PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN E LEARNI

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS
EFRONT DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI
BELAJAR SISWA SMA N 16 DAN SMA WIJAYA PUTRA
SURABAYA

ARTIKEL

Oleh
Surya Priyambudi

2015

1

DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan Model/ Rancangan..............................................................................2
D. Kekhususan Model/ Rancangan/ Produk........................................................2
E. Keterbatasan Model/ Rancangan/ Produk.....................................................2
F. Definisi Istilah................................................................................................3
G. Pentingnya Model/ Rancangan/ Produk.........................................................5
KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................6
A. Belajar dan Pembelajaran...............................................................................6
B. Media Pembelajaran......................................................................................12
C. Pembelajaran E-learning Berbasis Aplikasi Efront..................................13
D. Efektifitas dan Efisiensi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran ELearning
Berbasis Efront.............................................................................................16
E. Model Pengembangan ADDIE..................................................................16
METODE PENELITIAN....................................................................................17
A.

Pengembangan Model/ Produk...............................................................17

B. Tahapan Permodelan/ Produk..................................................................17
C. Uji Model/ Produk........................................................................................18
HASIL MODEL/PRODUK...................................................................................22

A. Penyajian Data..............................................................................................22
B. Analisis Data.................................................................................................29
C. Verifikasi/Revisi Produk...............................................................................30
SIMPULAN SARAN.............................................................................................33
A. Simpulan.......................................................................................................33
B. Saran.............................................................................................................33

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang begitu pesat sangat berpengaruh terhadap
dunia pendidikan. institusi pendidikan yang tidak menerapkan teknologi
khususnya komputer ini akan kalah bersaing. Teknologi sendiri digunakan untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta produktifitas masyarakat dalam
melakukan aktifitas sehari-hari. Teknologi tidak hanya berkembang dalam satu
bidang tertentu saja, ada bidang ekonomi, bidang sosial, bidang pendidikan, dan
masih banyak lagi. Penggunaan komputer pada sekolah-sekolah, merupakan salah
satu contoh untuk meningkatkan kualitas institusinya, karena dengan perangkat
tersebut sebuah sekolah dapat meningkatkan akses, mempercepat proses, dan
mengurangi administrasi birokrasi konvensional.
Guru merupakan ujung tombak dalam menentukan keberhasilan

pembelajaran. Guru sebagai pendidik terlibat langsung dalam upaya untuk
mengembangkan kemampuan anak didiknya agar menjadi manusia yang pandai
dan bermoral. Guru dituntut untuk membuat suatu model atau sebuah cara
mengajar yang kreatif, selain berfungsi sebagai penguji kemampuan siswa juga
harus

mampu

memberikan

pengalaman

belajar

yang

dapat

membantu


perkembangan siswa dalam memahami mata pelajaran terkait. Namun tidak
selamanya guru dapat terus mendampingi siswanya. Alternatif dari permasalahan
tersebut adalah dengan bantuan teknologi pembelajaran, salah satunya yaitu
pemanfaatan media pembelajaran online seperti social network, learning
management system, dan content management system. Pada saat ini, sekolah
mulai diperkenalkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Dengan pendayagunaan komputer dalam proses pembelajaran, setidaknya
Teknologi Informasi dan Komunikasi menempati tiga peranan, yakni sebagai
konten pembelajaran, sebagai media pembelajaran, dan sebagai alat belajar.
Salah

satu

pemanfaatan

penggunaan

e-learning

sebagai


media

pembelajaran. E-learning merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan
media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran secara utuh,
e-learning dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (siswa)

1

2

dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, dan perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat berkomunikasi,
berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung (synchronous) maupun secara
tidak langsung (asynchronous) (Nursalam, 2008: 134 dalam Wahyudi).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat
rumusan masalah adalah sebagai berikut : Pengembangan model pembelajaran elearning berbasis efront untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar
siswa.
C. Tujuan Model/ Rancangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut : Untuk mengembangkan model pembelajaran e-learning
berbasis efront dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar siswa.
D. Kekhususan Model/ Rancangan/ Produk
Kekhususan produk yang diharapkan dari penelitian dan pengembangan
ini adalah suatu produk berupa model pembelajaran e-learning berbasis Efront
dengan menggunakan desain pembelajaran ADDIE dalam mata pelajaran bahasa
indonesia pada materi menulis cerpen siswa kelas XI IPA SMA Negeri 16 dan
SMA WIjaya Putra Surabaya yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar.
E.

Keterbatasan Model/ Rancangan/ Produk
Adapun ruang lingkup dan keterbatasan dalam pengembangan media

pembelajaran ini adalah:
1.

Peserta yang ingin mengikuti kegiatan pembelajaran online ini harus sudah
terdaftar sebagai user dalam media pembelajaran e-learning berbasis


2.

efront ini.
Pengembangan media pembelajaran terbatas dalam mata pelajaran bahasa
indonesia pada materi menulis cerpen siswa SMA Negeri 16 dan SMA

3

3.

Wijaya Putra Surabaya .
Pengembangan media pembelajaran dibuat menggunakan aplikasi LMS

4.

dengan software efront.
Dalam pengembangan media pembelajaran ini diasumsikan siswa dan guru
sudah bisa mengoperasikan komputer dan internet yang bisa diakses dengan
mudah di wilayah tersebut.


F.

Definisi Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan pengertian, dijelaskan beberapa

istilah yang digunakan dalam pengembangan ini, yaitu:
1.

Pengembangan Model Pembelajaran
Pengembangan model pembelajaran merupakan kegiatan pengembangan
model pembelajaran yang telah ada dengan memberikan variasi pembelajaran
untuk

meningkatkan

kualitas

pembelajaran.


