Strategi Divisi Public Relations dalam Manajemen Krisis (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Manajemen Krisis Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

(1)

xvi

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pemetaan krisis yang terjadi di PT PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui strategi manajemen krisis public relations PT PLN (Persero) wilayah Sumatera

PEDOMAN WAWANCARA

I. Untuk mengetahui pemetaan krisis yang terjadi di PT PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara

- Sejak kapan Krisis yang terjadi di PT PLN (Persero) WILSU bu?

- Apa penyebab krisis yang terjadi bu?

- Setiap perusahaan tidak dapat menghindari krisis, namun secara spesifik mengapa PT PLN (Persero) WILSU bisa mengalami krisis?

- Termasuk kategori apa krisis yang terjadi di PT PLN WILSU bu?

- Bagaimana para praktisi PRs mendapati adanya krisis di tubuh PLN Sumut bu? Apa krisisnya jelas terlihat, samar-samar atau tidak terlihat sama sekali sebenarnya?

- Bagaimana kondisi perusahaan sebelum, dan saat terjadi krisis bu?

- Kalau kita melihat siklus krisis, krisis yang terjadi di PT PLN WILSU sudah di fase mana bu?

- Apakah krisis Pada PT PLN (Persero) WILSU melewati keseluruhan fase?

- Berapa lama waktu yang dibutuhkan ketika melewati fase-fase tersebut bu?

- Adakah kemungkinan fase tersebut dipotong dan langsung menuju fase pemulihan?


(2)

xvii

- Sejauh mana krisis meresahkan PT PLN (Persero) WILSU dan masyarakat?

- Selama terjadi krisis bagaimana protes publik yang ditimbulkannya bu?

- Dalam menanggulangi krisis, apakah perusahaan berpotensi menerima penyembuhan?

- Bagaimana dengan kemungkinan krisis, apakah krisis yang terjadi paling diperhitungkan atau tidak paling diperhitungkan?

II. Untuk mengetahui strategi manajemen krisis public relations PT PLN (Persero) wilayah Sumatera

- Apa tindakan awal Praktisi PRs PLN Sumut dalam menangani krisis bu?

- Apakah praktisi PRs PLN Sumut mengikuti langkah-langkah yang disarankan mulai dari identifikasi hingga program pengendalian?

- Strategi apa yang dilakukan praktisi PRs PLN Sumut dalam upaya mengisolasi krisis

- Program pengendalian seperti apa yang menjadi pilihan di masa krisis ini?

- Strategi apa yang telah atau sedang dilakukan untuk menanggulangi krisis ini bu?

- Adakah strategi yang memaksinalkan fungsi dan peran PRs PLN Sumut seperti dalam hal press release, brosur, iklan, dll bu?

- Strategi mana yang paling berdampak bu?

- Bagaimana strategi tersebut diterapkan jika dihubungkan dengan keberadaan media? Apa yang dilakukan para praktisi PRs PLN Sumut terhadap media bu?

- Seberapa efektif pilihan strategi yang diterapkan dalam menangani krisis PT PLN Sumut hingga sejauh ini bu?


(3)

xviii

- Apakah strategi tersebut mampu meminimalisir krisis dan akibatnya bu?

- Adakah pilihan strategi yang menghadapkan langsung PT PLN Sumut dengan masyarakat bu?

- Menanggapi aksi protes masyarakat, bagaimana praktisi PRs PLN Sumut menghadapinya bu?

- Sebelum akhirnya krisis terjadi, adakah langkah siaga yang diambil praktisi PRs PT PLN Sumut? Atau sifatnya accidental bu?

- Selama masa krisis, seberapa jauh keterlibatan Praktisi PRs PLN Sumut dalam upaya menanggulanginya? Dan bagaimana respons dan perhatian para top manajer bu?

- Adakah langkah atau strategi yang telah dirumuskan atau mungkin mulai diterapkan di masa pasca krisis bu?

- Strategi manajemen seperti apa yang diambil praktisi PRs PLN Sumut untuk mengembalikan citra perusahan bu?

- Adakah kemungkinan strategi yang dipilih akan memulihkan citra perusahaan bahkan menempatkan citra perusahaan lebih baik daripada sebelum krisis bu?


(4)

xix

HASIL WAWANCARA

P : Peneliti

In (1,2,3,4) : Informan (1,2,3,4)

Informan 1

Nama : Martha Retniati Situmeang TTL :Jakarta, 7 Maret 1988 Pendidikan

Terakhir : D3 Administrasi Niaga Bisnis Politeknik Negeri Jakarta

Jabatan : Staf Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Tempat/ Waktu

Wawancara : Kanwil PLN Sumatera Utara/ 19 Februari 2014 Pkl: 09.56 WIB

P :Okey, langsung ke masalah PLNnya ya kak.. Sebenarnya krisis di PLN ini sudah sejak kapan sih kak?

In 1 :Sebenarnya sudah lumayan lama ya, tepatnya mulai tahun berapa saya kurang tahu tapi sudah lumayan lama. Waktu itu sempat pernah di 2007, namun setelah 2007 tidak begitu, artinya pemadaman listrik tetap ada. Kalau pemadaman listrik itu terjadi kan bisa dibagi-bagi. Bisa karena defisit, pemeliharaan, perawatan, ada juga misalkan perbaikan. Nah, untuk kategori defisit itu terjadi di 2007 dan 2013, setelah itu tidak ada. Bukan tidak ada sih bisa dikatakan berkuranglah intensitasnya.

P :Kalau dari 2007, saya sempat coba cari-cari berita di internet, ternyata ada kaitannya kak dengan gempa tsunami 2006 lalu, seberapa besar gitu kak pengaruh gempa tsunami tersebut menyentuh defisit 2007?

In 1 :Jadi gini, untuk kategori defisit itu, perbaikan dan pemeliharaan karena memang ada beberapa pembangkit yang rusak dan bermasalah karena yang di Aceh sendiri itu kena. Jadi memang kita banyak membangun pembangkit hanya diwaktu yang kita targetkan, Pengoperasiannya tidak tercapai, itu yang menyebabkan. Untuk 2007 sebenarnya aku kurang jelas permasalahan utamanya tetapi untuk tahun 2013, banyak pembangkit-pembangkit yang seharusnya sudah beroperasi ternyata belum beroperasi. Kalau adek tanya kenapa sih belum beroperasi? Kenapa perusahaan sebesar PLN tidak punya planning untuk tahun 2013? Sejauh ini kita sebenarnya sudah mencoba membuat planning yang baik, SDM-SDM PLN sendiri juga lumayan bagus-bagus. Hanya mungkin mahasiswa dan


(5)

xx

pelanggan sendiri tidak mengetahui dengan jelas mengapa hal ini bisa terjadi. Contohnya itu pembangkit di Pangkalan Susu. Pangkalan susu itu harapan besarnya kita. Karena kita yakin pembangkit di Pangkalan Susu mampu menyumbangkan daya yang lumayan besar dan akan membantu mengurangi defisit bahkan menghilangkan defisit di Sumatera Utara ini. Tapi ya itu masalah ijin ke pemerintah. Atau misalnya aja kita mau ajak masyarakat biar sama-sama menikmati enaknya PLN ini, misalnya dengan ya mengizinkan tanah yang dekat dengan daerah pembangkit itu susah. Jadi sebenarnya masalah yang sempat membuat pengoperasian itu tidak berjalan ya perizinan, baik ijin dari pemerintah maupun dari masyarakat. Itu yang menyebabkan kita jauh dari target.

P :Jadi itu sebenarnya yang membawa masalah itu hingga ke krisis di 2013 ini. Okey, kalau penyebabnya yang paling mendasar tuh sebenarnya defisit ya kak. Trus, kalau bicara masalah krisis setiap perusahaan pasti tidak bisa menghindari ya kak, pastilah akan selalu diterpa yang namanya krisis.

In 1 :Aku kurang suka kalau kondisi ini disebut krisis, karena kalau krisis itu kesannya sudah diambang stag. Aku lebih suka menyebutnya defisit. Karena pemadaman ini terjadi bukan karena krisis tapi karena defisit. P :Kenapa saya memakai kata krisis? Karena memang yang saya fokuskan

itu ke manajemen krisis divisi humas PT PLN WILSU ini kak begitu. Krisis ini kan akan kita uraikan di pertanyaan selanjutnya. Artinya tahap-tahap sudah sampai dimana, masih ringan kah, atau sudah sampai tahap-tahap yang lebih jauh. Kalau kakak sebagai bagian dari divisi humas, krisis yang terjadi di PLN sekarang bisa digolongkan ke kategori apa kak? In 1 :Kalau menurut saya dikatakan krisis tidak terlalu ya, karena 2013 ke 2014

kemarin itu tidak terlalu drop. Memang kalau kita melihat 2013 kemarin ya itu tadi kita banyak membangun pembangkit, hanya saja pembangkit yang seharusnya beroperasi di 2013 ini tapi belum beroperasi, terus juga pembangkit di Belawan yang sedang bermasalah pada waktu itu. Nah, di saat bersamaan, beban puncak. Jadi 2013 itu bertepatan di bulan puasa. Di bulan puasa itu pemakaian semakin tinggi. Di luar dari untuk yang sahur itu harusnya kan pemakain listrik kan rendah. Akhirnya selama bulan puasa kemarin pemakaian listrik pun jadi meningkat jadi beban puncak kita mulai dari Agustus sampai September kemarin beban puncak kita naik banget. Yang seharusnya pembangkit yang sudah dibangun bisa mem-back up itu semua namun ternyata hingga 2013 belum beroperasi. Nah belum lagi ada beberapa pembangkit kita yang mengalami kerusakan dan perlu ada perbaikan. Jadi sebernarnya kalau kemarin pembangkitnya tidak rusak, yg lain juga beroperasi pasti tidak terlalu krisis bahkan tidak krisis. Yah, namanya mesin buatan manusia. Nah adek juga perlu ketahui, waktu itu ada suatu kegiatan wisata listrik, di kegiatan itu dijelasin itu bukan mesin yang baru 5 atau 10 tahun baru beroperasi tapi sudah puluhan tahun jadi sistem perawatan dan perbaikan bukan misalnya ada bagian ini yang rusak “kita benerin yok”, bukan seperti itu. Tapi kalau


(6)

xxi

ada satu yang harus kita perbaiki maka yang lain harus stop semuanya. Bertepatan dengan beban puncakny naik, pembangkitnya juga sempat rusak kemarin, jadi drop semuanya tapi tidak terlalu krisis. Memang tidak hanya di Sumatera Utara dampaknya, tapi sebenarnya kan pemerintah dan masyarakat ikut ambil bagian kenapa krisis ini bisa terjadi. Tapi semoga aja 2014 tidak terjadi demikian.

P :Amin..hehehe Kalau misalnya saya tanyakan soal cara praktisi PRs bisa mendapati krisis yang terjadi. Apakah krisis ini datang tiba-tiba, samar-samar atau tidak terlihat sama sekali gejalanya?

In 1 :e… untuk divisi PRsnya, kita selalu infokan area ini akan mengalami pemadaman, penyebabnya apa? Apa karena pemeliharaan, gangguan atau lain sebagainya. Jadi sebenarnya PLN ada 4 unit di regional Sumut, ada kitsu, uip 2, p3bs dan kanwilsu. Nah adek sekarang berada di bagian pendistribusian itu kita wilsu. Jadi kitalah yang mengurusi tentang pelayanan, transaksi, pemasangan baru, pembayaran rekening. Ada bagian pembangkit ini tentang pembangunan pembangkit dan mengontrol pembangkit. Kita ini kanwilsu selalu mendapat informasi, misalnya akan ada pemadaman sehari sebelumnya kami pasti mendapat info. Tapi kami harus tahu dulu, apakah itu perlu kami infokan atau tidak. Karena kami sebagai humas PLN ini, seperti yang adik ketahui kami juga kan berada di bawah pemerintah. Jadi di satu sisi kami harus berkomunikasi dengan pemerintah di sisi lain kami harus berkomunikasi juga dengan masyarakat. Memang PLN ini bukan perusahaan yang mencari untukng tapi ya kalau bisa jangan sampai merugi juga, gitu kan. Walau masyarakat akan resah atau gimana kita memang tidak begitu tapi kita selalu infokan melalui web seperti di www.pln.co.id , kita juga ada kontak 123 yang melayani 24 jam. Nah, seperti yang kita tahu wilayah Sumatera Utara kan luas, kalau misalnya terjadi pemadaman di salah satu titik di Sumatera Utara terus kita harus infokan, maka akan setiap harilah kita menginfokan hal-hal yang seperti ini kepada masyarakat. Jadi kami juga harus pintar-pintar melihat mana yang perlu dan tidak begitu perlu kami infokan. Misalnya seperti di 2013 lalu, itu dampak pemadamannya akan sudah meluas, barulah kita infokan kepada pelanggan. Kita kondisinya begini lho. Jadi kami mohon maaflah atas ketidaknyamannya, gitu. Kalau misalnya pemadaman itu karena pemeliharaan bisa luas sekali. Sampai ini saja kita sudah punya lebih kurang 2,8 juta pelanggan. Maka dari itu kita sebagai PRsnya PLN harus bisa memilah-milah, mana harus kami infokan kepada pelanggan mana yang tidak. Karena kalau kami tidak memilah-milahnya dulu, akan banyak sekali informasi yang harus kami sampaikan kepada pelanggan.

