Peran Dinas Kebersihan Kota Medan Dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Baru)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan dambaan setiap individu

maupun masyarakat, karena lingkungan yang bersih dan sehat menjamin mahluk
hidup yang tinggal dilingkungan tersebut tidak akan mudah terserang penyakit.
Kebersihan lingkungan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh
setiap individu, baik masyarakat maupun pemerintah demi tercapainya kualitas
lingkungan hidup yang baik dan sehat dalam menunjang kelangsungan hidup
manusia.Kualitas lingkungan hidup yang sehat dan bersih harus dijaga
kelestariannya agar kesejahteraan dan mutu hidup generasi mendatang lebih
terjamin.
Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 BAB XI
“Tentang Kesehatan Lingkungan” Lingkungan Sehat mencakup : lingkungan
pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum, bebas
dari unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Lingkungan
merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam

menilai kondisi kesehatan masyarakat.
Banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab suatu lingkungan dikatakan
kurang sehat dan tidak bersih, salah satunya adalah sampah.Sampah adalah bagian
dari kehidupan sehari-hari dan merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan setiap orang, baik individu maupun keluarga serta kehidupan

Universitas Sumatera Utara

masyarakat. Tetapi kerap kali kita mendengar banyak permasalahan yang
ditimbulkan sampah mulai dari proses penanganan sampah yang berasal dari
masyarakat, pengangkutan, sampai pengolahan sampah. Sehingga sampah perlu
ditangani secara serius, karena bila tidak sampah dapat menimbulkan masalah
seperti pencemaran lingkungan, sarang penyakit, kerusakan alam yang
diakibatkan oleh sampah plastik, serta menimbulkan bencana seperti banjir.
Kebersihan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh
pemerintah, dan salah satu caranya adalah mengurangi penyebab kerusakan
lingkungan, contohnya sampah.Secara umum masalah sampah masih dianggap
sebagai masalah sederhana dan kurang mendapat perhatian padahal jika ditelusuri
lebih dalam, masalah sampah tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi
kehidupan manusia, dimana sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan,

menimbulkan penyakit, kerusakan alam serta menimbulkan bencana.
Kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi telah merubah pola
kehidupan manusia dari yang sebelumnya hidup tradisional kemudian menjadi
hidup modern, dengan berubahnya pola kehidupan dan aktivitas masyarakat pada
akhirnya ikut merubah pula terhadap volume dan komposisi produksi sampah
dewasa ini. Di waktu lalu sampah padat biasanya berasal dari sumber domestik
(rumah tangga), namun hari ini berasal dari sumber industri dan pasar yang makin
meningkat serta sampah dewasa ini justru lebih banyak mengandung bahan-bahan
plastik, bebeda dengan pola lama yang umumnya hanya bahan-bahan organik
yang mudah dimusnahkan.

Universitas Sumatera Utara

Banyaknya

masalah-masalah

yang

ditimbulkan


sampah

seperti

pencemaran lingkungan sampai kepada terjadinya bencana sehingga menjadikan
sampah tersebut sebagai suatu gangguan. Kondisi tersebut memaksa pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah saat ini untuk memacu kemampuan dalam
mengelola sampah dengan baik dan benar, namun sayang niat pemerintah tersebut
masih jauh dari memadai bila diukur dari sistem dan metode pengelolaan sampah
yang efektif, aman , sehat, ramah lingkungan, dan ekonomis. Dapat dilihat dari
masih banyaknya kota-kota besar yang belum bisa menangani dan mengelola
masalah persampahan-persampahan di daerahnya, contohnya yang baru-baru ini
menjadi bahan pembicaraan publik karena bermasalah dalam penanganan
pengelolaan sampah yaitu daerah Provinsi DKI Jakarta, dimana tidak adanya TPA
yang dijadikan tempat pemrosesan akhir sampah, sehingga sampah tertumpuk di
TPS dan menyebabkan gangguan-gangguan yang merugikan.
Evaluasi

terhadap


pengelolaan

sampah

dibutuhkan

untuk

dapat

memberikan masukan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan
sampah agar terlaksana pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan.Hal ini
menjadi semakin penting untuk direalisasikan karena adanya UU No. 18/2008
tentang Pengelolaan Sampah. Menurut UU No. 18/2008 Tentang Pengelolaan
Sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah [Pasal 1
ayat 5]. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (Pasal 4).


Universitas Sumatera Utara

Pada saat ini banyak kota-kota besar yang kewalahan dalam pengelolaan
dan penanganan sampah, hal ini bisa disebabkan semakin bertambahnya volume
sampah yang harus dikelola daerah, sedangkan kondisi tempat atau lokasi
pembuangan akhir sampah sudah over capacity, serta sarana dan prasarana yang
dibutuhkan masih kurang memadai, dan banyak kendala-kendala lain baik dari
masyarakat maupun para pelayan publik yang mengelola kebersihan lingkungan.
Perkembangan penduduk di kota Medan yang sangat pesat tidak terlepas
dari pengaruh dorongan berbagai kemajuan teknologi, transportasi dan
sebagainya. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya
hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan
keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap
berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau
kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan
kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan..
Medan merupakan kota terbesar di wilayah Provinsi Sumatera Utara, Kota
Medan tergolong salah satu kota besar di Indonesia dengan luas wilayah lebihkurang 26.510 Km2

yang dibagi atas 21 Kecamatan serta mencakup 151


Kelurahan, dengan jumlah penduduknya mencapai sekitar 2.135.516 Jiwa tahun
2013, serta menghasilkan jumlah timbulan sampah sekitar 1.543 ton perharinya
(Data BPS Kota Medan, 2013). Timbulan sampah tersebut berasal dari sampah
rumah tangga, sekolah atau lembaga pendidikan, perkantoran, industri, maupun
pusat perdagangan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dalam suatu tempat
yang disebut Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelum diangkut oleh

Universitas Sumatera Utara

petugas kebersihan untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), beda
halnya dengan sampah yang berserakan di jalan, parit, atau tempat-tempat umum
yang membutuhkan jasa-jasa petugas kebersihan untuk menangani masalah
tersebut. Berikut ini tabel Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan dari
Tahun 1997-2012.

Tabel 1.1 Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan Tahun 1997-2012,
Data BPS Kota Medan, 2013.
Dari tabel tersebut dijelaskan bagaimana perkembangan volume timbulan
sampah dari tahun ke tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa volume timbulan

sampah akan meningkat seiring berjalannya waktu, hal ini dapat disebabkan oleh
kemajuan teknologi dan ilmu pendidikan yang menunjang tingginya konsumsi
masyarakat akan produk-produk yang menghasilkan sampah, baik sampah

Universitas Sumatera Utara

organik, an-organik, maupun sampah industri. Sehingga dibutuhkan peran serta
lembaga-lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, serta masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menjaga serta meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan
terutama masalah sampah.
Dinas Kebersihan merupakan salah satu lembaga pemerintah daerah yang
bertugas

untuk

menangani

dan

mengelola


masalah-masalah

kebersihan

lingkungan, Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan salah satu badan yang
menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas
kebersihan lingkungan, salah satunya adalah menangani dan mengelola sampahsampah yang berada di sekitar lingkungan masyarakat maupun yang berasal dari
masyarakat sehingga tidak menyebabkan gangguan bagi masyarakat, dan
masyarakat juga harus untuk membayar retribusi yang dikenakan oleh pemerintah,
sebagai bentuk kewajiban dan bantuan masyarakat dalam meningkatkan kualitas
kebersihan lingkungan.
Salah satu lembaga pemerintah daerah Kota Medan yang memiliki tugas
dan fungsi dalam menjaga kualitas lingkungan yang bersih dan sehat yaitu Dinas
Kebersihan Kota Medan, dengan demikian peneliti tertarik untuk melihat
bagaimana Peran dan Kinerja Dinas kebersihan Kota Medan dalam meningkatan
kualitas kebersihan lingkungan daerah Kota Medan dalam pengelolaan dan
penanganan sampah, khususnya di Kecamatan Medan Baru.