Pengembangan

model

pembelajaran ini dilakukan dengan mengembangkan model pembelajaran elearning berbasis efront. Adapun pengembangan model pembelajaran ini
dibatasi pada pengembangan perencanaan pembelajaran dengan model
2.

pembelajaran e-learning berbasis efront.
E-learning
Dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (siswa)
dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, dan perpustakaan)
yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat berkomunikasi,
berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung (synchronous) maupun secara

3.

tidak langsung (asynchronous).
Learning Management System (LMS) Efront
LMS adalah aplikasi perangkat lunak yang dapat digunakan dalam

administrasi, dokumentasi, pelacakan, pelaporan, dan penyampaian program
pendidikan yang berbasis e-learning atau program pelatihan. Sedangkan
Efront merupakan suatu bentuk antarmuka pelatihan dan pembelajaran
modern untuk membantu membentuk komunitas pembelajaran online dengan

4.

keuntungan kaya akan interaksi sosialnya (Ensiklopedia Wikipedia: 2014).
Perencanaan Model Pembelajaran E-learning Berbasis Efront
Kegiatan perencanaan model pembelajaran e-learning berbasis efront
mencakup kegiatan merencanakan perangkat pembelajaran, berupa silabus

4

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Adapun langkah-langkah
kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan e-learning. Dalam pembuatan
perencanaan pembelajaran ini, dibatasi dalam materi pelajaran bahasa
indonesia dengan pokok bahasan menulis cerpen.
Hasil dari perencanaan pembelajaran yang didesain kemudian diuji
kelayakannya oleh ahli model dan ahli materi pembelajaran. Hasil uji

kelayakan

tersebut

menentukan

layak

atau

tidaknya

perencanaan

pembelajaran. Apabila hasil uji kelayakan dinyatakan perencanaan
pembelajaran layak, maka dapat digunakan sebagai pedoman implementasi
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran e-learning berbasis
5.

efront.
Desain Pengembangan ADDIE
Merupakan model pengembangan melalui tahapan : Analysis, Design,

6.

Development, Implementation, Evaluation.
Implementasi Model Pembelajaran E-learning Berbasis Efront
Implementasi ini dilakukan dengan melakukan uji coba (eksperimen)
penerapan model pembelajaran e-learning berbasis efront pada mata
pelajaran bahasa indonesia. Pada uji coba ini melibatkan sejumlah siswa
dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah didesain dalam
tahap perencanaan model pembelajaran e-learning berbasis efront. Adapun
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis efront, meliputi: kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup yang
didalamnya melibatkan langkah orientasi, organisasi, investigasi, presentasi,

7.

dan analisis serta evaluasi.
Efektifitas dan Efisiensi Model Pembelajaran E-learning Berbasis Efront
Eefektifitas model pembelajaran e-learning berbasis efront ditinjau dari segi
hasil berupa hasil belajar siswa berdasarkan nilai ulangan harian dan segi
proses berupa angket siswa tentang keaktifan dan motivasi belajar siswa.
Penilaian hasil belajar dilihat dari hasil belajar siswa baik sebelum maupun
sesudah dilaksanakannya pembelajaran.
Sedangkan penilaian dari segi efisiensi dilihat dari keterlibatan siswa dalam
pembelajaran, serta motivasi belajar dilihat dari dorongan siswa dalam
keikutsertaan pada pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
efront. Berdasarkan hasil belajar dan hasil angket keaktifan serta

5

motivasi belajar siswa, maka diambil kesimpulan mengenai efektifitas dan
efisiensi model pembelajaran e-learning berbasis efront.
G. Pentingnya Model/ Rancangan/ Produk
Dari penelitian pengembangan model pembelajaran e-learning berbasis
efront yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang diharapkan berguna bagi
semua

orang. Adapun

manfaat

yang

diharapkan

dari

penelitian

dan

pengembangan ini yaitu:
1.

Bagi Siswa
Manfaat bagi siswa adalah memberikan resolusi baru dalam melakukan
interaksi pembelajaran sesuai dengan kondisi mereka sekarang serta
memberikan sebuah inovasi baru untuk meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia khususnya materi
menulis cerpen serta efektifitas dan efisiensi siswa untuk melakukan
pembelajaran secara mandiri dan melakukan monitoring terhadap hasil
belajar mereka secara mudah tanpa mengenal batas ruang dan waktu.

2.

Bagi Guru
Membantu dalam menyampaikan materi dengan model pembelajaran yang
menarik dan terstruktur melalui pembelajaran jarak jauh. Memberikan
kemudahan dalam penyampaian tugas dan monitoring perkembangan siswa
terkini dengan efektif dan efisien.

3.

Secara Umum
Dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin berkembang.

KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto:
2003).
Istilah “pembelajaran” merupakan pengganti istilah “mengajar” yang cukup
lama dipakai dalam dunia pendidikan. Menurut para pakar pendidikan, praktek
mengajar di sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak berpusat pada guru.
Artinya bila guru mengajar ia lebih mempersiapkan dirinya supaya berhasil dalam
menyampaikan materi pelajaran. Ia harus menguasai materi, harus menguasai
metode mengajar, mampu melakukan evaluasi belajar dll, tanpa memperhatikan
bahwa siswa-siswanya dapat belajar atau tidak. Jadi siswa hanya sebagai obyek,
padahal siswa adalah subyek pendidikan. Oleh karena itu istilah mengajar yang
dianggap berkonotasi “teacher centered” diganti dengan istilah pembelajaran.
Dengan ini guru diharapkan selalu ingat bahwa tugasnya adalah membelajarkan
siswa atau dengan kata lain membuat siswa dapat belajar untuk mencapai hasil
yang optimal.
Menurut Rohani (1997: 24) Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
2.

Ciri-ciri Pembelajaran

Ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut :
a) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
c) Pembelajaran

dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa.
d) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik.

