176807 ID pengembangan cd pembelajaran interaktif

PENGEMBANGAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
BERBANTUAN SOFTWARE CAMTASIA STUDIO
PADA MATERI BILANGAN BULAT
1,

Agus Prasetyawan1)
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang
Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang 50125
Agus_prasetyawan@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengembangkan CD pembelajaran interaktif dengan model problem
based learning berbantuan software camtasia studio pada materi bilangan bulat, sehingga menghasilkan
media pembelajaran yang valid. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Research and
Development. Pada penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE dimana dalam tahapnya
terdiri dari 5 tahapan yaitu analisys, design, development, implementasi, evaluation.
Pengembangan CD pembelajaran interaktif dengan model problem based learning berbantuan
software camtasia studio pada materi bilangan bulat, berdasarkan penilaian secara aspek keseluruhan dari
ahli media diperoleh 79%, ahli materi 89% dan dari respon siswa diperoleh 85%. Hasil tersebut
berkriteria sangat baik sehingga menunjukkan kelayakan CD pembelajaran interaktif. Untuk hasil uji coba

lapangan menunjukkan thitung > ttabel yaitu 2,3828 > 1,6705 maka hipotesis Ho ditolak, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan CD pembelajaran interaktif lebih baik dari
pada pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen
yaitu sebesar 80,10 yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol, yaitu sebesar
73,90.
Dapat disimpulkan bahwa CD pembelajaran interaktif dengan model problem based learning
berbantuan software camtasia studio pada materi bilangan bulat, layak digunakan dan lebih efektif
digunakan dibandingkan pembelajaran konvensional.
Kata Kunci: CD Pembelajaran Interaktif, Model Problem Based Learning, Software Camtasia Studio.

pendidikan khususnya dalam proses

PENDAHULUAN
Perkembangan

teknologi

pembelajaran.

informasi yang semakin pesat di era


Perubahan akan tuntutan itulah

globalisasi saat ini tidak bisa dihindari

yang menjadikan dunia pendidikan

lagi

dunia

memerlukan inovasi dan kreativitas

pendidikan. Tuntutan global menuntut

dalam proses pembelajarannya. Melihat

dunia

selalu


perkembangan saat ini maka bukan

senantiasa menyesuaikan perkembangan

waktunya lagi guru untuk memberikan

teknologi

pengajaran

pengaruhnya

pendidikan

terhadap

terhadap

untuk


usaha

dalam

secara
center)

konvensional

peningkatan mutu pendidikan, terutama

(teacher

penyesuaian

menggunakan metode ceramah dan

penggunaan


Teknologi

Informasi dan Komunikasi bagi dunia

hafalan.

26

dengan

hanya

Kurikulum yang dipergunakan

disimpulkan bahwa materi Bilangan

pada sistem pendidikan saat ini adalah

bulat termasuk salah satu materi yang


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

sulit dipahami karena bersifat abstrak.

(KTSP).

KTSP,

Permasalahan tersebut muncul karena

pembelajaran lebih difokuskan kepada

dalam proses pembelajarannya masih

siswa atau student center sedangkan

menggunakan

guru


penugasan (pengerjaan soal) secara

Dalam

sebagai

kurikulum

fasilitator

dalam

model

individu.

dituntut lebih aktif dalam pembelajaran

mencatat apa yang guru sampaikan


sehingga siswa dapat mengembangkan

kemudian

potensinya secara optimal. Tujuan yang

yang diberikan. Saat guru bertanya,

ingin dicapai melalui kurikulum ini

siswa yang menjawab hanya satu atau

adalah

mampu

dua orang. Ketika guru menerangkan,

mengembangkan kemampuan berpikir


hampir sebagian besar siswa tidak

logis, analitis, sistematis, kritis, dan

mendengarkan, bahkan mereka sibuk

kreatif serta kemampuan bekerja sama

dengan kegiatan lain seperti bolak balik

(BSNP, 2006: 1). Untuk memenuhi

ke

target dari kurikulum tersebut maka

mengganggu siswa lain.

