T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja di CV. Jaya Manunggal Garment T1 BAB II

BAB II
KAJIAN TEORI

1.1. Landasan teori

Produktivitas kerja
Produktivitas Kerja menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1995:281) produktivitas
adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa)
dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk
menghasilkan hasil tersebut. Siagian(2009:24)menyatakan

bahwa “produktifitas merupakan

masalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar besarnya dari sarana dan prasarana
yang tersedia dengan menghasilkan keluaran/ output yang optimal bahkan kemungkinan yang
maksimal.”Sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiani dan Rosidah (2009:162) mengemukakan
bahwa produktivitas kerja menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir
yang diperoleh didalam proses produksi, dalam hal ini adalah efisiensi dan efektivitas.
Pengertian produktivitas dapat dilihat dari dua dimensi yaitu dimensi individu dan
dimensi keorganisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan
karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan

mengandung makna keinginan
meningkatkan

dan

upaya

individu

kualitas kehidupannya. Sedangkan

yang

dimensi

selalu

berusaha

keorganisasian


untuk
melihat

produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output).
Tingkat produktivitas dapat diukur dengan menggunakan :
1. Penggunaan waktu.
Didalam penggunaan waktu kerja, yang digunakan tenaga kerja untuk menghasilkan
output

dan sebagai alat ukur produktivitas kerja meliputi kecepatan waktu kerja,

penghematan waktu kerja, kedisiplinan waktu kerja, dan tingkat absensi.

2. Output yang dihasilkan.
Banyaknya output yang dihasilkan oleh tenaga kerja juga digunakan sebagai alat ukur
produktivitas kerja di mana semakin banyak output yang dihasilkan pekerja maka produktivitas

kerja dan tenagakerja akan semakin baik. Banyaknya output yang dihasilkan pun harus
diikuti dengan kualitas pekerjaan yang dilakukan. Pengukuran produktivitas kerja inilah

yang digunakan sebagai sarana untuk menganalisa dan mengukur efisiensi suatu kinerja
Menurut Sedarmayanti (2009:57), produktivitas seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti sikap mental berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja, pendidikan,
keterampilan, manajemen hubungan industrial pancasila, tingkat penghasilan dan kesehatan,
jaminan social, lingkungan sosial dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi dan kesempatan
berprestasi.Pendapat tersebut menjelaskan bahwa produktivitas dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja, pendidikan, keterampilan,
manajemen hubungan industrial pancasila, tingkat penghasilan dan kesehatan, jaminan social,
lingkungan social dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi dan kese,patan berprestasi.

Beberapa indikator untuk mengukur sejauh mana produktivitas pegawai mencapai
maksimal menurut Ravianto(2001:18) adalah sebagai berikut:
a. Kualitas: Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti
menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktifitas ataupun memenuhi tujuan
yang diharapkan dari suatu aktifitas.
b. Kuantitas: Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktifitas
yang diselesaikan.
c. Ketepatan Waktu: Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktifitas lain.

Berdasarkan

pengertian

produktivitas dari beberapa pendapat yang telah di uraikan,

produktivitas kerja dalam penelitian ini merupakan suatu pengukuran dimana produksi
menggunakan sumber-sumber dayanya untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.

Disiplin kerja
Disiplin kerja sangat berhubungan dengan kemampuan karyawan dalam menjalankan
pekerjaan dengan efektif dan effisien,dengan di dasarkan pada keinginan yang kuat dalam arti
penuh dedikasi dan tanggungjawab dalam melaksanakaan pekerjaan yang di berikan .keinginan

dalam melaksanakaan pekerjaaan dengan penuh disiplin ini sangat tergantung pada peran serta
seorang pemimpin dalam memberikan motivasi yang optimal kepada bawahaan.
Disiplin kerja menurut Siswanto (2005:292)sebagai sikap menghormati, menghargai, dan
taat pada peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya, tidak mengelak dangan sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang
yang diberikan kepadanya. Sedangkan Hasibuan(2008:194) dalam suatu organisasi umumnya

individu-individu yang berada di dalamnya sadar akan adanya norma atau aturan organisasi dan
mereka pun sadar akan tuntutan kepatuhan tehadap norma atau aturan tersebut.
Norma itu sendiri merupakan standar atau aturan main yang diikuti oleh banyak orang.
Perilaku yang ditunjukan oleh masing-masing individu pegawai mencerminkan sampai seberapa
jauh pegawai tersebut konsekuen dan konsisten mengikuti dan mematuhi atau melanggar norma
dan aturan yang berlaku di organisasii pemerintahan.Menurut Siagian (2009:304)Disiplin kerja
adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap
dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara suka rela berusaha bekerja secara
kooperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.
Adapun indikator yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan (Dharma, 2003) adalah:
1. Kehadiran karyawan setiap hari
Karyawan wajib hadir di perusahaannya sebelum jam kerja, dan pada biasanya
digunakan sarana kartu kehadiran pada mesin absensi.

