Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Kemampuan Interaksi Sosial Remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia sebagai pengguna internet urutan keenam di dunia menunjukkan bahwa
negara ini tidak mau tertinggal dalam hal kemajuan teknologi.Internet hadir
sebagai pembawa perubahan bagi kehidupan masyarakat terbukti dengan hampir
segala hal menjadi mungkin setelah adanya internet.Penggunaan internet di
Indonesia baru marak di awal

tahun 2000 dan jumlah penggunanya selalu

bertambah dikarenakan banyaknya keuntungan yang dirasakan oleh pengguna
yang berkaitan dengan efisiensi interaksi sosial. Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia melalui hasil survey menunjukkan jumlah pengguna internet di
Indonesia mencapai 88 juta orang hingga akhir tahun 2014, alasan terbesar
masyarakat Indonesia menggunakan internet ialah untuk mengakses sarana
sosial/komunikasi (72%) dengan rata-rata akses ke internet adalah satu jam per
hari (35,3%) (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2015).
Penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi saat ini semakin
meluas.Kemajuan teknologi menjadikan hampir semua aktivitas manusia tidak
bisa terlepas dari penggunaan media sosial yang juga diiringi dengan tuntutan

kebutuhan untuk menyampaikan dan menerima informasi yang cepat.Media sosial
menghapus batasan dalam bersosialisasi, tidak adanya batasan ruang dan waktu
menjadikan setiap individu dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun
mereka berada.Terjaganya komunikasi dengan kerabat lama dan keluarga
yangberdomisili jauh juga merupakan salah satu fungsi terbesar dari media sosial.

1

Universitas Sumatera Utara

2

Akses media sosial melalui jaringan internet oleh masyarakat Indonesia terbanyak
adalah melalui telepon seluler (APJII, 2014).Gadget seperti tablet dan smartphone
yang banyak dipasarkan dengan harga yang terjangkau sebagai alat komunikasi
menjadikan adanya pergeseran gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai
ketergantungan pada akses internet. Hal tersebut dikarenakan sistem operasi dari
gadget yang mendukung dan berbagai fitur yang tersedia dan bisa didapatkan
secara gratis menjadikan interaksi melalui media sosial menjadi lebih praktis.
Kaplan dan Haenlein (2010)


mengklasifikasikan media sosial sebagai

1)

collaborative projects; 2) blogs; 3) content communities; 4) social networking
sites; 5) virtual game world; dan 6) virtual social worlds.Melalui gadget yang
dimiliki, sangat memungkinkan penggunanya untuk mengunduh berbagai aplikasi
mengenai jejaring sosial yang diinginkan ketika tersambung dengan jaringan
internet. Contoh jejaring sosial atau social networking sites yang banyak
digunakan masyarakat Indonesia khususnya remaja ialah facebook, twitter,
instagram, path, line, askfm, dan beberapa media sosial lain. Berdasarkan data
Komingo pada April 2012 dalam situs Personal Growth; conseling and
development centre disebutkan bahwa pengguna facebook di Indonesia tercatat
sebanyak 44,6 juta pengguna dan 19,5 juta tercatat sebagai pengguna media sosial
twitter. Dari total jumlah pengguna sosial media di Indonesia, 80 persen
diantaranya ialah pengguna remaja berusia 15-19 tahun (Kementrian Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia, 2014).
Penggunaan media sosial yang tinggi oleh remaja, disebabkan karena remaja
memiliki


karakteristik

sebagai

seorang

yang

eksploratif

serta

variety

2

Universitas Sumatera Utara

3


seeker(Anderson, 2013) yang senang mencoba berbagai macam hal baru dan
relatif cepat bosan.Masa remaja merupakan masa yang kritis dalam siklus
perkembangan dimana mereka tidak dapat lagi dikatakan sebagai anak-anak
namun juga tidak bisa dikatakan sebagai orang dewasa.Masa remaja merupakan
masa dimana hubungan dengan teman sebaya lebih diutamakan dibandingkan
dengan

hubungan

dengan

keluarga

meskipun

keluarga

tetap


menjadi

prioritas.Adanya media sosial dirasa menjadi wadah yang tepat untuk berinteraksi,
mengaktualisasikan diri dan mencari tempat yang tepat bagi dirinya. Kesadaran
remaja sebagai pengguna media sosial mengenai bagaimana hidupnya akan dinilai
oleh orang lain secara tidak sadar meningkat. Oleh karena itu mereka seringkali
hanya mem-posting hal-hal yang menarik yang akan menjadikan mereka diterima
kedalam suatu lingkungan sosial yang diinginkan.
Penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi dan interaksi berdampak
pada hilangnya kontak langsung dengan orang lain. Pengguna hanya duduk diam
bersama gadget mereka sepanjang hari sembari mengetik pesan daripada
berkomunikasi dengan orang lain secara langsung sebagaimana dijelaskan dalam
Jurnal Penelitian Psikologi: Hubungan Antara Kemampuan Sosialisasi dengan
Kecanduan Jejaring Sosial (2013).
Hal tersebut mengakibatkan ketiadaan salah satu aspek interaksi sosial antar
individu secara langsung dengan orang lain disekitar seperti tegur sapa atau
berjabat tangan yang idealnya merupakan proses penyesuaian nilai dalam
kehidupan sosial baik secara fisik maupun pergaulan yang dilandasi saling
mengerti tentang maksud, tujuan, serta keinginan masing-masing pihak.