6

7

e) Pembelajaran
f)

dapat menciptakan suasana belajar

yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara
fisik maupun psikologis.
3. Komponen-komponen Sistem Pembelajaran
Sedangkan Nana Sudjana (2009: 30) menyatakan bahwa proses belajar-

mengajar (pengajaran) pada dasarnya tidak lain ialah proses mengkoordinasi
sejumlah komponen agar satu sama lain saling berhubungan dan saling
berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada siswa seoptimal
mungkin menuju perubahan perilaku sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
Komponen tersebut, antara lain:
a) Tujuan
Tujuan merupakan perubahan tingkah laku dan kemampuan yang harus
dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman dan
kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Isi tujuan adalah hasil belajar yang
diharapkan. Tujuan yang jelas dan operasional dapat ditetapkan bahan
pelajaran yang harus menjadi isi kegiatan belajar-mengajar.
b) Bahan
Bahan pelajaran yang diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan atau
tingkah laku yang diharapkan untuk dimiliki siswa. Bahan pelajaran
merupakan isi dari kegiatan belajar-mengajar yang disesuaikan dengan
tujuan.
c) Metode
Metode dan alat pada dasarnya dipilih berdasarkan tujuan dan bahan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi dari metode dan alat adalah
sebagai jembatan atau media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang
ingin dicapai agar bisa efektif dan efisien.
d) Penilaian
Penilaian merupakan hal yang tak terpisahkan dalam proses belajarmengajar.

Penilaian

berperan

sebagai

barometer

untuk

mengukur

tercapai tidaknya tujuan. Dari hasil penilaian, maka akan diketahui
tercapai tidaknya tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Beberapa komponen di atas, dapat diketahui hal-hal yang mempengaruhi
proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan kualitas

8

pembelajaran yang optimal, guru sebagai perancang pembelajaran seharusnya
mampu mensinkronisasikan komponen-komponen tersebut menjadi satu kesatuan
yang utuh. Dimana keberadaan setiap komponen tersebut dapat saling melengkapi
untuk kemajuan pembelajaran.
4. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan
pembelajaran adalah membantu

pada

siswa

agar

memperoleh

berbagai

pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik
kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,
ketrmpilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku siswa.
5. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pembelajaran
Wina Sanjaya (2006: 52) menegaskan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a)

Faktor Guru

Guru memiliki peran yang cukup signifikan dalam proses pembelajaran. Peran
guru bukan hanya sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya,
melainkan juga sebagai pengelola pembelajaran (manajer of learning). Oleh
karena itu, guru yang berpengalaman tentu akan memiliki strategi atau taktik
tertentu dalam memberikan pembelajaran.
b) Faktor Siswa
Siswa merupakan organisme unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Sebagai individu yang unik, tentu siswa memiliki karakteristik
yang berbeda-beda antar individu. Seperti halnya guru, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses belajar dilihat dari aspek siswa, meliputi aspek latar
belakang siswa dan faktor sifat yang dimiliki siswa.
c)

Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran sedangkan prasarana adalah segala sesuatu

9

yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
Adapun kelengkapan

sarana dan

prasarana

akan

mempengaruhi proses

pembelajaran. Pada suatu lembaga atau instansi yang memiliki sarana dan
prasarana yang memadai, tentu pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lebih optimal.
d) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu:
1)

Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa
dalam satu kelas. Faktor ini dapat mempengaruhi proses pembelajaran
dimana organisasi kelas yang terlalu besar akan memungkinkan kurang

2)

efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran;
Faktor iklim sosial-psikologis ditunjukan melalui hubungan antara
orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah.

6. Model Pembelajaran
Dalam Hamzah (2012) ada beberapa model pembelajaran yang digunakan
dalam pendidikan, antara lain:
a)

Model Pembelajaran Sosial
Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu
siswa menemukan makna diri (jati diri) didalam lingkungan sosial dan
memecahkan dilemma dalam bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain
peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-

peran yang berbeda dan memikirkan prilaku dirinyadan prilaku orang lain.
b) Model Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana
c)

aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Model Pembelajaran Orang Dewasa (POD)
Strategi pembelajaran individu yang mengutamakan teknik menggali

pengalaman para siswa melalui diskusi, simulasi, studi banding dan lain-lain.
d) Model Pembelajaran Elaborasi
Model pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang
e)

seseorang sudah ketahui sebelumnya.
Model Pembelajaran Keterampilan
Teori belajar praktik sebenarnya tidak berbeda dengan teori belajar pada
umumnya. Namun teori belajar praktik memiliki kekhususan karena dapat

10

diukur melalui observasi. Dan konotasi belajar praktik adalah keterampilan.
7. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran
Rusman (2013: 133) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan oleh guru dalam memilih model pembelajaran, antara lain:
a)

Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan, antara lain:
1) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan
kompetensi akademik, kepribadian, sosial, dan kompetensi vokasional
atau

yang

diistilahkan

dengan

domain

kognitif,

afektif,

dan

psikomotorik?
2) Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
3) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan ketrampilan akademik?
b) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran,
meliputi:
1) Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori
tertentu?
2) Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan
prasyarat atau tidak?
3) Apakah tersedia bahan atau sumber–sumber yang relevan untuk
mempelajari materi itu?
c) Pertimbangan dari sudut pandang siswa atau siswa, meliputi:
1) Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?
2) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan
kondisi siswa?
3) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa?
d) Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis, meliputi:
1) Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
2) Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan satu-satunya model
yang dapat digunakan?
3) Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau
efisiensi?
8. Ciri-Ciri Model Pembelajaran

11

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri menurut Rusman (2013: 136), antara lain:
a) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu;
b) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir
c)

induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif;
Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar-mengajar di

kelas;
d) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan:
1) Urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax).
pembelajaran

e)

biasanya

termuat

dalam

Langkah-langkah

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP);
2) Adanya prinsip-prinsip reaksi;
3) Sistem sosial;
4) Sistem pendukung.
Memiliki dampak akibat terapan model pembelajaran, meliputi: a)dampak
pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; b)dampak pengiring,

f)

yaitu hasil belajar jangka panjang.
Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.