2. Ketepatan jam kerja
Penetapan hari kerja dan jam kerja diatur atau ditentukan oleh perusahaan. Karyawan
diwajibkan untuk mengikuti aturan jam kerja, tidak melakukan pelanggaran jam istirahat
dan jadwal kerja lain, keterlambatan masuk kerja, dan wajib mengikuti aturan jam kerja
per hari.


3. Mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal
Seluruh karyawan wajib memakai pakaian yg rapi dan sopan, dan mengenakan tanda
pengenal selama menjalankan tugas kedinasan. Bagi sebahagian besar perusahaan

biasanya menyediakan pakaian seragam yang sama untuk semua karyawannya sebagai
bentuk simbol dari kebersamaan dan keakraban di sebuah perusahaan.

4. Ketaatan karyawan terhadap peraturan.
Adakalanya karyawan secara terang–terangan menunjukkan ketidakpatuhan, seperti
menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan. Jika tingkah laku karyawan
menimbulkan dampak atas kinerjanya, para pemimpin harus siap melakukan tindakan
pendisiplinan.

Berdasarkan pengertian yang sudah dipaparkan disiplin kerja dalam penelitian ini
adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik tertulis
maupun tidak tertulis, dan bila melanggar akan ada sanksi atas pelanggarannya.

Motivasi kerja
Dalam kehidupan berorganisasi,termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis
,aspek motivasional mutlak mendapat perhatian serius dari para menajer.Dikatakan demikian

,karena empat pertimbangan utama yaitu a). filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “ quid
pro quo” yang dalam bahasa awam di cerminkan oleh pepatah yang mengatakan „ada ubi ada
latas, ada budi ada balas‟ b). karena dinamikanya ,kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak
hanya bersifat material ,akan tetapi juga bersifat pisikologis. c). tidak ada titik jenuh dalam
pemuasan kebutuhan manusia d). perbedaan karakteristik individu dalam organisasi
mengakibatkan tidak adanya satu pun teknik motivasi yang sama effektifnya untuk semua orang
dalam organisasi
Siagian(2009:62) menyatakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan bagi seseorang
untuk memberikan konstribusi yang sebesar mungkin untuk demi keberhasilan organisasi
mencapai tujuannya. Dengan pengertian ,bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai
pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan.Sedangkan Menurut Hasibuan
(2008:141)motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Menurut Mangkunegara (2002:100)Motivasi kerja

adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja. Menurut Sunyoto Danang (2012:191) tujuan motivasi
antara lain :
1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
5. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
6. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.

Teori motivasi Maslow
Maslow (1994),motivasi di kaitkan dengan kebutuhan manusia sebagai berikut:
1.KebutuhanFisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang
merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen,
tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang
kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan
akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan
pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3.KebutuhanSosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan
muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi
yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan

akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan
sebagainya.
4.KebutuhanPenghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja
seseorang.

5.Kebutuhan aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi
diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang.
Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki
seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang
meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi
oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang
kemampuan dan keahliannya.

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok
(fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan
diri).Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih
tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang.


Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi
memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk
pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi.
Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi
utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.

Berdasarkan

pengertian yang telah di paparkan motivasi kerja dalam penelitian ini

merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong perilaku
manusia. Pemimpin

perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat

mempengaruhinya dalam bekerja sesuai dengan keinginan organisasi.
Siagian (2009:145) mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk
kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian

serius dari para manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu:
1.

Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “ quit pro quo”, yang dalam bahasa awam
dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”.

2.

Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan

tetapi juga bersifat psikologis.
3.

Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia.

4.

Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan tidak
adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang dalam
organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda..

2.2 Definisi operasional
 Produktivitas kerja
Produktivitas kerja adalah jumlah baramg yang di produksi dalam satuan unit/pcs
dalam kurun waktu satu hari.

