Anak Sebagai Pedagang Makanan Keliling D
ANAK SEBAGAI PEDAGANG MAKANAN KELILING
DI DENPASAR BARAT : ANALISIS KETEGANGAN
STRUKTUR SOSIAL
Ida Ayu Eka Suartika, Nazrina Zuryani, Ikma Citra Ranteallo
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRACT
Child (12-16 years old) as food peddler in the area of West Denpasar classified as child labour
because they work beyond what ILO Convention No. 138 allowed for. According to UU No. 1 in
2000, they do a dangerous job like selling and bringing foods around the streets in Denpasar. This
study conducted during November 2013 until July 2014 within depth interview, observation, and
study document. Data analyses showed that the reason why they became child food peddler
because three factors such as economic, natural environment, social culture environment and
education factor. Merton s strain social structure analyzed that organized behavior and the
appearance of child peddler due to limited access which given by social structure where they came
from, create strain condition. The social culture impact is they reluctance to continue their
education, they using harsh language, early sex activity, and they less attention about their health
being.
Keywords : Child, Food Peddler, Strain Social Structure
1.
PENDAHULUAN
Masyarakat
dorongan
Soemardjan
dini dan tidak memenuhi wajib belajar 9
bekerja
ekonomi.
struktur
atas
Namun
sosial
tahun.
dasar
Mengacu
menurut
Labour Organization (ILO) No. 138, bahwa
anak-anak
anak yang lahir dari keluarga yang miskin
12-16
tahun
tergolong ringan, dengan waktu bekerja
memiliki peluang untuk meraih posisi atas.
tidak lebih dari 40 jam perminggu. Pada
Hal tersebut juga yang terjadi pada anak
penelitian ini, jam kerja dilanggar dan anak
sebagai pedagang makanan keliling di
berasal
berusia
diperbolehkan melakukan pekerjaan yang
dan pendidikan yang rendah hampir tidak
Mereka
hukum
Tahun 2000 dan Konvensi International
mereka (dalam Suyanto, 2001: 31). Anak-
Barat.
standar
nasional dan internasional yakni UU No. 1
kurang
menyediakan sumber-sumber nafkah untuk
Denpasar
pada
berkeliling dengan beban yang berat di
dari
kepalanya.
keluarga pekerja. Kesulitan dalam ekonomi
Anak
sebagai
pedagang
makanan keliling bekerja sekitar 45 jam
mendorong mereka untuk bekerja di usia
perminggu dengan melakukan pekerjaan
1
yang tergolong berat. Pekerjaan tersebut
Husnaini
lebih dari 5 kilogram setiap hari.
kelurahan Rimbo Kaluang Kota Padang,
yakni membawa nampan dengan beban
Kemunculan
pedagang
makanan
tidak
mereka.
hanya
disebabkan
oleh
faktor
ekonomi saja, melainkan disebabkan juga
terlepas dari peran majikan yang mengajak
mengorganisasi
mendeskripsikan
keberadaan pekerja anak Pasir Purus Atas
keliling oleh anak di Denpasar Barat tidak
dan
(2011),
oleh faktor lingkungan dan teman sebaya.
Majikan
Penalaran moral anak yang bekerja
menyediakan barang produksi untuk dijual
berbeda dengan penalaran moral anak
membentuk perilaku terorganisir. Perilaku
Darminto (2013), perbedaan penalaran
kepada konsumen setiap hari. Hal tersebut
pada umumnya. Dalam penelitian Levu dan
terorganisir anak yang menjadi pedagang
makanan
keliling
ditunjukkan
moral karena adanya pengaruh lingkungan
dengan
sosial yang mengubah perilaku anak. Anak
jadwal kerja, upah, perilaku yang tidak
di usia akhir masih memerlukan pendidikan
mengenal sekolah dan mengacu pada
tujuan
ekonomi.
Perilaku
untuk
terorganisir
kesejahteraan
tersebut tidak terlepas dari tujuan ekonomi
dan
kepribadian
hak-hak
lain
anak,
yang
seharusnya didapatkan oleh anak seusia
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2.
membentuk
mereka.
Penelitian Nandi (2006), Adriyani
(2008), Pradana (2009) dan Levu &
KAJIAN PUSTAKA
Darminto
Menurut Nandi (2006), eksploitasi
(2013),
dari
menjelaskan
munculnya
pekerja
bahwa
atas tenaga anak dapat diartikan pekerja
faktor
anak
anak
sebagai
penelitian Husnaini (2011) mengungkapkan
atas keinginan dari anak sendiri. Hal
menjadi penyebab mengapa anak menjadi
(2008), Anak termotivasi untuk memenuhi
Hal yang membedakan penelitian
anak. Penyebab dari munculnya pekerja
didominasi oleh faktor ekonomi, sedangkan
penyebab yang paling mendasar selain
juga bahwa proses enkulturasi turut pula
serupa juga disampaikan oleh Adriyani
pekerja anak.
kebutuhan keluarga serta mampu memiliki
sebelumnya dengan penelitian ini adalah
menjelaskan
digunakan
adalah
faktor
pendapatan
sendiri.
bekerja
usia
di
permintaan
bahwa
dari
ekonomi
Pradana
anak-anak
akhir
orang
bekerja
tua
letak daerah penelitian, serta teori yang
(2009),
yang
dalam
menganalisis
kasus
pekerja anak di Denpasar Barat. Penulis
atas
menemukan terjadinya ketegangan struktur
mereka.
2
sosial dalam perilaku terorganisasi majikan
sehingga
perilaku
yang ingin dicapai dengan cara yang legal
tersebut yakni bekerja melebihi batas
tertentu mengalami ketimpangan. (Ritzer
menyimpang.
memunculkan
Perilaku
menyimpang
sesuai
waktu yang diperbolehkan Konvensi ILO
struktur
sosial
di
masyarakat
dan Goodman, 2003: 142). Lebih lanjut
No. 138.
Merton
Penelitian ini mengelaborasi faktor
mendefinisikan
seperangkat
kultur
sebagai
menentukan
perilaku
nilai
normatif
yang
lingkungan baik lingkungan alam maupun
terorganisir
mengakibatkan
anggota kelompok . Sedangkan struktur
lingkungan
sosial
budaya
yang
kemiskinan
bersama
serta
rendahnya pendidikan masyarakat yang
yang
menjadi
majikan
berbagai
dalam struktur sosial masyarakat tertentu
dan kurangnya pendidikan moral dan budi
tidak menghendaki mereka untuk bekerja
mencapai tujuan tersebut dengan cara
teori
yang
fungsionalisme struktural dari Merton yakni
disfungsi
dari
legal.
mereka
konsep disfungsi dan ketegangan struktur
Konsep
anggota
yakni bekerja, namun kemiskinan struktural
memiliki keterampilan akibat putus sekolah
sosial.
melibatkan
untuk mencapai tujuan dalam hal ekonomi
pedagang makanan keliling yang tidak
menggunakan
cara
Kultur menginginkan seseorang bertindak
penelitian ini pada anak yang menjadi
ini
atau
masyarakat atau kelompok di dalamnya .
pendidikan terkait faktor lingkungan. Fokus
Penelitian
masyarakat
sosial yang terorganisir, yang dengan
berdampak pada minat anak terhadap
pekerti.
anggota
sosial merupakan seperangkat hubungan
menjadi majikan. Rendahnya pendidikan
masyarakat
yang
Hal
tersebut
melakukan
mendorong
pekerjaan
yang
cenderung bertentangan dengan peraturan
Merton
perundang-undangan.