9. Klasifikasi Model Desain Sistem Pembelajaran
Menurut Gustafson dan Branch (2002) dalam Benny A.Pribadi (2010:
87) mengklasifikasikan model desain sistem pembelajaran ke dalam tiga
kelompok, yaitu sebagai berikut:
a)

Model

desain

sistem

pembelajaran

yang

berorientasi

kelas

(classroom oriented model).
b) Model

desain

sistem

pembelajaran

yang

berorientasi

produk

(product oriented model).
Adapun model-model yang tergolong sebagai model yang berorientasi
pada produk biasanya ditandai dengan empat asumsi, yaitu:
1) Produk atau program pembelajaran memang sangat diperlukan;
2) Produk atau program pembelajaran baru memang perlu diproduksi;
3) Produk atau program pembelajaran memerlukan proses uji coba dan
revisi;
4) Produk atau program pembelajaran dapat digunakan walaupun hanya
c)

dengan bimbingan dan fasilitator.
Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi sistem (system oriented

12

model).
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Sanjaya (2009:204) berpendapat bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam
pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, bahan cetakan,
akan tetapi meliputi orang sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan
diskusi, seminar, karyawisata, simulasi yang dikondisikan untuk menambah
wawasan, pengetahuan, dan untuk mengubah sikap atau perilaku siswa.
2. Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran
Media pembelajaran diklasifikasikan menjadi beberapa sudut pandang,
yaitu : (1) media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, dan media
yang hanya memiliki unsur suara, (2) media visual, yaitu media yang hanya dapat
dilihat saja tidak mengandung unsur suara, contohnya film slide, foto,
transparansi, lukisan, gambar, (3) media audio visual, yaitu jenis media yang
selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat
dilihat (Sanjaya,2009:211).
3. Manfaat Media Pembelajaran
Keberadaan media pembelajaran akan mempertinggi kualitas proses dan
hasil belajar siswa. Beberapa alasan yang mendukung dituliskan oleh Sudjana
(2010:2) selain memiliki banyak peranan, media pembelajaran juga mempunyai
beberapa manfaat, yaitu: (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, misalnya dengan menggunakan
media komputer (2) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, misalnya belajar
dengan melihat film, dan (3) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru.
4. Dasar Pemilihan Media Pembelajaran

13

Terdapat beberapa kriteria-kriteria yang menjadi fokus dalam pemilihan
media pembelajaran. Menurut Munadi (2008), pemilihan media dalam
pembelajaran hendaknya memperhatikan aspek; karakteristik siswa, tujuan
pembelajaran, bahan ajar, dan pengadaan media.
C. Pembelajaran E-learning Berbasis Aplikasi Efront
1. Pengertian E-learning
E-Learing merupakan istilah baru sebagai sebuah metode dan
media pembelajaran. Ada

beberapa

pendapat

tentang

E-learning,

yaitu

menurut Munir (2010: 202), istilah e-learning memiliki definisi yang sangat luas.
Terminologi e-learning cukup banyak dikemukakan dalam berbagai sudut
pandang, namun pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama. Huruf e
pada e-learning berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual
(maya) atau jarak (distance). Dari hal ini kemudian muncul istilah virtual learning
(pembelajaran di dunia maya) atau Distance learning (pembelajaran jarak jauh).
Sedangkan kata learning sering diartikan dengan belajar pendidikan (education)
atau pelatihan (training).
Sistem E-learning terdiri dan 3 (tiga) komponen, yaitu Learning
Management System (LMS), e-Content, dan e-Services. Ketiga komponen ini
dilakukan oleh tiga orang pelaksana yang berbeda. LMS, sebagai mesin dan sistem
E-learning dibuat oleh berbagai perusahaan swasta (WebCity, Blackboard, dan
lain- lain) dan ada juga yang dibuat oleh masyarakat dengan menggunakan open
source (Efront, Moodle, Sakai dan lain-lain). Sedangkan e-Content merupakan
materi pembelajaran (learning

materials) yan g dikembangkan oleh guru,

fasilator yan g hendak mengajarkan match tersebut kepada muridnya. Untuk
mendukung sistem E-learning agar berjalan sesuai dengan yan g diharapkan
diperlukan tenaga pendukung (supporting stall) yang

melakukan

dan

memberikan layanan elektronis (e-Service). Ketiga pelaksana ini mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda, sementara yang menjadi

objek dan ketiga

pelaksana ini adalah students. lnteraksi dan ketiga pelaksana tersebut dengan
students, sangat erat kaitannya dengan teknologi dan pedagogi yang digunakan.

14

Oleh

karena

itu,

pengembangan

dan penggunaan sistem E-learning harus

dilakukan secara menyeluruh (holistic), bukan parsial. Manajemen sistem Elearning harus bisa memanfaatkan ketiga petugas pelaksana tersebut agar proses
belajar-mengajar (teaching and learning process) berjalan secara optimal. Untuk
itu diperlukan suatu mekanisme untuk mengintegrasikan aspek teknologi dan
pedagogi dalam sistem E-learning.
2. Fungsi E-learning
Menurut Siahaan (2002) dalam Wena (2011: 212), setidaknya ada tiga
fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas,
yaitu: sebagai suplemen pembelajaran yang sifatnya pilihan/opsional, Sebagai
pelengkap (komplemen) pembelajaran, Sebagai pengganti (subtitusi) pembelajaran.
3. Kelebihan E-learning
Bates dan Wulf (1996) menambahkan bahwa pembelajaran e-learning juga
memiliki kelebihan sebagai berikut: 1) meningkatkan interaksi pembelajaran
(enhance interactivity), 2) mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan
kapan saja (time and place flexibility), 3) memiliki jangkauan yang lebih luas
(potential to reach a global audience), dan 4) mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable
capabilities).
4. E-learning Untuk Pendidikan Khususnya Pendidikan Jarak Jauh
Dalam pembelajaran sehari-hari, maka yang sering dijumpai adalah
kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data,
audio/video). Teknologi ini juga sering dipakai di pendidikan jarak jauh,
dimaksudkan agar komunikasi antara siswa dengan guru terjadi dengan
pemanfaatan perkembangan teknologi ini. Sehinga pembelajaran tetap dapat
berjalan meski terbentang antara ruang dan waktu, sehingga kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dimana saja dan kapan saja bahkan dengan sumber yang lebih luas.
5. Learning Management System (LMS) Efront
Elearning

atau Electronic Learning merupakan salah satu media

pembelajaran online, yang memungkinkan guru dan murid atau dosen dan
mahasiswa tidak harus bertemu untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

