99% (26,67%), dan penggunaan kredit sebanyak


(62)

60–74% (16,67%). Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan kredit paling banyak yang digunakan oleh pengusaha mikro dan kecil yaitu 100% digunakan untuk keperluan pengembangan usaha.

Tabel 4.7

Penggunaan Kredit Selain Untuk Usaha Penggunaan lain kredit Jumlah Persen

Kebutuhan rumah tangga 20 66.67%

Sekolah anak 10 33.34%

Total 30 100%

Sumber: Data Primer

Dari tabel di atas, dapat dilihat pada umumnya penggunaan kredit digunakan untuk keperluan rumah tangga (66,67%) dan yang terakhir yaitu digunakan untuk keperluan sekolah anak (33.34%). Selain untuk usaha, para pengusaha mikro dan kecil kebanyakan menggunakan pengunaan kredit untuk keperluan rumah tangga.Ini terlihat pada tabel di atas yang menggunakan penggunaan kredit untuk keperluan rumah tangga lebih besar dari pada untuk keprluan sekolah anak.


(63)

4.5.2. Hubungan Antara Pemanfaatan Kredit dan Perubahan Pendapatan

Tabel 4.8 Pemanfaatan Kredit

Pemanfaatan kredit (%) Jumlah Persen

100 17 56.67%

80 – 99 8 26.67%

60 – 74 5 16.67%

Total 30 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel di atas, dapat dilihat pada umumnya pemanfaatan kredit digunakan sebanyak 100% (56,67%), kemudian 80-99% (26,67%), dan penggunaan kredit sebanyak 60– 74% (16,67%). Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan kredit paling banyak yang digunakan oleh pengusaha mikro dan kecil yaitu 100% digunakan untuk keperluan pengembangan usaha.


(64)

Tabel 4.9

Perubahan Pendapatan

Perubahan pendapatan Jumlah Persen

Sangat meningkat 16 53.34%

Meningkat 7 23.34%

Tetap 5 16.67%

Berkurang 2 6.67%

Total 30 100%

Sumber: Data primer

Dari tabel di atas, dapat dilihat pada umumnya pendapatan pengusaha mikro dan kecil menjadi lebih tinggi (53,34%), meningkat (23,34%), dan memiliki pendapatan tetap sama (16,67%), dan yang terakhir masih kurang (6,67%). Dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari pengusaha mikro dan kecil sangat meningkat dengan adanya kredit.


(65)

Tabel 4.10

Hubungan Antara Pemanfaatan Kredit dan Perubahan Pendapatan (%)

Pemanfaatan Kredit

Perubahan Pendapatan

Sangat meningkat

Meningkat Tetap Berkurang Total

100 16 1 0 0 17

80-99 0 6 2 0 8

60-74 0 0 3 2 5

Total 16 7 5 2 30

Sumber : Data primer

Tabel diatas menunjukkan pada umumnya bahwa pengusaha mikro dan kecil di Kecamatan Medan Johor pendapatannya semakin tinggi dengan pemanfaatn kredit 100%. Sedangkan penggunaan kredit < 100%, pendapatannya juga menjadi lebih tinggi, tetap dan kurang.

Analisis crosstab (uji chi – square) antara persen penggunaan kredit dengan perubahan pendapatan:

a. Hipotesis : Ho : b1 : b2= 0……….. Tidak ada pengaruh

Ha : b1 ≠ b2≠ 0……….………. Ada pengaruh

b. df = 6 c. α = 5 %


(66)

e. Kriteria pengambilan keputusan

Ho diterima apabila chi-squarehitung < chi-squaretabel

Ho ditolak apabila chi-squarehitung > chi-squaretabel

f. Chi square-hitung = 43.573

g. Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa chi-squarehitung > chi-squaretabel (43,573 > 12,59). Dalam hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pendapatan pengusaha yang menggunakan kredit sepenuhnya untuk pengembangan usaha sepenuhnya untuk pengembangan usaha dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kredit sepenuhnya.

4.6 Analisis Data

Pada bahasan sebelumnya bahwa peranan modal sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani (dapat dilihat dari pendapatannya). Modal tersebut dibagi dua yaitu modal sendiri dengan modal kredit pertanian yang diperoleh dari lembaga keuangan.

4.6.1 Analisis Regresi X1 dan X2 dan X3 terhadap Y

Dalam hal ini:

X1 = modal sendiri

X2 = modal kredit

X3 = jumlah pekerja

Y = pendapatan usaha mikro dan kecil.


(67)

Y= 12420527,0 + 0,710 X1 + 0,026 X2 + -0,092 X3

(1,896) (0,864) (0,032) (-0,592)

R2 = 0,496

Fhitung = 8,545

Persamaan regresi tersebut sebagai berikut:

1) Konstanta (a) sebesar 12420527,0 menunjukkan besarnya tingkat pendapatan pengusaha mikro dan kecil jika ada pengaruh modal sendiri, modal kredit, dan jumlah pekerja

2) Koefisien regresi modal sendiri (β1) sebesar 0,710 adalah besarnya pengaruh variabel

bebas X1 (modal sendiri) terhadap perubahan tingkat pendapatan pengusaha mikro dan kecil, pengaruh ini bernilai positif atau dapat dikatakan semakin tinggi modal sendiri akan menyebabkan semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha mikro dan kecil, demikian pula sebaliknya.

