Ekonomi Indonesia dalam Era Globalisasi

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 3
1.2 Kajian Teori....................................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................... 5
2.1 Kekuatan/pertahanan Indonesia dalam menghadapi globalisasi........................................5
2.2 Perekonomian Indonesia saat ini............................................................................11
2.3 Tingkat pendidikan Indonesia saat ini dan ke depan....................................................13
2.4 Menyongsong Indonesia Gemilang........................................................................16
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 21

21

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sistem Ekonomi Indonesia tentang Ekonomi Indonesia dalam Era Globalisasi. Selain

itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
perkembangan ekonomi Indonesia di era globalisasi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asim, S.Sos, M.Si selaku dosen
yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat
bagi para pembaca.

Penyusun,
Kelompok 8 (semester 2)
Administrasi Niaga & Negara

21

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata globalisasi menunjukan gejala menyatunya kehidupan manusia di bumi tanpa
mengenal batas-batas fisik-geografik dan sosial yang kita kenal sekarang ini. Globalisasi

membawa banyak pengaruh dalam kehidupan kita, baik sebagai individu maupun dalam
kehidupan bermsyarakat,berbangsa dan bernegara. Perubahan dari globalisasi tersebut di satu
sisi dapat membawa kemajuan,namun di sisi lain dikhawatirkan akan menghancurkan atau
sekurang-kurangnya mengikis negara bangsa (nationstate). Agar negara bangsa Indonesia
tidak tergilas dampak negatif globalisasi tersebut, berbagai transformasi yang membawa
perubahan tidak di pandang sebagai ‘’ancaman’’ , tetapi harus dipandang sebagai ‘’peluang’’
untuk meningkatkan ,mengembangkan dan memperkokoh diri kita sebagai bangsa, agar
sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Untuk itulah diperlukan Tannas
(ketahanan nasional) yang tangguh bagi bangsa Indonesia di Era Globalisasi.
Dampak kemajuan suatu negara akibat adanya globalisasi salah satunya yaitu semakin
baiknya pertumbuhan perekonomiannya. Presiden Jokowi menyebut kondisi perekonomian
Indonesia saat ini semakin baik dibandingkan tiga tahun lalu. Ia menggarisbawahi
perekonomian Indonesia yang tumbuh lebih dari 5% setiap kuartal tahun ini dan diperkirakan
oleh pemerintah akan meningkat 5,4% pada 2018.
Proses globalisasi merupakan suatu rangkaian proses yang mengintegrasikan
kehidupan global melalu internasionalisasi perdagangan, dan internasionalisasi pasar dari
produksi dan keuangan, internasionalisasi dari komoditas budaya yang didukung oleh sistem
telekomunikasi global yang semakin canggih. Sehingga interaksi global dapat diakses atau
dilakukan dengan mudah berkat adanya teknologi komunikasi yang dalam perkembangannya
sudah semakin canggih.

Untuk mengghadapi hal ini tentunya Indonesia harus meningkatkan mutu pendidikan,
baik dalam hal perbaikan fasilitas, manajemen maupun sumber daya manusia bangsa
Indonesia itu sendiri sehingga pendidikan Indonesia mampu bersaing dan tidak tertinggal
dengan negara lain. Masuknya berbagai pengaruh globalisasi terutama menyangkut
pendidikan harus ditelaah lebih mendalam, sejauh mana globalisasi mampu mengarahkan
perkembangan pendidikan di Indonesia, apakah menjadi lebih baik atau sebaliknya.

21

1.2 Kajian Teori
Teori yang akan dikaji, antara lain:
a.
b.
c.
d.

Kekuatan / pertahanan Indonesia dalam menghadapi globalisasi,
Perekonomian Indonesia terkini,
Tingkat pendidikan saat ini dan ke depan, dan
Menyongsong Indonesia gemilang


1.3 Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain:
a.
b.
c.
d.

Bagaimana cara Indonesia kuat dan bertahan dalam menghadapi era globalisasi?
Bagaimana keadaan perekonomian Indonesia saat ini?
Bagaimana tingkat pendidikan Indonesia saat ini dan masa depan?
Bagaimana cara menyongsong Indonesia gemilang?

BAB 2
PEMBAHASAN

21

2.1 Kekuatan/pertahanan Indonesia dalam menghadapi globalisasi

Pada prinsipnya, proses globalisasi ada yang bertujuan intensional dan ada
pula yang bertujuan impersonal. Proses globalisasi yang intensional dapat dilihat
misalnya pada kegiatan perdagangan dan pemasaran, sedangkan proses globalisasi
yang impersonal dapat kita lihat, misalnya dalam gerakan fundamentalis, agama dan
kecendrungan-kecendrungan pasar yang agag sulit untuk dijelaskan sebabsebabnya,misalnya mundurnya mobil buatan Amerika di pasaran dunia dewasa ini.
Globalisasi yang menyeruak dewasa ini dipicu dan dipacu oleh kemajuan
peasat dalam bidang teknologi yang di istilahkan dengan Triple ‘’T’’ Revolution, yaitu
perkembangan kemajuan teknologi di sektor telekomunikasi informasi, transportasi
dan trade (liberslisasi perdagangan). Ketiga hal tersebut menjadi kekuatan pemicu dan
pemacu globalisasi yang kita hadapi sekarang ini.
Kekuatan teknologi tersebut telah mengubah masyarakat dunia termasuk
masyarakat Indonesia. Masyarakat semakin terbuka dan kini di rasuki oleh nilai-nilai
global yang menawarkan berbagai citra ideal yang ditopang oleh komunikasi yang
sangat cepat dan kemajuan teknologi yang telah menyatukan kehidupan umat manusia
dewasa ini.
Dewasa ini kita mengenal ‘’bazar global’’ karena dunia sebenarnya telah
merupakan pasaran bersama dengan adanya alat-alat komunikasi serta entertainment
global melalui jaringan TV, internet, film, musik maupun majalah-majalah maka
dunia dewasa ini telah merupakan suatu pasar yang besar (global cultural bazaar).
Dengan mudahnya, transportasi dunia turisme tidak hanya menjadi monopoli