15

LMS adalah aplikasi perangkat lunak yang dapat digunakan dalam
administrasi, dokumentasi, pelacakan, pelaporan, dan penyampaian program
pendidikan yang berbasis e-learning atau program pelatihan. Jay Kumar C dalam
(Suyanto: 2005), mendefinisikan E-learning sebagai sembarang pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau Internet)
untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Rosenberg
dalam (Suyanto: 2005) juga menekankan bahwa E-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo menjelaskan
bahwa istilah “E” atau singkatan dari elektronik dalam E-learning digunakan
sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usahausaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet (Suyanto: 2005).
Efront memiliki beberapa fitur utama yang digunakan untuk mendukung
pembelajaran, yaitu User Management (Administrator, Professor, Student), Course
Management, serta aktivitas tambahan (Chats, Forums, Glosarry, Lesson, My
Course, Test) untuk course tersebut.

D. Efektifitas dan Efisiensi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran ELearning
Berbasis Efront
Pembelajaran yang memanfaatkan Efront sebagai medianya merupakan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pemebalajaran ini guru berperran
sebagai fasilitator dan guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar. Siswa
dapat saling berdiskusi dan bertukar informasi dari sumber yang ada. Dalam
pembelajaran ini, efront dapat dikatakan sebagai VLE singkatan dari Virtual
Learning Environment atau lingkungan belajar maya. Di sini, siswa dapat belajar
selayaknya dikelas nyata pada saat pembelajaran konvensional, selain itu efront
juga berperan sebagai media berbagi, berdiskusi, dan belajar bersama dengan
memanfaatkan berbagai fitur dan fasilitas pendukung yang ada. Dengan penerapan
pembelajaran ini tentu melibatkan keaktifan dari kedua belah pihak, baik guru

16

maupun siswa itu sendiri yang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa
serta memberikan dapak positif pada hasil belajar siswa.
E. Model Pengembangan ADDIE
Model Analisys Design Development Implementation Evaluate (ADDIE)
adalah model perencanaan desain pembelajaran yang efektif dan efisien serta
prosesnya bersifat interaktif, dimana hasil evaluasi setiap fase dapat membawa
pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya. Hasil akhir dari suatu fase
merupakan produk awal bagi fase berikutnya (Pribadi: 2009). Model ADDIE
dikembangkan oleh Raiser dan Mollenda tahun 1990.
Model ADDIE ini memiliki 5 tahap pengembangan, yaitu : Analisys
(Analisa),

Design

(Perancangan),

Development

Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi).

(Pengembangan),

METODE PENELITIAN
A. Pengembangan Model/ Produk
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian pengembangan yang
bertujuan untuk menghasilkan sebuah model pembelajaran online pada mata
pelajaran bahasa indonesia.
B. Tahapan Permodelan/ Produk
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and
Development (R & D) dengan desain pembelajaran Analisys, Design, Development,
Implementation, and Evaluations (ADDIE). Model pengembangan ADDIE
merupakan model desain pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem
yang efektif dan efisien serta prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi
setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil
akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya.
Pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning ini dilakukan
dengan beberapa tahapan kegiatan seperti yang telah tertera pada model
pengembangan. Adapun langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Analisis (Analisys)
Pada tahap ini pengembang menganalisis kebutuhan yang ada pada Sekolah
Menengah Atas (SMA). Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Menganalisis kebutuhan guru, Menganalisis kebutuhan peserta didik, dan
Menganalisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran bahasa
indonesia.
2. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan model pembelajaran elearning b e r b a s i s e f r o n t yang merupakan sketsa tampilan antar muka, dan
penyusunan storyboard. Storyboard adalah gambaran tentang sketsa antar muka
sumber belajar beserta sistem kerjanya.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Pada tahap ini dilakukan pengembangan model pembelajaran e- learning

17

18

berbasis efront sesuai dengan perancangan yang telah disusun pada tahap
sebelumnya, yaitu penyusunan materi pembelajaran, buku ajar digital, dan latihan
soal. Dalam proses pengembangan dibantu oleh guru pengajar mata pelajaran
bahasa indonesia, yang kemudian dilakukan review dan revise product (kegiatan
evaluasi) oleh ahli media dan ahli materi dengan mengambil uji penilaian
responden.
4. Tahap Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini semua yang telah dikembangkan mulai dari perancangan
sampai tahap akhir digabungkan dalam model pembelajaran e-learning berbasis
efront kemudian pembuatan fitur chatting dan forum diskusi, selanjutnya
dimanfaatkan dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa indonesia pada materi
menulis cerpen untuk guru dan siswa.
5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi produk yang telah dikembangkan,
yaitu langkah untuk melihat apakah produk yang telah dikembangkan sesuai
dengan harapan awal atau tidak. Evaluasi terhadap media pembelajaran berupa
angket yang ditujukan kepada siswa (kelompok kecil) yang sudah dilakukan untuk
proses pembelajaran. Revisi dilakukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan
model pembelajaran e-learning berbasis efront, apabila terdapat kekurangan atau
belum memenuhi kriteria yang diharapkan setelah uji ahli media, ahli materi, guru,
dan siswa.
Evaluasi pada pengembangan ini menggunakan evaluasi sumatif, evaluasi
dilakukan setelah model pembelajaran e-learning

berbasis efront selesai

dikembangkan dan diterapkan, tujuannya untuk menilai efektifitas dan efisiensi
model pembelajaran secara keseluruhan.
C. Uji Model/ Produk
Dalam pengembangan model pembelajaran sangat diperlukan suatu
kegiatan penilaian dan pengukuran. Kegiatan tersebut dinamakan validasi, yang
bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai dasar dalam menetapkan apakah
model pembelajaran ini layak digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga

19

menunjang tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
Kegiatan uji coba dalam validasi ini dilakukan oleh ahli media, ahli materi,
guru, dan siswa. Instrumen penilaian yang digunakan dalam proses validasi ini
adalah berupa angket. Kegiatan uji coba produk dalam pengembangan model
pembelajaran elearning berbasis efront ini dapat dikemukakan secara sistematis
sebagai berikut:
1. Rancangan Uji
Desain uji coba dalam pengembangan media pembelajaran ini meliputi: Uji
coba ahli media, Uji coba ahli materi, Uji coba individu (guru), dan Uji coba
kelompok kecil (siswa).
2. Subjek Uji
Subjek uji coba dalam pengembangan model pembelajaran e- learning
berbasis efront ini meliputi ahli media, ahli materi, guru dan siswa.
3. Jenis Data dan Instrumental
Jenis data yang terdapat dalam penelitian uji pengembangan ini merupakan
data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa tanggapan yang diberikan oleh
validator yang berupa kritik maupun saran tentang media pembelajaran yang
dikembangkan. Sedangkan data kuantitatif berupa penilaian model pembelajaran elearning berbasis efront oleh ahli media, ahli materi, dan responden (guru dan
siswa) berupa penilaian 1 sampai 5. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
yaitu kuesioner/angket. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yakni
kuesioner yang telah disediakan pilihan jawabannya, sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang sesuai dengan memberi tanda cek (√) pada kolom jawaban
yang telah disediakan.
Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari empat jenis berdasarkan
responden, yaitu angket untuk ahli media, angket untuk ahli materi, angket untuk
guru, dan angket untuk siswa. Pedoman penyusunan angket seperti pada Tabel
beriukut ini

20

RESPONDEN

ASPEK

Desain Media

Ahli Media
Efektifitas dan Efisiensi

Tulisan
Penyusunan Kompetensi
Dasar
Penyusunan Indikator

Ahli Materi

Modul
Evaluasi
Isi Media Pembelajaran
Peserta Didik

Power Point
Pdf
Forum Diskusi dan Chat

KETERANGAN
Kemenarikan Desain
Kemenarikan Isi
Tata Letak
Kemudahan Penggunaan
Penggunaan Modul
Power Point
Pdf
Perangkat Mobile
Forum Diskusi dan Chat
Ukuran Font
Jenis Font
Kesesuaian
Kesesuaian
Kesesuaian
Kemenarikan
Kesesuaian
Urutan Penyajian Materi
Bahasa yang Digunakan
Kesesuaian Materi
Menarik
Pemahaman Materi
Kesesuaian

4. Analisis Data
Pengolahan data angket dari para ahli serta angket guru dan siswa dianalisis
dengan menggunakan rumus persentase menurut Arikunto (1999:244), sebagai
berikut:
a.

Rumus untuk mengolah data tunggal per butir soal:
ρ=

x
X 100
xi
Keterangan:
P

= Persentase

x

= Jawaban responden dalam satu butir soal

xi

= Jumlah skor tertinggi dalam satu butir soal

21

100% = Konstanta

b.

Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan:
ρ=

Σx
X 100
Σ xi
Keterangan :
P

= Presentase

∑x = Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam satu butir
soal
∑xi = Jumlah keseluruhan skor tertinggi tiap satu butir soal
100% = Konstanta
Kriteria Validasi Analisis Persentase
KATEGORI PRESENTASE (%)
A–4
80 – 100
B–3
60 – 79
C–2
50 – 59
D-1
0 - 49
(Sumber: Arikunto 1996 dalam Wahyudi)
Model

pembelajaran

KETERANGAN
Valid (tidak direvisi)
Cukup Valid (tidak direvisi)
Kurang Valid (revisi sebagian)
Tidak Valid (revisi total)

e-learning

berbasis

efront

yang

dikembangkan akan dikatakan berhasil dan dapat dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran apabila mencapai kriteria cukup valid (60% - 79%).

HASIL MODEL/PRODUK
A. Penyajian Data
Penyajian data memaparkan tentang hasil tanggapan/penilaian ahli media.
hasil tanggapan/penilaian ahli materi bahasa indonesiai media, evaluasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil tanggapan/penilaian uji individu, dan hasil
tanggapan/penilaian uji kelompok kecil.
1. Uji Ahli Media
Uji media dilakukan oleh ahli media yaitu Bapak Alfi Nugroho, S.Pd,
S.T., M.T, beliau adalah dosen S1 Fakultas Teknik di Universitas Wijaya Putra
Surabaya.
Tabel Hasil penilaian/tanggapan oleh ahli media
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Komponen Penilaian

Nilai
Ahli Media
4
5
5
5
5

Kesesuaian dengan kegiatan pembelajaran.
Kemenarikan desain isi media.
Kejelasan petunjuk penggunaan media.
Kemudahan penggunaan/pengoperasian media.
Kemudahan penyajian materi pembelajaran.
Kemudahan membaca dan mendownload buku materi
5
digital.
Kemudahan penyajian dan pengerjaan tugas materi
5
pembelajaran.
Tata letak menu dalam media terstruktur dengan baik
5
Kejelasan ukuran dan bentuk huruf yang digunakan.
5
Bahasa mudah dipahami dengan baik.
4
Keserasian paduan warna yang digunakan.
5
Kecukupan pengelolaan waktu sesuai alokasi waktu.
5
Keterlibatan pendidik dan peserta didik dalam kolaborasi
5
yang disajikan berupa forum diskusi dan chat.
Kemudahan mengoreksi dan penilaian tugas materi
4
pembelajaran.
Kemudahan aplikasi bisa diakses dimana saja.
5
Jumlah
72
Rata-rata
96%
Komentar yang disampaikan oleh ahli media adalah pada prinsipnya

desain tentang aplikasi media pembelajaran yang dikembangkan sudah layak
digunakan sebagai instrumen penelitian dengan sedikit penyempurnaan.