menjelaskan bahwa kemiskinan struktural
Ketegangan struktur sosial adalah
memiliki disfungsi yang memunculkan anak
inkonsistensi antara nilai-nilai budaya yang
miskin
cara melembaga untuk mencapai tujuan.
yang bekerja. Struktur masyarakat yang
dikatakan
disfungsional
berorientasi pada ekonomi dengan cara-
karena
menghambat perkembangan anak terkait
Individu memiliki beragam tujuan yang
perkembangan kognitif dan motorik, serta
ingin
memicu kemiskinan lintas generasi.
seperti
kesejahteraan
material, status sosial yang tinggi, serta
Salah satu contoh disfungsi adalah
kekuasaan dalam suatu masyarakat. Untuk
anomie. Anomie dapat terjadi apabila
hubungan antara norma kultural dan tujuan
digapai
mencapai
3
tujuan
tersebut,
individu
melakukan tindakan yang dapat diterima
dengan mengikuti peraturan yang berlaku
namun lebih didominasi oleh sub sektor
seperti, bekerja keras dan jujur sebagai
perdagangan besar dan eceran.
cara-cara yang dapat diterima (acceptable
Data
di
lapangan
means). Namun beberapa orang tidak
bahwa
(legitimate means) dalam mendapatkan
Kerta
Dharma
tidak
mengetahui
menggunakan
cara-cara
yang
sah
sebagai
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif
dengan
metodologi
Barat.
4.2
pedagang makanan keliling dewasa dan
menggunakan
wawancara mendalam, observasi dan studi
keliling.
Jumlah
pada
penduduk
bulan
kelurahan
Maret
2014
Alasan
yang
Melatarbelakangi
Munculnya
Anak
Sebagai
Pedagang Makanan Keliling
pedagang makanan keliling dikarenakan 3
faktor antara lain faktor lingkungan, baik
Gambaran Umum Denpasar Barat
Denpasar
Barat
merupakan
lingkungan alam maupun lingkungan sosial
budaya, faktor ekonomi, dan utamanya
kecamatan dengan penduduk berjumlah
faktor pendidikan.
jiwa pada bulan Maret 2014.
Menurut
Total luas wilayah Denpasar Barat yakni
rangsangan
sebagian besar selama 3 tahun terakhir
di
perdagangan,
sektor
hotel
keuangan,
tersier
dan
dan
yakni
Nasution
(2011:
12),
Lingkungan berperan dalam memberikan
24,13 km2. Masyarakat di Denpasar Barat
angkutan,
makanan
latar belakang munculnya anak sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
bekerja
anak
Analisis data menunjukkan bahwa
dokumen.
171.466
keberadaan
Pemecutan seluas 1.980.000 m2.
makanan keliling usia 12-14 tahun, dan 5
4.1
dalam
mencapai 18.286 jiwa. Total luas daerah
anak yang bekerja sebagai pedagang
4.
pedagang
Pemecutan
dengan 14 informan, yang terdiri dari 9
ini
termasuk
daerah administratif kecamatan Denpasar
dengan menggunakan snowball sampling
Penelitian
yang
Kelurahan Pemecutan termasuk ke dalam
penelitian studi kasus. Penentuan informan
majikan.
makanan
Kelurahan Pemecutan. Kepala lingkungan
METODE PENELITIAN
deksriptif
pedagang
keliling bertempat tinggal di Lingkungan
tujuan (Hughes dan Kroehler, 2011: 171).
3.
beberapa
menunjukkan
dalam
bentuk
kelakuan
tertentu. Lingkungan alamiah memberikan
di
tempat serta bahan yang diperlukan oleh
restoran,
masyarakat
jasa-jasa,
untuk
bertahan
hidup.
Sebagian besar anak sebagai pedagang
4
makanan
keliling
berasal
dari
Banjar
petani. Kesulitan dalam mengakses air
Tengah Karangasem. Kondisi geografis di
karena berpengaruh terhadap hasil panen.
Kendal Kintamani Songan dan Tianyar
mempengaruhi
daerah tersebut tergolong sebagai daerah
berdampak
pada
Banjar Kendal Kintamani Songan dan
terbatasnya
Tianyar Tengah Karangasem lebih memilih
lapangan pekerjaan yang tersedia dan
untuk bekerja sebagai pedagang makanan
sulitnya untuk memenuhi kebutuhan pokok
yang
menjadi
salah
satu
Kemiskinan
disebabkan
keliling
penyebab
munculnya kemiskinan struktural.
struktural
tempat
yang
anak
dari Banjar Kendal Kintamani Songan dan
Tianyar Tengah Karangasem telah bekerja
berasal
sebagai pedagang makanan keliling. Hal
tersebut mempengaruhi pola pikir anak
oleh Merton, dimana di satu sisi kebutuhan
untuk ikut bekerja sebagai pedagang
tidak terbatas namun, disisi lain struktur
makanan keliling. Anak
sosial tidak menyediakan sarana dan
tersedia,
pekerjaan
untuk
memiliki hubungan kekerabatan seperti
yang
mencapai
tujuan
lingkungan
sosial
kakak, paman, atau tetangga dari daerah
tempat mereka berasal. Faktor lingkungan
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas.
Pengaruh
budaya
sebagai
tidak
media
merupakan
terlepas
media
dari
sosialisasi.
sosialisasi
sosial budaya tidak dapat dilepaskan
perannya dalam mendukung anak untuk
keluarga
bekerja.
Keluarga
Anak
pertama
pedagang
semenjak anak baru lahir. Cara orang tua
dalam
memberikan
mempengaruhi
sikap
dan
kemiskinan
pendidikan
kepribadian
sebagai
struktural
keliling
untuk
sebagai
terbelit
dapat
Keluarga juga berperan sebagai media
untuk
dari anak yang bekerja sebagai pedagang
berprofesi
makanan
bekerja
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
nasihat, perintah, atau larangan. Orang tua
keliling
yang
mempertahankan hidup dan membantu
anak baik melalui kebiasaan, teguran,
makanan
mendapatkan
barang dagangan dari majikan yang masih
prasarana yang merata seperti akses air,
lapangan
bertani
Kerabat dari anak yang berasal
menimbulkan kondisi strain (ketegangan)
minimnya
kehidupan
dapat menopang ekonomi keluarga.
oleh kurangnya sarana dan
daerah
karena
dirasakan tidak memberikan hasil yang
prasarana yang menunjang pembangunan
di
keluarga
Hal tersebut menyebabkan anak di daerah
yang kesulitan dalam mengakses air. Hal
tersebut
penghasilan
mendukung
kegiatan
ekonomi
ekonomi.
Tuntutan
sebagai penyesuaian terhadap sistem yang
5
berorientasi
pada
ekonomi menyebabkan peran keluarga
meningkat dengan dibutuhkannya pekerja
Namun
Hal tersebut yang menyebabkan adanya
yang memiliki keahlian dan keterampilan.
sebagai pusat dan sumber tenaga kerja.
adanya
disfungsi
pada
peran
tekanan untuk melakukan penyimpangan
keluarga yakni pemanfaatan atas tenaga
yakni mempekerjakan anak-anak di bawah
anak yang melanggar peraturan Konvensi
umur
ILO No. 138 mengenai batas usia yang
keliling
2000.
tidak
menempuh pendidikan wajib belajar 9
4.3
tahun. Begitu juga dengan majikan dari
anak sebagai pedagang makanan keliling
tidak menempuh pendidikan formal 9
tahun.
