Uji Kombinasi Anti Bakteri Ekstrak Etanol Daun Titanus (Leea aequata L.) Dengan Povidon Iodin
Lampiran 1.Hasil identifikasi tumbuhan
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian
1. Pembuatan serbuk simplisia dan karakterisasi simplisia
Daun titanus
dicuci dari pengotor sampai bersih
ditiriskan lalu ditimbang berat basah
dikeringkan
disortasi kering
ditimbang berat kering
Simplisia
dihaluskan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia
-
Penetapan kadar air
-
Penetapan kadar sari larut air
-
Penetapan kadar sari larut etanol
-
Penetapan kadar abu total
-
Penetapan kadar abu tidak larut asam
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. (Lanjutan)
2. Pembuatan ekstrak etanol daun titanus
Serbuk simplisia
daun titanus
dimasukkan kedalam sebuah bejana
ditambahkan sebanyak 75 bagian etanol
96%
ditutup
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari
cahaya sambil sering diaduk
diperas
Ampas
Maserat
dicuci ampas dengan etanol
96% , disaring hingga
diperoleh 100 bagian
Maserat
dipindahkan kedalam bejana tertutup
dibiarkan ditempat sejuk dan terlindung cahaya
selama 2 hari
dienap tuangkan atau saring
Maserat
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu
tidak lebih dari 40 OC
Lampiran 2. (Lanjutan)
Ekstrak etanol kental
59
Universitas Sumatera Utara
3. Bagan uji aktivitas antibakteri
Biakan murni
diambil 1 ose
dengan jarum ose steril
ditanam pada media nutrient agar miring
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18-24 jam
Stok kultur
diambil 1 ose
disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth
diinkubasi selama 3 jam didalam inkubator
dibandingkan kekeruhan dengan Standar
Mc.Farland lalu diencerkan sehingga diperoleh
konsentrasi 106 CFU/ml
Suspensi bakteri
1 5 106 CFU/ l
dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri
dituang 15 ml media nutrient agar
dihomogenkan, biarkan hingga memadat
Media padat
diletakkan pencadang kertas yang telah
diteteskan larutan uji dengan berbagai
konsentrasi
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18 jam
diukur diameter daerah hambat disekitar pencadang kertas dengan
menggunakan jangka sorong
Hasil
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar bagian makroskopik tumbuhan dari daun titanus (Leea
aequata L.)
Tumbuhan titanus Daun titanus (Leea aequata L.)
Lampiran 4. Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun titanus
61
Universitas Sumatera Utara
Simplisia daun titanus
Serbuk daun titanus
Lampiran 5. Gambar hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun
titanus (perbesaran 10x100)
1
62
Universitas Sumatera Utara
2
3
4
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Rambut penutup
Kristal kalsium oksalat bentuk druse
Stomata tipe parasitik
Rambut kelenjar
Lampiran 6. Karakterisasi simplisia
1.
Perhitungan kadar air serbuk simplisia daun titanus
Kadar air simplisia =
Volume akhir − volume awal
Berat sampel
x 100 %
63
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Volume awal (ml)
Volume akhir (ml)
1
5,0282
1,7
2,0
2
5,0132
2,0
2,3
3
5,0220
2,3
2,6
a. Berat simplisia = 5,0282 g
Volume air
= 2,0 – 1,7 = 0,3 ml
Kadar air
=
0,3 ml
x 100 %
5, 0282 g
= 5,96 %
b. Berat simplisia = 5,0132 g
Volume air
= 2,3 – 2,0 = 0,3 ml
Kadar air
=
0,3 ml
x 100 %
5, 0132 g
= 5,98 %
c. Berat simplisia = 5,0220 g
Volume air
= 2,3 – 2,6 = 0,3 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
0,3 ml
x 100 %
5, 0220 g
=
= 5,97 %
5,96% + 5,98% + 5,97%
3
= 5,97 %
Lampiran 6 (lanjutan)
2.
Perhitungan kadar sari larut air serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari =
Beratcawansari −beratcawankosong
beratsampel
x
100
20
x 100%
64
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0097
57,1155
57,2082
2
5,0102
64,6932
64,7817
3
5,0098
60,3487
60,4385
a. Berat simplisia
= 5,0097 g
Berat sari
= 0,0932 g
Kadar sari
0,0932 g 100
x
x 100 %
=
5, 0097 g 20
b. Berat simplisia
= 9,30 %
= 5,0102 g
Berat sari
= 0,0885g
Kadar sari
=
c. Berat simplisia
0,0885 g
5, 0102 g
x
100
20
x 100 % = 8,83 %
= 5,0098 g
Berat sari
= 0,0898 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,0898 g
5, 0098 g
x
100
20
x 100 %
9,30% + 8,83% + 8,96%
3
= 8,96 %
= 9,03%
Lampiran 6 (lanjutan)
3.