3) Koefisien regresi jumlah pekerja (β3) sebesar -0,092 adalah besarnya pengaruh variabel bebas X3 (jumlah pekerja) terhadap perubahan tingkat pendapatan pengusaha mikro dan kecil, pengaruh ini bernilai negatif atau dapat dikatakan semakin banyak pekerja akan menyebabkan semakin rendah pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha mikro dan kecil, demikian pula sebaliknya.

4) Koefisien determinasi R2 sebesar 0,496 hal ini menunjukkan sumbangan atau kontribusi variabel bebas (X1, X2, dan X3) sebesar 49,6% dan sisanya 50,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam variabel ini.

Uji t-statistik modal sendiri


(68)

Ha : b1 ≠ b2≠ 0……….………. Ada pengaruh

b. df = n – k – 1 = 30 – 3 – 1

= 26

c. α = 5 % d. t-tabel = 1,71

e. Kriteria pengambilan keputusan Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel

Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel

f. t-hitung modal sendiri = 0,864

g. Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pada variabel modal sendiri hitung > t-tabel (0,864 < 1,71) artinya H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel modal sendiri (X1) berpengaruh tidak nyata terhadap variabel tingkat pendapatan pengusaha (Y) usaha mikro dan kecil di Kecamatan Medan Johor dengan tingkat kepercayaan 95%.

Uji t-statistik modal kredit

a. Hipotesis : Ho : b1 : b2= 0……….. Tidak ada pengaruh

Ha : b1≠ b2≠ 0……….………. Ada pengaruh

b. df = n – k – 1 = 30 – 3 – 1


(69)

c. α = 5 % d. t-tabel = 1,71

e. Kriteria pengambilan keputusan Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel

Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel

f. t-hitung modal kredit = 0,032

g. Pada variabel modal kredit t-hitung > t-tabel (0,032 < 1,71) artinya Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel modal kredit (X2) berpengaruh tidak nyata terhadap variabel tingkat pendapatan pengusaha (Y) mikro dan kecil di Kecamatan Medan Johor dengan tingkat kepercayaan 95%.

Uji F-statistik

a. Hipotesis : Ho : b1 : b2= 0……….. Tidak ada pengaruh

Ha : b1≠ b2≠ 0……….………. Ada pengaruh

b. V1 = k – 1 = 3 – 1

= 2

V2 = n – k – 1

= 30 – 3 – 1

= 26


(70)

d. F-tabel = 3, 35

e. Kriteria pengambilan keputusan Ho diterima apabila F-hitung < F-tabel

Ho ditolak apabila F-hitung > F-tabel

f. F-hitung = 8,545

g. Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa F-hitung > F-tabel (8,545 > 3,35). Dalam hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modal sendiri, modal kredit dan jumlah pekerja berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha mikro dan kecil.


(71)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya tentang perbandingan modal sendiri, modal kredit pertanian dan jumlah pekerja terhadap peningkatan pendapatan di Kecamatan Medan Johor dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor yang melatarbelakangi pengusaha meminjam kredit, yaitu:

• Untuk Pengembangan Usaha

Para pengusaha mikro dan kecil umumnya membutuhkan modal yang cukup untuk mengembangkan usaha nya. Adapun cara yang harus dilakukan oleh para pengusaha mikro dan kecil tersebut ialah dengan meminjam kredit di bank. Dengan meminjam kredit di bank maka pengusaha tersebut dapat mengembangkan usaha nya menjadi lebih besar dan dengan usaha yang menjadi lebih besar maka akan banyak tenaga kerja yang terserap.

• Untuk Keperluan Rumah Tangga

Selain untuk pengembangan usaha biasa nya para pengusaha mikro dan kecil meminjam kredit di bank untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga nya. Misal nya untuk merenovasi rumah, membeli mobil dan lain-lain.

• Untuk bayar uang sekolah anak

Sebagian kecil orang yang meminjam kredit untuk keperluan uang sekolah anak. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi alasan orang tidak melakukan pinjaman ke bank yaitu:


(1)

c. Hubungan antara pemanfaatan penggunaan kredit dan perubahan pendapatan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pemanfaatan penggunaan kredit * perubahan