negara-negara industri maju. Dewasa ini tidak mengherankan apabila kitamenemui
turis-turis Indonesia berada di mancanegara. Kemajuan turisme bukan hanya
menunjukan peningkatan taraf kehidupan manusia, tetapi juga berbagai dampak
negatif terhadap budaya setempat.
Pembentukan dan penyebaran citra global dapat dilihat dengan nyata yaitu
munculnya berbagai pusat perbelanjaan yang mewakili kemajuan bisnis dunia yang
merupakan salah satu lokomotif dari bersatunya proses peraturan dunia. Di Jakarta
dan beberapa kota besar di Indonesia misalnya bermunculan pusat-pusat perbelanjaan
yang tidak kalah besar dan isinya menyamai pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota
besar lainnya,seperti di New York, London, Tokyo, Hongkong, Singapura dan
Bangkok. Bisnis produk pertanian juga meningkat melalui jaringan pusat-pusat

21

perbelanjaan tersebut. Lihat saja pasar buah-buahan di Indonesia yang di banjiri oleh
buah-buahan impor.
Globalisasi itu, sebagaimana di utarakan oleh Presiden Soeharto bahwa suka
atau tidak suka ia akan ada atau datang dan tidak bisa kita hindari. Globalisasi itu
bergerak di tiga arena kehidupan manusia yaitu di arena ekonomi, politik, dan
kebudayaan. Di dalam arena ekonomi proses globalisasi tersebut mempengaruhi

pengaturan-pengaturan sosial dalam produksi, pertukaran barang, distribusi dan
konsumsi baik barang maupun pelayanan (service).
Dalam globalisasi politik tampak terlihat berkurangnya peranan pemerintah
dan membesarnya peranan masyarakat (swasta). Kita lihat saja munculnya barisan
SATPAM sebagai penjaga keamanan di kantor-kantor atau di daerah pemukiman yang
ekslusif. Dalam bidang komunikasi mempergunakan ekonomi, peran swasta semakin
besar menuju kegiatan internasional atau kegiatan antar pemerintah. Dalam hal
kedaulatan negara, ada tendensi atau kecendrungan diserahkan kepada unit-unit
politik yang lebih luas, seperti Uni Eropa, ASEAN, APEC, Organisasi-organisasi
Internsional, seperti UN (PBB), WTO, IMF,UNISCO merupakan contoh munculnya
unit-unit politik yang lebih luas (supranasional).
Apabila sebelumnya kita mengenal bentuk-bentuk budaya yang terikat pada
waktu dan tempat, yang beraneka ragam dengan nilai-nilainya yang spesifik, dengan
adanya proses globalisasi ini mengancam keberadaannya. Kontak dengan budaya lain
sudah merupakan suatu keharusan dan tidak dapat dielakan karena hubungan
komunikasi yang tidak mengenal batas-batas negara. Terjadilah relativisasi nilai
budaya

dan


memungkinkan

munculnya

sinkritisme

budaya

yang

sifatnya

transnasional.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia :
a. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang

seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa
komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan
massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya

yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling

bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,

21

peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama

televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini,
kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai
hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis

multinasional,inflasi regional dan lain-lain.
Dari aspek ideologi, Pancasila yang merupakan “way of life” bangsa Indonesia
saat ini menghadapi tantangan serius, bukan saja orang enggan bicara tentang Pancasila,

tetapi justru nilai-nilai yang terkandung didalamnya nyaris tidak lagi dihayati dan
diamalkan. Mungkin hal ini adalah akibat dan sikap traumatis dari pengalaman masa
lalu, atau dapat pula karena terlahir generasi baru yang telah menganggap bahwa
Pancasila sudah tidak bermakna lagi. Distorsi pemahaman dan implementasi yang terjadi
saat ini, dapat kita amati fenomenanya antara lain :


Terjadinya kemerosotan (dekadensi) moral, watak, mental dan perilaku/ etika hidup
dan berbangsa terutama pada generasi muda.



Gaya hidup yang Hedonistik, materialistik konsumtif dan cenderung melahirkan sifat
ketamakan atau keserakahan, serta mengarah pada sifat dan sikap individualistik.



Timbulnya gejala politik yang berorientasi kepada kekuatan, kekuasaan dan
kekerasan, sehingga hukum sulit ditegakkan.




Persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, beda pendapat yang berujung
bermusuhan, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya
cenderung anarkhis
Globalisasi memang sering di yakini oleh sebagian pengamat sebagai ancaman

memudarnya nasionalisme. Buah pikiran kenichi ohmae ’’Dunia Tanpa Batas’’ (the
borderless would) bukan dimaksudkan demikian, Apa yang dikemukakannya terutama
dalam bidang bisnis memang akan menembus batas-batas Negara, tetapi apakah dengan
demikian akan menghilangkan Negara bangsa dan identitas suatu bangsa? Perkembangan

21

dunia hingga saat ini tampaknya masih memperkuat pendapat terakhir. Hal ini mengingat
bahwa:
1. Manusia itu sendiri bukanlah semata-mata sekadar suatu mass product, tetapi sebagai
makhluk yang berakal,berperasaan dan berbudaya.
2. Fitrah manusia sebagai makhluk sosial,yang bergolong-golongan maka globalisasi
tersebut tampaknya tidak akan menghilangkan perasaan kebangsaan.
3. Proses globalisasi tidak akan berjalan secara mekanistik,pada akhirnya proses tersebut
di ciptakan dan di kembalikan oleh manusia. Bukanlah globalisasi yang merupaka
ancaman eksternal nasionalisme.
Ancaman

bagi

nasionalisme

di

suatu

Negara

melainkan

dari

situasi

ekonomi,sosial dan politik dalam negeri. Dampak dari situasi ekonomi dalam negri dapat
dilihat. contohnya pada semakin banyaknya tenaga kerja kita yang mencari nafkah keluar
negri

terutama

di

kawasan

ASEAN.

Untunglah

bahwa

membanjirnya

TKI

kemancanegara lebih disebabkan oleh situasi ekonomi,bukan oleh situasi politik
sehingga kalupun terjadi pengalihan kewarganegaraan hal itu masih terjadi secara sangat
terbatas.
Karena itu,kita harus terus berupaya agar perekonomian kita tetap berkembang
dengan baik seraya harus di jaga pula agar situasi poltik kita tetap kondusif bagi stabilitas
dan keamanan dalam negeri.
Ancaman ini diperburuk oleh perbedaan asal keturunan antara pribumi yang
mayoritas miskin dengan keturunan cina yang sebagian besar relatif hidup berkecukupan.
Dari segi sosial, ancaman bagi nasionalisme yang dapat terwujud dalam disintegrasi
nasioanal adalah SARA terutama konflik antar agama. Yang menjadi masalah adalah
adanya upaya dari individu dan kelompok politik tertentu untuk menggunakan agama
sebagai kendaraan politik di dalam mewujudkan kepentingan politik mereka. Upaya
seperti ini bisa memperngaruhi lapisan menengah dan bawah untuk saling mencurigai.
Karena itu,para pimpinan politik mestilah menyadari bahwa suatu proporsi politik dan
ekonomi yang wajar memenuhi rasa keadilan antar golongan agama haruslah diciptakan.
Artinya,golongan agama yang mayoritas jangan sampai merasa bahwa mereka hanya
memperoleh porsi yang sedikit. Sebaliknya,yang minoritas jangan sampai merasa
didiskriminasi. Jika keseimbangan yang prporsional yang di capai dalam jabatan
birokrasi, politik dan ekonomi, keseimbangan sosial akan terpelihara.
Untuk menghadapi globalisasi tersebut kita harus tahu kekuatan dan kelemahan
yang kita miliki dalam segenap aspek kehidupan bangsa (astagatra) sebagai berikut :
21

1. Geografi
Potensi wilayah darat, laut, udara dan iklim tropis sebagai ruang hidup sangat
baik dan strategis, namun di sisi lain terdapat kelemahan dalam pendayagunaan
wilayah darat, laut dirgantara, dan pengaturan tata ruangnya.
2. Sumber Kekayaan Alam
Potensi SKA di daratan, lautan, dan dirgantara, baik yang bersifat hayati maupun
nonhayati, serta yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui sangat
besa. Hal ini merupakan modal dan kekuatan dalam pembangunan. Kelemahaanya,
belum sepenuhnya potensi sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara
optimal. Hal ini tidak sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Di sisi lain juga sumber kekayaan
alam yang ada tidak seutuhnya dapat dijaga keamanannya dengan baik atau dengan
kata lain rawan pencurian.
3. Demografi.
Jumlah penduduk Indonesia termasuk nomor 4 di dunia. Pertumbuhannya dapat
ditekan melalui KB. Begitu juag tingkat kesehatan harapan hidup, dan kualitas fisik
semakin meningkat. Kelemahannya, sebagian penduduk Indonesia antarwilayah atau
daerah atau antarpulau tidak proporsional, pertumbuhan belum mencapai zero
grwoth dan kualitas nonfisik yang masih rendah.
4. Ideologi.
Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat. Kelemahannya, pengamalan atau pmbudayaan
Pancasila tersebut belum sepenuhnya terwujud.
5. Politik.
Dalam pelaksanaan politik sudah diciptakan kerangka landasan sistem Politik
Demokrasi Pancasila dan sudah tertata terutama struktur politik dan mekanismenya.
Kelemahannya,

budaya

politik

masih

perlu

perbaikan

dan

peningkatan.