Perhitungan kadar sari larut etanol serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari =
Beratcawansari −beratcawankosong
beratsampel
x
100
20
x 100%
65
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0098
57,1127
57,211
2
5,0112
64,6906
64,7869
3
5,0107
60,3390
60,4366
a. Berat simplisia
= 5,0098 g
Berat sari
= 0,0983 g
Kadar sari
0,0983 g 100
x
x 100 %
=
5, 0098 g 20
b. Berat simplisia
= 9,81 %
= 5,0112 g
Berat sari
= 0,0965 g
Kadar sari
0,0965 g 100
x
x 100 %= 9,62 %
=
5,0112 g 20
c. Berat simplisia
= 5,0107 g
Berat sari
= 0,0976 g
Kadar sari
0,0976 g 100
=
x
x 100 %
5, 0107 g 20
Kadar sari rata-rata
=
9,81% + 9,62% + 9,73%
3
= 9,73 %
= 9,72 %
Lampiran 6 (lanjutan)
4. Perhitungan kadar abu total serbuk simplisia daun titanus
Kadar abu total =
Beratabu
Beratsampel
x 100%
66
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0453
0,1865
2
2,0164
0,1681
3
2,0540
0,2040
a. Berat simplisia
= 2,0453 g
Berat abu
= 0,1865 g
Kadar abu
=
Berat simplisia
= 2,0164 g
Berat abu
= 0,1681 g
Kadar abu
=
b.
0,1865
2,0453
0,1681
2,0164
x 100 % = 9,12 %
x 100 % = 8,37 %
c. Berat simplisia
= 2,0540 g
Berat abu
= 0,2040 g
Kadar abu
=
0,2040
2,0540
Kadar abu total rata-rata =
x 100 % = 9,93 %
9,12 % + 8,37 % + 9,93%
3
= 9,14 %
Lampiran 6 (lanjutan)
5. Perhitungan kadar abu total tidak larut asam serbuk simplisia daun titanus
Kadar abu tidak larut asam =
Beratabu
Beratsampel
x 100%
67
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0453
0,0192
2
2,0164
0,0149
3
2,0540
0,0201
a. Berat simplisia = 2,0453 g
Berat abu
= 0,0192 g
Kadar abu
=
0,0192
x 100 %
2,0453
= 0,93 %
b. Berat simplisia = 2,0164 g
Berat abu
= 0,0149 g
Kadar abu
=
0,0149
x 100 %
2,0164
= 0,73 %
c. Berat simplisia = 2,0540 g
Berat abu
= 0,0201 g
Kadar abu
0,0201
=
x 100% = 0,97 %
2,0540
Kadar abu total tidak larut asam rata-rata =
0,93 % + 0,73 % + 0,97 %
3
= 0,87 %
Lampiran 7. Hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin
1. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin terhadap Stapylococcus
aureus
68
Universitas Sumatera Utara
Diameter daerah hambatan (mm)
No.
Povidon iodin
Konsentrasi
(%)
D1
D2
D3
D*
1.
10
19,3
19,2
19
19,16
2.
7,5
18,7
18,4
18,6
18,56
3.
5
17,5
17,7
16,8
17,33
4.
2,5
14,9
14,2
14
14,36
5.
1
10,6
9,9
10,8
10,43
6.
0,5
7,8
7,2
7,4
7,46
7.
0,25
-
-
-
-
8.
Blanko
(Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 7. (Lanjutan)
2. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin terhadap Stapylococcus
epidermidis
Diameter daerah hambatan (mm)
69
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi
(%)
Povidon iodin
D1
D2
D3
D*
1.
10
18,8
19,2
19,3
19,1
2.
7,5
17,3
17,5
17,6
17,46
3.
5
15,7
16,3
15,8
15,93
4.
2,5
14,8
14,65
14,7
14,71
5.
1
11,4
11,2
10,9
11,16
6.
0,5
7,5
7,6
7,3
7,46
7.
0,25
Blanko
(Aquadest)
-
-
-
-
-
-
-
-
8.
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 7. (Lanjutan)
3. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri Povidon iodin terhadap Pseudomonas
aeruginosa
Diameter daerah hambatan (mm)
70
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi
(%)
Povidon Iodin
D1
D2
D3
D*
1.
10
18,5
19,1
18,7
18,76
2.
7,5
17,2
17,3
17,35
17,28
3.
5
15,5
15,1
15,1
15,23
4.
2,5
14,4
13,9
13,95
14.08
5.
1
11,3
11,1
10,9
11,1
6.
0,5
7,25
7,4
7,4
7,35
7.
0,25
-
-
-
-
8.
Blanko
(Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D1
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 8. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
1. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus Stapylococcus
aureus
Diameter daerah hambatan (mm)
71
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi
(mg/ml)
Ekstrak etanol daun titanus
D1
D2
D3
D*
1.
500
18,7
18,6
18,8
18,7
2.
400
16,4
16,7
16,8
16,63
3.
300
15,9
15,8
15,8
15,83
4.
200
14,1
14,3
14,1
14,16
5.
100
13,6
13,7
13,9
13,73
6.
75
12,3
12,5
12,4
12,4
7.
50
10,8
10,4
10,6
10,6
8.
25
9,2
9,4
9,1
9,23
9.
12,5
8,3
8,1
8
8,13
10.
6,25
7,1
7,2
7,1
7,13
11.
3,125
-
-
-
-
12.
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 8. (Lanjutan)
2. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus terhadap
Stapylococcus epidermidis
Diameter daerah hambatan (mm)
72
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi
(mg/ml)
Ekstrak etanol daun titanus
D1
D2
D3
D*
1.
