T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran PHBS Rumah Tangga Warga Dusun Deres yang Bekerja sebagai Pemulung di TPA Blondo dengan Kejadian ISPA T1 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif
untuk
menggambarkan
dan
menampilkan
suatu
masalah
menggunakan angka.
3.2
3.2.1
Variabel Penelitian
Variabel Tunggal
Perilaku
kesehatan
yaitu
suatu
respon
seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman, serta lingkungan. Strata PHBS tatanan rumah tangga
Jawa Tengah yaitu suatu tingkatan perilaku hidup bersih dan sehat
dalam setiap rumah tangga. Khusus di Jawa Tengah indikator
nasional ditambah indikator lokal spesifik dan disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masing-masing Unit Pelaksana teknis Daerah
(UPTD) maka telah dikembangkan menjadi 16 indikator yang dapat
digunakan untuk rnengukur perilaku sehat. Kejadian ISPA yaitu
penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular,
yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar
dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang
60
61
parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya,
faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
3.3
Definisi Operasional
Tabel 3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
No.
(1)
1.
2.
Variabel
(2)
ISPA
Perilaku
kesehatan
Definisi
Alat ukur
Operasional
(3)
(4)
Infeksi Saluran
Kuesioner
Pernapasan Akut
(ISPA) adalah
penyakit saluran
pernapasan atas
atau bawah,
biasanya menular,
yang dapat
menimbulkan
berbagai spektrum
penyakit yang
berkisar dari
penyakit tanpa
gejala atau infeksi
ringan sampai
penyakit yang
parah dan
mematikan,
tergantung pada
patogen
penyebabnya,
faktor lingkungan,
dan faktor pejamu.
Pengetahuan,
Kuesioner
sikap, dan
tindakan proaktif
untuk memelihara
dan mencegah
risiko terjadinya
penyakit,
melindungi diri dari
ancaman penyakit.
Kategori
Skala
(5)
(6)
1. Ada
Ordinal
anggota
keluarga
dalam satu
rumah yang
sedang/perna
h menderita
ISPA
0. Tidak ada
anggota
keluarga
dalam satu
rumah yang
sedang/perna
h menderita
ISPA
1. Memiliki
Ordinal
pengetahuan,
sikap, dan
tindakan
proaktif untuk
memelihara
dan
mencegah
risiko
terjadinya
penyakit,
62
melindungi
diri dari
ancaman
penyakit.
0. Tidak
Memiliki
pengetahuan,
sikap, dan
tindakan
proaktif untuk
memelihara
dan
mencegah
risiko
terjadinya
penyakit,
melindungi
diri dari
ancaman
penyakit.
3.
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
tatanan rumah
tangga Jawa
Tengah
Semua tindakan
Kuesioner
kesehatan yang
dilakukan
keluarga
berdasarkan
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
Jawa Tengah.
Indikatornya yaitu :
1. Pertolongan
oleh tenaga
kesehatan
(bidan,dokter)
dan bagi
rumah tangga
yang
tidak/belum
pernah
hamil/mengerti
kalau hamil
harus diperiksa
oleh tenaga
kesehatan
2. Memeriksakan
kehamilan
minimal 4×
selama
kehamilan dan
1. Melakukan
indikator
PHBS rumah
tangga Jawa
Tengah
0. Tidak
melakukan
indikator
PHBS rumah
tangga Jawa
Tengah
Ordinal
63
3.
4.
5.
6.
