Prevalensi Penderita Presbikusis yang Berobat di Poliklinik THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2012 - 2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Presbikusis (berasal dari bahasa Yunani prébys = usia, dan ákousis =
pendengaran) adalah penurunan pendengaran yang mengiringi proses menua, pada
audiogram terlihat gambaran penurunan pendengaran bilateral simetris yang mulai
terjadi pada nada tinggi dan bersifat sensorineural dengan tidak ada kelainan yang
mendasari selain proses menua secara umum (Dewi, 2009).
Menurut Jönsson R, penurunan ketajaman pendengaran yang bersifat
progresif lambat terjadi paling sering pada usia 70-80 tahun, pada usia 70 tahun
biasanya penderita belum merasakan adanya gangguan pendengaran namun ketika
usia mencapai 80 tahun gangguan pendengaran terasa lebih nyata (Soesilorini,
2011).
Presbikusis secara histopatologi ditandai terutama pada sel rambut koklea
sampai korteks auditorius dalam lobus temporalis otak (Dewi, 2009). Perubahan
akibat presbikusis ini jarang terjadi pada satu telinga, biasanya melibatkan kedua
telinga (Dewi, 2009).
Penyakit - penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus dan hiperkolesterol

secara langsung dapat memengaruhi aliran pembuluh darah koklea dan
menurunkan transportasi nutrisi akibat perubahan pembuluh darah dan secara
tidak langsung menurunkan aliran pembuluh darah yang berakibat degenerasi
sekunder pada saraf pendengaran (Suwento R, Hendarmin H, 2007). Kelompok
usia, hipertensi merupakan faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian
presbikusis secara independen atau bersama-sama dengan faktor resiko lainnya.
DM, hiperkolesterol, dan kebiasaan merokok tidak merupakan faktor resiko yang
berpengaruh terhadap kejadian presbikusis (Soesilorini, 2011).
Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan
berpengaruh pada peningkatan UHH (Umur Harapan Hidup) di Indonesia.
Berdasarkan laporan BPS (Badan Pusat Statistik) terjadi peningkatan UHH setiap

2

tahunnya. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan
persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43
tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada
tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%)
(Primadi, 2013).
Kejadian presbikusis di seluruh dunia diperkirakan 30-45% masyarakat

diatas usia 65 tahun didiagnosa menderita penyakit ini dengan jumlah dominan
pada pria (Dewi, 2009).
Prevalensi presbikusis berkisar 25% pada populasi berusia 70-74 tahun,
50% pada usia 85 tahun, dan >80% pada populasi diatas 85 tahun atau lebih
(Zhang, 2013). Tingginya angka kejadian presbikusis ini menyebabkan
presbikusis termasuk ke dalam salah satu masalah kesehatan yang penting dalam
masyarakat, dan dapat mengakibatkan penderita presbikusis mengalami gangguan
sosial seperti frustasi, depresi, cemas, paranoid, merasa kesepian, dan
meningkatnya angka kecelakaan (Soesilorini, 2011).
Berdasarkan dari uraian di atas dan belum adanya data prevalensi
penderita presbikusis yang berobat pada poliklinik THT-KL RSUP HAM Medan
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu :
Bagaimana prevalensi penderita presbikusis yang berobat di poliklinik THT – KL
RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2012 - 2014?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui prevalensi penderita presbikusis yang berobat di
poliklinik THT – KL RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2012 - 2014.

3

1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui prevalensi penderita presbikusis yang berobat di
poliklinik THT-KL RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2012 - 2014
berdasarkan kelompok usia.
2. Untuk mengetahui prevalensi penderita presbikusis yang berobat di
poliklinik THT-KL RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2012 - 2014
berdasarkan jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui prevalensi penderita presbikusis yang berobat di
poliklinik THT-KL RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2012 - 2014
berdasarkan jenis pekerjaan.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi peneliti

Sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya
tentang presbikusis dan metodologi penelitian selama pendidikan di FK
USU.
2. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai
prevalensi presbikusis yang berobat di poliklinik THT-KL RSUP HAM
Medan.
3. Bagi praktisi medis dan pasien
Untuk menambah tingkat pengetahuan praktisi medis tentang prevalensi
presbikusis yang berobat di poliklinik THT-KL RSUP HAM Medan.