Sulitnya
menengah
keterbatasan
menjangkau
pertama
biaya
dan
atas
untuk
Interaksi yang dimaksud adalah adanya
mengenyam
menjangkau
kontak yang dilakukan antara majikan
dengan anak-anak yang bekerja sebagai
pedagang makanan keliling,
sekolah
pedagang
mengalami putus sekolah dan tidak mampu
untuk
Selain itu rendahnya pendidikan yang
terorganisir
pedagang
berdagang
yang
berorientasi
makanan
keliling
dianalisis
dengan menggunakan ketegangan struktur
sosial
tidak mampu dijangkau oleh masyarakat
dari
Merton.
Anak
sebagai
pedagang makanan keliling memiliki target
Kintamani Songan dan Tianyar Tengah,
masyarakat
selesai
Perilaku terorganisir anak sebagai
dan
hal ini adalah sarana pendidikan formal
di
dan
pada faktor ekonomi.
prasarana untuk mencapai tujuan dalam
Kompetisi
mulai
perilaku
pedagang makanan keliling di Denpasar
Karangasem.
Waktu
dengan target pencapaian dan tujuan dari
penyebab mengapa anak bekerja sebagai
sarana
keliling.
makanan dalam sehari. Tujuan berkaitan
dienyam oleh orang tua turut pula menjadi
terhadap
makanan
berkaitan dengan jadwal yang ditetapkan
melaksanakan pendidikan wajib 9 tahun.
Akses
dengan
konsumen, dan dengan sesama anak
menengah menyebabkan sebagian besar
Barat.
Terorganisir
Anak
Pedagang
Makanan
interaksi sosial, waktu dan tujuan perilaku.
serta
pedagang makanan keliling berpendidikan
Sulitnya
Perilaku
Sebagai
Keliling
Perilaku terorganisir terkait dengan
sekolah
pendidikan menyebabkan sebagian besar
rendah.
Konvensi
138 dan Undang-Undang No. 1 Tahun
Akibat kemiskinan, anak sebagai
makanan
melanggar
International Labour Organization (ILO) No.
diperbolehkan untuk mempekerjakan anak.
pedagang
yang
yang ingin dicapai agar dapat menjual
6
barang dagangan hingga laku dan habis
hingga laku terjual seluruhnya. Data anak
menyebabkan
keliling ditunjukkan pada table 4.1.
terjual. Ketegangan struktur sosial tersebut
mereka
harus
yang bekerja sebagai pedagang makanan
berjalan
berkeliling menawarkan makanan hingga
Tabel 4.1 Data Anak Sebagai Pedagang
Makanan
Keliling
Berdasarkan Lama Bekerja
dan Tempat Berdagang
sore hari. Kegiatan tersebut dilakukan
untuk mencapai tujuan ekonomi dalam hal
pemenuhan
kebutuhan
anak
membantu ekonomi keluarga.
dan
Perilaku terorganisir anak sebagai
pedagang makanan keliling berbeda-beda
mereka.
Perbedaan
berdagang
makanan,
terkait
sebagai pedagang makanan keliling, dan
sebagai
>3
jam
perhari
09.00-16.00
WITA
>3
jam
perhari
09.00
16.00 WITA
>3
jam
perhari
09.0014.00 WITA
>3
jam
perhari
09.00-14.00
WITA
>3
jam
perhari
04.00-09.00
WITA
>3
jam
perhari
08.00-15.00
WITA
>3
jam
perhari
08.00-16.00
WITA
>40
jam
perminggu
06.00-14.00
Berjalan
kaki
Keliling hingga
Teuku Umar
Jalan
Berjalan
kaki
Keliling hingga
Teuku Umar
Jalan
Berjalan
kaki
Keliling hingga Puputan
Badung
Diantar
dengan
motor
Keliling
Badung
Diantar
dengan
motor
Berdagang
Kerobokan
di
Pasar
Berjalan
kaki
Berdagang di
Pasar Badung
sekitar
Berjalan
kaki
Berkeliling sekitar Jalan
Thamrin
Berjalan
kaki
Berkeliling
Sanglah
WY/13
tahun
aktivitas anak sebagai pedagang makanan
anak
WY/12
tahun
KD/13
tahun
majikan dalam perilaku terorganisir anak
Setiap
Tempat Berdagang
KA/12
tahun
dengan alur jalan yang ditempuh, peran
keliling di Denpasar Barat.
Berdagang
dengan
WK/12
tahun
tersebut ditunjukkan dengan perbedaan
tempat
Lama
Bekerja
KD/12
tahun
pada setiap majikan atau bos yang
mempekerjakan
Nama/
Usia
MM/14
tahun
pedagang
di
Puputan
makanan keliling telah memiliki alur jalan
KM/16
tahun
barang dagangan. Tidak semua anak
Sumber : Data penulis dari fakta di
lapangan
masing-masing
dalam
menawarkan
bekerja dengan berjalan kaki. Beberapa
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa sebagian
dari mereka diantar oleh majikan dengan
besar anak yang berusia 12-14 tahun
mengendarai sepeda motor jika jarak yang
ditempuh
untuk
keliling cukup jauh.
Sebagian
berdagang
besar
dari
bekerja lebih dari 3 jam perhari, dan anak
makanan
yang berusia 16 tahun bekerja melebihi 40
jam perminggu. Sebagian besar bekerja
mereka
dengan berkeliling di jalan-jalan, namun
berdagang makanan keliling bekerja lebih
dari
3
jam
perhari.
Hal
ada
tersebut
menjual
barang
dagangannya
beberapa
yang
diantar
dengan
mengendarai motor. Seluruh pedagang
dikarenakan target yang ingin dicapai agar
dapat
hingga
makanan keliling tersebut bekerja melebihi
7
batas waktu pekerjaan yang diperbolehkan
pedagang makanan keliling singgah di
melanggar Undang-Undang No. 1 Tahun
yang bekerja menjadi pedagang makanan
tempat konsumen. Beberapa dari anak
oleh Konvensi ILO No. 138, dan sebagian
keliling
2000 mengenai Bentuk-bentuk Pekerjaan
warung-warung/poskamling
satunya bekerja di jalan.
melakukan
makanan keliling di Denpasar Barat diawali
konsumen,
dengan bangun pagi pada pukul 04.00
dalam
buah-buahan
yang
akan
keliling.
berdagang
Ada juga yang
memilih
Sebagian
untuk
besar
adanya
makanan
berdagang
di
pedagang
yang
terjadi
antara
kepentingan
pada
perilaku
terorganisir pedagang makanan keliling
sudah mulai
dari
sebagai
dengan
spontan, namun tidak dapat dipungkiri,
anak di Denpasar Barat. Adanya bentuk
berjualan makanan pada pukul 05.00
WITA.
anak
sosial
majikan dan pedagang memang bersifat
WITA, pedagang makanan keliling mulai
untuk
interaksi
Kerjasama
dijual kepada konsumen. Pada pukul 08.00
berangkat
telah
sosial dengan teman sebaya dan majikan.
menyiapkan barang dagangan seperti ikut
membungkus
yang
makanan keliling juga melakukan interaksi
WITA dan atau pada pukul 06.00 WITA.