500
18,6
18,8
18,7
18,7
2.
400
17
17
17,2
17,06
3.
300
15,5
15,9
15,8
15,73
4.
200
14
14,3
14,5
14,26
5.
100
13,4
13,7
13,6
13,56
6.
75
12,7
12,9
12,6
12,73
7.
50
11,3
11,1
11,5
11,3
8.
25
9,8
9,8
9,9
9,83
9.
12,5
8,7
8,5
8,5
8,56
10.
6,25
7,5
7,3
7,4
7,4
11.
3,125
-
-
-
-
12.
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 8. (Lanjutan)
3. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus terhadap
Pseudomonas aeruginosa
73
Universitas Sumatera Utara
Diameter daerah hambatan (mm)
No.
Ekstrak etanol daun titanus
Konsentrasi
(mg.ml)
D1
D2
D3
D*
1.
500
19
18,9
19,1
19
2.
400
17,5
17,3
17,2
17,33
3.
300
16,9
16,8
16,9
16,86
4.
200
15
15,2
15,4
15,2
5.
100
14,6
14,4
14,7
14,56
6.
75
12,8
12,6
12,5
12,63
7.
50
11,6
11,3
11,7
11,53
8.
25
10,3
10,4
10,8
10,5
9.
12,5
8,9
8,8
9
8,9
10.
6,25
7,6
7,5
7,6
7,56
11.
3,125
-
-
-
-
12.
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
Keterangan :
D1
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 9. Hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus
dan povidon iodin
1.
Tabel hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus dan
povidon iodin terhadap Stapylococcus aureus
74
Universitas Sumatera Utara
No.
Kombinasi
Konsentrasi hambat minimum
Diameter daerah hambatan
(mm)
Povidon iodin dan ekstrak
daun titanus
D1
D2
D3
D*
10,3 10,15 10,2 10,21
1.
12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
2.
12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,6
8,5
8,55
8,55
3.
12,5 mg/ml EEDT + 0,25% PI
8,3
8,4
8,45
8,38
4.
6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
8,35
8,3
8,3
8,31
5.
6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,15
8,1
8,2
8,15
6.
6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
7,3
7,2
7,35
7,28
7.
3,125 mg/ml EEDT + 1% PI
7,65
7,5
7,6
7,58
8.
3,125 mg/ml EEDT + 0,5% PI
7,3
7,4
7,3
7,33
9.
3,125 mg/ml EEDT + 0,25% PI
7,1
7,2
7,1
7,13
10.
Blanko
(DMSO + Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
EEDT = Ekstrak etanol daun titanus;
PI
= Povidon iodin;
Lampiran 9. (Lanjutan)
2. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus dan
povidon iodin terhadap bakteri Stapylococcus epidermidis
Kombinasi
Diameter daerah hambatan
75
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi hambat minimum
(mm)
Povidon iodin dan ekstrak
daun titanus
D1
D2
D3
D*
10,55 10,35 10,4 10,43
1.
12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
2.
12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
9,8
9,6
9,3
9,56
3.
12,5 mg/ml EEDT + 0,25% PI
8,9
8,7
8,8
8,8
4.
6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
8,5
8,6
8,7
8,6
5.
6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,3
8,2
8,4
8,3
6.
6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
8,2
8,15
8,3
8,21
7.
3,125 mg/ml EEDT + 1% PI
8,75
8,6
8,65
8,66
8.
3,125 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,1
8,2
8,3
8,2
9.
3,125 mg/ml EEDT + 0,25% PI
7,2
7,6
7,8
7,53
10.
Blanko
(DMSO + Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
EEDT = Ekstrak etanol daun titanus;
PI
= Povidon iodin;
Lampiran 9. (Lanjutan)
3.
Tabel hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus
dan povidon iodin terhadap Pseudomonas aeruginosa
76
Universitas Sumatera Utara
No.
Kombinasi
Konsentrasi hambat minimum
Diameter daerah hambatan
(mm)
Povidon iodin dan ekstrak
daun titanus
D1
D2
D3
D*
10,4 10,45 10,5 10,45
1.
12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
2.
12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
9,8
9,3
9,4
9,5
3.
12,5 mg/ml EEDT + 0,25% PI
9,2
9,1
8,9
9,06
4.
6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
8,65
8,7
8,8
8,71
5.
6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,2
8,3
8,4
8,3
6.
6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
8,1
8,2
8,15
8,15
7.
3,125 mg/ml EEDT + 1% PI
8,5
8,6
8,75
8,61
8.
3,125 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,3
8,4
8,45
8,38
9.
3,125 mg/ml EEDT + 0,25% PI
7,65
7,5
7,4
7,51
10.