diperlukan


didik

media

dan

mengerjakan

kamar

mandi,

Kendala

model

mendengar

dan


pembelajaran. Dalam hal ini, siswa

peserta

Siswa

ceramah

tugas-tugas

menyanyi

belajar

dan

siswa

atau

yang

menyenangkan

berkaitan dengan pemahamanan konsep

dalam uapaya meningkatkan pola pikir

matematika merupakan suatu masalah

dan potensi siswa.

yang harus mendapat perhatian. Apabila

pembelajaran

yang

Matematika merupakan cabang

kendala ini tidak segera diatasi, maka

ilmu pengetahuan dalam rumpun sains

diperkirakan siswa tidak akan tertarik

yang memiliki karakteristik tersendiri

belajar matematika. Berdasarkan hasil

dibandingkan ilmu lainnya. Bilangan

wawancara dengan salah satu guru SMP

bulat merupakan salah satu sub pokok

N 2 JAKENAN yaitu Bu Eni Kiswati,

bahasan pada pelajaran matematika

S.Pd , menyatakan bahwa pembelajaran

yang

yang digunakan masih menggunakan

diajarkan

di

SMP

yang

mempunyai obyek kajian yang abstrak.

media

Berdasarkan hasil wawancara dengan

pembelajaran

siswa di SMP N 2 Jakenan, dapat

ceramah. Metode ini akan membuat

27

buku

paket

dengan

model

konvensional,

yaitu

siswa cenderung pasif dalam mengikuti

mampu mengkomunikasikan ide yang

kegiatan pembelajaran. Peran guru lebih

dimiliki.
Salah satu model pembelajaran

dominan dibanding peran siswa, tentu
hal

ini

bertolak

belakang

yang

dengan

sesuai

dalam
di

kurikulum yang ditetapkan saat ini.

permasalah

Berdasarkan hasil dokumentasi yang

pembelajaran Problem Based Learning

didapatkan dari guru matematika kelas

(PBL). Menurut Tan (2003) (Rusman,

VII SMP N 2 Jakenan, diketahui bahwa

2014:

nilai UTS 2 tahun pelajaran 2014/2015

masalah

kelas VII mendapatkan hasil yang

pembelajaran

kurang maksimal. Nilai rata-rata UTS 2

kemampuan berfikir siswa betul-betul

kelas VII adalah 74, 75, 76, 71, 75, dan

dioptimalisasikan melalui proses kerja

72 dengan nilai terendah 70. Sedangkan

kelompok atau tim yang sistematis,

Standar Ketuntasan Minimal (SKM)

sehingga siswa dapat memberdayakan,

sekolah tersebut yaitu 75. Maka dapat

mengasah,

disimpulkan bahwa masih banyak siswa

mengembangkan

yang belum mampu mencapai SKM

berfikirnya secara berkesinambungan.

229)

adalah

model

Pembelajaran

merupakan

Arends

tersebut. Hal tersebut dapat dipengaruhi

atas

menyelesaikan

berbasis

inovasi

dalam

dalam

PBM

karena

menguji

dan
kemampuan

(Trianto,

2007:

68)

karena penggunaan model pembelajaran

menyatakan bahwa PBL merupakan

dan media yang kurang menarik bagi

suatu pembelajaran yang berfokus pada

siswa. Untuk itu diperlukan suatu model

siswa dengan menggunakan masalah

dan media pembelajaran yang cocok

dalam dunia nyata yang bertujuan untuk

untuk mengatasi masalah tersebut.

menyusun pengetahuan siswa, melatih

Berdasarkan
tersebut,

maka

kemandirian dan rasa percaya diri, dan

permasalahan
dibutuhkan

pembelajaran

yang

mengembangkan

dan

mengembangkan ketrampilan berpikir

model

siswa

dapat

dalam

pemecahan

masalah.