22

23

Berdasarkan wawancara mengenai tanggapan model pembelajaran e-learning
berbasis efront ini bahwa aplikasi efront yang dipergunakan untuk pembelajaran
e-learning sudah sesuai dan menarik untuk tingkat SMA.
2. Uji Ahli Materi
Uji materi dilakukan juga oleh ahli materi, yaitu Ibu Sriah., S.Pd., M.Pd.
beliau adalah dosen bahasa indonesia di Universitas Wijaya Putra Surabaya.
Tabel Hasil penilaian/tanggapan ahli materi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Komponen Penilaian
Kejelasan identitas mata pelajaran.
Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
Kesesuaian topik materi pembelajaran dengan
silabus.
Kesesuaian urutan penyajian materi ajar.
Kejelasan bahasa yang digunakan.
Petunjuk penggunaan jelas.
Kesesuaian penggunaan dengan tingkat kematangan
siswa.
Membantu efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Dapat digunakan sebagai suplemen dalam kegiatan
pembelajaran.
Dapat membantu menuntaskan materi pelajaran yang
memiliki cakupan materi luas.
Kejelasan deskripsi petunjuk/perintah.
Akses materi pembelajaran memerlukan prasyarat
tertentu.
Kesesuaian alokasi waktu akses materi pembelajaran.
Kesesuaian buku ajar digital dengan materi
pembelajaran
Penyajian buku ajar digital yang menarik.
Kesesuaian soal terhadap materi pembelajaran.
Kesesuaian penilaian terhadap tugas materi
pembelajaran.
Ketersediaan tempat diskusi tanya jawab berupa
chating atau forum.
Jumlah
Rata-rata

Nilai
Ahli Materi
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
4
80
89%

Komentar yang disampaikan oleh ahli materi adalah pada prinsipnya
desain tentang media pembelajaran yang disusun sudah dapat digunakan untuk

24

materi lepajaran bahasa indonesia. Berdasarkan wawancara mengenai tanggapan
model pembelajaran e-learning berbasis efront ini bahwa aplikasi efront yang
dipergunakan untuk pembelajaran e-learning sudah sesuai dan menarik untuk
mata pelajaran ditingkat SMA.
3. Evaluasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP) Standar Kompetensi : Memahami
dan menganalisis struktur dan kaidah cerita pendek, Kompetensi Dasar :
Memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui cerita
pendek pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan hasil rekapitulasi sebagai
berikut :
Tabel Evaluasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Komponen RPP
1. Kesesuaian Kurikulum
2. Perumusan Standar Kompetensi
a. Kompetensi Dasar
b. Indikator
3. Pemilihan model pembelajaran sesuai
dengan indikator
4. Penentuan langkah-langkah pembelajaran
sesuai dengan indikator
a. Kegiatan Awal
1) Memotifasi siswa dengan pre-test
2) Mengetahui kemampuan awal
siswa
b. Kegiatan Inti
1) Pengenalan media
2) Proses pembelajaran
3) Pemberian evaluasi
4) Kesimpulan pembelajaran
c. Kegiatan Akhir
1) Pembahasan evaluasi
2) Rangkuman pembelajaran
5. Pemilihan media pembelajaran sesuai
dengan indikator
6. Pengembangan alat pembelajaran sesuai
dengan indikator
7. Penggunaan teknis yang baik dan benar
8. Ketepatan indikator dengan situasi siswa

P1

Skor Rerata
P2
Rerat
a

4
4
4
5

4
4
4
5

4
4
4
5

5
4

4
4

7
4

4
4
5
5

4
4
4
4

4
4
7
7

4
4
4

4
4
4

4
4
4

4

4

4

4
4

4
4

4
4

Ket

25

yang diharapkan
Jumlah
68
65
74
Presentase
85% 81%
93%
Untuk penelaah pengembangan Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran bahasa indonesia dilakukan juga oleh 2 orang guru mata pelajaran
bahasa indonesia, untuk penelaah 1 yaitu Bapak Ridwan, S.Pd., M.Pd. beliau
adalah guru di SMA Negeri 16 Surabaya sedangkan untuk penelaah 2 yaitu Bapak
Sutrisno, S.S, beliau adalah guru di SMA Wijaya Putra Surabaya.
4. Uji Coba Individu
Uji coba individu dilakukan oleh dua orang guru bahasa indonesia yang
juga sebagai penelaah pada evaluasi Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP).
Produk pengembangan yang telah mendapatkan review dari ahli materi, ahli
media, dan guru mata pelajaran bahasa indonesia disebut pengembangan draft I.
Untuk uji coba individu dilakukan juga oleh 2 orang guru mata pelajaran
bahasa indonesia, untuk guru 1 yaitu Bapak Ridwan, S.Pd., M.Pd. beliau adalah
guru di SMA Negeri 16 Surabaya sedangkan untuk guru 2 yaitu Bapak Sutrisno,
S.S, beliau adalah guru di SMA Wijaya Putra Surabaya.
Data hasil penggunaan model pembelajaran e-learning berbasis efront
yang telah dilakukan oleh guru tersebut dalam proses pembelajaran mata
pelajaran bahasa indonesia pada materi cerpen dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini :
Tabel Hasil angket uji coba individu/guru
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Komponen Penilaian
Tampilan desain media menarik.
Petunjuk penggunaan aplikasi efront mudah
dipahami.
Kemudahan penggunaan/pengoperasian menu pada
aplikasi efront.
Membantu guru menuntaskan materi pelajaran yang
memiliki cakupan materi luas.
Kesesuaian alokasi waktu untuk memberikan materi
dan tugas pembelajaran.
Kemudahan menyampaikan buku digital materi