pendapatan

30 100,0% 0 ,0% 30 100,0%

Pemanfaatan penggunaan kredit * perubahan pendapatan Crosstabulation

perubahan pendapatan Total

sangat

meningkat meningkat tetap berkurang

sangat meningkat Pemanfaatan

penggunaan kredit

60-74 Count 0 0 3 2 5

Expected Count 2,7 1,2 ,8 ,3 5,0

% within pemanfaatan

penggunaan kredit ,0% ,0% 60,0% 40,0% 100,0%

% within perubahan

pendapatan ,0% ,0% 60,0% 100,0% 16,7%

80-99 Count 0 6 2 0 8

Expected Count 4,3 1,9 1,3 ,5 8,0

% within pemanfaatan

penggunaan kredit ,0% 75,0% 25,0% ,0% 100,0%

% within perubahan

pendapatan ,0% 85,7% 40,0% ,0% 26,7%

100 Count 16 1 0 0 17

Expected Count 9,1 4,0 2,8 1,1 17,0

% within pemanfaatan

penggunaan kredit 94,1% 5,9% ,0% ,0% 100,0%

% within perubahan

pendapatan 100,0% 14,3% ,0% ,0% 56,7%

Total Count 16 7 5 2 30

Expected Count 16,0 7,0 5,0 2,0 30,0

% within pemanfaatan

penggunaan kredit 53,3% 23,3% 16,7% 6,7% 100,0%

% within perubahan


(2)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 43,573(a) 6 ,000

Likelihood Ratio 45,905 6 ,000

Linear-by-Linear

Association 25,139 1 ,000

N of Valid Cases

30


(3)

Hasil Analisis Regresi

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

pendapatan usaha 26996666,

67 27195036,100 30 modal sendiri 13983333,

33 17688415,912 30 modal kredit 19306666,

67 19980955,300 30

jumlah pekerja 3,23 6,004 30

Correlations

pendapatan

usaha modal sendiri modal kredit

jumlah pekerja

Pearson Correlation pendapatan usaha 1,000 ,699 ,693 ,190

modal sendiri ,699 1,000 ,984 ,385

modal kredit ,693 ,984 1,000 ,336

jumlah pekerja ,190 ,385 ,336 1,000

Sig. (1-tailed) pendapatan usaha . ,000 ,000 ,158

modal sendiri ,000 . ,000 ,018

modal kredit ,000 ,000 . ,035

jumlah pekerja ,158 ,018 ,035 .

N pendapatan usaha 30 30 30 30

modal sendiri 30 30 30 30

modal kredit 30 30 30 30

jumlah pekerja 30 30 30 30

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 jumlah

pekerja, modal kredit, modal sendiri(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: pendapatan usaha


(4)

Model Summary(b)

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Change Statistics

Durbin-Watson R

Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,705(a) ,496 ,438 20380680,237 ,496 8,545 3 26 ,000 1,716

a Predictors: (Constant), jumlah pekerja, modal kredit, modal sendiri b Dependent Variable: pendapatan usaha

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 106478543 66991950, 000

3 35492847889

97317,000 8,545 ,000(a) Residual 107996752

99674700, 000

26 415372126910565,700

Total 214475296

66666660, 000

29

a Predictors: (Constant), jumlah pekerja, modal kredit, modal sendiri b Dependent Variable: pendapatan usaha


(5)

Mo del Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici

ents t Sig

.

95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearit y Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower Boun d Upper Bound Zero-order Parti al Pa rt Tolera

nce VIF B Std. Erro

r 1 (Cons

tant) 124205 27,723 655194 6,998 1,8 96 ,06 9 -1047192 ,212 2588824 7,659 modal sendir i

1,091 1,263 ,710 ,86 4

,39

6 -1,506 3,688 ,69

9 ,167 ,12 0 ,02 9 34, 870 modal

kredit ,035 1,096 ,026 ,03

2 ,97

5 -2,218 2,288 ,69

3 ,006 ,00 4 ,03 0 33, 491 jumla h pekerj a -418258, 917 706727

,471 -,092 -,59 2 ,55 9 -1870958 ,038 1034440, 205 ,19

0 -,115 -,08 2 ,79 6 1,2 57 a Dependent Variable: pendapatan usaha

Coefficient Correlations(a)

Model

jumlah

pekerja modal kredit modal sendiri

1 Correlations jumlah pekerja 1,000 ,257 -,321

modal kredit ,257 1,000 -,983

modal sendiri -,321 -,983 1,000

Covariances jumlah pekerja 49946371

7994,709 199002,465 -286447,056 modal kredit 199002,46

5 1,202 -1,361

modal sendiri

-286447,05 6

-1,361 1,596

a Dependent Variable: pendapatan usaha

Collinearity Diagnostics(a)

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index Variance Proportions

(Constant) modal sendiri modal kredit

jumlah

pekerja (Constant)

modal sendiri

1 1 2,982 1,000 ,02 ,00 ,00 ,04

2 ,573 2,282 ,02 ,00 ,00 ,88

3 ,437 2,611 ,54 ,01 ,00 ,00

4 ,008 19,199 ,42 ,99 ,99 ,09


(6)

Casewise Diagnostics(a)

Case Number Std. Residual

pendapatan usaha

Predicted

Value Residual 25

3,545 90000000 17753260,02 72246739,976

27 3,057 80000000 17701156,1

1

62298843, 895 a Dependent Variable: pendapatan usaha

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 12293449, 00

68572880, 00

26996666,

67 19161612,457 30

Residual

-12701156, 000

72246736,

000 ,000 19297735,529 30

Std. Predicted Value -,767 2,170 ,000 1,000 30

Std. Residual -,623 3,545 ,000 ,947 30