Suprastruktur masih sangat dominan apabila dibandingkan dengan infrastruktur dan
substruktur.
6. Ekonomi
Kekuatan perekonomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian yang
makin seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri dan jasa.
Kelemahannya, perindustrian Indonesia belum begitu kokoh karena masih
tergantung pada impor bahan baku atau komponen. Sementara itu, dalam proses
21

pembangunan terjadi ekonomi biaya tinggi (high cost economy) yang membuat
inefisien biaya pembangunan. Kesenjangan ekonomi juga cenderung semakin tinggi
dapat memacu dan memicu destabilisasi ekonomi dan politik yang berpengaruh
terhadap kelangsungan pembangunan. Perpajakan juga masih lemah dan perlu
mendapat perhatian.
7. Sosial Budaya
Hasil pembangunan selama PJPT I dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kecerdasan rakyat serta meningkatkan harkat martabat dan jati diri sebagai bangsa
Indonesia yang tidak lepas dari akar kebudayaannya. Kelemahan yang perlu
diperbaiki di antaranya, berkembangnya primordialisme, kolusi, korupsi, dan
nepotisme yang membudaya dan disiplin nasional yang semakin merosot.
Kehidupan masyarakat agak cenderung ke arah individualis dan materialistis dan
makin berkurangnya keteladanan para pemimpin.
8. Pertahanan dan Keamanan
Bangsa Indonesia mewarisi tradisi sebagai bangsa pejuang yang merebut
kemerdekaan

dari

penjajah

merupakan

sumber

kekuatan.

Kelemahannya

sishankamrata tersebut belum sepenuhnya terwujud. Kesadaran bela negara belum
memasyarakat. Sementara itu tingkat keamanan masyarakat masih terganggu dengan
makin meningkatnya kriminalitas.
Faktor yang sangat berpengaruh dominan adalah perekonomian, khususnya
perdagangan untuk memperoleh keuntungan bagi kesejahteraan rakyat masing-masing
negara. Kondisi sekarang negara-negara maju menguasai sebagian besar modal,
teknologi atau skill. Hal ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk
mensejajarkan diri dengan bangsa atau negara maju tersebut, melalui peningkatan tannas
Indonesia. Kunci dalam peningkatan tannas Indonesia itu adalah peningkatan kualitas
sumber daya manusia Indonesia menuju ke penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dilandasi oleh iman dan taqwa.

21

2.2 Perekonomian Indonesia saat ini
Ekonomi

indonesia

saat

ini

optimis

pertumbuhan

ekonomi

yang

meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita
dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan
nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.ekonomi makro yang sangat
berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat satu pertumbuhan ekonomi itu dapat
dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja
perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi.
Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita
rasakan pertumbuhan ekonomi itu Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan
ekonomi sepanjang triwulan I-2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,4
persen. Sehingga, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di
kisaran 6-6,5 persen.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengungkapkan hal itu dalam rapat
kerja dengan Komisi XI (membidangi keuangan dan perbankan) DPR, Senin (14/2).
“Prospek perekonomian ke depan akan terus membaik dan diperkirakan akan lebih
tinggi,” kata Darmin.
Dia mengatakan, permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama
kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi, juga akan tumbuh
pesat. Ia menambahkan, Indonesia sudah melalui tantangan yang di 2010. Dengan
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di tahun lalu, yakni 6,1 persen, akan
mempermudah mencapai target pertumbuhan di 2011. Meski demikian, inflasi tinggi
masih akan menjadi tantangan serius di tahun ini.
Pendapat Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini menempati urutan ke-18 dari
20 negara yang mempunyai PDB terbesar di dunia. Hanya ada 5 negara Asia yang masuk
ke dalam daftar yang dikeluarkan oleh Bank Dunia. Kelima negara Asia tersebut adalah
Jepang (urutan ke-2), Cina (urutan ke-3), India (urutan ke-11), Korea Selatan (urutan ke15).
Indonesia yang kini mempunyai PDB US$700 miliar, boleh saja bangga. Apalagi,
dengan pendapatan perkapita yang mencapai US$3000 per tahun menempatkan
Indonesia di urutan ke-15 negara-negara dengan pendapatan perkapita yang besar.
Adanya lembaga – lembaga swadaya masyarakat, seperti Dompet Dhu’afa,
bekerja sama dengan Institut Kemandirian yang berusaha mencetak kaum muda
berpotensi meenjadi hebat sebagai pejuang ekonomi adalah cara salah satu membuat
pemerataan pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh semakin banyak rakyat
Indonesia.
21

Sinergi antar kementrian harus dibuat semakin solid dan saling mendukung
sehingga tidak tumpang tindih dan lebih banyak bermanfaat bagi masyarakat. Kampanye
pembentuka jiwa kewirausahaan , seperti seminar bertaraf internasional adalah salah satu
jalan membangkitkan potensi jiwa – jiwa pejuang ekonomi yang pantang menyerah dan
penuh kreativitas tinggi.
Dampak Globalisasi ekonomi positif dan dampak globalisasi negatif menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia usaha. Ketika kita berfikir menjadi pengusaha
dan memanfaatkan setiap peluang usaha yang kita miliki sebenarnya saat itu kita masuk
kedalam sebuah sistem ekonomi dan yang paling populer adalah sistem ekonomi
kapitalis yang menjadi bagian integral dari proses globalisasi. Ada banyak pengertian
globalisasi yang secera umum mempunyai kemiripan salah satu pengertian globalisasi
adalah proses yang melintasi batas negara di mana antarindividu, antarkelompok, dan
antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain .
Sebagaimana sebuah sistem globalisasi ekonomi mempunyai dampak positif dan
juga