Model PBL atau pembelajaran berbasis

menggali

pengetahuan siswa secara maksimal.

masalah

Selain itu juga dapat mengaktifkan

pembelajaran yang berfokus kepada

siswa

siswa

untuk

belajar

bersama-sama

atau

merupakan

student

center.

model

Model

sehingga siswa lebih mudah untuk

pembelajaran berbasis masalah tersebut

memahami konsep yang diajarkan dan

bercirikhaskan

28

mengenai

masalah-

masalah pada kehidupan nyata dan

siswa. Sebaliknya, apabila komunikasi

merupakan

yang

berjalan efektif dan efisien, maka

aktivitas

semakin banyak tujuan pembelajaran

memecahkan

yang dicapai. Hamalik (1986) (Arsyad,

pembelajaran

menekankan

kepada

penyelidikan
masalah

dalam

tersebut.

diharapkan

Dalam

hal

siswa

mengembangkan

2014:

ini

19)

mengemukakan

bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam

dapat

proses

kemampuan

belajar

mengajar

dapat

berpikirnya karena ia akan memperoleh

membangkitkan keinginan dan minat

informasi dari berbagai sumber belajar

yang baru, membangkitkan motivasi

mengenai materi yang sedang dipelajari.

dan rangsangan kegiatan belajar dan

Selain itu, model pembelajaran berbasis

bahkan membawa pengaruh-pengaruh

masalah ini membagi siswa ke dalam

psikologis terhadap siswa. Media CD

kelompok yang heterogen sehingga

Pembelajaran

diharapkan dapat memotivasi siswa

digunakan sebagai salah satu alternatif

untuk berinteraksi dengan siswa lain,

untuk

meningkatkan

pemberi pesan (guru) kepada penerima

partisipasi,

saling

berdiskusi

menyampaikan

pesan

dapat

oleh

(siswa).

membantu dan saling bekerja sama
dalam

Interaktif

Penggunaan

memecahkan

media

CD

permasalahan yang mereka dapatkan

Pembelajaran Interaktif memungkinkan

serta berperan aktif dalam pembelajaran

siswa tidak hanya belajar di sekolah

bilangan bulat.

saja, tetapi juga bisa belajar sendiri di
rumah. CD interaktif merupakan bentuk

Dalam pembelajaran, dibutuhkan
juga media pembelajaran sebagai alat

dari

bantu mengajar dalam menyampaikan

“kombinasi dari dua atau lebih media

materi. Criticos (Daryanto, 2013: 4)

(audio, teks, grafis, gambar, animasi,

menyatakan bahwa media merupakan

dan video) yang oleh penggunanya

salah satu komponen komunikasi, yaitu

dimanipulasi

sebagai

dari

perintah dan/atau perilaku alami dari

komunikan.

suatu presentasi” (Prastowo, 2014: 40).

pembawa

komunikator

menuju

Apabila

komunikasi

dengan

baik,

pesan

tidak

bahan

ajar

untuk

interkatif

yaitu

mengendalikan

Sehingga, dengan pengunaan media ini

berjalan
yang

maka proses belajar akan terasa lebih

disampaikan guru sulit dipahami oleh

menarik dan tidak membosankan dan

maka

pesan

29

akan merangsang siswa untuk belajar

sehingga siswa diberi lebih keleluasaan

matematika. Dengan menggunakan CD

dalam

Pembelajaran

materi

dilibatkan untuk mengoperasikan media

pelajaran dapat dimodifikasi dengan

ini, sehingga siswa menjadi lebih aktif

menggunakan berbagai aplikasi seperti

.Rop Philips dalam Nugroho (2008)

Camtasia

Microsoft

menjelaskan makna interaktif sebagai

Powerpoint yang dapat digabungkan

suatu proses pemberdayaan siswa untuk

menjadi

mengendalikan

Interaktif,

Studio

satu

isi

dan

kesatuan

media

belajar.

Peran

siswa

lingkungan

juga

belajar.

menarik.