Skor
Guru
Guru 2
1
4
4
5

5

5

4

5

5

4

4

5

5

26

7.
8.
9.
10.

pelajaran kepada siswa.
Kemudahan memberikan tugas belajar mandiri pada
siswa.
Kemudahan
mengakses
aplikasi
efront
menggunakan komputer, laptop, tablet, dan
handphone.
Kemudahan mengakses aplikasi efront dimana saja
dan kapan saja.
Kemudahan berdiskusi mengenai materi pelajaran
melalui forum dan chat.
Jumlah
Rata-rata

5

5

5

5

4

5

4
46
92%

5
47
94%

Masukan yang diberikan oleh guru 1 yaitu program aplikasi efront ini
sangat membantu guru untuk melakukan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien, sedangkan masukan yang dibesikan oleh guru 2 yaitu tampilan aplikasi
sangat menarik dan menyingkat waktu karena bisa diakses melalui handphone.
5. Uji Coba Kelompok Kecil
Produk alat evaluasi yang telah direvisi berdasarkan penilaian/tanggapan
serta komentar/saran ahli media, ahli materi bahasa indonesia, evaluai Rencana
Pelaksana Pembelajaran (RPP) dari guru mata pelajaran bahasa indonesia dan
hasil uji coba individu dinamakan produk pengembangan draft I. Produk
pengembangan draft II selanjutnya diuji coba dalam kelompok kecil dari siswa
SMA Negeri 16 Surabaya dan SMA Wijaya Putra Surabaya.
Pelaksanaan uji coba kelompok kecil dilakukan oleh guru bahasa
indonesia didampingi oleh pengembang. Guru bahasa indonesia mengadakan
proses pembelajaran mata pelajaran bahasa indonesia pada materi cerpen. Guru
menyiapkan materi dan soal pada aplikasi efront dengan login terlebih dahulu
menggunakan hak akses guru yang terdapat pada aplikasi efront.
Siswa menempati komputer masing-masing yang sudah disediakan pada
ruang laboratorium komputer. Sebelum proses pembelajaran dimulai, siswa
diwajibkan membaca buku panduan penggunaan aplikasi efront untuk hak akses
siswa yang bisa didownload pada tampilan awal aplikasi efront. Siswa log in pada
aplikasi efront menggunakan hak akses sebagai siswa. Siswa memilih menu
pelajaran bahasa indonesia pada materi cerpen. Siswa membaca buku digital

27

materi pelajaran terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas soal yang sudah
disediakan oleh guru pada aplikasi efront karena syarat agar bisa mengerjakan
tugas soal, siswa harus membaca atau mendownload buku digital materi pelajaran
terlebih dahulu.
Guru bisa langsung mengoreksi dan menilai hasil tugas siswa pada aplikasi
efront sehingga siswa bisa langsung mengetahui nilai dari tugas yang sudah
dikerjakannya. Guru memberikan tugas soal kepada siswa agar bisa dikerjakan di
rumah dengan batas waktu yang sudah disetting pada aplikasi efront sehingga
tugas soal tersebut bisa otomatis terbuka dan tertutup sendiri.
Siswa dapat bertanya mengenai materi pelajaran kepada guru melalui
menu chatting dan apabila ingin berdiskusi bersama dengan siswa lain maka dapat
memilih menu forum yang terdapat pada aplikasi efront tersebut.
Uji coba kelompok kecil menghasilkan data berupa tanggapan/penilaian
model pembelajaran e-learning berbasis efront pada mata pelajaran bahasa
indonesia dengan materi cerpen berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil
angket respon siswa.
Tabel Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Media
Responden

Komponen Penilaian
Penggunakan
aplikasi efront dalam
materi pembelajaran
sekolah merupakan
hal yang baru bagi
anda.
Mendapat
pengalaman belajar
menyenangkan
dalam pembelajaran
bahasa indonesia
dengan
menggunakan
aplikasi efront
Petunjuk penggunaan
aplikasi efront
mudah dipahami.
Kemudahan
pemahan materi

Jml
Skor

%

1

2

3

4

5

6

7

8

4

5

5

5

5

5

4

5

38

95

5

4

5

5

4

5

5

5

38

95

5

5

5

5

5

5

5

5

40

100

5

4

5

4

5

3

4

4

34

85

28

pelajaran melalui
aplikasi efront.
Penggunaan bahasa
yang digunakan pada
menu di aplikasi
efront mudah
dipahami.
Kemudahan untuk
belajar mandiri.
Tampilan aplikasi
efront menarik.
Kemudahan
penggunaan/pengope
rasian menu pada
aplikasi efront.
Kemudahan
berdiskusi mengenai
materi pelajaran
melalui forum dan
chat.
Kemudahan
mengakses aplikasi
efront menggunakan
komputer, laptop,
tablet, dan
handphone.
Keefektivan
penggunaan aplikasi
efront.
Jumlah
Persentase

4

5

4

5

5

4

5

5

37

92,5

5

5

5

5

4

4

4

5

37

92,5

5

5

5

4

5

5

5

5

39

97,5

5

5

5

5

5

5

5

5

40

100

5

5

5

5

4

5

4

4

37

92,5

5

5

4

4

5

5

5

5

38

95

5

5

5

5

5

5

5

5

40

100

58
96

58
96

58
96

57
95

57
95

56
93

56
93

58
96

458
95

Komentar atau saran oleh siswa saat uji kelompok kecil terhadap
media aplikasi efront pada mata pelajaran bahasa indonesia tersaji dalam
tabel berikut ini:
Tabel Komentar/Saran Siswa Saat Uji Coba Kelompok Kecil
No
1
2
3

Komentar/saran
Pengerjaan tugas soal melalui online leb