dampak

negatif,

terlepas

dari

pendapat

pro globalisasi

ekonomi dan

kontra globalisasi ekonomi kita akan mencoba menelaah secara sederhana dampak postif
globalisasi ekonomi dan dampak negatif globalisasi ekonomi.
Dampak positif globalisasi ekonomi ditilik dari aspek kreatifitas dan daya saing
dengan semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor maka diharapkan
tumbuhnya kreatifitas dan peningkatan kualitas produksi yang disebabkan dorongan
untuk tetap eksis ditengah persaingan global, secara natural ini akan terjadi manakala
kesadaran akan keharusan berinivasi muncul dan pada giliranya akan menghasilkan
produk-produk dalam negeri yang handal dan berkualitas.
Disisi lain kondisi dimana kapababilitas daya saing yang rendah dan
ketidakmampuan Indonesia mengelola persaingan akan menimbulkan mimpi buruk begi
perekonomian negeri ini, hal ini akan mendatangkan berbaga dampak negatif globalisasi
ekonomi seperti membajirnya produk-produk negeri asing seperti produk cina yang
akhirnya mamatikan produksi dalam negeri, warga negara Indonesia hanya akan menjadi
tenaga kasar bergaji murah sedangkan pekerjaan pekerjaan yang membutuhkan skill akan
dikuasai ekspatriat asing, dan sudah barang tentu lowongan pekerjaan yang saat ini sudah
sangat sempit akan semakin habis karena gelombang pekerja asing.
Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek permodalan, dari sisi ketersediaan
akses dana akan semaikin mudah memperoleh investasi dari luar negeri. Investasi secara
langsung seperti pembangunan pabrik akan turut membuka lowongan kerja. hanya saja
dampak positif ini akan berbalik 180 derajat ketika pemerintah tidak mampu mengelola
21

aliran dana asing, akan terjadi justru penumpukan dana asing yang lebih menguntungkan
pemilik modal dan rawan menimbulkan krisis ekonomi karena runtuhnya nilai mata uang
Rupiah. Belum lagi ancaman dari semakin bebas dan mudahnya mata uang menjadi
ajang spekulasi. Bayangkan saja jika sebuah investasi besar dengan meilbatkan tenaga
kerja lokal yang besar tiba2 ditarik karena dianggap kurang prospek sudah barang tentu
hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
Dampak positif globalisasi ekonomi dari sisi semakin mudahnya diperoleh barang
impor yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia, alih
tehnologi juga bisa terbuka sangat lebar, namun kondisi ini juga bisa berdampak buruk
bagi masyarakat karena kita cenderung hanya dijadikan objek pasar, studi kasus seperti
produksi motor yang di kuasai Jepang, Indonesia hanya pasar dan keuntungan penjualan
dari negeri kita akan dibawa ke Jepang memperkaya bangsa Jepang. Dampak positif
globalisasi ekonomi dari aspek meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka
lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
Globalisasi dan liberalisme pasar dikampayekan oleh para pengusungnya sebagai
cara untuk mencapai standar hidup yang lebih tinggi, namun bagi para penentangnya
globalisasi hanya kedok para kapitalis yang akan semakin melebarnya ketimpangan
distribusi pendapatan antar negara kaya dengan negara berkembang dan miskin.
Penguasaan kapital yang lebih besar dengan menciptakan pasar global terutama di dunia
ketiga yang diyakini tidak akan mampu memenuhi standar tinggi produk global akan
membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan
politik pada segelintir orang. So pilihan akan kembali ke kita mana yang kita
pilih Dampak Globalisasi ekonomi positif atau dampak globalisasi negatif.

2.3 Tingkat pendidikan Indonesia saat ini dan ke depan
Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dalam persaingan
global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan sangat strategis. Sumber
daya manusia yang berkualitas merupakan prasyarat dasar bagi terbentuknya peradaban
yang lebih baik dan sebaliknya, sumber daya manusia yang buruk akan menghasilkan
peradaban yang buruk pula.
Melihat realitas pendidikan di negeri ini masih banyak masalah dan jauh dari yang
diharapkan. Mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Banyak masalah
yang terjadi di dalam pendidikan Indonesia bukan hanya pada sistem pendidikannya saja,
tetapi juga termasuk pada pelaku yang ada didalamnya. Contohnya seperti pelajar yang
melakukan tawuran, kasus narkoba, free sex dan bahkan ada oknum guru yang
21

membiarkan kecurangan yang terjadi saat UN dengan alasan agar para siswanya lulus
100%.
Mirisnya lagi yang bisa mengenyam pendidikan kebanyakan orang-orang golongan
atas, sedangkan orang-orang golongan bawah hanya diam dan tak tahu harus berbuat apa.
Banyak generasi muda yang tidak bersekolah dikarenakan alasan biaya pendidikan yang
terlalu mahal. Hal ini mengakibatkan banyaknya pengangguran, kriminalitas dan
kemiskinan merajalela.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia secara umum, yaitu:
1. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi
pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya
adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa
yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses
pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan
efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu
apa tujuan kita.
2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Konsep efisiensi selalu dikaitkan dengan efektivitas. Efektivitas merupakan
bagian dari konsep efisiensi karena tingkat efektivitas berkaitan erat dengan
pencapaian tujuan relative terhadap harganya. Apabila dikaitkan dengan dunia
pendidikan, maka suatu program pendidikan yang efisien cenderung ditandai dengan
pola penyebaran dan pendayagunaansumber-sumber pendidikan yang sudah ditata
secara efisien. Program pendidikan yang efisien adalah program yang mampu
menciptakan keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan akan sumber-sumber
pendidikan sehingga upaya pencapaian tujuan tidak mengalami hambatan.
3. Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga
berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah
melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil. Seperti yang kita
lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun
informal terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas
pendidikan diukur oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian
pula sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan
kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP).
21

Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu
pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengunkapan adanya bahaya yang
tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekung oleh standar
kompetensi saja sehngga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman agar
mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil
efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil
atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpentinga adalah memenuhi nilai
di atas standar saja.
Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti
kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi. Hal itu jelas
salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Selain itu, akan lebih baik jika kita mempertanyakan kembali apakah standar
pendidikan di Indonesia sudah sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang hampir
selalu menjadi kontrofesi misalnya. Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti
UAN sudah cukup baik, namun yang kami sayangkan adalah evaluasi pendidikan
seperti itu yang menentukan lulus tidaknya peserta didik mengikuti pendidikan,
hanya dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang dilalu peserta didik yang
telah menenpuh proses pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlanhsug
sekali, evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa
mengevaluasi bidang studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah melakukan
upaya-upaya sebagai berikut:


Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses
terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak
ukurnya dari angka partisipasi.



Langkah kedua, mengatasi ketidakmerataan dalam akses pendidikan seperti
ketidak merataan di desa dan kota, serta jender.



Langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan
kualifikasi guru dan dosen serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam
Ujian Nasional.



Langkah keempat, pemerintah akan menambah jenis pendidikan di bidang
kompetensi atau profesi sekolah kejuruan untuk menyiapkan tenaga siap pakai
yang dibutuhkan.
21



Langkah kelima, pemerintah merencanakan pembangunan infrastruktur seperti
menambah jumlah komputer dan perpustakaan sekolah.



Langkah keenam pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidkan. Untuk
tahun ini dianggarkan sebanyak 4,4 trilliun.



Langkah ketujuh, menggunakan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.



Langkah terakhir adalah pembiayaan masyarakat miskin untuk bisa menikmati
fasilitas pendidikan.

2.4 Menyongsong Indonesia Gemilang
Tanggal 17 Agustus 2045 merupakan hari ulang tahun proklamasi
kemerdekaan yang sangat spesial bagi bangsa Indonesia. Pada tahun ini, Indonesia
genap berusia 100 tahun. Sebuah usia yang dapat dikatakan sangat matang dalam
perjalanan sebuah negara. Sebagai bangsa besar, kita tentu mempunyai cita-cita
kolektif bangsa yang ingin terwujud di usia satu abad kemerdekaan. Rakyat yang
sejahtera, pembangunan yang berkalanjutan, perekonomian yang berkeadilan,
kelestarian lingkungan hidup, anak bangsa yang cerdas dan sederet cita-cita mulia
lainnya sesuai dengan semangat kemerdekaan yang telah dicita-citakan oleh para
pendiri bangsa ini.
Pemuda sebagai pemegang estafet kepemimpinan nasional bangsa
Indonesia harus mempunyai pemikiran yang visioner dan strategis serta kontributif
dalam mewujudkan kemajuan bangsa. Indonesia berjaya bukanlah hal yang
mustahil. Kita mempunyai berbagai sumber daya yang mendukung transformasi
Indonesia menjadi negara maju. Namun, kita jangan hanya terlena dan
mengandalkan potensi sumber daya alam semata. Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah membenahi dan menyiapkan SDM. Jika dibaratkan Indonesia gemilang
adalah gedung bertingkat, maka SDM adalah pondasinya.
Berbicara tentang Indonesia gemilang, wilayah yang juga dikenal dengan
julukan nusantara ini sudah pernah dua kali menorehkan sejarah dalam peradaban
manusia. Nusantara pernah berjaya pada abad 7 Masehi dengan kerajaan Sriwijaya
dan Kerjaan Majapahit pada abad 14 Masehi. Tugas kita adalah mengulangi
kesuksesan nenek moyang kita di abad 21 ini dengan negara yang bernama
Republik Indonesia. Inilah PR besar bagi bangsa Indonesia, jika tidak, kita harus
menanggung malu dengan nenek moyang kita di masa lampau. Mereka mampu
21