Dalam konteks ini lingkungan belajar

Sehingga dapat membantu guru dalam

yang dimaksud adalah belajar dengan

menyampaikan materi pelajaran dan

menggunakan

dapat

interaktif dalam lingkup multimedia

pembelajaran

yang

lebih

membantu

siswa

dalam

pembelajaran

memahami konsep-konsep matematika.

komputer.

bukan

Klasifikasi

terletak

pada

Pembelajaran

sistem hardware, tetapi lebih mengacu

Interaktif ini menggunakan komputer

pada karakteristik belajar siswa dalam

sebagai

merespon stimulus yang ditampilkan

CD

Media

media

untuk

pada layar monitor komputer.

mengoperasikannya. Menurut Ali dalam

Penggunanaan

Ali M (2009), menyatakan bahwa

model

pembelajaran

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

mempunyai

ini diharapkan agar siswa menjadi lebih

pengaruh yang signifikan terhadap daya

aktif dalam proses belajar sesuai dengan

tarik

tujuan

penggunaaan
berbantuan

media
komputer

siswa

untuk

mempelajari

kurikulum

yang

berlaku.

Sedangkan,

diharapkan mampu untuk meningkatkan

pembelajaran

prestasi belajar siswa. Dale (1969)

mampu

(Arsyad,

pembelajaran yang menarik, aktif dan

bahwa

2014:13)
pemerolehan

memperkirakan
hasil

penggunaan

CD

kompetensi yang diajarkan. Hal tersebut

interaktif

mendukung

diharapkan
tercapainya

efisien.

belajar

melalui indera pandang berkisar 75%,

Berdasarkan hasil penelitian Feby

melalui indera dengar sekitar 13%, dan

Rizka A.W, dkk tahun 2013 yang

melalui indera lainnya sekitar 12%.

berjudul “Pengembangan CD Interaktif

CD

Media
Interaktif

ini

Pembelajaran

Pembelajaran

bersifat

IPA

Terpadu

Tema

Energi Dalam Kehidupan Untuk Siswa

interaktif,

30

SMP”,

menyatakan

menggunakan

bahwa

CD

Studio

dengan

interaktif

dikembangkannya

dalam

proses

pembelajaran matematika pada materi

IPA

bilangan bulat?

terpadu tema energi dalam kehidupan
yang

efektif

Adapun tujuan dalam penelitian

dalam

pembelajaran nilai hasil belajar siswa

ini

mencapai ketuntasan klasikal sebesar

Mengembangkan

92%, sehingga dikatakan CD interaktif

Interaktif dengan menggunakan model

yang

dan

Problem Based Learning berbantuan

efektif. Sedangkan hasil penelitian dari

software Camtasia Studio digunakan

Cendika M Syuro tahun 2013 yang

dalam pembelajaran matematika pada

dikembangkannya

berjudul

“Penerapan

Problem

Based

layak

Pembelajaran

Learning

antara

lain
CD

untuk:

1)

Pembelajaran

materi bilangan bulat yang valid. 2)

Untuk

Mengetahui

keefektifan

penggunaan

Belajar

CD Pembelajaran Interaktif dengan

Matematika Siswa Kelas VII MTs Al-

menggunakan model Problem Based

Ma’arif

Learning berbantuan software Camtasia

Meningkatkan

Hasil

01

Singosari”,

secara

signifikan dapat meningkatkan hasil

Studio pada materi bilangan bulat.

belajar matematika siswa kelas VII F

METODE
Populasi yang diambil adalah

MTs Al-Maarif 01 Singosari pada

seluruh siswa kelas VII semester I.

materi pecahan.
belakang,

Sampel diambil dengan teknik cluster

masalah yang dibahas dalam penelitian

random sampling, diperoleh 3 kelas,

ini

1)

yaitu: kelas VII C sebagai kelas kontrol,

CD

kelas VII A sebagai kelas Eksperimen,

dengan

dan kelas VII B sebagai kelas Uji Coba.

Berdasarkan

adalah

Bagaimana
Pembelajaran

latar

sebagai

berikut:

mengembangkan
Interaktif

menggunakan model Problem Based

Dalam

suatu

penelitian

Learning berbantuan software Camtasia

dibutuhkan suatu data yang akurat.

Studio yang valid digunakan pada

Untuk memperoleh data yang akurat

pembelajaran matematika pada materi

diperlukan suatu teknik pengumpulan

bilangan bulat? 2)Apakah penggunaan

data yang memadai. Teknik

CD Pembelajaran Interaktif dengan

digunakan dalam pengumpulan data

menggunakan model Problem Based

pada penelitian ini yaitu: a) teknik

Learning berbantuan software Camtasia

31

yang

observasi, b) teknik tes, c) angket

pertimbangan untuk menyempurnakan

respon siswa.

tampilan CD pembelajaran interaktif

Instrumen

penelitian

ini.

yang

Untuk

ahli

materi,

setelah

digunakan untuk mengumpulkan data

melakukan perhitungan, didapat dari

adalah berupa tes dan angket. Tes

ahli materi pertama sebesar 91%, dari

diberikan kepada kedua kelas dengan

ahli materi kedua sebesar 95% dan ahli

alat tes yang sama dan hasil pengolahan

materi ketiga sebesar 80%. Sehingga

data

menguji

rata-rata persentase ahli materi adalah

penelitian.

88%, nilai ini termasuk kategori sangat

Sedangkan instrumen angket digunakan

baik. Dilihat dari sisi materi, media ini

untuk mengumpulkan data penilaian

sudah layak diujicobakan dengan revisi.

digunakan

kebenaran

untuk

hipotesis

CD

pembelajaran

Untuk respon siswa, uji coba produk

interaktif yang dikembangkan. Sebelum

dilakukan pada kelas eksperimen di

diujikan kepada sampel maka soal

SMP N 2 Jakenan yang terdiri dari 31

tersebut harus diuji coba terlebih dahulu

siswa. Secara keseluruhan presentase

untuk mengetahui kriteria validitas,

sebesar

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

didapat termasuk pada kualifikasi yang

pembeda soal. Uji hipotesis meliputi uji

sangat baik, hal tersebut menyatakan

normalitas, uji homogenitas.

bahwa media pembelajaran ini sangat

siswa

terhadap

84,84%.

Pada

hasil

yang

menarik untuk digunakan sebagai media
pembelajaran yang mendukung dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN

pemecahan masalah pembelajaran di

Untuk validasi ahli media, setelah
melakukan

penghitungan

kelas.

diperoleh

persentase 68% dari ahli media I, 76%

Uji Coba Soal dilakukan dengan

dari ahli media II dan 92% dari ahli

memberikan 60 soal yang dikerjakan

media III. Sehingga diperoleh rata-rata

berdasarkan kode soal dengan alokasi

nilai sebesar 78%. Nilai 78% ini

waktu 80 menit. Setelah dianalisis dari

tersebut termasuk kedalam kategori baik

60 soal yang diujicobakan di kelas VII

dan layak digunakan dengan revisi.

A melalui uji validitas diperoleh 31 soal

Walaupun secara persentase media ini

valid, dan 29 tidak valid, dilanjutkan

layak digunakan, namun komentar dan

dengan

saran ahli media tetap dijadikan bahan

diperoleh 27 soal kategori mudah, 30

32

uji

taraf

kesukaran

butir

soal kategori sedang, dan 3 soal

maka

kategori sukar, dengan daya pembeda

kelompok tersebut berasal dari varian

18 soal kriteria jelek, 15 soal kriteria

yang sama (homogen). Untuk kelas

cukup, 19 soal kriteria baik dan 8 soal

2
kontrol dari tabel distribusi χ dengan

kriteria sangat baik. Penentuan soal

Ho

diterima,

artinya

kedua

peluang

evaluasi dipilih 30 dari 31 soal valid

diperoleh

yang didiskusikan dengan guru kelas.

perhitungan

.

