Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
"Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka"

(Everett M. Rogers, 2008: 2). Pada unsur komunikasi yang telah

dijelaskan bahwa pihak yang mengirim pesan kepada khalayak disebut
komunikator. Sebagai pelaku dalam proses komunikasi, komunikator memegang
peranan yang amat penting terutama dalam berjalannya sebuah komunikasi.
Sehingga pesan tersebut diterima oleh penerima (komunikan) dengan baik.
Menurut Thomas M. Scheidel (1975: 7), "Manusia pada umumnya berkomunikasi
untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri dan untuk membangun interaksi
sosial dengan orang-orang yang berada di sekitar kita serta untuk mempengaruhi
orang lain untuk berpikir, merasa, atau bertingkah seperti yang kita harapkan".
Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan
kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan
memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan

untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. "(Rudolf F.
Verderber).
Pemasaran merupakan sebuah seni ataupun teknik untuk melakukan
manajemen dalam halnya pra dan setelah penjualan. Definisi pemasaran dari
American Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh Rhenald Khasali
(1998: 53) merupakan suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap
konsepsi. Penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan
jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembagalembaganya. Untuk lebih mendapatkan objektivitas pengertian pemasaran,
pemasaran menurut Nitisemito dalam Rambat Lupiyuoadi (2006: 33) dapat
disebut sebagai, “semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang

16

atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk
menciptakan permintaan efektif”.
Komunikasi dalam pemasaran atau cenderung disebut dengan komunikasi
pemasaran merupakan salah satu fungsi manajemen dari pemasaran. Komunikasi
menurut Onong Uchjana Effendy (2006: 5) merupakan proses penyampaian suatu
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui

media. Sedangkan pemasaran menurut Kotler (2004: 5) merupakan proses sosial
dan manajerial yang individu atau organisasi hasilkan untuk mengenai apa yang
mereka butuhkan dan inginkan ketika menghasilkan, menawarkan dan
menukarkan kelebihan produk kepada konsumen; disebut juga proses pemberikan
kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Dari dua pengertian tersebut
komunikasi pemasaran merupakan sebuah proses penyampaian informasi kepada
para konsumen dengan menggunakan saluran baik itu melalui media atau saluran
lainnya untuk mengubah cara pandang konsumen terhadap sebuah produk,
mengingatkan konsumen kepada produk, menaikkan minat konsumen terhadap
produk sehingga

produk dikenal baik oleh konsumen. Menurut Kennedy

Soemanegara (2006: 1) berpendapat ada lima macam model dalam komunikasi
pemasaran, yaitu periklanan (advertising), promosi (sales promotion), hubungan
masyarakat (public relations), penjualan perseorangan (personal selling), dan
penjualan langsung (direct selling). Model periklanan yang menjadi fokus
bahasan dalam penelitian.
Periklanan atau advertising Kennedy dan Soemanagara (2006: 49)
mengatakan


bahwa

merupakan

kegiatan

komunikasi

pemasaran

yang

menggunakan media massa. Rhenald Khasali (1998: 9) mengartikan iklan sebagai
pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat
suatu media. Sedangkan Kotler dan Keller (2007: 244) menafsirkan iklan segala
bentuk presentasi pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor
tertentu yang harus dibayar.

17


Adapun tujuan dari periklanan sebagai pelaksanaan yang beragam dari alat
komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, menurut
Terence A.Shrimp (2000: 261) adalah sebagai berikut:
1. Informing (memberikan informasi), periklanan membuat konsumen sadar
akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat
merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif
2. Persuading (mempersuasi), iklan yang efektif akan mampu membujuk
konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3. Reminding (mengingatkan), iklan menjaga agar merek perusahaan tetap
segar dalam ingatan para konssumen.
4. Adding Value (memberikan nilai tambah), periklanan memberikan nilai
tambah dengan cara penyempurnaan kualitas dan inovasi pada merek dengan
mempengaruhi persepsi konsumen.
5. Assisting (mendampingi), peranan periklanan adalah sebagai pendamping
yang menfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses
komunikasi pemasaran.
Periklanan menjadi salah satu industri yang paling berkembang di
Indonesia. Model komunikasi pemasaran ini menjadi primadona para pengusaha
untuk memasarkan produknya agar lebih dikenal. Fungsi utama iklan yang harus

digaris bawahi adalah untuk mengingatkan bukan untuk meningkatkan volume
penjualan produk. Perkembangan media masa khususnya media elektronik
membuat iklan semakin menjadi kewajiban para pengusaha untuk ‘menjual’
produknya. Burhanuddin Abe dalam artikelnya yang berjudul “Between
Competition and Creativity in Ads Industry” (Jakarta Post, 14 Maret 2006)
mengungkapkan bahwa hingga tahun 2006 sudah ada 11 stasiun televisi lokal dan
60 stasiun televisi regional dan saluran kabel, serta kurang lebih 600 surat kabar,

18

majalah, dan tabloid di Indonesia. Media ini belum termasuk jumlah radio yang
tersebar di kota-kota di Indonesia. Perkembangannya dunia media massa yang
sangat berkembang pesat itu menjadi lahan segar yang selama ini belum pernah
digarap para pengusaha untuk memasarkan produknya.
Maraknya perkembangan media di Indonesia berkorelasi dengan semakin
meningkatnya belanja iklan di Indonesia. Dalam jurnal (Oktahirawati, 2012: 2)
menyebutkan pada tahun 2009 kenaikan sebesar 47 triliun rupiah, tahun 2010
sebesar 50 triliun rupiah, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 71 triliun rupiah.
Belanja iklan Indonesia khususnya televisi pada tahun 2005 tercatat sebesar 23
triliun rupiah. Televisi mendapatkan perolehan nilai belanja sebesar 70% dengan

estimasi biaya sebesar 16 triliun rupiah, sedangkan 30% lainnya diperoleh media
cetak (surat kabar, majalah dan tabloid) (Nugrahani, 2008: 2-3). Televisi menjadi
sarana iklan yang paling banyak dilihat dan mendapatkan perhatian dari
responden. Jumlahnya mencapai 97,49%. Sedangkan radio sebagai kompetitor
televisi hanya meraih 35,8% (Nugrahani, 2008: 3).
Menurut hasil riset Nielsen Audience Measurement 2012, meski
mengalami 15% penurunan belanja iklan dibandingkan dengan tahun 2011,
industri telekomunikasi masih menjadi pengiklan terbesar di semua media di
sepanjang tahun 2012. Dan, total belanja iklan di dari kategori tersebut bisa
menghabiskan lebih dari Rp 4,9 triliun (Artikel Mariana, Mix Magazine Online,
2013). Sedangkan belanja iklan (kotor) media di Indonesia mencapai lebih dari Rp
87 triliun di tahun 2012, atau tumbuhan sekitar 20% dibandingkan tahun 2011.
Televisi masih mendominasi pangsa iklan dengan penguasaan 64% dari total
belanja iklan, diikuti oleh surat kabar (33%), dan majalah-tabloid (3%). Telkomsel
merupakan salah satu provider yang memiliki belanja iklan cukup tinggi di
Indonesia. Telkomsel Simpati mengalami peningkatan hingga 14% dibandingkan
dengan 2011 dengan nilai belanja tahun lalu mencapai Rp 272 miliar. Telkomsel
Kartu As mempunyai belanja iklan pada kuartal 2011 sebesar Rp 313 miliar
(Artikel Sandi, Bisnis Indonesia 2013).


19

Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM pertama di
Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei
1995. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar
di Indonesia, dengan 26,9 juta pelanggan dan memiliki market share sebesar 55%
(Universitas Muhammadiyah Malang, 2006). Telkomsel memiliki empat produk
GSM, yaitu Kartu Simpati (prabayar), Kartu AS (prabayar), Kartu Loop (
prabayar ) serta KartuHALO (paskabayar). Saat ini saham Telkomsel dimiliki
oleh TELKOM (65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%).
TELKOM merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan SingTel merupakan perusahaan yang
mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura (Jurnal Unikom, Nur
Friza 2009). Telkomsel menjadi pelopor kartu prabayar isi ulang di ASIA dan
meluncurkan produk pertamanya Simpati, kartu ini diluncurkan saat krisis
ekonomi sedang melanda tahun 1997, dimana Telkomsel memberikan solusi
kepada para pengguna jasa selular yang memulia melakukan pengontrolan
anggaran komunikasinya. Selain itu juga Telkomsel mendapat sertifikat ISO 9002
untuk Costumer Service On-Line dari PT Tuv Rheinland Jerman, yang menandai
layanan pelanggan Telkomsel telah memenuhi standarisasi mutu internasional.

Sampai saat ini Telkomsel telah membukukan keuntungan sebesar Rp66,25
triliun, melonjak 10,4 persen dari tahun 2013 sebesar Rp60,03 triliun.
Telkomsel dikenal akan jangkauan sinyalnya yang menjangkau tempat
terpencil. Telkomsel memiliki jangkauan jaringan terbesar dari salah satu operator
selular di Indonesia, menyediakan jangkauan jaringan yang mencapai lebih dari
95% dari jumlah penduduk Indonesia dan merupakan satu-satunya operator di
Indonesia yang mencakup seluruh negara, provinsi dan kabupaten, baik semua
"kecamatan" di Sumatra, Jawa, dan Bali. (Jurnal Unikom, Nur Friza 2009). Pada
kuartal ketiga tahun 2014, Telkomsel mengumumkan

jumlah pelanggannya

sekitar 139,3 juta. Jumlah tersebut naik 8,9 persen dibanding periode yang sama
pada tahun sebelumnya. Jaringan Telkomsel diklaim telah menjangkau 95 persen

20

dari total populasi di Indonesia. Sebanyak 369 kota sudah dibangun
menjadi broadband city yang ditunjang oleh 83 ribu unit base transceiver
station (BTS). Sebanyak 37 ribu unit di antaranya merupakan BTS 3G. (Tempo

Daring, Jumat 31 Oktober 2014).
Untuk menciptakan sebuah kedinamisan dalam teknologi dalam bidang
telekomunikasi, Telkomsel selalu berusaha menghadirkan teknologi termutakhir
untuk memanjakan pelanggannya. Salah satunya

Telkomsel menyediakan

layanan selular di Indonesia, melalui nasional sendiri dual-band GSM 900-1800
MHz, jaringan 3G, dan internasional, melalui 341 mitra roaming internasional di
180 negara (akhir Maret 2009). Pada September 2006, Telkomsel menjadi
operator pertama di Indonesia untuk meluncurkan layanan 3G (Jurnal Unikom,
Nur Friza 2009). Melihat perkembangan pengguna mobile broadband (mobile
internet) di Indonesia yang sekitar 32,9 persen mobile broadband dan layanan
digital 28,4 persen, Telkomsel menghadirkan suatu teknologi terkini dalam bidang
mobile internet yaitu 4G LTE (Long Term Evolution) (Tempo Daring, Jumat 31
Oktober 2014). Jaringan 4G LTE menawarkan kecepatan unduh 75-100 Mbps dan
kecepatan unggah 3-12 Mbps. Akses Internet perangkat mobile lewat jaringan ini
bisa tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan jaringan 3G (Tempo
Daring, Jumat 08 Oktober 2014).
Telkomsel 4G LTE adalah layanan yang akan memberikan pengalaman

digital lifestyle yang terbaik. Untuk memastikan agar masyarakat dapat segera
menikmati layanan ini, Telkomsel menyiapkan ekosistem 4G yang lengkap yang
tidak hanya dari sisi jaringan namun juga ketersediaan perangkat dan ragam
aplikasi yang bermanfaat bagi pelanggan.Target pengguna 4G LTE sekitar 2-3
juta pelanggan baru di tahun 2015. Saat ini diprediksi terdapat sekitar 4 juta
smartphone berteknologi 4G LTE yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sejak Desember 2014 hingga awal April 2015, Telkomsel sukses
menjaring sebanyak 240,000 pelanggan 4G LTE. Adapun pelanggan yang datang
ke Grapari di Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya dan Medan mengalami

21

peningkatan rata-rata 30%.4G LTE merupakan bisnis jangka panjang dari
Telkomsel, dan dalam rangka memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik
kepada pelanggan, perusahaan ini telah menyiapkan dana khusus untuk perluasan
jaringan 4G LTE serta perbaikan kualitas jaringan 3G yang berada di sekitar
cakupan. Kedepannya kebutuhan masyarakat Indonesia akan mobile broadband
akan terus meningkat karena semakin banyak masyarakat yang ingin mengakses
file-file yang berukuran besar, baik itu foto, games, aplikasi dan video melalui
smartphone-nya.Saat ini, di Jakarta, Bali,


Bandung, Surabaya dan Medan,

Telkomsel memiliki lenih dari 1000 BTS 4G. Baik di Jakarta, Bali, Bandung, dan
Surabaya jaringan 4G LTE ini mampu mencakup mayoritas area, termasuk mal,
perkantoran, gedung pemerintahan, daerah residensial, dan daerah wisata. Hal ini
memungkinkan pelanggan untuk benar-benar dapat menikmati layanan ini di
banyak tempat.
Dengan kemampuan jaringan 4G LTE ini yang sangat lengkap, Telkomsel
selaku operator seluler berusaha untuk memberikan informasi kepada masyarakat
melalui berbagai macam kegiatan. Salah satu kegiatannya yaitu menayangkan
sebuah iklan yang berjudul “Satu Negeriku Indonesia” dengan Andi Rianto
sebagai bintang utamanya. Iklan ini bercerita tentang Andi Rianto yang
mengenang masa lalunya mendengar lagu Satu Negeriku. Ia mempunyai ide untuk
memainkan musik dengan empat musisi dari empat lokasi yang berbeda secara
real time. Iklan dimulai dari persiapan para musisi untuk melakukan live. Andi
Rianto sebagai komposer memulai konser dengan dentingan piano dan disusul
dengan pukulan gamelan yang bersahutan. Dentuman bass dan elektro musik
menambah keragaman komposisi lagu. Hentakan pukulan drum dan gesekan sapu
lidi di tanah dari para anggota perkusi menjadi pembuat variasi dari lagu. Masingmasing pemusik disuguhi suara dan penampilan musisi lain menggunakan
proyektor dan tablet smartphone secara langsung tanpa adanya gangguan.

22

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut
“Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli
Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU ?”.

1.3 Pembatasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, selanjutnya
penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini
bertujuan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan tidak terlalu
luas sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah yang akan diteliti.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan di kampus FISIP USU
2. Ruang lingkup penelitian ini hanya untuk Mahasiswa FISIP USU .
3. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan strategi Iklan Telkomsel 4G
LTE terhadap Minat Beli pelanggan di kalangan mahasiswa FISIP USU ..
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Minat Beli
Mahasiswa FISIP USU terhadap Telkomsel 4G LTE.

23

1.5 Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang Komunikasi Pemasaran terhadap mahasiswa FISIP
USU.
2. Secara akademis, penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
demi memperkaya bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan
FISIP USU.
3. Secara praktis, penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak
PT Telkomsel Area Medan.

24

Dokumen yang terkait

Strategi Bundling Esia Dan Minat Beli (Studi Korelasional Strategi Bundling Esia Terhadap Minat Beli Mahasiswa USU)

2 32 204

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 57 138

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

13 103 93

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 14 138

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 15

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 2

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 22

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 3

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 8