Teknologi Komunikasi Dan Interaksi Sosial (Studi Korelasional tentang Hubungan Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Remaja di Kalangan SMA Harapan 1 Medan)
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Vindy Elsa Ramadhani
NIM : 100904036
PEMBIMBING : Drs. HR Danan Djaja, M.A
NO. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF
PEMBIMBING 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
27 Desember 2013 5 Februari 2014 13 Februari 2014 20 Februari 2014 27 Februari 2014 12 Maret 2014 27 Maret 2014 10 April 2014 17 April 2014 29 Mei 2014 10 Juli 2014 22 Agustus 2014 24 Agustus 2014
Penyerahan Proposal Penelitian Revisi Proposal Penelitian Revisi Proposal Penelitian Acc Seminar Proposal Seminar Proposal
Penyerahan BAB I, II dan III Revisi BAB I, II dan III Acc BAB I, II dan III Acc Kuisioner Penelitian Pengajuan BAB IV dan BAB V Revisi BAB IV dan V
Revisi BAB IV dan V Revisi BAB IV dan V
Catatan
Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap pembimbing :
BIODATA PENELITI DATA PRIBADI
Nama : Vindy Elsa Ramadhani
(2)
Program Studi : Hubungan Masyarakat (Humas) Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Maret 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Raya Menteng Gg. Benteng No. 9A, Medan
Agama : Islam
PENDIDIKAN FORMAL
SD : SD Negeri 004 Pekan Baru
SMP : SMP Swasta Islam An-Nizam
SMA : SMA Negeri 1 Medan
UNIVERSITAS : FISIP USU, Departemen Ilmu Komunikasi
KELUARGA
Ayah : Mahadi
Ibu : Seventina Sirait
(3)
Tabel Foltron & Cobolt Variabel X dan Y
No Karakteristik
responden Penggunaan Smartphone Interaksi Sosial Remaja
1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 1
3 1 1 3 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1
4 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 3 2 1
5 2 1 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
6 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1
7 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1
8 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1
9 1 1 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 1 2 3 3 3 3 3 1
10 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1
11 2 1 1 2 3 3 1 3 3 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 1
12 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1
13 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1
14 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
15 2 1 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
16 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 2 2 2 2 1
17 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 1 1 3 3 3 3 3 1
18 1 1 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 1 3 2 2 3 2 3 1
19 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
20 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1
21 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1
22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
23 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1
25 2 2 1 1 1 3 1 3 1 2 2 1 2 1 1 1 3 1 3 2
26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 1
27 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1
28 2 2 3 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1
29 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1
30 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3
31 2 2 1 1 1 3 1 3 1 1 2 1 2 2 1 1 3 1 3 2
32 1 2 2 3 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1
33 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1
34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1
35 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
36 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1
37 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
(4)
41 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2
42 2 2 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 2
43 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2
44 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 3 1
(5)
KUESIONER PENELITIAN KETERANGAN KUESIONER
1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari siswa dalam penyusunan skripsi.
2. Penelitian ini TIDAK BERPENGARUH terhadap kepentingan Anda di sekolah, namun hanya akan digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi.
3. Dengan mengisi kuesioner ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam menyalesaikan studi.
4. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatiannya. No. Responden:
1 2 Petunjuk Pengisian Kuesioner:
1. Sebelum Anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling tepat.
3. Isilah kuesioner ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab.
4. Terima kasih atas kerjasamanya
1. Jenis Kelamin:
1) Laki-laki 2) Perempuan
2. Kelas:
1) X (sepuluh) 2) XI (sebelas)
3. Seberapa sering Anda menggunakan smartphone dalam sehari?
1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering
4. Apakah tujuan Anda menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari?
1) Hiburan 2) Sosialisasi 3) Informasi
5. Apakah penggunaan smartphone Anda cukup efektif dan efisien? 1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
6. Apakah penggunaan smartphone menjadi bagian dari kegiatan sosial Anda sehari-hari?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
3
4 5
6
7
(6)
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
8. Apakah Anda sering menyapa orang-orang di lingkungan sosial Anda melalui smartphone?
1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering
9. Apakah Anda menyadari penggunaan smartphone dapat memaparkan radiasi? 1) Tidak tahu 2) Ragu-ragu 3) Tahu
10.Apakah Anda mengeluarkan budget khusus dalam penggunaan smartphone? 1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
11.Apakah Anda sering mengajak orang-orang di lingkungan sosial Anda untuk mengobrol/berbicara langsung (tatap muka)?
1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering
12.Berapa lama biasanya Anda mengobrol/berbicara langsung (tatap muka) dengan orang-orang di lingkungan sosial Anda?
1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering
13.Apakah topik yang biasanya Anda bicarakan dengan orang-orang lingkungan sosial Anda cukup mendalam?
1) Sekedar 2) Biasa saja 3) Mendalam
14.Apakah Anda mampu mengekspresikan diri dalam pergaulan dengan lingkungan sosial Anda?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
15.Apakah Anda berani mengeluarkan pendapat di lingkungan sosial Anda? 1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
16.Apakah Anda mampu bekerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas dengan lingkungan sosial Anda?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
17.Apakah Anda mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial Anda dengan baik? 1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
18.Apakah Anda mampu menerima perbedaan pendapat dan perilaku orang-orang di lingkungan sosial Anda?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
19.Apakah Anda menggunakan smartphone untuk eksistensi diri (agar diakui di dalam lingkungan pergaulan sosial Anda) ?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
13 14 15 11 12 10 18 19 20 16 17 21
(7)
20.Apakah sering terjadi konflik antara Anda dengan orang-orang di lingkungan sosial Anda? 1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
(8)
DAFTAR REFERENSI
Apriyanti, Rika. 2005. Pengaruh Majalah Remaja terhadap Gaya Hidup Remaja Putri. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badwilan, Rayyan Ahmad. 2004. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta: Darul Falah. Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. _____________. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Burgess, Dr. Rod. Essay: Technological Determinism And Urban Fragmentation: A Critical Analysis. Oxford Brookes Univeristy.
Calhoun, James F & Joan Ross Acocella. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKPI Semarang Press.
Cummiskey, M. 2011. There’s an app for that: Smartphone use in health and physical education. Journal of Physical Educational, Recreation & Dance, 82, 24. doi:10.1080/07303084.2011.10598672
Fiati, Rina. 2005. Akses Internet Via Ponsel. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Gea, Antnius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. 2003. Character Building II, Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT Gramedia.
Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Hassan, Fuad. 1999. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya: Tantangan dalam Laju Teknologi. Surabaya: Orasi Ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh November ke-39.
Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktik Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
M.A., Morissan, Andy Corry Wardhani & Farid Hamid. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia.
(9)
Morey, Doc. 2004. Phone Power: Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta: PT Gramedia.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurudin. 2005. Sistem-Sistem Komunikasi di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. _______. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Jens Pedersen. 2001. Journal of Education Enquiry : Technological Determinism and School. Linkopings Universitet (Sweden).
Phillippi, J.C. & Wyatt, T. 2011. Smartphones in Nursing Education. Computers, Informatics & Nursing, 29(8), 449-454.
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rumini, Sri & Siti Sundari H.S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Setiadi, Elly M., Usman Kolip. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalaha Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenada Media Group.