Blanko
(DMSO + Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
EEDT = Ekstrak etanol daun titanus;
PI
= Povidon iodin;
Lampiran 10. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin
77
Universitas Sumatera Utara
A
D
E
B
F
H
C
G
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
A
D
E
B
H
C
F
G
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis
Lampiran 10. (Lanjutan)
78
Universitas Sumatera Utara
A
D
E
F
H
B
G
C
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
Keterangan :
A : Konsentrasi 10%
B : Konsentrasi 7,5%
C : Konsentrasi 5%
D : Konsentrasi 2,5%
E : Konsentrasi 1%
F : Konsentrasi 0,5%
G : Konsentrasi 0,1%
H : Konsentrasi Blanko (Aquadest)
Lampiran 11. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
79
Universitas Sumatera Utara
I
M
J
L
P
K
N
O
Q
R
T
S
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
Keterangan :
I : Konsentrasi 500 mg/ml
J : Konsentrasi 400 mg/ml
K : Konsentrasi 300 mg/ml
L : Konsentrasi 200 mg/ml
M : Konsentrasi 100 mg/ml
N: Konsentrasi 75 mg/ml
O : Konsentrasi 50 mg/ml
P : Konsentrasi 25 mg/ml
Q : Konsentrasi 12,5 mg/ml
R : Konsentrasi 6,25 mg/ml
S : Konsentrasi 3,125 mg/ml
T : Blanko (DMSO
Lampiran 11. (Lanjutan)
80
Universitas Sumatera Utara
I
L
M
J
N
P
K
O
Q
T
R
S
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis
Keterangan :
I : Konsentrasi 500 mg/ml
J : Konsentrasi 400 mg/ml
K : Konsentrasi 300 mg/ml
L : Konsentrasi 200 mg/ml
M : Konsentrasi 100 mg/ml
N: Konsentrasi 75 mg/ml
O : Konsentrasi 50 mg/ml
P : Konsentrasi 25 mg/ml
Q : Konsentrasi 12,5 mg/ml
R : Konsentrasi 6,25 mg/ml
S : Konsentrasi 3,125 mg/ml
T : Blanko (DMSO)
Lampiran 11. (Lanjutan)
81
Universitas Sumatera Utara
I
M
J
L
N
P
K
O
Q
T
R
S
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
Keterangan :
I : Konsentrasi 500 mg/ml
J : Konsentrasi 400 mg/ml
K : Konsentrasi 300 mg/ml
L : Konsentrasi 200 mg/ml
M : Konsentrasi 100 mg/ml
N: Konsentrasi 75 mg/ml
O : Konsentrasi 50 mg/ml
P : Konsentrasi 25 mg/ml
Q : Konsentrasi 12,5 mg/ml
R : Konsentrasi 6,25 mg/ml
S : Konsentrasi 3,125 mg/ml
T : Blanko (DMSO)
Lampiran 12. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun
titanus dan povidon iodin
82
Universitas Sumatera Utara
X
U
W
V
Z
Y
AA
Y
AC
AB
AD
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
Keterangan :
U : 12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
V : 12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
W : 12,5 mg/ml EEDT + 0,25 PI
X : 6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
Y : 6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
Z : 6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
AA : 3,125 mg/ml + 1% PI
AB : 3,125 mg/nl + 0 ,5% PI
AC : 3,125 mg/ml + 0,25%
AD : Blanko (aquadest + DMSO)
Lampiran 12. (Lanjutan)
83
Universitas Sumatera Utara
X
U
V
Z
W
Y
AA
AC
AB
AD
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
Epidermidis
Keterangan :
U : 12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
V : 12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
W : 12,5 mg/ml EEDT + 0,25 PI
X : 6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
Y : 6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
Z : 6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
AA : 3,125 mg/ml + 1% PI
AB : 3,125 mg/nl + 0 ,5% PI
AC : 3,125 mg/ml + 0,25%
AD : Blanko (aquadest + DMSO)
Lampiran 12. (Lanjutan)
84
Universitas Sumatera Utara
X
U
W
V
Z
Y
AA
AC
AB
AD
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
Keterangan :
U : 12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
V : 12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
W : 12,5 mg/ml EEDT + 0,25 PI
X : 6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
Y : 6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
Z : 6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
AA : 3,125 mg/ml + 1% PI
AB : 3,125 mg/nl + 0 ,5% PI
AC : 3,125 mg/ml + 0,25%
AD : Blanko (aquadest + DMSO)
85
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Gambar pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri kombinasi
ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin
1. Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
povidon iodin terhadap Staphylococcus aureus.
AE
AF
AG
AH
AI
AJ
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (Lanjutan)
AK
AL
AM
Keterangan:
AE : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AF : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AG : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AH : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AI : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AJ : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AK : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AL: 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AM : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
87
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (Lanjutan)
2. Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
povidon iodin terhadap Staphylococcus epidermidis.
AE
AF
AG
AH
AI
AJ
Lampiran 13. (Lanjutan)
88
Universitas Sumatera Utara
AK
AL
AM
Keterangan:
AE : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AF : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AG : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AH : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AI : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AJ : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AK : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AL: 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AM : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
Lampiran 13. (Lanjutan)
89
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
povidon iodin terhadap Pseudomonas aeruginosa.
