Penetapan Kadar Betametason Valerat Pada Sediaan Krim Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kulit dikenal sebagai indera sintetikkarena kombinasi sensasi kulit (raba,
hangat, dingin, nyeri, dan mungkin rasa gatal) menyebabkan komponen korteks
disintetis menjadi sensasi dari sensibilitas vibrasi, diskriminasi dua titik, dan
stereognosis.Beberapa rangsangan pada kulit dapat menimbulkan peradangan,
misalnya rangsangan bertahap dari rasa geli, gatal, gatal hebat, kulit kemerahan
hingga cedera kulit (Ganong, 1995).
Menurut Katzung (2010), manifestasi inflamasi (peradangan) dapat terjadi
pada kulit, yang ditandai dengan ekstravasasi dan infiltrasi leukosit ke dalam
jaringan yang terpengaruh tanpa melihat penyebabnya.
Kortisol dan analog sintetiknya dapat mencegah atau menekan timbulnya
gejala inflamasi akibat radiasi, infeksi, zat kimia, mekanik atau alergen.Secara
mikroskopik obat ini dapat menghambat manifestasi inflamasi yang telah lanjut,
seperti proliferasi kapiler dan fibroblast, pengumpulan kolagen, dan sikatriks
(Ganiswara, 1995).
Betametason adalah obat kortikosteroid yang mengandung fluor,
mempunyai daya kerja yang besar.Akan tetapi, penggunaan obat kortikosteroid
yang mengandung fluor dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan pelebaran

kapiler dan pembuluh nadi halus yang bersifat permanen sampai terjadi perubahan
atrofi lokal pada kulit (Sitompul, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,di pasaran telah
banyak ditemukan bentuk-bentuk sediaan obat yang pemakaiannya dapat
disesuaikan dengan pasien dan zat berkhasiatnya, di antaranya adalah betametason
yang dibuat dalam bentuk krim. Agar tercapainya obat yang bermutu diperlukan
beberapa evaluasi yang meliputi: pemerian, homogenitas, stabilitas pH, kadar zat
aktif, keseragaman sediaan, simpang baku relatif, dan penandaan (Sitompul,
2009).
Kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan
detektor yang sensitif telah menyebabkan perubahan kromatografi kolom cair
menjadi suatu sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang
tinggi.Metode ini dikenal sebagai Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Dengan
teknologi ini, kromatografi dalam banyak hal dapat menghasilkan pemisahan yang
sangat cepat seperti pada kromatografi gas, dengan keunggulan zat-zat yang tidak
menguap atau tidak tahan panas dapat dikromatografi tanpa peruraian atau tanpa
perlunya membuat derivat yang dapat menguap (Ditjen POM, 1995).

Karena masih sedikitnya literatur yang menguraikan informasi mengenai
betametason valerat yang diproduksi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Medan, penulis tertarik untuk membahas produk tersebut dengan menguraikan
metode

penetapan

kadar

berdasarkan

ketentuan

prosedur

tetap

secara

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Sehingga penulis menetapkan untuk

memilih judul tugas akhir “Penetapan Kadar Betametason Valerat Pada Sediaan
Krim Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)”.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui apakah kadar zat aktif betametason valerat yang
terdapat pada sediaan krim memenuhi persyaratan kadar zat aktif yang ditetapkan
berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 1995.

1.3 Manfaat
Diharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat sebagai literatur yang
berbasis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam analisis kadar
suatu bahan baku obat, khususnya mengenai penetapan kadar betametason valerat
pada sediaan krim secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).

Universitas Sumatera Utara