menjadi negara maju di masa mereka dengan serba keterbatasan fasilitas, ketika
listrik, internet, alat telekomunikasi yang canggih belum hadir di tengah-tengah
mereka.
Indonesia gemilang seperti apakah yang kita harapkan di masa mendatang, ini
adalah pertanyaan besar yang harus dijawab dengan tepat agar perencanaan menjadi
matang dan tepat sasaran. Kita tentu tidak menginginkan pembangunan dengan paradigma
yang salah dan bersifat eksploitatif terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
Pembangunan yang bersifat eksploitatif hanya akan mewariskan kerusakan alam dan
lingkungan yang semakin parah. Memang ekonomi kita akan tumbuh, namun kita harus
siap mengikuti “apel” tahunan berupa banjir, longsor dan beragam bencana lain.
Pembangunan eksploitatif ibarat kita menjual organ tubuh satu persatu untuk memunuhi
kebutuhan sehari-hari. Tentu, kerusakan yang kita dapatkan tidak sebanding dengan
manfaat yang kita terima jika pola pembangunan eksploitatif kita pertahankan. Konsep
pambangunan berkerlanjutan harus menjadi landasan dalam menyusun rencana
pembangunan jika ingin Indonesia terwariskan kepada anak cucu kita di masa mendatang.
Prinsipnya, kita harus mampu sejahtera bersama alam tanpa merusakanya dengan alasan
pertumbuhan ekonomi. Ekonomi bisa tumbuh tanpa harus merusak lingkungan. Kita harus
mengeskplorasinya demi kemajuan dan kemaslahtan bangsa dengan mengedapankan asasasas pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Kita harus mampu merumuskan visi Indonesia gemilang dalam bentuk misi-misi
implementatif yang dapat membawa rakyat Indonesia sejahtera, berkedilan , adil dan
makmur. Kita harus mampu menyulap Indonesia menjadi kekuatan baru ekonomi dunia
dengan perkawinan sumber daya alam dan SDM yang kita miliki. Kita harus buktikan
pada dunia bahwa kita bisa membangun bangsa yang sangat kita cintai ini. Sinergi
generasi muda dengan berbagai disiplin ilmu dan pengalaman yang berbeda akan menjadi
katalisator dalam pembangunan bangsa dan negeri pertiwi ini.
Dalam pola pembangunan, Indonesia harus dipandang sebagai negara agraris dan
maritim. Mayoritas masyarakat Indonesia bekerja dan mengantugkan hidupnya pada sektor
ini. Membangun sector ini bermakna membangun ekonomi rakyat. Masyarakat Indonesia
mayoritas menyambung hidup mereka dengan bertani dan bercocok tanam. Pertanian juga
telah menjadi tradisi turun temurun di kalangan masyarakat kita. Sebagian penduduk
Indonesia masih menggantungkan hidup pada sector primer terutama pertanian. Menurut
Kuncoro (2010) Peran pertanian dalam perekonomian Indonesia secara umum meliputi
Pembentuk Produk Domestik Bruto(PDB), penghasil devisa, penyedia bahan pangan dan
bahan baku industri, pengentasan kemiskinan dan penyedia lapangan kerja. Membangun
pertanian juga bermakna membangun perekonomian rakyat banyak. Begitu juga dengan
sektor maritim, dengan segenap sumber daya yang kita miliki, kita mampu menjadi poros

21

maritimnya dunia. Jika kita kembali ke sejarah, kejayaan Majapahit dan Srwijaya juga
tidak lepas dari peran dua sektor utama ini.
Kondisi bangsa kita pada hari ini dapat diibaratkan sebagai raksasa tidur. Banyak
potensi yang belum kita garap secara maksimal. Sumber daya sektor agraris dan maritim
belum digarap maksimal dalam rangka menopang pertumbuhan ekonomi. Estimasi
kekayaan laut Indonesia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dewan Maritim
Indonesia Juli 2007 menyebutkan bahwa laut Indonesia mempunyai kekayaan potensial
sebesar 1.456 Triliun Rupiah Per tahun. (Subroto : 59: 2013). Begitu juga dengan sektor
agraris, Hampaan sawah Indonesia bagaikan gunung emas raksasa yang menguning di saat
musim panen hampir tiba. Kita juga mempunyai lahan perkebunan yang sangat luas.
Keanekaragaman hayati juga memperkaya dunia pertanian Indonesia. Cuaca, curah hujan
yang tinggi, tanah yang subur lebih dari cukup untuk mewujudkan Indonesia sebagai
lumbung pangan dunia.
Perlu berbagai terobosan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di sektor
agraris dan maritim. Pembangunan berbagai infrastruktur yang mendukung peningkatan
produksi dua sektor ini adalah hal pertama yang harus dilakukan unntuk menggenjot hasil
produksi. Pembinaan, pendampingan, kemudahan akses modal juga mutlak dibutuhkan.
Untuk menampung hasil dari dua sector ini, sangat diperlukan kehadiran industri
pengolahan skala kecil dan menengah (UMKM) yang dipelopori dan dijalankan oleh
masyarakat. Masyarakat terutama pemuda harus diarahkan agar mampu mengolah hasil
alam menjadi berbagai macam produk turunan untuk menghasilkan nilai tambah yang
berdampak pada peningkatan kesejahteraan mereka.
Mendorong lahirnya UKM juga bermakna mendorong lahirnya entrepreneur baru.
Entreprenuer merupakan hal yang sangat mutlak dalam menunjang keberhasilan
pembangunan ekonomi bangsa. Mereka berperan sebagai katalisator pembangunan
ekonomi. Kehadiran industri pengolahan dapat menciptakan nilai tambah dari hasil
pertanian sehingga kita tidak lagi sekedar mengekspor barang mentah semata. Peran serta
pemerintah, masyarakat dan dunia pendidikan sangat diperlukan dalam menumbuhkan
embrio kewirausahaan di kalangan generasi muda. Sinergi dari elemen tersebut sangat
diperlukan dalam membimbing generasi muda yang berjiwa kewirausahaan. Lahirnya
wirausahawan baru akan mampu memperluas kesempatan kerja baru sehingga dapat
mengurangi angka ketergantungan dan jumlah pengangguran akan menurun serta dapat
memperkuat pondasi ekonomi bangsa.
Salah satu prasyarat menjadi sebuah negara maju menurut para ahli adalah adanya
minimal 2% wirausahawan dari total penduduk. Pemerintah beserta seluruh elemen harus
menggenjot agar wirausahawan Indonesia mancapai minimal angka minimum jumlah
wirausahawan sebagai prasyarat negara maju tersebut dalam kurun waktu paling cepat
sepuluh tahun mendatang. Menumbuhkan embrio kewirausahawan di Indonesia harus
21