Saydam, Gouzali. 2005. Teknologi Telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Subiakto. 2005. Metode Penelitian Komunikasi, Makalah pada Minat Studi Media dan
Komunikasi. Surabaya: Pascasarjana Unair.
Sugiono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Internet
1.
(10)
3. Maret 2014, pukul 06.37).
5.
juli 2014).
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168(11)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1 Yayasan Pendidikan Harapan (YASPENDHAR)
Sejarah tak menampik bahwa pada saat merdeka hingga tahun 1966 Indonesia terus mengalami masa sangat sulit baik dari ekonomi, politik, hingga pendidikan yang pada saat itu masih mencari jati diri yang tepat bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Melihat kondisi Negara yang masih sulit pada saat itu, berkumpullah beberapa tokoh masyarakat Sumatera Utara khususnya masyarakat Medan yang memang sangat perduli pada anak-anak di Medan untuk memikirkan perkembangan pendidikan di Indonesia ini khususnya kota Medan. Meskipun mereka mempunyai kesibukan dalam tugas masing-masing namun masih tetap memikirkan bagaimana nasib bangsa ini jika tidak mempunyai pendidikan.
Dari pertemuan para tokoh masyarakat tersebut lahirlah sebuah ide untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan, yang tujuan utamanya adalah untuk membantu pemerintah menanggulangi pendidikan dengan mutu yang berkualitas. Dari ide tersebut maka pada tahun 1967 didirikanlah sekolah dalam bentuk yayasan dan diberi nama Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) yang bertempat dan berkedudukan di Medan.
Dengan dibukanya Yayasan Pendidikan Harapan merupakan salah satu manifestasi dari kehendak masyarakat yang merasa tertinggal dalam bidang pendidikan baik karena penjajahan maupun akibat kurangnya perhatian orde lama.
Hasil rumusan yang telah digodok oleh para tokoh tersebut menjadi penyemangat dibarengi dengan usaha untuk mewujudkan pendirian, telah menunjukkan titik cerah dengan diserahkannya izin pemakaian gedung / tanah
(12)
kepada mereka. Gedung inilah yang dipergunakan oleh Yaspendhar seiring dengan perjalanannya diadakan perbaikan dan pembangunan baru.
Gedung dan tanah ini mulanya merupakan bekas sekolah Oranye School, pemiliknya Medansche School Vereeninging dengan Hak Erfpacht, kemudian setelah kembali ke pemerintah, gedung tersebut diserahkan ke FKIP Negeri, SHD SMEA Negeri dan PGSLP Negeri. Pada tahun 1958 gedung ini hanya diberikan kepada IKIP Negeri dan akhirnya IAIN.
Setelah pemerintah memindahkan sekolah-sekolah tersebut ke tempat lain yang lebih baik, pada tanggal 5 Januari 1967 diadakan serah terima kepada pihak Perguruan Harapan (Berita Aceh Serah Terima No.53/Perw/D/Skp/67), masing-masing ditandatangani oleh Alm. Bapak Moh. Alwi Oemry Kepala Perwakilan P dan K Sumatera Utara saat itu dari pihak pemerintah dan bapak Raja Syahnan, SH dari pihak Perguruan Harapan.
Luas tanah yang diserahkan saat itu 5533 m2, dengan bangunan di atasnya terdiri dari 18 lokal belajar. Kelengkapan lainnya saat itu sangat sederhana sehingga perlu perbaikan dan penambahannya.
Dengan Bismillahirrahmanirrahim, Bapak A.J. Mokoginta meresmikan perguruan ini dengan nama Perguruan Harapan pada tanggal 4 Februari 1967. Perguruan ini semula membuka sekolah 9 tahun, kemudian belakangan dipecah menjadi SD dan SMP. Akhirnya menyusul dengan dibukanya Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Menengah Atas.
Kata Harapan mempunyai makna yang dalam, berupa harapan dari para pendiri, agar melalui lembaga perguruan ini dapat dilahirkan manusia-manusia Indonesia Yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Semboyan “Iman, Ilmu dan Amal” mengandung arti harapan terciptanya manusia yang penuh iman, mempunyai ilmu yang berkualitas dan dengan iman dan ilmu itu akan diamalkan bagi kepentingan Negara, bangsa dan agama.
(13)
3.1.2 Sejarah SMA Harapan 1 Medan
Pada tahun 1969 SMA Harapan didirikan dengan tujuan utama menampung lulusan SMP Harapan. Pada saat didirikannya itu, jumlah pelajar hanya sebanyak 31 orang dengan guru sebanyak 9 orang. Untuk memimpin sekolah tersebut diserahkan kepada Abdullah Siagian. Ternyata Abdullah Siagian dapat memegang kepercayaan yang diberikan kepadanya, ia yang telah bertugas di Yaspendhar sejak tahun 1967 itu berhasil membawa anak didiknya dalam menimba ilmu pengetahuan dengan diterimanya sebagian besar lulusan SMA Harapan di perguruan tinggi negeri. Untuk meringankan tugas yang dibebankan kepadanya itu, pengurus Yaspendhar mengangkat Drs. Mansyur Zainuddin sebagai wakil Kepala Sekolah.
Namun karena faktor usia, Abdullah Siagian (lahir 8 September 1913) ditarik dari jabatannya terhitung Agustus 1981 dan digantikan oleh M. Tanjung (Ketua Harian II) sebagai Pjs. Kepala SMA dan Drs. Mohd. Hady sebagai Wakil Kepala. Disamping itu dibentuk pula tim yang membantu penyelenggaraan pendidikan sehingga berjalan dengan baik dan lancar.
Awal Januari 1972, pengurus mengalihkan kepemimpinan SMA ini kepada Munir Naamin, SH dengan wakilnya Drs. Mansyur Zainuddin sampai tahun 1973. Pada tahun 1974 dipegang kembali oleh pengurus dengan H. M. Tanjung sebagai Kepala Sekolah dengan para pembantu I, II dan III masing-masing Drs. Mansyur Zainuddin, M. Hasan Harahap serta Siti Deliar.
Selanjutnya pada tahun 1975 diadakan perubahan formasi kembali dengan jabatan Kepala SMA Harapan dipegang oleh Drs. Mansyur Zainuddin dengan pembantu khusus I dan II masing-masing M. Hasan Harahap serta Siti Deliar. Jabatan pembantu khusus ini dihapuskan pula mulai tahun 1976. Sebagai pembantu Kepala SMA Harapan ditetapkan oleh pengurus, yang menjadi petugas di bidang Kurikulum dipegang oleh Drs. Supangat Tahir dan bidang Guidence & Counseling oleh Siti Deliar. Pada September 1981 Supangat Tahir mengundurkan diri dari jabatannya karena banyaknya tugas yang harus dilaksanakannya sebagai
(14)
Untuk mengisi kekosongan jabatan Pembantu Bidang Kurikulum, pengurus mengangkat Drs. A. Hady Lubis pada tahun 1979. Kemudian pada tahun 1981 diadakan perubahan kembali dengan personalia pembantu bidang Kurikulum dipegang oleh Drs. Hady Lubis, pembantu bidang Kesiswaan oleh Anwar Daimin, dan bidang Kepustakaan oleh Siti Deliar. Pada bulan Juli 1983, Anwar Daimin digantikan oleh M. Nasir Tomaisaq.