P :Okey kak, kalau dimasyarakat kan kita memang bisa sama-sama melihat respon dan keluhannya. Nah kalau di perusahaan sendiri kak, ada tidak perubahan di perusahaan sebelum dan saat krisis seperti ini?

In 1 :Pasti ada perubahan, seluruh pegawai jadi makin banyak aja kerjanya. Itu pasti sudah awamnya kalau misalkan sebelum krisis yang harusnya kita


(7)

xxii

bisa tidur, jangankan bagian teknisinya atau distribusinya, untuk bagian humasnya aja kita biasany bisa tidur jam 10 malam kita jadinya tidak tidur. Jadi dari segi internalnya pasti berubah, kita memang jadi semakin banyak pekerjaan, Jadi perbaikan memang harus selalu dikejar begitu. P :Kalau kita bicara siklusnya, krisis yang terjadi di PLN sudah di siklus

mana ya kak?

In 1 :Menurut aku mungkin mengarah ke akut ya, cuma belom akut banget sih. gini sih ya, banyak permasalahn di PLN ini bukan cuma dari kita tapi juga dari tanggung jawab seluruhnya. Kalau hanya PLN yang melakukan perbaikan ini tidak akan bisa, tidak akan bisa PLN ini menjadi baik. P :Nah setelah krisis yang terjadi di PLN ini, kalau menurut kakak sudah

mulai mengarah ke akut, apakah ini akan memasuki tahap kronis atau punya potensi segera masuk ke tahap resolusi atau penyembuhan?

In 1 :Pasti ke tahap penyembuhan, kenapa saya yakin ke tahap penyembuhan? Karena dari 2013 ke awal 2014 kemarin aja sudah berkurang sebenarnya. Yah semoga bulan depan atau beberapa minggu lagi tidak ada lagi defisit. Kalau semuanya ikut berpartisipasi memperbaiki PLN. Kalau masyarakat di luar sana meneriakkan PLN begini, PLN begitu, apa perlu kami menjelaskan semuanya. Jadi perlu diketahui pemerintah harus partisipasi, masyarakat juga harus partisipasi. Belum lagi masyarakat di luar sana banyak yang mencuri listrik, atau yang melakukan tunggakan, itu merugikan PLN. Coba kita sama-sama. Coba adek bayangkan, rumah adek seharus 150 jadi 300. Seribu rumah saja, sudah berapa daya kami yang hilang? Itulah singkatnya. Jadi kenapa saya yakin kita bisa kembali membaik kalau semuanya sama-sama ikut bertanggung jawab. Seperti yang saya bilang tadi permasalahan-permasalahan yang terjadi di PLN ini sebenarnya semuanya ikut ambil andil. Tapi pasti akan ke arah yang lebih baik.

P :Kira-kira kak kalau kakak menganalisis, berapa lama waktu yang diperlukan untuk melalui setiap fase?

In 1 :Kalau bicara soal waktu saya sendiri tidak bisa menentukan. Karena memperbaiki mesin ini tidak seperti memperbaiki barang yang bisa dibilang tiga hari selesai atau waktu dibutuhkan untuk memperbaiki ini empat hari, tidak bisa seperti itu.

P :Kalau dari prodromal hingga ke akut berapa lama gitu kak? Mungkin tidak harus spesifik kak, hanya lebih kepada analisis kakak.

In 1 :Yah seperti itu tadi, saya tidak bisa menjawab seperti itu. Contoh, kita sudah planning yang sangat matang untuk setiap pembangkit yang kami bangun hingga ke pengoperasiannya. Tapi memang banyak hal lain yang mendukung untuk pengoperasian satu pembangkit itu, gitu lho. Jadi kalau ditanya kapan waktu yang dibutuhkan dari kondisi ini hingga ke arah


(8)

xxiii

yang lebih baik itu berapa lama. Saya tidak bisa putuskan, karena kalau semuanya mendukung kita pasti PLN akan segera membaik.

P :Kalau dari PLN-nya sendiri pasti ada target kak? IN 1 :Secepatnya lah

P :Terus kalau dampak, kira-kira dampak apa yang diakibatkan krisis ini? In 1 :Dari eksternalnya pasti banyak demonstrasi dimana-mana, terus kalau

adek mengikuti di 2013 lalu, itu banyak kantor kami yang dibakar sama pelanggan atau masyarakat. Mungkin karena mereka sangat emosi karena pemadaman listrik. Kalau dari sisi internalnya yah itu tadi jam kerja kita jadi tidak teratur. bahkan jam kerja kami bisa tiga sampai empat kali lipat dari jam biasanya. Jadi pasti lebih sibuklah, apalagi dengan adanya demo sana-sini, kerusakan-kerusakan dan ada juga somasi-somasi dari pihak-pihak, gitu.

P :Kemudian kalau sudah ada masalah krisis seperti ini pasti selain pegawai yang semakin sibuk, citra perusahaan pasti mengalami penurunan, itu gimana kak?

In 1 :Citra perusahaan pasti buruk.

P :Sejauh apa kak? Apakah hingga mengurangi pelanggan atau bagaimana? In 1 :Kita ini kan perusahaan monopolistik, satu-satunya di Indonesia. Jadi

kalau sampai berkutang atau gimana. Kita ini bukan seperti perusahaan swasta seperti perusahaan Blackberry, ketika sudah banyak handphone Android bermunculan jadi pelanggannya berkurang, kita tidak, pelanggan kita tetap. Jatuhnya di citranya, itu tadi informasi pemberitahuan di luar sana tentang kita pasti buruk, pegawai-pegawai di lingkungannya juga jadi panik. Karena orang-orang juga berfikir karena dialah pemadaman ini terjadi. Itu dampak internalnya. Kalau untuk pasar kita, ya citra kita jadi buruk tapi untuk pelanggan itu tetap kok, pasang baru tetap ada, tambah daya tetap ada. Tanpa kita harus mem-publish apapun pelanggan pasti tetap ke kita.

P :Apakah pemadaman ini sudah sangat meresahkan?

In 1 :Kalau meresahkan, itu pasti. Ini sudah pasti meresahkan masyarakat, makanya sampai terjadi demonstrasi. Disaat bulan puasa, lebaran, pemadaman listrik itu pasti meresahkan

P :1-10 keresahan masyarakat di point berapa kak? In 1 :6 sampai 7

P :Untuk menanggulangi krisis kakak sangat yakin akan segera masuk ke fase penyembuhan? Nah apakah krisis itu paling diperhitungkan atau tidak paling diperhatikan.


(9)

xxiv

In 1 :Ini krisis yang sangat diperhitungkan. Karena sebelum 2013 kemarin tidak ada yang sampai seberat ini. Artinya pemadaman tetap ada tetapi tidak sampai seperti ini. Jadi memang krisis memang sangat diperhatikan, bahkan jadi pelajaran buat kita ya krisis di 2013 ini.

P :Menanggapi krisis ini, apa langkah awal praktisi PRs untuk mengatasi hal ini kak.

In 1 :Yang dilakukan pasti kita berusaha memperbaiki citra PLN di masyarakat. Seperti contoh kita buat kegiatan sosialisasi seperti wisata listrik. Jadi kita mengedukasi wartawan juga mengedukasi mahasiswa. Karena mahasiswa bisa dibilang lebih cerdas dan kritis terhadap kita, juga lumyan mengenal kita. Disana kita jelaskan kenapa terjadi pemadaman, kenapa PLN bisa defisit, seperti ini lho, ini lho penyebabnya. Itu kita jelasin ke mahasiswa. Bagaimana listrik bisa sampai ke rumah-rumah, itu kita jelaskan. Kita juga buat sosialisasi ke sekolah-sekolah. Jadi ke adek-adek kita himbau untuk hidup hemat dan jangan mencuri listrik. Nah untuk masyarakat luas kita infokan melalui media cetak maupun elektrik, koran, televisi, radio, kita juga selalu talkshow. Kita juga terima layanan di call center kita di 123, kita juga selalu infokan di web-web kita, twitter, facebook. Kalau soal membagi informasi sejak krisis 2013 lalu, kita sebagai humas sudah all out. Kita sudah informasikan ke semua lapisan masyarakat. Kita sudah sampaikan ke pemuka-pemuka agama. Kita sampaikan beginilah kondisinya, kita bukan tidak mau jadi kami mohonlah pengertiannya. Sama-samalah kita dukung PLN ini. Jadi humas sudah lakukan lebih lah untuk PLN ini.

P :Nah, dalam mengatasi masalah ini apakah praktisi PRs juga mengikuti langkah-langkah mulai dari identifikasi, analisis, hingga ke pengendalian? In 1 :Kita memang harus melakukan langkah-langkah itu ya, kita memang

harus tahu kenapa ini terjadi dan apa penyebabnya. Karena kami juga merupakan perwakilan PLN ke masyarakat dan pelanggan. Jadi kalau kami tidak mengidentifikasi apa yang terjadi bagaimana bisa kami menginformasikannya kepada masyarakat, apa yang akan kami informasikan? Sekalipun kami di kanwil kami juga harus tahu kondisi pembangkit, penjaringan dan sebagainya. Jadi memang selama masa pemadaman ini kami selalu ikut di kegiatan rapat-rapat. Jadi kami bisa tahu apa yang harus kami lakukan, apa solusinya bagimana caranya untuk meredam emosi pelanggan dan masyarakat.

P :Upaya yang dilakukan praktisi PRs untuk mengisolasi krisis kak?

In 1 :Kita selalu membuat kegiatan yang mengedukasi masyarakat dan berusaha meredam kemarahan masyarakat. Ya melalui talkshhow, dan media lainnya. Kita juga selalui infokan posisi pemadaman bergilir. Kalau dari segi PRs untuk mengatasi defisit agar tidak semakin luas sebenarnya itu bukan area kita. Kita sifatnya hanya menginformasikan dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar. Kita hanya bisa mengingatkan


(10)

xxv

manajemen bahwa masyarakat di luar sana sudah sangat resah lho. Kita harus kerja lebih cepat lagi.

P :Nah untuk langkah pengendalian, praktisi PRs melakukan apa kak?

In 1 :Kita sih fokus untuk meredam emosi masyarakat, melaui talkshow, edukasi ke pelajar2, kita juga terus melakukan analisis, update di koran-koran dan televisi (setiap bulan). Dan talkshow ini bersifat rutin. Sebelumnya kami sudah talkshow di deli TV. Untuk informasi hemat listrik itu selalu kita suarakan di radio setiap hari. Kalau untuk mengendalikan kondisi defisit kita kemarin kita sudah melakukan transparansilah tentang kondisi kita. Caranya wisata listrik, ke pelajar-pelajar, pemuka2 agama, membuat pengumuman di daerah mana dan di jam berapa aja akan terjadi pemadaman listrik, agar masyarakat bisa siap-siap. Itu selalu kami informasikan. Jadi sebenarnya tidak ada lagi pernyataan “Aduh, tidak bisa masak nasi karena rice cooker-nya mati” itu seharusnya tidak terjadi lagi karena kita sudah infokan sebelumnya. Jadi itulah cara kami mengendalikan defisit kemarin.

