Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public Di Indonesia Periode 2012-2014)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian, Fungsi, dan Tugas Bank
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sehubungan dengan fungsi
bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan
menyalurkannya kepada masyarakat yang kekurangan dana, maka bank
merupakan suatu segmen yang kegiatan usahanya banyak diatur oleh pemerintah.
Menurut Dendawijaya (2009:14) bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan
untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayarannya sendiri
maupun dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, ataupun dengan jalan
memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Uang giral merupakan
rekening suatu bank yang dipakai sebagai alat pembayaran dengan cek, bilyet,
giro, perintah membayar dan transfer.
Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan suatu bank

yang


mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengelola usahanya (Nasser,
2003).Penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis, mandiri
dan objektif dengan berorientasi pada masa depan, atas kebijakan atau keputusan
manajemen dalam mengelola sumber daya dan dana yang dipercayakan
kepadanya dalam rangka meningkatkan kemampuan pelaksanaan fungsi
manajemen yang lebih baik. Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk

9

melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku (Sudarsi,
2002).Kesehatan sangat penting bagi bank untuk menjaga kepercayaan dalam
dunia perbankansehingga perlu dilaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential
banking) agar bankselalu dalam kondisi sehat dan tidak merugikan masyarakat
(Triandaru dan Totok,2006:52).Tingkat kesehatan bank dapat diukurdengan
metode

CAMEL

yaitu


capital,

asset,

quality,

management,

earnings

danliquidity(Silhol, 2007).
Dana bank berasal dari dua sumber yakni dana sendiri (dana intern) berupa
setoran modal/penjualan saham, pemupukan cadangan, laba ditahan, dan dana lain
yang bersifat tetap. Dana asing (dana ekstern) adalah dana yang bersumber dari
pihak ketiga seperti deposito, giro, call money dan dana lain yang bersifat
sementara atau yang harus dikembalikan. Dana pihak ketiga yang telah berhasil
dihimpun akandisalurkan kembali kepada pihak-pihak yang membutuhkan
melalui penyaluran kredit.
Menurut Triandaru dan Totok (2006:9), secara lebih spesifik fungsi bank

dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik
dalamhal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
maumenitipkan

dananya

di

bank

apabila

dilandasi

oleh

unsur


kepercayaan.Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh
bank,uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan

10

jugapercaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik
lagisimpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri mau menyalurkan dananya
pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsurkepercayaan. Pihak bank
percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakanpinjamannya, debitur akan
mengelola dana pinjaman dengan baik, debiturakan mempunyai kemampuan
untuk membayar pada saat jatuh tempo, danjuga bank percaya bahwa debitur
mempunyai niat baik untuk mengembalikanpinjaman serta kewajiban lainnya
pada saat jatuh tempo.
2. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter
dansektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi
salingmempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat
berkinerjadengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas
banksebagai


penghimpunan

untukkelancaran

kegiatan

dan

penyaluran

perekonomian

di

sektor

tersebutmemungkinkan

masyarakat


melakukan

jugakonsumsi

dan

mengingat

barang

jasa,

dana

sangat
riil.

investasi,
semua


diperlukan

Kegiatan

bank

distribusi,

dan

kegiatan

investasi,

distribusi,konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran
kegiataninvestasi,

distribusi,

konsumsi


ini

tidak

lain

adalah

kegiatan

pembangunanperekonomian masyarakat.
3. Agent of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana,
bankjuga

memberikan

penawaran


jasa-jasa

perbankan

yang

lain

11

kepadamasyarakat.

Jasa-jasa

yang

ditawarkan

bank


ini

erat

kaitannya

dengankegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini
antaralain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga,
jasapemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
Tugas pokok bank menurut Undang-Undang No.19 tahun 1998 adalah
membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas
rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas
kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup orang banyak.

2.2Kredit
Menurut Kasmir (2012:103)kredit adalah penyedian uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Analisis kredit
adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu

permasalahan kredit.Melalui hasil analisis kreditnya, dapat diketahui apakah
usaha nasabah layak (feasible) dan marketable (hasil usaha dapat dipasarkan), dan
profitable

(menguntungkan)

serta

dapat

dilunasi

tepat

waktu

(Rivai,

2006:287).Pemberian kredit dilakukan secara hati-hati oleh pihak bank kepada
pihak peminjamnya untuk menghindari kredit macet.
Unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2012:102) :
1.

Kepercayaan, yakni suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu. Kepercayaan
ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya telah dilakukan penelitian

12

penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun secara ekstern.
Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang
terhadap nasabah (pemohon kredit).
2.

Kesepakatan, yakni adanya kesepakatan antara pemberi kredit dan penerima
kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masingmasing pihak menandatangi hak dan kewajibannya.

3.

Jangka waktu, ialah setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, yang mana jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit
yang telah disepakati. Jangka waktu bisa berbentuk jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.

4.

Risiko,

yakni

adanya

suatu

tenggang

waktu

pengembalian

akan

menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macetnya pemberian kredit.
Semakin panjang suatu kredit yang semakin besar risikonya demikian pula
sebaliknya. Apabila risiko ini terjadi akan menjadi tanggungan bank, baik
risiko yang disengaja maupun yang tidak disengaja nasabah.
5.

Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang dikenal dengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan
biaya administrasi kredit merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan melalui bagi
hasil.

Menurut Kasmir(2012:101), fungsi kredit adalah:
1.

Untuk meningkatkan daya guna uang

2.

Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

13

3.

Untuk meningkatkan daya guna barang

4.

Untuk meningkatkan peredaran barang

5.

Sebagai stabilitas ekonomi

6.

Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

7.

Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan nasional

8.

Untuk meningkatkan hubungan internasional

Tujuan pemberiankredit menurut Kasmir, (2012:105) yaitu:
1.

Mencari keuntungan, diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh
bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dikenakan
kepada nasabah.

2.

Membantu usaha nasabah, kredit dapat membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik untuk investasi maupun dana untuk modal kerja.

3.

Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak kredit yang
disalurkan oleh pihak perbankan, maka akan semakin baik mengingat
semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka
peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
(Rivai, 2006:11):
1. Jenis kredit dilihat dari jangka waktu, meliputi:
a. Short term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu
maksimum satu tahun.

14

b. Intermediate term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu
dari satu sampai tiga tahun.
c. Long term credit, ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu lebih dari
tiga tahun.
d. Demand loan atau call loan, ialah suatu bentuk kredit yang setiap waktu
dapat diminta kembali.
2. Jenis kredit dilihat dari tujuan penggunaannya, meliputi:
a. Kredit modal kerja/kredit eksploitasi
Kredit modal kerja (KMK) adalah kredit untuk modal kerja perusahaan
dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian
bahan baku, barang dagangan, biaya eksploitasi barang modal, piutang,
dan lain-lain.
b. Kredit investasi
Kredit investasi adalah kredit berjangka menengah atau panjang yang
diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan
ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin,
bangunan, tanah untuk pabrik, pembelian alat-alat produksi baru,
perbaikan alat-alat produksi secara besar-besaran.
c. Kredit konsumsi
Kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan kepada perorangan untuk
keperluan konsumsi berupa barang dan jasa dengan cara membeli,
menyewa atau dengan cara lain. Contohnya adalah kredit untuk pembelian
kendaraan pribadi serta kredit untuk pembelian alat-alat rumah tangga.

15

2.3 Penyaluran Kredit
Menurut Taswan (2006:73), penyaluran kredit merupakan kegiatan
penyaluran sejumlah nominal tertentu yang dipercayakan kepada pihak lain
dengan penangguhan waktu tertentu yang dalam pembayarannya akan disertakan
adanya tambahan berupa bunga sebagai kompensasi atas risiko yang ditanggung
oleh pihak yang memberikan pinjaman. Menurut Dendawijaya (2004:23) semakin
besar kredit yang disalurkan oleh suatu bank maka akan semakin besar pula
keuntungan yang diperolehnya. Ketika bank menetapkan keputusan pemberian
kredit maka sasaran yang hendak dicapai adalah aman, terarah, dan menghasilkan
pendapatan.
Aman dalam arti bank akan dapat menerima kembali nilai ekonomi yang
telah diserahkan, terarah maksudnya adalah bahwa penggunaan kredit harus
sesuai dengan perencanaan kredit yang telah ditetapkan, dan menghasilkan berarti
pemberian kredit harus memberikan kontribusi pendapatan bagi bank,
perusahaandebitur,dan

masyarakat

umumnya

(Taswan,2006:78).Indikator

efektivitas perbankan dalam menyalurkan kredit adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR). Sesuai dengan Surat Edaran Bank IndonesiaNo. 30/23/UPPB tanggal 19
Maret 1998, rasio LDR dihitung dari pembagian kreditdengan dana yang diterima
dari pihak ketiga. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR seharusnya
berada di sekitar 85%-110% (Manurung, 2004:162). Menurut Warjiyo, (2004:18)
mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui saluran uang secara implisit

16

beranggapan bahwa semua dana yang dimobilisasi perbankan dari masyarakat
dalam bentuk uang beredar dipergunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil
melalui penyaluran kredit perbankan.
Adapun tujuan penyaluran kredit menurut Hasibuan (2009:88) adalah
sebagai berikut:
1.

Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit

2.

Melaksanakan kegiatan operasional bank

3.

Memenuhi permintaan kredit dari nasabah

4.

Menambah modal kerja perusahaan

Ada beberapa aspek yang diperlukan perbankan sebagai bahan
pertimbangan dalam penyaluran kredit (Dendawijaya, 2009:76) yaitu:
a.

Aspek yuridis, bertujuan untuk meneliti ketentuan legalitas dari perusahaan
atau suatu badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit atau
pembiayaan dari bank.

b.

Aspek pemasaran, bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang
dapat diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang
dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa yang akan
digunakan oleh investor agar perusahaan dapat memenangkan persaingan
yang cukup kompetitif.

c.

Aspek manajemen dan organisasi, bertujuan untuk menilai kemampuan dan
kecakapan dari manajamen perusahaan dalam mengelola bisnisnya.

d.

Aspek teknis, bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelola
proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta

17

kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya kelak sebagai
suatu busniness entity.
e.

Aspek keuangan, bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari
manajemen perusahaan dalam bidang keuangan. Dalam penelitian ini lebih
berfokus pada penilaian aspek keuangan dengan menggunakan beberapa
variabel berupa rasio keuangan yang diperkirakan berpengaruh terhadap
penyaluran kredit.

Menurut Rivai, et al.(2007:178) selain dana, penyaluran kredit
perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur
dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan (CAR), jumlah kredit macet
(NPL), dan likuiditas (LDR). Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) juga
berpengaruh terhadap penyaluran kredit (Murdiyanto, 2012).

1.

Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga adalah dana-dana yang dihimpun dari masyarakat,

merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa
mencapai 80-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank) (Dendawijaya,
2009:49).Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat atau lebih dikenal dengan
kredit (Kasmir, 2012:108). Menurut Kasmir (2002:95) jumlah dana pihak ketiga
berbanding positif terhadap jumlah kredit yang disalurkan, sebab semakin
meningkat jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun yang berasal dari

18

tabungan dan deposito maka kemampuan bank untuk menyalurkan kredit juga
semakin meningkat. Danapihak ketiga terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
1. Tabungan, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannyahanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
2. Deposito atau simpanan berjangka, adalah simpanan pihak ketiga padabank
yang

penarikannya

hanya

dapat

dilakukan

dalam

jangka

waktu

tertentuberdasarkan perjanjian. Deposito merupakan dana yang relatif mahal
dibandingkan dengan sumber dana lainnya, seperti giro atautabungan
(Siamat,2005:300). Ini disebabkan dana deposito akan mengendap di bank
karenapara deposan tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan olehbank
dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo (apabila dia tidak ingin
memperpanjang) dananya dapat ditarik kembali.
3. Giro, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
dapatdilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat
perintahpembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

2.CapitalAdequacy Ratio (CAR)
Modal merupakan salah satu kunci yang harus dipertimbangkan dalam
menilai keamanan dan kesehatan sebuah bankjuga faktor penentu utama kapasitas
pinjaman sebuah bank. Tujuan utama dari modal adalah untuk menciptakan
keseimbangan

dan

menyerap

kerugian,

sehingga

memberikan

langkah

perlindungan terhadap nasabah dan kreditur lainnya saat terjadi likuidasi
(Oktaviani, 2012).

19

Capital Adequacy Ratio dapat diartikan sebagai rasio kecukupan modal
yang dihitung dengan membandingkan antara jumlah modal yang dimiliki bank
dengan total aktiva tertimbang menurut risiko(Siamat, 2000:103). CAR
menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutupi oleh equity
bank yang tersedia, semakin tinggi CAR semakin baik kondisi sebuah bankyang
menunjukkan kemampuan bankdalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampungrisiko kerugian dana yang diakibatkan oleh
kegiatan operasi bank (Siamat, 2000: 105).
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial
yangdapatdigunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan
olehpenyaluran kredit (Sari, 2013). Perhitungan CAR oleh Bank Indonesia disebut
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (KPMM).

Tabel 2.1
Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat CAR
Peringkat 1
Peringkat 2
Peringkat 3
Rasio KPMM
Rasio KPMM
Rasio KPMM
lebih tinggi
lebih tinggi
lebih tinggi secara
sangat
cukup signifikan marginal
signifikan
dibandingkan
dibandingkan
dibandingkan
dengan rasio
rasio KPMM yang
dengan rasio
KPMM yang
ditetapkan dalam
KPMM yang
ditetapkan dalam ketentuan
ditetapkan
ketentuan
(8%≤KPMM≤9%)
dalam
ketentuan
Sumber: SEBI No. 6/23/PDNP/Tahun 2004

Peringkat 4
Rasio KPMM di
bawahketentuan
yang berlaku

Peringkat 5
Rasio KPMM di
bawah ketentuan
yang berlaku dan
bank cenderung
tidak solvable

20

3.Non Performing Loan (NPL)
Salah satu risiko yang tidak luput dari bank adalah risiko gagal bayar atau
kredit macet (Non Performing Loan). Setelah kredit diberikan bank wajib
melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan
kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya (Dendawijaya, 2009:64).
Semakin besar rasio NPL suatu bank maka jumlah kredit yang diberikan semakin
menurun (Dendawijaya, 2009:65)
Menurut Siamat, (2005:174) NPL (kredit bermasalah) merupakan salah
satu faktor penyebab runtuhnya kondisi suatu bank, apabila melebihi batas
kewajaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yakni sebesar 5%. NPL
mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit
yang

ditanggung pihak

bank(Sari,

2013).Menurut

Dendawijaya(2004:88)

implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah akan
mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari
kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh
buruk bagi profitabilitas bank serta kegiatan operasional bank salah satunya
penyaluran kredit.Jumlah kredit macet pada bank meningkatdisebabkan kualitas
kredit perusahaan yang terpengaruh oleh keadaan perekonomian yang memburuk,
tingkat pengangguran yang makin pesat, dan naiknya tingkat suku bunga.

Tabel 2.2
Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat NPL
Peringkat 1
Sangat baik
atau rasio
NPL12%

21

4. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Dalam kegiatan operasional suatu bank, likuiditas merupakan salah satu
hal yang penting karena dana yang digunakan oleh bank sebagian besar
merupakan dana yang diterima dari masyarakat dengan sifatnya yang jangka
pendek, dan sewaktu-waktu dapat ditarik kembali oleh deposan.
Menurut Dendawijaya, (2009:116-124) Loan to Deposit Ratio adalah rasio
antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kerawanan atau
kemampuan suatu bank.Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin besar pula
DPK yang dipergunakan untuk penyaluran kredit, yang berarti bank telah mampu
menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik(Sari, 2013). Sebaliknya LDR
yang rendah menunjukkan bank likuid dengan kelebihan kapasitas dana untuk
dipinjamkan. Seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik
uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit (Leon dan
Sonny, 2007:32). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR seharusnya
berada di sekitar 85%-110% (Manurung, 2004:162).

Tabel 2.3
Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat LDR
Peringkat 1
50%