Formulasi dan Uji Efektivitas Sedian Krim yang Mengandung Minyak Biji Anggur (Grapeseed Oil)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Proses penuaan dini yaitu proses yang ditandai dengan menurunnya
produksi kelenjar keringat dan kelenjar lemak pada kulit, yang diikuti dengan
menurunnya kelembaban dan kekenyalan kulit karena daya elastisitas kulit dan
kemampuan kulit untuk menahan air sudah berkurang, serta proses pigmentasi
kulit semakin meningkat yang terjadi lebih cepat dari seharusnya. Pada wajah
terlihat

wrinkle

atau

kerut/keriput,

kulit

kering


dan

kasar,

bercak

ketuaan/pigmentasi dan kekenyalan kulit menurun (Tjandrawinata, 2011).
Faktor yang menyebabkan proses penuaan ada dua yaitu fakor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal ialah hormon yang berkurang, proses glikosilasi,
sistem kekebalan yang menurun, dan genetik. Faktor eksternal yang utama adalah
radikal bebas, gaya hidup tidak sehat, polusi lingkungan, dan stres (Pangkahila,
2007).
Anti-aging merupakan suatu proses yang berguna untuk mencegah atau
memperlambat efek penuaan sehingga terlihat segar, lebih cantik, dan awet muda.
Terapi anti-aging akan lebih baik apabila dilakukan sedini mungkin, yakni di saat
seluruh fungsi sel-sel tubuh masih sehat dan berfungsi dengan baik. Akhir-akhir
ini banyak produk krim mengandung bahan anti-aging, namun kebenaran dari
produk-produk tersebut untuk mencegah penuaan dini sering menjadi bahan untuk
diperbincangkan dan diteliti. Menurut hasil penelitian para pakar, krim anti-aging


1

dirancang secara khusus untuk mencegah penuaan dini terutama jika diaplikasikan
pada malam hari (Fauzi dan Nurmalina, 2012).
Minyak biji anggur (juga disebut minyak anggur) telah digunakan ribuan
tahun oleh orang-orang Eropa. Saat ini, minyak biji anggur diproduksi di Italia,
Prancis, dan Spanyol. Khasiatnya yang beragam membuatnya menjadi minyak
yang lazim digunakan untuk menggoreng dan memanggang, minyak aromatik,
minyak pijat, penyubur rambut, pelembab bibir dan tangan, cairan pencegah
terbakar matahari (Orey, 2008).
Biji anggur merupakan 15% dari limbah anggur yang sekarang mulai
diakui manfaatnya karena banyaknya penelitian tentang kandungannya. Biji
anggur bila diekstraksi akan menghasilkan minyak. Minyak yang dihasilkan
jernih, dan bau tidak menyengat sehingga baik untuk kesehatan (Suryobuwono,
dkk., 2005). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
merupakan

sumber

dari


asam

linoleat,

vitamin

minyak biji anggur
E

dan

oligomeric

proanthocianidins (OPC) (Sarvanthi, dkk., 2013). Dengan adanya kandungan zatzat tersebut, menjelaskan bahwa minyak biji anggur stabil dalam penyimpanan.
Karena resistensi yang tinggi terhadap oksidasi maka minyak biji anggur dapat
digunakan sebagai bahan kosmetik, minyak biji anggur cocok untuk perawatan
kulit kering dan perlindungan terhadap penuaan (anti-aging) (Mironeasa, dkk.,
2010).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pemanfaatan minyak biji anggur dalam formulasi sediaan krim
sebagai anti-aging.

2

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian adalah:
1. Apakah minyak biji anggur dapat diformulasikan sebagai sediaan
krim?
2. Apakah perbedaan konsentrasi minyak biji anggur

dalam sediaan

krim mempengaruhi efektivitas anti-aging?

1.3 Hipotesa Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesa dalam penelitian
ini adalah:
1. Minyak biji anggur dapat diformulasikan sebagai sediaan krim.

2. Perbedaan konsentrasi minyak biji anggur dalam sediaan krim
mempengaruhi efektivitas anti-aging

1.4 Tujuan Penelitian
1.

Memformulasikan minyak biji anggur dalam bentuk sedian krim

2.

Mengetahui apakah perbedaan konsentrasi minyak biji anggur dalam
sedian krim mempengaruhi efektivitas anti-aging

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa minyak biji
anggur dapat diformulasi dalam sediaan krim sebagai anti-aging sehingga minyak
biji anggur dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk-produk perawatan
kulit.

3