Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public Di Indonesia Periode 2012-2014)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah
Suatu

bangsa

dikatakan

maju

apabila

pertumbuhan

ekonominya

meningkat.Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada
perkembangan dan kontribusi sektor perbankan.Krisis moneter 1997-1998 yang
melanda perekonomian Indonesia telah berimbas pada sektor perbankan.Krisis

yang diawali dengan devaluasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS telah
menimbulkan ledakan kredit macet dan melunturkan kepercayaan masyarakat
kepada lembaga perbankan yang melemahkan fungsi intermediasi perbankan.
Menurut Hasibuan (2009:2) bank adalah lembaga keuangan, pencipta
uang, pengumpul dana, penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran (LLP),
stabilitator moneter, serta dinamisator pertumbuhan perekonomian.LLP diartikan
sebagai proses penyelesaian transaksi komersil atau finansial dari pembayar ke
penerima melalui media bank. LLP sangat penting untuk mendorong kemajuan
perdagangan dan perekonomian, karena pembayaran transaksi aman, praktis, dan
ekonomis.Pada saat melakukan LLP, bank memerlukan dana untuk kegiatannya.
Oleh karena itu, bank berusaha memperoleh dana yang optimal namun dengan
cost of money (dana yang dikeluarkan untuk pembiayaan) yang wajar.
Menuju era globalisasi, persaingan bisnis di berbagai sektor akan semakin
ketat, termasuk juga pada sektor perkreditan. Dalam konteks ini, pihak bank
dituntut untuk dapat menjaga prestasi dan fasilitas kredit yang diberikan agar
dapat terjamin dengan baik.Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang

1

paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi risiko terbesarbank juga

bersumber dari pemberian kredit.Umumnya negara berkembang, seperti Indonesia
sumber pembiayaan dunia usahanya masih didominasi oleh penyaluran kredit
perbankan yang diharapkan dapat mendorongpertumbuhanekonomi. Meskipun
penyaluran kredit memiliki peran sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi,
namun kredit yang disalurkan belum dapat dilakukan secara optimal.
Menurut Rivai, et al. (2007:178) selain dana yang tersedia penyaluran
kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha
debitur dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan (CAR), jumlah
kredit macet (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Menurut Murdiyanto
(2012) suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) juga berpengaruh terhadap
penyaluran kredit perbankan.
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dihimpun dari masyarakat,
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank mencapai 8090% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya, 2009:49).Menurut
Kasmir (2002:82) jumlah dana pihak ketiga (DPK) berbanding positif terhadap
jumlah kredit yang disalurkan, sebab semakin meningkat jumlah dana pihak
ketiga yang berhasil dihimpun yang berasal dari tabungan dan deposito maka
kemampuan bank untuk menyalurkan kredit juga semakin meningkat. Kebijakan
perkreditan juga harus memperhatikan keadaan keuangan saat ini seperti
permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR), modal merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam rangka pengembangan usaha (Pratama, 2010).


2

Modal juga dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko,
diantaranya risiko yang timbul dari kredit yang disalurkan.
Namun dalam mengambil keputusan penyediaan dana bagi pemohon
kredit, pihak bank harus berhati-hati karena setiap keputusan penyaluran dana
berupa kreditselalu diikuti dengan risiko yang mungkin timbul (Ismail, 2010:121).
Risiko dimaksud adalah kemungkinan tidak lancarnya pengembalian pinjaman,
yang lebih dikenal dengan risiko kredit berupa kredit bermasalah atau Non
Performing Loan. Rasio LDR digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar semua dana masyarakat serta modal sendiri
dengan mengandalkan kredit yang telah didistribusikan ke masyarakat. Semakin
tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendah kemampuan likuiditas
bank yang bersangkutan, hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan
untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
Selain LDR, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)juga berpengaruh
terhadap penyaluran kredit. SBI merupakan instrumen yang menawarkan return
yang kompetitif serta bebas risiko (risk free) gagal bayar.Suku bunga SBI yang
tinggi membuat perbankan betah menempatkan dananya di SBI ketimbang

menyalurkan kredit. Dana yang ditempatkan bank dalam SBI akan mengurangi
jumlah kredit yang akan disalurkan. Sehingga peningkatan suku bungaSBI akan
mengakibatkan turunnya pertumbuhan kredit bank.

3

Tabel 1.1
Perkembangan DPK, Ekuitas, Total Aktiva, NPL, dan Jumlah Kredit
Pada Bank Umum Tahun 2012-2014(dalam jutaan rupiah)

No.

1

2

3

Kode
Emiten


AGRS

BBYB

BJBR

Tahun

DPK (Rp)

Ekuitas
(Rp)

Total
Aktiva (Rp)

NPL
(%)


Jumlah
Kredit
(Rp)

2012

832.977

259.359

1.214.139

0,08%

796.949

2013

1.972.513


371.988

2.509.281

0,34%

1.758.224

2014

3.416.663

260.314

4.111.036

0,67%

2.438.290


2012

2.185.402

237.821

2.567.571

3,56%

1.980.963

2013

1.954.807

244.743.

2.291.715


3,91%

1.517.507

2014

2.330.117

272.399

2.691.946

3,74%

2.006.304

2012

50.607.925


6.008.840

70.840.878

2,07%

38.332.712

2013

46.761.808

6.660.600

66.720.141

2,83%

45.109.607


7.007.482

70.154.666

4,15%

49.377.503

52.991.654
2014
Sumber: Bursa Efek Indonesia 2012-2014

Pada tabel 1.1 menunjukkan perkembangan DPK, Ekuitas, Total Aktiva,
NPL, dan Jumlah Kredit pada bank umum go public di Indonesia periode 20122014. Pada kode emiten AGRS (Bank Agris Tbk), rasio NPL selalu meningkat
setiap tahunnya yang diikuti jumlah kredit yang meningkat, yakni pada tahun
2012 rasio NPL sebesar 0,08%, yang diikuti oleh jumlah kredit sebesar
Rp.796.949.000.000, tahun 2013 rasio NPL sebesar 0,34% diikuti oleh jumlah
kredit sebesar Rp.1.758.224.000.000, dan tahun 2014 rasio NPL sebesar 0,67%
yang diikuti oleh jumlah kredit sebesar Rp.2.438.290.000.Dalam hal ini berarti
NPL berbanding lurus dengan besarnya jumlah kredit.Semakinbesar rasio NPL
suatu bank sebaiknya jumlah kredit yang diberikan semakin menurun
(Dendawijaya, 2009:65)
Pada kode emiten BBYB (Bank Yudha Bhakti Tbk) tahun 2013 kegiatan
operasional bank kurang lancar terlihat dari DPK, dan total aktiva bank masing-

4

masing

sebesar

Rp.1.954.807.000

dan

Rp.2.291.715.000yang

mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya. Padahal DPK merupakan dana terbesar yang
digunakan dalam pendanaan rill suatu perbankan. Tidak hanya itu, rasio NPL
pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan yang tinggi sebesar 3,91% hal ini
semakin memperburuk kondisi keuangan bank, sehingga pihak bank memilih
menurunkan jumlah kredit. Hal tersebut sejalan dengan teori apabila NPL
meningkat maka jumlah kredit menurun. Terlihat pada tahun 2014 DPK, total
aktiva,

dan

jumlah

kredit

meningkat

kembali

masing-masing

sebesar

Rp.2.330.117.000, RP.2.691.946.000, Rp.2.006.304.000. Walaupun dengan
jumlah kredit yang jauh lebih besar pada tahun 2014, namun Bank Yhuda Bhakti
Tbk dapat mengatasi masalah kredit macet (NPL). Terlihat pada rasio NPL Bank
Yudha Bhakti Tbk tahun 2014 sebesar 3,74% yang berarti mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya. Dalam hal ini DPK, total aktiva, dan NPL sangat
menentukan besarnya jumlah kredit yang diberikan.
Pada kode emiten BJBR (Bank Jabar Banten Tbk) sama halnya dengan
kode emiten BBYB pada tahun 2013 juga mengalami keterpurukan. Walaupun
mengalami penurunan DPK dan total aktiva namun jumlah kredit Bank Jabar
Banten Tbk pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi Rp.45.109.607.000.
Peningkatan jumlah kredit ini juga diikuti oleh meningkatnya rasio NPL pada
tahun 2013 yakni 2,83%. Dalam hal ini berarti besar atau kecilnya DPK, total
aktiva dan NPL tidak mempengaruhi jumlah kredit yang diberikan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suryawati dan Wayan (2014)
meneliti faktor internal bank yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit

5

perbankan. Hasil penelitian tersebut adalah DPK, CAR, dan LDR berpengaruh
positif signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Sedangkan NPL
berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit perbankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Murdiyanto (2012) meneliti pengaruh
DPK, CAR, NPL, dan suku bunga SBI terhadap penyaluran kredit perbankan.
Hasil dari penelitian tersebut adalah DPK dan suku bunga SBI berpengaruh positif
signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan CAR dan NPL berpengaruh
negatif signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasanudin dan Prihatiningsih (2010)
meneliti pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Tingkat Suku Bunga kredit, Non
Performing Loan (NPL), Tingkat Inflasi, dan Tingkat Risiko Kredit terhadap
penyaluran kredit. Hasil penelitian tersebut adalah DPK berpengaruh positif
terhadap penyaluran kredit. Tingkat suku bunga kredit berpengaruh negatif tetapi
tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. NPL dan tingkat Inflasi berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Tingkat Risiko Kredit
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.
Pada penelitian Pratama (2010) yang meneliti pengaruh DPK, CAR, NPL,
dan suku bunga SBI terhadap penyaluran kredit. Hasil penelitian ini adalah DPK
berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit, sedangkan CAR dan
NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Suku bunga SBI
tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.
Karena adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Suryawati dan Wayan (2014), Murdiyanto (2012), Hasanudin dan Prihatiningsih

6

(2010), dan Pratama (2010) mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit.Penelitian ini
membatasi faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit, yaitu Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan(NPL), Loan to
Deposit Ratio (LDR), dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Penelitian
ini diberi judul“Analisis Faktor-faktoryang Mempengaruhi Penyaluran
Kredit Perbankan (Studi pada Bank UmumGo Publicdi Indonesia Periode
2012-2014)”.

1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh terhadap Penyaluran
Kredit Perbankan?”

1.3 TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak
Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),
Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Suku Bunga SBI terhadap Penyaluran Kredit
Perbankan.

7

1.4Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi ilmu manajemen dan khususnya manajemen perbankan dan perkreditan,
memberikan gambaran mengenai penyaluran kredit Bank Umum dan faktorfaktor yang mempengaruhi penyaluran kredit perbankan.
2. Bagi perbankan dan Bank Indonesia selaku regulator, memberikan gambaran
mengenai

penyaluran

kredit

Bank

Umum

dan

faktor-faktor

yang

mendukung/menghambat penyaluran kredit perbankan.
3. Bagi penelitian terkait penyaluran kredit perbankan, digunakan sebagai
pembanding hasil riset peneliti.

8