Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

(1)

IKLAN BLACKBERRY DAN MINAT BELI

(Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

SKRIPSI

Oleh:

080922001

SANTA CHRISTINA S

Program Studi Ilmu Komunikasi Ekstensi

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010


(2)

BERITA ACARA PERSETUJUAN

Telah selesai diberikan bimbingan dalam penulisan skripsi sehingga naskah skripsi ini telah memenuhi syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi oleh :

Nama : Santa Christina S NIM : 080922001 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

DISETUJUI OLEH:

PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

ILMU KOMUNIKASI

DRS. SAFRIN, M.SI

NIP. 196110011987011001 NIP. 195102191987011001 DRS. AMIR PURBA, MA

a.n. DEKAN FISIP USU PEMBANTU DEKAN I

NIP. 195908091986011002 DRS. HUMAIZI, MA


(3)

BERITA ACARA PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh:

Nama : Santa Christina S

NIM : 08092201

Program Studi : Ilmu Komunikasi Ekstensi Pada hari, Tanggal : ... Waktu : Pukul ...

TIM PENGUJI:

PENGUJI I : ... ( ... ) PENGUJI II : ... ( ... ) PENGUJI III : ... ( ... )

PANITIA PENGUJI

KETUA SEKRETARIS


(4)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Iklan BlackBerry dan Minat Bali Mahasiswa FISIP USU”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tayangan iklan BlackBerry di televisi terhadap minat beli mahasiswa FISIP USU, untuk mengetahui sejauhmana tayangan iklan Blackberry di televisi dapat mempengaruhi minat beli mahasiswa FISIP USU, dan untuk mengetahui seberapa besar minat beli mahasiswa FISIP USU terhadap produk-produk BlackBerry.

Penelitian ini dimulai pada bulan April 2010 dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk mencari jumlah sampel dalam penelitian ini maka dipakai rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Dari hasil ini maka didapatlah jumlah responden yaitu 95 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU program S-1 tahun angkatan 2007 – 2009 yang masih aktif dan yang pernah melihat tayangan iklan BlackBerry di televisi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Spearman’s Rho Rank Order Correlations) yakni data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar dengan alat bantu SPSS Seri 17.0 for Windows. Lalu didapatlah kekuatan hubungannya sebesar r = 0,463. Sesuai dengan skala Guilford, maka kekuatan hubungan antara tayangan iklan BlackBerry di televisi dengan minat beli mahasiswa FISIP USUcukup berarti dan searah. Angka probabilitas yang terlihat dalam hasil tabel pengolahan data SPSS adalah 0.00 < 0.05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan dan layak diteliti. Ini juga berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil penghitungan koefisien determinasi yang dilakukan dengan rumus KD = r2 x 100%, hasil yang diperoleh adalah 21.43%.

Dengan demikian dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara tayangan iklan BlackBerry dan minat beli mahasiswa FISIP USU. Adapun angka besarnya peranan variabel perubahan identitas perusahaan terhadap citra perusahaan dalam penelitian ini adalah sebesar 21.43%.


(5)

KATA PENGANTAR

Diawali dengan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya, skripsi dengan judul “Iklan BlackBerry di televisi (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di televisi dengan Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian terhadap fenomena yang dipilih. Kemudian disempurnakan dengan kajian teori, pengolahan data dan hingga akhirnya penarikan kesimpulan akhir mengenai penemuan terkait penelitian yang dilakukan tersebut. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memenuhi porsi tujuan dan manfaatnya sehingga skripsi ini dapat berguna untuk menjadi referensi di masa yang akan datang.

Terima kasih diucapkan untuk semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik itu dari pihak Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, serta semua kerabat dan rekan-rekan.

Akhir kata, skripsi ini disadari masih memiliki kekurangan baik dari segi sistematika penulisan maupun dari segi isi. Demi kesempurnaan di masa yang akan datang, diharapkan berbagai saran dan kritikan konstruktif dari semua pihak yang menggunakan skripsi ini. Atas perhatian semua pihak, disampaikan terima kasih.

Medan, Juni 2010


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTARI ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Pembatasan Masalah ... 11

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

I.4.1. Tujuan Penelitian ... 13

I.4.2. Manfaat Penelitian ... 13

1.5 Kerangka Teori ... 14

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 14

I.5.2. Media Massa dan Televisi ... 17

I.5.3. Iklan dan Iklan Media di Televisi ... 19

I.5.4. Minat Beli ... 21

I.5.5. Teori AIDDA ... 22

1.6 Kerangka Konsep ... 24

1.7 Model Teoritis ... 25

1.8 Variabel Operasional ... 26

1.9 Defenisi Operasional ... 27


(7)

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 31

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 31

II.1.2. Pengertian Komunikasi Massa ... 32

II.2 Periklanan ... 35

II.2.1. Pengertian Iklan ... 35

II.2.2. Perkembangan Iklan ... 37

II.2.3. Fungsi, Jenis, dan Manfaat Iklan ... 40

II.3 Iklan Televisi ... 45

II.3.1. Televisi Sebagai Media Iklan ... 45

II.3.2. Bentuk-Bentuk Iklan Televisi ... 49

II.4 Minat Beli ... 50

II.5 Teori AIDDA ... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55

III.1.1. Deskripsi FISIP USU ... 55

III.1.2. Sarana dan Fasilitas di FISIP USU ... 60

III.2 Metode Penelitian ... 61

III.2.1. Lokasi Penelitian ... 62

III.2.2. Waktu Penelitian ... 62

III.3 Populasi dan Sampel ... 62

III.3.1. Populasi ... 62

III.3.2. Sampel ... 64

III.4 Teknik Penarikan Sampel ... 65

III.5 Teknik Pengumpulan Data ... 67


(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Proses Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 71

IV.2 Analisa Tabel Tunggal ... 73

IV.2.1. Karakteristik Responden ... 73

IV.2.2. Iklan BlackBerry di Televisi ... 78

IV.2.3. Minat Beli Mahasiswa USU ... 84

IV.2. Analisis Tabel Silang ... 91

IV.3 Uji Hipotesis ... 96

IV.4 Pembahasan ... 98

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan ... 100

V.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Populasi Mahasiswa FISIP USU ... 62

Tabel 2 Sampel ... 65

Tabel 3 Departemen ... 73

Tabel 4 Stambuk / Angkatan ... 74

Tabel 5 Usia ... 75

Tabel 6 Jenis Kelamin ... 75

Tabel 7 Uang Saku Perbulan ... 76

Tabel 8 Tinggal Bersama ... 77

Tabel 9 Intensitas Melihat Iklan BlackBerry di TV ... 78

Tabel 10 Tertarik untuk Melihat Iklan BlackBerry di TV ... 79

Tabel 11 Frekuensi Melihat Iklan BlackBerry di TV ... 79

Tabel 12 Isi Pesan yang Disampaikan dalam Iklan BlackBerry ... 80

Tabel 13 Pesan yang Disampaikan dalam Iklan BlackBerry ... 81

Tabel 14 Informasi yang Disampaikan dalam Iklan BlackBerry terhadap Kegunaan dan Kelebihan Produk BlackBerry ... 82

Tabel 15 Bentuk Tayangan Iklan (Bahasa, Gambar, dan Warna) BlackBerry .. 83

Tabel 16 Perhatian terhadap Produk BlackBerry ... 84

Tabel 17 Produk BlackBerry dari Segi Fashionable ... 85

Tabel 18 Produk BlackBerry dari Segi Penggunaanya / Pengoperasiannya ... 85

Tabel 19 Produk BlackBerry dari Segi Fitur ... 86

Tabel 20 Produk Blackberry dari Segi Bentuk / Model ... 87

Tabel 21 Minat untuk Mengetahui Produk BlackBerry Lebih Jauh ... 88


(10)

Tabel 23 Keinginan untuk Menjadi Pengguna BlackBerry ... 89 Tabel 24 Memutuskan dan Membeli Blackberry ... 90 Tabel 25 Hubungan antara Uang Saku Perbulan dan Keputusan untuk

Membeli BlackBerry ... 91 Tabel 26 Hubungan antara Status Tempat Tinggal dan Frekuensi Melihat Iklan

BlackBerry di televisi ... 93 Tabel 27 Hubungan antara Intensitas Melihat Iklan BlackBerry di televisi dan

Kepusutsan untuk Membeli BlackBerry ... 94 Tabel 28 Korelasi Iklan BlackBerry dan Minat Beli ... 97


(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Iklan BlackBerry dan Minat Bali Mahasiswa FISIP USU”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tayangan iklan BlackBerry di televisi terhadap minat beli mahasiswa FISIP USU, untuk mengetahui sejauhmana tayangan iklan Blackberry di televisi dapat mempengaruhi minat beli mahasiswa FISIP USU, dan untuk mengetahui seberapa besar minat beli mahasiswa FISIP USU terhadap produk-produk BlackBerry.

Penelitian ini dimulai pada bulan April 2010 dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk mencari jumlah sampel dalam penelitian ini maka dipakai rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Dari hasil ini maka didapatlah jumlah responden yaitu 95 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU program S-1 tahun angkatan 2007 – 2009 yang masih aktif dan yang pernah melihat tayangan iklan BlackBerry di televisi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Spearman’s Rho Rank Order Correlations) yakni data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar dengan alat bantu SPSS Seri 17.0 for Windows. Lalu didapatlah kekuatan hubungannya sebesar r = 0,463. Sesuai dengan skala Guilford, maka kekuatan hubungan antara tayangan iklan BlackBerry di televisi dengan minat beli mahasiswa FISIP USUcukup berarti dan searah. Angka probabilitas yang terlihat dalam hasil tabel pengolahan data SPSS adalah 0.00 < 0.05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan dan layak diteliti. Ini juga berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil penghitungan koefisien determinasi yang dilakukan dengan rumus KD = r2 x 100%, hasil yang diperoleh adalah 21.43%.