bagi rumah
tangga yang
tidak
mempunyai ibu
hamil, mengerti
maksud dari
K4
(memeriksakan
kehamilan
minimal 4×)
Bayi
memperoleh
ASI eksklusif
sejak usia 0–6
bulan tanpa
makanan
tambahan lain
dan bagi
rumah tangga
yang tidak
mempunyai
bayi mengerti
tentang ASI
eksklusif
Balita
ditimbang
secara teratur
dan bagi
rumah tangga
yang tidak
mempunyai
balita mengerti
tentang
penimbangan
balita
contohnya di
posyandu
Mengonsumsi
beraneka
ragam
makanan
dalam jumlah
cukup dengan
gizi seimbang
(mengganti
menu makanan
setiap hari)
Menggunakan
air bersih untuk
keperluan
64
sehari-hari
7. Menggunakan
jamban sehat
(leher angsa
dengan septic
tank dan
terjaga
kebersihannya)
8. Membuang
sampah pada
tempat yang
semestinya
9. Menggunakan
lantai rumah
kedap air
10. Melakukan
olahraga/aktivit
as fisik
(bersepeda,
berjalan kaki,
mencangkul,
menyapu, dan
kegiatan rumah
tangga lainnya)
11. Anggota rumah
tangga tidak
ada yang
merokok atau
tidak merokok
di dalam
rumah, dan
rumah bebas
dari asap rokok
12. Mencuci
tangan
menggunakan
sabun sebelum
makan dan
sesudah BAB
13. Menggosok
gigi minimal
2×sehari dan
masing-masing
anggota
keluarga
memuliki 1
sikat gigi
14. Anggota rumah
tangga tidak
meminum
65
minuman
keras/miras
dan tidak
menyalahguna
kan narkoba
15. Anggota rumah
tangga menjadi
peserta
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan
(JPK)
16. Melakukan
PSN
(Pemberantasa
n Sarang
Nyamuk)
3.4
Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini seluruh warga Dusun Deres
Desa Kandangan Kecamatan Bawen yang bekerja sebagai
pemulung di TPA Blondo. Berdasarkan data yang didapatkan dari
Kepala Dusun Deres, Semarang yang bekerja sebagai pemulung di
TPA Blondo berjumlah 49 orang.
3.4.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan caraTotal Sampling
yaitu mengambil sampel seluruh anggota populasi (Amirin, 2013).
Sehingga besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 49 orang.
66
Agar hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan
sampel yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu
yang ditetapkan. Kriteria ini berupa kriteria inklusi yang merupakan
batasan ciri/karakter umum pada subyek penelitian, dikurangi
karakter yang masuk dalam kriteria eksklusi (Saryono, 2013).
Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dalam penelitian
tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Kriteria Inklusi
a.
Warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo yang merupakan
penduduk tetap Dusun Deres.
b.
Warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo yang merupakan
cakupan
wilayah
kerja
Puskesmas
Pembantu
Desa
Kandangan.
c.
Bersedia menjadi responden.
d.
Sadar dan mampu berkomunikasi dengan baik.
e.
Mampu membaca dan menulis walau tingkat pendidikan
minimal.
2)
Kriteria Eksklusi
a.
Warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo yang bukan
merupakan penduduk tetap Dusun Deres.
67
b.
Warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo yang merupakan
cakupan
wilayah
kerja
Puskesmas
Pembantu
Desa
Kandangan.
c.
Tidak bersedia menjadi responden.
d.
Tidak mampu berkomunikasi dengan baik.
e.
Tidak bisa membaca dan menulis.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer (langsung) dan data sekunder (tidak langsung). Data primer
(langsung)
diperoleh
dengan
menggunakan
kuesioner
dan
dokumentasi. Data sekunder (tidak langsung) diperoleh dengan
menggunakan dokumentasi.
3.6
Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Pengolahan Data
1)
Editing
2)
Coding
3)
Entry
4)
Tabulating
68
3.6.2 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis Univariat.
3.7
Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi
dari institusi kemudian mengajukan ijin ke Kelurahan/Desa
Kandangan tempat penelitian dilakukan. Kemudian dilakukan
penelitian dengan menekankan etika sebagai berikut.
a.
Inform concent (Lembar Persetujuan).
b.
Anonymity (Tanpa nama).
c.
Confidentility (Kerahasiaan) (Harvianti, 2013).
3.8
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.8.1 Validitas Instrumen
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
pearson product moment dengan menggunakan Statistical Package
for
Social Science (SPSS). Uji validitas dilakukan pada 30
responden warga yang bekerja sebagai pemulung di Dusun
Ngronggo RT 1 dan RT 2 yang berdekatan dengan TPA Ngronggo
Salatiga dengan karakteristik yang hampir sama dengan warga
yang bekerja sebagai pemulung di Dusun Deres yang berdekatan
69
dengan TPA Blondo Bawen yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini.
Pertanyaan kuesioner dalam uji validitas dikatakan valid jika
harga rhitung > rtabel pada nilai signifikansi 5%. Sebaliknya, pertanyaan
dikatakan tidak valid jika harga rhitung < rtabel pada nilai signifikansi
5%.
Dari 2 pertanyaan kejadian ISPA dalam keluarga yang
diujikan, 2 pertanyaan valid. Dari 8 pertanyaan perilaku kesehatan
(Becker) yang diujikan, 7 pertanyaan valid dan 1 pertanyaan tidak
valid. Dari 54 pertanyaan perilaku hidup bersih dan sehat yang
diujikan, 32 pertanyaan valid dan 22 pertanyaan tidak valid. Maka
pertanyaan yang digunakan untuk penelitian adalah pertanyaan
yang valid yaitu rhitung > rtabel (0,361), sehingga dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan kuesioner yang validdapat digunakan sebagai
instrumen penelitian.
3.8.2 Reliabilitas Instrumen
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Alpha Cronbach dengan menggunakan Statistical Package for
Social Science (SPSS). Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha
Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1.
Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan
range yang sama, makan ukuran kemantapan alpha dapat
diinterpretasi seperti tabel berikut :
70
Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha
0.00 s.d 0,20
>0,20 s.d 0,40
>0,40 s.d 0,60
>0,60 s.d 0,80
>0,80 s.d 1,00
Tingkat Reliabilitas
Kurang reliabel
Agak reliabel
Cukup reliabel
Reliabel
Sangat reliabel
(P.B, Triton, 2006).
Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden warga yang
bekerja sebagai pemulung di Dusun Ngronggo RT 1 dan RT 2 yang
berdekatan dengan TPA Ngronggo Salatiga. Dari 2 pertanyaan
kejadian ISPA dalam keluarga (r alpha = 1,000), 7 pertanyaan
perilaku kesehatan (Becker) (r alpha = 0,624), dan 32 pertanyaan
perilaku hidup bersih dan sehat (r alpha = 0,940) didapatkan hasil
ralpha > r tabel (0,361), sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
pertanyaan kuesioner adalah reliabel, sehingga kuesioner dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian.
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif
untuk
menggambarkan
dan
menampilkan
suatu
masalah
menggunakan angka.
3.2
3.2.1
Variabel Penelitian
Variabel Tunggal
Perilaku
kesehatan
yaitu
suatu
respon
seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman, serta lingkungan. Strata PHBS tatanan rumah tangga
Jawa Tengah yaitu suatu tingkatan perilaku hidup bersih dan sehat
dalam setiap rumah tangga. Khusus di Jawa Tengah indikator
nasional ditambah indikator lokal spesifik dan disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masing-masing Unit Pelaksana teknis Daerah
(UPTD) maka telah dikembangkan menjadi 16 indikator yang dapat
digunakan untuk rnengukur perilaku sehat. Kejadian ISPA yaitu
penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular,
yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar
dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang
60
61
parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya,
faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
3.3
Definisi Operasional
Tabel 3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
No.
(1)
1.
2.
Variabel
(2)
ISPA
Perilaku
kesehatan
Definisi
Alat ukur
Operasional
(3)
(4)
Infeksi Saluran
Kuesioner
Pernapasan Akut
(ISPA) adalah
penyakit saluran
pernapasan atas
atau bawah,
biasanya menular,
yang dapat
menimbulkan
berbagai spektrum
penyakit yang
berkisar dari
penyakit tanpa
gejala atau infeksi
ringan sampai
penyakit yang
parah dan
mematikan,
tergantung pada
patogen
penyebabnya,
faktor lingkungan,
dan faktor pejamu.
Pengetahuan,
Kuesioner
sikap, dan
tindakan proaktif
untuk memelihara
dan mencegah
risiko terjadinya
penyakit,
melindungi diri dari
ancaman penyakit.
Kategori
Skala
(5)
(6)
1. Ada
Ordinal
anggota
keluarga
dalam satu
rumah yang
sedang/perna
h menderita
ISPA
0. Tidak ada
anggota
keluarga
dalam satu
rumah yang
sedang/perna
h menderita
ISPA
1. Memiliki
Ordinal
pengetahuan,
sikap, dan
tindakan
proaktif untuk
memelihara
dan
mencegah
risiko
terjadinya
penyakit,
62
melindungi
diri dari
ancaman
penyakit.
0. Tidak
Memiliki
pengetahuan,
sikap, dan
tindakan
proaktif untuk
memelihara
dan
mencegah
risiko
terjadinya
penyakit,
melindungi
diri dari
ancaman
penyakit.
3.
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
tatanan rumah
tangga Jawa
Tengah
Semua tindakan
Kuesioner
kesehatan yang
dilakukan
keluarga
berdasarkan
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
Jawa Tengah.
Indikatornya yaitu :
1. Pertolongan
oleh tenaga
kesehatan
(bidan,dokter)
dan bagi
rumah tangga
yang
tidak/belum
pernah
hamil/mengerti
kalau hamil
harus diperiksa
oleh tenaga
kesehatan
2. Memeriksakan
kehamilan
minimal 4×
selama
kehamilan dan
1. Melakukan
indikator
PHBS rumah
tangga Jawa
Tengah
0. Tidak
melakukan
indikator
PHBS rumah
tangga Jawa
Tengah
Ordinal
63
3.
4.
5.
6.
bagi rumah
tangga yang
tidak
mempunyai ibu
hamil, mengerti
maksud dari
K4
(memeriksakan
kehamilan
minimal 4×)
Bayi
memperoleh
ASI eksklusif
sejak usia 0–6
bulan tanpa
makanan
tambahan lain
dan bagi
rumah tangga
yang tidak
mempunyai
bayi mengerti
tentang ASI
eksklusif
Balita
ditimbang
secara teratur
dan bagi
rumah tangga
yang tidak
mempunyai
balita mengerti
tentang
penimbangan
balita
contohnya di
posyandu
Mengonsumsi
beraneka
ragam
makanan
dalam jumlah
cukup dengan
gizi seimbang
(mengganti
menu makanan
setiap hari)
Menggunakan
air bersih untuk
keperluan
64
sehari-hari
7. Menggunakan
jamban sehat
(leher angsa
dengan septic
tank dan
terjaga
kebersihannya)
8. Membuang
sampah pada
tempat yang
semestinya
9. Menggunakan
lantai rumah
kedap air
10. Melakukan
olahraga/aktivit
as fisik
(bersepeda,
berjalan kaki,
mencangkul,
menyapu, dan
kegiatan rumah
tangga lainnya)
11. Anggota rumah
tangga tidak
ada yang
merokok atau
tidak merokok
di dalam
rumah, dan
rumah bebas
dari asap rokok
12. Mencuci
tangan
menggunakan
sabun sebelum
makan dan
sesudah BAB
13. Menggosok
gigi minimal
2×sehari dan
masing-masing
anggota
keluarga
memuliki 1
sikat gigi
14. Anggota rumah
tangga tidak
meminum
65
minuman
keras/miras
dan tidak
menyalahguna
kan narkoba
15. Anggota rumah
tangga menjadi
peserta
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan
(JPK)
16. Melakukan
PSN
(Pemberantasa
n Sarang
Nyamuk)
3.4
Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini seluruh warga Dusun Deres
Desa Kandangan Kecamatan Bawen yang bekerja sebagai
pemulung di TPA Blondo. Berdasarkan data yang didapatkan dari
Kepala Dusun Deres, Semarang yang bekerja sebagai pemulung di
TPA Blondo berjumlah 49 orang.
3.4.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan caraTotal Sampling
yaitu mengambil sampel seluruh anggota populasi (Amirin, 2013).
Sehingga besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 49 orang.
66
Agar hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan
sampel yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu
yang ditetapkan. Kriteria ini berupa kriteria inklusi yang merupakan
batasan ciri/karakter umum pada subyek penelitian, dikurangi
karakter yang masuk dalam kriteria eksklusi (Saryono, 2013).
Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dalam penelitian
tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Kriteria Inklusi
a.
Warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo yang merupakan
penduduk tetap Dusun Deres.
b.
Warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo yang merupakan
cakupan
wilayah
kerja
Puskesmas
Pembantu
Desa
Kandangan.
c.
Bersedia menjadi responden.
d.
Sadar dan mampu berkomunikasi dengan baik.
e.
Mampu membaca dan menulis walau tingkat pendidikan
minimal.
2)
Kriteria Eksklusi
a.
Warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo yang bukan
merupakan penduduk tetap Dusun Deres.
67
b.
Warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo yang merupakan
cakupan
wilayah
kerja
Puskesmas
Pembantu
Desa
Kandangan.
c.
Tidak bersedia menjadi responden.
d.
Tidak mampu berkomunikasi dengan baik.
e.
Tidak bisa membaca dan menulis.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer (langsung) dan data sekunder (tidak langsung). Data primer
(langsung)
diperoleh
dengan
menggunakan
kuesioner
dan
dokumentasi. Data sekunder (tidak langsung) diperoleh dengan
menggunakan dokumentasi.
3.6
Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Pengolahan Data
1)
Editing
2)
Coding
3)
Entry
4)
Tabulating
68
3.6.2 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis Univariat.
3.7
Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi
dari institusi kemudian mengajukan ijin ke Kelurahan/Desa
Kandangan tempat penelitian dilakukan. Kemudian dilakukan
penelitian dengan menekankan etika sebagai berikut.
a.
Inform concent (Lembar Persetujuan).
b.
Anonymity (Tanpa nama).
c.
Confidentility (Kerahasiaan) (Harvianti, 2013).
3.8
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.8.1 Validitas Instrumen
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
pearson product moment dengan menggunakan Statistical Package
for
Social Science (SPSS). Uji validitas dilakukan pada 30
responden warga yang bekerja sebagai pemulung di Dusun
Ngronggo RT 1 dan RT 2 yang berdekatan dengan TPA Ngronggo
Salatiga dengan karakteristik yang hampir sama dengan warga
yang bekerja sebagai pemulung di Dusun Deres yang berdekatan
69
dengan TPA Blondo Bawen yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini.
Pertanyaan kuesioner dalam uji validitas dikatakan valid jika
harga rhitung > rtabel pada nilai signifikansi 5%. Sebaliknya, pertanyaan
dikatakan tidak valid jika harga rhitung < rtabel pada nilai signifikansi
5%.
Dari 2 pertanyaan kejadian ISPA dalam keluarga yang
diujikan, 2 pertanyaan valid. Dari 8 pertanyaan perilaku kesehatan
(Becker) yang diujikan, 7 pertanyaan valid dan 1 pertanyaan tidak
valid. Dari 54 pertanyaan perilaku hidup bersih dan sehat yang
diujikan, 32 pertanyaan valid dan 22 pertanyaan tidak valid. Maka
pertanyaan yang digunakan untuk penelitian adalah pertanyaan
yang valid yaitu rhitung > rtabel (0,361), sehingga dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan kuesioner yang validdapat digunakan sebagai
instrumen penelitian.
3.8.2 Reliabilitas Instrumen
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Alpha Cronbach dengan menggunakan Statistical Package for
Social Science (SPSS). Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha
Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1.
Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan
range yang sama, makan ukuran kemantapan alpha dapat
diinterpretasi seperti tabel berikut :
70
Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha
0.00 s.d 0,20
>0,20 s.d 0,40
>0,40 s.d 0,60
>0,60 s.d 0,80
>0,80 s.d 1,00
Tingkat Reliabilitas
Kurang reliabel
Agak reliabel
Cukup reliabel
Reliabel
Sangat reliabel
(P.B, Triton, 2006).
Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden warga yang
bekerja sebagai pemulung di Dusun Ngronggo RT 1 dan RT 2 yang
berdekatan dengan TPA Ngronggo Salatiga. Dari 2 pertanyaan
kejadian ISPA dalam keluarga (r alpha = 1,000), 7 pertanyaan
perilaku kesehatan (Becker) (r alpha = 0,624), dan 32 pertanyaan
perilaku hidup bersih dan sehat (r alpha = 0,940) didapatkan hasil
ralpha > r tabel (0,361), sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
pertanyaan kuesioner adalah reliabel, sehingga kuesioner dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian.