Program Kerja Ditjen BIM Tahun 2013 & 2014
DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
SINKRONISASI AKSELERASI INDUSTRIALISASI DITJEN BIM
BERSAMA MITRA DAERAH
Disampaikan Pada :
Rapat Kerja Kementerian Perindustrian dengan Pemerintah Daerah
22 – 23 Mei 2013
I. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
2
A. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
PERPRES 28/2008 TENTANG
KEBIJAKAN INDUSTRI
NASIONAL (KIN)
“Menjadikan Indonesia Sebagai
Negara Industri Tangguh di
Dunia Pada Tahun 2025”
SASARAN JANGKA MENENGAH
TAHUN 2014
“Pemantapan Daya Saing Basis
Industri Manufaktur yang
Berkelanjutan serta
Terbangunnya Pilar Industri
Andalan Masa Depan”
3
A. MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
Mendorong peningkatan nilai tambah industri
Mendorong peningkatan perluasan pasar domestik
dan internasional
Mendorong peningkatan industri jasa pendukung
Memfasilitasi penguasaan teknologi industri
Memfasilitasi penguatan struktur industri
Mendorong penyebaran industri ke luar Pulau Jawa
Mendorong peran Industri Kecil & Menengah (IKM)
terhadap PDB
4
C. ARAH KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN INDUSTRI
Pertumbuhan Industri,
melalui pengembangan dan penguatan 35 klaster
industri prioritas (pro growth)
Pemerataan Industri,
melalui pengembangan dan penguatan industri kecil
dan menengah (pro growth dan pro job)
Persebaran Industri,
melalui pengembangan industri unggulan di 33
provinsi dan Kompetensi Inti Industri
Kabupaten/Kota (pro job dan pro poor)
Menjaga Keseimbangan Lingkungan,
melalui pengembangan industri hijau
(pro environment)
5
II.
HILIRISASI BASIS INDUSTRI
MANUFAKTUR
1. Pengembangan Industri Petrokimia
2. Pengembangan Industri Logam Dasar
6
1. PENGEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA
7
1. SUPPLY VS DEMAND PRODUK PETROKIMIA
Satuan : Ribu Ton/Tahun
PE
PP
PS
PVC
PET
Konsumsi
Local
Import
Export
Konsumsi
Local
Import
Export
Konsumsi
Local
Import
Export
Konsumsi
Local
Import
Export
Konsumsi
Local
Import
Export
2009
2010
2011
2012 Est
2013 Est
2014 Est
2015 Est
745
497
248
77
850
540
310
0
121
80
41
0
297
297
0
0
371
371
0
0
795
590
205
140
910
435
475
0
130
80
50
0
400
400
0
0
400
400
0
0
892
501
391
80
1,258
471
637
0
141
80
61
0
536
400
136
0
400
400
0
0
955
778
327
85
1,359
778
581
0
152
80
72
0
579
400
179
0
432
400
32
0
1,031
778
403
150
1,467
780
687
0
164
80
84
0
625
400
225
0
467
400
67
0
1,114
778
486
150
1,585
780
805
0
178
80
98
0
675
400
275
0
504
400
104
0
1,203
778
600
175
1,711
780
931
0
192
80
112
0
729
750
-12
12
544
400
144
0
Sumber : FIKI 2012
8
1. INDUSTRI PETROKIMIA (EXISTING) BELUM TERINTEGRASI
9
Plan A Industri Petrokimia Terintegrasi
Existing
Refinery
Crude oil
1,000,000
(Barrel/Day)
L/H-Naphtha
Propylene
3 x 300,000
(Bbl/Day)
Condensate
Domestic
100,000
Barrel/Day
(Plastic Industry)
Propylene
(Plastic industry)
KL/Y)
L/H-Naphtha
Propylene
Fuel
Existing
Condensate
Splitter
unit
100,000
Barrel/Day
Ethylene
BBM (62.37 Million
Crude oil
New
Refinery
600,000 T/Y
Fuel
Domestic
1,000,000
Barrel/Day
Import
900,000
Barrel/Day
Existing
Olefin center
New
Olefin Center
1,000,000 T/Y
Existing
Aromatic center
750,000 T/Y
L/H-Naphtha
Fuel
New
Aromatic
center
500,000 T/Y
Ethylene
(Plastic industry)
Propylene
(Plastic industry)
Paraxylene
(Textile industry)
Paraxylene
(Textileindustry)
Source: Inaplas, 2010
Dengan pembangunan 3 kilang baru, kebutuhan BBM, naphtha dan kondensat akan
tercukupi sehingga dapat mendukung ketahanan energi, mengurangi ketergantungan
impor, memperkuat struktur dan daya saing industri petrokimia nasional
10
Plan B Pembangunan Pabrik Baru
[Unit : thousand MT]
Product
Ethylene
Company
Chandra Asri Petrochemical
New Plant
Total
Propylene Pertamina
Chandra Asri Petrochemical
New Plant
Total
PE
New Plant
Chandra Asri Petrochemical
Total
New Plant
MEG
Polychem Indonesia
Total
PP
Pertamina
New Plant
TPPI
Chandra Asri Petrochemical
Polytama Propindo
Total
BD
Petrokimia BD Indonesia
New Plant
Total
2011
Capacity
600
0
600
473
340
0
813
450
320
770
0
220
220
45
0
0
480
430
955
0
0
0
2016
Capacity
1000
1000
2000
823
550
550
1923
600
560
1160
700
220
920
295
600
300
480
430
2105
100
140
240
Capacity
Changes
400
1000
1400
350
210
550
1110
150
240
390
700
0
700
250
600
300
0
0
1150
100
140
240
Remarks
New Plant
New Plant
Balikpapan BUG &
New Plant
New Plant
New Plant
Debottlenecking
New Plant
Balongan II Project
New Plant
New Plant
New Plant
New Plant
11
2. PENGEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA DI TANGGUH PAPUA BARAT
• Potensi gas bumi nasional dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
industri dalam negeri dalam rangka mengoptimalkan nilai tambah sesuai
dengan Master Plan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) melalui 6 koridor termasuk di Kawasan Timur Indonesia.
• Pengembangan pusat industri petrokimia dalam rangka pelaksanaan
Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan
Papua dan Papua Barat, dan Master Plan Perluasan dan Percepatan
Pembangungan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Koridor 6
• Pengembangan pusat industri petrokimia di Papua Barat menindaklanjuti
surat Gubernur Papua Barat ke Presiden RI No. 540/5GUB/GPB/2011
tanggal 18 Maret 2011 tentang Pemanfaatan Gas Tangguh, guna
membangun industri berbasis gas alam sehingga menjadi kawasan industri
petrokimia yang terintegrasi.
12
Kebutuhan Gas Bumi untuk Pengembangan Industri Petrokimia
di Tangguh, Papua Barat
Produk
Kapasitas
(Ton Per Tahun)
Volume Kebutuhan Gas
MMSCFD
TCF
Urea
2,300,000
182
1.50
Methanol (bahan antara)
• DME
• Polypropylene
1,310,000
160,000
321,000
138
1.15
660,000
60
0.50
TOTAL
380
3.14*
Ammonia
• Total kebutuhan gas sebagai bahan baku industri Petrokimia selama 25 Tahun dengan efisiensi produksi 330 hari
per tahun
• Diperlukan jaminan pasokan gas selama 25 tahun sesuai dengan keekonomian pabrik
1 TCF = 1 Juta MMSCF
13
3. PROYEK-PROYEK INDUSTRI PETROKIMIA
Proyek Petrokimia Honam, investasi USD 5 miliar
Proyek Refinery di Balongan dan Tuban, investasi masing-masing USD 10
miliar
Proyek Petrokimia dan Pupuk di Tangguh (Papua Barat), investasi USD 5
miliar
Proyek Ekstensifikasi Lahan Garam (Cheetam, PT. Garam)
di Nagekeo & Teluk Kupang (NTT), investasi Rp 1,5 T
PT. Nippon Sokubai
investasi USD 332 juta
PT. Petrokimia Butadiene Indonesia kapasitas 150 ribu ton/tahun dan investasi
Rp 1,5 T di Banten
PT. Chandra Asri kapasitas 1 juta ton olefin/tahun dan investasi Rp 1,7 T di
Banten
Revitalisasi 5 pabrik pupuk urea BUMN kapasitas 3,5 juta ton/tahun dan
investasi USD 3,7 miliar
14
2. PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM DASAR
15
1. SUMBER DAYA DAN CADANGAN MINERAL LOGAM
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
KOMODITAS
SUMBERDAYA
(JUTA TON BIJIH)
Tembaga
Bauksit
Nikel
Pasir Besi
Besi Laterit
Besi Primer
Besi Sedimen
Mangan
Emas alluvial
Emas Primer
Perak
Seng
Timah
Timbal
4.925
551
2.633
1.649
1.462
563
18
11
1.455
5.386
3.406
577
354
363
CADANGAN
(JUTA TON BIJIH)
4.161
180
577
5
106
30
4
17
4.231
4.104
7
0,7
1,6
Sumber data: Badan Geologi 2010
16
2. PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM DASAR
•
Pada saat ini, mineral pada umumnya masih diekspor dalam bentuk mentah
(bijih/raw material). Sedangkan berbagai mineral tersebut (bijih besi, bauksit, nikel,
dan tembaga) apabila dilakukan proses pengolahan akan memberikan nilai
tambah yang sangat signifikan. Sebagai contoh, peningkatan nilai tambah untuk
beberapa mineral dapat dilihat pada gambar berikut.
Iron Ore
$ 60/ton
2 ton
1
Besi Baja
Slab/Billet
$700/ton
1 ton
6
• Potensi Indonesia mempunyai cadangan 115 juta ton
• Produksi tambang 12,8 juta ton
• Total rencana kapasitas industri pengolahan iron ore: 23,8 juta ton/tahun
Bauxite
$ 17/ton
5,5 ton
1
Bauksit
Sponge Iron
$350/ton
1,5 ton
4
Alumina
$350/ton
2 ton
4
Aluminium
$2.500/ton
1 ton
28
• Indonesia mempunyai cadangan terbesar ke 7
• Semuanya di ekspor sebagai bahan mentah
• Total rencana kapasitas industri pengolahan 7 juta ton/tahun.
17
2. PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM DASAR
Ni Ore
$ 25/ton
5 ton
1
Nikel
FeNi
$2.574/ton
0,35 ton
7
Stainless Steel
$2.627/ton
1 ton
21
• Global Produksi FeNi saat ini sebesar 1,5 juta ton pertahun.
• Indonesia mengkontribusi 100.000 ton pertahun.
• Total rencana kapasitas industri pengolahan 18,8 juta ton/tahun.
Cu Ore
$80/ton
1
Tembaga
(Lanjutan……..)
Concentrate
$3.000/ton
38
Ingot
$8.000/ton
100
• Potensi Indonesia mempunyai cadangan 4.200 juta ton
• Produksi tambang 80juta ton
• Total rencana kapasitas industri pengolahan bijih tembaga: 90 juta ton/tahun.
18
3. INVESTASI DI INDUSTRI BERBASIS MINERAL
KOMODITAS
BESI
TEMBAGA
INDUSTRI BERBASIS MINERAL
Eksisting:
Belum ada
Rencana:
PT. Meratus Jaya Iron & Steel (2013)
PT. Sebuku Iron Lateritic Ore
PT. Krakatau Posco (2014)
PT. Krakatau Steel
PT. Batulicin Steel
PT. Delta Prima Steel (2013)
PT. Jogja Magasa Iron
PT. Indoferro (2013)
Eksisting:
PT. Smelting Gresik
Rencana:
PT. Nusantara Smelting
PT. Global Investindo
PT. Indosmelt
BAHAN BAKU
(ton bijih)
KAPASITAS
(Ton/Tahun)
LOKASI
1,0 juta
2,0 juta
3,0 juta
3,0 juta
1,0 juta
0,3 juta
2,0 juta
1,0 juta
0,3 juta
1,0 juta
1,5 juta
1,5 juta
0,5 juta
0,1 juta
1,0 juta
0,5 juta
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
Banten
Banten
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
Yogyakarta
Banten
1,00 juta
0,30 juta
Jawa Timur
0,80 juta
1,20 juta
0,40 juta
0,20 juta
0,30 juta
0,10 juta
Kalimantan Timur
Papua
Sulawesi Selatan
19
INVESTASI DI INDUSTRI BERBASIS MINERAL
KOMODITAS
BAUKSIT
NIKEL
INDUSTRI BERBASIS MINERAL
Eksisting:
Belum ada
Rencana:
PT. Indonesia Chemical Alumina
(2014)
PT Antam – SGA
PT. Harita Prima Abadi
Federal Group – Dubal
Eksisting:
PT. Vale Indonesia
Rencana
PT. Weda Bay nickel
PT. Ferronickel Halmahera Timur
(2014)
BAHAN BAKU
(ton bijih)
(Lanjutan….)
KAPASITAS
(Ton/Tahun)
Lokasi
1,0 juta
4,0 juta
2,0 juta
2,0 juta
0,3 juta
1,2 juta
0,5 juta
0,5 juta
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
6,08 juta
60,8 ribu
Sulawesi Selatan
6,00 juta
2,95 juta
60,0 ribu
29,5 ribu
Maluku Utara
Maluku Utara
20
4. KEBIJAKAN YANG SUDAH DILAKUKAN
•
•
Domestic market obligation (DMO), berdasarkan Permen ESDM No. 34 Tahun 2009
untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri dalam negeri.
Pengaturan ekspor mineral berdasarkan Permendag No. 29 tahun 2012, dengan
tujuan untuk mengendalikan ekspor mineral.
•
Pengaturan kuota produksi / ekspor mineral, berdasarkan Permen ESDM No. 7 jo 11
tahun 2012
• Bea Keluar (BK) mineral dan batuan sebesar 20% berdasarkan PMK No.75 tahun
2012, dengan tujuan:
– Membatasi terjadinya eksploitasi/ekspor mineral yang berlebihan
– Merupakan kebijakan antara sebelum diberlakukannya pelarangan ekspor mineral
sebagaimana diamanatkan UU No. 4 Tahun 2009
– Memberikan kepastian kepada calon investor tentang adanya jaminan
ketersediaan bahan baku
• Kementerian Perindustrian sedang menyusun Roadmap Pengembangan Industri
Berbasis Mineral (Besi Baja, Aluminium, Tembaga dan Nikel) sesuai Inpres No. 3
Tahun 2013 tentang Percepatan Peningkatan Nilai Tambah melalui Pengolahan dan
Pemurnian Mineral di Dalam Negeri.
21
IV.
PROGRAM KEGIATAN DITJEN BIM
TERKAIT DAERAH TA 2013
22
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
BASIS
INDUSTRI
Provinsi/Kabupaten/Kota
DIREKTORAT INDUSTRI TEKSTIL DAN ANEKA
1 Fasilitasi Bantuan Mesin dan
Kota Semarang
Peralatan Untuk BPSDM Semarang
2
Peningkatan Kompetensi SDM
Industri
Jawa Barat : Kab. Badung, Kab. Subang,
Kab. Sukabumi, Kab. Bandung Barat
Jawa Tengah : Kab. Banyumas, Kab.
Sukoharjo, Kab. Boyolali
Jawa Timur : Kab. Jombang, Kab.
Mojokerto
MANUFAKTUR
Sasaran
Pengembangan usaha industri tekstil
dan peningkatan kemampuan SDM
industri tekstil dan produk tekstil
Meningkatkan kemampuan /
keterampilan dan penguasaan teknologi
SDM industri pakaian jadi dan alas kaki
TERKAIT
Peran Daerah
Mempersiapkan infrastruktur utama
dan penunjang serta penyelenggaraan
pelatihan
Dukungan penyelenggaraan pelatihan
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
1 Bantuan Mesin dan Peralatan Barang Provinsi Papua / Kab. Biak Numfor; Kab.
dari Semen untuk Menunjang
Supriori; Kab. Yapen; Kab. Puncak Jaya/
Infrastruktur di Papua
Kota Jayapura
2 Bantuan Mesin dan Peralatan
Provinsi Lampung/ Kab. Lampung Tengah
Pengolahan Skrap Plastik
Peningkatan Produktifitas Barang dari
Semen untuk menunjang infrastruktur
di Papua
Tersedianya peralatan pengolahan
limbah plastik bekas di Provinsi
Lampung
3 Bantuan Alat Produksi BarangProvinsi Lampung/ Kab. Lampung Tengah Peningkatan Produktifitas Bahan Baku
barang dari Semen
Infrastruktur terutama batako dan
paving blok
4 Bantuan Mesin dan Peralatan
Provinsi Bangka Belitung / Kab. Belitung
Peningkatan Produktivitas Kaolin
Pengolah Kaolin sebagai Bahan Baku Timur
sebagai bahan baku industri keramik di
Keramik
Provinsi Bangka Belitung
5 Bantuan Mesin dan Peralatan Untuk Provinsi Sumatera Utara / Kab. Nias Selatan Peningkatan Produktifitas Karet
Produksi Barang Karet di Sumatera
Setengah Jadi di Kab. Nias Selatan /
Utara
Sumatera Utara
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
23
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
BASIS
INDUSTRI
Provinsi/Kabupaten/Kota
MANUFAKTUR
Sasaran
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
6
Optimalisasi Bantuan Peralatan Pengolah
Karet Setengah Jadi di Papua
Provinsi Papua / Kab. Mappi
Peningkatan Kualitas Produk Karet Setengah Menentukan KUB atau Koperasi yang telah
Jadi di Papua
berjalan minimal selama 1 tahun dan
memiiki anggota minimal 10 orang.
7
Optimalisasi Bantuan Peralatan Vulkanisir
Ban di Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan / Kab. Ogan Ilir
Peningkatan Kualitas Produk Vulkanisir Ban Menentukan KUB atau Koperasi yang telah
berjalan minimal selama 1 tahun dan
memiiki anggota minimal 10 orang.
8
Bantuan Mesin dan Peralatan Peningkatan
Nilai Tambah Industri Barang dari Karet di
Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat / Kab. Pesisir
Selatan
Peningkatan Nilai Tambah Industri Barang
Karet Setengah Jadi di Sumatera Barat
Menentukan KUB atau Koperasi yang telah
berjalan minimal selama 1 tahun dan
memiiki anggota minimal 10 orang.
9
Bantuan Alat Pengolahan Bahan Baku Obat Kab. Sukoharjo, Kab. Cilacap, Kota Madiun, Peningkatan Pengolahan Industri Jamu di
Tradisional di Jateng dan Jatim
Kota Mojokerto
Jateng dan Jatim
Menentukan KUB atau Koperasi yang telah
berjalan minimal selama 1 tahun dan
memiiki anggota minimal 10 orang.
10 Pelaksanaan Bimtek Kompon Karet dan
Barang Karet
Prov. Kalimantan Barat / Kota Pontianak,
Provinsi Sumatera Selatan / Kota
Palembang - Sumatera Selatan, Provinsi
Jambi / Kota Jambi
Meningkatkan kemampuan SDM dalam
mengolah kompon karet dalam
11 Bimbingan Teknis Penerapan SNI Barang
Karet dan Plastik
Provinsi Jawa Barat / Kab. Tangerang
Meningkatkan kemampuan SDM Industri
Plastik dan Karet dalam rangka Penerapan
SNI Wajib
12 Bimbingan Teknis Pengendalian Kualitas
pada Industri Keramik
Provinsi Jawa Barat / Kota Bandung
Provinsi Banten / Kab. Tangerang
Meningkatkan kemampuan SDM Industri
Mengusulkan peserta pelatihan Bimtek
Keramik dalam mendukung diversifikasi dan untuk industri keramik (80 orang)
desain produk keramik
Mengusulkan peserta pelatihan Bimtek
untuk industri plastik dan karet
24
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
BASIS
INDUSTRI
Provinsi/Kabupaten/Kota
MANUFAKTUR
Sasaran
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA DASAR
1
Pembangunan Gedung Center Of Excellence Banten
(COE) Industri Petrokimia
2
Bantuan peralatan proses pupuk organik
Kab. Kuantan Singingi, Kab. Lampung
Meningkatkan kemampuan produksi pupuk
Tengah, Kab. Karawang, Kab. Banjarnegara, organik dan meningkatkan kemampuan SDM
Kab. Magelang, Kab. Banyuwangi, Kab.
Industri pupuk organik
Bangli
Koordinasi dalam pengamanan bahan baku,
penyediaan lahan, gedung bangunan pabrik
pupuk organik, infrastruktur pendukung
(listrik, air, dan utilitas penunjang lainnya)
serta pengelola untuk pengoperasian pabrik
pupuk organik
3
Pelatihan Penerapan SNI Produk IKD
Kab. Gresik
Meningkatkan kemampuan industri kimia
dasar dalam memenuhi SNI produk
Fasilitasi dan koordinasi industri-industri
yang akan dilibatkan dalam bimbingan teknis
penerapan SNI Produk Industri Kimia Dasar
4
Basic Design dan Penilaian Kesesuaian Lahan Kupang
Pegaraman di Kupang
Meningkatkan lahan pegaraman di NTT
Fasilitasi dan koordinasi dalam pelaksanaan
kegiatan
5
Intensifikasi Lahan Pegaraman di Madura
Meningkatkan produktivitas lahan
pegaraman eksisting
Koordinasi dalam pemilihan lokasi dan
pelaksanaan kegiatan intensifikasi lahan
pegaraman di Madura
6
Ekstensifikasi Lahan Pegaraman di Nagekeo Kab. Nagekeo
Kab. Pamekasan, Kab. Sampang
Meningkatkan kemampuan SDM Industri
Petrokimia, Pusat data dan informasi serta
inkubasi teknologi.
Fasilitasi perijinan serta koordinasi
penyediaan lahan CoE dan kebutuhan
lainnya yang dirasa perlu dalam rangka
optimalisasi dan percepatan pembangunan
CoE
Meningkatkan lahan pegaraman sebesar 56 Koordinasi dalam penyediaan lahan dan
pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi lahan
ha
pegaraman di Nagekeo
25
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kab/K
ota
BASIS
INDUSTRI
MANUFAKTUR
Sasaran
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM
1
Bantuan Peralatan dan Mesin
Dalam Rangka Mendukung
Pengembangan Industri Material
Dasar Logam
Kab. Bandung
Menumbuhkan dan meningkatkan daya saing Industri Material
Dasar Logam, khususnya Besi-Baja
Bantuan Peralatan dan Mesin Untuk Penumbuhan Industri
Material Dasar Logam pada tahun 2013 diberikan kepada
Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Material melalui
Disperindag Prov. Jawa Barat. Dengan bantuan alat dan mesin
tersebut diharapkan ITB sebagai akademisi dapat melakukan
penelitian dan pengembangan dalam rangka memberikan solusi
terhadap masalah yang dihadapi oleh industri material dasar
logam terutama industri hilir
2
Bantuan Peralatan dan Mesin
Dalam Rangka Program Konversi
Minyak Tanah
Kab. Banyuwangi
Mendukung terlaksananya Program Konversi Minyak Tanah
Mendukung terlaksananya Program Konversi Minyak Tanah
3
Bantuan Peralatan dan Mesin
Dalam Rangka Fasilitasi Penguatan
Infrastruktur Lab Uji Guna
Penerapan SNI Wajib Produk
Terlaksananya Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Material Berperan aktif dalam meningkatkan penerapan dan pengawasan
Dasar Logam secara konsisten dan optimal
SNI (Standar Nasional Indonesia) Wajib Produk Industri Material
Dasar Logam melalui penciptaan infrastruktur dari lembaga
penilaian kesesuaian (LPK) yang memadai guna mendukung
kesiapan industrinya untuk menerapkan SNI sejak dari proses
produksi dan pengendalian mutu produk
4
Bimbingan Teknis Industri
Kab. Gresik
Material Dasar Logam Dalam
Rangka Peningkatan Efesiensi dan
Konservasi Energi
•
•
•
•
Memberikan gambaran mengenai tata cara penanganan
Melakukan pembinaan kepada industri dalam rangka
penggunaan energi untuk keperluan proses produksi
peningkatan efesiensi penggunaan energi melalui program
khususnya industri besi baja dalam rangka meningkatkan
konservasi energi
pengetahuan sumber daya manusia industri guna peningkatan
efesiensi energi;
Menginventarisasi permasalahan yang dihadapi industri besi
baja nasional dalam hal penanganan program efesiensi energi;
Dapat mengoptimalisasikan potensi penghematan energi yang
bersifat no cost, low cost hingga high cost dengan penerapan
implementasi program konservasi energi
Mengurangi emisi CO2-e tanpa harus mengorbankan volume
produksi khususnya melalui peningkatan secara teknik
maupun teknologi proses
26
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kab/Kota
BASIS
INDUSTRI
Sasaran
MANUFAKTUR
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM
5
Bimbingan Teknis PreAssessment (Audit PreSertifikasi) Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008
6
Peningkatan Kompetensi SDM Kab. Bekasi
Industri Material Dasar Logam :
a. Pelatihan Petugas Pengawas
Standar Produk (PPSP)
b. Pelatihan Auditor/ Lead
Auditor Programme
Kab. Bekasi
Terwujudnya Kesiapan Perusahaan Industri Material Melakukan pembinaan kepada industri dalam rangka
Dasar Logam Dalam Penerapan Sistem Manajemen peningkatan sistem manajemen mutu terkait kesiapan
Mutu (ISO 9001 : 2008) Terkait Dengan
penerapan pemberlakuan SNI Wajib Produk IMDL
Implementasi Sertifikasi Produk Sesuai SNI
Sasaran:
Pembinaan industri melalui Peningkatan kinerja Sumber
Tersedianya SDM di Industri Logam yang memiliki Daya Manusia industri Besi-Baja dan pemahaman terhadap
kompetensi untuk mendukung peningkatan daya
efektivitas dan efesiensi kerja
saing industri baja nasional secara keseluruhan baik
industri di hulu maupun hilir
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
1
Bimbingan dan Bantuan Teknis
Tenaga Ahli Pelaksanaan
Konservasi Energi
Kab. Jombang & Kab.
Mojokerto
2
Uji Kompetensi Bidang
Konservasi Energi pada SDM
Basis Industri Manufaktur
Kab. Jombang & Kab.
Mojokerto
3
Seleksi Peserta Sertifikasi
Auditor Energi
Kab. Jombang & Kab.
Mojokerto
4
Bimtek TKDN
Kab. Pelalawan & Kab. Kampar;
Kab. Bekasi & Kab. Karawang;
Kab. Sukabumi; Kab. Cianjur;
Kota Denpasar; Kota Bekasi;
Kota Depok; Kab. Tangerang;
Kab. Kuantan Singingi
27
V.
RENCANA PROGRAM KEGIATAN DITJEN
BIM TERKAIT DAERAH TA 2014
28
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
TERKAIT DENGAN DAERAH TAHUN 2014
No
Kegiatan
Provinsi/Kabupaten/Kota
BASIS
INDUSTRI
Sasaran
MANUFAKTUR
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI TEKSTIL DAN ANEKA
1
Peningkatan Kompetensi SDM
Industri
Jawa Barat : Kab. Bandung Selatan, Kota
Bandung
Jawa Tengah : Kota Solo, Kota Pekalongan
DI Yogyakarta
Jawa Timur : Kab. Jombang, Kab.
Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo
Sumatera Barat : Kota Padang Panjang
Meningkatkan kemampuan /
keterampilan dan penguasaan
teknologi SDM industri tekstil dan
aneka
Dukungan penyelenggaraan pelatihan
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
1
Bantuan Peralatan Kompon Karet Provinsi Sumatera Selatan / Kab. Muara
di Sumatera Selatan (Muara Enim) Enim
Pengembangan Industri Kompon
Mempersiapkan KUB atau Koperasi untuk
Karet pendukung Industri Conveyor mengelola bantuan alat, mempersiapkan
lahan/lokasi pengoperasian bantuan alat dan
Belt di Sumatera Selatan
SDMnya
2
Optimalisasi Bantuan Peralatan
Pengolah Karet Setengah Jadi di
Papua
Provinsi Papua / Kab. Boven Digoel
Penambahan Peralatan Pengolah
Karet Setengah Jadi di Papua untuk
Kabupaten Boven Digoel
Mempersiapkan KUB atau Koperasi untuk
mengelola bantuan alat, mempersiapkan
lahan/lokasi pengoperasian bantuan alat dan
SDMnya
3
Bantuan Mesin dan Peralatan
Pengolahan Feldspar sebagai
Bahan Baku Keramik di Lampung
Provinsi Lampung / Kab. Lampung Tengah Pemanfaatan Bahan Baku Feldspar
di Lampung sebagai Bahan Baku
Industri Gelas dan kaca
Mempersiapkan KUB atau Koperasi untuk
mengelola bantuan alat, mempersiapkan
lahan/lokasi pengoperasian bantuan alat dan
SDMnya
4
Bantuan Mesin dan Peralatan
Kompon dan Vulkanisir Ban di
Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur / Kab. Kutai
Kartanegara
Mempersiapkan KUB atau Koperasi untuk
mengelola bantuan alat, mempersiapkan
lahan/lokasi pengoperasian bantuan alat dan
SDMnya
Pemanfaatan Bahan Baku Karet
untuk pengembangan industri
kompon karet di Kalimantan Timur
29
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
BASIS
INDUSTRI
Provinsi/Kabupaten/Kota
MANUFAKTUR
Sasaran
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA DASAR
1
Fasilitasi Pemanfaatan Center Of
Excellence Industri Petrokimia
Banten
2
Bantuan peralatan proses pupuk organik Nagekeo NTT, Sintang Kalbar, Limapuluh Meningkatkan kemampuan produksi
Koordinasi dalam pengamanan bahan
Kota Sumbar, Deli Serdang Sumut,
pupuk organik dan meningkatkan
baku, penyediaan lahan, gedung
Sumbawa NTB, Tanah Laut Kalsel,
kemampuan SDM Industri pupuk organik bangunan pabrik pupuk organik,
Cianjur Jabar, Semarang Jateng, Blitar
infrastruktur pendukung (listrik, air, dan
utilitas penunjang lainnya) serta
Jatim, Indragiri Hulu Riau.
pengelola untuk pengoperasian pabrik
pupuk organik
3
Intensifikasi lahan pegaraman di
Madura
4
5
Sumenep
Meningkatkan kemampuan SDM Industri Koordinasi dalam pengoperasian Center
Petrokimia, Pusat data dan informasi
Of Excellence Industri Petrokimia
serta inkubasi teknologi.
Meningkatkan produktivitas lahan
pegaraman eksisting
Koordinasi dalam pemilihan lokasi dan
pelaksanaan kegiatan
Intensifikasi lahan pegaraman di Gresik Gresik Putih Jawa Timur
Putih, Jawa Timur
Meningkatkan produktivitas lahan
pegaraman eksisting
Koordinasi dalam pemilihan lokasi dan
pelaksanaan kegiatan
Peningkatan kualitas lahan pegaraman Ende dan Nagekeo
melalui intensifikasi lahan pegaraman di
NTT
Meningkatkan produktivitas lahan
pegaraman eksisting
Fasilitasi dan koordinasi dalam
pelaksanaan kegiatan
30
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kab
/Kota
DIREKTORAT INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM
1 Fasilitasi Bantuan Peralatan Bandung
dan Mesin Dalam Rangka
Penumbuhan IMDL
Surabaya
2 Bimbingan Teknis:
"Penyusunan Program No
Cost & Low Cost Yang Dapat
Dikembangkan Oleh Industri
Besi-Baja Dalam Rangka
Efesiensi Energi"
BASIS
INDUSTRI
Sasaran
MANUFAKTUR
TERKAIT
Peran Daerah
- Untuk menumbuhkan dan meningkatkan daya saing
Memanfaatkan dan memelihara mesin/peralatan
industri material dasar logam hilir
secara optimal
- Untuk meningkatkan kemampuan dalam keterbatasan
penguasaan teknologi produksi
- Untuk meningkatkan efisiensi energi melalui langkah Membina industri di daerah untuk meningkatkan
langkah penurunan pada semua taraf produksi sampai pengendalian penggunaan energi dalam rangka
dengan pemanfaatannya
pengurangan emisi gas rumah kaca
- Untuk meningkatkan efisiensi energi dalam rangka
pengendalian penggunaan energi fosil dan untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca
31
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Lantai 9 JAKARTA
Telp. : (021) 5255509, 5252482 Fax. : (021) 5252978
www.bim.kemenperin.go.id
32
SINKRONISASI AKSELERASI INDUSTRIALISASI DITJEN BIM
BERSAMA MITRA DAERAH
Disampaikan Pada :
Rapat Kerja Kementerian Perindustrian dengan Pemerintah Daerah
22 – 23 Mei 2013
I. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
2
A. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
PERPRES 28/2008 TENTANG
KEBIJAKAN INDUSTRI
NASIONAL (KIN)
“Menjadikan Indonesia Sebagai
Negara Industri Tangguh di
Dunia Pada Tahun 2025”
SASARAN JANGKA MENENGAH
TAHUN 2014
“Pemantapan Daya Saing Basis
Industri Manufaktur yang
Berkelanjutan serta
Terbangunnya Pilar Industri
Andalan Masa Depan”
3
A. MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
Mendorong peningkatan nilai tambah industri
Mendorong peningkatan perluasan pasar domestik
dan internasional
Mendorong peningkatan industri jasa pendukung
Memfasilitasi penguasaan teknologi industri
Memfasilitasi penguatan struktur industri
Mendorong penyebaran industri ke luar Pulau Jawa
Mendorong peran Industri Kecil & Menengah (IKM)
terhadap PDB
4
C. ARAH KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN INDUSTRI
Pertumbuhan Industri,
melalui pengembangan dan penguatan 35 klaster
industri prioritas (pro growth)
Pemerataan Industri,
melalui pengembangan dan penguatan industri kecil
dan menengah (pro growth dan pro job)
Persebaran Industri,
melalui pengembangan industri unggulan di 33
provinsi dan Kompetensi Inti Industri
Kabupaten/Kota (pro job dan pro poor)
Menjaga Keseimbangan Lingkungan,
melalui pengembangan industri hijau
(pro environment)
5
II.
HILIRISASI BASIS INDUSTRI
MANUFAKTUR
1. Pengembangan Industri Petrokimia
2. Pengembangan Industri Logam Dasar
6
1. PENGEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA
7
1. SUPPLY VS DEMAND PRODUK PETROKIMIA
Satuan : Ribu Ton/Tahun
PE
PP
PS
PVC
PET
Konsumsi
Local
Import
Export
Konsumsi
Local
Import
Export
Konsumsi
Local
Import
Export
Konsumsi
Local
Import
Export
Konsumsi
Local
Import
Export
2009
2010
2011
2012 Est
2013 Est
2014 Est
2015 Est
745
497
248
77
850
540
310
0
121
80
41
0
297
297
0
0
371
371
0
0
795
590
205
140
910
435
475
0
130
80
50
0
400
400
0
0
400
400
0
0
892
501
391
80
1,258
471
637
0
141
80
61
0
536
400
136
0
400
400
0
0
955
778
327
85
1,359
778
581
0
152
80
72
0
579
400
179
0
432
400
32
0
1,031
778
403
150
1,467
780
687
0
164
80
84
0
625
400
225
0
467
400
67
0
1,114
778
486
150
1,585
780
805
0
178
80
98
0
675
400
275
0
504
400
104
0
1,203
778
600
175
1,711
780
931
0
192
80
112
0
729
750
-12
12
544
400
144
0
Sumber : FIKI 2012
8
1. INDUSTRI PETROKIMIA (EXISTING) BELUM TERINTEGRASI
9
Plan A Industri Petrokimia Terintegrasi
Existing
Refinery
Crude oil
1,000,000
(Barrel/Day)
L/H-Naphtha
Propylene
3 x 300,000
(Bbl/Day)
Condensate
Domestic
100,000
Barrel/Day
(Plastic Industry)
Propylene
(Plastic industry)
KL/Y)
L/H-Naphtha
Propylene
Fuel
Existing
Condensate
Splitter
unit
100,000
Barrel/Day
Ethylene
BBM (62.37 Million
Crude oil
New
Refinery
600,000 T/Y
Fuel
Domestic
1,000,000
Barrel/Day
Import
900,000
Barrel/Day
Existing
Olefin center
New
Olefin Center
1,000,000 T/Y
Existing
Aromatic center
750,000 T/Y
L/H-Naphtha
Fuel
New
Aromatic
center
500,000 T/Y
Ethylene
(Plastic industry)
Propylene
(Plastic industry)
Paraxylene
(Textile industry)
Paraxylene
(Textileindustry)
Source: Inaplas, 2010
Dengan pembangunan 3 kilang baru, kebutuhan BBM, naphtha dan kondensat akan
tercukupi sehingga dapat mendukung ketahanan energi, mengurangi ketergantungan
impor, memperkuat struktur dan daya saing industri petrokimia nasional
10
Plan B Pembangunan Pabrik Baru
[Unit : thousand MT]
Product
Ethylene
Company
Chandra Asri Petrochemical
New Plant
Total
Propylene Pertamina
Chandra Asri Petrochemical
New Plant
Total
PE
New Plant
Chandra Asri Petrochemical
Total
New Plant
MEG
Polychem Indonesia
Total
PP
Pertamina
New Plant
TPPI
Chandra Asri Petrochemical
Polytama Propindo
Total
BD
Petrokimia BD Indonesia
New Plant
Total
2011
Capacity
600
0
600
473
340
0
813
450
320
770
0
220
220
45
0
0
480
430
955
0
0
0
2016
Capacity
1000
1000
2000
823
550
550
1923
600
560
1160
700
220
920
295
600
300
480
430
2105
100
140
240
Capacity
Changes
400
1000
1400
350
210
550
1110
150
240
390
700
0
700
250
600
300
0
0
1150
100
140
240
Remarks
New Plant
New Plant
Balikpapan BUG &
New Plant
New Plant
New Plant
Debottlenecking
New Plant
Balongan II Project
New Plant
New Plant
New Plant
New Plant
11
2. PENGEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA DI TANGGUH PAPUA BARAT
• Potensi gas bumi nasional dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
industri dalam negeri dalam rangka mengoptimalkan nilai tambah sesuai
dengan Master Plan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) melalui 6 koridor termasuk di Kawasan Timur Indonesia.
• Pengembangan pusat industri petrokimia dalam rangka pelaksanaan
Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan
Papua dan Papua Barat, dan Master Plan Perluasan dan Percepatan
Pembangungan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Koridor 6
• Pengembangan pusat industri petrokimia di Papua Barat menindaklanjuti
surat Gubernur Papua Barat ke Presiden RI No. 540/5GUB/GPB/2011
tanggal 18 Maret 2011 tentang Pemanfaatan Gas Tangguh, guna
membangun industri berbasis gas alam sehingga menjadi kawasan industri
petrokimia yang terintegrasi.
12
Kebutuhan Gas Bumi untuk Pengembangan Industri Petrokimia
di Tangguh, Papua Barat
Produk
Kapasitas
(Ton Per Tahun)
Volume Kebutuhan Gas
MMSCFD
TCF
Urea
2,300,000
182
1.50
Methanol (bahan antara)
• DME
• Polypropylene
1,310,000
160,000
321,000
138
1.15
660,000
60
0.50
TOTAL
380
3.14*
Ammonia
• Total kebutuhan gas sebagai bahan baku industri Petrokimia selama 25 Tahun dengan efisiensi produksi 330 hari
per tahun
• Diperlukan jaminan pasokan gas selama 25 tahun sesuai dengan keekonomian pabrik
1 TCF = 1 Juta MMSCF
13
3. PROYEK-PROYEK INDUSTRI PETROKIMIA
Proyek Petrokimia Honam, investasi USD 5 miliar
Proyek Refinery di Balongan dan Tuban, investasi masing-masing USD 10
miliar
Proyek Petrokimia dan Pupuk di Tangguh (Papua Barat), investasi USD 5
miliar
Proyek Ekstensifikasi Lahan Garam (Cheetam, PT. Garam)
di Nagekeo & Teluk Kupang (NTT), investasi Rp 1,5 T
PT. Nippon Sokubai
investasi USD 332 juta
PT. Petrokimia Butadiene Indonesia kapasitas 150 ribu ton/tahun dan investasi
Rp 1,5 T di Banten
PT. Chandra Asri kapasitas 1 juta ton olefin/tahun dan investasi Rp 1,7 T di
Banten
Revitalisasi 5 pabrik pupuk urea BUMN kapasitas 3,5 juta ton/tahun dan
investasi USD 3,7 miliar
14
2. PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM DASAR
15
1. SUMBER DAYA DAN CADANGAN MINERAL LOGAM
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
KOMODITAS
SUMBERDAYA
(JUTA TON BIJIH)
Tembaga
Bauksit
Nikel
Pasir Besi
Besi Laterit
Besi Primer
Besi Sedimen
Mangan
Emas alluvial
Emas Primer
Perak
Seng
Timah
Timbal
4.925
551
2.633
1.649
1.462
563
18
11
1.455
5.386
3.406
577
354
363
CADANGAN
(JUTA TON BIJIH)
4.161
180
577
5
106
30
4
17
4.231
4.104
7
0,7
1,6
Sumber data: Badan Geologi 2010
16
2. PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM DASAR
•
Pada saat ini, mineral pada umumnya masih diekspor dalam bentuk mentah
(bijih/raw material). Sedangkan berbagai mineral tersebut (bijih besi, bauksit, nikel,
dan tembaga) apabila dilakukan proses pengolahan akan memberikan nilai
tambah yang sangat signifikan. Sebagai contoh, peningkatan nilai tambah untuk
beberapa mineral dapat dilihat pada gambar berikut.