Dengan demikian dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara tayangan iklan BlackBerry dan minat beli mahasiswa FISIP USU. Adapun angka besarnya peranan variabel perubahan identitas perusahaan terhadap citra perusahaan dalam penelitian ini adalah sebesar 21.43%.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Periklanan saat ini sedang mendapat sorotan tajam semenjak aspek informasi menjadi wacana penting dalam bisnis, terutama dalam proses membangun merek atau branding. Kegiatan periklanan yang efektif dipandang mampu mempengaruhi kecenderungan mengkonsumsi dalam masyarakat. Periklanan yang efektif juga akan mengubah pengetahuan publik mengenai ketersediaan dan karakteristik sebuah produk (product knowledge). Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan suatu perusahaan (khususnya produk konsumsi / consumer goods) untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara perusahaan dan konsumen, dan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi pesaing. Kemampuan ini muncul karena adanya suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Bagaimanapun bagusnya suatu produk, jika dirahasiakan dari konsumen maka tidak ada gunanya. Konsumen yang tidak mengetahui keberadaan suatu produk tidak akan menghargai produk tersebut.


(13)

Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya sukses di pasaran. Tak heran setiap tahun, bahkan setiap launching produk baru, perusahaan menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk pengeluaran biaya iklan. Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat biaya ini bertambah setiap tahunnya. Perusahaan berlomba-lomba membuat iklan untuk membangun posisi yang menguntungkan di pasar.

Saat ini banyak perusahaan yang mengandalkan usaha brand awareness produknya melalui usaha-usaha periklanan. Baik itu di media cetak, media luar ruang, media audio maupun di media audiovisual. Tidak dipungkiri lagi bahwa iklan merupakan salah satu cara yang cukup ampuh untuk mempengaruhi konsumen mengubah persepsi mereka terhadap suatu produk maupun merek tertentu.

Tiada hari tanpa iklan. Itulah gambaran saking banyaknya iklan yang muncul di televisi. Setiap jam, setiap acara selalu dipenuhi tayangan iklan. Iklan di televisi sekarang sudah memasyarakat, bahkan cenderung membius. Jika melihat pengaruhnya, dampak iklan itu sendiri bisa positif maupun negatif tergantung siapa audiensnya. Iklan memang dapat mempengaruhi perilaku konsumen terhadap merek yang diiklankan. Pengaruh iklan pada perilaku konsumen ini sangat variatif, mulai dari mendorong konsumen untuk mencari produk yang dimaksud sampai dengan mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi loyal.


(14)

Sebagai salah satu alat dalam bauran promosi, iklan didefinisikan sebagai pesan yang didanai oleh suatu sponsor yang teridentifikasi dan pesan tersebut dikirimkan melalui media komunikasi massa (Russel dan Lane, 1996). Kotler (2003 : 590) mendefinisikan iklan sebagai suatu suatu bentuk presentasi nonpersonal dan promosi suatu gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh sponsor yang teridentifikasi. Presentasi nonpersonal di sini terjadi karena iklan melibatkan media massa yang dapat menyampaikan pesan kepada segmen pasar yang dituju. Iklan bukanlah suatu alat promosi yang memungkinkan munculnya komunikasi dua arah yaitu dari pemasar ke pasar yang dituju maupun sebaliknya. Hal inilah yang menjelaskan pernyataan nonpersonal dalam definisi iklan. Konsekuensi dari komunikasi satu arah ini adalah pemasar tidak mungkin mendapatkan atau bahkan mengetahui respon pasar sasaran secara langsung.

Menurut Guiltinan (1997), iklan akan dapat digunakan untuk mencapai paling tidak salah satu dari efek berikut, yaitu : tahap kognitif, yang mengindikasikan bahwa pesan telah diterima; tahap afektif, yang mengindikasikan perkembangan sikap (suka atau tidak suka) terhadap produk atau perusahaan; dan tahap perilaku, yaitu respon aktual yang dilakukan oleh audience sasaran. Setiap program komunikasi mempunyai karakteristik yang unik sehingga pemasar harus mempertimbangkannya agar sesuai dengan harapan yang ingin diraih dari program komunikasi tersebut.

Bendixen (1993) mengemukakan beberapa tujuan iklan yang biasanya diterapkan oleh para pemasar, yaitu menciptakan kesadaran akan produk atau merek baru, menginformasikan kepada konsumen tentang fitur dan manfaat dari suatu produk atau merek, menciptakan suatu persepsi akan suatu produk maupun


(15)

merek, menciptakan preferensi akan suatu produk atau merek, dan membujuk konsumen untuk membeli suatu produk atau merek tertentu. Sedangkan menurut Guiltinan (1994), tujuan iklan adalah menciptakan kesadaran, mengingatkan konsumen untuk menggunakan produk, mengubah perilaku tentang penggunaan suatu bentuk produk, mengubah persepsi tentang pentingnya suatu atribut produk, mengubah keyakinan tentang merek, penguatan perilaku, penciptaan citra perusahaan dan lini produk dan usaha untuk mendapat respon secara langsung. Secara umum, bila dikompilasikan maka tujuan-tujuan iklan bisa disarikan menjadi tiga hal dasar yaitu menginformasikan, mengingatkan dan membujuk seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2004).

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus mampu membujuk khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan. Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen membeli produk-produk yang oleh departemen pemasaran telah dirancang sedemikian rupa, sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli. Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli.

Iklan bisa digunakan untuk membentuk citra jangka panjang sebuah produk dan juga untuk menggerakkan penjualan cepat. Iklan merupakan cara efisien untuk mencapai banyak pembeli yang secara geografis tersebar. Iklan haruslah dilaksanakan dalam skala cukup besar untuk membuat kesan yang efektif


(16)

terhadap pasarnya. Masalah dana iklan tergantung pada media yang dipilihnya tentunya iklan melalui televisi membutuhkan anggaran yang besar, dibandingkan iklan surat kabar, radio, brosur, pamflet, baliho dan lain-lain, bisa dilaksanakan dengan anggaran kecil.

Hasil survey Nielsen menyebutkan nilai belanja iklan sepanjang tahun 2009 mencapai Rp 48,5 triliun, naik 16% dibanding tahun 2008 sebesar Rp 41,7 triliun. Belanja iklan di media televisi mencapai Rp 29 triliun. "Lebih dari Rp 29 triliun beriklan di televisi, sekitar Rp 16 triliun di koran dan lebih dari 1 triliun di majalah," ungkap Senior Manager Media Nielsen Maika Randini di kantornya, Mayapada Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (19/1/2010). Menurutnya, nilai belanja iklan yang tayang baik di media televisi, koran dan majalah meningkat 8% di 2009. Ia mengatakan, hasil survey tersebut dihitung berdasarkan published rate card tanpa iklan baris, diskon dan lain-lain. "Iklan juga menghabiskan waktu lebih lama di layar televisi, naik 5% dari tahun sebelumnya. Ada lebih dari 21.000 jam total iklan yang tayang di 2009, atau setara dengan 57 jam per hari," ujarnya. Sementara total durasi program adalah 202.901 jam selama tahun 2009. Itu berarti rata-rata durasi program iklan di 2009 sekitar 555 jam per hari. Artinya, ada 10% iklan dari total program di 2009. Sementara, jumlah spot iklan di majalah dan tabloid mengalami penurunan masing-masing 3% pada volume iklan yang masuk. Tren peningkatan iklan hampir di semua sektor produksi. Namun belanja iklan didominasi oleh 4 sektor yaitu layanan korporasi, telekomunikasi, toiletries dan minuman. "Keempat sektor tersebut mampu meraih share dobel digit. Namun kenaikan terbesar adalah section baby and maternity product," ujarnya. Kategori teratas di 2009 ditempati


(17)

oleh telekomunikasi sebanyak Rp 3,8 triliun meski angka tersebut turun 11% dibandingkan tahun 2008 sebanyak Rp 4,3 triliun. Disusul oleh pemerintahan dan politik dengan belanja iklan sebanyak Rp 3,6 triliun, atau naik setara signifikan 64% dari tahun 2009 sebesar Rp 2,2 triliun. "Hal ini terkait dengan kampanye pemilu di awal tahun 2009," katanya. Tren belanja iklan tiap triwulan selama 4 tahun terakhir selalu menunjukkan penurunan dari triwulan III ke triwulan IV. Meskipun biasa terjadi penurunan di triwulan I, pada tahun 2009 terjadi kenaikan karena adanya pemilu (http://vibizdaily.com/detail/bisnis/2010/01/19/nielsen_ elanja_iklan_indonesia_capai_rp_485_triliun_di_2009).

Televisi dapat dikatakan sebagai media yang ampuh untuk melaksanakan perang kilat terhadap bisnis periklanan. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari karakter media yang mampu menghadirkan sebuah realitas visual yang begitu natural, sehingga iklan-iklan yang disampaikan lewat televisi, seakan-akan menjadi sebuah realita yang memperesentasikan sebuah citra akan ‘dinamika masyarakat’ (http://puslit.petra.ac.id/journals/design/).

Kemampuan televisi dalam menjangkau audiens dan dalam menciptakan citra yang positif ataupun negatif telah menjadikannya sebagai media yang paling efektif dalam menyampaikan iklan. Televisi sebagai media hiburan yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia dan bahkan dunia merupakan salah satu media yang efektif untuk beriklan. Hal ini dikarenakan iklan televisi mempunyai karakteristik khusus yaitu kombinasi gambar, suara, dan gerak. Oleh karena itu pesan yang disampaikan sangat menarik perhatian penonton. Model iklan yang disajikan oleh televisi juga sangat bervariasi. Ketika baru muncul televisi swasta, iklan hanya dalam bentuk klip, baik live action, stop action maupun animasi dan


(18)

still. Perkembangan iklan yang makin kreatif tersebut menjadikan makin bervariasinya tayangan iklan dan bisa menjadi hiburan tersendiri. (Rendra, 2005 : 91 - 102).

Produk atau merek dapat menonjol dalam periklanan salah satunya menggunakan daya tarik para figur masyarakat. Figur masyarakat tersebut dapat seorang tokoh, bintang TV, aktor, aktris, atlet, ilmuwan dan sebagainya. Selebritis adalah pribadi (tokoh, aktor, aktris, intertainer, atlet) yang dikenal masyarakat untuk mendukung suatu produk. Selebritis merupakan juru bicara produk. Oleh karenanya, tidaklah mengherankan jika biaya yang dikeluarkan untuk beriklan di televisi jauh melampaui biaya yang digunakan untuk beriklan di media lain. Sejalan dengan semakin menguatnya minat dan intensitas masyarakat untuk menonton televisi telah memberikan pengaruh secara tidak langsung kepada audiensnya.

BlackBerry adalah lainnya. Penggunaa menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan dunia. BlackBerry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama BlackBerry. Di Indonesia, Starhub menjadi bagian dari layanan dalam segala hal teknis mengenai


(19)

instalasi BlackBerry melalui operator Indosat. Indosat menyediakan layanan BlackBerry Internet Service dan BlackBerry Enterprise Server. Pasar BlackBerry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelkom dan Internet Service dan BlackBerry Enterprise Server+ (BES+). Sementara, operator dengan BlackBerry Enterprise Server. Umumnya BlackBerry dijual sepaket dengan nomor operator demikian unit BlackBerry dikunci dengan tiga operator. Namun ada juga unit BlackBerry sebagai unit yang terpisah, alias sudah di unlock sehingga bisa dipakai oleh seluruh operator. BlackBerry seperti ini berasal dari luar negeri. Produk yang menjadi andalan utama dan membuat Blackberry digemari di pasar adalah surat-e gegas (push e-mail). Produk ini mendapat sebutan surat-e gegas karena seluruh surat baru, daftar kontak, dan informasi jadwal (calendar) “didorong” masuk ke dalam Blackberry secara otomatis

Setelah 4 tahun dikenalkan di Indonesia, permintaannya naik tajam. Pengguna BlackBerry sampai saat ini dari golongan menengah ke atas karena harganya yang masih mahal atau setara dengan handphone high-end. Pada tataran itu hanya terjangkau kalangan tertentu. Para eksekutif khususnya yang muda menjadikan BlackBerry sebagai kelengkapan penampilan atau aksesoris fashion. Di mall, cafe dan, tempat nongkrong kaum borju, para pengunjungnya banyak yang menggunakan BlackBerry


(20)

Pertumbuhan pasar BlackBerry memang mengejutkan, khususnya setelah perangkat komunikasi ini tidak hanya dipasarkan ke kalangan korporat, tetapi juga ke konsumen umum (ritel / individual). Dalam tempo empat bulan setelah layanan BlackBerry On Demand diluncurkan Indosat, jumlah pelanggan bertambah 15 ribu. Total yang pernah pakai BlackBerry On Demand sekitar 30.000 ribu orang. Kurun waktu tahun 2004 - 2005, pertumbuhannya 25%. Tahun 2006 naik 50%. Tahun 2006 – 2007 tumbuh 100% karena Blackbeery masuk ke pasar ritel, post paid. Tahun 2007 – 2008 berkembang 250%. Pelanggan layanan BlackBerry Indosat sudah berjumlah 35.500 (Wahyu Wijayadi, Direktur Corporate Services Indosat, Kompas).

Kalau dilihat kebelakang, awal popularitas BlackBerry adalah ketika Presiden Barack Obama dilantik. Dia menolak protokoler kepresidenan Amerika yang akan memisahkannya dengan gadget kesayangannya, BlackBerry. Masalah Presiden baru Amerika Barack Obama itu menjadi berita di berbagai media sehingga mendorong orang di seluruh dunia untuk mengetahui apa sebenarnya BlackBerry itu, apakah beda dengan phone, smartphone,PDA dan sejenisnya. Bukan hanya artis yang menggunakan BlackBerry, ibu rumah tangga maupun mahasiswa juga menggunakannya hanya sekedar mengikuti trend. Padahal menggunakan BlackBerry hanya untuk chatting, mengakses layanan standar seperti e-mail yang sebenarnya sudah bisa diakses dengan handphone low end asalkan sudah dilengkapi GPRS.


(21)

Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan Blackberry untuk menawarkan produknya agar menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang ia akan beli. Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi (Kotler : 2000) menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa.

Dari berbagai macam media yang ada, banyak pengiklan yang memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan informasi. Iklan yang ditayangkan dengan menggunakan jasa televisi sangat beragam, diantaranya adalah iklan Blackberry. Dengan iklan yang ditayangkan, apakah sudah mengena pada masyarakat agar dapat menerima pesan tersebut melalui iklan yang ditayangkan dalam memasarkan produk Blackberry yang ada, maka Blackberry menayangkan iklannya di berbagai stasiun televisi.

Penayangan iklan Blackberry di televisi diharapkan mengena pada sasaran konsumen, baik tentang pesan iklan, audio, bintang iklan, dialog, penampilan visual dan pengaturan. Rasa tertarik terhdap iklan Blackberry mungkin dapat dimunculkan dengan pewarnaan, gambar, atau pesan iklan yang menarik, dan hal ini pada gilirannya akan semakin diperkuat oleh keorisinilan penampilan dan penyusunan kalimat dalam pesan iklan. Iklan Blackberry yang ditayangkan di televisi maupun iklan Blackberry yang ditayangkan oleh berbagai provider yang ada telah mampu menarik perhatian khayalak. Desain Blackberry yang elegan dan fashionable yang dituangkan dalam iklan itu sendiri seolah-olah mampu menarik minat beli khayalak untuk memilikinya.


(22)

Maka dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa iklan Blackberry adalah sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya kepada komunikannya (khayalak sasaran) dengan tujuan untuk menarik perhatian agar pesan yang disampaikan dapat diterima. Khayalak harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan.

Iklan Blackberry mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen (Lutz : 1995). Perusahaan berharap konsumen potensial akan berperilaku seperti yang diharapkan melalui iklan komersialnya.

Iklan Blackberry yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan sikap konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikap terhadap iklan Blackberry dipengaruhi oleh persepssi konsumen terhadap iklan itu sendiri. Sikap terhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir mengenai sebuah iklan. Sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut.

Berdasarkan observasi penelitian lapangan yang dilakukan oleh peneliti, Blackberry cukup mendapat perhatian di masyarakat. Peneliti melihat produk ini telah menjadi fenomena tersendiri di masyarakat. Peneliti memilih mahasiswa FISIP USU sebagai subjek penelitian karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, cukup banyak mahasiswa FISIP USU yang menggunakan Blackberry, dikarenakan kebutuhan akan penggunaan telepon, kecanggihan fitur


(23)

yang tersedia atau sekedar untuk menjadi gaya hidup diantara sesama teman. Selanjutnya peneliti melihat hubungan iklan Blackberry tersebut terhadap minat beli mahasiswa FISIP USU yang cukup besar .

Berdasarkan alasan yang telah diuraikan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih dalam mengenai Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana hubungan tayangan iklan BlackBerry di televisi terhadap minat beli mahasiswa FISIP USU?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup psenelitian yang terlalu luas dan menempatkan penelitian lebih fokus, maka penulis perlu membuat pembatasan masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu mencari hubungan dan menguji hipotesis.

2. Penelitian dilakukan di berbagai stasiun televisi swasta yang menayangkan iklan BlackBerry.


(24)

3. Objek penelitian adalah mahasiswa FISIP USU program S-1 tahun angkatan 2007 – 2009 yang masih aktif dan yang pernah melihat tayangan iklan BlackBerry di televisi.

4. Penelitian dilakukan pada bulan April 2010 – Juni 2010.

I.4. Tujuan dan manfaat peneltian I.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan tayangan iklan BlackBerry di televisi terhadap minat beli mahasiswa FISIP USU.

2. Untuk mengetahui sejauhmana tayangan iklan Blackberry di televisi dapat mempengaruhi minat beli mahasiswa FISIP USU.

3. Untuk mengetahui seberapa besar minat beli mahasiswa FISIP USU terhadap produk-produk BlackBerry.

I.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan bagi mahasiswa FISIP USU.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis dan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU mengenai Ilmu Komunikasi dan Periklanan.


(25)

3. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiswa untuk lebih selektif dalam mengadopsi tayangan iklan di televisi sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap iklan produk tertentu.

I.5. Kerangka Teori

Suatu penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian yang dipilih itu akan disorot (Nawawi, 1991 : 40 - 41). Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerlinger menyebutkan teori merupakan suatu kumpulan construct atau konsep, definisi, dan proposisi yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antara variabel dengan tujuan menjelaskan atau memprediksi fenomena alam. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori, diantaranya : 1. Komunikasi dan Komunikasi Massa, 2. Media Massa dan Televisi, 3. Iklan dan Iklan di Media Televisi, 4. Minat Beli, 5. AIDDA.

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan, ada pula yang mengartikan saling tukar pendapat atau pikiran.


(26)

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggrisnya communication berasal dari bahasa Latin communicatio dan bersumber dari kata communis, yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 1992 : 9). Jika kita mengadakan komunikasi dengan orang lain, berarti kita sedang mengadakan kesamaan makna dengan orang tersebut. Makna berbagai hal bagi orang-orang timbul dari tindakan bersama yang dilakukan oleh orang-orang itu. Selanjutnya, tindakan itu berupa pengamatan berbagai hal dan penempatan arah perbuatan berdasarkan interpretasi personal. Dengan mengamati, tanda, isyarat, dan petunjuk, mereka menciptakan makna berbagai objek.

Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan. Komunikasi adalah penyampain pikiran, pendapat informasi, atau sikap demgam nernicara menulis atau memberi isyarat (Moekijat, 1993 : 5).

Ada lima unsur yang utama demi kelangsungan suatu proses komunikasi, yaitu :

a. Komunikator (communicator) b. Pesan (message)

c. Media (media)

d. Komunikan (communican) e. Efek (effect)

Jadi dikatakan sebagai komunikasi yaitu dengan terdapat berbagai unsur tersebut, jika salah satu dari unsur tersebut tidak terdapat, maka komunikasi tidak berjalan sebagaimana mestinya.


(27)

Seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi kemudian dilakukan dengan menggunakan media, baik itu media catak maupun elektronik. Hal tersebut menyebabkan proses pengiriman pesan dalam komunikasi dapat dilakukan secara serempak dan dapat diteriam khalayak dalam jumlah yang besar dalam satu waktu tertentu. Kegiatan komunikasi semacam ini kemudian disebut sebgai komunikasi massa.

Komunikasi massa adalah komunnikasi dengan menggunakan media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, radio, dan televisi yang siarannya ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 1992 : 13).

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komuniasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu mlipatgandakan produksi pesan-pesan komunikasi.

Komunikasi massa adalah ringkasan dari komunikasi melalui media massa (communicating with media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa. Komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, yaitu : komunikasi oleh media dan komunikasi untuk massa. Namun, komunikasi massa tidak berarti komunikasi untuk setiap orang. Pasalnya, media cenderung memilih khalayak, demikian pula, khalayak pun memilih-milih media.


(28)

Menurut McQuail (1994 : 33), komunikasi massa dapat juga dikenali dari karakter yang dimiliki, yaitu :

1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan organisasi formal dan pengiriman seringkali merupakan komunikator atau orang yang profesional.

2. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesan tersebut seringkali diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak sehingga merupakan suatu produk yang mengandung nilai kegunaan.

3. Hubungan antara pengirim dan peneriam pesan biasnya bersifaat satu arah dan jarang bersifat interaktif, impersonal, dan pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konssekuensi yang terjadi pada apra individu dan pesan yang diperjualbelikan dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu.

I.5.2. Media Massa dan Televisi

Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar heterogen dan anonim melewati media cetak atau media elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Hal ini menunjukkan bahwa ada dua jenis media massa, yaitu: cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (televisi dan radio). Jadi, televisi termasuk dalam jenis media yang bersifat elektronik. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khayalak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti


(29)

surat kabar, film, radio, dan televisi. Media massa digunakan dalam proses komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh.

Pengertian media massa sendiri adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan, dalam arti khayalak dalam jumlah yang relatif yang sangat banyak secara bersam-sama pada saat yang sama memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut, misalnya surat kabar, radio, televisi siaran, dan film teatrikal yang ditayangkan di gedung bioskop (Effendy, 1992).

Komunikasi media massa televisi adalah proses antar komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi komunikasi massa televisi bersifat periodek. Dalam komunikasi massa media tersebut, lembaga penyelenggara komunikasi bukan secara perorangan melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi kompleks serta pembiayaan yang cukup besar. Pesan-pesan di televisi bukan hanya didengar, tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (Kuswandi, 1996 : 16).

Hubungan media massa dengan khayalak tidak dapat dilihat secara terpisah melainkan sebagai satu kesatuan. Sudah banyak penelitian komunikasi yang telah dilakukan untuk melihat hubungan khayalak dengan medianya. Awalnya pendekatan yang digungakan oleh peneliti hanya melihat bagaimana efek komunikasi yang terjadi akibat isi pesan yang disampaikan oleh media massa.


(30)

I.5.3. Iklan dan Iklan di Media Televisi

Kleppner menyatakan bahwa iklan atau advertising berasal dari bahasa Latin, advere berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain (Liliweri, 1992 : 17). Institut Praktisi Periklanan Inggris mendefenisikan istilah periklanan sebagai berikut : periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif, yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya (Jefkins, 1996 : 5). Masyarakat Periklanan Indonesia mendefenisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Khasali, 1992 : 11).

Media iklan terbagi atas dua, yaitu:

1. Media lini atas (above the line media), merupakan bentuk media primer yang terdiri dari : radio, surat kabar, majalah, papan luar (billboard), dan televisi.

2. Media lini bawah (below the line media), merupakan bentuk emdia sekunder yang terdiri adari : pameran, leafleat, brosur, poster, dan stiker (Rhenald, 1992 : 23).

Media televisi merupakan salah satu media iklan yang efektif untuk menyampaikan pesan iklan kepada konsumen potensial. Media televisi merupakan media yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan iklan produk, positioning iklan tersebut dalam sela-sela program siaran televisi. Maka semakin banyak waktu yang dihabiskan pemirsa untuk melihat iklan dalam media tersebut. Bentuk siaran dalam media televisi sangat tergantung dari berbagai bentuk siarannya, apakah merupakan bagian dari suatu sindikat, jaringan lokal, kabel atau


(31)

bentuk lainnya. Bentuk iklan ditelevisi yaitu: Pensponsoran, partisipasi, pengumuman maupun announ cement.

Media televisi menimbulkan danpak yang kuat terhadap konsumen dalam hal menciptakan kelenturan dengan mengkombinasikan audio visual sehingga iklan dapat dikemas dalam bentuk yang menarik. Iklan media televisi dapat mempengaruhi sikap dan persepsi konsumen sasaran dimana banyak konsumen potensial meluangkan waktu didepan televisi sebagai sumber berita dan informasi. Sebagai media penyiaran, keunikan televisi adalah sangat personal dan demonstratif, tetapi juga sangat mahal dan dianggap penyebab ketidakteraturan (clutter) dalam persaingan. Seperti media lainnya, periklanan di televisi mempunyai sejumlah kekuatan, antara lain (Shimp, 2003 : 535 - 536) :

1. Televisi memiliki kemampuan yang unik untuk mendemonstrasikan penggunaan produk.

2. Televisi juga mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa diharapkan (intusion value).

3. Kemampuan televisi untuk memberikan hiburan dan menghasilkan kesenangan.

4. Kemampuan televisi untuk menjangkau para konsuumen satu-persatu. 5. Televisi dapat menayangkan humor sebagai strategi periklanan yang

efektif.

6. Periklanan dengan menggunakan televisi sangat efektif dengan tenaga penjualan perusahaan dan perdagangan.

7. Manfaat terbesar periklanan bagi televisi adalah kemampuannya untuk mencapai dampak yang diinginkan.


(32)

I.5.4. Minat Beli

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001).

Mehta (1994 : 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Pengertian minat beli menurut Howard (1994) (Durianto dan Liana, 2004 : 44) adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995) (Thamrin, 2003 : 142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998 : 126) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil


(33)

tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

I.5.5. Teori AIDDA

Mengingat iklan merupakan suatu proses atau kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak perusahaan dan masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa AIDDA adalah teori yang sesuai untuk melihat tahapan iklan tersebut.

Menurut Effendy (2002 : 25), AIDDA adalah singkatan dari Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action. Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian atau attention. Dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik.

Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadi suatu awal suksesnya proses komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusun dengan upaya menumbuhkan minat atau interest, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari perhatan yang merupakan titik tolak bagi timbulnya suatu hasrat atau desire untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Jika hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, maka bagi komunikator ini belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan atau decision, yaitu keputusan untuk melakukan kegiatan atau action sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator (Khasali, 1992 : 83-86).


(34)

Sebuah iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan, dan atau menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Jefkins (1996 : 234 - 235) :

a. Perhatian

Kecuali sutau iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun oleh pembaca. Beberapa stimulus mampu menarik perhatian karena orang diajari atau dikondisikan untuk bereaksi terhadap suatu iklan, sebagai contoh : musik / sound seperti telepon atau bel pintu dan sirine yang meraung-raung kadang dimasukkan sebagai latar belakang iklan radio dan televisi. Jalan cerita yang menggambarkan pesan iklan itu sendiri juga dianggap mampu menarik perhatian.

b. Ketertarikan

Tidak ada patokan tertentu yang membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka, di mana daya tarik iklan di sini menggunakan sederetan selebritis yang dianggap paling cantik dan elegan yang sesuai dengan image produk.

c. Keinginan

Pembaca harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, maka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. Pengetuahuan juga meningkatkan kemauan konsumen untuk memahami suatu pesan. Efek menguntungkan pemahamann ini akan disertai berkurangnya kesalahpahaman. Jadi harapan yang diciptakan label merk cukup kuat uintuk mengubah persepsi konsumen atas suatu produk. Sifat kebutuhan konsumen pada


(35)

waktu disodori suatu iklan akan mempengaruhi penekanan yang diberikan pada sifat pemikat perhatian suatu iklan karena konsumen sudah dimotivasi kebutuhannya sendri untuk memproses iklan itu.

d. Keputusan

Keputusan sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaiman yang mereka inginkan, tentu saja keputusan di sini mungkin dapat diraih dengan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang diiklankan.

e. Tindakan

Yaitu bagaimana iklan mampu menimbulkan respon. Iklan di media massa mampu membuat khayalak melakukan tindakan sesuai yang diinginkan, yang mengarah pada tindakan pembelian nyata dan atau pembelian ulang bagi konsumen yang mempunyai loyalitas.

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai (Nawawi, 2001 : 40). Konsep adalah gambaran mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kselompok, dan individu tertentu (Singarimbun, 1995 : 34).


(36)

Kerangka konsep juga merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian. Konsep yang akan dikemukakan dalam penelitian ini dijabarkan atas kelompok-kelompok variabel sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan munculnya gejala atau faktor unsur lain (Nawawi, 1991 : 56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklan BlackBerry di Televisi.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau tidak ada munculnya dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi 1991 : 57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat Beli Mahasiswa FISIP USU.

3. Variabel Antara (Intervening Variable)

Varabel antara adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 1991 : 58). Variabel antara dalam penelitian ini adalah Karakteristik Responden.

I.7. Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep yang ada, maka akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

Variabel Bebas (X) Iklan BlackBerry di Televisi

Variabel Terikat (Y) Minat Beli Mahasiswa FISIP USU

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden


(37)

I.8. Variabel Operasional

Operasional variabel digunakan untuk lebih memudahkan kesamaan dan kesesuain penelitian berdasarkan kerangka konsep di atas, yakni :

No. Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Iklan BlackBerry di Televisi

1. Faktor Bentuk a. Bahasa b. Gambar c. Warna 2. Faktor Isi

a. Daya tarik pesan b. Kejelasan pesan c. Suggestive information 3. Penggunaan Media

a. Frekuensi melihat iklan BlackBerry

b. Intensitas melihat iklan BlackBerry

2. Variabel Terikat (Y)

Minat Beli Mahasiswa FISIP USU

1. Kognitif (kesadaran dan

pengetahuan)

- Attention (perhatian)

2. Afektif (sikap atau perasaan / emosi)


(38)

- Desire (keinginan) 3. Konatif (perilaku / tindakan)

- Decision (keputusan) - Action (tindakan) 3. Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

1. Departemen 2. Tahun Angkatan 3. Jenis Kelamin 4. Usia

5. Uang Saku Perbulan 6. Status Tempat Tinggal

I.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Oleh karena itu, variabel defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Iklan BlackBerry di Televisi

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan iklan BlackBerry di televisi adalah iklan BlackBerry yang hadir di berbagai stasiun televisi swasta yang ada di televisi.

1. Bahasa / kata-kata, yaitu sejauh mana bahasa / kata-kata yang disajikan pada iklan tersebut mampu menarik dan dimengerti oleh responden. 2. Gambar, apakah gambar yang ditayangkan dalam iklan dapat menarik dan


(39)

3. Kejelasan pesan, apakah pesan yang disampaikan dalam iklan mampu dicerna atau dimengerti dengan jelas oleh responden.

4. Gaya bahasa, yaitu bagaimana gaya bahasa yang ditampilkan dalam iklan mampu menarik responden untuk membeli produk.

5. Suggestive information, yaitu mencoba untuk memberitahukan kegunaan dan kelebihan dari produk yg diikalnkan.

6. Frekuensi melihat iklan Blackberry, yaitu tingkat keseringan responden melihat iklan BlackBerry yang ditayangkan di televisi.

2. Minat Beli Mahasiswa FISIP USU

Dalam hal ini, yang diamati adalah aspek : 1. Kognitif (kesadaran dan pengetahuan)

- Attention (perhatian), yaitu khayalak melihat tayangan iklan di televisi. Perhatian ini muncul karena iklan tersebut dikemas sedemikian rupa dengan gaya bahasa yang tepat sehingga kelihatan menarik.

2. Afektif (sikap atau perasaan / emosi)

- Interest (minat), yaitu setelah perhatian khayalak terfokus pada iklan yang dimuat, maka perhatian tersebut dapat menjadi minat yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh mengenai produk tersebut.

- Desire (keinginan), yaitu kebutuhan atau keinginan khayalak untuk membeli atau memiliki, memakai sesuatu harus dibangkitkan, yaitu dari proses adanya rasa ketertarikan terhadap iklan kemudian timbul keinginan untuk membeli atau memiliki.


(40)

- Decision (keputusan), yaitu tahap di mana kebutuhan khayalak telah berhasil diciptakan. Khayalak harus diyakinkan agar mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dan khayalak harus benar-benar yakin dengan keputusan yang dilakukan untuk membeli produk tersebut.

3. Konatif (perilaku / tindakan)

- Action (tindakan), yaitu tahap terakhir setelah melalui tahap perhatian, minat, keinginan, dan keputusan. Pada tahap ini khayalak yang melihat iklan tersebut sudah melakukan suatu tindakan pembelian terhadap produk atau jasa yang diiklankan.

3. Karakteristik Responden

1. Departemen, yaitu departemen yang diambil responden. 2. Tahun Angkatan / stambuk, yaitu tahun masuk responden

3. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita dari responden. 4. Usia, yaitu usia / umur responden.

5. Uang Saku Perbulan, yaitu pengeluaran mahasiswa tiap bulannya. 6. Status Tempat Tinggal, yaitu keberadaan tempat tinggal mahasiswa.

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat tentaif (sementara) yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001 : 161).


(41)

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi dengan Minat Beli Mahasiswa FISIP USU

Ha : Terdapat hubungan antara Tayangan Iklan Blackberry di Televisi dengan Minat Beli Mahasiswa FISIP USU


(42)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1.1. Pengertian Komunikasi

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Communis berarti sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu peernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Secara umum, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial (Effendy, 1992 : 3-5).

Widjaja (2000 : 15) menyimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila timbul saling pengertian, yaitu jika sipengirim dan sipenerima informasi dapat memahaminya. Dari pengertian komunikasi yang dikemukakan para ahli, dapat dilihat komponen atau unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi, yaitu : komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.


(43)

Unsur komunikasi itu dapat dilihat melalui paradigma Laswell, yaitu : Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect (Effendi, 1999 : 10). Dari paradigma Laswell tersebut, diperoleh lima komponen atau unsur komunikasi, yaitu :

1. Komunikator adalah pihak yang menyampaikan pesan pada seseorang atau sejumlah orang, atau sering juga disebut dengan sumber.

2. Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang.

3. Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator, sering juga disebut dengan penerima (receiver).

4. Media adalah sarana atau saluran yang mengandung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

5. Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Ilmu komunikasi sendiri dalam aplikasinya akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik karena semakin banyak manusia yang dicakup, cenderung akan semakin banyak masalah yang timbul. Berkenaan dengan itu, Effendy (1994 : 28) mendefenisikan juga hakekat komunikasi yaitu pernyataan benar antarmanusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

II.1.2. Pengertian Komunikasi Massa

Istilah komunikasi diambil dari bahasa Yunani, yaitu common, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi shared by all alike. Itulah sebabnya, komunikasi pada prinsipnya harus dua arah dalam rangka pertukaran pikiran (ide) dan informasi menuju pada terbentuknya pengertian bersama.


(44)

Sedangkan komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (auidiens atau khayalak sasaran). Massa di sini dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan feedback (umpan balik) yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif (Kuswandi, 1996 : 16).

Beberapa karakteristik yang pernah ditulis para pakar komunikasi untuk mendefenisikan gejala komunikasi massa adalah sebagai berikut :

1. Komunikator adalah suatu organisasi media yang mempunyai institusi sosial yang jelas.

2. Message (pesan) diproduksi secara besar-besaran (dalam jumlah besar) dan disebarkan kepada audiens dalam jumlah yang besar pula.

3. Komunikan pada umumnya adalah publik yang bersifat anonim (tidak saling mengenal).

4. Komunikan bisa mengelompok pada suatu tempat atau karena suasana tertentu, tetapi juga terpencar meliputi wilayah yang luas.

5. Feedback (umpan balik) umumnya bersifat tidak langsung atau tertunda karena kontak langsung antara komunikator dan komunikan terhalang oleh medium. Umpan balik langsung hanya untuk pesan dan medium.

6. Tingkat kerangka referensi (frame of reference) antara pengirim (sender) dan penerima (receiver).


(45)

8. Media massa dapat membantu membentuk struktur sosial yang baru secara cepat dan harmonis dengan :

a. Menjadikan dirinya alat pengikat ataupun perantara dalam perubahan yang semakin renggang ikatannya.

b. Menyadarkan masyarakat luas akan perubahan struktur yang diperlukan oleh masyarakat tradisional agar ia mampu bertahan.

Mc Quail (1994 : 33) menjabarkan ciri-ciri utama komunikasi massa sebagai berikut :

1. Sumber komunikasi massa merupakan suatu organisasi formal dan sang pengirimnya seringkali komunikator personal.

2. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesan tersebut diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan juga merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbol yang mengandung nilai kegunaan.

3. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat dua arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan tersebut bersifat interpersonal bahkan mungkin bersifat nonmoral dan kalkulatif. Artinya, pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada setiap individu.


(46)

II.2. Periklanan II.2.1. Pengertian Iklan

Secara etimologi, iklan berasal dari bahasa Latin, yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Sedangkan advertensi dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris yaitu advertising (Liliweri, 1997 : 17). Iklan merupakan bagian dari reklame yang berasal dari bahasa Perancis, yaitu re-clamare yang berarti meneriakkan berulang-ulang. Meneriakkan berulang-ulang di pinggir jalan, lorong ataupun yang sejenisnya sudah merupakan bersifat iklan. Bedanya hanyalah, bahwa iklan pada umumnya menggunakan media sehingga reklame dagangan dapat tersebar luas dan tidak perlu bersusah payah membawa barang atau jasa yang hendak dijual.

Kehadiran iklan tidak hanya diperlukan oleh perusahaan semata-mata, tetapi juga oleh masyarakat luas. Artinya dengan adanya iklan maka masyarakat jadi tahu akan kelebihan dan keuntungan yang akan diperoleh daripada barang atau jasa yang dianjurkan tersebut. Kemudian dengan adanya iklan pula, masyarakat jadi mudah mencari dimana tempat untuk mendapatkan barang atau jasa, sesuai dengan yang diinginkannya.

Selain itu, masyarakat adalah sekumpulan dari berbagai macam individu yang selalu disibukkan dengan kehidupan sehari-harinya. Sehingga tidak jarang lupa atau memang sengaja melupakan hal-hal yang kurang berkenaan dengan dirinya. Pokok umpamanya, sebagai salah satu kebutuhan tambahan dalam hidup manusia. Oleh karena itu, memberitahukan, menggerakkan, meyakinkan, dan menggiatkan masyarakat adalah sangat penting terutama bagi perusahaan di dalam upaya meraih peminat dari pada barang atau jasa yang telah dihasilkan.


(47)

Mengenai pengertian iklan sendiri, banyak para ahli yang telah menyumbangkan pemikiran, seperti C.H. Sandage dalam bukunya Advertising Theory and Practice yang mengatakan, bahwa iklan adalah :

“The dissemination of information, concerning idea, service or product to compelaction in accordance with the intent of the advertiser” (Iklan adalah penyebaran informasi beripa ide, pelayanan atau produk untuk menimbulkan kegiatan sesuai dengan yang diinginkan oleh si pemasang iklan) (H.R. Danan Djaja, 1985 : 110).

Secara sederhana, Rhenald Kasali mendefenisikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 1992 : 9).

American Marketing Association (AMA) mendefenisikan iklan sebagai berikut :

“Any paid from of nonpersonal presentation and promotion of ideas, goods, or services by an identified sponsor” (Kasali 1992 : 10).

Sementara kode Etik Periklanan Indonesia menguraikan sebagai berikut : “Iklan adalah publikasi atau penyiaran yang berupa reklame, pemberitahuan atau pernyataan yang bersifat bukan berita (news) dengan menyewa suatu ruangan yang khusus disediakan untuk itu, dengan maksud memperkenalkan atau memberitahukan sesuatu melalui mass media” (H.R. Danan Djaja, 1985 : 110).

Iklan adalah publikasi yang dapat berupa reklame, pemberitahuan atau pernyataan yang bukan bersifat berita dan disampaikan dengan menyewa satu ruang khusus yang ada pada suatu mass media. Dalam pengertian lain, dengan iklan sesuatu perusahaan membangun kesadaran masyarakat untuk memiliki barang yang dibutuhkannya, baik di rumah tangga, kantor dan sebagainya lewat


(48)

penyiaran di televisi, radio, surat kabar, film, dan majalah ataupun tabloid mingguan.

Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa pengertian iklan adalah :

a. Tindakan atau usaha memperkenalkan hasil produksi melalui gambar, kata-kata, slogan, atau simbol dari pada hasil produk tersebut melalui komunikasi langsung yang ditujukan kepada khalayak ramai agar dibeli dan menimbulkan minat masyarakat untuk membeli dan memilikinya. b. Usaha peningkatan penjualan hasil produk melalui media komunikasi massa

supaya dikenal secara cepat dan tersebar di pasar.

c. Sarana informasi bagi masyarakat dalam menentukan dan menumbuhkan minat, sikap serta tindakan.

d. Salah satu sarana penghidupan bagi media massa dan surat kabar pada khususnya.

II.2.2. Perkembangan Iklan

Periklanan dalam arti modern, merupakan usaha untuk memberi informasi tentang suatu produk atau jasa kepada khalayak dan merupakan suatu gejala masyarakat yang maju. Gejala ini boleh dikatakan khas, mengingat bahwa barang atau jasa tidak dijual bersamaan dengan pemberian informasi, serta bahwa pemberian informasi terjadi pada umumnya melalui media massa. Karena itu syarat utama bagi apa yang kini disebut periklanan ialah adanya media, terutama media massa. Walaupun surat kabar yang dikenal sebagai surat kabar pertama seperti Nathaniel Butter’s Weekly News sudah dikenal dalam tahun 1622 di


(49)

Inggris, namun ternyata bahwa surat kabar itu belum memuat iklan. Yang dikenal di Inggris sebagai pembawa iklan yang pertama ialah Mercurius Eritannius.

Di Inggris kemudian dikenal suatu surat kabar yang mengkhususkan diri dalam periklanan pada tahun 1682, yaitu “A collection for the Improvement of Husbandry and Trade“, sehingga terbitan bukan saja membawa berita penjualan produk pertanian dan perdagangan pada umumnya, tetapi juga sudah membawa iklan tentang lowongan kerja dan mencari pekerjaan, seperti juga berita benda yang hilang dan berita ditemukan. Surat kabar yang diterbitkan oleh Jhon Houghton ini, akhirnya juga memuat berita pernikahan dan pencarian jodoh, juga seperti ulasan buku serta berita di mana dapat membelinya. Dalam abad ke- 18 dan ke- 19 di dalam dunia persuratkabaran Inggris terjadi status yang lebih tinggi, sehingga Henry Colburn, penerbit dari surat kabar berbobot elit Anhenaum and Frazer’s menghindari iklan berbau picisan. Akibatnya ialah bahwa dalam periode ini iklan mini (classifiedads) berkembang, yang akhirnya dapat menghasilkan 9.000 poundsterling.

Lambat laun pasaran massa sebagaimana dikenal sekarang, makin berkembang terutama dalam abad ke- 19 dengan menggunakan berbagai tricks seperti penggunaan lagu-lagu populer atau pepatah yang mudah mengingatkan seseorang akan suatu produk tertentu, menggunakan pengulangan serta pendekatan teknik erudisi dengan menggunakan tehnik pseudo ilmiah demi peningkatan status sosial kepada pemakai satu produk. Namun tidak semua pedagang kaya menganggap bahwa surat kabar sebagai satu-satunya media yang dapat menghubungkan dirinya (produk atau jasanya) dengan khalayak sasaran, sehingga mulai penggunaan tehnik penggunaan papan temple (billboards) serta


(50)

penggunaan iklan pada kendaraan-kendaraan yang membawa produknya, sehingga pemerintah kotamadya London dalam tahun 1839 sudah mengeluarkan apa yang dikenal sebagai metropolitan Police Act, 1839 yaitu yang mewajibkan izin penempelan poster atau pemasangan papan temple di tempat-tempat umum, di samping izin rekomendasi dari polisi setempat. Dalam suasana ini kegiatan periklanan memperoleh citra negatif dan terutama dikenal sebagai “kasar dan tidak benar”, sehingga perusahaan-perusahaan besar akhirnya kembali dengan hanya mencantumkan pada papan tempel sekedar nama perusahaan dan produknya untuk mengingatkan khalayak (Phil Astrid S. Susanto, 1997 : 188 ).

Sedangkan di Amerika Serikat, perkembangan dunia iklan dirintis oleh Benjamin Franklin, yang dijuluki sebagai Bapak Periklanan Amerika Serikat. Ia menerbitkan surat kabar periklanan pada tahun 1729 yang diberi nama Pennsylvania Gazatte. Salah satu contoh iklan terbaik yang merupakan bukti sejarah yang dikenal di Amerika Serikat adalah iklan yang dimuat di Pennsylvania Evening Post edisi 6 Juli 1776. Pesan yang disampaikan tidak lain adalah Proklamasi Kemerdekaan Amerika Serikat (Kasali, 1992 : 4).

Di Indonesia sendiri, iklan mulai berkembang sekitar 400 tahun yang lalu. Jan Pieters Coen yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal (1619-1629) di Batavia pada masa pemerintahan Hindia Belanda dapat dikatakan sebagai tokoh perintis periklanan pertama di Indonesia. Coen menerbitkan lembaran informasi semacam surat kabar, Memories De Noveiles (1621) yang masih menggunakan tulisan tangan. Iklan pertama yang dibuat berupa pengumuman pemerintah VOC yang berkaitan dengan mutasi (perpindahan) pejabat penting di wilayah Hindia Belanda. Beberapa abad kemudian, periklanan di Indonesia semakin berkembang


(51)

dengan munculnya surat kabar di daerah. Salah satu contohnya adalah surat kabar De Locomotif yang terbit pada tahun 1864 di Semarang dan surat kabar Tjahaja Sijang di Menado pada tahun 1869.

II.2.3. Fungsi, Jenis, dan Manfaat Iklan 1. Fungsi Iklan

Menurut Alo Liliweri (1998) yang dikutip dari beberapa sumber seperti Wright (1978), S.W.Dunn (1978) dan Bover (1976) dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Fungsi Pemasaran

Adalah fungsi untuk menjual informasi tentang barang, jasa maupun gagasan melalui media sebagai upaya :

1. Mengidentifikasi produk dan menjelaskan perbedaannya dengan produk lain.

2. Menganjurkan penggunaan produk baru secara bertahap. 3. Menunjang penyebaran untuk peningkatan penggunaan produk.

4. Membangun rasa cinta dan dekat pada produk untuk mengikat konsumen dalam jangka waktu yang lama.

b. Fungsi Komunikasi

Adalah upaya penerangan dan informasi tentang produk, memberi pesan yang berbau pendidikan, menciptakan pesan yang bersifat menghibur, dan mempengaruhi khalayak untuk dekat dan selalu membeli dan memakai produk secara bertahap.


(52)

c. Fungsi Pendidikan

Melalui iklan orang dapat belajar sesuatu dari yang dibacanya, ditonton maupun didengar. Khalayak dapat mengkonsumsi produk yang sesuai untuk merek dan merek dapat memperbaiki gaya hidup menjadi lebih baik.

d. Fungsi Ekonomi

Keuntungan ekonomis yang diperoleh khalayak melalui iklan adalah mereka lebih mudah mengakses produk yang dibutuhkan yang bisa menjadi khalayak efisien dari segi biaya.

e. Fungsi Sosial

Dalam fungsi sosial, iklan membantu menggerakkan perilaku khalayak untuk lebih baik.

2. Jenis Iklan

Iklan terdiri atas dua jenis : pertama iklan standar, dan kedua iklan layanan masyarakat. Jika kemudian terdapat jenis-jenis yang lain, maka itu merupakan perluasan dari kehadiran kedua jenis iklan tersebut, demikian dinyatakan oleh Bitter dalam bukunya Mass Communication, an introduction.

Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang atau jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media massa. Tujuan iklan standar adalah merangsang motif serta minat para pembeli atau para pemakai. Karena akibat iklan telah merangsang pembeli melalui daya tariknya yang besar, maka iklan menggugah minat, perasaan konsumen, dan mengambil sikap terhadap barang atau jasa yang ditawarkan tersebut. Sebagian besar iklan standar, pesan-pesannya ditata secara profesional oleh lembaga


(53)

periklanan. Kehadiran lembaga seperti ini sangat dibutuhkan oleh para pemasang iklan yaitu mereka yang mempunyai barang, jasa, ide serta gagasan yang ingin ditawarkannya itu. Pesan-pesan iklan ini disusun secara mantap baik dalam kata-kata, kalimat, memilih gambar dan warna, tempat pemasangan atau media yang cocok, menjangkau jenis khalayak sasaran tertentu, dan menyebarkannya pada waktu yang pas yang seluruhnya berada dalam penanganan orang-orang professional.

Jenis iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat nonprofit, yaitu tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Hal ini berbeda dengan iklan standar yang mengharapkan dari pemasangan iklannya menggaet keuntungan atas penjualan barang produksinya. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dan bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Iklan layanan masyarakat tidak terlalu terikat pada penetapan yang ketat, perancangan pesan yang rumit, pemilihan media yang sesuai, sampai pada penentuan khalayak sasaran serta pemilihan tempat dan juga waktu yang benar-benar pas ( Alo Liliweri, 1992 : 31 ).

Secara umum iklan dapat dibagi atas : a. Iklan Tanggung Jawab Sosial

Adalah iklan yang bertujuan untuk menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif, penerangan, dan pendidikan agar membentuk sikap warga masyarakat sehingga mereka bertanggung jawab terhadap masalah sosial juga kemasyarakatan tertentu. Tanggung jawab ini merupakan bagian dari kewajiban


(54)

masyarakat secara moral maupun material yang ditunjukkannya dalam aktivitas sosial.

b. Iklan Bantahan

Iklan ini diajukan melalui media massa untuk membantah dan memperbaiki citra suatu produk, yang namanya sudah tercemar di kalangan masyarakat akibat suatu informasi yang tidak benar. Perusahaan yang memproduksi itu dapat mengajukan iklan melalui kuasa hukum / pengacara untuk membantah ketidakbenaran informasi tersebut

c. Iklan Pembelaan

Iklan ini mirip dengan iklan bantahan, namun iklan pembelaan merupakan iklan yang diajukan untuk membela keberadaan suatu barang, jasa, ide atau gagasan tertentu dari pengajuan atau klaim dari pihak yang lain terhadap suatu produk tertentu, terutama sekali pembelaan ini terhadap hak paten.

d. Iklan Perbaikan

Iklan perbaikan adalah iklan yang memperbaiki pesan-pesan tentang suatu produk tertentu yang terlanjur salah dan disebarluaskan melalui media massa. Jenis iklan seperti ini terlihat misalnya dalam iklan untuk memperbaiki isi iklan yang sama tentang suatu produk pada edisi terbitnya suatu media beberapa waktu sebelumnya.

e. Iklan Keluarga

Iklan keluarga adalah iklan yang pesan-pesannya merupakan pemberitahuan tentang terjadinya suatu peristiwa kekeluargaan kepada keluarga / khalayak lainnya. Sebagai contoh, iklan perkawinan, iklan ucapan selamat hari


(55)

raya, iklan ucapan selamat sukses, iklan kematian atau turut berduka cita, dan sebagainya.

Sementara itu Bovee membuat pembagian iklan yang lebih spesifik, yaitu : a. Iklan berdasarkan khalayak sasaran psikografis

Berdasarkan khalayak sasarannya, iklan dapat dibagi atas iklan untuk konsumen dan iklan untuk bisnis.

b. Iklan berdasarkan khalayak sasaran geografis

Jenis iklan ini diarahkan untuk menjangkau khalayak dalam suatu wilayah tertentu. Berdasarkan itu, iklan dibagi atas iklan internasional, iklan nasional, iklan regional, dan iklan lokal.

c. Iklan berdasarkan penggunaan media

Penyebaran iklan harus melalui media yang dipilih secara khas sesuai dengan keputusan pengiklannya. Pilihan terhadap media yang digunakan sebagai penyebar iklan dapat dilakukan melalui media cetak dan media elektronik.

d. Iklan berdasarkan fungsi dan tujuan

Setiap iklan mempunyai fungsi tertentu serta mempunyai tujuan tertentu pula. Jenis iklan ini terbagi atas iklan tentang produk-produk, iklan komersial bukan komersial, serta iklan berdampak langsung bukan langsung.

3. Manfaat Iklan

Manfaat iklan bagi produsen yaitu :

a. Bagi bisnis komersial untuk menjual barang / jasa b. Bagi lembaga rekruitmen untuk mencari pekerja c. Bagi pemerintah untuk member informasi


(56)

d. Jasa / industri hiburan

e. Informasi perjalanan wisata / ibadah f. Informasi pendidikan

g. Informasi prodok kesehatan, contoh : CNI

h. Informasi pembelian / penjualan barang pribadi, contoh : HP Sedangkan bagi konsumen, iklan bermanfaat untuk :

a. Menumbuhkan kesadaran kepada calon konsumen

b. Menumbuhkan / membangun sikap-sikap yang diinginkan c. Menumbuhkan identitas merek

d. Menanamkan cita / cirri-ciri tertentu kepada konsumen e. Menumbuhkan permintaan akan produk.

II.3. Iklan Televisi

II.3.1. Televisi Sebagai Media Iklan

Dengan semakin maraknya kehadiran televisi swasta di Indonesia, maka semakin penting pula kedudukan iklan sebagai sumber dana penunjang kehidupan stasiun-stasiun televisi tersebut. Televisi sebagai salah satu media periklanan mempunyai peranan yang strategis dalam mengiklankan suatu produk, mengingat kelebihan yang dimilikinya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa sifat media yang audiovisual (suara dan gambar) menjadikan pesan-pesan yang disampaikan melalui iklan televisi tersebut mempunyai rangsangan yang cukup tinggi bagi khayalaknya.


(57)

Iklan televisi memiliki dua jenis karakter, yaitu iklan televisi akan mendapatkan pengakuan penonton apabila iklan tersebut cukup baik dan iklan televisi dapat lebih menarik perhatian penontonnya apabila iklan tersebut dapat menggugah rasa ataupun membangkitkan minat.

Jika dilihat dari asal katanya, televisi berasal dari dua kata yang berbeda yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti ‘jauh’ dan kata visi (bahasa Latin) yang berarti ‘penglihatan’. Jadi secara harafiah televisi berarti melihat jauh (Wahyudi, 1986 : 40).

Praktino (1982 : 294) memformulasikan defenisi televisi sebagai salah satu bentuk media massa yang memancarkan suara dan gambar yang berarti sebagai produksi kenyataan yang disebarluaskan melalui gelombang-gelombang elektronik yang dapat diterima oleh pesawat penerima di rumah. Dari defenisi inilah dapat ditarik kesimpulan bahwa televisi sebagai media massa yang menghasilkan gambar dan suara dari jarak jauh, dalam penyiarannya hanya akan diterima pemirsa di rumah jika ada yang mentransmisikannya dan tidak mungkin dapat dilihat gambar-gambar yang bergerak dan hidup jika tidak ada unsur film yang memvisualkannya.

Secara umum siaran televisi dibagi ke dalam tiga golongan besar (Whayudi 1986 : 215), yaitu :

1. Siaran berita 2. Siaran nonberita 3. Iklan


(58)

Sebagai media pengiklan, televisi memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi penerimaan iklan (Shimp, 2003 : 535), yaitu :

Kelebihan :

1. Mendemonstrasikan penggunaan produk. Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Para penonton dapat melihat dan mendengar yang didemonstrasikan, mengidentifiaksi para pemakai produk.

2. Kemampuan untuk muncul tanpa diharapkan. Iklan televisi menggunakan indera seseorang untuk menarik perhatiannya bahka pada saat orang tersebut tidak ingin menonton iklan.

3. Memberikan hiburan dan menghasilkan kesenangan. Produk-produk yang diiklankan dapat dihidupkan atau ditampilkan lebih besar dari aslinya, dapat didramatisir dan ditayangkan lebih menggairahkan dan kurang lazim dari keadaan yang sesungguhnya.

4. Menjangkau para konsumen satu persatu. Misalnya dalam suatu presentasi penjualan perorangan, terjadi interaksi antara pembicara dan konsumen di mana pembicara mendukung keunggulan suatu produk tertentu.

5. Menggunakan humor sebagai strategi periklanan yang efektif. Banyak iklan yang paling diingat dengan menggunakan format humor.

6. Efektif dengan tenaga penjualan, perusahaan, dan perdagangan. Para penjual akan lebih mudah untuk menjual merek-merek baru atau yang telah ada ke pasar bila kampanye periklanan utama telah disusun.


(59)

7. Kemampuannya untuk mencapai dampak yang diinginkan. Dampak dari periklanan televisi adalah mutu / media periklanan yang mengaktifkan kesadaran konsumen dan mengaktifkan ingatannya untuk menerima pesan penjualan.

Kekurangan :

1. Biaya periklanan yang meningkat dengan cepat.

2. Erosi penonton televisi. Rekaman video, program sindikasi, internet, dan alternatif waktu senggang dan rekreasi lainnya telah mengurangi jumlah orang-orang yang menonton televisi.

3. Terpecahnya penonton (audience fractionalization). Para pengiklan tidak dapat berharap untuk menarik perhatian penonton homogen yang luas ketika memasang iklan pada program tertentu karena sekarang tersedia cukup banyak pilihan program bagi penonton televisi.

4. Zipping dan zapping iklan. Zapping terjadi saat penonton beralih ke saluran lain ketika iklan ditayangkan. Selain zapping, para penonton televisi juga terlibat di dalam zipping. Zipping terjadi saat iklan yang telah direkam dengan VCR ditayangkan dengan cepat (sipped through) ketika penonton menonton melalui iklan yang pernah ditayangkan sebelumnya. 5. Clutter (ketidakberaturan). Clutter mengacu kepada semakin banyaknya

materi nonprogram, yaitu : iklan, pesan layanan umum, dan pengumuman promosi stasiun dan program-program. Clutter terjadi karena jaringan meningkatkan / menanbah pengumuman promosi untuk merangsang penonton menonton program yang dipromosikan secara gencar dan karena pengiklan meningkatkan / menambah iklan-iklan pendeknya. Efektivitas


(60)

periklanan televisi menjadi kurang karena masalah clutter, yang menciptakan kesan negatif di kalangan konsumen mengenai periklanan pada umumnya, menjauhkan para penonton dari pesawat televisi, dan mungkin mengurangi kemampuan untuk mengingat nama merek.

II.3.2. Bentuk-Bentuk Iklan Televisi

Kasali (1992 : 120) dalam bukunya Manajemen Periklanan memaparkan setidaknya ada empat jenis bentuk iklan televisi, yaitu :

1. Pensponsoran

Pensponsoran oleh para pihak sponsor telah memberi dampak yang kuat pada pemirsa, khusunya karena pengiklan yang benar-benar menjaga mutu dan isi program serta siaran sponsornya. Akan tetapi, baiya yang harus ditanggung oleh pengiklan utnuk membuat suatu acara yang panjangnya sekitar 30-60 detik itu cukup besar. Itu sebabnya muncul sponsor yang dewasa ini melakukan kerja sama untuk menghasilkan suatu acara. Bentuk ini mulai popular di mana-mana dan masing-masing sponsor membagi waktu dan segmennya sekitar 15 meenit.

2. Partisipasi

Bentuk iklan televisi ini agak berbeda dengan bentuk sebelumnya, namun bentuk iklan seperti ini akan mengurangi beban biaya dan resiko. Melalui iklan sepanjang 15,30 atau 60 detik, iklan disisipkan diantara satu atau beberapa acara (spots). Pengiklan dapat membeli waktu yang tersedia, baik atas acara yang tetap maupun tidak tetap. Pendekatan ini juga fleksibel dalam arti memilih jangkauan pasar, khayalak sasaran, jadwal,


(61)

dan anggaran. Di sini, pihak pengiklan tidak dapat mengontrol isi dan mutu program yang bersangkutan, sedangkan waktu yang tersedia untuk dipilih biasanya sudah habis dibeli oleh pengiklan besar. Akibatnya, pengiklan kecil hanya memperoleh jam sisa yang menurut penelitian pengiklan besar tidak efektif.

3. Spot Announcement

Spot Announcement adalah bentuk iklan yang mengacu pada pengertian bahwa announcement iklan tersebut ditempatkan pada pergantian acara. Iklan spot 10, 20, 30, atau 60 detik dijual oleh stasiun-stasiun, baik untuk pengiklan lokal maupun nasional. Iklan jenis ini biasanya dimanfaatkan oleh pengiklan lokal.

4. Public Service Announcement

Public Service Announcement merupakan iklan layanan masyarakat yang dimuat atas permintaan pemerintah atau LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk menggalang solidaritas masyarakat atas suatu maslah. Misalnya, masalah ketertiban lalu-lintas, kebersihan sungai, konsumerisme, dan lain-lain.

II.4. Minat Beli

Minat adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu. Defenisi tersebut dipertegas oleh Onong U. Effendy (2003) yang menyatakan bahwa minat adalah perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. M. As`ad (1991 : 54) berpendapat bahwa


(1)

Website :

(http://vibizdaily.com/detail/bisnis/2010/01/19/nielsen_belanja_iklan_indonesia_c apai_rp_485_triliun_di_2009).


(2)

KUESIONER

No. Responden :

1 2

Judul : Iklan Blackberry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan

Tayangan Iklan Blackberry di Televisi terhadap Minat Beli

Mahasiswa FISIP USU)

1. Baca dan jawablah setiap pertanyaan yang diajukan secara jujur dan benar Petunjuk Pengisian

2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar 3. Kotak kode di sebelah kanan mohon jangan diisi

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Departemen : 1. Ilmu Komunikasi

2. Ilmu Administrasi Negara

3. Ilmu Kesejahteraan Sosial 3 4. Ilmu Politik

5.Sosiologi 6. Antropologi

2. Tahun Angkatan / Stambuk : 1. 2007

2. 2008 3. 2009 4

3. Usia : 1. 17 tahun

2. 18 tahun 3. 19 tahun

4. 20 tahun 5 5. 21 tahun

6. 22 tahun

4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan 6 5. Uang saku perbulan : 1. < Rp. 500.000

2. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 3. > Rp. 1.000.000 7


(3)

6. Tinggal Bersama : 1. Sendiri

2. Orang tua

3. Kerabat lainnya 8 4. Lainnya

II. IKLAN BLACKBERRY DI TELEVISI

7. Bagaimana intensitas anda melihat iklan Blackberry di TV ? 1. Tidak sering

2. Sering 9 3. Sangat sering

8. Apakah anda tertarik untuk melihat iklan Blackberry ? 1. Tidak tertarik

2. Tertarik

3. Sangat tertarik 10 9. Bagaimana frekuensi anda melihat iklan Blackberry di TV ?

1. Tidak sering

2. Sering 11

3. Sangat sering

10. Apakah anda memahami isi pesan yang disampaikan dalam iklan BlackBerry di TV ?

1. Tidak memahami

2. Memahami 12 3. Sangat memahami

11. Bagaimana menurut anda tentang pesan yang disampaikan dalam iklan BlackBerry ?

1. Tidak menarik

2. Menarik 13 3. Sangat menarik

12. Bagaimana menurut anda tentang informasi yang disampaikan dalam iklan BlackBerry terhadap kegunaan dan kelebihan dari produk BlackBerry ?

1. Tidak jelas

2. Jelas 3. Sangat jelas 14 13. Bagaimana menurut anda tentang bentuk tayangan iklan (bahasa, gambar, dan

warna) BlackBerry yang ditayangkan di TV ? 1. Tidak menarik

2. Menarik 15 3. Sangat menarik


(4)

III. MINAT BELI MAHASISWA FISIP USU

14. Apakah anda menaruh perhatian terhadap produk BlackBerry ? 1. Tidak menaruh perhatian

2. Menaruh perhatian 16 3. Sangat menaruh perhatian

15. Bagaimana menurut anda tentang produk Blackberry dari segi fashionable ?

1. Tidak menarik 2. Menarik

3. Sangat menarik 17 16. Bagaimana menurut anda tentang produk Blackberry dari segi

pengoperasiannya / penggunaannya (easy to use and to operate it) ? 1. Tidak menarik

2. Menarik 18 3. Sangat menarik

17. Bagaimana menurut anda tentang produk Blackberry dari segi fiturnya ? 1. Tidak menarik

2. Menarik 3. Sangat menarik 19

18. Bagaimana menurut anda tentang produk BlackBerry dari segi bentuk (shape) / modelnya?

1. Tidak menarik

2. Menarik 20

3. Sangat menarik

19. Apakah anda berminat untuk mengetahui produk Blackberry lebih jauh ? 1. Tidak berminat

2. Berminat 3. Sangat berminat 21

20. Apakah anda berminat untuk menggunakan produk Blackberry ? 1. Tidak berminat

2. Berminat 22 3. Sangat berminat

21. Apakah anda berkeinginan untuk menjadi pengguna BlackBerry ? 1. Tidak berkeinginan

2. Berkeinginan 23 3. Sangat berkeinginan

22. Apakah pada akhirnya anda memutuskan dan berniat untuk membeli BlackBerry ?


(5)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

JL. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 82171618

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Santa Christina S

N I M : 080922001

PEMBIMBING : Drs. Safrin, M. Si

NO. TGL. PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF

BIMBINGAN

1. 27 Maret 2010 Bimbingan I

2. 29 Maret 2010 ACC Seminar Proposal

3. 1 April 2010 Seminar Proposal

4. 12 April 2010 Penyerahan Revisi Bab I

5. 22 April 2010 Penyerahan Rancangan

Kuesioner

6. 29 April 2010 ACC Kuesioner

7. 10 Mei 2010 Diskusi

8. 24 Mei 2010 Penyerahan Bab II s.d. Bab V

9 4 Juni 2010 Revisi Bab II S.D. Bab V


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Santa Christina S

Tempat , Tanggal Lahir : Medan, 30 April 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Sembada XVI No.1 Koserna Pd.Bulan Medan

Orang tua

Ayah : R.V.Simanjuntak S.H.

Ibu : L.Siahaan

Pendidikan

1993 – 1999 : SD.ST.Antonius Medan 1999 – 2002 : SLTP P.Cahaya Medan 2002 – 2005 : SMU ST.Thomas 1 Medan 2005 – 2008 : D-III Pariwisata USU Medan


Dokumen yang terkait

Efektivitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 84 139

Efektifitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 83 139

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 57 138

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 14 138

Cover Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 14

Abstract Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Efektivitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 32

BAB II URAIAN TEORITIS - Efektivitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - Efektivitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 27

Efektivitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 11