dimulai dari lembaga pendidikan. Kita akui atau tidak, dunia pendidikan di Indonesia pada
saat ini belum membekali peserta didik untuk berwirausaha sejak dini. Pendidikan di
negeri kita lebih mendidik generasi muda untuk sekedar menjadi pencari kerja setelah
selesai kuliah. Oleh sebab itu, angka pengangguran terdidik semakin meningkat akibat
tidak tertampung sepenuhnya dalam dunia kerja. Kondisi ini harus kita benahi, paradigma
cita-cita sekedar mencari kerja harus diganti dengan paradigma menciptakan lapangan
kerja.
Akibat dari paradigma pendidikan yang minim dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan
adalah minimnya jumlah wirausahawan di Indonesia. Berdasarkan data Menteri Koperasi
dan UKM, Jumlah wirausahawan Indonesia baru mencapai 0,43 % dari total penduduk.
Angka ini masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara tetangga
seperti Singapura yang mencapai 7 %, Malaysia 5 % dan Thailand 3 % Menteri juga
berharap dan menargetkan agar jumlah populasi wirausahawan Indonesia dapat meningkat
hingga minimal 2 % dari total penduduk.
Membangun Indonesia pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara yang sederhana
tetapi mempunyai dampak luar biasa melalui penguatan dua sektor ini. Harapannya
Indonesia pada tahun 2045 mnajdi negara maju dengan sektor agraris dan maritie sebagai
leading sector utama perekonomian lengkap dengan jumlah pengusaha yang mampu
mencapai sekitar 4% hingga 5% dari total jumlah penduduk. Pola pembangunan harus
dimulai dengan mambangun kedua sektor ini. Efek berganda akan kita rasakan ketika
melakukan pembangunan dua sektor ini dari hulu ke hilir. Sektor maritim dan pertanian
harus menjadi leading sector perekonomian, Semua hasil dari kedua sektor ini harus
mampu diolah serta menghasilkan nilai tambah yang signifikan sehingga dapat menjadi
komoditas ekspor andalan Indonesia. Pembangunan sektor maritim dan pertanian dari hulu
ke hilir akan mampu menyerap tenaga kerja sehingga akan berdampak terhadap
kesejahteraan rakyat.

21

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Globalisasi membawa banyak pengaruh dalam kehidupan kita ,baik sebagai
individu maupun dalam kehidupan bermsyarakat,berbangsa dan bernegara. Perubahan
dari globalisasi tersebut di satu sisi dapat membawa kemajuan,namun di sisi lain
dikhawatirkan akan menghancurkan atau sekurang-kurangnya mengikis negara
bangsa (nationstate). Dampak kemajuan suatu negara akibat adanya globalisasi salah
satunya yaitu semakin baiknya pertumbuhan perekonomiannya.
Ekonomi Indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.
Dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat
melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan
nasional per tahun Indonesia mampu memberikan kemajuan.
Dampak positif globalisasi ekonomi ditilik dari aspek kreatifitas dan daya saing
dengan semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor maka diharapkan
tumbuhnya kreatifitas dan peningkatan kualitas produksi yang disebabkan dorongan
untuk tetap eksis ditengah persaingan global, secara natural ini akan terjadi manakala
kesadaran akan keharusan berinivasi muncul dan pada giliranya akan menghasilkan
produk-produk dalam negeri yang handal dan berkualitas.
Disisi lain kondisi dimana kapababilitas daya saing yang rendah dan
ketidakmampuan Indonesia mengelola persaingan akan menimbulkan mimpi buruk
begi perekonomian negeri ini, hal ini akan mendatangkan berbaga dampak negatif
globalisasi ekonomi seperti membajirnya produk-produk negeri asing seperti produk
cina yang akhirnya mamatikan produksi dalam negeri, warga negara Indonesia hanya
akan menjadi tenaga kasar bergaji murah sedangkan pekerjaan pekerjaan yang
21

membutuhkan skill akan dikuasai ekspatriat asing, dan sudah barang tentu lowongan
pekerjaan yang saat ini sudah sangat sempit akan semakin habis karena gelombang
pekerja asing.
Melihat realitas pendidikan di negeri ini masih banyak masalah dan jauh dari
yang diharapkan. Mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Banyak
masalah yang terjadi di dalam pendidikan Indonesia bukan hanya pada sistem
pendidikannya saja, tetapi juga termasuk pada pelaku yang ada didalamnya. Mirisnya
lagi yang bisa mengenyam pendidikan kebanyakan orang-orang golongan atas,
sedangkan orang-orang golongan bawah hanya diam dan tak tahu harus berbuat apa.
Banyak generasi muda yang tidak bersekolah dikarenakan alasan biaya pendidikan
yang terlalu mahal. Hal ini mengakibatkan banyaknya pengangguran, kriminalitas dan
kemiskinan merajalela.
Pemuda sebagai pemegang estafet kepemimpinan nasional bangsa Indonesia
harus mempunyai pemikiran yang visioner dan strategis serta kontributif dalam
mewujudkan kemajuan bangsa. Indonesia berjaya bukanlah hal yang mustahil. Kita
mempunyai berbagai sumber daya yang mendukung transformasi Indonesia menjadi
negara maju. Namun, kita jangan hanya terlena dan mengandalkan potensi sumber
daya alam semata. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah membenahi dan
menyiapkan SDM. Jika dibaratkan Indonesia gemilang adalah gedung bertingkat,
maka SDM adalah pondasinya. Maka agar perekonomian Indonesia semakin maju,
perlu ada perbaikan di sistem pendidikannya, supaya SDM di Indonesia dapat
bersaing dengan SDM negara lain.

21

21

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147