AE
AF
AH
AG
AJ
AI
Lampiran 13. (Lanjutan)
90
Universitas Sumatera Utara
AL
AK
AM
Keterangan:
AE : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AF : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AG : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AH : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AI : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AJ : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AK : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AL: 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AM : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
91
Universitas Sumatera Utara
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian
1. Pembuatan serbuk simplisia dan karakterisasi simplisia
Daun titanus
dicuci dari pengotor sampai bersih
ditiriskan lalu ditimbang berat basah
dikeringkan
disortasi kering
ditimbang berat kering
Simplisia
dihaluskan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia
-
Penetapan kadar air
-
Penetapan kadar sari larut air
-
Penetapan kadar sari larut etanol
-
Penetapan kadar abu total
-
Penetapan kadar abu tidak larut asam
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. (Lanjutan)
2. Pembuatan ekstrak etanol daun titanus
Serbuk simplisia
daun titanus
dimasukkan kedalam sebuah bejana
ditambahkan sebanyak 75 bagian etanol
96%
ditutup
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari
cahaya sambil sering diaduk
diperas
Ampas
Maserat
dicuci ampas dengan etanol
96% , disaring hingga
diperoleh 100 bagian
Maserat
dipindahkan kedalam bejana tertutup
dibiarkan ditempat sejuk dan terlindung cahaya
selama 2 hari
dienap tuangkan atau saring
Maserat
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu
tidak lebih dari 40 OC
Lampiran 2. (Lanjutan)
Ekstrak etanol kental
59
Universitas Sumatera Utara
3. Bagan uji aktivitas antibakteri
Biakan murni
diambil 1 ose
dengan jarum ose steril
ditanam pada media nutrient agar miring
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18-24 jam
Stok kultur
diambil 1 ose
disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth
diinkubasi selama 3 jam didalam inkubator
dibandingkan kekeruhan dengan Standar
Mc.Farland lalu diencerkan sehingga diperoleh
konsentrasi 106 CFU/ml
Suspensi bakteri
1 5 106 CFU/ l
dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri
dituang 15 ml media nutrient agar
dihomogenkan, biarkan hingga memadat
Media padat
diletakkan pencadang kertas yang telah
diteteskan larutan uji dengan berbagai
konsentrasi
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18 jam
diukur diameter daerah hambat disekitar pencadang kertas dengan
menggunakan jangka sorong
Hasil
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar bagian makroskopik tumbuhan dari daun titanus (Leea
aequata L.)
Tumbuhan titanus Daun titanus (Leea aequata L.)
Lampiran 4. Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun titanus
61
Universitas Sumatera Utara
Simplisia daun titanus
Serbuk daun titanus
Lampiran 5. Gambar hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun
titanus (perbesaran 10x100)
1
62
Universitas Sumatera Utara
2
3
4
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Rambut penutup
Kristal kalsium oksalat bentuk druse
Stomata tipe parasitik
Rambut kelenjar
Lampiran 6. Karakterisasi simplisia
1.
Perhitungan kadar air serbuk simplisia daun titanus
Kadar air simplisia =
Volume akhir − volume awal
Berat sampel
x 100 %
63
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Volume awal (ml)
Volume akhir (ml)
1
5,0282
1,7
2,0
2
5,0132
2,0
2,3
3
5,0220
2,3
2,6
a. Berat simplisia = 5,0282 g
Volume air
= 2,0 – 1,7 = 0,3 ml
Kadar air
=
0,3 ml
x 100 %
5, 0282 g
= 5,96 %
b. Berat simplisia = 5,0132 g
Volume air
= 2,3 – 2,0 = 0,3 ml
Kadar air
=
0,3 ml
x 100 %
5, 0132 g
= 5,98 %
c. Berat simplisia = 5,0220 g
Volume air
= 2,3 – 2,6 = 0,3 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
0,3 ml
x 100 %
5, 0220 g
=
= 5,97 %
5,96% + 5,98% + 5,97%
3
= 5,97 %
Lampiran 6 (lanjutan)
2.
Perhitungan kadar sari larut air serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari =
Beratcawansari −beratcawankosong
beratsampel
x
100
20
x 100%
64
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0097
57,1155
57,2082
2
5,0102
64,6932
64,7817
3
5,0098
60,3487
60,4385
a. Berat simplisia
= 5,0097 g
Berat sari
= 0,0932 g
Kadar sari
0,0932 g 100
x
x 100 %
=
5, 0097 g 20
b. Berat simplisia
= 9,30 %
= 5,0102 g
Berat sari
= 0,0885g
Kadar sari
=
c. Berat simplisia
0,0885 g
5, 0102 g
x
100
20
x 100 % = 8,83 %
= 5,0098 g
Berat sari
= 0,0898 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,0898 g
5, 0098 g
x
100
20
x 100 %
9,30% + 8,83% + 8,96%
3
= 8,96 %
= 9,03%
Lampiran 6 (lanjutan)
3.
Perhitungan kadar sari larut etanol serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari =
Beratcawansari −beratcawankosong
beratsampel
x
100
20
x 100%
65
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0098
57,1127
57,211
2
5,0112
64,6906
64,7869
3
5,0107
60,3390
60,4366
a. Berat simplisia
= 5,0098 g
Berat sari
= 0,0983 g
Kadar sari
0,0983 g 100
x
x 100 %
=
5, 0098 g 20
b. Berat simplisia
= 9,81 %
= 5,0112 g
Berat sari
= 0,0965 g
Kadar sari
0,0965 g 100
x
x 100 %= 9,62 %
=
5,0112 g 20
c. Berat simplisia
= 5,0107 g
Berat sari
= 0,0976 g
Kadar sari
0,0976 g 100
=
x
x 100 %
5, 0107 g 20
Kadar sari rata-rata
=
9,81% + 9,62% + 9,73%
3
= 9,73 %
= 9,72 %
Lampiran 6 (lanjutan)
4. Perhitungan kadar abu total serbuk simplisia daun titanus
Kadar abu total =
Beratabu
Beratsampel
x 100%
66
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0453
0,1865
2
2,0164
0,1681
3
2,0540
0,2040
a. Berat simplisia
= 2,0453 g
Berat abu
= 0,1865 g
Kadar abu
=
Berat simplisia
= 2,0164 g
Berat abu
= 0,1681 g
Kadar abu
=
b.