P :Seberapa efektif strategi-trategi itu bisa menjamah masyarakat kak? In 1 :Kalau untuk media cetak, dari Sumut pembaca koran bilanglah lima koran

besar pasti sebagian besar masyarakat pernah membaca koran ini. Kalau untuk televisi pasti masyarakat juga pernah menonton televisi walau mungkin untuk TVRI dan DELI TV itu jarang. Tapi kita sudah maksimalkan dan beritakan di semua media itu. Untuk segi radio kami juga buat itu di radio kalangan bawah, bahkan ke daerah. Kami pastinya tidak lagi buat itu di radio Prambors, I radio. kami juga harus bisa memilah-milah kalangan mana yang mendengarkan, siapa yang mendengarkan, radio mana yang paling banyak didengarkan oleh kalangan sasaran kita? Nah di daerah dan pelosok itu kan masih banyak mendengarkan radio, koran-koran daerah juga kami tetap jajaki dan masuki yang mana yang banyak dibaca kalangan bawah. Kemudian, tidak hanya kanwilsu, semua kantor-kantor cabang/area di daerah juga ikut menginformasikan kondisi PLN ini, mereka juga melakukan talkshow di radio daerah. Jadi kalau soal menginformasikan masyarakat itu cukup efektif karena kami menyampaikannya tidak hanya melalui satu media, tapi banyak media. Ke pemuka agama pun kami sampaikan jadi saat mereka ceramah itu bisa disampaikan.

P :Kalau soal transparansi PLN ke masyarakat gimana kak? 1-10 gimana ada di posisi mana?

In 1 :Kalau soal transparansi kita sudah sangat transparan ke masyarakat. Bahkan kita mengajak masyarakat yang mau ikut di kegiatan kita untuk melihat langsung kondisinya. Jadi kalau ada yang bertanya kenapa tidak langsung diperbaiki atau dibangun? Sekali lagi memperbaiki pembangkit atau membangun pembangkit itu tidak seperti membangun rumah, butuh waktu bertahun-tahun. Jadi ya itu tadi, banyaklah yang sudah dilakukan. Seperti nanti di bulan maret kita akan ikut kegiatan di PRSU. Itu juga


(11)

xxvi

merupakan bagian transparansi. Kita berusaha menjelaskan inilah kondisinya. Bahkan leaflet dan brosur pun kami manfaatkan untuk menginformasikan kondisi pembangkit kita.

P :Sebenarnya sampai saat ini pemadaman ini kan masih teus terjadi kak, nah apa strategi yang telah atau sedang dilakukan kak?

In 1 :Kita selalu informasikan kepada masyarakat, cuma kalau masih bisa kita kontrol kami akan lewat call center dan web. Tapi kami juga selalu informasikan di spanduk, kita transparan bukakan tentang kondisi PLN. P :Untuk segi press release yang dikirim ke surat kabar itu gimana kak? In 1 :Kalau soal isi, adek pasti tau ya 5w + 1h, jadi kalau kita sudah melakukan

konferensi kita pasti kirim press releasse ke koran. Untuk serutin apa, itu kita buat sesuai kebutuhan saja, jadi press release sifat kondisional. Kalau misalnya ada kegiatan yang harus mengundang media dan perlu disampaikan ke masyarakat kita buat ke media.

P :Dari semua media yang paling mengena ke masyarakat media yang mana kak?

In 1 :Wisata listrik lumayan lebih di banding cara lain, karena dengan mereka survey langsung, bagaimana pembangkit, bagaimana mengoperasikan pembangkit, apa itu jaringan. Yang mana pembangkit Pangkalan Susu. Ini sangat efektif ke media dan mahasiswa. Harapannya media bisa menyampaikan ke masyarakat melalui pemberitaan mereka di koran, televisi dan sebagainya. Kami juga ajak masyakarakat melalui anggota DPR dan pemuka agama untuk sama-sama mengiformasikan kepada masyarakat.

P :Selain hal ini, adakah hal lain yang dilakukan praktisi PRs terhadap media untuk bekerja sama?

In 1 :Tanpa ada krisis ini pun kami tetap menjaga hubungan dengan media. Untuk segi maintanance mereka kita melakukan media gathering, dengan begitu kita akan selalu dekat dengan mereka dan kita selalu open dengan mereka dalam memberikan informasi sejauh informasi itu bisa kami berikan.

P :Mampukah strategi itu meminimalisir krisis di masyarakat kak?

In 1 :Lumayan efektif. Bisa dilihat dari banyak kerusakan, dan demo sejauh ini itu sangat berkurang. Dengan kita berkali-kali melakukan penginformasian kepada masyarakat. Dengan mereka tahu, mengerti dan memahami, masyarakat bisa tau kok.

P :Kalau soal demonstrasi bagaimana PRs menanggapinya kak?

In 1 :Setiap ada demonstrasi itu sudah ada perizinan, kita selalu tau akan ada demo. Jadi hal-hal begini itu pasti kami tanggapi. Kami pasti menerima


(12)

xxvii

mereka, aspirasi mereka. Mengajak mereka berdiskusi, apa yang mereka mau apa yang kami harapkan, jadi kita pasti tanggapi dan kami coba jelaskan mengapa kondisi krisis ini bisa terjadi.

P :Tapi ada pemberitaan yang mengatakan, bahwa humas PLN tidak menanggapi keluhan mereka, ini bagaimana kak?

In 1 :Itu begini, humas PLN itu sebenarnya cuma ada satu yaitu yang ada di kanwilsu ini. Jadi mungkin saja mereka menghubungi unit penjaringan, jadi pasti tidak ditanggapi, karena mereka tidak punya wewenang. Tapi kalau mereka hubungi kita, so far kita selalu tanggapi apapaun pertanyaan dan keluhan pelanggan. Bahkan deputi kami itu pak Raidir Galingging selalu on call. Jadi saya pengen tanya sekarang, PLN manakah yang mereka hubungi dan siapakah yang mereka hubungi?

P :Okey , seberapa jauh keterlibatan praktisi PRs di krisis ini dan bagaimana perhatian para top manajer.

In 1 :Kami jelas sangat terlibat dalam krisis ini, mereka juga sangat peduli, prihatin, mereka juga menanggapi dan merespon. Apa yang harus dilakukan humas agar masyarakat tidak terlalu marah. Mereka pastinya sangat aware, sangat support tentang kondisi ini. Mereka tidak mungkin terjun ke masyarakat karena itu tugas kami. Tapi mereka selalu mengingatkan kami apa yang harus kami lakukan untuk meredam masyarakat. Kita juga punya media monitoring, jadi kami mengkliping koran jadi tentang pemberitaan PLN dan itu kami bagikan ke top-top manajer untuk bisa mengetahui kondisi PLN, bahkan kami juga membuatnya online di web kliping.

P :Nah, mungkin ini sudah memasuki masa pasca krisis. Ada tidak langkah strategi yang akan dilakukan atau sudah dimulai?

In 1 :Yang pasti kami selalu informasikan melalui tanya jawab itu ada web nya di surat kabar, terlibat di bakohumas, FKOB. Jadi kami melakukan kegiatan yang sebenarnya rutin kami lakukan bahkan sebelum krisis. Karena dengan melakukan kegiatan itu saja sudah mampu meredam. P :Nah, untuk keterlibatan PRs sendiri yang paling diharapkan kan di dalam

pemulihan citra, nah apa yang dilakukan praktisi PRs untuk mengembalikan citra ini kak?

In 1 :Untuk soal citra kita program CSR. Artinya kami juga peduli kepada masyarakat. Jadi kami tidak mengurusi tentang kondisi kelistrikan tapi kami juga care dengan masyarakat. Itu ditunjukkan melalui kegiatan-kegiatan seperti perpustakaan keliling, toilet keliling, kami juga membangun PaMH di kampong-kampung. Jadinya PaMH ini contohnya gini ada satu kampung yang belum dimasuki listrik jadi kami memberikan listrik ke desa itu secara CSR. Semua ini kami lakukan untuk membangun kembali citra PLN di mata masyarakat. Dan ini merupakan program rutin dari PLN. Kami juga turut mendukung


(13)

UKM-xxviii

UKM yang ada di Sumut. Selain membantu mereka membangun kepercayaan mereka, juga memperbaiki citra kami.

P :Adakah kemungkinan citra PLN akan jauh lebih baik dibanding sebelum krisis kak?

In 1 :Ada. Kami berusaha untuk memberikan yang terbaik. Karena citra sangat penting. Sehingga hal itu dapat menjaga penjualan. Bahkan dalam kondisi yang tidak terduga-duga pun seperti bencana sinabung, kami juga ikut berpartisipasi membantu.

P :Apa yang sudah dilakukan untuk menanggulangi krisis listrik ini terus meminimalisir pemadaman listrik ini?

In 1 :Mereka pastinya bekerja lebih cepat, dan kami juga menge-push mereka. Kami juga berusaha menambah jumlah pembangkit dan jaringan. Dan untuk melakukan hal itu, itu tidak bisa menjadi keputusan kami sepihak. Karena semua pembiayaan ada di APBN artinya dari pemerintah. Jadi kalau pemerintah arahkan kami untuk melakukan pembangunan ini, itu dengan semua kebutuhannya, kami pasti laksanakan. Dan dengan didukung penuh oleh masyarakat, maka semua bisa berjalan dengan cepat.

P :Di 2013 kemarin kan sebenarnya samapi 4-5 jam, dan sekarang sudah lumayan berkurang. Sebenarnya apa dilakukan unit-unit untuk menekan defisit itu kak?

In 1 :Tahun 2013 kemarin lumayan tinggi kondisi defisitnya, kami sewa PLTD. Trus kami juga push inalum untuk memberikan daya yang lebih banyak.

Informan 2

Nama : Raidir SiGalingging

TTl : Dolok Sanggul, 19 Feb 1962 Pendidikan

Terakhir :S1 Ekonomi Universitas Tri Sakti

Jabatan :Deputi Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Tempat/ Waktu

Wawancara :Ruang Deputi Divisi Public Relations/ 25 Februari 2014 Pukul 14.00 – 14.30


(14)

xxix

P :Mungkin boleh langsung ke krisis PLN nya ya pak. Saya mengatakannya krisis karena memang fokus penelitian saya adalah manajemen krisis. Sebenarnya sudah mulai kapan krisis yang terjadi di PLN ini pak?

In 2 :Krisis di PLN sejak sekitar tahun 1999 gagal membangun pembangkit-pembangkit yang sudah direncanakan pada saat itu mulai harus dibangun pada saat itu, sebagai contoh Pangkalan Susu, Asahan Tiga, Nagan Raya. Ini terjadinya kelambatan atau penangguhan karena krisis moneter. Sebenarnya itu awalnya.

P :Jadi hal tersebut yang berlarut-larut hingga hari ni ya pak?

In 2 :Iya., itu dia. Jadi permasalahan di PLN ini tidak bisa ibaratkan seperti makan cabe. Digigit langsung pedas. Beli cabe, makan langsung pedas, nggak. Jadi perusahaan ini pembangkit PLN harus memang betul-betul didesain, direncanakan jauh-jauh hari sebelum. 10 tahun ke depan kita harus kerjakan sekarang. Karena membangun pembangkit itu tidak gampang. Bertahun-tahun, kalau tidak ada kendala. Kalau ada kendala misalkan dari perizinan, kendala masyarakat tidak mau dilewati towernya. Itu yang saya katakan tadi ini masih normal-normal saja. P :Ada tidak pengaruh gempa tsunami pak?

In 2 :Kalau soal itu saya tidak terlalu jauh ikut campurlah, kita pernah mengalami gangguan ada gempa di Bengkulu. Bulan puasa saat itu. Jadi saat itu mesin kita langsung mati semua. Karena di mesin kita itu apabila getaran melampaui batas itu otomatis mati. Yang kedua apabila lumpur melampaui batas dia juga otomatis mati. Jadi dia diatur untuk itu, jadi pengaruh dua-dua ini kemarin maka itu terjadi. Jadi saya tidak mau bilang krn tsunami, nggak.

P :Setiap perusahaan memang sebenarnya tidak bisa menghindari yang namanya krisis pak. Secara spesifik kenapa PLN bisa mengalami krisis pak?

In 2 :Ya itu tadi yang saya katakan memang kami merencanakan mau membangun pembangkit (3) pada tahun 2000. Tapi kenapa itu tidak jadi dibangun? Kan timbul pertanyaan. Dari krisis moneter, krisis keuangan negara akhirnya membatalkan rencana ini.

P :Jadi sampai sekarang tidak ada pembangunan?

In 2 :Jadi setelah 2008 kemarin itu sudah dimulai. Itulah Pangkalan Susu sudah mulai dibangun sampai sekarang belum siap. Bayangkan itu.

P :Nah, kira-kira membangun pembangkit butuh berapa lama ya pak?

In 2 :O membangun pembangkit listrik itu paling cepat kalau tidak ada kendala, 3 atau 4 tahun.

P :Seharusnya sudah selesai ya pak?

In 2 :Sudah, kalau tidak ada kendala. Cuma karena ada kendala raya, tidak jadi. P :Kalau bicara krisisnya, saya fokus ke krisis di 2013. 2013 yang saya fikir

banyak membawa PLN muncul dimana-mana.

In 2 :Iya, jadi krisis itu terbawa. Itu makanya karena adek bertanya secara ilmiah jadi saya juga menjelaskannya secara ilmiah. Saya tidak mau menjawab kenapa krisis 2013, saya urut dulu, jadi biar adek yang menangkap o rupany PLN itu, tidak seperti makan cabe. Kami kurang kurang tolong berikan daya, nggak gitu.


(15)

xxx

In 2 :Tergantung adek melihatnya, makanya saya cerita itulah yang sebenarnya. Jadi tinggal adek membuat ini terrmasuk kategori apa. Kira-kira begitu. Jadi jangan saya ditanya. Adeklah nanti memilah-milah itu. O begini informasinya. Ini kategori apa tergantung adek.

P :Kalau saya orang awam melihat, ini sudah termasuk fase akut, bagaimana menurut bapak?

In 2 :Susah ini bagi saya. Sah-sah saja penilaian begitu. Kalau aku katakan itu, akut sih bisa dirumuskan iya-iya juga, nggak ya nggak juga . Karena kami ini tetap bisa jalan kok. Kalau yang namanya akut itu apa?? Sudah tidak bisa diobati, kalau udah penyakit. Apalagi bisa diobatin ini, selesai Pangkalan Susu, efektif ini. Ha ha ha makanya itu

P :Cuma kalau kita melihat kondisi sekarang gitu pak, kan memang sudah sangat mengganggu, jadi sudah di siklus mana gitu pak?

In 2 :makanya itu adeklah menjabarkan itu kemana larinya. Saya kan hanya menceritakan itulah PLN, itulah listrik itu. Jadi perlu adek ketahui PLN itu terdiri dari PLN pusat, PLN kanwil, inilah kanwil. Baru ada cabangnya. Artinya adek kan tau situasi keuangan Negara, apa yang dibuat di kanwil harus seizin yang di pusat kan? Prosedur keuangan dan prosedur kebijakan. Jadi PLN di Sumut ini harus tetap tunduk sama pusat atau negara. Dan di negara itu pun setiap ada kebijakan baru harus ada persetujuan menteri keuangan dan DPR. Tidak bisa gampang membangun itu. Ini kan perusahaan negara, a… jadi harus tetap disangkutpautkan sama pusat gitu lho. Jadi tidak bisa saya mengatakan ini besok bisa. Tidak bisa. PLN ini miliknya negara, kebijakan PLN adalah kebijakan negara. Biaya operasi yang dikeluarkan PLN adalah uang negara. Bahkan PLN di subsidi, kan begitu setiap kebijakan subsidi adalah keputusan DPR. Nah, begitu lho.. jadi kebijakan kami itu tidak bisa terlepas dari badan apa, maunya apa, suka kebijakannya sama negaranya.

P :Oke, terus pak kira-kira sejauh dampak krisis ini di masyarakat?

In 2 :Hehehe… Sebetulnya pertanyaan adek itu tidak cocok ku jawab. Karena seharusnya adek yang tahu, karena krisis ini kerugian rakyat begini-begini, maunya adek yang bilang sama saya.

P :Kalau yang saya lihat, begini deh pak, divisi public relations sendiri pasti selalu di setiap harinya menyisir berita-berita di surat kabar. Nah dibandingkan dengan itu, hanya sebagian kecil yang bisa saya ketahui, nah yang saya lihat dampaknya dimana-mana masyarakat, bahkan teman-teman di jejaring sosial menghujat habis PLN.

In 2 :Nah, oke saya coba jawab saja. Nah masalah listrik ini sudah jadi satu kebutuhan. Udah pasti sangat berdampak pada penggunanya. ke penggunanya ya. Karena belum tentu masyarakat di Indonesia ini menggunakan listrik, belum tentu. Jadi mati lampu itu sudah pasti meresahkan, mengecewakan, menyakitkan, kira-kira begitu secara umumnya.

P :Kalau yang protesnya sampai luar biasa sejauh ini ada tidak pak, demo yang anarkis atau bagaimana gitu pak?

In 2 :Kalau hal demo kan sudah biasa ya, statement-statement itu sudah biasa lah dalam Ilmu Komunikasi itu juga sebagai salah satu sarana, media baik secara lisan, tertulis. Kalau kita memang menghadapi semua diterima.


(16)

xxxi

Ada kritikan melalui media, melalui televisi, komunikasi langsung juga, macam lah. Baik secara pribadi, website, melalui segala macam. Secara organisasi. Misalkan orang rebut di perwiritan, orang rebut di gereja, itukah. Memang sudah inilah, karena kami memang menyadari PLN ini sudah jadi suatu kebutuhan, kami juga menyadari sakit kali, susah kali, sedih kali karena mati lampu. Karena kenapa? Kita juga mati lampu kan! Jadi apapun yang masyarakat rasakan saya juga rasakan, karena saya juga mati lampu. Saya juga mati lampu dirumah, keluarga saya. Kadang-kadang kami ini lebih sakit, pertama, keluarga, anak-anak.kek mana papa ini. Masa (kerja di PLN kita mati lampu juga??) Hah. Itu yang kita hadapi gitu lho. Bahkan kami ini menghadapi double. Satu keluhan dari masyarakat, satu keluhan dari keluarga dari diri sendiri. Gitu lho..

P :Kemudian, kalau yang terakhir terjadi, apakah ini satu hal yang sangat diperhitungkan atau ini tergolong biasa saja pak?

In 2 :Ini jelas harus diperhitungkan, berangkat dari krisis moneter yang menyebabkan semua instrument yang ada di negara ini gemetar, termasuk PLN pada saat itu. Untuk mengatasi ini sebenarnya percepat pembangunan. Karena PLN ini tidak barang gampang. Butuh Beli nggak begitu. Kita sebelumnya harus menyiapkan, merencanakan karena pembangunan tidak gampang. Membangun pembangkit tenaga listrik sangat sulit. Makan waktu, makan biaya, bukan bisa biaya kantong pribadi, nggak bisa.

P :Nah, dari semua yang sudah terjadi apa yang dilakukan PRs?

In 2 :Oiya, dari dulu sampe sekarang yang namanya PRs perusahaan, pemberi informasi. Jadi memang tugas utama kami adalah memberikan informasi itu. Berikanlah informasi yang sejelas-jelasnya kepada yang membutuhkan. Termasuk adek sekarang, membutuhkan informasi yakan? Begitulah kita berkomunikasi dengan rakyat. Sedangkan kadang-kadang kita dimaki-maki pun harus dijawab dengan benar. Kira-kira begitulah. P :Berarti krisis 2013 ini tidak terjadi tiba2 ya pak, apa tindakan awal PRs

pak?

In 2 :Yang namanya PRs itu yang menyampaikan informasi. Yang kedua mencoba menjawab. Kan gitu kan, kita kan sudah menyampaikan yang pertama, kedua kita juga umpan balik apa yang dibutuhkan masyarakat, itu yang kita berikan. Sifatnya PRs itu informasi, baik eksternal maupun internal. Memang saat ini khusus PLN informasi dan situasi mengingat Sumut memang lagi krisis masalah listrik ini. Tugas itu menjadi berat. Kita harus menyampaikan situasi perusahaan, kita juga harus menjawab semua pertanyaan dari masyarakat. Biasanya pertanyaan masyarakat ada dua, bahkan banyaklah jenisnya, ada yang menyalahkan, ada yang membangun, yah macem-macemlah. Ini yang susah kita lakukan apalagi ke kalangan eksternal. Tapi kalau posisi perusahaan normal-normal saja nggak palah sulitlah.

P :Nah dari semua yang dilakukan itu yang paling efektif yang mana pak? In 2 :Saya pikir karena ini kbthn yang paling efektif ya media, sosialisasi, dan

hubungan langsung. makanya internal ke eksternal ini. Makanya kami internal perusahaan ini menyarankan semua pegawai PLN itu wajib hukumnya menjadi PRs. Artinya semua pegawai PLN berhak


(17)

xxxii

menyampaikan informasi minimal tidaklah ke tetangga ke dirinya sendiri di rumah. Jadi ini sudah menjadi satu ketentuan yang kita terapkan. Artinya kalau mesjid ada disana wirit, atau gereja, yang bergereja harus diusahakan menyampaikan kesana. Jadi selain media-media ini, koran, radio, televisi, atau segala macam. Ya kita sosialisasi langsung baik secara terorganisir maupun mungkin person-person. Kira-kira begitulah. Termasuk sosialisasi ke perguruan tinggi mugkin, juga ke sekolah-sekolah. Karena ada juga guru-guru yang sudah kita didik untuk mensosialisasikan PLN. Ah saya kira begitulah

P :Isi Sosialisasinya kira2 apa pak?

In 2 :Ya informasi PLN. Inikan kebetulan trennya sekarang ini tren padam, trennya sekarang tren pemadaman. Mungkin nanti atau sebentar lagi tren sosialisasi naik listrik.

P :Kalau di radio gimana pak?

In 2 :Di radio sifatnya kita talkshow, jadi kita memberikan informasi dan mencari tahu apa mau pelanggan, biasanya itu online. Talkshow di semua-semua radio, televisi. Kalau di televisi itu hanya satu arah kalau di radio bisa stereo. Ya memang kalau bagi saya selaku PRs banyaklah yang didapat artinya ilmu yang didapat dari sana paling tidak ilmu kesabaran. Karena pas talkshow itu kita dicaci maki dek, kita jawab dengan senyum aja, diplomasi saja dengan ilmu saja. Yang ujung-ujungnya memang permohonan maaf. Diawali dengan permohonan maaf diakhiri dengan permohonan maaf karena kita merasakan juga sakitnya, betul. Karena kita sendiri juga merasakan itu, karena tidak hanya masyarakat pelanggan saja yang merasakan mati lampu, kita juga. Karena kita pelanggan PLN juga.

P :Terdekat Talkshow di radio mana pak?

In 2 :saya pikir semua radio di Medan, kemarin terakhir di City FM. Di radio pokoknya sudah sering, semua jalan, keiling-keliling.

P :Biasanya talkshow di radio di jam berapa pak?

In 2 :Semua waktu kecuali tengah malam. Pagi, siang,sore agak-agak malam sikit. Hahaha. Karena kadangkadang yang butuh wawancara itu radio itu. Mereka telepon kita, siang ini kita mau talkshow oke kita siap. Kadang-kadang dari pemerintah minta mereka ngomong, yoda kita omongkan kita siap.

P :Kalau keterlibatan media surat kabar pak?

In 2 :Ya media ya kita kan ada koran-koran langganan, apabila kita ada butuh info kita langsung panggil mereka. Kalau mereka yang butuh info mereka yang kejar kita, tergantung kebuthan. Seperti presss release, bisa juga wawancara khusus, bisa juga.

P :Pengiriman press release sekali sebulan atau gimana pak?

In 2 :Tidak juga tergantung kebutuhan, apa yang mau kita sampaikan kita tulis. Kadang-kadang ya gitu dari segi kebutuhan kita, mereka juga butuh kan. Kira-kira begitu. Karena mereka biasanya butuh untuk, misalnya ada berita sepihak kita yang dikejarnya.

P :Dari semua media yang dilibatkan, media mana yang paling efektif meminimalisir krisis pak?


(18)

xxxiii

In 2 :Saya pikir ya gimana ya. Ini kan tergantung masyarakatnya. Ada kelompok-kelompok masyarakat itu memang kita berbicara lima buku aja dia nggak mau tapi ada juga setengah halaman kita sampaikan ya nangkap. Jadi tergantung masyarakat. Makanya saya bilang tadi media semua, baik media cetak, media informasi, radio dan televisi baik media yang tidak terekam itu. Dari door to door itu, secara person-person juga kita laksanakan. Mana yang lebih mempan, hah mana yg lebih mantap ke masyarakat kita jalani, mau melalui jaman, budaya , melalui kekeluargaan, mana yg lebih dekat, silahkan. Karena kita sudah mensosialisasikan pegawai PLN adalah harus menjadi PRs

P :Secara keseluruhan mana yang paling tepat gitu pak?

In 2 :Semua tepat tergantung masyarakatnya, tidak ada yang paling tepat. Apalagi daerah Sumut ini beragam ya majemuk, saya pikir semua harus berjalan, kalau ku bilang nanti media koran berapa sih baca koran, kalau ku bilang radio, radio medan kok. Kalau ku bilang televisi berapa orang nonton televisi. Tapi saya pikir secara keseluruhan semua melihat kemajemukan Sumut. Kontak pribadi juga iya, kontak organisasi, kekeluargaan, media juga iya.

P :Tapi seperti yang pernah saya dengar, ada strategi lain yang digunakan yaitu wisata listrik pak?

In 2 :Termasuk, termasuk wisata listrik itu kan. Dan hanya melibatkan orang-orang tertentu, berapa orang-oranglah yang bisa dibawa wisata listrik. Pelanggan 2,7 juta yang ikut berapalah. Kalau itu yang saya tonjolkan bisa kacau. Tapi sifatnya PRs itu komunikasi itu, sekecil apapun informasi itu berharga. Karena info yang kecil ini bisa jadi malapetaka, bisa juga jadi penyejuk. Jadi jangan nanti adek rumuskan PRs itu harus dari media, belum tentu. Makanya jangan lalai sama informasi-informasi yang kecil, harus tanggap. Baru pelajari informasi mana yang mau kita bagikan, kita cetakkah berita di koran kita jual disana atau rajin nggak mereka mendengar radio, radio apa yang suka mereka dengar. O.. mereka suka dangdut, ayo kita ke radio dangdut disitu kita talkshow. Ya begitu. Jadi di samping ilmu komunikasi ada politik komunikasi. Ah jangan lupa itu.

P :Di komunikasi ada cara kerja PRs secara sistematis dari identifikasi hingga pengendalian, bagaimana praktisi PRs PLN menjalankannya pak? In 2 :Ya itu yang saya bilang sampai ke politik komumikasi pun harus

dibangun, makanya sekecil apapun informasi bisa jadi malapetaka atau bisa juga penyejuk atau menyelesaikan masalah. Artinya apa? Harus dipelajari kan? Knp dia bisa jadi malapetaka, kan itu harus dibahas itu, itu kan harus diamati. Kan begitu. Jadi harus mengikuti langkah-langkah itu. P :Untuk dampaknya sejauh ini ada nggak yang sampai minta ganti rugi

pak?

In 2 :Kalau di dalam PLN kalau ganti rugi itu biasalah kalau memang kesalahan pengoperasian listrik dikarenakan oleh kelalaian perusahaan yang resiko harus kita tanggung.

P :Bentuk ganti ruginya seperti apa pak? In 2 :Pokoknya ganti rugi laaah…


(19)

xxxiv

P :Presentasenya dari 2013 kira-kira yang sampai yg minta ganti rugi ada berapa pak?

In 2 :Kalau untuk karena defisit kita memang ada aturan. Aturan defisit apabila mati secara terus menerus selama 2 kali 24 jam, itu aturannya. Kan belum ada mati 2 kali 24 jam kan? Paling lama 3 jam kan. Itu dia.

P :Krisis sebenarnya dampaknya ke citra, sejauh ini gimana pak dan apa upaya untuk itu pak?

In 2 :Nggak usah saya jawab sudah pasti citra PT PLN persero buruk. Usaha kita yang pertama menyembuhkan, sudah tahu sakit ya kita sembuhkan dululah. Ya artinya kita defisit karena pembangkit kurang ya harus dimaksimalkan bagaimana supaya menyehatkan. Karena tidak akan bisa saya ngomong kami sudah baik tapi ternyata masih ada matinya. Jadi fokus dimana kekurangannya itu, pembangkit harus penuhi itu dulu baru citra itu bisa terangkat lagi.

P :Ada kemungkinan citra PLN akan lebih dari sebelum krisis atau sama saja?

In 2 :Kalau citra itu biasanya apapun namanya apa yang telah diburukkan citra kemarin itu dapat diperbaiki. Berarti membangun baru setelah kita pulih kembali membangun dengan berbagai cara.

P :Apakah PLN juga melakukan CSR?

In 2 :Bisa jadi, itu kan tergantung, kalau memang citranya buruk apapun yang kita lakukan otomatis jadi padam. Apapun yang baik sekarang ini dibuat oleh PLN itu terbenam dengan isu skrg ini yaitu pemadaman.

P :Tapi kalau kita melakukan sesuatu, kan citra itu bisa terangkat lagi?

In 2 :Nanti tunggu dulu harus diiringi dengan tidak padam, selesai dulu ini, karena PLN ini kebutuhan apapun saya katakan memang lampu masih mati-mati itu secara kemanusiaan, secara ilmu pun harus disembuhkan. Saya salahkan masyarakat masih mati-mati lampu dirumh masyarakat senang, karerna listrik ini kebutuhan, kalau kebutuhan kurang jangan lagi disogok. Itu pembodohan.

Informan Ketiga

Nama : Saiful Lubis

TTL : Medan, 16 nov 1958 Pendidikan

Terakhir : Ilmu administrasi Negara UMSU

Jabatan : Plt. Supervisor Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Tempat/ Waktu Wawancara :


(20)

xxxv

P :Belakangan ini kan PLN banyak disoroti media, krisis di PLN ini sebenarnya terjadi sejak kapan sih pak?

In 3 :Kalau pemadaman itu wajar dik. Karena mesin pembangkit kita ini kan udah lama, sejak zaman Soeharto. Itu yang dipertahankan sampai sekarang. Kita sudah pernah canangkan, Cuma sejak terjadi moneter tahun 1998 maka pembangunan ini pun tersendat. Itu yang pada akhirnya membawa masalah sampai sekarang. Kita ajukan juga pembangunan-pembangunan ke pusat, juga kita informasikan kendala-kendala di lapangan, kan macam itu kan. Jadi kita sudah usulkan itu dek, pembangunan Asahan Tiga , yang namanya Aceh Nagan Raya, uap yang di Pangkalan Susu, dan lain-lain tapi kendalanya di lapangan kan, masyarakat tidak terimo. Antara sesama BUMN pun susah di negara ini dek. Masalah kehutanan, pembebasan lahan, masyarakatnya tidak terimo. Banyak tetek bengek namanya di lapangan ini. Itulah kendala-kendalanya. Inilah negara adek ini.

P :Negara kita pak.. Hehehe

In 3 :Kalau bapak disuruh pindah, pindah bapak P :Hahaha… Jadi itu kendalanya ya pak?

In 3 :Iya dek, diadakan pembangunan di daerah ini. Harga tanah melambung tinggi, padahal sudah dibentuk tim independent bahwa untuk mengawasi harga tanah di daerah harganya sekian tapi tidak menerima. Terlalu banyak yg berkepentingan di Negara ini. Itulah jawaban bapak. Bapak kalau wawancara agak keras dek.

P :Tidak masalah pak, hehehe nah, kalau kita melihat sejak 2013 krisis yang terjadi bisa digolongkan ke kategori apa pak?

In 3 :Pembangkit kita dek, defisit dek, kurang kapasitas kita sementara kebutuhan listrik di Republik ini saya sudah kebutuhan pokok itu dek. Adek dirumah misalnya yang orang-orang menengah. Jadi pertambahan pembangunan untuk pabrik untuk rumah, untuk KPR itu kan terus bertambah. Apalagi ditambah manusianya. Harus ada stok sebenarnya, paling tidak negara maju harus punya stok 40 persen.

P :Kira-kira gimana PRs mendapati krisis kemarin pak, tiba-tiba muncul atau sudah terlihat sebelumnya?

In 3 :Tidak, sudah faham pemerintah melihat hal itu dik. 2006 ini sudah terjadi berkelanjutan ini dik soal defisit ini. Ini yang berkelanjutan sampai sekarang.

P :Dilihat dari siklus krisisnya mulai dari prodromal hingga kronis.

In 3 :Bukan akut dek, keberanian pemerintahnya. Kalau ini seperti air sebenarnya berkelanjutan terus. Sebenarnya sebentar bisa diatasi dik, asal pemerintah berani dan turun ke lapangan. Terus ini dik jalan tol yang di Sisingamangaraja yang mau ke siantar segera diselesaikan tidak ada sampai empat sampai lima jam. Keberanian pemerintah aja, siapkan ini, bangun ini. Ini nggak akan sampai akut ni, orang 2006 kejadiannya lanjut 2007, 2009. Bapak ikut ngalami kok. Ini krisis aja terus-terusan. PLN ini kan operator, pesuruh, pelayan. Siapkan ini, disiapkan, pemerintah menyiapkan dananya. Nggak susah itu.


(21)

xxxvi

In 3 :Sebenarnya merugikanlah. Nggak usah jauh-jauh, pedagang kaki lima, café-cafe itu. Harusnya rame-rame datang tapi karena padam lampu jadi tinggal lima, tujuh orang ya wajarlah malam-malam, siang-siang nggak papalah. Biasa malam minggu rame mati lampu tiga jam ya pasti pengaruh lah. Kalau ke perusahaan, ke pegawai jadi beban mentallah dek. Kita juga tinggal di masyarakat kan, tapi itu harus dihadapilah. Soal caci maki, udah biasa itu dek. Soal kata-kata kasar ke PLN udah biasa itu dek. P :Termasuk sangat diperhitungkan atau tidak ni pak?

In 3 :Ini harus segera diselesaikan, apapun masalah pasti bisa selesai dek. Bunuh orang pun bisa selesai itu dek, Cuma kan harus bertahap dek. Itu pembangkit itu paling tidak butuh tiga tahun itu dek.

P :Ketika 2013 krisis listriknya kan drop sekali pak, langkah awal yang dilakukan PRs apa pak?

In 3 :Ada dek, terlebih-lebih kita ya hubungan ke eksternallah. Ke semua lapisan masyarakat, kita buka komunikasi, konfirmasi semuanyalah. Pokoknya ke ekstern itu kita buka. Dr dulu klu komuksi trusnya kita dek, kalau pun tdk ada defisit. Dari lapisan masy bawah sampai atas, elit, eks, ntah hapa2 lah itu. Kita hub itu. Nggak harus karena krisis, namanya komunikasi, silahturahmi, kita tetap jalin komunikasi.

P :Dalam menghadapi krisis dari identifikasi hingga pengendalian pak, apakah dalam hal ini humas PLN juga menerapkan hal yang sama?

In 3 :Kalau dari sisi itu sebenarnya yang tahu kan orang-orang mesin. P :Dari sisi public relations-nya maksud saya pak?

In 3 :Itu-itu saja masalahnya dik. Kekurangan pembangkit. Pasti sudah dipelajarilah dek. Trik-trik nya itu kan.

P :Kemudian, apa langkah yang dilakukan untuk meredam kemarahan masyarakat dan mengisolasi krisis?

In 3 :Terkait dengan itu, sosialisasi kemana-kemana, ke ekstern, ke semua lapisan ekstern, ke media kita buat pengumuman, iklan, spanduk. Apa yang disuruh komunikasi itu udh kita laksanakan itu dek. Tidak ada yg tidak kita laksanakan

In 3 :Iklan, berita di radio, adlib, talkshow, iklan layanan masyarakat, line yang di TVRI itu, semua udah dilaksanakan itu dek.

P :Kalau seperti press release gimana pak?

In 3 :Udah dek, udah semua itu. Harian waspada. Kita pilihlah mana yang paling besar oplahnya yang skala nasional, segala pusat, daerah.

P :Pengirimannya seperti apa pak?

In 3 :Tergantung situasi dan malah kita sampaikan ke surat kabar harian seperti Sumut Pos. Seperti himbauan-himbauan pelayanan juga kita buat lah dek. P :Strategi apa yang paling efektif untuk mengatasi krisis pak?

In 3 :Hubungan ke ekstern, hubungan komunikasi konfirmasi dengan semua lapisan lah dek, kita jaga sama semua. Hub baik. Di sekolah kita tidak dapat lah yang namanya lobi sana lobi sana, hubungan baik baik, kenalan baik. Saya kira itulah dik.

P :Berpotensi tidak menangani krisis pak?

In 3 :Saya pikir ini sudah maksimal apa yang harus dibuat. Jadi memang sudah mampu menangani dik. Namanya manusia, kepuasan pelanggan itu


(22)

xxxvii

sampai kapan pun nggak puas-puasnya itu dik. Sampai titik terakhir namanya kepuasan pelanggan nggak ada puas-puasnya itu dek.

P :Kemudian pak keterlibatan PRs respon para top manajer gimana pak? In 3 :Sudah cukup saya rasa dek. Para manajer itu udah siang malam tak tidur

kurasa dek memikirkan krisis ini dek. Belum lagi dari komisi tujuh DPRnya setiap saat dipanggil masalah krisis. Bolak balik itu dipanggil dek, Mungkin nggak tidur lagi itu dek. Jam tiga pagi kami pernah pulang, dengar pendapat dengar pendapat.

P :Kira-kira apa yang sudah disiapkan praktisi PRs, berhubungan dengan citra

In 3 :Kalau itu dek masyarakat yang menilai dek, kalau kami yang pasti bekerja semaksimal mungkin tanpa pamrih. Yang pasti kita berusaha meningkatkan pelayanan dari sisi apapun terhadap masyarakat. PLN ini adalah pelayan. Pokoknya berikan yang terbaik, yah… manusianya lah termasuk pembaca meter, pelayanan, karena kita berhubungan dengan pelayanan bagaimana pegawai itu menerima pengaduan masyarakat, pembacaan meter, pencatatan meter. Tentang pelayanan gangguannya, kalau ada kerusakan bagaimana, itu tergantung manusianya dek kursus apapun dilakukan kalau manusia nggak mau menerima apa yang diterapkan perusahaan, nggak akan baik perusahaan itu dek.

P :Bagaimana dengan aksi demonstrasi yang terjadi pak? Dan apa langkah-langkah yang disiapkan untuk mengatasinya pak?

In 3 :hujatan ke PLN itu wajar dik. Kalau langkah-langkah yah disiapkan lah adanya pembangunan baru untuk mencukupi kapasitas-kapasitas yang kekurangan. Sementara di Sumut ini sudah sering beban puncak. Kalau mesin pembangkit rusak saja harus ada pemadaman, makanya harus ada stok, negara maju harus ada 40 persen stok stanby. Kita tidak punya Sumut. 1600 mw harus ada 40 persen dari situ berarti harus ada 400 Mw, makanya kalau kita rusak 100 MW saja sudah ada pemadaman 1 jam. Itulh kenyataannya. Bapak sepuluh tahun di humas ini dek, makanya bapak agak keras orangnya, agak vokal. Karena di lapangan bapak juga pelanggan PLN juga tapi karena kita masih di PLN ya seperti itunya. P :Jadi kita tida punya cadangan ya pak?

In 3 :Nggak ada dek. kita punya pas-pasan kalau rusak satu, pasti ada gangguan tapi tidak seberat ini. Tapi kalau sosilisasi kita sudah lakukan terus dek. Jadi nggak ada yg bisa disalahkan disini

P :

In 3 :pusat sudah siapkan, malah sebenarnya salah satu direksi sudah tinggal disini untuk menyelesaikan masalah ini.

P :Bagaimana pengaruh krisis ini terhadap citra perusahaan pak?

In 3 :Kalau sampai berapa tahun kita kurang tau lah kan, karena tahun ini bapak pension kan. Kalau soal citra PLN hubungan komunikasi, konfirmasi, bagaimana pun parahnya kita kalau hubungan komunikasi tetap jaiin hubungan, walau tidak ada pemadaman kalau kita jaga komunikasi maka citra akan tetap tertolong.

In 3 :Tukang becak, pengumuman, spanduk-spanduk di tukang becak itu dek. Nah itulah . jadi gubernur, presiden pun tahu tentang pemadaman listrik di Sumut ini udah tahu itu dek. Gitulah dari rakyat kecil untuk mengajak


(23)

xxxviii

berhemat. Dari orang kecil sampai orang besar. Dan itu strategi yang memang baiklah dek, komunikasi hubungan konfirmasi. Kemarin seminggu yang lalu dengan DPR dan komisi satu du City FM.

P :

In 3 :Sebenarnya semua sisi di negara ini nggak cuma listrik krisis dik, pendidikan, perhubungan, agama, nggak ada bisa diambil contoh dan teladan. Bukan hanya energi, terutama krisis moral. Kalau bisa diusir cari negara lain pergi saya dek. Saya buat negara Berbelawan.

Informan Keempat

Nama :Agus Mulyadi,

TTL :Belawan 17 agustus 1967 Pendidikan

Terakhir :SMA Widyautama Medan Jabatan :Staff Humas sejak 1999 PLN Tempat/ Waktu

Wawancara :Ruang Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara/ 25 Februari 2014 Pukul

P :Sejak kapan krisis listrik 2013 ini terjadi?

In 4 :O pernah 2006-2007 itu pernah mengalami krisis juga PLN tapi bisa teratasi karena adanya pembangkit-pembangkit dari PLN, diupayakan pembangunan-pembangunan pembangkit jadi krisis itu bisa teratasi walaupun memang berjalan dengan ya bertahaplah tidak cepat tapi bisa teratasi. Dengan adanya pembangunan seperti di Labuhan Angin, Simpang Sihaporas, penambahan (sewa) genset lagi dan beberapa pembangunan-pembangunan pembangkit yang diimbangi oleh PLN tentang adanya krisis itu nah ini bisa terkover dia hingga beberapa tahun kemudian. Tapi dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara, pertumbuhan konsumsi energi listrik di Sumut semakin tinggi, ini semakin tidak terimbangi oleh PLN dari pembangkit yang dimiliki oleh PLN sehingga sekarang ini 2013 terjadi lagi krisis karena memang ada beberapa mesin pembangkit kita yang di Belawan, Labuhan Angin, mengalami kerusakan perbaikan-perbaikan, sehingga terjadi lagi kekurangan pasokan listrik karena mesin-mesin pemeliharaan pembangkit di Belawan dan Labuhan Angin. Jadi yang kita lakukan adalah melakukan penyewaan genset mencapai 500 MW, 250 MW kita upayakan untuk masuk ke sistem kita. Jadi kalau krisis itu memang sejak 2006 sudah terjadi. Jadi semakin tinggi kebutuhan energi listrik yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan konsumsi energi listrik dengan daya dan pembangkit yang ada tidak terimbangi lagi. Nah kalau diruntut sebenarnya ada kaitannya sama krisis 1998. Kan PLN lebih kurang sejak 1995 sudah merencanakan pembangunan pembangkit, Asahan Tiga, Nagan Raya, dan beberapa titik pembangunan pembangkit sudah direncanakn. PLN juga sudah mengatur anggaran-anggaran biaya


(24)

xxxix

yang akan dibutuhkan dalam membangun pembangkit. Jadi pemerintah bersama PLN juga setuju pada saat itu, anggaran dari PLN pun sudah oke, akan dilakukanlah rencana-rencana pembangunan pembangkit listrik untuk mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara ini. Artinya sebelum terjadi krisis listrik sudah difikirkan oleh PLN dengan merencanakan pembangunan-pembangunan mesin pembangkit untuk mengimbangi akan semakin besarnya kebutuhan listrik di Sumut ini. Namun rencana itu ternyata kandas di tahun 1998, sejak krisis moneter sehingga apa-apa yang sudah dianggarkan tidak bisa lagi berjalan sebagaimana diharapkan, memang ada kaitannya dengan krisis moneter itu, maka pembangunan itu ditangguhkan. Karena kita tahu bahwa pembangunan untuk satu unit mesin pembangkit dengan kapasitas 100 MW bisa mencapai biaya sampai 1 triliun dan waktu yang dibutuhkan hingga setahun, 2 tahun. Itu dengan ada krisis itu terpaksa ditangguhkan pembangunan itu. Tapi bukan berarti PLN jalan ditempat atau diam, untuk mengatasi itu tetap menggunakan rencana itu tapi tidak sebesar dan segencar seperti yang kita rencanakan itu.

P :Apakah tid

In 4 :Itu tidak terlepas dari biaya, jadi memang sudah ada yang terealisasi seperti Simpang Sihaporas, Labuhan Angin, penyewaan genset, sampai sekarang kita penyewaan genset ada di beberapa titik seperti di Glugur, Belawan, Kuala Namu. Cuma di Kuala Namu sekarang masih pemantauan karena masyarakat tidak terima mau menerima adanya kebisingan akibat operasional mesin genset itu. Jadi saya fikir PLN sejak dulu tetap mengantisipasi memikirkan pembangunan-pembangunan pembangkit untuk mengantisipasi terjadinya krisis di PLN. Tapi memang upaya itu kandas karena krisis moneter dan sekarang merangkai lagi sesuai dengan anggaran yang disediakan negara.

P :Kira-kira termasuk kategori?

In 4 :Memang krisis karena kekurangan pasokan atau defisit. Artinya kebutuhan masyarakat dengan konsumsi energi listrik di Sumut ini mencapai 1700 MW sementara kemampuan PLN cuma 1300 MW itu kalau tidak ada mesin pembangkit yang mengalami pemeliharaan (maintanance). Kalau seandainya ada salah satu yang mengalami pemeliharaan ini defisit mencapai 300 MW dan karena itu kita harus melakukan pemadaman. Itulah antar kebutuhan masyarakat dengan cadangan yang ada pada PLN itu sekarang ini hampir bahkan sudah seimbang. Artinya kebutuhan masyarakat segitu, PLN juga segitu. Kebutuhan 1600 MW PLN pun antara 1500-1600 MW juga. Jadi kalau ada salah satu mesin pembangkit yang mengalami kerusakan atau pemeliharaan pastilah defisit. Idealnya satu unit pembangkit itu kalau dalam satu sistem kelistrikan idealnya PLN harus mempunyai cadangan 30 persen dari energi yang ada, sehingga kalau ada salah satu mesin pembangkit ada yang mengalami kerusakan atau pemeliharaan maka tercoverlah oleh spare atau cadangan tadi, sehingga tidak terjadilah defisit atau pemadaman. Cuma karena saat ini PLN dalam kondisi pas-pasan sehingga apabila salah satu pembangkit mengalami pemeliharaan atau perbaikan. Maka terjadilah defisit, kemungkinan pemadaman listrik


(25)

xl

bergilir itu tidak bisa dielakkan, pasti terjadi. Apabila sekarang frekuensinya ada yang dua jam bisa satu kali atau dua kali sehari, itu karena besarnya defisit, kalau defisit sudah diatas 300 MW, itu bisa mengalami pemadaman tiga kali dua jam. Tapi kita sudah menyurati para industri besar di kota Medan dan Sumut untuk tidak melakukan pemakaian pada beban puncak nah itu bisa berkuranglah mungkin cuma dua kali pemadamanannya. Kita upayakan semakin mengecil terus kalau bisa satu kali aja dalam satu hari , trus kalau bisa satu jam sekali pemadaman gitu. Terus PLN juga berupaya menekan semaksimal mungkin kecilnya pemadaman itu.

P :Krisis yang terjadi bukan suatu hal yang tiba-tiba. Sudah terbaca, sudah terlihat jauh-jauh sebelumnya, dengan terjdinya kegagalan membangun pembangkit dan lain sebagainya.

In 4 :Kalau bicara soal tiba-tiba saya pikir apabila terjadi kerusakan yang mendadak (blackout) itu memang sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Dan kita itu sebenarnya ada jadwal maintenance pembangkit. Sekian ribu jam beroperasi itu wajib melakukan maintenance (pemeliharaan) apabila kita tidak jadwalkan itu maka kerusakan bisa lebih fatal lagi terhadap mesin pembangkit

P :Brarti sejauh ini tidak ada kerusakan yang tiba-tiba ya pak ya?

In 4 :Mudah-mudahan sejauh ini tidak ada. Memang terjadwal. Tapi untuk kita sebelum melakukan pemeliharaan tentu ada upaya-upaya yang kita lakukan supaya bisa mengkover tidak terlalu besar defisitnya, seperti sewa genset sehingga kalau terjadi satu pemeliharaan dengan mesin GT 1 2, atau GT 2 1 hingga 425 MW. Bagaimana supaya jangan sampai dua unit ini rusak, kita mengatur jadwal pemeliharaannya supaya tidak terlalu besar defsitnya. Dan hari-hari besar agama pun tidak boleh, kita harus jaga itu, jangan sampai ada pemadaman. Dengan cara apa? Walaupun nanti schedule waktunya pemeliharaan jatuh pada bulan Desember natalan, atau tahun baru, itu diupayakan pemeliharaan ditangguhkan, dimajukan, atau dimundurkan, agar tidak pada saat itu kena.

P :Nah, kembali pada krisisnya pak, bagaimana kondisi perusahaan sebelum dan ketika krisis terjadi pak?

In 4 :Untuk perusahaan sendiri, saya pikir PLN merupakan BUMN tersehat di Indonesia. Dari sisi ekonomi, pelayanan, mungkin BUMN tersehatlah. Saya kira untuk hal-hal yang seperti itu, artinya untuk masalah perusahaan itu tidak ada kendala di dalamnya. Seperti biaya operasional kepegawaian, biaya operasional kesehatan, biaya operasional administrasi dan sebagainya, itu tidak ada masalah atau kendala. Dan bahkan biaya operasional untuk maintenance pembangkit itu, saya pikir itu juga terpadukan, ada masing-masing. Kita kan unit wilayah, kantor wilayah, kantor distribusi, pembangkit, kantor jaringan, macam-macam. Dari sisi perusahaan masyarakat juga tahu PLN merupakan perusahaan BUMN tersehatlah ya. Kalau misalnya pembngkit kita mngalami kerusakan atau defisit otomatis dong pegawai PLN juga merasakan hal yang sama dengan masyarakat. Dan kita sebagai pelayanan khusus ketenagalistrikan yang semakin tinggi frekuensi kita untuk melakukan


(26)

xli

upaya pelayanan tadi. Misalnya kami ada posko-posko, dinas pelayanan teknik pun terus ditingkatkan wawasannya.

P :Posko seperti apa itu pak?

In 4 :Posko misalnya posko pengaduan pelanggan, posko hari2 besar, posko pelayanan.

P :Itu biasanya pake media apa pak posko-poskonya?

In 4 :ya langsung, internet, bisa melalui website, telepon langsung dan ada sekarang sebenarny kita sudah ada call center 123, nah itu lebih efektif. Jadi masyarakat yang mau mengetahui langsung, melihat langsung kondisi keberadaan PLN juga tentang pelayananya kepada masyarakat. Di kantor-kantor unit kita itu ada posko. Ada namanya dinas pelayanan, gangguan, standby 24 jam. Apalagi saat defisit seperti ini, kami juga mengupayakan supaya mengajak, menghimbau keluarga, tetangga famili untuk hemat agar defisit ini jangan terlalu terpuruk. Artinya kalau kita masing-masing pegawai sudah diinstruksikan oleh manajemen, ajak keluarga minimal RT masing tuk melakukn gerakan hemat. Sehingga defisit ini bisa terbantu dengan adanya PLN dan pegawai PLN peduli terhadap dirinya sendiri. Jadi khususnya untuk pegawai sendiri ditetapkan dimulai dari pegawai PLN sendirilah untuk melakukan gerakan hemat, mengajak tetangga, famili. Artinya dengan adanya defisit ini pegawai PLN merasa harus siap menerima perintah atasan apapun yang namanya bisa memberi pelayanan kepada masyarakat. Juga mengambil empati dari masyarakat, pegawai diinstruksikan tidak membeli dan menggunakan genset di rumah, artinya pegawai PLN harus sama-sama mengalami menderita dan merasakan pemadaman listrik ini dengan masyarakat. Jangan nanti masyarakat di sebelah kita udahlah ngedumel, mengomel, merepet, mencaci-maki PLN. Kita di sebelah rumahnya mentang-mentang orang PLN jadi pake genset terang benderang.

P :Nah kalau kita lihat siklus krisis, krisis PLN ini sudah dimana ya pak? Prodromal, akut, krisis hingga resolusi. PLN di posisi mana pak?

In 4 :O nggak, nggak. Saya kira hal-hal yang seperti itu tidak. PLN tetap berupaya, artinya ada kajian, kan ada rasio elektrivikasi. Setiap tahun rasio elektrivikasi kan semakin meningkat ini grafik atau frekuensi pertumbuhan kebutuhan listrik di masyarakat. Kami (PLN) kan bisa mengevaluasi kondisi yang ada, untuk mengimbangi itu ya pasti sudah ada perencanaan-perencanaan, sekarang sudah berlangsung di Pangkalan Susu, Nagan Raya, Asahan Tiga. Nah inilah membiarkan sampai ke akut itu tidak, masih dalam suatu upaya PLN memikirkan sebelum jauh melangkah.

P :Kondisi ini kalau menurut bapak, apakah ini kan segera ke pemulihan atau ada potensi ke akut bahkan kronis?

In 4 :Jelas, Optimis PLN akan segera mengarah ke penyembuhan, bahkan sekarang menteri BUMN saja sudah menginstruksikan/menugaskan salah satu direksi yang ada di Jakarta harus bertugas di Medan untuk mengamati keadaan kelistrikan di Sumut. Artinya dengan adanya salah satu direksi duduk di Medan ini semakin cepatlah perubahan-perubahan kemajuan, perbaikan yg dialami krisis listrik di Sumut ini. Sampai seperti lho kebijakan yang diambil.


(27)

xlii

P :Kalau kita melihat dampak krisis, kira-kira dampak seperti apa yang diakibatkan listrik ini di masyarakat dan di perusahaan juga?

In 4 :Ya itu tadi, budaya hemat masih minim, kadang-kadang “emangnya gue pikirin”, kadang-kadang keluar dari kamar mandi saja tidak mematikan lampu. Kalau kita mau saja dalam satu rumah tangga mau menghemat 50 Watt saja, sementara pelanggan PLN di Sumut ini hampir 3 juta pelanggan. 3 juta kali 50 Watt kita sdh menghemat berapa gitu kan. Kita sudah terhemat 150 MW

P :Sebenarnya dengan pemadaman listrik ini, bagaimana dampaknya di masyarakat yang bisa ditangkap PLN melalui pemberitaan.

In 4 :Pertama sekali pertumbuhan kebutuhan listrik di Sumut ini terus meningkat, mungkin sampai 7 persen. Jadi mungkin kenaikan daripada rasio kebutuhan masyarakat ini semakin meninggi, nah kebutuhan itu tidak terimbangi oleh mesin pembangkit yang ada di PLN, nah itu kan satu fakta utama kan, ya tidak terimbangi lagi kebutuhan semakin meningkat sementara PLN masih beberapa saja yang masih dibangun, kalau kebutuhan itu datangnya berlari PLN mugkin berjalan, tapi kita terus melakukan pembangunan, tapi kan memakan waktu. Pertumbuhan tadi tidak mengenal waktu, pesat. Kadang-kadang kebutuhan pembangunan di Sumut makin maju pesat, mana bisa kita tahan-tahan kan. PLN tidak bisa bilang jangan membangun. Tidak boleh kita tahan pembangunan. Pembangunan semakin meningkat sedangkan PLN masih membangun lamanya bisa satu tahun, 2 tahun. Jadi pembangunan inilah yang tidak bisa diimbangi PLN.

P :Mungkin bicara apa yang dialami masyarakat, sejauh mana krisis ini meresahkan masyarakat pak?

In 4 :Itu manusiawilah, jangankan masyarakat kita saja orang PLN kalau mengalami pemadaman kadang-kadang menggerutu juga dalam hati apalagi masyarakat awam. Tapi begitu pun kita mengharapkan kepada masyarakat ya kondisi ini bukanlah sesuatu hal yang dibuat-buat oleh PLN. Bukan disengaja oleh PLN. Siapa sih yg mau rugi. Dengan adanya pemadaman ini kan pasti mengalami kerugian. Dan ini juga merugikan PLN juga. Dampaknya ke masyarakat dan PLN sendiri. Jadi perusahaan mana yang mau merugi. Eksternal dan internal juga merugi, Kenapa? Karena kalau padam listrik tidak dikonsumsi masyarakat sementara PLN menagih dengan meteran. Kalau mati lampu kan tidak jalan meteran akhirnya pembayaran juga turun kan. Jadi dampak ke PLN ada, ke masyarakat juga ada. Masyarakat juga banyak mengalami sesuatu yang sifatnya merugikan, itu macemlah. seperti ekonomi jadi mandek, sedang melakukan operasional produk dia trnyata tidak berjalan karena mati lampu sehingga dia rugi , tidak nyaman di malam hari karena gelap, tidak bisa menikmati AC, banyaklah yang dirasakan masyarakat akibat pemadaman ini. Tapi jelas dari PLN ini tidak sesuatu yang disengaja memang kondisi itulah yang terjadi sehingga pemadaman tidak bisa dihindari. Kami mengharapkan kepada masyarakat bisa memaklumi itu dan himbuan kami mari sama-sama menjaga kelangsungan pasokan listrik itu dengan cara yang paling efektif itu adalah sama-sama hemat


(28)

xliii

listrik. semakin banyak kita membangun listrik kalau tidak hemat sama saja.

P :Nah, krisis yang sedang terjadi selama 2013 sampai saat ini apakah ini termasuk krisis yang sangat diperhitungkan?

In 4 :Oiya, paling diperhitungkan. Karena 2014 ini dek ini adalah tahun politik. Jika PLN tidak mendukung perkembangan, tidak mendukung dari sisi energi litrik kepada pemerintah, kepada orang-orang yang melakukan pembenahan di negara kita ini, adanya pemilu, ini adalah suatu pola pikir yang mau membawa Indonesia maju. Kalau PLN tidak mendukung program itu, kalau begitu PLN kayaknya apatis terhadap pembangunan. Kenyataannya tidak begitu dek, PLN tahun ini memang benar-benar fokus berpikir keras untuk melakukan yang terbaik terhadap kondisi kelistrikan di Sumut ini, agar tidak terjadi lagi defisit yang berkepanjangan di Sumut ini. Karena apa, dimana keseriusan PLN, sampai-sampai direksi PLN akan turun langsung, dan bekerja membuka kantorny di Sumut ini, tidak lagi di Jakarta, tapi sudah khusus di Medan, Sumut. Untuk memantau kondisi kelistrikan di Sumut ini agar bisa teratasi secepat mungkin. Ini suatu keseriusan yang luar biasa. Ini tekad PLN untuk perbaikan Sumut ini merupakan pemikiran yang fokus dan serius.

P :Kira-kira 2013 apa tindakan awal praktisi PRs dalam menangani krisis listrik?

In 4 :PLN sudah melakukan penyewaan genset, itu yang paling cepat dilakukan dan tidak ada cara yang paling cepat selain itu. Jadi cara mengantisipasi yang paling cepat ya menyewa genset. Karena kalau menyewa genset kita tinggal mendatangkan dari luar kemudian tempatkan di suatu tempat disini, dipasang semua alat-alat jaringannya supaya terkoneksi di gardu, kalau membangun kan makan waktu lama,itu yang paling cepat. Jadi ada beberapa titik yang dilakukan PLN untuk penempatan pemyewaan mesin genset itu dan semua sudah beroperasi tinggal hanya yang di Kuala Namu saja yang memang lebih kurang 30 MW di Kuala Namu yang belum beroperasi mesin gensetnya karena masyarakat sana belum mau menerima adanya kebisingan, keributan gegarnya karena hidupnya mesin genset, jadi inilah kendala, kami mengharapkan kepada masyarakat supaya mau memaklumi agar merelakan mesin itu bisa beroperasi disitu sehingga defisit bisa teratasi dan tertekan.

P :Kira-kira apa yang sudah dilakukan terhadap masyarakat di sekitar Kuala Namu pak agar masyarakat mau mengerti?

In 4 :Nah kesadaran itulah sebenarnya yang paling dominan diharapkan PLN, karena mereka juga padam listrik kan. Kalau PLN sudah memfasilitasi mesin untuk dioperasikan supaya tidak ada pemadaman yang berkelanjutan apa salahnya kita biarkan sajalah PLN itu kita nggak usah protes-protes. Tapi begitupun PLN tetap melakukan pendekatan-pendekatan kepada pemerintah setempat maupun para pemuka yang bisa diajak berkonsultasi dan bermusyawarah.

P :Dalam mengatasi krisis, PRs kan sebaiknya melakukan identifikasi hingga pengendalian krisis, apakah praktisi PRs PLN juga melakukan hal ini?


(29)

xliv

In 4 :Itu memang sudah ada tugasnya masing-masing, kalau kami tidaklah pantas tidaklah cocok meneliti tentang kondisi itu kenapa seperti ini. Tapi secara SOP-nya sudah ada, kita ini humas PLN wilayah Sumut ini kami menyampaikan tentang kondisi itu dan apa yang sudah dilakukan PLN dalam mengatasi defisit pembangkit apa upaya yang dilakukan PLN dan harapan-harapan PLN.

P :Maksud saya lebih kepada upaya yang dilakukan praktisi PRs PLN dalam meredam kemarahan masyarakat?

In 4 :Sebenarnya tidak sistematis tapi upaya-upaya dalam rangka meredakan emosi masyarakat, kita lakukan sosialisasi lewat event talkshow di radio, di koran, pertemuan bakohumas, antar pemuka agama, ada di acara-acara hari besar agama, disitu kita lakukan sosialisasi-sosialisasi. Sehigga masyarakat mau mengerti dan memahami bisa mengurangi tendensi masyarakat yang sifatnya arogan, anarkis dan sebagainya. Sebenarnya secara tidak langsung kita juga sudah melakukan identifikasi itu juga sih melalui radio, koran, pertemuan2, event, pemuka masyarakat, pemuka agama, mahasiswa (BEM), melakukan sosialisasi.

P :Strategi-strategi itu seperti talkshow di radio?

In 4 :Talkshow dan adlib, tentang hemat listrik, menyampaikan informasi tentang pergunakan call center 123 untnk keperluan listrik anda, sampaikan apa saja keluhan listrik Anda, mau pasang baru atau tambah daya, tidak perlu bertemu langsung dengan PLN melalui call center saja semua data sudah terakses sudah terealisasi semua keinginan anda.

P :Kalau surat kabar pak ?

In 4 :Analisa, melalui press release, pengumuman, iklan hemat listrik. Kita juga ada sebulan atau dua bulan sekali melakukan temu pers.

P :Kalau di televisi pak?

In 4 :Kalau televisi kan di Sumut ini, TVRI itu kurang banyak peminatnya. Kalau kita melakukan dengan televisi swasta lainnya yang profesional itu melalui program pusat. Kita disini terbatas utk televisi swasta untuk melakukan informasi sosialisasi.

P :Strategi yang dilakukan sudah bnyak ya pak, strategi yang paling efektif yang mana pak?

In 4 :Ya saya kira sosialisasi itu lah, ketemu langsung. Sosialisasi artinya adakan pertemuan gitu, misalnya talkshow, seminar. Kita bertemu dengan beberapa elemen masyarakat, pemuka agama, dinas instansi BUMN, bakohumas, itu yang paling efektif. Radio juga koran juga paling efektif, tapi yang paling dominan ya yang ketemu langsung, jadi masyarakat bertanya langsung. Koran juga efektif karena hampir 10 media yang kita libatkan seperti Analisa, Metro 24, Posmetro, Sumut Pos, Waspada. Jadi yang menyentuh semua lapisan masyarakat.

P :Selama masa krisis keterlibatan praktisi PRs dan para top manajer gimana pak?

In 4 :PRs dan top manajemen saya pikir PRs apalagi top manajer, top manajemenlah yang paling banyak bekerja keras, berjibagu terhadap kondisi. Karena mereka bisa turun sampai jam 12 malam melihat kondisi sistem unit pembagian beban pengaturan beban. Manajemen saling bergantian ada ke unit pengatur beban, ada ke pembangkitan. Kadang


(30)

xlv

sampai jam 12 malam kalau kondisi sudah agak parah padamnya sampai 3 kali dalam satu hari itu terus dipantau. Kemudian upaya bagaimana untuk lebih kecil menekan defisit ini, bahkan kadang-kadang sampai pagi pun rapat. Kadang rapatnya sampai jam 3 pagi besok masuk lagi besok kerja jam setengah 8. Jadi top manajer sudah pastilah. Kami ini imbasnya harus juga kan namanya pegawai merasakan keprihatinan ini juga.

P :Citra PLN setahun terakhir pasti buruk, apa yang sudah disiapkan oleh humas PLN untuk mengembalikan citra PLN?

In 4 :Kami di humas ini program yang paling dominan untuk menyampaikan cita PLN ini ada CSR, kedua tetap melakukan gerakan-gerakan atau melakukan suatu sikap yang bisa membuat masyarakat empati terhadap PLN. Seperti itu tadi kita menghimbau semua pegawai agar tidak melakukan pemakaian genset, agar tidak ada kecemburuan sosial. Kemudian jangan bermewah-mewah, artinya pegawai PLN itu jangan menampakkan sekali hidup mewah dari pakaian, ininya, begitu lho. Artinya PLN kondisi begini, prihatin jadi kita harus prihatin. Direksi kita juga tidak pala sampai berdasi, berjas, rapat di gedung-gedung mewah, mobil yang banyak., makan-makan mewah dan hiburan band segala macam, tidak. Karena memang keterbatasan anggaran PLN juga memang sudah semakin kecil. Artinya biaya operasional yang seperti itu yang tidak perlu itu tidak lagi dilakukan. Sekarang fokus bagaimana bisa PLN pembangkit bisa semakin bagus, defisit bisa teratasi. Biaya hura-hura dan sebagainya memang sudah dipangkas habis.

P :Optimis tidak citra PLN akan lebih baik setelah krisis daripada sebelum krisis kemarin atau sama saja?

In 4 :Saya belum bisa memprediksi ke depan tapi yang saya rasakan citra PLN masih kondisinya masih biasa-biasa saja, kalaupun nanti bagaimana-bagaimana tekad PLN menaikkan cadangan listrik semakin besar, citra pasti akan semakin baik. Sekarang saya tidak bisa prediksi. Optimis pegawai, PLN tetap ada bahwa PLN akan lebih baik, lebih maju lagi, lebih bagus lagi bahkan lebih terang lagi. Itu cita-cita PLN.

P :Bapak optimis Sumut bebas padam pak?

In 4 :Insya Allah, kalau melihat schedule PLN melakukan upaya-upaya ke depan itu kayaknya 2015. Kalau lihat daripada program-program perusahaan kita yang sudah dilakukan PLN , pembangunan yang sudah dilakukan saat ini, tidak ada padam lagi lah. Tapi tidak bisa menjamin, kondisi cadangan itu sudah ada dengan beban puncak yang sudah diprediksi. Lebih besar kapasitas pembangunan pembangkit yang sudah kita rencanakan itu. Tidak ada yang bisa menjamin tidak padam. Karena pemadaman tidak hanya semata-mata karena defisit, Karena ada gangguan alam, jaringan ini juga bisa padam. Tapi kalau karena defisit saya yakin, optimis, 2015 kemungkinan tidak ada. Sejalan dengan pembangunan-pembangunan pembangkit yang sudah dijadwalkan dan akan beroperasi.


(31)

xlvi

DOKUMENTASI PENELITIAN

Stan Pameran PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara pada Peringatan Pembukaan PRSU ke-43, 14-15 Maret 2014


(32)

xlvii

Demo buruh akibat pemadaman listrik bergilir di kantor PLN Sumatera Utara Jalan Yos Sudarso, Kamis, 3 Oktober 2013

Sosialisasi Kondisi Kelistrikan Sumatera Utara di kantor Lurah Perumnas Mandala, Selasa, 4 maret 2014


(33)

xlviii

Spanduk Pemberitahuan PLN di Kantor Cabang PLN Sei Rampah


(34)

xlix

Jadwal Pemadaman Bergilir Beberapa Wilayah Sumatera Utara, Rabu, 02 Okrober 2013 (Sumber:


(35)

l

Himbauan PT PLN (Persero) PT PLN Wilayah Sumatera Utara (Sumber: http//pic.twitter.com/)


(36)

li

Brosur dan Selebaran Pengumuman Defisit PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara di Sidamanik, Simalungun


(37)

lii


(38)

liii

http://medan.tribunnews.com/2014/02/07/byarpet-pln-kejar-operasi-tiga-pembangkit-akhir-februari

http://medanbisnisdaily.com/m/news/read/2014/03/17/85046/pln_sumut_peduli_si nabung/

Atasi-Krisis-Listrik-di-Sumut.html


(39)

liv

http://us.m.news.viva.co.id/news/read/454346-pln-minta-tambahan-pasokan-listrik-dari-inalum


(40)

lv

BIODATA

Data Pribadi

Nama : Tia Malinda Manurung Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Kelahiran : Bah Butong, 23 Maret 1992 Umur : 22 tahun

Status : Belum Menikah Anak ke : 2 dari 3 bersaudara Warga Negara : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Terompet No.52 Pasar 1 Padang Bulan, Medan Nomor Telepon : 085262128992

Email :

1. SD NEGERI No 091423 Bah Butong (tahun 1998-2004) [email protected]

Nama Orang Tua

Ayah : L. Manurung

Ibu : M. Tarihoran

Riwayat Pendidikan

2. SMP Darma Pertiwi Bah Butong (tahun 2004-2007) 3. SMA Negeri 1 Sidamanik, Simalungun (tahun 2007-2010)

4. Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi, Medan sampai sekarang (tahun 2010 sampai sekarang)

Medan, April 2014


(41)

lvi

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Tia Malinda Manurung NIM : 100904079

PEMBIMBING : Yovita S. Sitepu S.Sos, M.Si

No. Tanggal Pertemuan Pembahasan Paraf Pembimbing

1. 18 Desember 2013 Seminar Proposal

2. 09 Januari 2013 Bimbingan Perbaikan Proposal

3 13 Januari 2013 Penyerahan Skripsi Bab I-III

3. 17 Januari 2013 Bimbingan Revisi Bab I-III

4. 12 Februari 2013 Penyerahan Pedoman Wawancara

5. 16 Februari 2013 ACC Penelitian

6. 17 Maret 2013 Bimbingan Hasil penelitian dan Penyerahan Revisi bab I-III

7. 01 April 2013 Penyerahan Skripsi Bab IV 8 03 April 2013 Bimbingan Skripsi Bab IV 9. 08 April 2013 Penyerahan Revisi Bab I-V


(1)

li

Brosur dan Selebaran Pengumuman Defisit PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara di Sidamanik, Simalungun


(2)

Universitas Sumatera Utara


(3)

liii

http://medan.tribunnews.com/2014/02/07/byarpet-pln-kejar-operasi-tiga-pembangkit-akhir-februari

http://medanbisnisdaily.com/m/news/read/2014/03/17/85046/pln_sumut_peduli_si nabung/

Atasi-Krisis-Listrik-di-Sumut.html


(4)

Universitas Sumatera Utara

http://us.m.news.viva.co.id/news/read/454346-pln-minta-tambahan-pasokan-listrik-dari-inalum


(5)

lv

BIODATA

Data Pribadi

Nama : Tia Malinda Manurung Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Kelahiran : Bah Butong, 23 Maret 1992 Umur : 22 tahun

Status : Belum Menikah Anak ke : 2 dari 3 bersaudara Warga Negara : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Terompet No.52 Pasar 1 Padang Bulan, Medan Nomor Telepon : 085262128992

Email :

1. SD NEGERI No 091423 Bah Butong (tahun 1998-2004) [email protected]

Nama Orang Tua

Ayah : L. Manurung Ibu : M. Tarihoran

Riwayat Pendidikan

2. SMP Darma Pertiwi Bah Butong (tahun 2004-2007) 3. SMA Negeri 1 Sidamanik, Simalungun (tahun 2007-2010)

4. Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi, Medan sampai sekarang (tahun 2010 sampai sekarang)

Medan, April 2014


(6)

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Tia Malinda Manurung NIM : 100904079

PEMBIMBING : Yovita S. Sitepu S.Sos, M.Si

No. Tanggal Pertemuan Pembahasan Paraf Pembimbing

1. 18 Desember 2013 Seminar Proposal

2. 09 Januari 2013 Bimbingan Perbaikan Proposal

3 13 Januari 2013 Penyerahan Skripsi Bab I-III

3. 17 Januari 2013 Bimbingan Revisi Bab I-III

4. 12 Februari 2013 Penyerahan Pedoman Wawancara

5. 16 Februari 2013 ACC Penelitian

6. 17 Maret 2013 Bimbingan Hasil penelitian dan Penyerahan Revisi bab I-III

7. 01 April 2013 Penyerahan Skripsi Bab IV 8 03 April 2013 Bimbingan Skripsi Bab IV 9. 08 April 2013 Penyerahan Revisi Bab I-V

10. 10 April 2013 Bimbingan Skripsi Bab I-V


Dokumen yang terkait

Strategi public relations dalam manajemen krisis (studi deskriptif kualitatif strategi manajemen krisis divisi public relations pt pln (persero) wilayah sumatera utara)

10 78 150

Strategi Divisi Public Relations dalam Manajemen Krisis (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Manajemen Krisis Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

1 57 150

STRATEGI MEDIA RELATIONS PT. DIRGANTARA INDONESIA Strategi Media Relations Pt. Dirgantara Indonesia (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Media Relations Dalam Usaha Meningkatkan Citra PT. Dirgantara Indonesia Persero Pasca Krisis).

0 4 17

STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS PT. KIMIA FARMA (Studi deskriptif kualitatif Strategi Marketing Public Relations PT. Kimia Farma dalam meningkatkan citra perusahaan).

19 58 106

Strategi Divisi Public Relations dalam Manajemen Krisis (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Manajemen Krisis Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

0 0 15

Strategi Divisi Public Relations dalam Manajemen Krisis (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Manajemen Krisis Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

0 0 1

Strategi Divisi Public Relations dalam Manajemen Krisis (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Manajemen Krisis Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

0 0 9

Strategi Divisi Public Relations dalam Manajemen Krisis (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Manajemen Krisis Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

0 2 28

Strategi Divisi Public Relations dalam Manajemen Krisis (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Manajemen Krisis Divisi Public Relations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

0 1 3

MANAJEMEN STRATEGI krisis divisi (17)

0 0 1