this PDF file IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 133 TAHUN 2015 TENTANG PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DINAS PEKERJAAN UMUM, PERHUBUNGANOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN P

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR
133 TAHUN 2015 TENTANG PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN
BERMOTOR OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENGUJIAN
KENDARAAN BERMOTOR DINAS PEKERJAAN UMUM,
PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KABUPATEN PANGANDARAN
ILYAS APRILYANTO
ABSTRAK
Implementasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 133 Tahun 2015
tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor Oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan Umum Perhubungan
Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Pangandaran masih dirasa
kurangmaksimal. Hal ini dikarenakan beberapa indicator seperti kurangnya
sumber daya manusia yang memiliki kewenangan dalam pengesahan hasil
pengujian kendaraan bermotor, juga faktor peralatan dan fasilitas pengujian
yang belum lengkap menjadikan pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor
belum maksimal.
Bidang Perhubungan khususnya bagian Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan Umum Perhubungan
Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Pangandaran belum dapat
melaksanakan pengujian kendaraan bermotor secara maksimal dikarenakan oleh

faktor sumber daya manusia yang memiliki kewenangan minim dan juga faktor
peralatan dan fasilitas yang belum memadai.
Hambatan-hambatan yang dihadapiolehUnit Pelaksana Teknis Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan Umum Perhubungan
Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Pangandaran Dalam pelaksanaan
oengujian berkala kendaraan bermotor diantaranya sumber daya manusia yang
memiliki kewenangan, fasilitas dan peralatan pengujian, gedung pegujian
kendaraan bermotor.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan Umum Perhubungan Komunikasi Dan
Informatika Kabupaten Pangandaran Dalam pelaksanaan pengujian kendaraan
bermotor adalah dengan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada secara
maksimal baik dari segi manusia ataupun peralatan dan juga dengan mengajukan
penambahan sumber daya manusia serta penambahan peralatan yang
dibutuhkan.

Kata Kunci : Implementasi, Peraturan Menteri Perhubungan, Pengujian
Berkala,Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengujian Kendaraan Bermotor

H a l a m a n |234


A. PENDAHULUAN
Dalam
upaya
menciptakan
kelancaran, ketertiban, keamanan dan
keselamatan lalu lintas perlu dilakukan
tindakan
yang berkesinambungan
untuk dapat menciptakan hal tersebut.
Salah satu hal utama yang perlu
menjadi perhatian adalah keselamatan
berlalu lintas baik dari segi teknis
ataupun non teknis.
Untuk
menciptakan
dan
menjamin
keselamatan
teknis

kendaraan bermotor perlu dilaksanakan
suatu langkah yang tepat. Dalam hal ini
pemeriksaan
teknis
kelayakan
kendaraan bermotor menjadi hal utama
untuk menciptakan keselamatan lalu
lintas selain dari faktor manusia yang
mengendarai kendaraan. Pelaksanaan
uji kelayakan teknis kendaraan secara
berkala salah satunya dilakukan oleh
pemerintah melalui unit pelaksana
pengujian kendaraan bermotor.
Dalam hal ini Peraturan Menteri
tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor mempunyai peran strategis
dalam mendukung pembangunan dan
integrasi dalam pelaksanaan pengujian
berkala kendaraan bermotor wajib uji
yang ada di Kabupaten Pangandaran.

Petunjuk pelaksanaan dan Petunjuk
Teknis diatur dalam Peraturan Menteri
tersebut guna mengontrol dan sebagai
acuan dalam pelaksanaan uji berkala
kendaraan bermotor.
Dimana
didalam
Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 133
tahun 2015 tentang Pengujian Berkala
Kendaraan
Bermotor
memuat
ketentuan umum sebagai berikut :

1.

Pengujian Kendaraan Bermotor
adalah serangkaian kegiatan
menguji dan /atau memeriksa

bagian atau komponen kendaraan
bermotor, kereta gandeng, dan
kereta tempel dalam rangka
pemenuhan terhadap persyaratan
teknis dan laik jalan.
2.
Uji Berkala adalah pengujian
kendaraan
bermotor
yang
dilakukan secara berkala terhadap
setiap kendaraan bermotor, kereta
gandeng, kereta tempelan yang
dioperasikan di jalan.
3.
Unit Pelaksana Uji Berkala
Kendaraan Bermotor adalah unit
tempat dilaksanakannya kegiatan
uji berkala kendaraan bermotor.
4.