 Disiplin kerja

Disiplin kerja adalah tingkahlaku/kebiasaan para pegawai untuk berperilaku
sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan dimana dia bekerja.Seperti datang ke
kantor dengan tertib,berpakaian rapi,mengikuti cara kerja yang sudah di tentukan dan
memiliki tanggung jawab

 Motivasi kerja
Motivasi kerja adalah upaya pemberian umpan balik yang positif antara atasan
terhadap karyawan sebagai akibat jasa yang sudah di lakukan oleh karyawan pada
perusahaan dalam bekerja secara maksimal,seperti bonus skill,premi absensi dan lain
lain. Sehingga menimbulkan semangat atau dorongan kerja

2.3. Kerangaka berpikir

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir dari gagasan penelitian yang mengacu
pada kajian teori,hingga munculnya variable variable yang di gunakan di dalam
penelitian. Adapun dua variable dalam penelitian ini yaitu variable dependen yang di beri

notasi (Y) dan variabel independen yang di beri notasi (X) ,maka model hipotetisnya
adalah :
Gambar 1. Parakdikma penelitian
(X1)

(Y)

(X2)

Keterangan :
Variabel kedisiplinan kerja(independen)

X1

:

X2

: Variable motivasi kerja(independen)

Y

: Variabel Produktivitas kerja(dependen)

: Garis korelasi

2.4

HIPOTESIS
2.4.1 Hipotesis kerja dan hipotesis statistik
Berdasarkan produktivitas kegiatan operasional perusahaan di CV. JAYA
MANUNGGAL GARMENT yang berlokasi di Pendingan, Jln Raya Salatiga Kopeng km
7, hingga saat ini dapat ditarik beberapa hipoteis,yaitu :

a)

Hipotesis kerja variabel disiplin kerja:
Terdapat hubungan yang signifikan tingkat disiplin kerja dengan produktifitas
kerja di CV. JAYA MANUNGGAL GARMENT yang berlokasi di Pendingan,
Jln Raya Salatiga Kopeng Km 7, Hipotesis statistik variabel kedisiplinan:
1. H0: ρX1.y = 0
2. Hi : ρX1.y > 0

b)

Hipotesis kerja variable motivasi kerja
Terdapat hubungan yang signifikan motivasi kerja dengan produktifitas kerja di
CV. JAYA MANUNGGAL GARMENT yang berlokasi di Pendingan, Jln Raya
Salatiga Kopeng Km 7.
Hipotesis statistik variable motivasi kerja:
1. Ho :ρX2.y = 0
2. Hi : ρX2.y > 0

c)

Hipotesis kerja variable disiplin kerja dan motivasi kerja:
Terdapat hubungan yang signifikan tingkat disiplin kerja dan motivasi kerja
dengan produktifitas kerja di CV. JAYA MANUNGGAL GARMENT

yang

berlokasi di Pendingan, Jln Raya Salatiga Kopeng Km 7.
Hipotesis statistik variable kedisiplinan dan motivasi kerja
1. Ho : ρX1,x2.y = 0
2. Ho : ρX1,x2.y > 0

2.5

PENELITIAN TERDAHULU
1. Penelitian yang dilakukan oleh AS Soedarmo (2004) dengan judul penelitian “Hubungan
disiplin kerja dengan produktivitas kerja di PT.Tripilar Betonmas Salatiga” gejala
problematika penelitian ini adalah masih banyak pelanggaran yang terjadi terhadap aturan
aturan perusahaan dan tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat hubungan disiplin
kerja dengan produktivitas kerja di PT Tripilar Betonmas Salatiga dalam penelitian ini
menggunkan metode kuantitaif korelasional dengan hasil penelitian menunjukan adanya
hubungan korelasi positif (r=0,815)yang signifikan antara kedua variable tersbut.
Saran :

 Setiap karyawan diberi waktu satu bulan sekali untuk membahas tata tertib dari
perusahaan.

 Perusahaan mengadakan kompetisi kerja bagi karyawan untuk meningkatkan
kedisiplinan dalam mencapai target produksi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh

Devi maulidiyawati (2008) dengan judul penelitian

“Hubungan motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan di PT.Pupuk Kujang
(Persero) Cikampek” Gejala probelatika penelitian ini produktivitas kerja karyawan
mengalami kenadla dan tingkat produktivitas perusahaan ini mengalami penurunan
kemudian tujuan penelitian ini adalh untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara
motivasi kerja dengan produktivitas kerja di PT Pupuk Kujang cikampek,metode
kuantitatif deskriptif dan verifikatif dengan hasil penelitian menunjukan adanya
hubungan positif yang signifikan antara motivasi dengan produktivitas kerja kayawan,
Saran :




Melakukan kembali survy gaji terhadap perusahaan lain yang satu level sehingga
karyawan akan loyal terhadap perusahaan.
Melakukan rekrutmen karyawan karyawan yang pproduktif dengan demikian
perusahaan mendapat pengganti karyawan karyawan yang sudah tidak produktif
lagi

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24