Audit terhadap Siklus Pendapatan Penguji (3)

Nama : Wahyu Nur Rohmah
NIM

: 2014017038

Kelas : 4A2
BAB 14

Audit terhadap Siklus Pendapatan : Pengujian Substantif terhadap Saldo
Piutang Usaha
Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok yaitu piutang usaha dan
piutang non usaha,piutang usah adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau
jasa dalam kegiatan normal perusahaan,sedangkan piutang nonusaha timbul dari transaksi selain
penjualan barang dan jasa kepada pihak luar misalnya piutang kepada karyawan,piutang
penjualan saham dsb.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Piutang Usaha di Neraca
1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih
dari debitur pada tanggal neraca. Piutang usaha disajikan di neraca dalamjumlah bruto
dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha.harus dicantumkan
pengungkapannya di neraca bahwa saldopiutang usaha tersebut adalah jumlah bersih

(neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggak neraca,harus disajikan rinciannya di
neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit ( terdapat di kartu piutang) pada tanggal neraca harus
disajikan dalam kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang non usaha harus disajikan terpisah dari piutang usha

.

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akutansi yang bersangkutan dengan
piutang usaha.
Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo piutang yang dicantumkan di
neraca dengan akun piutang di dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal
penjualan,jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
Auditor

harus


melakukan

berbagai

pengujian

substantif

yaitu

:

pengujian

analitik,pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha,pemeriksaan

periksa


batas

transaksi

yang

berkaitan

dengan

piutang

usaha,konfirmasi piutang usaha.
3. Membuktikan kelengkapaan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca.
Auditor

harus

melakukan


berbagai

pengujian

substantif

yaitu

:

pengujian

analitik,pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha,pemeriksaan

periksa

batas


transaksi

yang

berkaitan

dengan

piutang

usaha,konfirmasi piutang usaha. Pemeriksaan atas ketetapan pisah batas transaksi yang
bersangkutandengan piutang usaha.
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
Auditor melakukan pengujian substantif sebagai berikut: pemeriksaan bukti pendukung
transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha, konfirmasi piutang usah.
5. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
Auditor melakukan pengujian subtantif sebagai berikut : prosedur audit awal,pengujian
analitik,pengujian

terhadap


transaksi

rincian

yang

berkaitan

dengan

piutang

usaha,konfirmasi piutang usaha,penilaian terhadap kecukupan akun cadangan kerugian
piutang,pembagian penyajian piutang usaha di neraca dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.
Pengujian subtantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan piutang
usaha di neraca yang diaudit dengan prinsip akuntansi berterima umum.


Namun tujuan utamanya yaitu membuktikan bahwa saldo akun piutang usaha dan akun
penilaiannya ( valuation account) yang dicantumkan dalam neraca mencerminkan saldo akun
piutang usaha dan saldo akun cadangan kerugian piutang usaha yang sesungguhnya pada tanggal
neraca tersebut.untuk mwncapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantive yang
digolongkan ke dalam lima kelompok :
a. Prosedur audit awal
Dengan cara melakukan rekonsiliasi antara informasi piutang usaha yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukung.untuk itu auditor harus melakukan 6
prosedur ini untuk melakukan rekonsiliasi :
1. Usut saldo piutang yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang
bersangkutan di dalam buku besar
2. Hitung kembali saldo akun piutang di dalam buku besar
3. Lakukan review terhadap mutasiluar biasa dengan jumlah dan sumber posting
dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang
4. Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha ke
kertas kerja tahun yang lalu
5. Usut posting pendebit dan pengkredit akun piutang ke dalam jurnal yang
bersangkutan
b. Prosedur analitik
Prosedur ini dimkasudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan

dalam menemukan bidang
melakukan

perhitungan

yang memerlukan audit lebih intensif,untuk itu auditor
ratio,setelah

melakukan

perhitungan

ratio

kemudian

dibandingkan dengan harapan auditor,misalnya ratio tahun lalu.pembandingan ini
membantu peristiwa atau transaksi yang tidak biasa,perubahan akuntansi,perubahan
usaha,fluktuasi acak,salah saji.
c. Pengujian terhadap transaksi rincian

1. Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen
yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
2. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen penukung : faktur penjualan laporan
pengiriman barang,dan order penjualan

3. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung : bukti kas masuk,
memo kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang
4. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan.
5. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dalam minggu pertama setelah tanggalneraca.
6. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
7. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas
d. Pengujian terhadap saldo akun rincian
Dalam siklus pendapatan difokuskan kesaldo piutang usaha dan akun penilaiannya (
cadangan kerugian piutang usaha ) tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci
adalah untuk memverifikasi :
1. Keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Penilaian

4. Hak kepemilikan
Untuk memverifikasi lakukan konfirmasi piutang
1. Tentukan metode,saat,dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan
2. Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi
3. Kirimkan surat konfirmasi
e. Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan
Bandingkan penyajian piutang usaha dengan penyajian menurut prinsip akuntansi
berterima

umum.prosedur

audit

terhadap

penyajian

dalam

laporan


keuangan

pengungkapan piutang usaha adalah
1. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva
tidaklancar
2. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan non usaha
3. Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak
yang memiliki hubungan instimewa,piutang yang di gadaikan,piutang yang telah
dianjakkan ( factored account reciveable)ke perusahaan anjak piutang.

kelima kelompok pengujian substansi tersebut ditunjukan untuk memverifikasi lima asersi
manajemen yang tergantung dalam akun piutang usaha dan akun peniliannya :
1. Keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Penilaian
4. Hak milik
5. Penyajian dan pengungkapan