Penguji kendaraan berotor adalah
petugas yang diberi tugas,
tanggungjawab, wewenang dan
hak secara penuh oleh pejabat
yang
berwenang
untuk
melakukan pengujian berkala
kendaraan bermotor.
5.
Sertifikat kompetensi adalah
legitimasi kompetensi dalam
bidang pengujian kendaraan
bermotor yang diberikan kepada
penguji yang telah memenuhi
persyaratan
sesuai
dengan
keterampilan dan/atau keahlian,
wewenang dan tanggungjawab

penguji secara berjenjang yang
diterbitkan
oleh
Direktur
Jenderal.
Uji berkala kendaraan bermotor
dilaksanakan dengan tujuan untuk :
a.
Memberikan
jaminan
keselamatan
secara
teknis

H a l a m a n |235

terhadap penggunaan kendaraan
bermotor, kereta gandengan dan
kereta tempelan di jalan;
b.

Mendukung
terwujudnya
kelestarian
lingkungan
dari
kemungkinan pencemaran yang
diakibatkan oleh penggunaan
kendaraan
bermotor,
kereta
gandengan, kereta tempelan di
jalan;
Berdasarkan
penelitian
di
lapangan,
pelaksanaan
pengujian
berkala kendaraan bermotor nelum
maksimal dilaksanakan, hal tersebut

dapat dilihat dari indikator sebagai
berikut :
1.
Pelaksanaan
pengujian
berkala kendaraan bermotor dirasa
belum optimal dilaksanakan terhadap
kendaraan wajib uji. Hal ini
dikarenakan kurangnya sumberdaya
manusia yang memiliki kewenangan
dalam melaksanakan pengujian berkala
kendaraan bermotor, khususnya dalam
pengesahan hasil uji kendaraan
bermotor.
2. Beberapa item bagian
kendaraan bermotor kurang teruji
secara detail oleh penguji kendaraan
bermotor. Hal tersebut dikarenakan
oleh kurangnya sarana dan prasarana
pengujian kendaraan bermotor sebagai

penunjang melaksanakan uji berkala
kendaraan bermotor.
Berdasarkan
permasalahan
tersebut penulis bermaksud melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul,
“IMPLEMENTASI
PERATURAN
MENTERI
PERHUBUNGAN
NOMOR
133
TAHUN
2015

TENTANG PENGUJIAN BERKALA
KENDARAAN BERMOTOR OLEH
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
PENGUJIAN
KENDARAAN

BERMOTOR DINAS PEKERJAAN
UMUM,
PERHUBUNGAN,
KOMUNIKASI
DAN
INFORMATIKA
KABUPATEN
PANGANDARAN”.
Bagaimana
implementasi
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
133 tahun 2015 tentang Pengujian
Berkala Kendaraan Bermotor oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan
Umum, Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Pangandaran ?
2. Bagaimana hambatan-hambatan
yang
dihadapi
dalam
mengimplementasikan
Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 133
tahun 2015 tentang Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan
Umum, Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Pangandaran ?
3.Bagaimana
upaya-upaya
yang
dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam mengimplementasikan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
133 tahun 2015 tentang Pengujian
Berkala Kendaraan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Pekerjaan Umum,
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika Kabupaten Pangandaran ?

H a l a m a n |236

B. LANDASAN TEORI
Peraturan Menteri merupakan
suatu peraturan yang dikeluarkan oleh
menteri yang ditujukan dan dikeluarkan
untuk dan atau kepada lingkungan
kementerian yang bersangkutan.
Dimana
didalam
Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 133
tahun 2015 tentang Pengujian Berkala
Kendaraan
Bermotor
memuat
ketentuan umum sebagai berikut :
1. Pengujian Kendaraan Bermotor
adalah serangkaian kegiatan
menguji dan /atau memeriksa
bagian atau komponen kendaraan
bermotor, kereta gandeng, dan
kereta tempel dalam rangka
pemenuhan terhadap persyaratan
teknis dan laik jalan.
2. Uji Berkala adalah pengujian
kendaraan
bermotor
yang
dilakukan secara berkala terhadap
setiap kendaraan bermotor, kereta
gandeng, kereta tempelan yang
dioperasikan di jalan.
3. Unit Pelaksana Uji Berkala
Kendaraan Bermotor adalah unit
tempat dilaksanakannya kegiatan
uji berkala kendaraan bermotor.
4. Penguji kendaraan berotor adalah
petugas yang diberi tugas,
tanggungjawab, wewenang dan
hak secara penuh oleh pejabat
yang
berwenang
untuk
melakukan pengujian berkala
kendaraan bermotor.
5. Sertifikat kompetensi adalah
legitimasi kompetensi dalam
bidang pengujian kendaraan
bermotor yang diberikan kepada