Juli 1985 kepemimpinan SMA diubah lagi dengan menempatkan beberapa orang pembantu Kepala Sekolah masing-masing M. Hasan Harahap, Abdul Wahid dan M. Ruddin Harahap di bawah pimpinan Kepala Sekolah Drs. Nasrun Mustapha. Kemudian terhitung mulai bulan September 1987 para wakil Kepala Sekolah ini diubah menjadi M. Nasir Tomaisaq, Wahid Lubis dan Dra. Emmy Way sebagai PKS I, II dan III.
Program utama yang menjadi pegangan pimpinan SMA adalah bagaimana memperoleh pelajar yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pendidikan lanjutannya di perguruan tinggi. Untuk kegiatan lainnya banyak yang harus dikorbankan dan sebaliknya diadakan penambahan belajar pada sore hari. Usaha itu berhasil dicapai oleh SMA Harapan dengan cukup memuaskan dan banyak lulusannya memasuki perguruan tinggi negeri.
Pada tahun 1993 Drs. Nasrun Mustapha dimutasikan menjadi Koordinator Perpustakaan semua sekolah dan Perguruan Tinggi Yaspendhar sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Ia digantikan oleh Drs. Amron A. Siregar sebagai pejabat sementara yang kemudian didefenitifkan setelah keluarnya SK Depdikbud pada tahun 1994 sebagai Kepala SMA Harapan. Para wakilnya juga diangkat dari tenaga-tenaga yang potensial masing-masing Drs. M. Nasir Tomaisaq, Agus Supriadi, SH serta Drs. Sofyan Alwi, masing-masing sebagai Wakil Kepala Sekolah I, II dan III. Akhirnya Drs. Amron S. Siregar mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala SMA Harapan yang kemudian pada tanggal 18 Agustus 1999 pengurus menunjuk Drs. Sofyan Alwi sebagai Pelaksana Ka. SMA Harapan 1. Penggantian pemimpin ini disusul dengan perubahan
(15)
pembantu-pembantu kepala sekolah masing-masing yaitu, Drs. Mujio, Agus Supriadi, SH serta Drs. Hermanto.
Dengan mereka ini terasa sekali perkembangan kemajuan SMA Harapan. SMA Harapan seperti halnya SMP Harapan 1 dan 2 mempertahankan statusnya sebagai SMA disamakan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Berkenaan dengan mengundurkan dirinya Drs. Hermanto dan diangkatnya Sdr. Mujio menjabat sebagai Ka. SMA Harapan 2, maka struktur Pembantu Ka. Sekolah diadakan sedikit perubahan dimana Drs. H. Sofyan Alwi, M. Hum yang telah dipercaya memimpin SMA Harapan Medan pada tahun 1999 sampai dengan saat ini menempatkan wakil-wakil Kepala Sekolah antara lain: sebagai Wakasek bidang Kurikulum oleh Drs. Anwar; bidang Sarana Prasarana oleh Agus Supriadi, SH; bidang Kesiswaan oleh Eflin Nuryadin. Sejak tahun pertama dengan jumlah kelas hanya 11 hingga saat ini mencapai 22 kelas. Hal tersebut adalah berkat kerja keras dari semua warga sekolah maupun kepercayaan masyarakat terhadap manajemen dan pengelolaan dalam pemenuhan standar pendidikan serta pembentukan karakter sekolah yang Islami juga memperbaiki pelayanan prima, peningkatan mutu serta prestasi yang telah dibuktikan keberhasilannya.
Saat ini SMA Harapan Medan memiliki jumlah peserta didik sebanyak 880 orang dan jumlah pendidik 51 orang. Dan pihak pemerintah yaitu Diknas. Kota Medan, Provinsi serta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirt. Pembinaan SMA memberikan kepercayaan kepada SMA Harapan Medan menjadi sekolah percontohan melaksanakan Sekolah Kategori Mandiri dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan juga Berbasis IT (Informasi Telekomunikasi). Para lulusannya dari tahun ke tahun berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri maupun dunia kerja. Pada tahun terakhir 70% ke perguruan tinggi negeri dan selebihnya ke berbagai perguruan tinggi dan dunia usaha maupun kerja. Selain itu, setiap tahunnya SMA Harapan mengirim siswanya untuk meraih berbagai prestasi, beberapa diantaranya yaitu, sebagai pasukan pembawa bendera tingkat provinsi maupun nasional, Pertukaran Pelajar ke Cina, Korea dan Jepang, juara
(16)
Tim Seni dan Budaya Tingkat Sumatera Utara, juara Lomba Sains dan Karya Ilmiah Remaja kategori 10 besar se-Indonesia dan lain-lain.
Dalam usia dewasa SMA Harapan yang telah mencapai 43 tahun dan segala pencapaian atau pemenuhan standar pendidikan dan menjadi percontohan nasional, SMA Harapan Medan tetap berbenah dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Dan saat ini di setiap ruang kelas, laboratorium IPA, Bahasa, Komputer serta Pustaka dibuat bernuansakan E-Learning dengan dipasangkan infocus atau projektor dan berfungsi sebagai pengantar pembelajaran berbasis IT. Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana dipersiapkan sesuai tuntutan paradigma baru dalam peningkatan mutu pendidikan di SMA Harapan Medan, semua itu tidak terlepas dari adanya komitmen, konsisten dan apresiasi seluruh pihak yang terkait, baik internal Yaspendhar maupun eksternal yang sangat peduli demi kemajuan SMA Harapan Medan.
3.1.3 Visi, Misi dan Tujuan SMA Harapan 1 Medan
Dengan mengacu pada Visi awal berdiri, Pengurus Yaspendhar periode saat ini merumuskan Visi Yayasan yaitu “Terwujudnya insan yang beriman, berilmu dan beramal melalui lembaga pengembangan pengetahuan yang unggul dalam IMTAQ dan IPTEK serta berwawasan kebangsaan.”
Misi dari pengembangan dari Yaspendhar adalah:
1. Mengembangkan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik yang mencerminkan insan yang beriman, berilmu dan beramal.
2. Melaksanakan pelayanan pembelajaran secara efektif.
3. Menyediakan sarana pembelajaran sesuai dengan tuntutan
perkembangan dunia pendidikan.
4. Berupaya secara berkualitas dan berkesinambungan dalam
meningkatkan mutu dan pelayanan.
5. Melaksanakan peningkatan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
(17)
6. Selalu membangun sikap positif terhadap semua stakeholder dalam upaya peningkatan pendidikan dan layanan yang harmonis.
7. Merealisasikan pembelajaran yang berbasis informasi dan teknologi (IT) di seluruh tingkatan satuan pendidikan.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono, 2006). Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Dalam riset kuantitatif, peneliti dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data.
Peneliti menggunakan metode korelasional. Metode ini digunakan untuk menentukan hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Di sini peneliti dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi. Metode pengumpulan data yang diambil adalah metode angket atau disebut juga metode kuesioner. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Sugiyono (2002: 55) menyebut populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Harapan 1 Medan kelas X dan XI yang berjumlah 437 orang. Banyaknya kelas yang terdapat di SMA Harapan 1 Medan berjumlah 13 kelas. Ketiga belas kelas tersebut terdiri atas lima
(18)
kelas X IPA, satu kelas X IPS dan lima kelas XI IPA, dua kelas XI IPS (Daftar Siswa SMA Harapan 1 Medan, Tahun Ajaran 2013/2014).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2009).
Sampel harus memenuhi unsur representatif atau mewakili dari seluruh sifat-sifat popolasi. Sampel yang representatif dapat diartikan bahwa sampel tersebut dapat mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih sehingga dapat mewakili keadaan sebenarnya dalam keadaan populasi (Krisyantono, 2008: 150).
Gay (dalam Sunyoto, 2013) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan yaitu sebagai berikut:
• Metode deskriptif minimum 10% dari populasinya. Untuk populasi yang relatif kecil, minimum 20% dari populasi.
• Metode deskriptif-korelasional, minimum 30 subjek.
• Metode ex post facto, minimum 15 subjek per kelompok.
• Metode eksprimental minimum 15 subjek per kelompok.
Berdasarkan definisi di atas yakni penelitian dengan metode deskriptif korelasional, maka peneliti menetapkan 45 orang sebagai sampel, yakni sampel minimum 30 orang ditambah 50% dari sampel minimum.
3.3.3 Teknik Penarikan Sampel
Distribusi sampel menggunakan Proporsional Random Sampling, penggunaan teknik ini memungkinkan untuk member peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2007: 79). Setelah
(19)
ditentukan jumlah sampel proporsional dari setiap bagian, selanjutnya teknik penarikan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota populasi acak dengan memperhatikan kuota sampel dari tiap bagian yang telah ditentukan. Setiap populasi dalam suatu bagian memiliki peluang untuk dijadikan responden. Pengambilan sampel secara acak dilakukan agar kesalahan sampling dapat diperkecil (dalam Sugiyono, 2006: 63). Untuk lebih jelasnya distribusi sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Distribusi Sampel
No. Kelas Jumlah Sampel Proporsional
1. X IPA 1 29/437 x 45 = 2,9 3 orang
2. X IPA 2 29/437 x 45 = 2,9 3 orang
3. X IPA 3 23/437 x 45 = 2,3 2 orang
4. X IPA 4 26/437 x 45 = 2,6 3 orang
5. X IPA 5 25/437 x 45 = 2,5 2 orang
6. X IPS 1 37/437 x 45 = 3,8 4 orang
7. XI IPA 1 39/437 x 45 = 4,0 4 orang
8. XI IPA 2 37/437 x 45 = 3,8 4 orang
9. XI IPA 3 37/437 x 45 = 3,8 4 orang
10. XI IPA 4 36/437 x 45 = 3,7 4 orang
11. XI IPA 5 36/437 x 45 = 3,7 4 orang
12. X IPS 1 43/437 x 45 = 4,4 4 orang
13. X IPS 2 40/437 x 45 = 4,1 4 orang
Jumlah 437 45 orang
(Sumber: Hasil Penelitian 2014) 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data di lapangan meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner (angket), yaitu
(20)
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawabnya. Jenis angket atau kuesioner terdiri atas angket terbuka dan tertutup.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur dan internet sebagai media online yang sangat membantu untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3.5 Jenis Data
Guna mendukung penelitian maka jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Kuantitatif
Data berupa angka-angka yang diperoleh dari SMA Harapan 1 Medan, seperti jumlah siswa dan data-data lainnya yang menunjang penelitian. 2. Data Kualitatif
Data yang diperoleh dari SMA Harapan 1 Medan yang tidak berbentuk angka, seperti gambaran umum sekolah, hasil kuesioner, dan data-data lain yang menunjang penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dimaksud untuk menganalisis data berdasarkan hasil catatan lapangan atau dari sumber informasi yang diperoleh. Setelah data terkumpul maka dilakukan pengaturan, mengurutkan, mengelompokkan dan mengkategorikannya, sehingga dapat dijadikan suatu tuntutan analisis. Sedangkan data yang diperoleh dari penyebaran angket untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus statistik. Untuk proses analisis data, peneliti akan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 13.0.
(21)
a. Analisis Tabel Tunggal
Analisis Tabel Tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri atas 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008: 273).
b. Analisis Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 2008: 273). Teknik statistik yang digunakan dalam analisis tabel silang pada penelitian ini dilakukan analisis “Uji-T” dengan menggunakan teknik Uji Sampel Independen (Independent Samples Test).
c. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk melakukan analisis data mengenai hubungan antara variabel X dan Y pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik statistic dengan menggunakan analisis korelasi. Bilamana kenaikan nilai variabel X selalu disertai kenaikan nilai variabel Y, dan sebaliknya, turunnya nilai variabel X selalu diikuti oleh turunnya variabel Y, maka hubungan seperti itu disebut hubungan yang positif. Akan tetapi sebaliknya, bilamana nilai variabel X yang tinggi selalu disertai oleh variabel Y yang rendah nilainya, dan sebaliknya, bilamana nilai variabel X yang rendah selalu diikuti oleh nilai variabel Y yang tinggi, hubungan antara kedua variabel itu disebut hubungan negatif (Hadi, 2004: 223).
Teknik Teknik statistik yang digunakan dalam analisis korelasional pada penelitian ini menggunakan alat bantu software SPSS versi 13.0, yaitu dengan Uji Sampel Independen (Independent Samples Test). Dalam istilah lazim dikenal dengan “Independent samples t-test”, yang secara fungsional sebagai salah satu
(22)
terhadap dua kelompok dari dua variabel yang diteliti. Salah satu karakteristik dari uji sampel independen ini adalah menggunakan Levene’s test for equality of variences, maksudnya untuk mendefinisikan keseimbangan hasil uji test antara variabel (Danan Djaja, 2012: 174).
(23)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data
Peneliti memulai beberapa tahap untuk melakukan penelitian dan pengumpulan data, adapun tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Peneliti melakukan observasi pra penelitian di lokasi penelitian di sekolah Yayasan Harapan Medan (Yaspendhar). Kemudian penulis mengajukan surat izin untuk meneliti kepada Yayasan Pendidikan Harapan Medan untuk melakukan penelitian di SMA Harapan 1 Medan. Setelah memperoleh izin dari pihak Yaspendhar, peneliti memperoleh data siswa SMA Harapan 1 Medan yang menjadi populasi dalam penelitian ini.
• Peneliti melakukan studi kepustakaan di perpustakaan USU guna mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian yang diteliti oleh peneliti. Selain dari sumber bacaan berupa buku, majalah atau brosur, peneliti juga memperoleh sumber bacaan lainnya dari situs internet. Selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian dan kuesioner penelitian setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
• Pada Mei 2014, peneliti menyebarkan kuesioner kepada siswa SMA Harapan 1 Medan yang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan pada BAB III. Waktu yang dibutuhkan peneliti dalam penyebaran kuesioner adalah 1 minggu.
4.1.1 Teknik Pengolahan Data
Setelah kuesioner terkumpul dari responden, maka peneliti melakukan proses pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Adapun tahapan pengolahan data dapat dijelaskan sebagai berikut :
(24)
1. Penomoran Kuesioner
Penomoran kuesioner yaitu memberi nomor urut pada setiap kuesioner yang telah diisi oleh responden sebagai pengenal, yaitu nomor 1-45.
2. Editing
Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan anjuran pengisian kuesioner.
3. Coding
Coding merupakan proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak skor yang disediakan dalam bentuk angka (score).
4. Inventarisasi Variabel
Inventarisasi Variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar Folcon Cobolt (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.