Iron Ore
$ 60/ton
2 ton
1
Besi Baja
Slab/Billet
$700/ton
1 ton
6
• Potensi Indonesia mempunyai cadangan 115 juta ton
• Produksi tambang 12,8 juta ton
• Total rencana kapasitas industri pengolahan iron ore: 23,8 juta ton/tahun
Bauxite
$ 17/ton
5,5 ton
1
Bauksit
Sponge Iron
$350/ton
1,5 ton
4
Alumina
$350/ton
2 ton
4
Aluminium
$2.500/ton
1 ton
28
• Indonesia mempunyai cadangan terbesar ke 7
• Semuanya di ekspor sebagai bahan mentah
• Total rencana kapasitas industri pengolahan 7 juta ton/tahun.
17
2. PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM DASAR
Ni Ore
$ 25/ton
5 ton
1
Nikel
FeNi
$2.574/ton
0,35 ton
7
Stainless Steel
$2.627/ton
1 ton
21
• Global Produksi FeNi saat ini sebesar 1,5 juta ton pertahun.
• Indonesia mengkontribusi 100.000 ton pertahun.
• Total rencana kapasitas industri pengolahan 18,8 juta ton/tahun.
Cu Ore
$80/ton
1
Tembaga
(Lanjutan……..)
Concentrate
$3.000/ton
38
Ingot
$8.000/ton
100
• Potensi Indonesia mempunyai cadangan 4.200 juta ton
• Produksi tambang 80juta ton
• Total rencana kapasitas industri pengolahan bijih tembaga: 90 juta ton/tahun.
18
3. INVESTASI DI INDUSTRI BERBASIS MINERAL
KOMODITAS
BESI
TEMBAGA
INDUSTRI BERBASIS MINERAL
Eksisting:
Belum ada
Rencana:
PT. Meratus Jaya Iron & Steel (2013)
PT. Sebuku Iron Lateritic Ore
PT. Krakatau Posco (2014)
PT. Krakatau Steel
PT. Batulicin Steel
PT. Delta Prima Steel (2013)
PT. Jogja Magasa Iron
PT. Indoferro (2013)
Eksisting:
PT. Smelting Gresik
Rencana:
PT. Nusantara Smelting
PT. Global Investindo
PT. Indosmelt
BAHAN BAKU
(ton bijih)
KAPASITAS
(Ton/Tahun)
LOKASI
1,0 juta
2,0 juta
3,0 juta
3,0 juta
1,0 juta
0,3 juta
2,0 juta
1,0 juta
0,3 juta
1,0 juta
1,5 juta
1,5 juta
0,5 juta
0,1 juta
1,0 juta
0,5 juta
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
Banten
Banten
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
Yogyakarta
Banten
1,00 juta
0,30 juta
Jawa Timur
0,80 juta
1,20 juta
0,40 juta
0,20 juta
0,30 juta
0,10 juta
Kalimantan Timur
Papua
Sulawesi Selatan
19
INVESTASI DI INDUSTRI BERBASIS MINERAL
KOMODITAS
BAUKSIT
NIKEL
INDUSTRI BERBASIS MINERAL
Eksisting:
Belum ada
Rencana:
PT. Indonesia Chemical Alumina
(2014)
PT Antam – SGA
PT. Harita Prima Abadi
Federal Group – Dubal
Eksisting:
PT. Vale Indonesia
Rencana
PT. Weda Bay nickel
PT. Ferronickel Halmahera Timur
(2014)
BAHAN BAKU
(ton bijih)
(Lanjutan….)
KAPASITAS
(Ton/Tahun)
Lokasi
1,0 juta
4,0 juta
2,0 juta
2,0 juta
0,3 juta
1,2 juta
0,5 juta
0,5 juta
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
6,08 juta
60,8 ribu
Sulawesi Selatan
6,00 juta
2,95 juta
60,0 ribu
29,5 ribu
Maluku Utara
Maluku Utara
20
4. KEBIJAKAN YANG SUDAH DILAKUKAN
•
•
Domestic market obligation (DMO), berdasarkan Permen ESDM No. 34 Tahun 2009
untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri dalam negeri.
Pengaturan ekspor mineral berdasarkan Permendag No. 29 tahun 2012, dengan
tujuan untuk mengendalikan ekspor mineral.
•
Pengaturan kuota produksi / ekspor mineral, berdasarkan Permen ESDM No. 7 jo 11
tahun 2012
• Bea Keluar (BK) mineral dan batuan sebesar 20% berdasarkan PMK No.75 tahun
2012, dengan tujuan:
– Membatasi terjadinya eksploitasi/ekspor mineral yang berlebihan
– Merupakan kebijakan antara sebelum diberlakukannya pelarangan ekspor mineral
sebagaimana diamanatkan UU No. 4 Tahun 2009
– Memberikan kepastian kepada calon investor tentang adanya jaminan
ketersediaan bahan baku
• Kementerian Perindustrian sedang menyusun Roadmap Pengembangan Industri
Berbasis Mineral (Besi Baja, Aluminium, Tembaga dan Nikel) sesuai Inpres No. 3
Tahun 2013 tentang Percepatan Peningkatan Nilai Tambah melalui Pengolahan dan
Pemurnian Mineral di Dalam Negeri.
21
IV.
PROGRAM KEGIATAN DITJEN BIM
TERKAIT DAERAH TA 2013
22
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
BASIS
INDUSTRI
Provinsi/Kabupaten/Kota
DIREKTORAT INDUSTRI TEKSTIL DAN ANEKA
1 Fasilitasi Bantuan Mesin dan
Kota Semarang
Peralatan Untuk BPSDM Semarang
2
Peningkatan Kompetensi SDM
Industri
Jawa Barat : Kab. Badung, Kab. Subang,
Kab. Sukabumi, Kab. Bandung Barat
Jawa Tengah : Kab. Banyumas, Kab.
Sukoharjo, Kab. Boyolali
Jawa Timur : Kab. Jombang, Kab.