penguji yang telah memenuhi
persyaratan
sesuai
dengan
keterampilan dan/atau keahlian,
wewenang dan tanggungjawab
penguji secara berjenjang yang
diterbitkan
oleh
Direktur
Jenderal.
1. Tinjauan Tentang Unit Pelaksana
Uji Berkala Kendaraan Bermotor
Dalam pelaksanaan pengujian
berkala kendaraan bermotor, tidaklah
dapat dilaksanakan secara sembarangan
oleh pihak/intansi yang tidak memiliki
kewenangan dan akreditasi seperti
halnya yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 133
tahun 2015 tentang Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor sebagai berikut :
Unit berkala kendaraan bermotor
dapat dilakukan oleh :
a. Unit pelaksana uji berkala
kendaraan
bermotor
milik
pemerintah kabupaten/kota;
b. Unit pelaksana uji berkala
kendaraan
bermotor
milik
pemerintah provinsi DKI Jakarta;
c. Unit pelaksana uji berkala
kendaraan bermotor milik agen
pemegang
merk
(APM)
kendaraan bermotor;
d. Unit pelaksana uji berkala
kendaraan bermotor milik swasta.
Unit pelaksana uji berkala
kendaraan bermotor
sebagaimana
dimaksud dapat menyelenggarakan
pengujian berkala kendaraan bermotor
setelah mendapat akreditasi dari
Direktur Jenderal. Untuk memperoleh
akreditasi unit pelaksana uji berkala

H a l a m a n |237

kendaraan bermotor harus memenuhi
persyaratan :
a. Lokasi;
b. Kompetensi tenaga penguji
kendaraan bermotor;
c. Standar fasilitas
prasarana
pengujian berkala kendaraan
bermotor;
d. Standar peralatan pengujian
kendaraan bermotor;
e. Keakurasian
peralatan
pengujian kendaraan bermotor;
f. Sistem dan tata cara pengujian
kendaraan bermotor;
g. Sistem informasi uji berkala
kendaraan bermotor.
C. METODE PENELITIAN
Metode
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriftif analisis, yang artinya
suatu
metode
penelitian
yang
menggambarkan
objek
penelitian
berdasarkan fakta-fakta yang ada dan
sedang
berlangsung
pada
saat
penelitian dilakukan dengan cara
mengumpulkan,
menyusun
dan
menjeaskan data yang diperoleh untuk
kemudian di analisis sesuai dengan
teori yang ada.
Surakhmad
(1990:140)
mengemukakan pengertian dari metode
deskripstif analisis bahwa :
“ metode deskriptif analisis
adalah suatu pemecahan masalah yang
ada pada masa sekarang, pelaksanaan
metode deskripsi tidak terlepas dari
pengumpulan data akan tetapi meliputi
analisis
dan
menginterpretasikan
tentang arti data tersebut”.

D. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
1. Implementasi Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 133 tahun
2015 tentang Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor Oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pengujian
Kendaraan
Bermotor
Dinas
Pekerjaan Umum, Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Pangandaran
Pelaksanaan pengujian berkala
kendaraan
bermotor
oleh
Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan
Umum Perhubungan Komunikasi Dan
Informatika Kabupaten Pangandaran
belum optimal, hal tersebut disebabkan
oleh beberapa factor seperti kurangnya
sumberdaya manusia yang memiliki
kewenangan
dalam
pelaksanaan
pengujian
kendaraan
kendaraan
bermotor,
dan
juga
kurangnya
peralatan yang menunjang. Begitupula
dengan hasil observasi yang penulis
lakukan diketahui bahwa pengujian
berkala kendaraan bermotor oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan
Umum Perhubungan Komunikasi Dan
Informatika Kabupaten Pangandaran
belum
terlaksana
dengan
baik
mengingat masih banyaknya beberapa
hambatan
yang
menyebabkan
pelaksanaan
pengujian
berkala
kendaraan bermotor belum optimal.
Berikut ini penulis sampaikan
hasil rekapitulasi hasil penelitian
mengenai Implementasi Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 133

H a l a m a n |238

Tahun 2015 tentang Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan

Umum Perhubungan Komunikasi Dan
Informatika Kabupaten Pangandaran
Pangandaran pada tabel berikut ini :

TABEL. 1
REKAPITULASI HASIL JAWABAN INFORMAN
Pertanyaan Yang
Diajukan

Jawaban Informan

1. Apakah
Unit
Pelaksana Teknis
Dinas
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
telah
dilengkapi dengan
peralatan pengujian
kendaraan
bermotor?

9 (27,3%)
informan
mangatakan
bahwa peralatan
pengujian
kendaraan
bermotor telah
lengkap

13 (39,4%)
informan
mengatakan bahwa
peralatan pengujian
kendaraan bermotor
Cukup lengkap

2. Apakah
Unit
Pelaksana Teknis
Dinas
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
telah
dilengkapi dengan
fasilitas
umum
untuk amsyarakat
yang melaksanakan
pengujian pengujian
kendaraan
bermotor?
3. Apakah
Unit
Pelaksana Teknis
Dinas
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
telah
melaksanakan
pemilihan
teknologi,
disesuaikan dengan
kebutuhan?

9 (27,3%)
informan
mangatakan
bahwa fasilitas
umum telah
lengkap

13 (39,4%)
informan
mengatakan bahwa
fasilitas umum
Cukup lengkap

24 (72,7%)
informan
mangatakan
bahwa teknologi
peralatan
pengujian
kendaraan
bermotor telah
sesuai dengan
kebutuhan

7 (21,2%) informan
mengatakan bahwa
teknologi pengujian
kendaraan bermotor
telah cukup sesuai
dengan kebutuhan

4. Apakah Unit
Pelaksana Teknis
Dinas Pengujian
Kendaraan
Bermotor telah
melaksanakan
pemilihan fasilitas

24 (72,7%)
informan
mangatakan
bahwa fasilitas
dan peralatan
pengujian
kendaraan

7 (21,2%) informan
mengatakan bahwa
fasilitas dan
peralatan pengujian
kendaraan bermotor
telah cukup sesuai
dengan kebutuhan

H a l a m a n |239

Sedangkan
11 (33,3%)
informan
mengataka
n bahwa
peralatan
pengujian
kendaraan
bermotor
belum
lengkap
Sedangkan
11 (33,3%)
informan
mengataka
n bahwa
fasilitas
umum
belum
lengkap

2 (6,1%)
informan
mengataka
n bahwa
teknologi
pengujian
kendaraan
bermotor
belum
sesuai
dengan
kebutuhan
2 (6,1%)
informan
mengataka
n bahwa
fasilitas dan
peralatan
pengujian

dan peralatan yang
disesuaikan dengan
kebutuhan?

5. Apakah Unit
Pelaksana Teknis
Dinas Pengujian
Kendaraan
Bermotor memiliki
tenaga penguji yang
memiliki
kompetensi di
bidang pengujian
kendaraan
bermotor?

6. Apakah penguji di
Unit Pelaksana
Teknis Dinas
Pengujian
Kendaraan
Bermotor memiliki
kompetensi di
bidang pengujian
kendaraan
bermotor?

7. Apakah Unit
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
Dilakukan Sesuai
Dengan Prosedur?

8. Apakah Pengujian
Kendaraan
Bermotor
Dilakukan Sesuai
Dengan tata cara
pengujian berkala
kendaraan
bermotor?

bermotor telah
sesuai dengan
kebutuhan

kendaraan
bermotor
belum
sesuai
dengan
kebutuhan

33 (100%)
informan
mangatakan
bahwa UPTD
Pengujian
Kendaraan
Bermotor telah
memiliki tenaga
penguji yang
memiliki
kompetensi di
bidang pengujian
kendaraan
bermotor

33 (100%)
informan
mangatakan
bahwa
PengujiKendaraa
n Bermotor telah
memiliki
kompetensi di
bidang pengujian
kendaraan
bermotor
26 (78,8%)
informan
mangatakan
bahwa Pengujian
Kendaraan
Bermotor oleh
UPTD Pengujian
Kendaraan
Bermotor telah
dilaksanakan
sesuai dengan
prosedur yang
berlaku
26 (78,8%)
informan
mangatakan
bahwa Pengujian
Kendaraan
Bermotor oleh
UPTD Pengujian
Kendaraan
Bermotor telah

7 (21,2%) informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui
mengenai prosedur
pengujian
kendaraan bermotor

7 (21,2%) informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui
mengenai prosedur
pengujian
kendaraan bermotor

H a l a m a n |240

9. Apakah Luas Lahan
Loaksi Pengujian
Kendaraan
Bermotor sesuai
dengan peraturan?

dilaksanakan
sesuai dengan
tata cara yang
berlaku
10 (30,3%)
informan
mangatakan
bahwa Luas
lahanlokasi
Pengujian
Kendaraan
Bermotor telah
sesuai dengan
peraturan yang
berlaku

5 (15,2%) informan
mengatakan bahwa
Luas lahan lokasi
Pengujian
Kendaraan
Bermotor cukup
dengan peraturan
yang berlaku

9 (27,3%)
informan
mengataka
n bahwa
Luas lahan
lokasi
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
belum
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku

10. Apakah Lokasi
Pengujian
Kendaraan
Bermotor sudah
layak?

10 (30,3%)
informan
mangatakan
bahwa lokasi
Pengujian
Kendaraan
Bermotor telah
layak

5 (15,2%) informan
mengatakan bahwa
Pengujian
Kendaraan
Bermotor cukup
layak

9 (27,3%)
informan
mengataka
n bahwa
lokasi
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
belum
layak

11. Apakah Pengujian
Berkala yang
dilaksanakan di
UPTD PKB sudah

5 (15,2%)
informan
mangatakan
bahwa Pengujian

20 (60,6%)
informan
mengatakan bahwa
Pengujian

8 (24,2%)
mengataka
n bahwa
mereka

H a l a m a n |241

9
(27,3%)
informa
n
mengata
kan
bahwa
mereka
tidak
mengeta
hui
mengen
ai
peratura
n Luas
lahan
lokasi
Pengujia
n
Kendara
an
Bermoto
r
9
(27,3%)
informa
n
mengata
kan
bahwa
mereka
tidak
mengeta
hui
mengen
ai
peratura
n
kelayak
an
lokasi
Pengujia
n
Kendara
an
Bermoto
r

sesuai dengan
akreditasi yang
dberikan?

Kendaraan
Bermotor telah
sesuai dengan
akreditasi yang
diberikan

Kendaraan
Bermotor mereka
kurang mengetahui
tentangakreditasi
yang diberikan

12. Apakah UPTD
PKB sudah
memiliki
akreditasi sesuai
dengan ketentuan?

5 (15,2%)
informan
mangatakan
bahwa UPTD
PKB telah
memiliki
akreditasi yang
diberikan

20 (60,6%)
informan
mengatakan bahwa
Pengujian
Kendaraan
Bermotor mereka
kurang mengetahui
tentangakreditasi
yang diberikan

13. Apakah Hasil
pengujian
kendaran
bermotor sudah
akurat ?

23 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa hasil dari
Pengujian
Kendaraan
Bermotor yang
dilaksanakan oleh
UPTD Pengujian
Kendaraan
Bermotor
hasilnya sudah
akurat
23 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa hasil dari
Pengujian
Kendaraan
Bermotor yang
dilaksanakan oleh
UPTD Pengujian
Kendaraan
Bermotor
hasilnya dapat
dipertanggung
jawabkan
23 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa fasilitas

10 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui tentang
pertanggungjawaba
n dari hasil
pengujian
kendaraan bermotor

14. Apakah hasil
pengujian
kendaran
bermotor dapat
dipertanggung
jawabkan ?

15.

Apakah UPTD
PKB
melaksanakan
perawatan/pemeli

10 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui tentang
pertanggungjawaba
n dari hasil
pengujian
kendaraan bermotor

10 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak

H a l a m a n |242

tidak tahu
tentang
pelaksanaa
n Pengujian
Kendaraan
Bermotor
dengan
akreditasi
yang
diberikan
8 (24,2%)
mengataka
n bahwa
mereka
tidak tahu
tentang
pelaksanaa
n Pengujian
Kendaraan
Bermotor
dengan
akreditasi
yang
diberikan

haraan
fasilitas
dan
peralatan
pengujian secara
periodik?

16.

Apakah fasilitas
dan
peralatan
pengujian dalam
keadaan
layak
pakai?

17.Apakah
peralatan
pengujian
di
UPTD PKB telah
dilakukan
kalibrasi?

18.Apakah
kalibrasi
peralatan
pengujian
dilakukan secara
periodik?

19. Apakah kapasitas
peralatan
pengujian
telah
sesuai
dengan
jumlah, jenis dan
ukuran kendaraan
yang diuji?
20. Apakah fasilitas
peralatan
pengujian
telah sesuai dengan
jumlah,
jenis
dan
ukuran kendaraan yang
diuji?

21. Apakah sistem
informasi yang ada
memudahkan
dan
memberi
penjelasan
bagi
pemohon
pengujian berkala?

dan peralatan
pengujian
kendaraan
bermotor telah
dirawat secara
periodik
23 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa fasilitas
dan peralatan
pengujian
kendaraan
bermotor dalam
keadaan layak
23 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa telah
dilaksanakan
kalibrasi terhadap
peralatan
pengujian
23 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa kalibrasi
peralatan baru
dilakukan pada
tahun ini
23 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa kapasitas
peralatan belum
sesuai dengan
kendaraan yang
ada
23 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa fasilitas
peralatan belum
sesuai dengan
kendaraan yang
ada
23 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa sistem
informasi yang
ada di UPTD
PKB belum bisa
memberikan

mengetahui tentang
perawatan terhadap
fasilitas dan
peralatan pengujian
kendaran bermotor
10 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui tentang
kelayakan fasilitas
dan peralatan
pengujian kendaran
bermotor
10 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui tentang
kalibrasi peralatan
pengujian kendaran
bermotor
10 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui tentang
kalibrasi peralatan
pengujian kendaran
bermotor
10 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui tentang
kapasitas peralatan
pengujian kendaran
bermotor
10 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui tentang
Fasilitas peralatan
pengujian kendaran
bermotor
10 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui tentang
sistem informasi
yang ada

H a l a m a n |243

22.

Apakah sistem
informasi
yang
ada
telah
terintegrasi secara
nasional?

informasi yang
jelas kepada
masyarakat
pemohon uji
berkala
20 (69,7%)
informan
mangatakan
bahwa sistem
informasi yang
ada di UPTD
PKB belum
terintegrasi secara
nasional

(Sumber : Hasil Penelitian 2016)
Dari uraian tersebut diatas maka
dalam hal pelaksanaan pengujian
berkala kendaraan bermotor sudah
dilaksanakan semaksimal mungkin
dengan memanfaatkan segala sumber
daya yang ada, namun dengan segala
keterbatasan yang ada pelaksanaan
pengujian berkala kendaraan bermotor
dirasakan belum maksimal. Meski
demikian
adanya
pelaksanaan
pengujian berkala kendaraan bermotor
tetap mengacu kepada peraturan yang
berlaku.
2. Analisis
hambatan-hambatan
dalam pelaksanaan pengujian
berkala kendaran bermotor oleh
Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas
Pekerjaan
umum
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten
Pangandaran
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa dalam pelaksanaan
pengujian berkala kendaraan bermotor
oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pengujian Kendraan Bermotor Dinas
PU, Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Pan]gandaran

13 (30,3%)
informan
mengatakan bahwa
mereka tidak
mengetahui tentang
sistem informasi
yang ada

dalam
pelaksanaannya
terdapat
beberapa hambatan yang antara lain
terdapat
pada
indikator-indikator
sebagai berikut :
1. Kelengkapan
Peralatan
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
Fasilitas dan peralatan pengujian
berkala kendaraan bermotor merupakan
hal penting dalam menunjang dan
melaksanakan
pengujian
berkala
terhadap kendaraan wajib uji. Namun
pada pelaksanaanya terdapat hambatan,
hambatan tersebut yakni masih kurang
lengkapnya baik fasilitas ataupun
peralatan
pengujian
kendaraan
bermotor
yang
mengakibatkan
pelaksanaan pengujian kendaraan
bermotor belum maksimal.
2. Memiliki Tenaga Penguji Yang
Memiliki
Kompetensi
Di
Bidang Pengujian Kendaraan
Bermotor
Kuantitas atau jumlah sumber
daya manusia yang minim khususnya
penguji kendaraan bermotor yang
dimiliki oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan,

H a l a m a n |244

Komunikasi
dan
Informatika
Kabupaten Pangandaran merupakan
suatu hambatan utama yang dapat
menghambat pelaksanaan pengujian
terhadap kendaraan bermotor wajib uji.
Kurangnya sumber daya manusia
yang memiliki kewenangan dalam
pelaksanaan pengujian khususnya
pengesahan hasil pengujian dan
penandatanganan buku uji dapat
menghambat
kelangsungan
dan
kelancaran
pengujian
kendaraan
bermotor,
yang berimbas
pada
lemahnya
pelayanan
terhadap
masyarakat.
3. Lokasi Pengujian yang Sesuai
dengan Peraturan
Pelaksanaan pengujian berkala
kendaraan
bermotor
haruslah
dilaksanakan di lokasi yang sesuai
dengan persyaratan yang diatur dalam
peraturan. Dalam hal ini lokasi
pelaksanaan uji berkala kendaraan
bermotor belum sesuai dengan
persyaratan
yang
diatur
dalam
peraturan, utamanya dalam hal luas
lahan
yang
dijadikan
lokasi
pelaksanaan uji berkala kendaraan
bermotor, dimana luas lahan yang
digunakan saat ini menjadi hambatan
utama karena dirasa terlalu sempit
menyulitkan manuver dan parkiran
antrian kendaraan wajib uji.
4. Sistem
Informasi
yang
memudahkan Masyarakat dan
Terintegrasi Secara Nasional
Guna
mempermudah
dan
memperjelas informasi yang berkaitan
dengan pengujian kendaraan bermotor,
maka perlu adanya sistem informasi

yang memudahkan masyarakat serta
terintegrasi secara nasional. Dalam hal
ini Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pengujian Kendaraaan Bermotor belum
mempunyai sistem informasi yang
terintegrasi secara nasional. Hal ini
akan menghambat terhadap sosialisasi
tentang kebijakan yang berkaitan
tentang pengujian kendaraan bermotor,
serta pendataan kendaraan wajib uji
secara nasional.
3. Analisis
upaya-upaya
yang
dilakukan dalam pelaksanaan
pengujian berkala kendaraan
bermotor oleh Unit Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
Dinas
Pekerjaan Umum Perhubungan
Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Pangandaran
Berbagai upaya akan dan telah
dilaksanakan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pengujian Kendaran
Bermotor Dinas PU, Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Kabupaten Pangandaran, diantaranya
adalah :
1. Adapun upaya yang dilakukan
untuk mengatasi ketersediaan
peralatan pengujian kendaraan
bermotor
adalah
dengan
memaksimalkan peralatan dan
fasilitas yang ada semaksimal
mungkin. Selain itu, upaya yang
dilakukan
adalah
dengan
melakukan
pengajuan
penambahan dan pengaadaan
fasilitas dan peralatan pengujian
kendaraan bermotor kepada

H a l a m a n |245

Pemerintah
Kabupaten
Pangandaran.
2. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi
permasalahan
berkenaan dengan kurangnya
tenaga penguji yang memiliki
kewenangan khususnya dalam
pengesahan/penandatanganan
buku uji adalah apabila tenaga
penguji penandatangan buku uji
berhalangan adalah dengan
mengeluarkan surat keterangan
yang menerangkan
bahwa
kendaraan sedang dalam proses
pengujian. Upaya lain yang
dilakukan
adalah
dengan
mengajukan tenaga penguji
yang memiliki kompetensi dan
kewenangan mengesahkan dan
menandatangani
buku
uji
kendaraan bermotor.
3. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi permasalaha lokasi
pengujian kendaraan bermotor
saaat
ini
adalah
memaksimalkan lahan yang ada
dengan menata jalur masuk
keluar dan tempat parkir, serta
antrian kendaraan wajib uji
semaksimal mungkin, sehingga
antrian
kendaraan
tidak
mengganggu dan menggunakan
bahu jalan di sekitar kantor Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor.
4. Guna mengatasi permasalahan
berkenaan
dengan
belum
tersedianya sistem informasi
baik
yang
memudahkan
kejelasan terhadap masyarakat

tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pengujian kendaraan
bermotor juga sistem informasi
yang
terintegrasi
secara
nasional, maka diambil langkah
yaitu dengan berkoordinasi
dengan instansi terkait di
kabupaten lain mengenai sistem
informasi
terbaru
yang
terintegrasi secara nasional.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan
penulis
mengenai
pelaksanaan
pengujian
berkala
kendaraan oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Kabupaten Pangandaran, maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut
:
1. Pelaksanaan pengujian berkala
kendaraan bermotor oleh Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian Kendaraann Bermotor
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten
Pangandaran berdasarkan hasil
wawancara
belum
optimal.
Dalam pelaksanaannya terdapat
beberapa hambatan diantaranya :
kurang peralatan, sarana dan
pearasaran
serta
fasilitas
pengujian kendaraan bermotor,
kurangnya sumber daya manusia
yang
memiliki
kewenangan

H a l a m a n |246

dalam pelaksanaan pengesahan
hasil pengujian berkala.
Dari hasil observasi yang
penulis lakukan diketahui bahwa
pelaskaan pengujian berkala
kendaraan bermotor oleh Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten
Pangandaran belum terlaksana
dengan baik mengingat masih
banyaknya beberapa hambatan
yang menyebabkan pelaksanaan
pengujian berkala kendaraan
bermotor belum optimal.
2. Hambatan-hambatan
dalam
pelaksanaan pengujian berkala
kendaraan bermotor oleh Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten
Pangandaran sebagai berikut :
a. Masih kurangnya sumberdaya
manusia
yang
memiliki
kewenangan
melaksanakan
pengujian
kendaraan
bermotor, khususnya dalam
mengesahkan hasil pengujian
kendaraan bermotor.
b. Belum lengkapnya peralatan
serta
fasilitas
penunjang
pengujian
kendaraaan
bermotor.
c. Minimnya
sarana
dan
prasarana pengujian kendaraan
bermotor.