5. Tabulasi Data
Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden yang sudah melalui pengkodean dan inventarisasi variabel ke dalam kerangka tabel. Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran dalam tabel secara rinci meliputi kategori, frekuensi, dan persentase. Selanjutnya untuk data dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13.0.
4.2 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal menyajikan variabel ke dalam beberapa kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi dan presentase. Analisis ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari tiga kolom. Biasanya, analisis tabel tunggal hanya memuat tiga kolom yang terdiri dari kolom keterangan, frekuensi dan presentase. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap variabel penelitian.
(25)
4.2.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1 sampai dengan 4.2 memaparkan data karakteristik responden dan penganalisisannya yang meliputi jenis kelamin, usia dan kelas. Berikut dikemukakan satu per satu pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 17 37.8 37.8 37.8
Perempuan 28 62.2 62.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.3/FC.1
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dengan jumlah sampel N= 45 orang, diketahui terdapat 17 orang (37,8%) responden laki-laki dan 28 orang (62,2%) responden perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin perempuan, dan dapat disimpulkan bahwa responden perempuan lebih aktif menggunakan gadget smartphone dibandingkan responden laki-laki.
Tabel 4.2 Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.00 17 37.8 37.8 37.8
2.00 28 62.2 62.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.4/FC.2
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 responden, sebanyak 17 orang (37,8%) berumur 14-15 tahun, dan 28 orang (62,2%) berumur 16-17 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi responden dari siswa SMA Harapan 1 Medan lebih banyak yang berusia 16 sampai dengan 17 tahun.
(26)
4.2.2 Penggunaan Gadget Smartphone
Tabel 4.3 Frekuensi Penggunaan Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Rendah 6 13.3 13.3 13.3
Sedang 23 51.1 51.1 64.4
Tinggi 16 35.6 35.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.5/FC.3
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui dari keseluruhan responden yang berjumlah 45 orang, frekuensi penggunaan smartphone cukup tinggi. Dilihat dari perhitungannya hanya sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan frekuensi penggunaan gadget smartphonenya rendah, sebanyak 23 responden (51,1%) menyatakan frekuensi penggunaan gadget smartphonenya sedang, sedangkan sebagian besarnya sebanyak 16 responden (35,6%) menyatakan bahwa frekuensi penggunaan gadget smartphonenya tinggi.
Tabel 4.4 Tujuan Penggunaan Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Hiburan 6 13.3 13.3 13.3
Sosialisasi 24 53.3 53.3 66.7
Informasi 15 33.3 33.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.6/FC.4
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 45 responden menurut responden tujuan penggunaan smartphone cenderung untuk kegiatan yang tidak terlalu penting atau mendesak. Dilihat dari perhitungan frekuensi sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan penggunaan gadget smartphonenya sebagai hiburan atau pemenuhan hobi, sebanyak 24 responden (53,3%) menyatakan penggunaan untuk sosialisasi kegiatan internal/ekternal sekolah,
(27)
sedangkan sisanya hanya sebanyak 15 responden (33,3%) menyatakan bahwa mereka menggunakannya untuk informasi mendesak.
Dapat disimpulkan dari data yang diperoleh, kategori infromasi penting dan mendesak bukanlah merupakan tujuan yang utama. Melalui gadget smartphone responden lebih aktif menggunakannya untuk bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya.
Tabel 4.5 Produktivitas Penggunaan Smartpone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Rendah 5 11.1 11.1 11.1
Sedang 21 46.7 46.7 57.8
Tinggi 19 42.2 42.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.7/FC.5
Variabel produktivitas penggunaan smartphone di sini merupakan efisiensi dan efektivitas yang dilakukan responden dalam memanfaatkan fasilitas smartphone.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh mengenai produktivitas penggunaan smartphone dari keseluruhan responden yang berjumlah 45 orang, diantaranya sebanyak 5 responden (11,1%) yang menyatakan tingkat produktivitas penggunaan smartphonenya rendah, sebanyak 21 responden (46,7%) yang menyatakan tingkat produktivitas penggunaan smartphonenya tinggi, dan sebanyak 19 responden (42,2%) yang menyatakan tingkat produktivitas penggunaan smartphonenya tinggi.
(28)
Tabel 4.6 Smartphone bagian dari Kegiatan Sosial Responden Sehari-hari
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.2 2.2 2.2
Ragu-ragu 20 44.4 44.4 46.7
Setuju 24 53.3 53.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.8/FC.6
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 45 orang, sebanyak 1 responden (2,2%) menyatakan tidak setuju bahwa smartphone sudah menjadi bagian dari kegiatan sosialnya sehari-hari, sebanyak 20 responden (44,4%) yang menyatakan ragu-ragu bahwa smartphone merupakan bagian dari kegiatan sosialnya sehari-hari, sedangkan sebagian besarnya sebanyak 24 responden (53,3%) yang menyatakan setuju bahwa smartphone merupakan bagian dari kegiatan sosialnya sehari-hari.
Tabel 4.7 Lingkungan Sosial Mendukung Penggunaan Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 7 15.6 15.6 15.6
Ragu-ragu 23 51.1 51.1 66.7
Setuju 15 33.3 33.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.9/FC.7
Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 45 orang, secara umum sebagian besar sebanyak 7 responden (15,6%) menyatakan tidak setuju bahwa orang-orang di lingkungan sosialnya mendukung penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari mereka, sebanyak 23 responden (51,1%) menyatakan ragu-ragu, dan sebagian besar responden sebanyak 15 orang (33,3%) menyatakan setuju bahwa orang-orang di lingkungan sosialnya mendukung penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari mereka.
(29)
Tabel 4.8 Menyapa Lingkungan Sosial melalui Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Jarang 1 2.2 2.2 2.2
Sering 19 42.2 42.2 44.4
Sangat Sering 25 55.6 55.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.10/FC.8
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 45 orang, secara umum sebagian besar sebanyak 1 responden (2,2%) menyatakan jarang menyapa orang-orang di lingkungan sosialnya melalui smartphone, sebanyak 19 responden (42,2%) menyatakan sering, dan sebagian besar sisanya sebanyak 25 responden (55,6%) menyatakan sangat sering menyapa orang-orang di lingkungan sosialnya melalui smartphone.
Tabel 4.9 Polusi Penggunaan Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Tahu 4 8.9 8.9 8.9
Ragu-ragu 20 44.4 44.4 53.3
Tahu 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.11/FC.9
Variabel polusi penggunaan smartphone di sini adalah paparan radiasi yang dihasilkan smartphone.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 45 orang, diantaranya sebanyak 4 responden (8,9%) menyatakan tidak tahu mengenai paparan radiasi yang dihasilkan saat menggunakan smartphone, sebanyak 20 responden (44,4%) menyatakan
(30)
ragu-ragu. Dan sebanyak 21 responden (46,7%) yang menyatakan tahu mengenai paparan radiasi yang dihasilkan saat menggunakan smartphone.
Tabel 4.10 Budget Khusus dalam Penggunaan Gadget Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 32 71.1 71.1 71.1
Ragu-ragu 9 20.0 20.0 91.1
Setuju 4 8.9 8.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.12/FC.10
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden sebanyak 32 responden (71,1%) menyatakan tidak setuju bahwa mempunyai atau menyiapkan budget khusus untuk pengeluaran yang berkenaan dengan penggunaan gadget smartphone mereka setiap bulan. Sebanyak 9 responden (20%) menyatakan ragu-ragu atau kurang setuju. Sedangkan hanya 4 responden (8,9%) yang menyatakan setuju bahwa mempunyai atau menyiapkan budget khusus untuk pengeluaran yang berkenaan dengan penggunaan gadget smartphone mereka setiap bulan.
4.2.3 Interaksi Sosial
Tabel 4.14 Bertemu langsung (Tatap Muka) dengan Orang-orang di Lingkungan Sosial
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Jarang 15 33.3 33.3 33.3
Sering 29 64.4 64.4 97.8
Sangat Sering 1 2.2 2.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.13/FC.11
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa dari jumlah sampel 45 responden, diantaranya sebanyak 15 responden (33,3%) menyatakan bahwa
(31)
mereka jarang bertatap muka dengan orang-orang di lingkungan sosialnya. Sebanyak 29 responden (64,4%) menyatakan bahwa mereka sering, sedangkan hanya 1 responden (2,2%) yang menyatakan sangat sering bertemu langsung atau bertatap muka dengan lingkungan sosialnya.
Tabel 4.15 Waktu Bertatap Muka dengan Lingkungan Sosial
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Jarang 6 13.3 13.3 13.3
Sering 19 42.2 42.2 55.6
Sangat Sering 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.14/FC.12
Variabel waktu berkomunikasi melalui smartphone di sini adalah banyak sedikitnya waktu yang digunakan oleh responden untuk berkomunikasi secara langsung / bertatap muka dengan orang-orang di lingkungan sosialnya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan tabel 4.15 di atas diketahui bahwa sebanyak 6 responden (13,3%) memiliki waktu interaksi dengan keluarga mereka yang rendah, sebanyak 19 responden (42,2%) memiliki waktu interaksi yang sedang, sedangkan hanya 20 responden (44,4%) yang memiliki waktu interaksi yang tinggi.
Data tersebut menunjukkan bahwa waktu interaksi secara tatap muka (langsung) antara sebagian besar responden dengan lingkungan sosial mereka cenderung tinggi.
Pembagian waktu tersebut dibagi dari kategori waktu interaksi yang rendah yaitu < 5 jam, waktu interaksi yang sedang yaitu 5-7 jam dan waktu interaksi yang tinggi yaitu > 7 jam. Pembagian ini karena dengan perhitungan waktu responden rata-rata dihabiskan di sekolah, tempat les dan sisanya untuk istirahat ataupun kegiatan lainnya.
(32)
Tabel 4.16 Intensitas Interaksi Responden dengan Lingkungan Sosial
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sekedar 19 42.2 42.2 42.2
Biasa Saja 24 53.3 53.3 95.6
Mendalam 2 4.4 4.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.15/FC.13
Variabel intensitas interaksi di sini merupakan seberapa luas topik pembicaraan yang dibahas oleh reponden dengan orang-orang yang berada di lingkungan sosialnya.
Berdasarkan tabel 4.16 di atas diketahui yang memiliki interaksi kurang intens yaitu < 3 topik pembicaraan bahwa sebanyak 19 responden (42,2%), yang memiliki interaksi cukup intens yaitu 3-7 topik pembicaraan sebanyak 24 responden (53,3%), yang memiliki interaksi sangat intens yaitu > 7 topik pembicaraan dan sebanyak 2 responden (4,4%).
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa intensitas interaksi sebagian besar antara responden dengan keluarga cenderung cukup intens dan kurang intens, yang artinya bahwa topik pembicaraan diantara mereka cukup luas namun tidak terlalu luas.
Tabel 4.17 Kemampuan Mengekspresikan Diri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 16 35.6 35.6 35.6
Ragu-ragu 27 60.0 60.0 95.6
Setuju 2 4.4 4.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
(33)
Variabel kemampuan mengekspresikan diri di sini merupakan apakah responden mampu untuk mengekspresikan perasaannya atau yang dirasakannya setelah mereka aktif menggunakan gadget smartphone.
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45 responden, sebanyak 16 responden (35,6%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 27 responden (60%) menyatakan setuju, sedangkan sisanya hanya 2 responden (4,4%) yang menyatakan sangat setuju.
Dari jawaban keseluruhan responden diketahui bahwa sebagian besar (lebih dari 90%) cenderung ragu-ragu dan tidak setuju. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah aktif menggunakan smartphone tidak menjadikan penggunanya mampu mengekspresikan perasaannya, namun justru menjadikan penggunanya pasif, dalam hal ini sebagian besar penggunanya menjadi kurang bisa mengekspresikan perasaannya, karena mereka merasa lebih nyaman mengungkapkannya saat berkomunikasi melalui smartphone.
Tabel 4.18 Keberanian Mengeluarkan Pendapat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 6 13.3 13.3 13.3
Ragu-ragu 17 37.8 37.8 51.1
Setuju 22 48.9 48.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.17/FC.15
Variabel keberanian mengeluarkan pendapat di sini merupakan apakah responden mampu untuk mengeluarkan pendapatnya setelah mereka aktif menggunakan gadget smartphone.
Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45 responden, sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 17 responden (37,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 22 responden (48,9%) yang menyatakan setuju.
(34)
Tabel 4.19 Responden dapat Bekerja sama dengan Lingkungan Sosialnya
(Cooporation)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 5 11.1 11.1 11.1
Ragu-ragu 20 44.4 44.4 55.6
Setuju 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.18/FC.16
Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45 responden, sebanyak 5 responden (11,1%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 20 responden (44,4%) menyatakan setuju, sedangkan sebanyak 20 responden (44,4%) yang menyatakan sangat setuju.
Dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas ragu-ragu dan setuju. Dengan kata lain, sebagian besar responden dapat bekerjasama dengan lingkungan sosialnya setelah aktif menggunakan smartphone.
Tabel 4.20 Responden Mampu Beradaptasi dengan Lingkungan Sosialnya (Akomodasi)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.2 2.2 2.2
Ragu-ragu 18 40.0 40.0 42.2
Setuju 26 57.8 57.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.19/FC.17
Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45 responden, sebanyak 1 responden (2,2%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 18 responden (40%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya 26 responden (57,8%) yang menyatakan setuju.
(35)
Bila diperhatikan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas ragu-ragu dan setuju. Dengan kata lain, sebagian besar responden mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya setelah aktif menggunakan smartphone.
Tabel 4.21 Responden Mampu Bertoleransi dengan Lingkungan Sosialnya (Asimilasi)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 6 13.3 13.3 13.3
Ragu-ragu 18 40.0 40.0 53.3
Setuju 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.20/FC.18
Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45 responden, sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 18 responden (40%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 21 responden (46,7%) yang menyatakan setuju.
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas ragu-ragu dan setuju. Dengan kata lain, sebagian besar responden mampu bertoleransi dengan lingkungan sosialnya setelah aktif menggunakan smartphone.
Tabel 4.22 Persaingan antara Responden dengan Lingkungan Sosialnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 2 4.4 4.4 4.4
Ragu-ragu 17 37.8 37.8 42.2
Setuju 26 57.8 57.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.21/FC.19
(36)
responden (37,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 26 responden (57,8%) yang menyatakan setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas ragu-ragu dan sangat setuju. Bila diperhatikan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden mengakui adanya persaingan di lingkungan sosial mereka setelah aktif menggunakan smartphone.
Variabel persaingan di sini merupakan persaingan kedudukan dan peranan antara responden dengan lingkungan sosialnya, dengan indikator eksistensi diri. Karena di dalam diri seseorang mapun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang (Gerungan, 2004).
Tabel 4.23 Pertikaian antara Responden dengan Lingkungan Sosialnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 31 68.9 68.9 68.9
Ragu-ragu 13 28.9 28.9 97.8
Setuju 1 2.2 2.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.22/FC.20
Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45 responden, sebanyak 31 responden (68,9%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 13 responden (28,9%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya hanya 1 responden (2,2%) yang menyatakan setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas setuju dan tidak setuju. Bila diperhatikan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden tidak mengakui adanya pertikaian di lingkungan sosial mereka setelah aktif menggunakan smartphone.
(37)
4.3 Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang dilakukan untuk mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif. Hasil analisis tabel silang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
4.3.1 Uji Sampel Independen
Dalam penulisan skripsi penulis menggunakan teknik analisis data “Independent Samples Test” yang secara fungsional sebagai salah satu bentuk analisis statistika yang membandingkan dua kelompok variabel yang diteliti.
Tabel 4. 21
Antara Frekuensi Penggunaan Smartphone dengan Intensitas Interaksi
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.21 di atas diketahui nilai thitung -5,517, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan smartphone dengan intensitas interaksi.
(38)
Tabel 4. 22
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Kemampuan Responden dalam Bekerja sama (Coorporation)
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.22 di atas diketahui nilai thitung -8,016, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan kemampuan responden dalam bekerja sama.
Tabel 4. 23
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Kemampuan Responden dalam Beradaptasi (Akomodasi)
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.23 di atas diketahui nilai thitung 1,346, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
(39)
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan kemampuan responden beradaptasi (akomodasi).
Tabel 4. 24
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Kemampuan Responden Bertoleransi (Asimilasi)
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.24 di atas diketahui nilai thitung -6,002, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan kemampuan responden bertoleransi (asimilasi).
Tabel 4. 25
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Persaingan
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.24 di atas diketahui nilai thitung 1,388, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat diajukan adalah:
(40)
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan persaingan di lingkungan sosial responden.
Tabel 4. 25
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Persaingan
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.24 di atas diketahui nilai thitung -2,871, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan pertikaian di lingkungan sosial responden.
4.4 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada analisis tabel-tabel silang di atas sebelumnya diketahui semua nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel = 1,645. Uji hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
(41)
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara penggunaan teknologi komunikasi smartphone terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan.
4.5 Pembahasan
1. Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana pengaruh teknologi komunikasi terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan. Metode yang digunakan adalah metode korelasional yakni untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan seberapa erat hubungan antara penggunaan smartphone terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI di SMA Harapan 1 Medan yang berjumlah 437 orang. Menurut Gay (dalam Sunyoto 2013) ukuran sampel minimum dalam penelitian korelasional adalah 30 subjek, maka peneliti menetapkan 45 orang sebagai sampel yakni sampel minimum 30 orang ditambahkan 50% dari sampel minimum. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Proporsional random sampling.
2. Hasil analisis yang ditemukan pada penelitian ini menggunakan instrument kuesioner penelitian mengenai teknologi komunikasi dan interaksi sosial remaja adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis menggunakan piranti lunak SPSS for windows versi 13.0 dan dengan menggunakan teknik statistik “Independent Samples Test”.
3. Berdasarkan jenis kelamin, responden terbanyak ialah perempuan dengan jumlah 28 orang (62,2%). Berdasarkan usia, responden terbanyak adalah berusia 16-17 tahun sebanyak 28 orang (62,2%).
4. Dari hasil uji-t “Independent Samples Test” pada analisis tabel-tabel silang di atas sebelumnya diketahui semua nilai thitung lebih besar jika dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,645. Berdasarkan perhitungan statistik yang diperoleh, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu H1 terdapat pengaruh antara penggunaan smartphone terhadap interaksi sosial remaja. Maka artinya bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.
(42)
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian (data, fakta, informasi objektif) dapat diambil beberapa bagian penting yang merupakan kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi penggunaan smartphone pada remaja cenderung tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa smartphone sebagai media komunikasi dan juga media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan.
2. Penggunaan smartphone pada remaja cukup efektif dan efisien. Hal ini memudahkan mereka untuk mencari informasi dan bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan sosialnya. Dan juga memudahkan mereka untuk bekerja sama satu sama lain, serta beradaptasi dan menerima perbedaan perilaku atau pendapat di antara mereka dengan orang-orang di sekitarnya.
3. Hasil analisis antara variabel penggunaan smartphone dengan variabel interaksi sosial remaja menunjukkan bahwa berdasarkan uji “Independent Samples Test” diketahui semua nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel = 1,645. Berdasarkan perhitungan statistik yang diperoleh, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan smartphone mempunyai pengaruh terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan.
(43)
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang hendak disampaikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Dengan diketahuinya terdapat pengaruh antara penggunaan smarphone terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan, maka sebaiknya siswa tidak terlalu sering berkomunikasi melalui smartphone, tetapi lebih mendahulukan komunikasi secara langsung (tatap muka), smartphone sebaiknya digunakan oleh pengguna yang smart pula sehingga tidak melupakan interaksi sosial dengan orang lain. Khusus kepada orang tua hendaknya lebih berperan dalam meminimalkan pengaruh-pengaruh negatif yang dapat muncul dari pergaulan remaja saat ini.
2. Kepada penelitian selanjutnya untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi terkait mengenai permasalahan serupa dengan penelitian ini hendaknya menggunakan lokasi dan sampel dari lapisan masyarakat yang berbeda. Dengan begitu dapat ditemukan suatu hasil yang berbeda pula serta relevansinya dengan teori tertentu.
(44)
DAFTAR REFERENSI
Apriyanti, Rika. 2005. Pengaruh Majalah Remaja terhadap Gaya Hidup Remaja Putri. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badwilan, Rayyan Ahmad. 2004. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta: Darul Falah. Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. _____________. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Burgess, Dr. Rod. Essay: Technological Determinism And Urban Fragmentation: A Critical Analysis. Oxford Brookes Univeristy.
Calhoun, James F & Joan Ross Acocella. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKPI Semarang Press.
Cummiskey, M. 2011. There’s an app for that: Smartphone use in health and physical education. Journal of Physical Educational, Recreation & Dance, 82, 24. doi:10.1080/07303084.2011.10598672
Fiati, Rina. 2005. Akses Internet Via Ponsel. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Gea, Antnius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. 2003. Character Building II, Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT Gramedia.
Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Hassan, Fuad. 1999. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya: Tantangan dalam Laju Teknologi. Surabaya: Orasi Ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh November ke-39.
Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktik Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
M.A., Morissan, Andy Corry Wardhani & Farid Hamid. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia.
(45)
Morey, Doc. 2004. Phone Power: Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta: PT Gramedia.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurudin. 2005. Sistem-Sistem Komunikasi di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. _______. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Jens Pedersen. 2001. Journal of Education Enquiry : Technological Determinism and School. Linkopings Universitet (Sweden).
Phillippi, J.C. & Wyatt, T. 2011. Smartphones in Nursing Education. Computers, Informatics & Nursing, 29(8), 449-454.
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rumini, Sri & Siti Sundari H.S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Setiadi, Elly M., Usman Kolip. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalaha Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenada Media Group.
Saydam, Gouzali. 2005. Teknologi Telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Subiakto. 2005. Metode Penelitian Komunikasi, Makalah pada Minat Studi Media dan
Komunikasi. Surabaya: Pascasarjana Unair.
Sugiono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Internet
1.
(46)
3. Maret 2014, pukul 06.37).
5.
juli 2014).
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168(47)
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Vindy Elsa Ramadhani
NIM : 100904036
PEMBIMBING : Drs. HR Danan Djaja, M.A
NO. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF
PEMBIMBING 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
27 Desember 2013 5 Februari 2014 13 Februari 2014 20 Februari 2014 27 Februari 2014 12 Maret 2014 27 Maret 2014 10 April 2014 17 April 2014 29 Mei 2014 10 Juli 2014 22 Agustus 2014 24 Agustus 2014
Penyerahan Proposal Penelitian Revisi Proposal Penelitian Revisi Proposal Penelitian Acc Seminar Proposal Seminar Proposal
Penyerahan BAB I, II dan III Revisi BAB I, II dan III Acc BAB I, II dan III Acc Kuisioner Penelitian Pengajuan BAB IV dan BAB V Revisi BAB IV dan V
Revisi BAB IV dan V Revisi BAB IV dan V
Catatan
Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap pembimbing :
BIODATA PENELITI DATA PRIBADI
Nama : Vindy Elsa Ramadhani
(48)
Program Studi : Hubungan Masyarakat (Humas) Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Maret 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Raya Menteng Gg. Benteng No. 9A, Medan
Agama : Islam
PENDIDIKAN FORMAL
SD : SD Negeri 004 Pekan Baru
SMP : SMP Swasta Islam An-Nizam
SMA : SMA Negeri 1 Medan
UNIVERSITAS : FISIP USU, Departemen Ilmu Komunikasi
KELUARGA
Ayah : Mahadi
Ibu : Seventina Sirait
(1)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
KATA PENGANTAR ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
ABSTRAKSI ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Pembatasan Masalah ... 9
1.3. Rumusan Masalah ... 9
1.4. Tujuan Penelitian ... 9
1.5. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ... 11
2.1.1 Teknologi Komunikasi ... 11
2.1.1.1 Piranti Teknologi (Gadget) ... 12
2.1.1.2 Sejarah Smartphone ... 14
2.1.1.3 Fitur-fitur Khas Smartphone ... 18
2.1.1.4 Penggunaan Smartphone di Indonesia ... 18
2.1.1.5 Dampak Penggunaan Smartphone ... 18
2.1.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Smartphone ... 19
2.1.2 Technological Determinism Theory ... 20
2.1.2.1 Penggunaan Media ... 21
2.1.3 Interaksi Sosial ... 22
2.1.3.1 Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial ... 23
2.1.3.2 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ... 25
2.1.4 Remaja ... 27
2.1.4.1 Definisi dan Rentang Usia Remaja ... 27
2.1.4.2 Lingkungan Sosial Remaja ... 28
2.1.4.3 Perilaku Remaja ... 28
2.2 Kerangka Konsep ... 31
2.3 Variabel Penelitian ... 32
2.4 Defenisi Operasional ... 33
2.5 Hipotesis ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35
(2)
3.1.2 Sejarah Singkat SMA Harapan 1 Medan ... 37
3.1.3 Visi, Misi dan Tujuan SMA Harapan 1 Medan ... 40
3.2 Metode Penelitian ... 41
3.3 Populasi dan Sampel ... 41
3.3.1 Populasi ... 41
3.3.2 Sampel ... 41
3.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 42
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.5 Jenis Data ... 44
3.6 Teknik Analisis Data... 44
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 46
4.1.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 46
4.1.2 Teknik Pengolahan Data ... 46
4.2 Analisis Tabel Tunggal ... 47
4.2.1 Karakteristik Responden ... 48
4.2.2 Analisis Penggunaan Smartphone ... 49
4.2.3 Analisis Interaksi Sosial Remaja ... 53
4.3 Analisis Tabel Silang ... 60
4.4 Pengujian Hipotesis ... 63
4.5 Pembahasan... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65
(3)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Fungsi Komunikasi Organisasi………... 13
2.2 Performa Budaya dalam Organisasi ………. 33
2.3 Operasional Variabel Peneltian ………... 42
3.1 Distribusi Sampel ………...…... 50
4.1 Jenis Kelamin ………...……... 58
4.2 Usia ………...………... 58
4.3 Pendidikan ……….59
4.4 Lama Bekerja ……… 59
4.5 Divisi Kerja ………... 60
4.6 Proses Komunikasi yang Berlangsung di Tempat Kerja ….. …….. 61
4.7 Rapat Rutin/Berkala yang Dilakukan Perusahaan ……….………. 61
4.8 Kegiatan Berkumpul Bersama Karyawan Diluar Rapat Rutin oleh Perusahaan ……….. 62
4.9 Tegur Sapa antara Karyawan dengan Atasan ………...………. 63
4.10 Tegur Sapa Sesama Karyawan ………..63
4.11 Pemberian Kekuasaan kepada Karyawan ………... 64
4.12 Karyawan Sering Bercerita tentang Perusahaan ……….. 65
4.13 Kesempatan Karyawan untuk Mengemukakan Pendapat ………… 66
4.14 Karyawan Saling Membantu dalam Pelaksanaan Pekerjaan …….. 66
4.15 Pemberian Kontribusi Karyawan kepada Perusahaan ……… 67
4.16 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab yang Dibebankan kepada Karyawan ………. 68
4.17 Kesadaran Karyawan dalam Pelaksanaan Tugas ……… 68
4.18 Prestasi Karyawan dalam Melaksanakan Tugas yang Diberikan………... 69
4.19 Kualitas tugas yang dilaksanakan oleh karyawan ……….. 70
4.20 Kepuasan Atasan Atas Tugas yang Dilaksanakan Karyawan …… 70
4.21 Ketaatan Karyawan dalam Menaati Peraturan ……… 71
4.22 Upaya Karyawan dalam Mengeluarkan Potensi Diri dan Ide-Ide Baru ………... 72
4.23 Upaya Karyawan Menghasilkan Pekerjaan erdaya Guna dan Berhasil Guna ………72
4.24 Kemampuan Karyawan Bekerjasama dengan Orang Lain ……… 73
4.25 Kesesuaian Jenis Pekerjaan dengan Jenjang Pendidikan ………… 74
4.26 Kesanggupan Karyawan Menyelesaikan Tugas ……….. 75
4.27 Keberanian Karyawan dalam Memikul Resiko Pekerjaan yang Dilakukan ……….. 75
4.28 Proses komunikasi di Tempat Kerja terhadap Pelaksanaan Tugas ……….……... 76
4.29 Pemberian Kekuasaan yang Luas terhadap Kualitas Tugas ………..… 77
(4)
4.31 Tegur Sapa antara Karyawan dengan Atasan terhadap
Kepuasan Atasan ………. 80 4.32 Korelasi Koefisien Pearson ……… 82
(5)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar catatan bimbingan skripsi 2. Kuesioner Penelitian
3. Tabel Foltron Cobol 4. Biodata Penulis