0,1865
2,0453
0,1681
2,0164
x 100 % = 9,12 %
x 100 % = 8,37 %
c. Berat simplisia
= 2,0540 g
Berat abu
= 0,2040 g
Kadar abu
=
0,2040
2,0540
Kadar abu total rata-rata =
x 100 % = 9,93 %
9,12 % + 8,37 % + 9,93%
3
= 9,14 %
Lampiran 6 (lanjutan)
5. Perhitungan kadar abu total tidak larut asam serbuk simplisia daun titanus
Kadar abu tidak larut asam =
Beratabu
Beratsampel
x 100%
67
Universitas Sumatera Utara
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0453
0,0192
2
2,0164
0,0149
3
2,0540
0,0201
a. Berat simplisia = 2,0453 g
Berat abu
= 0,0192 g
Kadar abu
=
0,0192
x 100 %
2,0453
= 0,93 %
b. Berat simplisia = 2,0164 g
Berat abu
= 0,0149 g
Kadar abu
=
0,0149
x 100 %
2,0164
= 0,73 %
c. Berat simplisia = 2,0540 g
Berat abu
= 0,0201 g
Kadar abu
0,0201
=
x 100% = 0,97 %
2,0540
Kadar abu total tidak larut asam rata-rata =
0,93 % + 0,73 % + 0,97 %
3
= 0,87 %
Lampiran 7. Hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin
1. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin terhadap Stapylococcus
aureus
68
Universitas Sumatera Utara
Diameter daerah hambatan (mm)
No.
Povidon iodin
Konsentrasi
(%)
D1
D2
D3
D*
1.
10
19,3
19,2
19
19,16
2.
7,5
18,7
18,4
18,6
18,56
3.
5
17,5
17,7
16,8
17,33
4.
2,5
14,9
14,2
14
14,36
5.
1
10,6
9,9
10,8
10,43
6.
0,5
7,8
7,2
7,4
7,46
7.
0,25
-
-
-
-
8.
Blanko
(Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 7. (Lanjutan)
2. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin terhadap Stapylococcus
epidermidis
Diameter daerah hambatan (mm)
69
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi
(%)
Povidon iodin
D1
D2
D3
D*
1.
10
18,8
19,2
19,3
19,1
2.
7,5
17,3
17,5
17,6
17,46
3.
5
15,7
16,3
15,8
15,93
4.
2,5
14,8
14,65
14,7
14,71
5.
1
11,4
11,2
10,9
11,16
6.
0,5
7,5
7,6
7,3
7,46
7.
0,25
Blanko
(Aquadest)
-
-
-
-
-
-
-
-
8.
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 7. (Lanjutan)
3. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri Povidon iodin terhadap Pseudomonas
aeruginosa
Diameter daerah hambatan (mm)
70
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi
(%)
Povidon Iodin
D1
D2
D3
D*
1.
10
18,5
19,1
18,7
18,76
2.
7,5
17,2
17,3
17,35
17,28
3.
5
15,5
15,1
15,1
15,23
4.
2,5
14,4
13,9
13,95
14.08
5.
1
11,3
11,1
10,9
11,1
6.
0,5
7,25
7,4
7,4
7,35
7.
0,25
-
-
-
-
8.
Blanko
(Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D1
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 8. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
1. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus Stapylococcus
aureus
Diameter daerah hambatan (mm)
71
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi
(mg/ml)
Ekstrak etanol daun titanus
D1
D2
D3
D*
1.
500
18,7
18,6
18,8
18,7
2.
400
16,4
16,7
16,8
16,63
3.
300
15,9
15,8
15,8
15,83
4.
200
14,1
14,3
14,1
14,16
5.
100
13,6
13,7
13,9
13,73
6.
75
12,3
12,5
12,4
12,4
7.
50
10,8
10,4
10,6
10,6
8.
25
9,2
9,4
9,1
9,23
9.
12,5
8,3
8,1
8
8,13
10.
6,25
7,1
7,2
7,1
7,13
11.
3,125
-
-
-
-
12.
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 8. (Lanjutan)
2. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus terhadap
Stapylococcus epidermidis
Diameter daerah hambatan (mm)
72
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi
(mg/ml)
Ekstrak etanol daun titanus
D1
D2
D3
D*
1.
500
18,6
18,8
18,7
18,7
2.
400
17
17
17,2
17,06
3.
300
15,5
15,9
15,8
15,73
4.
200
14
14,3
14,5
14,26
5.
100
13,4
13,7
13,6
13,56
6.
75
12,7
12,9
12,6
12,73
7.