d. Belum memiliki lahan dan
atau
gedung
pengujian
kendaraan yang sesuai dengan
peraturan.
Begitu pula dengan hasil
observasi yang dilakukan oleh
penulis
diketahui
adanya
hambatan dalam pelaksanaan
pengujian berkala kendaraan
bermotor oleh Unit Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
Dinas
Pekerjaan Umum, Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Pangandaran hal ini
dikarenakan oleh kurangnya
sumberdaya
manusia
yang
memiliki kewenangan dalam
melaksanakan dan mengesahkan
hasil
pengujian
kendaaraan
bermotor,
serta
belum
lengkapnya peralatan, fasilitas,
sarana dan prasarana pengujian
berkala kendaraan bermotor.
3. Adanya upaya-upaya dalam
mengatasi hambatan-hambatan
yang dihadapi dalam pelaksanaan
pengujian berkala kendaraan
bermotor oleh Unit Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
Dinas
Pekerjaan Umum, Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Pangandaran sebagai
berikut :
a. Mengajukan
penambahan
sumberdaya manusia yang
memiliki kompetensi dan
kewenangan
dalam
hal
pengujian kendaraan dan

H a l a m a n |247

pengesahan hasil pengujian
kendaraan bermotor.
b. Melaksanakan
pengujian
berkala kendaraan bermotor
dengan
menggunakan
peralatan,
sarana
dan
prasarana yang ada secara
maksimal.
c. Mengajukan
penambahan,
pengadaan peralatan, fasilitas,
sarana
dan
prasarana
pengujian
kendaraan
bermotor.
d. Mengajukan
lokasi
dan
pembangunan
gedung
pengujian kendaraan bermotor
yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Begitupula
dengan
hasil
observasi yang dilakukan diketahui
bahwa ada upaya yang dilakukan
oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Pangandaran
untuk meningkatkan pelasksanaan
pengujian
berkala
kendaraan
bermotor.
2. Saran
Setelah penulis mengamati dan
mempelajari pelaksanaan pengujian
berkala kendaraan bermotor oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Pekerjaan
Umum, Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Pangandaran,
maka penulis mencoba memberikan
saran sebagai bahan pertimbangan
sebagai berikut :

1. Agar
dalam
pelaksanaan
pengujian berkala kendaraan
bermotor yang dilaksanakan oleh
Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten
Pangandaran dapat bekerja secara
maksimal dan tetap profesional
dengan menggunakan peralatan,
fasilitas, sarana dan prasarana
yang ada saat ini. Selain sebagai
proses pemeriksaan kelaikan
kendaraan juga sebagai suatu
proses pelayanan umum bagi
masyarakat
yang
memiliki
kendaraan wajib uji.
2. Agar hambatan-hambatan dalam
pelaksanaan pengujian berkala
kendaraan bermotor oleh Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten
Pangandaran dapat diminimalisir
maka
hal-hal
yang
perlu
dilakukan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pengujian Kendaraan
Bermotor
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Pangandaran adalah
meningkatkan
dan/atau
menambah sumberdaya manusia
yang
memiliki
kualifikasi
melaksanakan
pengujian
kendaraan bermotor, serta yang
memiliki kewenangan dalam

H a l a m a n |248

pengesahan
hasil
pengujian
kendaraan. Selain itu juga tetap
berkoordinasi dengan Pemerintah
Daerah untuk dapat memenuhi
peralatan, sarana dan prasarana,
fasilitas, lokasi, serta bangunan
tempat
dilaksanakannya
pengujian berkala kendaraan
bermotor
3. Mengenai upaya-upaya yang
dilakukan
dalam
mengatasi
hambatan-hambatan
yang
dihadapi dalam pelaksanaan
pengujian berkala kendaraan
bermotor oleh Unit Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian
Kendaraan
Bermotor
Dinas
Pekerjaan Umum, Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Pangandaran. Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten
Pangandaran harus cermat dalam
melengkapi segara kekurangan
yang ada sesuai dengan kriteria
dan kebutuhan yang disesuaikan
dengan keadaan di lapangan
mengenai pemenuhan sumber
daya manusia ataupun peralatan,
fasilitas, sarana dan prasarana,
serta
lokasi
dan
gedung
pengujian kendaraan bermotor.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
penelitian suatu pendekatan
praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Gaffar, Afan, (2009). Politik Indonesia:
Transisi
Menuju Demokrasi,
Yogyakarta, Cetakan V, Pustaka
Pelajar
Riduan, dan Akdon. 2007. Rumus dan
data analisis data.Bandung :
Alfhabeta
Sugiyono. 2008. Metode penelitian
administrasi.
Bandung
:
Alfhabeta
b. Dokumen
1. Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 133 Tahun 2015

F. DAFTAR PUSTAKA
a. Daftar Buku
Agustino Leo. Dasar-dasar kebijakan
publik, Bandung : Alfabheta

H a l a m a n |249

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA SUKU JAWA DAN SUKU MADURA

6 144 7