Teknologi Komunikasi Dan Interaksi Sosial (Studi Korelasional tentang Hubungan Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Remaja di Kalangan SMA Harapan 1 Medan)

BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1

Kerangka Teori
West dan Turner (2008) mendefinisikan teori secara umum adalah sebuah

system konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep
tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena. Sedangkan
kerangka teori adalah suatu kumpulan teori dan model dari literature yang
menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu (Silalahi, 2009: 92).
Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini antara lain:
teknologi komunikasi, teori determinisme teknologi dan interaksi sosial.
2.1.1

Teknologi Komunikasi

Kata teknologi berasal dari kata latin Texere yang berarti to weave
(menenun) atau to construck (membangun) (Rogers, 1986). Kata teknologi tidak
hanya terbatas kepada pengguna mesin-mesin, meskipun dalam pengertian sempit
sering digunakan keterkaitan teknologi dan mesin dalam bahasa sehari-hari.

Menurut Kamus Sosial Edisi Baru, istilah Teknologi yaitu : (1) Penerapan
ilmu pengetahuan; (2) Pola praktek menggunakan semua sumber daya untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu; serta (3) Semua ciri untuk mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan menurut Johannesen (1996) teknologi diartikan sebagai
aktivitas budaya yang khas ketika manusia membentuk dan mengubah realitas
alami

demi

tujuan-tujuan

praktis.

Setiap

langkah

kemajuan

teknologi


menyebabkan serangkaian perubahan yang berinteraksi dengan perubahan lainnya
yang timbul dari sistem teknologi secara keseluruhan.
Menurut Gouzali Saydam (2005), teknologi komunikasi pada hakikatnya
adalah penyaluran informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui perangkat
telekomunikasi (kawat, radio atau perangkat elektromagnetik lainnya). Informasi
tersebut dapat berbentuk suara (telepon), tulisan dan gambar (telegraf), data

Universitas Sumatera Utara

(komputer), dan sebagainya. Sedangkan Shiroth dan Amin (1998) mengemukakan
teknologi komunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring
dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi ini
semakin kearah teknologi wireless (tanpa kabel).
Saefullah (2007: 33) mengatakan sesungguhnya teknologi komunikasi
adalah peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang
mengandung nilai-nilai sosial, memungkinkan setiap individu mengumpulkan,
memproses dan saling menukar informasi dengan individu lainnya. Ini
menyiratkan bahwa, teknologi komunikasi adalah alat. Teknologi komunikasi
dilahirkan oleh sebuah struktur ekonomi, sosial dan politik. Teknologi membawa

nilai-nilai yang berasal dari struktur ekonomi, sosial dan politik tertentu.
Teknologi komunikasi meningkatkan kemampuan indra manusia, terutama
kemampuan mendengar dan melihat.
2.1.1.1 Piranti Teknologi (Gadget)
Secara garis besar, pengertian gadget adalah obyek teknologi seperti
perangkat atau alat yang memiliki fungsi tertentu, dan sering dianggap sebagai hal
baru. Gadget selalu dianggap sesuatu yang tidak biasa atau sesuatu yang
dirancang secara cerdik melebihi objek teknologi normal yang ada pada saat
penciptaannya. Gadget kadang juga disebut sebagai gizmos.
Perkembangan teknologi yang semakin cepat, memunculkan banyak
piranti (instrumen) baru untuk memenuhi kebutuhan atau fungsi yang terkadang
sengaja memang diciptakan.
Dengan semakin membanjirnya piranti baru dengan berbagai jenis,
ukuran, dan fungsi, orang mulai terbiasa mendengarkan istilah umum gadget yang
digunakan untuk mengacu ke piranti canggih yang memiliki fungsi praktis
spesifik dengan kegunaan tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Berikut ini adalah beberapa tipe gadget:

1) TV 3D. TV 3D menawarkan gambar yang lebih baik, tampilan movie
yang lebih menyenangkan, dan juga pengalaman bermain game yang
sungguh mencengangkan. Semua produsen TV telah menghadirkan
teknologi TV 3D untuk ditawarkan.
2) Konsol. Konsol ini menawarkan permainan berbagai jenis dengan
sangat mengasikkan dan menghadirkan tampilan grafis dengan resolusi
tinggi. Beberapa gadget jenis konsol yaitu Nitendo, Xbox, atau
PlayStation 3.
3) E-reader. E-book reader portable memberikan kenyamanan saat
membaca buku-buku elektronik, selain berukuran kecil, juga mudah
dibawa dan tidak cepat membuat mata lelah atau sakit. Anda tidak
akan leluasa ketika mempunyai waktu luang yang sempit harus
membawa laptop dengan bobot yang cukup lumayan berat dan fisik
yang besar kesana-kemari hanya untuk membaca buku.
4) MP3 player. Kita dapat menyimpan dan juga memutar banyak lagu
yang disukai melalui piranti ini. Karena berukuran kecil, piranti ini
dapat dibawa kemanapun Anda pergi tanpa terbebani sama sekali.
5) Smartphone. Smartphone adalah piranti yang digunakan untuk
melakukan komunikasi dan sekaligus berfungsi sebagai PDA
(personal digital assistant), layaknya sebuah komputer. Pada awalnya

dikenal dua jenis piranti untuk kategori ini yaitu handphone yang
hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi dan PDA yang lebih
sebagai asisten pribadi dan organizer. Seiring perkembangan teknologi
yang pesat, fungsi-fungsi dari kedua piranti ini digabungkan dan
menjadi apa yang dikenal dengan istilah smartphone.
6) Tablet. Tablet adalah komputer portabel berbentuk buku dan
menggunakan layar LCD sentuh. Tablet tidak dilengkapi dengan
keyboard tetapi dapat digunakan untuk menulis dengan bantuan pulpen
khusus yang disebut dengan stylus. Tablet dirancang lebih tipis dan
ringan, dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam tas untuk bisa

Universitas Sumatera Utara

dibawa ke manapun. (http://www.termasmedia.com, diakses pada 28
Desember 2013).
2.1.1.2 Sejarah Smartphone (Ponsel Cerdas)
Ponsel yang memiliki fitur yang banyak, spesifikasi yang lebih tinggi
dibandingkan ponsel biasa dan memiliki banyak ragam sistem operasi ini sangat
banyak dipakai di Dunia. Di Indonesia sendiri, Smartphone BlackBerry sudah
banyak dipakai di Indonesia sejak diluncurkan pada 2005 oleh salah satu operator

telekomunikasi di Indonesia. Sedangkan di Dunia, Smartphone yang berbasis
Android sudah sangat banyak dipakai di Dunia sejak diluncurkannya pada tahun
2008.
Ponsel cerdas pertama dinamakan Simon; dirancang oleh IBM pada 1992
dan dipamerkan sebagai produk konsep tahun itu di COMDEX, sebuah pameran
komputer di Las Vegas, Nevada. Ponsel cerdas tersebut dipasarkan ke publik pada
tahun 1993 dan dijual oleh BellSouth. Tidak hanya menjadi sebuah telepon
genggam, ponsel cerdas tersebut juga memiliki kalender, buku telepon, jam dunia,
tempat pencatat, surel, kemampuan mengirim dan menerima faks dan permainan.
Telepon canggih tersebut tidak mempunyai tombol-tombol. Melainkan
para pengguna menggunakan layar sentuh untuk memilih nomor telepon dengan
jari atau membuat faksimile dan memo dengan tongkat stylus. Teks dimasukkan
dengan papan ketik “prediksi” yang unik di layar. Bagi sekitar masa kini, Simon
merupakan produk tingkat rendah, tetapi fitur-fiturnya pada saat itu sangatlah
canggih.
Namun smartphone yang ada kini fungsinya melebihi itu. Kini juga
mempunyai fungsi sebagai media player portable, low end digital compact
camera, pocket video camera dan sebuah GPS. Smartphone modern juga
dilengkap dengan layar touchscreen resolusi tinggi, browser yang mampu
menampilkan full web seperti pada tampilan PC (Personal Computer), serta akses

data WiFi dan internet broadband. Meskipun begitu, tak ada istilah resmi yang
membedakan antara ponsel pintar dengan ponsel biasa.

Universitas Sumatera Utara

Perbedaan yang paling mencolok antara keduanya adalah adanya
Application Programming Interface (API) pada smartphone yang memungkinkan
sebuah ponsel untuk menjalankan aplikasi pihak ketiga plus integrasi OS
dan hardware yang lebih baik dibandingkan dengan ponsel biasa.
Setelah kemunculan ponsel cerdas IBM Simon, Nokia meluncurkan
smartphone pertamanya, yakni Nokia Communicator 9000 yang diluncurkan pada
1996. Communicator ini merupakan kombinasi antara PDA dari HP dengan
ponsel laris manis milik Nokia. Communicator memiliki desain clamshell yang
dilengkapi dengan keyboard QWERTY dan memiliki layar resolusi 640x200
pixel.
Tahun 2000 adalah awal dari penggunaan kata smartphone alias ponsel
pintar. Ericsson R380 Smartphone adalah ponsel pertama yang menggunakan kata
tersebut dalam merk dagangnya. Seperti ponsel pintar pendahulunya, R380 ini
menggabungkan fungsi sebuah ponsel dengan PDA. Majalah Popular Science
pada Desember 1999 menobatkan R380 sebagai salah satu The Most Important

Advances in Science and Technology.
Selanjutnya setelah kemunculan ponsel pintar R380, smartphone lain pun
berbondong-bondong memenuhi pasaran. Dari Sony Ericsson P800, Nokia
Communicator 9210, BlackBerry, hingga iPhone. Seiring dengan kemajuan
smartphone, berbagai jenis OS mobile pun berkembang. Antara lain adalah
Symbian dari Nokia, iOS dari Apple, BlackBerry OS dari RIM, Bada dari
Samsung dan lain-lain.
Nokia Communiacator merupakan ponsel cerdas pertama Nokia, dimulai
dengan Nokia 9000 pada tahun 1996. Ponsel cerdas yang serupa dengan komputer
tangan yang unik ini adalah hasil dari usaha penggabungan model PDA buatan
Hewlett Packard yang sukses dan mahal dengan telepon Nokia yang laris pada
waktu itu. Nokia 9210 merupakan komunikator berlayar warna pertama dan juga
merupakan ponsel cerdas sejati yang menggunakan sistem operasi. Komunikator
9500 menjadi komunikator berkamera dan ber-WiFi pertama.

Universitas Sumatera Utara

Comunikator 9300 memiliki perubahan dalam bentuk yang lebih kecil dan
komunikator yang terbaru E90 menyertakan GPS. Meskipun Nokia 9210 dapat
diargumentasikan sebagai ponsel cerdas sejati pertama dengan sistem operasi,

Nokia tetap menyebutnya sebagai komunikator. Ericsson R380 dahulu terjual
sebagai ‘ponsel cerdas’ tetapi tidak bisa enjalankan aplikasi pihak ke tiga.
Pada Oktober 2001, Handspring mengeluarkan ponsel cerdas Palm OS
Treo, dengan papan ketik penuh digabung dengan jelajah tanpa kabel, e-mail,
kalender dan pengatur daftar nama dengan aplikasi pihak ketiga yang dapat
diunduh atau diselaraskan dengan komputer.
Handspring menyajikan ponsel cerdas yang popular dipasaran Amerika
dengan bergabung dengan Palm OS berbasis Visor PDA dengan jaringan telepon
GSM, VisorPhone. Tahun 2002, Handspring menjual ponsel cerdas terintegasi
bernama Treo perusahaan ini bergabung karena penjualan PDA sudah mulai mati,
tetapi ponsel cerdas Treo secara cepat menjadi populer sebagai telepon berfitur
PDA.
Pada tahun yang sama, Microsoft mengumumkan Windows CE Pocket PC
OS dan dinobatkan sebagai "Microsoft Windows Powered Smartphone 2002".
Pada tahun 2005 Nokia menerbitkan seri-N ponsel cerdas 3G yang dijual bukan
sebagai telepon genggam tetapi sebagai komputer multimedia.
Pada Tahun 2007, Produsen Komputer yang terkenal dengan Mac, Apple
merilis iPhone generasi pertama yang mulai dipasarkan pada 29 Juni 2007 di AS
dengan harga US$499 untuk model 4GB dan US$599 untuk model 8GB (tetapi
dengan syarat harus kontrak dengan AT&T selama 2 tahun).

Android, OS untuk ponsel cerdas diluncurkan pada tahun 2008. Android
didukung oleh Google, bersama pengusaha piranti keras dan lunak yang
terkemuka lainnya seperti Intel, HTC, ARM, Motorola dan eBay, yang kemudian
membentuk Open Handset Alliance.

Universitas Sumatera Utara

Telepon pertama yang menggunakan Android OS adalah HTC Dream,
merk keluran dari T-Mobile sebagai G1. Fitur telepon penuh, layar sentuh secara
utuh, papan ketik QWERTY, dan bola jalur untuk menavigasikan halaman web.
Piranti lunak cocok dengan aplikasi Google, seperti Maps, Calendar, dan Gmail,
juga Google Chrome Lite. Aplikasi pihak ketiga juga tersedia lewat Google Play
(Dahulu Android Market), ada yang gratis ataupun yang berbayar.
Pada Juli 2008 Apple memperkenalkan App Store dengan aplikasi gratis
dan dengan biaya. App store dapat menyampaikan aplikasi ponsel cerdas yang
dikembangkan oleh pihak ketiga langsung dari iPhone atau iPod Touch dengan
WiFi atau jaringan selular tanpa menggunakan komputer untuk mengunduh. App
Store telah menjadi suatu kesuksesan bagi Apple dan pada Juni 2009 terdapat
lebih dari 50,000 aplikasi yang ada. App store menembus satu juta unduh aplikasi
pada 23 April 2009.

Mengikuti popularitas App Store dari Apple, banyak yang membuat toko
aplikasinya sendiri. Palm, Microsoft dan Nokia telah mengumumkan toko aplikasi
yang mirip milik Apple. RIM juga menyusul membuat toko aplikasinya yaitu
BlackBerry App World.
Pada Tahun 2010, Microsoft memperkenalkan Windows Phone pada tgl 15
Februari 2010 di Pameran Mobile World Congress di Barcelona. Sistem operasi
ini dirilis di Amerika Serikat pada tgl 8 November 2010. Windows Phone
mendukung sampai 25 bahasa.Ponsel pintar diklasifikasikan sebagai high end
mobile phone yang dilengkapi dengan kemampuan mobile computing. Berkat
keberadaan mobile computing tersebut, ponsel ini memiliki kemampuan yang tak
bisa dibandingkan dengan ponsel biasa. Smartphone yang pertama kali muncul
merupakan kombinasi dari fungsi sebuah Personal Digital Assistant (PDA)
dengan

telepon

genggam

ataupun

telepon

dengan

kamera.

(Sumber:

http://m.portal.paseban.com/?mod=content&act=read&id=4958 diakses 13 Maret
2014, pukul 06.37; http://teknoworldsite.blogspot.com/2012/05/inilah-sejarahsmartphone-di-dunia.html diakses 13 Maret 2014, pukul 06.39).

Universitas Sumatera Utara

2.1.1.3 Fitur-fitur Khas Smartphone
Disamping berfungsi sebagai alat komunikasi yang personal, ponsel juga
berpotensi sebagai sarana hiburan, bisnis dan masih banyak lagi. Ponsel sangat
bervariasi bergantung pada modelnya, yang seiring dengan perkembangan
teknologi mempunyai fungsi-fungsi antara lain (Fiati, 2005), sebagai penyimpan
informasi, reminder (pengingat waktu) atau appointment, alat perhitungan
(kalkulator), mengirim dan menerima e-mail, video, permainan (games), chatting
dan browsing internet, integrasi ke peralatan lain seperti PDA, MP3 dan
sebagainya.
Menurut Ali Zaki, smartphone secara harfiah artinya adalah ponsel pintar,
yakni telepon seluler yang mempunyai kemampuan seperti computer walaupun
terbatas. Fitur-fiturnya antara lain: layar sentuh (touchscreen), sistem operasi,
kemampuan koneksi ke internet, mampu ditambah perangkat lunak, aplikasi
penjadwalan, manajemen kontak, kemampuan membaca dokumen bisnis (PDF
dan Office), GPS (Global Positioning System), dan lain-lain.
2.1.1.4 Penggunaan Smartphone di Indonesia
Berdasarkan riset oleh lembaga riset Nielsen pada tahun 2010, mayoritas
pengguna smartphone di Indonesia adalah anak muda dengan kisaran umur 15-24
tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa pengguna smartphone di Indonesia
sebagian besar terdiri dari kaum muda di usia pelajar, yang cenderung rentan
terhadap pengaruh-pengaruh baik positif ataupun negatif dari smartphone.
2.1.1.5 Dampak Penggunaan Gadget Smartphone
Penggunaan gadget dapat membawa dampak-dampak tertentu. Dampakdampak tersebut dibagi pada aspek psikologis, sosial, keuangan dan kesehatan
atau keselamatan jiwa seseorang. Tetapi yang akan dijelaskan di sini adalah aspek
pada psikologis dan sosial (Badwilan, 2004):
1) Aspek Psikologis
Banyaknya pesan melalui SMS dan jaringan internet yang berisi
ajakan-ajakan bersifat rasisme dapat memengaruhi kondisi psikologis

Universitas Sumatera Utara

seseorang. Contohnya peredaran pesan teks, gambar, maupun video
yang bersifat pornografi. Mudahnya akses keluar-masuk pesan tersebut
melalui ponsel membawa dampak negati f, terutama untuk generasi
muda sekarang ini.
2) Aspek Sosial
Salah satu hal yang sering terjadi adalah tindakan seseorang yang
membiar kan ponsel miliknya tetap dalam keadaan hidup atau aktif,
sehingga mengeluarkan bunyi yang nyaring. Hal ini jelas mengganggu
konsentrasi orang-orang di sekitar. Seperti ketika sedang rapat bisnis,
di rumah sakit, di tempat ibadah, dan lain-lain. Selain itu penggunaan
ponsel sebagai media komunikasi secara tidak langsung dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas dari komunikasi secara langsung
(tatap muka). Sering terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan pesan
melalui komunikasi secara tidak langsung.
2.1.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Smartphone
Kelebihan dari smartphone antara lain:
1) Memperlancar komunikasi
2) Meningkatkan gengsi
3) Mempermudah kerja sama dengan orang-orang dengan mobilitas
tinggi
4) Dengan GPS, mempermudah orang tua memantau kegiatan anakanaknya
5) Dan lain-lain.
Kekurangan dari smartphone antara lain:
1) Mengurangi kepekaan bersosial secara langsung
2) Menimbulkan rasa minder bagi bukan pengguna smartphone
3) Banyak waktu yang terbuang
4) Fokus terpecah saat berinteraksi dengan lawan bicara
5) Dan lain-lain.
2.1.2

Technological Determinism Theory

Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada tahun
1962. Menurut Morissan, dkk (2010) istilah technological determinism
menunjukkan pemikiran McLuhan bahwa teknologi berpengaruh sangat besar
dalam masyarakat. Dengan kata lain, kehidupan manusia ditentukan oleh
teknologi.

McLuhan

(dalam

Nurudin,

2007:

185)

melihat

pada

cara

Universitas Sumatera Utara

berkomunikasi yang menentukan sejarah manusia. Ide dasar teori ini adalah
perubahan yang terjadi di berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk
pula keberadaan manusia itu sendiri.
Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku
dalam masyarakat, dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk
bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi ke abad teknologi lainnya.
McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita
berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak, antara
lain: penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya.
Perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan
manusia. Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan
untuk berkomunikasi yang kita gunakan membentuk atau memengaruhi
kehidupan kita sendiri.
Gambar 1. Technological Determinism Theory

Teknologi Komunikasi

Pesan

Pembentukan Perilaku
Individu

Sumber: Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (2007).
Kita belajar, merasa dan berpikir terhadap apa yang akan kita lakukan
karena pesan yang diterima teknologi komunikasi menyediakan untuk itu.
Artinya, teknologi komunikasi menyediakan pesan dan membentuk perilaku kita
sendiri.
Dalam beradaptasi dan mengaplikasikan teknologi-teknologi baru yang
muncul di masyarakat yang memang diciptakan untuk mempermudah kehidupan
manusia,

akan

terjadi

pergeseran-pergeseran

nilai-nilai,

kebiasaan,

cara

berinteraksi, cara berkomunikasi, serta sistem-sistem yang ada di masyarakat yang
tentu akan membawa dampak yang paling jelas seperti perubahan sosial yang
mencakup perubahan secara keseluruhan. Karena pada dasarnya, teknologi adalah

Universitas Sumatera Utara

hasil karya manusia yang tidak bisa dilihat dari sudut pandang yang
memandangnya sebagai aspek luar dari determinasi manusia itu sendiri (Burgess).
Determinisme

teknologi

juga

memiliki

tiga

bentuk

dalam

perkembangannya. Bentuk yang pertama adalah normatif. Bentuk ini bersifat
objektif, efisien mementingkan rasionalitas dan produktivitas dari perkembangan
teknologi itu sendiri di dalam masyarakat. Bentuk kedua adalah penting secara
logis, yaitu pandangan yang menganggap bahwa determinisme teknologi
terkonstruksi secara sosial, kebudayaan, sejarah, sosial, dan juga faktor
kontekstual lainnya. Bentuk yang terakhir adalah konsekuensi yang tidak di
sengaja.

Bentuk

ini

melihat

adanya

kemungkinan

yang

muncul

dari

perkembangan teknologi seperti adanya polusi, gaya hidup yang berubah yang
mungkin agak konsumtif walau pada dasarnya teori ini menganggap bahwa
perkembangan teknologi memberi banyak perkembangan kualitas kehidupan
masyarakat (Pedersen, 2001).
Perubahan pada mode komunikasi membentuk suatu budaya dengan
melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya
2. Perubahan didalam jenis-jenis komunikasi membentuk kehidupan manusia
3. Peralatan untuk berkomunikasi mempengaruhi kehidupan kita sendiri
Dengan dilaluinya ketiga tahapan di atas, maka akhirnya peralatan tersebut
membentuk atau mempengaruhi kehidupan manusia.
2.1.2.1 Penggunaan Media
Penggunaan suatu media akan mempengaruhi dan memeberi dampak yang
besar bagi para penggunanya. Menurut Ardianto dan Erdinaya (2004), tingkat
penggunaan media tersebut dapat dilihat dan diukur dari frekuensi penggunaan
media tersebut maupun durasi penggunaanya. (http://digilib.petra.ac.id/viewer.php
-penggunaan-media-chapter3.pdf, diakses pada 4 juli 2014).

Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu
manusia, dimana perilaku individu yang satu memengaruhi, mengubah atau
memperbaiki perilaku individu lain (Gerungan, 2004).
Sedangkan menurut Setiadi & Kolip (2011: 62) interaksi sosial merupakan
hubungan antarmanusia yang sifat dari hubungan tersebut adalah dinamis, artinya
hubungan itu tidak statis, selalu mengalami dinamika.
Suatu kebutuhan berinteraksi manusia dimana setiap orang membutuhkan
hubungan sosial dengan orang-orang lainnya. Kebutuhan ini terpenuhi melalui
pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia
yang satu dengan lainnya, yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi (Gea, dkk,
2003).
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia
bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi
manusia. Kemudian makna yang dimilik sesuatu itu berasal dari interaksi antara
seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah makna tidak bersifat tetap
namun dapat diubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses
penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut
disebut juga dengan interpretative process.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok
terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan penyampaian
suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang
disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi
sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber
informasi tersebut terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah
segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis
kelamin, usia dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk
tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.

Universitas Sumatera Utara

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui
dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T. Hall dan Defenisi Situasi dari W.
I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi social menjadi 4 batasan jarak,
yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial dan jarak publik. Selain aturan
mengenal ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi
waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi
bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan
oleh W. I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum
memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
2.1.3.1 Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Mengenai interaksi yang terjalin tersebut, yang dinggap paling ideal
adalah secara tatap muka (langsung). Interaksi tatap muka lebih memungkinkan
suatu proses yang bersifat dinamis dan timbal balik secara langsung. Pertukaran
informasi secara tatap muka dapat mempercepat proses saling mempengaruhi
antara pihak-pihak yang berinteraksi di dalamnya. Suatu interaksi sosial tidak
akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat (Soekanto, 2005), yaitu:
1) Adanya kontak sosial (social-contact)
2) Adanya komunikasi
Kontak Sosial
Kata Kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (yang artinya
bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh), jadi artinya secara harfiah
adalah bersama-sama menyentuh. Tetapi secara gejala sosial, kontak tidak perlu
berarti suatu hubungan badaniah. Seperti pada perkembangan teknologi dewasa
ini orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui telepon, telegraf,
radio, surat, dan seterusnya.
Kontak dapat bersifat primer maupun sekunder. Kontak primer terjadi
apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatap muka atau
face-to-face (berjabat tangan, saling menyapa, dan lain-lain). Sebaliknya, kontak
sekunder memerlukan suatu perantara seperti telepon, telegraf, radio, surat, dan
sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Suatu

komunikasi

yang

efektif

apabila

si

penerima

pesan

menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh
pengirim pesan. Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa pesan yand
diberikan benar-benar diterima secara tepat sebagaimana yang dimaksud adalah
dengan mendapatkan umpan balik pesan tersebut. Umpan balik adalah proses
yang memungkinkan seseorang pengirim mengetahui bagaimana pesan yang
dikirimkannya telah ditangkap oleh si penerima atau tidak. Selain itu cara
seseorang mendengarkan dan menanggapi lawan bicara juga sangatlah penting
dalam berkomunikasi. Memberikan tanggapan penuh pemahaman dalam
mendengarkan dapat meenghindari kecenderungan kesalahpahaman komunikasi
antara pihak terkait (Gea, dkk, 2003).

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk (Soekanto: 59) yaitu
sebagai berikut :
1) Antara orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaankebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui
komunikasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru
mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia
menjadi anggota.
2) Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau
sebaliknya
Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa
tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat.
3) Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja sama untuk
mengalahkan partai politik lainnya.
Kontak sosial memiliki beberapa sifat, yaitu kontak sosial positif dan
kontak sosial negatif. Kontak sosial positif adalah kontak sosial yang mengarah
pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah kepada suatu
pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan kontak sosial.

Universitas Sumatera Utara

Selain itu kontak sosial juga memiliki sifat primer atau sekunder. Kontak
primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka, sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara.
Komunikasi
Komunikasi adalah bahwa seseorang yang member tafsiran kepada orang
lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaanperasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan

kemudian

member

reaksi

terhadap

perasaan

yang

ingin

disampaikan. Dengan adanya komunikasi sikap dan perasaan kelompok dapat
diketahui oleh kelompok lain atau orang lain. Hal ini kemudian merupakan bahan
untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.
Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran
terhadap tingkah laku orang lain. Seulas senyum misalnya, dapat ditafsirkan
sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat atau bahkan sebagai sikap sinis dan
sikap

ingin

menunjukkan

kemenangan.

Dengan

demikian

komunikasi

memungkinkan kerja sama antar perorangan dan atau antar kelompok. Tetapi di
samping itu juga komunikasi bias menghasilkan pertikaian yang terjadi karena
salah paham yang masing-masing tidak mau mengalah.
2.1.3.2 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial menurut Soekanto (2005) sebagai berikut.
1. Kerja Sama (Coorporation)
Kerjasama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara
orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan bersama. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja
sama, ada lima bentuk kerja sama, yaitu:
1) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolongmenolong.
2) Bergaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Ko-optasi (Co-optation), yaitu suatu proses penerimaan unsurunsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitasi
organisasi yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

4)

Koalisi (Coalition), yaitu kombinasi antara dua organisasi atau
lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
5) Joint-ventrue, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyekproyek tertentu.
2. Akomodasi (Accomodation)
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk menunjuk
pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Menurut
Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan
oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian
adaptasi (adaptation) yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk
menujuk pada suatu proses dimana makhluk-makhluk hidup
menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya.
3. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai
dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia
dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak,
sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingankepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah:
1) Toleransi
2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3) Sikap saling menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6) Perkawinan campur (amalgamation)
7) Adanya musuh bersama di luar
4. Persaingan
Adalah suatu proses sosial, di mana individu atau kelompokkelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi
pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa menggunakan
ancaman atau kekerasan. Ada beberapa bentuk persaingan, di
antaranya:
1) Persaingan ekonomi. Timbul karena terbatasnya persediaan
apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen.
2) Persaingan kebudayaan. Menyangkut persaingan kebudayaan,
keagamaan lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, dan
sebagainya.
3) Persaingan kedudukan dan peranan. Di dalam diri seseorang
maupun di dalam kelompok terdapat keinginan-keinginan
untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai
kedudukan serta peranan yang terpandang.
4) Persaingan ras. Perbedaan ras baik karena perbedaan warna
kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut dan sebagainya,

Universitas Sumatera Utara

hanya merupakan suatu lambing kesadaran dan sikap atas
perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan.
5. Pertentangan atau Pertikaian
Pertentangan atau Pertikaian adalah suatu proses sosial di mana
individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
2.1.4

Remaja

2.1.4.1 Definisi dan Rentang Usia Remaja
Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata Latin yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah ini mempunyai arti lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2011).
Apabila digolongkan sebagai anak-anak maka golongan remaja sudah melewati
masa tersebut, tetapi bila digolongkan dengan orang dewasa juga masih belum
sesuai. Banyak istilah golongan remaja ini dirasakan tumpang tindih
pengertiannya. Istilah lain yang sering digunakan adalah Rumini dan Sundari H. S
(2004), dimana masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa.
Adapun Hurlock (dalam Yudrik, 2011) membedakan masa remaja menjadi
masa remaja awal (13 hingga 16 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun
hingga 18 tahun), pada periode remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
2.1.4.2 Lingkungan Sosial Remaja
Menurut Gea, dkk (2003), lingkungan sosial yang paling dekat serta
berpengaruh dalam kehidupan remaja adalah lingkungan sosial awal, yakni
keluarga. Keluarga adalah lingkungan yang paling utama dimana kita mengalami
kedekatan dan kebersamaan yang sangat intensif, serta lingkungan tempat kita
menjalani proses sosialisasi berbaga nilai dasar kemanusiaan. Menurut Soekanto
(2002), orang tua dan saudara melakukan sosialisasi yang biasa diterapkan melalui
kasih sayang. Atas dasar kasih sayang tersebut, seorang individu dididik untuk
mengenal nilai-nilai tertentu. Menurut Hurlock (2011), konsep hubungan keluarga
mempengaruhi konsep diri remaja dimana seorang remaja mempunyai hubungan

Universitas Sumatera Utara

erat dengan anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana
remaja belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan anggota
keluarganya. Di dalamnya timbul persahabatan yang merupakan ciri khas pertama
dan sifat interaksinya dalam pergaulan. Manfaat penting dari adanya persahabatan
dalam masa remaja ini adalah mereka dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama dan mengisi waktu luang. Lebih penting lagi, bahwa dengan demikian
mereka dapat merasa adanya kepuasan dalam interaksi sosialnya (Mappiare,
1982).
2.1.4.3 Perilaku Remaja
Suatu perilaku (behavior) yang merupakan cara bertindak dapat dipandang
sebagai reaksi yang bersifat sederhana maupun yang bersifat kompleks. Sebagai
makhluk sosial, perilaku remaja banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari
dalam diri remaja itu sendiri maupun dari lingkungannya. Menurut Kurt Lewis
(dalam Azwar, 2003), perilaku adalah fungsi karakteristik individu dan
lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilainilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan
kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan
perilaku. Sedangkan menurut Rakhmat (2001) terdapat 2 faktor yang
mempengaruhi perilaku manusia yaitu:
1) Faktor-faktor personal, yaitu faktor biologis dan faktor sosio-psikologis.
2) Faktor-faktor situasional, yaitu faktor ekologis, faktor rancangan dan
artsitektural, faktor temporal, suasana perilaku, teknologi, faktor-faktor
sosial dan lingkungan psiko-sosial.
Kompleksitas perilaku remaja telah menjadi bahasan yang penting,
terutama memahami perilaku remaja dalam lingkungan sosialnya, memahami
motivasi perbuatan dan mencoba meramalkan respon remaja agar dapat
memperlakukan sesama manusia dengan sebaik-baiknya (Hurlock, 2011).
Perilaku terhadap suatu objek dapat dilihat dari beberapa dimensi (Calhoun, 1995)
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1) Frekuensi
Menunjukkan jumlah atau kuantitas dari perilaku seseorang.
2) Kepada siapa berperilaku
Perilaku yang dilakukan tidak hanya ditunjukkan untuk diri sendiri tetapi
juga ditujukan bagi orang lain.
3) Untuk apa
Perilaku yang dilakukan seseorang itu mempunyai manfaat atau tujuan
baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
4) Bagaimana
Menunjukkan upaya atau cara yang dilakukan seseorang dalam
berperilaku untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Perilaku remaja juga berkaitan dengan minat mereka terhadap keberadaan
media massa yang termasuk pada minat rekreasi. Menurut Hurlock (2011) minat
rekreasi juga sangat dipengaruhi oleh derajat kepopulerannya. Beberapa bentuk
rekreasi yang digemari remaja saat ini antara lain mendengarkan radio dan kaset,
menonton televisi, serta membaca. Selain itu perilaku remaja yang menonjol
terletak pada nilai kemandiriannya. Mereka cenderung melepaskan diri dengan
lingkungan sosial, terutama dengan lingkungan keluarganya sendiri.
Remaja laki-laki dengan perempuan juga terdapat perbedaan-perbedaan
dalam perilakunya. Remaja perempuan cenderung memiliki tingkat keintiman
yang dalam dengan orang-orang sekitarnya dibandingkan dengan remaja laki-laki.
Hal ini dikarenakan remaja laki-laki ingin menunjukkan kemandirian yang lebih
dan adanya jarak dengan sekitarnya. Selain itu menurut Apriyanti (2005) secara
spesifik mengemukakan remaja putri lebih banyak membutuhkan sejumlah
barang-barang baru perlu dibeli dan juga barang-barang baru yang disesuaikan
dengan kebutuhannya.
2.2

Kerangka Konsep
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti

yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial. Dalam pengertian ilmiah, konsep memiliki criteria yang tepat dalam
menjelaskan variabel penelitian (Bungin, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka
harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel terlebih dahulu.
Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel Bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau
pendahulu dari variabel lainnya (Kristiyantono, 2008: 21). Variabel Bebas
dalam penelitian ini adalah penggunaan gadget smartphone.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel Terikat yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh
variabel yang mendahuluinya (Kristiyantono, 2008:21). Variabel Terikat
dalam penelitian ini adalah interaksi sosial.

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Variabel Bebas (X)
Penggunaan Gadget
Smartphone

Variabel Terikat (Y)
Interaksi Sosial
Remaja

Karakteristik
Responden

Universitas Sumatera Utara

2.3

Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di

atas, maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel penelitian sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Operasional Variabel
Variabel Teoritis
Variabel Bebas (X)

Variabel Operasional
Penggunaan Smartphone
Normatif





Frekuensi Penggunaan Smartphone
Produktivitas penggunaan Smartphone

Logis


Budaya penggunaan smartphone

Konsekuensi




Variabel Terikat (Y)

Polusi penggunaan smartphone
Budget khusus

Interaksi Sosial Remaja
Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial:





Kontak sosial
Komunikasi

Bentuk interaksi sosial:


Karakteristik Responden



Kerja sama



Asimilasi



Pertikaian



Akomodasi



Persaingan



Jenis kelamin
Usia

Sumber: Setiadi & Kolip, Pengantar Sosiologi (2011).

Universitas Sumatera Utara

2.4

Defenisi Operasional
Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep

yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah
suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk informasi ilmiah yang
sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama
(Singarimbun, 2008: 46).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan merumuskan
batasan dari masing-masing variabel terlebih dahulu. Adapun variabel-variabel
tersebut adalah:
- Variabel Bebas (X)


Frekuensi

penggunaan

smartphone

adalah

tingkat

keseringan

responden yang berkaitan dengan penggunaan atau pemakaian


smartphone.



responden dalam penggunaan smartphone.



penggunaan smartphone di lingkungan sosialnya.



alat komunikasi ponsel pintar ini yaitu smartphone.

Rasionalitas dan produktivitas adalah efisiensi dan efektifitas

Budaya penggunaan smartphone adalah kebiasaan responden dalam

Polusi penggunaan smartphone adalah dampak yang dihasilkan dari

Budget khusus adalah biaya yang dikeluarkan oleh responden
berkaitan dengan penggunaan smartphone.

- Variabel Terikat (Y)


Kontak sosial adalah bentuk interaksi sosial responden dengan orang-



orang yang berada di lingkungan sosialnya.



lingkungan sosialnya.

Komunikasi adalah hubungan timbale balik antara responden dan

Kerja sama adalah usaha bersama yang dilakukan responden dengan
lingkungan sosialnya untuk mencapai tujuan bersama.

Universitas Sumatera Utara



Akomodasi adalah kemampuan responden untuk beradaptasi dengan



lingkungan sosialnya



perilaku yang ada pada orang-orang di lingkungan sosialnya.



sosialnya.

Asimilasi adalah kemampuan responden untuk menerima perbedaan

Persaingan adalah keinginan responden untuk diakui di lingkungan

Pertikaian adalah konflik yang terjadi antara responden dan orangorang yang berada di lingkungan sosialnya.

- Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah:


Jenis kelamin adalah perbedaan identitas seks responden berdasarkan
aspek biologis. Dibagi menjadi kategori:



a.

Laki-laki

b.

Perempuan

Usia adalah umur siswa SMA Harapan 1 Medan yang mengisi
kuesioner.

2.5

Hipotesis
Hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya bahwa hipotesis ini

merupakan pendapat atau peryataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih
harus diuji terlebih dahulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal.
(Kriyantono, 2006: 28).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Penggunaan smartphone tidak mempengaruhi interaksi sosial (tatap
muka) siswa SMA Harapan 1 Medan.
Ha : Penggunaan smartphone mempengaruhi interaksi sosial (tatap muka)
siswa SMA Harapan 1 Medan.

Universitas Sumatera Utara