majikan
konsumen,
menjadi tempat singgah mereka. Selain
Aktivitas anak sebagai pedagang
membantu
dengan
bermain dan tidur jika mereka kelelahan di
Terburuk untuk Anak (BPTA) yakni salah
Kemudian
mengobrol
pertukaran sumber daya. Majikan memiliki
mereka
modal untuk membayar tenaga anak untuk
warung-
berdagang makanan keliling. Pertukaran
warung makanan untuk dapat beristirahat
tersebut
dengan duduk sejenak. Ada juga yang
sebelah.
memilih untuk masuk ke rumah-rumah
bersifat
timpang
atau
berat
Ketimpangan dari pertukaran yang
warga untuk menawarkan makanan yang
terjadi,
pedagang makanan keliling. Anak dari
yang seharusnya memperoleh pendidikan
dijual oleh anak yang bekerja sebagai
antara
Interaksi sosial tersebut berwujud
untuk
anak untuk menurunkan barang dagangan
sebagai
dapat
kemampuan-kemampuan
dari junjungan anak. Ada berbagai aktivitas
anak
Rp.30.000,00-Rp.35.000,00
perhari, namun kehilangan masa mereka
dengan tindakan konsumen membantu
saat
adanya
formal. Anak memperoleh pendapatan
interaksi sosial dengan konsumen.
dilakukan
dengan
disfungsi dari mempekerjakan anak-anak
pedagang makanan keliling melakukan
yang
ditunjukkan
kognitif
8
secara
mengembangkan
motorik
maksimal.
dan
Masa-masa
tersebut tidak dapat dibeli oleh modal
dalam hal ini adalah uang, walaupun hal
bahwa tanpa sekolah pun, mereka dapat
perekonomian keluarga. Hal ini yang
Dampak sosial budaya lain yang
tersebut
bertujuan
untuk
membantu
meneruskan hidup.
dimaksud sebagai pengabaian intelektual
ditimbulkan adalah mempengaruhi pola
perkembangan
anak. Anak-anak bergaul dengan semua
yang
berdampak
pada
anak
terhambatnya
sehingga
pikir dan pergaulan anak serta kesehatan
tingkat
kepercayaan diri anak menjadi rendah.
kalangan karena bekerja di jalanan dan
Selain itu, anak rentan tindakan kekerasan
dan
anak
tidak
mendapat
hak
lepas dari pengawasan orang tua. Anak
atas
pada usia 12-16 tahun belum dapat
pendidikan dan pengasuhan. Anak kurang
menyaring perilaku yang dianggap baik
memiliki kemampuan kompetensi serta
dan buruk karena pada usia tersebut anak
keterampilan untuk peningkatan hidup di
masih mencari jati diri.
masa mendatang.
4.4
Pengaruh dari pergaulan tersebut
mempengaruhi
Dampak
Sosial
Budaya
Keberadaan
Anak
Sebagai
Pedagang Makanan Keliling di
Denpasar Barat
Keberadaan
anak
berkomunikasi
sebagai
berbicara
sosial
budaya
antara
tersebut
bekerja
etika
dalam
menjaga kesehatan juga tidak didapatkan
oleh anak sebagai pedagang makanan
keliling. Anak-anak pedagang makanan
Anak yang enggan melanjutkan
ingin
mempengaruhi
Pengetahuan mengenai pentingnya
untuk
pendidikan.
dan
dengan
adanya aktivitas seks usia dini.
bekerja dibandingkan untuk melanjutkan
sekolah
sopan
keliling
serta rendahnya pendidikan memunculkan
budaya yang menyebabkan anak-anak
menginginkan
kurang
makanan
Anak
itu kurangnya pengetahuan yang dimiliki
anak, serta pengaruh lingkungan sosial
lebih
pedagang
bahasa.
berkomunikasi yang baik dan benar. Selain
lain
mempengaruhi pergaulan dan pola pikir
cenderung
dengan
dalam
penempatan bahasa yang kurang baik. Hal
sebagai
pedagang makanan keliling menimbulkan
masalah
kemampuan
keliling mengkonsumsi makanan-makanan
dijelaskan
yang tidak menunjang gizi untuk tumbuh
melalui faktor psikologis, mereka merasa
kembang mereka.
telah mandiri dan memperoleh pendapatan
sendiri, serta telah menikmati hasil dari
bekerja. Hal tersebut membentuk pola pikir
9
5.
SIMPULAN
Keberadaan
anak
pekerti yang anak dapatkan akibat bekerja
sebagai
di usia dini.
pedagang makanan keliling dikarenakan
tiga faktor yakni faktor lingkungan sebagai
6.
faktor utama baik lingkungan fisik maupun
DAFTAR PUSTAKA
Kubu,
Adriyani,F. (2008). Tinjauan Tentang
Pekerja Anak di Terminal Amplas
(Studi Kasus : Anak yang Bekerja
Sebagai Penyapu Angkutan Umum di
terminal Terpadu Amplas). Skripsi
Universitas
Sumatera
Utara
. diakses 20 Nopember
2013
Perilaku terorganisir anak sebagai
Hughes,M.,
dan
Kroehler,C.J(2011).
Sociology : The Core Tenth Edition.
New York : The McGraw-Hill
Companies
lingkungan sosial budaya daerah asal
mereka, serta faktor ekonomi terutama
ketidakmampuan orang tua memberikan
pendidikan yang mendorong anak-anak
yang berasal dari Banjar Kendal Kintamani
Songan
dan
Tianyar
Tengah,
Karangasem untuk berdagang makanan
keliling di Denpasar Barat.
pedagang makanan keliling membentuk
Husnaini,Z. (2011). Pekerja Anak di Bawah
Umur Studi Kasus : Enkulturasi
Keluarga Pekerja Anak di Kota
Padang. Dalam skripsi UNAND
. diakses 20 Nopember
2013
kerjasama antara majikan dan pedagang
makanan keliling, serta adanya pertukaran
sumber daya, namun pertukaran tersebut
bersifat timpang karena jadwal
waktu
bekerja pedagang makanan keliling anak
melebihi aturan yang ditetapkan Konvensi
ILO No. 138
Dampak
ditimbulkan
sosial
akibat
budaya
keberadaan
International
Labour
Organization.
(2008).Panduan
Tentang
Pelaksanaan
Pemantauan dan
Pelaporan
Penerima
Manfaat
Langsung
.
. diakses 20 Nopember
2013
yang
anak
sebagai pedagang makanan keliling adalah
keengganan anak-anak yang berdagang
makanan
keliling
menjaga
kesehatan
pendidikan,
untuk
melanjutkan
serta
penggunaan
pengabaian
pentingnya
Levu,Y.V.,& Darminto,E. (2013). Penalaran
Moral Anak Usia Late Childhood
yang Bekerja di Traffic Light Jalan
Profesor Doktor Mustopo Surabaya.
Dalam jurnal Character 2(1). 12
Nopember
2013.
. diakses
23 Nopember 2013
Nandi.(2006).Pekerja
Anak
dan
Permasalahannya.
Dalam
jurnal
GEA Jurusan Pendidikan Geografi
6(2).
12
Nopember
2013
.
diakses
23
Nopember 2013
Nasution,S. (2011). Sosiologi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Pradana, M.I. (2009). Interaksi Sosial Pada
Anak Periode Late Childhood yang
Bekerja
. diakses 20
Desember 2013
Ritzer,G., dan Goodman,D.J. (2003). Teori
Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana
Suyanto,B.(2001). Kemiskinan
dan
Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan
Politik.Vol XIV No. 4, 25-42.
Web.unair.ac.id/admin/file/f_19997_jr
3.pdf. diakses 15 Juli 2014
11
DI DENPASAR BARAT : ANALISIS KETEGANGAN
STRUKTUR SOSIAL
Ida Ayu Eka Suartika, Nazrina Zuryani, Ikma Citra Ranteallo
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRACT
Child (12-16 years old) as food peddler in the area of West Denpasar classified as child labour
because they work beyond what ILO Convention No. 138 allowed for. According to UU No. 1 in
2000, they do a dangerous job like selling and bringing foods around the streets in Denpasar. This
study conducted during November 2013 until July 2014 within depth interview, observation, and
study document. Data analyses showed that the reason why they became child food peddler
because three factors such as economic, natural environment, social culture environment and
education factor. Merton s strain social structure analyzed that organized behavior and the
appearance of child peddler due to limited access which given by social structure where they came
from, create strain condition. The social culture impact is they reluctance to continue their
education, they using harsh language, early sex activity, and they less attention about their health
being.
Keywords : Child, Food Peddler, Strain Social Structure
1.
PENDAHULUAN
Masyarakat
dorongan
Soemardjan
dini dan tidak memenuhi wajib belajar 9
bekerja
ekonomi.
struktur
atas
Namun
sosial
tahun.
dasar
Mengacu
menurut
Labour Organization (ILO) No. 138, bahwa
anak-anak
anak yang lahir dari keluarga yang miskin
12-16
tahun
tergolong ringan, dengan waktu bekerja
memiliki peluang untuk meraih posisi atas.
tidak lebih dari 40 jam perminggu. Pada
Hal tersebut juga yang terjadi pada anak
penelitian ini, jam kerja dilanggar dan anak
sebagai pedagang makanan keliling di
berasal
berusia
diperbolehkan melakukan pekerjaan yang
dan pendidikan yang rendah hampir tidak
Mereka
hukum
Tahun 2000 dan Konvensi International
mereka (dalam Suyanto, 2001: 31). Anak-
Barat.
standar
nasional dan internasional yakni UU No. 1
kurang
menyediakan sumber-sumber nafkah untuk
Denpasar
pada
berkeliling dengan beban yang berat di
dari
kepalanya.
keluarga pekerja. Kesulitan dalam ekonomi
Anak
sebagai
pedagang
makanan keliling bekerja sekitar 45 jam
mendorong mereka untuk bekerja di usia
perminggu dengan melakukan pekerjaan
1
yang tergolong berat. Pekerjaan tersebut
Husnaini
lebih dari 5 kilogram setiap hari.
kelurahan Rimbo Kaluang Kota Padang,
yakni membawa nampan dengan beban
Kemunculan
pedagang
makanan
tidak
mereka.
hanya
disebabkan
oleh
faktor
ekonomi saja, melainkan disebabkan juga
terlepas dari peran majikan yang mengajak
mengorganisasi
mendeskripsikan
keberadaan pekerja anak Pasir Purus Atas
keliling oleh anak di Denpasar Barat tidak
dan
(2011),
oleh faktor lingkungan dan teman sebaya.
Majikan
Penalaran moral anak yang bekerja
menyediakan barang produksi untuk dijual
berbeda dengan penalaran moral anak
membentuk perilaku terorganisir. Perilaku
Darminto (2013), perbedaan penalaran
kepada konsumen setiap hari. Hal tersebut
pada umumnya. Dalam penelitian Levu dan
terorganisir anak yang menjadi pedagang
makanan
keliling
ditunjukkan
moral karena adanya pengaruh lingkungan
dengan
sosial yang mengubah perilaku anak. Anak
jadwal kerja, upah, perilaku yang tidak
di usia akhir masih memerlukan pendidikan
mengenal sekolah dan mengacu pada
tujuan
ekonomi.
Perilaku
untuk
terorganisir
kesejahteraan
tersebut tidak terlepas dari tujuan ekonomi
dan
kepribadian
hak-hak
lain
anak,
yang
seharusnya didapatkan oleh anak seusia
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2.
membentuk
mereka.
Penelitian Nandi (2006), Adriyani
(2008), Pradana (2009) dan Levu &
KAJIAN PUSTAKA
Darminto
Menurut Nandi (2006), eksploitasi
(2013),
dari
menjelaskan
munculnya
pekerja
bahwa
atas tenaga anak dapat diartikan pekerja
faktor
anak
anak
sebagai
penelitian Husnaini (2011) mengungkapkan
atas keinginan dari anak sendiri. Hal
menjadi penyebab mengapa anak menjadi
(2008), Anak termotivasi untuk memenuhi
Hal yang membedakan penelitian
anak. Penyebab dari munculnya pekerja
didominasi oleh faktor ekonomi, sedangkan
penyebab yang paling mendasar selain
juga bahwa proses enkulturasi turut pula
serupa juga disampaikan oleh Adriyani
pekerja anak.
kebutuhan keluarga serta mampu memiliki
sebelumnya dengan penelitian ini adalah
menjelaskan
digunakan
adalah
faktor
pendapatan
sendiri.
bekerja
usia
di
permintaan
bahwa
dari
ekonomi
Pradana
anak-anak
akhir
orang
bekerja
tua
letak daerah penelitian, serta teori yang
(2009),
yang
dalam
menganalisis
kasus
pekerja anak di Denpasar Barat. Penulis
atas
menemukan terjadinya ketegangan struktur
mereka.
2
sosial dalam perilaku terorganisasi majikan
sehingga
perilaku
yang ingin dicapai dengan cara yang legal
tersebut yakni bekerja melebihi batas
tertentu mengalami ketimpangan. (Ritzer
menyimpang.
memunculkan
Perilaku
menyimpang
sesuai
waktu yang diperbolehkan Konvensi ILO
struktur
sosial
di
masyarakat
dan Goodman, 2003: 142). Lebih lanjut
No. 138.
Merton
Penelitian ini mengelaborasi faktor
mendefinisikan
seperangkat
kultur
sebagai
menentukan
perilaku
nilai
normatif
yang
lingkungan baik lingkungan alam maupun
terorganisir
mengakibatkan
anggota kelompok . Sedangkan struktur
lingkungan
sosial
budaya
yang
kemiskinan
bersama
serta
rendahnya pendidikan masyarakat yang
yang
menjadi
majikan
berbagai
dalam struktur sosial masyarakat tertentu
dan kurangnya pendidikan moral dan budi
tidak menghendaki mereka untuk bekerja
mencapai tujuan tersebut dengan cara
teori
yang
fungsionalisme struktural dari Merton yakni
disfungsi
dari
legal.
mereka
konsep disfungsi dan ketegangan struktur
Konsep
anggota
yakni bekerja, namun kemiskinan struktural
memiliki keterampilan akibat putus sekolah
sosial.
melibatkan
untuk mencapai tujuan dalam hal ekonomi
pedagang makanan keliling yang tidak
menggunakan
cara
Kultur menginginkan seseorang bertindak
penelitian ini pada anak yang menjadi
ini
atau
masyarakat atau kelompok di dalamnya .
pendidikan terkait faktor lingkungan. Fokus
Penelitian
masyarakat
sosial yang terorganisir, yang dengan
berdampak pada minat anak terhadap
pekerti.
anggota
sosial merupakan seperangkat hubungan
menjadi majikan. Rendahnya pendidikan
masyarakat
yang
Hal
tersebut
melakukan
mendorong
pekerjaan
yang
cenderung bertentangan dengan peraturan
Merton
perundang-undangan.