3

Universitas Sumatera Utara

4

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Facebook
terhadap Interaksi Sosial Siswa” oleh Maeky Robiko, Etin Solihatin, Dwi
Afrimetty Timoera (2013) dengan tidak mempertimbangkan faktor lain seperti
faktor lingkungan, kebiasaan, sikap dan perilaku dari setiap individu dan
didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara penggunaan
facebook dengan interaksi sosial siswa dimana semakin tinggi penggunaan
facebook maka semakin baik interaksi yang dilakukan siswa. Dalam penelitian
yang ditulis oleh Arnold Giovanni Pinem yang berjudul “Pola Komunikasi
Pengguna Media Sosial Path” (2014) dikatakan bahwa media sosial path
digunakan sebagai landasan proses interaksi sosial dimana tidak menutup
kemungkinan interaksi di dunia maya dapat dilanjutkan dengan orang-orang
sekitar didunia nyata yang juga merupakan teman di media sosial path.
Fenomena yang sekarang sering terjadi dikenyataan ialah kurangnya interaksi
sosial langsung antar individu khususnya dalam hal ini adalah remaja. Fenomena

tersebut dapat diamati diruang publik seperti taman, mall, café, atau tempat
nongkrong yang sering dikunjungi remaja sebagai sarana interaksi. Namun fakta
yang sering terjadi ialah berkumpulnya beberapa remaja dalam suatu kelompok
tidaklah menjadikan mereka saling berinteraksi secara kontinu, melainkan
masing-masing sibuk dengan gadget dan membuka akun media sosial mereka
meskipun sesekali terjadi obrolan singkat (Ahn, 2011).Hal ini menimbulkan
adanya istilah bahwa “gadget hadir mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang
dekat”.

4

Universitas Sumatera Utara

5

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai perilaku remaja SMA dengan rata-rata usia 14-17 tahun.
Penulis memilih remaja, karena masa remaja merupakan peralihan dari masa
anak-anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami
sebagai persiapan memasuki masa dewasa termasuk mengenai kemampuan

interaksi sosial dengan lingkungan baik rekan sebaya, keluarga, mapun
masyarakat yang bertujuan untuk proses pemenuhan kebutuhan sosial baik fisik
maupun non fisik dan membangun solidaritas serta memahami norma-norma
dilingkungan

sekitar

sehingga

meminimalkan

angka

penyimpangan-

penyimpangan sosial.
Penelitian dilakukan dengan mengambil siswa/i remaja SMA di SMA Negeri 1
Kota Medan sebagai sampel penelitian guna melihat adakah pengaruh antara
penggunaan media sosial terhadap kemampuan interaksi sosial pada remaja.SMA
Negeri 1 Kota Medan merupakan salah satu sekolah dengan tingkat ekonomi

keluarga siswa yang tinggi. Karena salah satu hal yang mempengaruhifrekuensi
interaksi sosial dalam mengakses situs jaringansosial adalah status ekonomi yang
menyangkut pada kepemilikan akansarana. Baik itu fasilitas untuk mengakses
informasi, maupun sumberdana. Individu yang tumbuh dari keluarga yang kaya
mampumenyediakan

keperluan

materi

bagi

anak-anaknya

baik

itu

berupapendidikan maupun fasilitas sehari-hari sehingga peneliti merasa siswa/i
SMA Negeri 1 Kota Medan merupakan sampel yang cocok untuk diteliti.


5

Universitas Sumatera Utara

6

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian adalah
bagaimana hubungan penggunaan media sosial terhadap interaksi sosial remaja di
SMA Negeri 1 kota Medan?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum
1. Mengidentifikasi hubungan antara penggunaan media sosial terhadap
interaksi sosial remaja.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi penggunaan media sosial di SMAN 1 Kota Medan
2. Mengidentifikasi interaksi sosial remaja di SMAN 1 Kota Medan
5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil oleh penulis dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Memberi gambaran mengenai pengaruh kemajuan teknologi dilihat dari
munculnya media sosial terhadap tumbuh kembang remaja secara psikologis
dilihat dari kemampuan interaksi sosialnya dengan lingkungan sebaya.
2. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan dalam

pemberian

pendidikan kesehatan melalui penyuluhan, bimbingan konseling (BK) atau unit
kesehatan sekolah (UKS) mengenai pemanfaatan teknologi yang memberikan

6

Universitas Sumatera Utara

7

dampak positif berdasarkan tumbuh kembang masa remaja dilihat dari sisi
psikososial
3. Penelitian Keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat member masukan kepada peneliti selanjutnya
untuk meneliti individu/kelompok berdasarkan fenomena yang aktual dilihat dari
aspek psikososial.

7

Universitas Sumatera Utara