Dari

didapat

Pada analisis data awal sebelum
. Karena

dilakukan perlakuan, diketahui bahwa

artinya kedua kelompok tersebut berasal

koefisien korelasi biserial pada kelas

dari varian yang sama (homogen).

eksperimen dan kelas kontrol. Pada

0,103 dan nilai L
kelas

hitung

Selanjutnya pada pengujian t matching

=

ada 3 tahap yaitu yang pertama mean

= 0,107 pada

kontrol.

dikonsultasikan

hitung

matching kelas eksperimen didapatkan

Kemudian

dengan

, yaitu

3,14195 < 11,1, maka Ho diterima,

untuk uji normalitas dengan rumus

kelas eksperimen didapat nilai L

<

71,484 dan kelas kontrol didapatkan

kriteria

70,733. Tahap yang kedua yaitu dari

pengujian dengan α = 5%, n1 = 31 dan

kedua kelas diperoleh

n2 = 30 untuk kelas eksperimen dan

nilai Fhitung =

kelas kontrol didapatkan nilai L

tabel

=

1,112 dan Ftabel = 1,854. Ternyata nilai

0,159 untuk ekperimen dan L

table

=

Fhitung dari kedua kelas < Ftabel maka

0,161 untuk kelas kontrol.

kedua kelas berasal dari populasi yang

Ternyata

sama. Tahap ketiga yaitu dari kedua

nilai L hitung dari kedua kelas < dari nilai
jadi

kelas diperoleh thitung = 0,059 dan ttabel =

kesimpulannya kedua kelas tersebut

1,6075. Ternyata nilai thitung dari kedua

berdistribusi normal. Selanjutnya pada

kelas 1,6075, maka Ho

Jakenan tahun pelajaran 2015/2016.

digunakan uji-t

satu

ttabel

=

1,6075.

bulat

lebih

baik

dari

ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
DAFTAR PUSTAKA
Akhlis, Isa, dkk. 2013. Pengembangan
CD Interaktif Pembelajaran IPA
Terpadu Tema Energi Dalam
Kehidupan Untuk Siswa SMP.
http://journal.unnes.ac.id/sju/ind
ex.php/usej.

bahwa ada perbedaan rata-rata hasil
belajar

matematika

menggunakan

CD

siswa

yang

pembelajaran

interaktif dengan menggunakan model
problem based learning berbantuan

Ali, Muhamad. 2009. Pengembangan
Media Pembelajaran Interaktif
Mata
Kuliah
Medan
Elektromagnetik.
Jurnal
Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1,
Maret 2009, hlm 11-18.

software camtasia studio lebih baik
daripada

rata-tata

hasil

belajar

matematika siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional.

34

Arikunto, Suharsimi. 2012. DasarDasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.

Siregar, Eveline. 2014. Teori Belajar
dan Pembelajarannya. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Aripin. 2009. Step by step Membuat
Video
Tutorial
dari
Nol
Menggunakan Camtasia Studio.
Bandung: Oase Media.
Arsyad,
Azhar.
Pembelajaran.
Rajawali Pers.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode
Bandung: Tarsito.

2014.Media
Jakarta
:

Sutirman. 2013. Media dan Modelmodel Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Budiningsih, C. Asri. 2012. Belajar dan
Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Gagaramusu,
Yusdin.
2012.
Peningkatan
Hasil
Belajar
Mahasiswa Dalam Aplikasi
Komputer
Melalui
Media
Pembelajaran Interaktif. Jurnal
DIKDAS, No.1, September
2012.
Hamdani. 2011. Strategi
Mengajar. Bandung:
Setia.

Statistika.

Suprijono, Agus. 2014. Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Susanti, Dwi. 2013. Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatakan
Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran Sosiologi Kelas Xi
IPS 1 SMA Batik Surakarta
Tahun
Ajaran
2012/2013.
Universitas Sebelas
Maret:
Pendidikan
Sosiologi
Antropologi.

Belajar
Pustaka

Marsigit. 2008. Matematika 1 SMP
Kelas VII. Jakarta: Yuhdhistira.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model
Pembelajaran.
Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.

Syuro,

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif
Menbuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Pribadi, Benny A. 2010. Model Desain
Sistem pembelajaran. Jakarta:
Dian Rakyat.
Rusman.
2014.
Model-model
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Pers.

35

Cendika M, dkk. 2013.
Penerapan
Pembelajaran
Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VII
MTs Al-Ma’arif 01 Singosari.
Email:
cendikahusein@yahoo.com.