menjelaskan bahwa kemiskinan struktural
Ketegangan struktur sosial adalah
memiliki disfungsi yang memunculkan anak
inkonsistensi antara nilai-nilai budaya yang
miskin
cara melembaga untuk mencapai tujuan.
yang bekerja. Struktur masyarakat yang
dikatakan
disfungsional
berorientasi pada ekonomi dengan cara-
karena
menghambat perkembangan anak terkait
Individu memiliki beragam tujuan yang
perkembangan kognitif dan motorik, serta
ingin
memicu kemiskinan lintas generasi.
seperti
kesejahteraan
material, status sosial yang tinggi, serta
Salah satu contoh disfungsi adalah
kekuasaan dalam suatu masyarakat. Untuk
anomie. Anomie dapat terjadi apabila
hubungan antara norma kultural dan tujuan
digapai
mencapai
3
tujuan
tersebut,
individu
melakukan tindakan yang dapat diterima
dengan mengikuti peraturan yang berlaku
namun lebih didominasi oleh sub sektor
seperti, bekerja keras dan jujur sebagai
perdagangan besar dan eceran.
cara-cara yang dapat diterima (acceptable
Data
di
lapangan
means). Namun beberapa orang tidak
bahwa
(legitimate means) dalam mendapatkan
Kerta
Dharma
tidak
mengetahui
menggunakan
cara-cara
yang
sah
sebagai
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif
dengan
metodologi
Barat.
4.2
pedagang makanan keliling dewasa dan
menggunakan
wawancara mendalam, observasi dan studi
keliling.
Jumlah
pada
penduduk
bulan
kelurahan
Maret
2014
Alasan
yang
Melatarbelakangi
Munculnya
Anak
Sebagai
Pedagang Makanan Keliling
pedagang makanan keliling dikarenakan 3
faktor antara lain faktor lingkungan, baik
Gambaran Umum Denpasar Barat
Denpasar
Barat
merupakan
lingkungan alam maupun lingkungan sosial
budaya, faktor ekonomi, dan utamanya
kecamatan dengan penduduk berjumlah
faktor pendidikan.
jiwa pada bulan Maret 2014.
Menurut
Total luas wilayah Denpasar Barat yakni
rangsangan
sebagian besar selama 3 tahun terakhir
di
perdagangan,
sektor
hotel
keuangan,
tersier
dan
dan
yakni
Nasution
(2011:
12),
Lingkungan berperan dalam memberikan
24,13 km2. Masyarakat di Denpasar Barat
angkutan,
makanan
latar belakang munculnya anak sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
bekerja
anak
Analisis data menunjukkan bahwa
dokumen.
171.466
keberadaan
Pemecutan seluas 1.980.000 m2.
makanan keliling usia 12-14 tahun, dan 5
4.1
dalam
mencapai 18.286 jiwa. Total luas daerah
anak yang bekerja sebagai pedagang
4.
pedagang
Pemecutan
dengan 14 informan, yang terdiri dari 9
ini
termasuk
daerah administratif kecamatan Denpasar
dengan menggunakan snowball sampling
Penelitian
yang
Kelurahan Pemecutan termasuk ke dalam
penelitian studi kasus. Penentuan informan
majikan.
makanan
Kelurahan Pemecutan. Kepala lingkungan
METODE PENELITIAN
deksriptif
pedagang
keliling bertempat tinggal di Lingkungan
tujuan (Hughes dan Kroehler, 2011: 171).
3.
beberapa
menunjukkan
dalam
bentuk
kelakuan
tertentu. Lingkungan alamiah memberikan
di
tempat serta bahan yang diperlukan oleh
restoran,
masyarakat
jasa-jasa,
untuk
bertahan
hidup.
Sebagian besar anak sebagai pedagang
4
makanan
keliling
berasal
dari
Banjar
petani. Kesulitan dalam mengakses air
Tengah Karangasem. Kondisi geografis di
karena berpengaruh terhadap hasil panen.
Kendal Kintamani Songan dan Tianyar
mempengaruhi
daerah tersebut tergolong sebagai daerah
berdampak
pada
Banjar Kendal Kintamani Songan dan
terbatasnya
Tianyar Tengah Karangasem lebih memilih
lapangan pekerjaan yang tersedia dan
untuk bekerja sebagai pedagang makanan
sulitnya untuk memenuhi kebutuhan pokok
yang
menjadi
salah
satu
Kemiskinan
disebabkan
keliling
penyebab
munculnya kemiskinan struktural.
struktural
tempat
yang
anak
dari Banjar Kendal Kintamani Songan dan
Tianyar Tengah Karangasem telah bekerja
berasal
sebagai pedagang makanan keliling. Hal
tersebut mempengaruhi pola pikir anak
oleh Merton, dimana di satu sisi kebutuhan
untuk ikut bekerja sebagai pedagang
tidak terbatas namun, disisi lain struktur
makanan keliling. Anak
sosial tidak menyediakan sarana dan
tersedia,
pekerjaan
untuk
memiliki hubungan kekerabatan seperti
yang
mencapai
tujuan
lingkungan
sosial
kakak, paman, atau tetangga dari daerah
tempat mereka berasal. Faktor lingkungan
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas.
Pengaruh
budaya
sebagai
tidak
media
merupakan
terlepas
media
dari
sosialisasi.
sosialisasi
sosial budaya tidak dapat dilepaskan
perannya dalam mendukung anak untuk
keluarga
bekerja.
Keluarga
Anak
pertama
pedagang
semenjak anak baru lahir. Cara orang tua
dalam
memberikan
mempengaruhi
sikap
dan
kemiskinan
pendidikan
kepribadian
sebagai
struktural
keliling
untuk
sebagai
terbelit
dapat
Keluarga juga berperan sebagai media
untuk
dari anak yang bekerja sebagai pedagang
berprofesi
makanan
bekerja
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
nasihat, perintah, atau larangan. Orang tua
keliling
yang
mempertahankan hidup dan membantu
anak baik melalui kebiasaan, teguran,
makanan
mendapatkan
barang dagangan dari majikan yang masih
prasarana yang merata seperti akses air,
lapangan
bertani
Kerabat dari anak yang berasal
menimbulkan kondisi strain (ketegangan)
minimnya
kehidupan
dapat menopang ekonomi keluarga.
oleh kurangnya sarana dan
daerah
karena
dirasakan tidak memberikan hasil yang
prasarana yang menunjang pembangunan
di
keluarga
Hal tersebut menyebabkan anak di daerah
yang kesulitan dalam mengakses air. Hal
tersebut
penghasilan
mendukung
kegiatan
ekonomi
ekonomi.
Tuntutan
sebagai penyesuaian terhadap sistem yang
5
berorientasi
pada
ekonomi menyebabkan peran keluarga
meningkat dengan dibutuhkannya pekerja
Namun
Hal tersebut yang menyebabkan adanya
yang memiliki keahlian dan keterampilan.
sebagai pusat dan sumber tenaga kerja.
adanya
disfungsi
pada
peran
tekanan untuk melakukan penyimpangan
keluarga yakni pemanfaatan atas tenaga
yakni mempekerjakan anak-anak di bawah
anak yang melanggar peraturan Konvensi
umur
ILO No. 138 mengenai batas usia yang
keliling
2000.
tidak
menempuh pendidikan wajib belajar 9
4.3
tahun. Begitu juga dengan majikan dari
anak sebagai pedagang makanan keliling
tidak menempuh pendidikan formal 9
tahun.
Sulitnya
menengah
keterbatasan
menjangkau
pertama
biaya
dan
atas
untuk
Interaksi yang dimaksud adalah adanya
mengenyam
menjangkau
kontak yang dilakukan antara majikan
dengan anak-anak yang bekerja sebagai
pedagang makanan keliling,
sekolah
pedagang
mengalami putus sekolah dan tidak mampu
untuk
Selain itu rendahnya pendidikan yang
terorganisir
pedagang
berdagang
yang
berorientasi
makanan
keliling
dianalisis
dengan menggunakan ketegangan struktur
sosial
tidak mampu dijangkau oleh masyarakat
dari
Merton.
Anak
sebagai
pedagang makanan keliling memiliki target
Kintamani Songan dan Tianyar Tengah,
masyarakat
selesai
Perilaku terorganisir anak sebagai
dan
hal ini adalah sarana pendidikan formal
di
dan
pada faktor ekonomi.
prasarana untuk mencapai tujuan dalam
Kompetisi
mulai
perilaku
pedagang makanan keliling di Denpasar
Karangasem.
Waktu
dengan target pencapaian dan tujuan dari
penyebab mengapa anak bekerja sebagai
sarana
keliling.
makanan dalam sehari. Tujuan berkaitan
dienyam oleh orang tua turut pula menjadi
terhadap
makanan
berkaitan dengan jadwal yang ditetapkan
melaksanakan pendidikan wajib 9 tahun.
Akses
dengan
konsumen, dan dengan sesama anak
menengah menyebabkan sebagian besar
Barat.
Terorganisir
Anak
Pedagang
Makanan
interaksi sosial, waktu dan tujuan perilaku.
serta
pedagang makanan keliling berpendidikan
Sulitnya
Perilaku
Sebagai
Keliling
Perilaku terorganisir terkait dengan
sekolah
pendidikan menyebabkan sebagian besar
rendah.
Konvensi
138 dan Undang-Undang No. 1 Tahun
Akibat kemiskinan, anak sebagai
makanan
melanggar
International Labour Organization (ILO) No.
diperbolehkan untuk mempekerjakan anak.
pedagang
yang
yang ingin dicapai agar dapat menjual
6
barang dagangan hingga laku dan habis
hingga laku terjual seluruhnya. Data anak
menyebabkan
keliling ditunjukkan pada table 4.1.
terjual. Ketegangan struktur sosial tersebut
mereka
harus
yang bekerja sebagai pedagang makanan
berjalan
berkeliling menawarkan makanan hingga
Tabel 4.1 Data Anak Sebagai Pedagang
Makanan
Keliling
Berdasarkan Lama Bekerja
dan Tempat Berdagang
sore hari. Kegiatan tersebut dilakukan
untuk mencapai tujuan ekonomi dalam hal
pemenuhan
kebutuhan
anak
membantu ekonomi keluarga.
dan
Perilaku terorganisir anak sebagai
pedagang makanan keliling berbeda-beda
mereka.
Perbedaan
berdagang
makanan,
terkait
sebagai pedagang makanan keliling, dan
sebagai
>3
jam
perhari
09.00-16.00
WITA
>3
jam
perhari
09.00
16.00 WITA
>3
jam
perhari
09.0014.00 WITA
>3
jam
perhari
09.00-14.00
WITA
>3
jam
perhari
04.00-09.00
WITA
>3
jam
perhari
08.00-15.00
WITA
>3
jam
perhari
08.00-16.00
WITA
>40
jam
perminggu
06.00-14.00
Berjalan
kaki
Keliling hingga
Teuku Umar
Jalan
Berjalan
kaki
Keliling hingga
Teuku Umar
Jalan
Berjalan
kaki
Keliling hingga Puputan
Badung
Diantar
dengan
motor
Keliling
Badung
Diantar
dengan
motor
Berdagang
Kerobokan
di
Pasar
Berjalan
kaki
Berdagang di
Pasar Badung
sekitar
Berjalan
kaki
Berkeliling sekitar Jalan
Thamrin
Berjalan
kaki
Berkeliling
Sanglah
WY/13
tahun
aktivitas anak sebagai pedagang makanan
anak
WY/12
tahun
KD/13
tahun
majikan dalam perilaku terorganisir anak
Setiap
Tempat Berdagang
KA/12
tahun
dengan alur jalan yang ditempuh, peran
keliling di Denpasar Barat.
Berdagang
dengan
WK/12
tahun
tersebut ditunjukkan dengan perbedaan
tempat
Lama
Bekerja
KD/12
tahun
pada setiap majikan atau bos yang
mempekerjakan
Nama/
Usia
MM/14
tahun
pedagang
di
Puputan
makanan keliling telah memiliki alur jalan
KM/16
tahun
barang dagangan. Tidak semua anak
Sumber : Data penulis dari fakta di
lapangan
masing-masing
dalam
menawarkan
bekerja dengan berjalan kaki. Beberapa
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa sebagian
dari mereka diantar oleh majikan dengan
besar anak yang berusia 12-14 tahun
mengendarai sepeda motor jika jarak yang
ditempuh
untuk
keliling cukup jauh.
Sebagian
berdagang
besar
dari
bekerja lebih dari 3 jam perhari, dan anak
makanan
yang berusia 16 tahun bekerja melebihi 40
jam perminggu. Sebagian besar bekerja
mereka
dengan berkeliling di jalan-jalan, namun
berdagang makanan keliling bekerja lebih
dari
3
jam
perhari.
Hal
ada
tersebut
menjual
barang
dagangannya
beberapa
yang
diantar
dengan
mengendarai motor. Seluruh pedagang
dikarenakan target yang ingin dicapai agar
dapat
hingga
makanan keliling tersebut bekerja melebihi
7
batas waktu pekerjaan yang diperbolehkan
pedagang makanan keliling singgah di
melanggar Undang-Undang No. 1 Tahun
yang bekerja menjadi pedagang makanan
tempat konsumen. Beberapa dari anak
oleh Konvensi ILO No. 138, dan sebagian
keliling
2000 mengenai Bentuk-bentuk Pekerjaan
warung-warung/poskamling
satunya bekerja di jalan.
melakukan
makanan keliling di Denpasar Barat diawali
konsumen,
dengan bangun pagi pada pukul 04.00
dalam
buah-buahan
yang
akan
keliling.
berdagang
Ada juga yang
memilih
Sebagian
untuk
besar
adanya
makanan
berdagang
di
pedagang
yang
terjadi
antara
kepentingan
pada
perilaku
terorganisir pedagang makanan keliling
sudah mulai
dari
sebagai
dengan
spontan, namun tidak dapat dipungkiri,
anak di Denpasar Barat. Adanya bentuk
berjualan makanan pada pukul 05.00
WITA.
anak
sosial
majikan dan pedagang memang bersifat
WITA, pedagang makanan keliling mulai
untuk
interaksi
Kerjasama
dijual kepada konsumen. Pada pukul 08.00
berangkat
telah
sosial dengan teman sebaya dan majikan.
menyiapkan barang dagangan seperti ikut
membungkus
yang
makanan keliling juga melakukan interaksi
WITA dan atau pada pukul 06.00 WITA.