50
11,3
11,1
11,5
11,3
8.
25
9,8
9,8
9,9
9,83
9.
12,5
8,7
8,5
8,5
8,56
10.
6,25
7,5
7,3
7,4
7,4
11.
3,125
-
-
-
-
12.
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 8. (Lanjutan)
3. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus terhadap
Pseudomonas aeruginosa
73
Universitas Sumatera Utara
Diameter daerah hambatan (mm)
No.
Ekstrak etanol daun titanus
Konsentrasi
(mg.ml)
D1
D2
D3
D*
1.
500
19
18,9
19,1
19
2.
400
17,5
17,3
17,2
17,33
3.
300
16,9
16,8
16,9
16,86
4.
200
15
15,2
15,4
15,2
5.
100
14,6
14,4
14,7
14,56
6.
75
12,8
12,6
12,5
12,63
7.
50
11,6
11,3
11,7
11,53
8.
25
10,3
10,4
10,8
10,5
9.
12,5
8,9
8,8
9
8,9
10.
6,25
7,6
7,5
7,6
7,56
11.
3,125
-
-
-
-
12.
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
Keterangan :
D1
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Lampiran 9. Hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus
dan povidon iodin
1.
Tabel hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus dan
povidon iodin terhadap Stapylococcus aureus
74
Universitas Sumatera Utara
No.
Kombinasi
Konsentrasi hambat minimum
Diameter daerah hambatan
(mm)
Povidon iodin dan ekstrak
daun titanus
D1
D2
D3
D*
10,3 10,15 10,2 10,21
1.
12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
2.
12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,6
8,5
8,55
8,55
3.
12,5 mg/ml EEDT + 0,25% PI
8,3
8,4
8,45
8,38
4.
6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
8,35
8,3
8,3
8,31
5.
6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,15
8,1
8,2
8,15
6.
6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
7,3
7,2
7,35
7,28
7.
3,125 mg/ml EEDT + 1% PI
7,65
7,5
7,6
7,58
8.
3,125 mg/ml EEDT + 0,5% PI
7,3
7,4
7,3
7,33
9.
3,125 mg/ml EEDT + 0,25% PI
7,1
7,2
7,1
7,13
10.
Blanko
(DMSO + Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
EEDT = Ekstrak etanol daun titanus;
PI
= Povidon iodin;
Lampiran 9. (Lanjutan)
2. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus dan
povidon iodin terhadap bakteri Stapylococcus epidermidis
Kombinasi
Diameter daerah hambatan
75
Universitas Sumatera Utara
No.
Konsentrasi hambat minimum
(mm)
Povidon iodin dan ekstrak
daun titanus
D1
D2
D3
D*
10,55 10,35 10,4 10,43
1.
12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
2.
12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
9,8
9,6
9,3
9,56
3.
12,5 mg/ml EEDT + 0,25% PI
8,9
8,7
8,8
8,8
4.
6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
8,5
8,6
8,7
8,6
5.
6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,3
8,2
8,4
8,3
6.
6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
8,2
8,15
8,3
8,21
7.
3,125 mg/ml EEDT + 1% PI
8,75
8,6
8,65
8,66
8.
3,125 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,1
8,2
8,3
8,2
9.
3,125 mg/ml EEDT + 0,25% PI
7,2
7,6
7,8
7,53
10.
Blanko
(DMSO + Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
EEDT = Ekstrak etanol daun titanus;
PI
= Povidon iodin;
Lampiran 9. (Lanjutan)
3.
Tabel hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus
dan povidon iodin terhadap Pseudomonas aeruginosa
76
Universitas Sumatera Utara
No.
Kombinasi
Konsentrasi hambat minimum
Diameter daerah hambatan
(mm)
Povidon iodin dan ekstrak
daun titanus
D1
D2
D3
D*
10,4 10,45 10,5 10,45
1.
12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
2.
12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
9,8
9,3
9,4
9,5
3.
12,5 mg/ml EEDT + 0,25% PI
9,2
9,1
8,9
9,06
4.
6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
8,65
8,7
8,8
8,71
5.
6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,2
8,3
8,4
8,3
6.
6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
8,1
8,2
8,15
8,15
7.
3,125 mg/ml EEDT + 1% PI
8,5
8,6
8,75
8,61
8.
3,125 mg/ml EEDT + 0,5% PI
8,3
8,4
8,45
8,38
9.
3,125 mg/ml EEDT + 0,25% PI
7,65
7,5
7,4
7,51
10.