Mojokerto
MANUFAKTUR
Sasaran
Pengembangan usaha industri tekstil
dan peningkatan kemampuan SDM
industri tekstil dan produk tekstil
Meningkatkan kemampuan /
keterampilan dan penguasaan teknologi
SDM industri pakaian jadi dan alas kaki
TERKAIT
Peran Daerah
Mempersiapkan infrastruktur utama
dan penunjang serta penyelenggaraan
pelatihan
Dukungan penyelenggaraan pelatihan
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
1 Bantuan Mesin dan Peralatan Barang Provinsi Papua / Kab. Biak Numfor; Kab.
dari Semen untuk Menunjang
Supriori; Kab. Yapen; Kab. Puncak Jaya/
Infrastruktur di Papua
Kota Jayapura
2 Bantuan Mesin dan Peralatan
Provinsi Lampung/ Kab. Lampung Tengah
Pengolahan Skrap Plastik
Peningkatan Produktifitas Barang dari
Semen untuk menunjang infrastruktur
di Papua
Tersedianya peralatan pengolahan
limbah plastik bekas di Provinsi
Lampung
3 Bantuan Alat Produksi BarangProvinsi Lampung/ Kab. Lampung Tengah Peningkatan Produktifitas Bahan Baku
barang dari Semen
Infrastruktur terutama batako dan
paving blok
4 Bantuan Mesin dan Peralatan
Provinsi Bangka Belitung / Kab. Belitung
Peningkatan Produktivitas Kaolin
Pengolah Kaolin sebagai Bahan Baku Timur
sebagai bahan baku industri keramik di
Keramik
Provinsi Bangka Belitung
5 Bantuan Mesin dan Peralatan Untuk Provinsi Sumatera Utara / Kab. Nias Selatan Peningkatan Produktifitas Karet
Produksi Barang Karet di Sumatera
Setengah Jadi di Kab. Nias Selatan /
Utara
Sumatera Utara
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
23
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
BASIS
INDUSTRI
Provinsi/Kabupaten/Kota
MANUFAKTUR
Sasaran
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
6
Optimalisasi Bantuan Peralatan Pengolah
Karet Setengah Jadi di Papua
Provinsi Papua / Kab. Mappi
Peningkatan Kualitas Produk Karet Setengah Menentukan KUB atau Koperasi yang telah
Jadi di Papua
berjalan minimal selama 1 tahun dan
memiiki anggota minimal 10 orang.
7
Optimalisasi Bantuan Peralatan Vulkanisir
Ban di Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan / Kab. Ogan Ilir
Peningkatan Kualitas Produk Vulkanisir Ban Menentukan KUB atau Koperasi yang telah
berjalan minimal selama 1 tahun dan
memiiki anggota minimal 10 orang.
8
Bantuan Mesin dan Peralatan Peningkatan
Nilai Tambah Industri Barang dari Karet di
Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat / Kab. Pesisir
Selatan
Peningkatan Nilai Tambah Industri Barang
Karet Setengah Jadi di Sumatera Barat
Menentukan KUB atau Koperasi yang telah
berjalan minimal selama 1 tahun dan
memiiki anggota minimal 10 orang.
9
Bantuan Alat Pengolahan Bahan Baku Obat Kab. Sukoharjo, Kab. Cilacap, Kota Madiun, Peningkatan Pengolahan Industri Jamu di
Tradisional di Jateng dan Jatim
Kota Mojokerto
Jateng dan Jatim
Menentukan KUB atau Koperasi yang telah
berjalan minimal selama 1 tahun dan
memiiki anggota minimal 10 orang.
10 Pelaksanaan Bimtek Kompon Karet dan
Barang Karet
Prov. Kalimantan Barat / Kota Pontianak,
Provinsi Sumatera Selatan / Kota
Palembang - Sumatera Selatan, Provinsi
Jambi / Kota Jambi
Meningkatkan kemampuan SDM dalam
mengolah kompon karet dalam
11 Bimbingan Teknis Penerapan SNI Barang
Karet dan Plastik
Provinsi Jawa Barat / Kab. Tangerang
Meningkatkan kemampuan SDM Industri
Plastik dan Karet dalam rangka Penerapan
SNI Wajib
12 Bimbingan Teknis Pengendalian Kualitas
pada Industri Keramik
Provinsi Jawa Barat / Kota Bandung
Provinsi Banten / Kab. Tangerang
Meningkatkan kemampuan SDM Industri
Mengusulkan peserta pelatihan Bimtek
Keramik dalam mendukung diversifikasi dan untuk industri keramik (80 orang)
desain produk keramik
Mengusulkan peserta pelatihan Bimtek
untuk industri plastik dan karet
24
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
BASIS
INDUSTRI
Provinsi/Kabupaten/Kota
MANUFAKTUR
Sasaran
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA DASAR
1
Pembangunan Gedung Center Of Excellence Banten
(COE) Industri Petrokimia
2
Bantuan peralatan proses pupuk organik
Kab. Kuantan Singingi, Kab. Lampung
Meningkatkan kemampuan produksi pupuk
Tengah, Kab. Karawang, Kab. Banjarnegara, organik dan meningkatkan kemampuan SDM
Kab. Magelang, Kab. Banyuwangi, Kab.
Industri pupuk organik
Bangli
Koordinasi dalam pengamanan bahan baku,
penyediaan lahan, gedung bangunan pabrik
pupuk organik, infrastruktur pendukung
(listrik, air, dan utilitas penunjang lainnya)
serta pengelola untuk pengoperasian pabrik
pupuk organik
3
Pelatihan Penerapan SNI Produk IKD
Kab. Gresik
Meningkatkan kemampuan industri kimia
dasar dalam memenuhi SNI produk
Fasilitasi dan koordinasi industri-industri
yang akan dilibatkan dalam bimbingan teknis
penerapan SNI Produk Industri Kimia Dasar
4
Basic Design dan Penilaian Kesesuaian Lahan Kupang
Pegaraman di Kupang
Meningkatkan lahan pegaraman di NTT
Fasilitasi dan koordinasi dalam pelaksanaan
kegiatan
5
Intensifikasi Lahan Pegaraman di Madura
Meningkatkan produktivitas lahan
pegaraman eksisting
Koordinasi dalam pemilihan lokasi dan
pelaksanaan kegiatan intensifikasi lahan
pegaraman di Madura
6
Ekstensifikasi Lahan Pegaraman di Nagekeo Kab. Nagekeo
Kab. Pamekasan, Kab. Sampang
Meningkatkan kemampuan SDM Industri
Petrokimia, Pusat data dan informasi serta
inkubasi teknologi.
Fasilitasi perijinan serta koordinasi
penyediaan lahan CoE dan kebutuhan
lainnya yang dirasa perlu dalam rangka
optimalisasi dan percepatan pembangunan
CoE
Meningkatkan lahan pegaraman sebesar 56 Koordinasi dalam penyediaan lahan dan
pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi lahan
ha
pegaraman di Nagekeo
25
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kab/K
ota
BASIS
INDUSTRI
MANUFAKTUR
Sasaran
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM
1
Bantuan Peralatan dan Mesin
Dalam Rangka Mendukung
Pengembangan Industri Material
Dasar Logam
Kab. Bandung
Menumbuhkan dan meningkatkan daya saing Industri Material
Dasar Logam, khususnya Besi-Baja
Bantuan Peralatan dan Mesin Untuk Penumbuhan Industri
Material Dasar Logam pada tahun 2013 diberikan kepada
Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Material melalui
Disperindag Prov. Jawa Barat. Dengan bantuan alat dan mesin
tersebut diharapkan ITB sebagai akademisi dapat melakukan
penelitian dan pengembangan dalam rangka memberikan solusi
terhadap masalah yang dihadapi oleh industri material dasar
logam terutama industri hilir
2
Bantuan Peralatan dan Mesin
Dalam Rangka Program Konversi
Minyak Tanah
Kab. Banyuwangi
Mendukung terlaksananya Program Konversi Minyak Tanah
Mendukung terlaksananya Program Konversi Minyak Tanah
3
Bantuan Peralatan dan Mesin
Dalam Rangka Fasilitasi Penguatan
Infrastruktur Lab Uji Guna
Penerapan SNI Wajib Produk
Terlaksananya Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Material Berperan aktif dalam meningkatkan penerapan dan pengawasan
Dasar Logam secara konsisten dan optimal
SNI (Standar Nasional Indonesia) Wajib Produk Industri Material
Dasar Logam melalui penciptaan infrastruktur dari lembaga
penilaian kesesuaian (LPK) yang memadai guna mendukung
kesiapan industrinya untuk menerapkan SNI sejak dari proses
produksi dan pengendalian mutu produk
4
Bimbingan Teknis Industri
Kab. Gresik
Material Dasar Logam Dalam
Rangka Peningkatan Efesiensi dan
Konservasi Energi
•
•
•
•
Memberikan gambaran mengenai tata cara penanganan
Melakukan pembinaan kepada industri dalam rangka
penggunaan energi untuk keperluan proses produksi
peningkatan efesiensi penggunaan energi melalui program
khususnya industri besi baja dalam rangka meningkatkan
konservasi energi
pengetahuan sumber daya manusia industri guna peningkatan
efesiensi energi;
Menginventarisasi permasalahan yang dihadapi industri besi
baja nasional dalam hal penanganan program efesiensi energi;
Dapat mengoptimalisasikan potensi penghematan energi yang
bersifat no cost, low cost hingga high cost dengan penerapan
implementasi program konservasi energi
Mengurangi emisi CO2-e tanpa harus mengorbankan volume
produksi khususnya melalui peningkatan secara teknik
maupun teknologi proses
26
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kab/Kota
BASIS
INDUSTRI
Sasaran
MANUFAKTUR
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM
5
Bimbingan Teknis PreAssessment (Audit PreSertifikasi) Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008
6
Peningkatan Kompetensi SDM Kab. Bekasi
Industri Material Dasar Logam :
a. Pelatihan Petugas Pengawas
Standar Produk (PPSP)
b. Pelatihan Auditor/ Lead
Auditor Programme
Kab. Bekasi
Terwujudnya Kesiapan Perusahaan Industri Material Melakukan pembinaan kepada industri dalam rangka
Dasar Logam Dalam Penerapan Sistem Manajemen peningkatan sistem manajemen mutu terkait kesiapan
Mutu (ISO 9001 : 2008) Terkait Dengan
penerapan pemberlakuan SNI Wajib Produk IMDL
Implementasi Sertifikasi Produk Sesuai SNI
Sasaran:
Pembinaan industri melalui Peningkatan kinerja Sumber
Tersedianya SDM di Industri Logam yang memiliki Daya Manusia industri Besi-Baja dan pemahaman terhadap
kompetensi untuk mendukung peningkatan daya
efektivitas dan efesiensi kerja
saing industri baja nasional secara keseluruhan baik
industri di hulu maupun hilir
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
1
Bimbingan dan Bantuan Teknis
Tenaga Ahli Pelaksanaan
Konservasi Energi
Kab. Jombang & Kab.
Mojokerto
2
Uji Kompetensi Bidang
Konservasi Energi pada SDM
Basis Industri Manufaktur
Kab. Jombang & Kab.
Mojokerto
3
Seleksi Peserta Sertifikasi
Auditor Energi
Kab. Jombang & Kab.
Mojokerto
4
Bimtek TKDN
Kab. Pelalawan & Kab. Kampar;
Kab. Bekasi & Kab. Karawang;
Kab. Sukabumi; Kab. Cianjur;
Kota Denpasar; Kota Bekasi;
Kota Depok; Kab. Tangerang;
Kab. Kuantan Singingi
27
V.
RENCANA PROGRAM KEGIATAN DITJEN
BIM TERKAIT DAERAH TA 2014
28
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
TERKAIT DENGAN DAERAH TAHUN 2014
No
Kegiatan
Provinsi/Kabupaten/Kota
BASIS
INDUSTRI
Sasaran
MANUFAKTUR
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI TEKSTIL DAN ANEKA
1
Peningkatan Kompetensi SDM
Industri
Jawa Barat : Kab. Bandung Selatan, Kota
Bandung
Jawa Tengah : Kota Solo, Kota Pekalongan
DI Yogyakarta
Jawa Timur : Kab. Jombang, Kab.
Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo
Sumatera Barat : Kota Padang Panjang
Meningkatkan kemampuan /
keterampilan dan penguasaan
teknologi SDM industri tekstil dan
aneka
Dukungan penyelenggaraan pelatihan
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
1
Bantuan Peralatan Kompon Karet Provinsi Sumatera Selatan / Kab. Muara
di Sumatera Selatan (Muara Enim) Enim
Pengembangan Industri Kompon
Mempersiapkan KUB atau Koperasi untuk
Karet pendukung Industri Conveyor mengelola bantuan alat, mempersiapkan
lahan/lokasi pengoperasian bantuan alat dan
Belt di Sumatera Selatan
SDMnya
2
Optimalisasi Bantuan Peralatan
Pengolah Karet Setengah Jadi di
Papua
Provinsi Papua / Kab. Boven Digoel
Penambahan Peralatan Pengolah
Karet Setengah Jadi di Papua untuk
Kabupaten Boven Digoel
Mempersiapkan KUB atau Koperasi untuk
mengelola bantuan alat, mempersiapkan
lahan/lokasi pengoperasian bantuan alat dan
SDMnya
3
Bantuan Mesin dan Peralatan
Pengolahan Feldspar sebagai
Bahan Baku Keramik di Lampung
Provinsi Lampung / Kab. Lampung Tengah Pemanfaatan Bahan Baku Feldspar
di Lampung sebagai Bahan Baku
Industri Gelas dan kaca
Mempersiapkan KUB atau Koperasi untuk
mengelola bantuan alat, mempersiapkan
lahan/lokasi pengoperasian bantuan alat dan
SDMnya
4
Bantuan Mesin dan Peralatan
Kompon dan Vulkanisir Ban di
Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur / Kab. Kutai
Kartanegara
Mempersiapkan KUB atau Koperasi untuk
mengelola bantuan alat, mempersiapkan
lahan/lokasi pengoperasian bantuan alat dan
SDMnya
Pemanfaatan Bahan Baku Karet
untuk pengembangan industri
kompon karet di Kalimantan Timur
29
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
BASIS
INDUSTRI
Provinsi/Kabupaten/Kota
MANUFAKTUR
Sasaran
TERKAIT
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA DASAR
1
Fasilitasi Pemanfaatan Center Of
Excellence Industri Petrokimia
Banten
2
Bantuan peralatan proses pupuk organik Nagekeo NTT, Sintang Kalbar, Limapuluh Meningkatkan kemampuan produksi
Koordinasi dalam pengamanan bahan
Kota Sumbar, Deli Serdang Sumut,
pupuk organik dan meningkatkan
baku, penyediaan lahan, gedung
Sumbawa NTB, Tanah Laut Kalsel,
kemampuan SDM Industri pupuk organik bangunan pabrik pupuk organik,
Cianjur Jabar, Semarang Jateng, Blitar
infrastruktur pendukung (listrik, air, dan
utilitas penunjang lainnya) serta
Jatim, Indragiri Hulu Riau.
pengelola untuk pengoperasian pabrik
pupuk organik
3
Intensifikasi lahan pegaraman di
Madura
4
5
Sumenep
Meningkatkan kemampuan SDM Industri Koordinasi dalam pengoperasian Center
Petrokimia, Pusat data dan informasi
Of Excellence Industri Petrokimia
serta inkubasi teknologi.
Meningkatkan produktivitas lahan
pegaraman eksisting
Koordinasi dalam pemilihan lokasi dan
pelaksanaan kegiatan
Intensifikasi lahan pegaraman di Gresik Gresik Putih Jawa Timur
Putih, Jawa Timur
Meningkatkan produktivitas lahan
pegaraman eksisting
Koordinasi dalam pemilihan lokasi dan
pelaksanaan kegiatan
Peningkatan kualitas lahan pegaraman Ende dan Nagekeo
melalui intensifikasi lahan pegaraman di
NTT
Meningkatkan produktivitas lahan
pegaraman eksisting
Fasilitasi dan koordinasi dalam
pelaksanaan kegiatan
30
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kab
/Kota
DIREKTORAT INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM
1 Fasilitasi Bantuan Peralatan Bandung
dan Mesin Dalam Rangka
Penumbuhan IMDL
Surabaya
2 Bimbingan Teknis:
"Penyusunan Program No
Cost & Low Cost Yang Dapat
Dikembangkan Oleh Industri
Besi-Baja Dalam Rangka
Efesiensi Energi"
BASIS
INDUSTRI
Sasaran
MANUFAKTUR
TERKAIT
Peran Daerah
- Untuk menumbuhkan dan meningkatkan daya saing
Memanfaatkan dan memelihara mesin/peralatan
industri material dasar logam hilir
secara optimal
- Untuk meningkatkan kemampuan dalam keterbatasan
penguasaan teknologi produksi
- Untuk meningkatkan efisiensi energi melalui langkah Membina industri di daerah untuk meningkatkan
langkah penurunan pada semua taraf produksi sampai pengendalian penggunaan energi dalam rangka
dengan pemanfaatannya
pengurangan emisi gas rumah kaca
- Untuk meningkatkan efisiensi energi dalam rangka
pengendalian penggunaan energi fosil dan untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca
31
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Lantai 9 JAKARTA
Telp. : (021) 5255509, 5252482 Fax. : (021) 5252978
www.bim.kemenperin.go.id
32