majikan
konsumen,
menjadi tempat singgah mereka. Selain
Aktivitas anak sebagai pedagang
membantu
dengan
bermain dan tidur jika mereka kelelahan di
Terburuk untuk Anak (BPTA) yakni salah
Kemudian
mengobrol
pertukaran sumber daya. Majikan memiliki
mereka
modal untuk membayar tenaga anak untuk
warung-
berdagang makanan keliling. Pertukaran
warung makanan untuk dapat beristirahat
tersebut
dengan duduk sejenak. Ada juga yang
sebelah.
memilih untuk masuk ke rumah-rumah
bersifat
timpang
atau
berat
Ketimpangan dari pertukaran yang
warga untuk menawarkan makanan yang
terjadi,
pedagang makanan keliling. Anak dari
yang seharusnya memperoleh pendidikan
dijual oleh anak yang bekerja sebagai
antara
Interaksi sosial tersebut berwujud
untuk
anak untuk menurunkan barang dagangan
sebagai
dapat
kemampuan-kemampuan
dari junjungan anak. Ada berbagai aktivitas
anak
Rp.30.000,00-Rp.35.000,00
perhari, namun kehilangan masa mereka
dengan tindakan konsumen membantu
saat
adanya
formal. Anak memperoleh pendapatan
interaksi sosial dengan konsumen.
dilakukan
dengan
disfungsi dari mempekerjakan anak-anak
pedagang makanan keliling melakukan
yang
ditunjukkan
kognitif
8
secara
mengembangkan
motorik
maksimal.
dan
Masa-masa
tersebut tidak dapat dibeli oleh modal
dalam hal ini adalah uang, walaupun hal
bahwa tanpa sekolah pun, mereka dapat
perekonomian keluarga. Hal ini yang
Dampak sosial budaya lain yang
tersebut
bertujuan
untuk
membantu
meneruskan hidup.
dimaksud sebagai pengabaian intelektual
ditimbulkan adalah mempengaruhi pola
perkembangan
anak. Anak-anak bergaul dengan semua
yang
berdampak
pada
anak
terhambatnya
sehingga
pikir dan pergaulan anak serta kesehatan
tingkat
kepercayaan diri anak menjadi rendah.
kalangan karena bekerja di jalanan dan
Selain itu, anak rentan tindakan kekerasan
dan
anak
tidak
mendapat
hak
lepas dari pengawasan orang tua. Anak
atas
pada usia 12-16 tahun belum dapat
pendidikan dan pengasuhan. Anak kurang
menyaring perilaku yang dianggap baik
memiliki kemampuan kompetensi serta
dan buruk karena pada usia tersebut anak
keterampilan untuk peningkatan hidup di
masih mencari jati diri.
masa mendatang.
4.4
Pengaruh dari pergaulan tersebut
mempengaruhi
Dampak
Sosial
Budaya
Keberadaan
Anak
Sebagai
Pedagang Makanan Keliling di
Denpasar Barat
Keberadaan
anak
berkomunikasi
sebagai
berbicara
sosial
budaya
antara
tersebut
bekerja
etika
dalam
menjaga kesehatan juga tidak didapatkan
oleh anak sebagai pedagang makanan
keliling. Anak-anak pedagang makanan
Anak yang enggan melanjutkan
ingin
mempengaruhi
Pengetahuan mengenai pentingnya
untuk
pendidikan.
dan
dengan
adanya aktivitas seks usia dini.
bekerja dibandingkan untuk melanjutkan
sekolah
sopan
keliling
serta rendahnya pendidikan memunculkan
budaya yang menyebabkan anak-anak
menginginkan
kurang
makanan
Anak
itu kurangnya pengetahuan yang dimiliki
anak, serta pengaruh lingkungan sosial
lebih
pedagang
bahasa.
berkomunikasi yang baik dan benar. Selain
lain
mempengaruhi pergaulan dan pola pikir
cenderung
dengan
dalam
penempatan bahasa yang kurang baik. Hal
sebagai
pedagang makanan keliling menimbulkan
masalah
kemampuan
keliling mengkonsumsi makanan-makanan
dijelaskan
yang tidak menunjang gizi untuk tumbuh
melalui faktor psikologis, mereka merasa
kembang mereka.
telah mandiri dan memperoleh pendapatan
sendiri, serta telah menikmati hasil dari
bekerja. Hal tersebut membentuk pola pikir
9
5.
SIMPULAN
Keberadaan
anak
pekerti yang anak dapatkan akibat bekerja
sebagai
di usia dini.
pedagang makanan keliling dikarenakan
tiga faktor yakni faktor lingkungan sebagai
6.
faktor utama baik lingkungan fisik maupun
DAFTAR PUSTAKA
Kubu,
Adriyani,F. (2008). Tinjauan Tentang
Pekerja Anak di Terminal Amplas
(Studi Kasus : Anak yang Bekerja
Sebagai Penyapu Angkutan Umum di
terminal Terpadu Amplas). Skripsi
Universitas
Sumatera
Utara
. diakses 20 Nopember
2013
Perilaku terorganisir anak sebagai
Hughes,M.,
dan
Kroehler,C.J(2011).
Sociology : The Core Tenth Edition.
New York : The McGraw-Hill
Companies
lingkungan sosial budaya daerah asal
mereka, serta faktor ekonomi terutama
ketidakmampuan orang tua memberikan
pendidikan yang mendorong anak-anak
yang berasal dari Banjar Kendal Kintamani
Songan
dan
Tianyar
Tengah,
Karangasem untuk berdagang makanan
keliling di Denpasar Barat.
pedagang makanan keliling membentuk
Husnaini,Z. (2011). Pekerja Anak di Bawah
Umur Studi Kasus : Enkulturasi
Keluarga Pekerja Anak di Kota
Padang. Dalam skripsi UNAND
. diakses 20 Nopember
2013
kerjasama antara majikan dan pedagang
makanan keliling, serta adanya pertukaran
sumber daya, namun pertukaran tersebut
bersifat timpang karena jadwal
waktu
bekerja pedagang makanan keliling anak
melebihi aturan yang ditetapkan Konvensi
ILO No. 138
Dampak
ditimbulkan
sosial
akibat
budaya
keberadaan
International
Labour
Organization.
(2008).Panduan
Tentang
Pelaksanaan
Pemantauan dan
Pelaporan
Penerima
Manfaat
Langsung
.
. diakses 20 Nopember
2013
yang
anak
sebagai pedagang makanan keliling adalah
keengganan anak-anak yang berdagang
makanan
keliling
menjaga
kesehatan
pendidikan,
untuk
melanjutkan
serta
penggunaan
pengabaian
pentingnya
Levu,Y.V.,& Darminto,E. (2013). Penalaran
Moral Anak Usia Late Childhood
yang Bekerja di Traffic Light Jalan
Profesor Doktor Mustopo Surabaya.
Dalam jurnal Character 2(1). 12
Nopember
2013.
. diakses
23 Nopember 2013
Nandi.(2006).Pekerja
Anak
dan
Permasalahannya.
Dalam
jurnal
GEA Jurusan Pendidikan Geografi
6(2).
12
Nopember
2013
.
diakses
23
Nopember 2013
Nasution,S. (2011). Sosiologi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Pradana, M.I. (2009). Interaksi Sosial Pada
Anak Periode Late Childhood yang
Bekerja
. diakses 20
Desember 2013
Ritzer,G., dan Goodman,D.J. (2003). Teori
Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana
Suyanto,B.(2001). Kemiskinan
dan
Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan
Politik.Vol XIV No. 4, 25-42.
Web.unair.ac.id/admin/file/f_19997_jr
3.pdf. diakses 15 Juli 2014
11