Blanko
(DMSO + Aquadest)
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
EEDT = Ekstrak etanol daun titanus;
PI
= Povidon iodin;
Lampiran 10. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri povidon iodin
77
Universitas Sumatera Utara
A
D
E
B
F
H
C
G
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
A
D
E
B
H
C
F
G
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis
Lampiran 10. (Lanjutan)
78
Universitas Sumatera Utara
A
D
E
F
H
B
G
C
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
Keterangan :
A : Konsentrasi 10%
B : Konsentrasi 7,5%
C : Konsentrasi 5%
D : Konsentrasi 2,5%
E : Konsentrasi 1%
F : Konsentrasi 0,5%
G : Konsentrasi 0,1%
H : Konsentrasi Blanko (Aquadest)
Lampiran 11. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
79
Universitas Sumatera Utara
I
M
J
L
P
K
N
O
Q
R
T
S
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
Keterangan :
I : Konsentrasi 500 mg/ml
J : Konsentrasi 400 mg/ml
K : Konsentrasi 300 mg/ml
L : Konsentrasi 200 mg/ml
M : Konsentrasi 100 mg/ml
N: Konsentrasi 75 mg/ml
O : Konsentrasi 50 mg/ml
P : Konsentrasi 25 mg/ml
Q : Konsentrasi 12,5 mg/ml
R : Konsentrasi 6,25 mg/ml
S : Konsentrasi 3,125 mg/ml
T : Blanko (DMSO
Lampiran 11. (Lanjutan)
80
Universitas Sumatera Utara
I
L
M
J
N
P
K
O
Q
T
R
S
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis
Keterangan :
I : Konsentrasi 500 mg/ml
J : Konsentrasi 400 mg/ml
K : Konsentrasi 300 mg/ml
L : Konsentrasi 200 mg/ml
M : Konsentrasi 100 mg/ml
N: Konsentrasi 75 mg/ml
O : Konsentrasi 50 mg/ml
P : Konsentrasi 25 mg/ml
Q : Konsentrasi 12,5 mg/ml
R : Konsentrasi 6,25 mg/ml
S : Konsentrasi 3,125 mg/ml
T : Blanko (DMSO)
Lampiran 11. (Lanjutan)
81
Universitas Sumatera Utara
I
M
J
L
N
P
K
O
Q
T
R
S
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
Keterangan :
I : Konsentrasi 500 mg/ml
J : Konsentrasi 400 mg/ml
K : Konsentrasi 300 mg/ml
L : Konsentrasi 200 mg/ml
M : Konsentrasi 100 mg/ml
N: Konsentrasi 75 mg/ml
O : Konsentrasi 50 mg/ml
P : Konsentrasi 25 mg/ml
Q : Konsentrasi 12,5 mg/ml
R : Konsentrasi 6,25 mg/ml
S : Konsentrasi 3,125 mg/ml
T : Blanko (DMSO)
Lampiran 12. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun
titanus dan povidon iodin
82
Universitas Sumatera Utara
X
U
W
V
Z
Y
AA
Y
AC
AB
AD
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
Keterangan :
U : 12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
V : 12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
W : 12,5 mg/ml EEDT + 0,25 PI
X : 6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
Y : 6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
Z : 6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
AA : 3,125 mg/ml + 1% PI
AB : 3,125 mg/nl + 0 ,5% PI
AC : 3,125 mg/ml + 0,25%
AD : Blanko (aquadest + DMSO)
Lampiran 12. (Lanjutan)
83
Universitas Sumatera Utara
X
U
V
Z
W
Y
AA
AC
AB
AD
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
Epidermidis
Keterangan :
U : 12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
V : 12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
W : 12,5 mg/ml EEDT + 0,25 PI
X : 6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
Y : 6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
Z : 6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
AA : 3,125 mg/ml + 1% PI
AB : 3,125 mg/nl + 0 ,5% PI
AC : 3,125 mg/ml + 0,25%
AD : Blanko (aquadest + DMSO)
Lampiran 12. (Lanjutan)
84
Universitas Sumatera Utara
X
U
W
V
Z
Y
AA
AC
AB
AD
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
Keterangan :
U : 12,5 mg/ml EEDT + 1% PI
V : 12,5 mg/ml EEDT + 0,5% PI
W : 12,5 mg/ml EEDT + 0,25 PI
X : 6,25 mg/ml EEDT + 1% PI
Y : 6,25 mg/ml EEDT + 0,5% PI
Z : 6,25 mg/ml EEDT + 0,25% PI
AA : 3,125 mg/ml + 1% PI
AB : 3,125 mg/nl + 0 ,5% PI
AC : 3,125 mg/ml + 0,25%
AD : Blanko (aquadest + DMSO)
85
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Gambar pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri kombinasi
ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin
1. Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
povidon iodin terhadap Staphylococcus aureus.
AE
AF
AG
AH
AI
AJ
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (Lanjutan)
AK
AL
AM
Keterangan:
AE : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AF : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AG : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AH : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AI : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AJ : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AK : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AL: 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AM : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
87
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (Lanjutan)
2. Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
povidon iodin terhadap Staphylococcus epidermidis.
AE
AF
AG
AH
AI
AJ
Lampiran 13. (Lanjutan)
88
Universitas Sumatera Utara
AK
AL
AM
Keterangan:
AE : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AF : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AG : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AH : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AI : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AJ : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AK : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AL: 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AM : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
Lampiran 13. (Lanjutan)
89
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
povidon iodin terhadap Pseudomonas aeruginosa.
AE
AF
AH
AG
AJ
AI
Lampiran 13. (Lanjutan)
90
Universitas Sumatera Utara
AL
AK
AM
Keterangan:
AE : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AF : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AG : 2xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AH : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AI : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AJ : 1xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
AK : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 2xKHM Povidon Iodin
AL: 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 1xKHM Povidon Iodin
AM : 0,5xKHM Ekstrak Etanol Daun Titanus dan 0,5xKHM Povidon Iodin
91
Universitas Sumatera Utara