Universitas Sumatera Utara


1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

yang dijadikan peneliti untuk memperjelas penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan
Medan Baru?
2. Apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan
penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru?
3. Bagaimana kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan
penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru?
4. Apa saja kedala-kendala yang dihadapi Dinas Kebersihan Kota Medan
dalam penanganan dan pengelolaan sampah?

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini, yaitu :

1. Mengetahui bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di
Kecamatan Medan Baru,
2. Mengetahui apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam
penanganan dan pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan Medan
Baru,
3. Mengetahui bagaimana kinerja dari Dinas Kebersihan Kota Medan
dalam penanganan dan pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan
Medan Baru, serta

Universitas Sumatera Utara

4. Apa saja yang menjadi kendala-kendala Dinas Kebersihan dalam
pengelolaan dan penanganan sampah di kota Medan.

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini, yaitu :
1. Secara


ilmiah,

penelitian

ini

diharapkan

dapat

melatih

dan

mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis karya ilmiah
berdasarkan kajian teori-teori yang diperoleh dari proses perkuliahan.
2. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi
mahasiswa yang ingin melakukan penelitian berikutnya yang berhubungan
dengan penelitian ini.

1.5

Kerangka Teori
1.5.1

Pelayanan Publik

Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Pelayanan
Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan pendududuk atas barang, jasa, atau pelayanan adminsitratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Menurut Kumorotomo (2004) pelayanan publik adalah pelayanan yang
disediakan untuk publik, apakah disediakan secara umum atau disediakan secara
khusus.Pelayanan publik ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas
kegiatan yang ditunjukkan untuk kepentingan masyarakat.Menurut Kementrian

Universitas Sumatera Utara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/2003, pelayanan publik
adalah segala kegiatan pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.Pada hakekatnya, pelayanan publik
adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan
perwujudan kewajiban aparatur Negara sebagai abdi masyarakat.
Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, adapun asas – asas pelayanan publik adalah:
1. Kepentingan Umum, yaitu: Pemberian pelayanan tidak boleh
mengutamakan kepentingn pribadi/golongan.
2. Kepastian Hukum, yaitu: Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam
penyelenggaraan pelayanan.
3. Kesamaan Hak, yaitu: Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras,
agama, golongan, gender, dan status ekonomi.
4. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, yaitu: Pemenuhan hak harus
sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi
maupun penerima pelayanan.
5. Keprofesionalan, yaitu: Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi
yang sesuai dengan bidang tugas.
6. Partisipatif, yaitu: Peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan,
dan harapan masyarakat.
7. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif, yaitu: Setiap warga negara
berhak memperoleh pelayanan yang adil.
8. Keterbukaan, yaitu: Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah
mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang
diinginkan.
9. Akuntabilitas, yaitu: Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, yaitu: Pemberian
kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam
pelayanan.
11. Ketepatan waktu, yaitu: Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan
tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.
12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan, yaitu: Setiap jenis pelayanan
dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.

Universitas Sumatera Utara

Selain itu, Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik, pelayanan publik dikelompokkan dalam beberapa jenis yang
didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dalam proses pelayanan serta produk
pelayanan yang dihasilkan, sebagai berikut:
1. Pelayanan Administratif, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan,
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan
menghasilkan produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikasi, izin – izin
rekomendasi, keterangan tertulis, pembayaran pajak, dan lain – lainnya.
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikasi tanah, pelayanan
IMB, pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akta kelahiran/
kematian).
2. Pelayanan Barang, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud
fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung
sebagai unit atau individual atau satu sistem. Secara keseluruhan kegiatan
tersebut menghasilkan prodk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau
yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi
penerimanya. Contoh pelayanan ini adalah pelayanan listrik, pelayanan air
bersih, pelayanan telepon.
3. Pelayanan Jasa, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa

penyediaan

sarana

dan

prasarana

serta

penunjangnya.

Pengoperasiannya berdasarkan suatu sistem pengoperasian tertentu dan

Universitas Sumatera Utara

pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi
penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu
tertentu. Contoh jenis pelayanan ini adalah angkutan darat, laut, dan udara,
pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos, dan pelayanan
pemadaman kebakaran.
Dinas Kebersihan merupakan lembaga atau badan yang bergerak dalam
pelayanan jasa, dimana Dinas Kebersihan menyediakan jasa untuk menjaga,
mengelola dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan masyarakat agar
terciptanya masyarakat yang hidup sehat dan bersih. Dinas Kebersihan memiliki
beberapa bidang tugas dalam menjalankan perannya sebagai pelayan publik di
bidang lingkungan, yaitu penanganan sampah dan juga tinja.

1.5.2

Sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat (Undang-Undang No.18/2008).

Menurut Notoatmodjo

(2003:166), sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak
dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam
suatu kegiatan manusia dan dibuang. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah
hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna.
Berubahnya pola kehidupan dan aktivitas masyarakat pada akhirnya ikut
merubah pula terhadap volume dan komposisi produksi sampah dewasa ini, di
waktu lalu sampah padat biasanya berasal dari sumber domestik (rumah tangga),
namun hari ini berasal dari sumber industri/pabrik dan pasar yang makin

Universitas Sumatera Utara

meningkat. Sampah dewasa ini justru lebih banyak mengandung bahan-bahan
plastik, berbeda dengan pola lama yang umumnya hanya bahan-bahan organik
yang mudah dimusnahkan (Riadi, 1989 : 47).
Sampah bila dikelola dengan benar dan tepat maka akanberguna bagi
manusia dan lingkungannya, seperti kompos, daur ulang sampah untuk digunakan
kembali, dan juga menghasilkan barang dari sampah dengan kreativitas yang
bernilai ekonomi. Tetapi apabila tidak ditangani dan dikelola, sampah-sampah
tersebut akan menjadi gangguan dan masalah bagi manusia dan lingkungan
sekitarnya.

1.5.2.1 Jenis-Jenis Sampah
Menurut Gelbert dkk. (1996) sampah dikelompokan berdasarkan asalnya,
sampah padat dapat digolongkan sebagai:
a. Sampah Organik, terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,perikanan
atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.
Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.
Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit buah, dan daun
b. Sampah Anorganik, berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan
ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, dan kaleng.
Karakter sampah dapat dikenali sebagai berikut: (1) tingkat produksi
sampah, (2) komposisi dan kandungan sampah, (3) kecenderungan perubahannya
dari waktu ke waktu. Karakter sampah tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran serta gaya hidup
dari masyarakat.
Menurut Sastrawijaya (2000), berdasarkan sumbernya sampah dapat
digolongkan menjadi
a. Sampah domestik misalnya sampah rumah tangga, sampah pasar, sekolah
dsb,
b. Sampah non domestik misalnya sampah pabrik, pertanian, perikanan,
industri dan sebagainya.

1.5.2.2 Sumber-Sumber Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah kumpulan sampah yang dihasilkan dari sumber
sampah, .Menurut Gelbert dkk. (1996), sumber-sumber timbulan sampah adalah
sebagai berikut:
a. Sampah permukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan
makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain,
sampah kebun/halaman, dan lain-lain.
b. Sampah pertanian dan perkebunan, sampah kegiatan pertanian tergolong
bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang
dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.
Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu
perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian
lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang
berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan
gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang
c. Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung. Sampah yang berasal
dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan
organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya: kayu, bambu,
triplek. Sampah anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin,
besi dan baja, kaca, dan kaleng.
d. Sampah dari perdagangan dan perkantoran. Sampah yang berasal dari
daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar
swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik

Universitas Sumatera Utara

termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari
lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari
kertas, alat tulis-menulis.
e. Sampah rumah sakit merupakan sampah khusus karena sampah tersebut
memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan
ditimbulkannya karena merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari
pembedahan, peralatan (misalnya pisau bedah yang dibuang), botol infus
dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil, obat bius, vitamin). Semua sampah
ini mungkin terkontaminasi oleh bakteri, virus dan sebagian beracun
sehingga sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk lainnya.
1.5.2. Penanganan dan Pengelolaan Sampah
Penanganan dan pengelolaan sampah merupakan dua kegiatan yang
berbeda, dimana untuk kegiatan penanganan sampah dimulai dari penyapuan dan
pengumpulan sampah, pewadahan, serta pengangkutan sampah ke TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir), sedangkan pengelolaan sampah merupakan kegiatan
pemrosesan akhir sampah baik itu pendaur ulangan sampah, maupun pemusnahan
sampah.
Untuk pengelolaan sampah sendiri merupakan kegiatan yang sistematis
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah
(Kementrian Lingkungan Hidup, 2007).Dan untuk penanganan sampah adalah
tindakan-tindakan dari pengumpulaan sampah-sampah umum yang dilakukan oleh
petugas atau pekerja kebersihan daerah, baik yang berasal dari lingkungan
masyarakat, jalan raya, parit atau sungai, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya
sehingga terkumpul pada suatu wadah tertentu.
Penanganan sampah adalah pengaturan yang berhubungan dengan
pengendalian timbulan sampah, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan sampah dengan cara yang merujuk

Universitas Sumatera Utara

pada dasar-dasar yang terbaik mengenai kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik,
konservasi, estetika dan pertimbangan lingkungan yang lain dan juga tanggap
terhadap perilaku massa. Pengelolaan persampahan mempunyai tujuan yang
sangat mendasar yang meliputi meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan
masyarakat, melindungi sumber daya alam, membangun dan melindungi fasilitasfasilitas sosial ekonomi dan menunjang sektor strategis.
Berikut merupakan langkah-langkah umum yang biasa diterapkan oleh
Dinas Kebersihan dalam penanganan sampah dari wadah penampungan awal
sampah hingga berada pada tempat pembuangan akhir (TPA), yaitu :
1. Penyapuan dan pengumpulan sampah, yaitu kegiatan pemindahan
sampah dari wadah sebelumnya ke tempat pembuangan sementara
(TPS) berupa bak sampah yang disediakan pemerintah daerah untuk
penampungan sampah masyarakat sementara.
2. Pewadahan sampah, yaitu kegiatan menampung sampah pada suatu
wadah atau tempat tertentu seperti keranjang sampah, agar sampah
tersebut tidak mencemari lingkungan sekitar.
3. Pengangkutan sampah, yaitu kegiatan mengangkut sampah yang ada di
TPS maupun yang ada di tempat sampah warga yang bersifat
sementara dengan menggunakan truk sampah untuk di diangkut ke
tempat pembuangan akhir (TPA).
4. Pemrosesan

akhir

sampah,

yaitu

proses

memusnahkan

atau

menyingkiran sampah dengan membakar atau mengubur sampah di
tempat pembuangan akhir (TPA).

Universitas Sumatera Utara

1.5.2.4 Sistem Pemusnahan/Pembuangan Akhir Sampah (Landfill) di TPA
TPA merupakan tempat pembuangan akhir sampah, yang berfungsi untuk
pemrosesan akhir sampah dengan tujuan untuk mengelola sampah dengan metode
atau sistem yang sudah ditetapkan. Secara garis besar Prof. Dr. Ir. Karden Eddy
Sontang Manik dalam bukunya Pengelolaan Lingkungan Hidup (Hal 69-71) untuk
mengelola sampah atau landfill dibagi menjadi beberapa,yaitu :
1. Pembakaran (Incineration)
Pengelolaan

sampah

dengan

sistem

pembakaran

adalah

pembuangan sampah di TPA, untuk kemudian dibakar.Pembakaran
sampah tidak dilakukan di tempat terbuka, tetapi di tempat tertutup dengan
mesin dan peralatan yang khusus dirancang untuk pembakaran sampah.
Sistem ini memang lebih praktis, tetapi memerlukan dana besar untuk
pembangunan, operasional, dan pemeliharaan mesin dan peralatan lain.
Walaupun biayanya cukup tinggi, tetapi cara ini cocok untuk kota-kota
besar karena sistem pembakaran tidak memerlukan lahan yang luas, sistem
ini tidak menggangu lingkungan, seperti sumber bau, tetapi dapat
mengakibatkan meningkatkan pencemaran udara berupa buangan asap dari
mesin pembakar.
2. Open Dumping (Penumpukan terbuka)
Open Dumping (Penumpukan terbuka) adalah sistem pembuangan
sampah dengan penumpukan diatas tanah terbuka. Dengan cara ini, TPA
memerlukan tanah yang luas dan sampah ditumpuk begitu saja, tanpa
adanya perlakuan. Sistem Dumping memang dapat menekan biaya, tetapi

Universitas Sumatera Utara

sudah jarang dilakukan karena masyarakat sekitarnya sangat terganggu.
Cara ini berpengaruh buruk terhadap lingkungan, berupa sumber penyakit,
tempat binatang bersarang, sampah berserakan terbawa aliran permukaan
atau masuk ke perairan umum, dan menimbulkan bau.
3. Controlled/Sanitary Landfill (Penimbunan Berlapis)
Sanitary Landfill adalah metode pembuangan sampah di TPA yang
diikuti dengan penimbunan sampah dengan tanah.Sampah ditimbun secara
berlapis sehingga tidak ada sampah yang terlihat di permukaan tanah.
Keuntungan dari sistem ini, antara lain sampah tidak berserakan, tidak
menimbulkan bau, tidak menjadi sumber penyakit.

1.6

Definisi Konsep
Menurut Singarimbun (1989) konsep adalah istilah dan defenisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti
diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirinnya dengan menggunakan satu
istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya.
Sedangkan Siagian (2011) menjelaskan bahwa definisi konsep adalah
pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian,
Oleh karena itu, konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Peranan merupakan segala perbuatan dari seseorang atau suatu
badan/lembaga yang mengacu pada suatu tugas atau tanggung jawab
tertentu.

Sedangkan

kinerja

merupakan

perbandingan

antara

pencapaian hasil kerja dengan standar kerja yang telah ditentukan.
2. Pelayanan publik merupakan suatu pelayanan bagi masyarakat sebagai
tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditunjukkan untuk
kepentingan masyarakat.
3. DinasKebersihan merupakan suatu badan yang dibentuk oleh
pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
memiliki tugas untuk mengelola, menjaga , dan meningkatkan kualitas
kebersihan lingkungan. Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan
badan yang bertanggungjawab untuk menjaga dan mengelola kualitas
lingkungan daerah Kota Medan.
4. Pengelolaan

Sampah

adalah

kegiatan

yang

sistematis

dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah.

penanganan

sampah

adalah

tindakan-tindakan

dari

pengumpulaan sampah-sampah umum yang dilakukan oleh petugas
atau pekerja kebersihan daerah, baik yang berasal dari lingkungan,
jalan raya, parit atau sungai, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya
sehingga terkumpul pada suatu wadah tertentu.

Universitas Sumatera Utara

1.7

SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan penelitian yang diterapkan oleh peneliti

adalah:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi
konsep dan sistematika penulisan.

BAB II

METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan gambaran umum mengenai daerah penelitian
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini menyajikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan.
BAB V

PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak
terkait, serta merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara