Peran Dinas Kebersihan Kota Medan Dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Baru)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2013. Kota Medan Dalam Angka. Kota Medan BPS Kota Medan.2015. Statistik Kecamatan Medan Baru 2015. Kota Medan Eddy, Karden S.M. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup Edisi Revisi.

Jakarta : Djambatan

Gelbert M, Prihanto D, dan Suprihatin A, 1996. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup. Malang : PPPGT/VEDC .

Istianto, Bambang. 2011. Manajemen Pemerintahan Dalam Perspektif pelayanan publik edisi 2.Jakarta : Mitra Wacana Media.

Kumorotomo, Wahyudi. 2004. Pelayanan Yang Akuntanbel Dan Bebas Dari KKN. Jakarta

Nawawi, H., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Riadi, Slamet. 1989. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Karya Anda Sastrawijaya A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta :Rineka Cipta.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan : Grasindo Monoratama Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survey.

Jakarta : LP3ES

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung : CV Alfabeta Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial.Surabaya : Airlangga

University Press

Zuriah, N. 2006. Metodologi Peneltian Sosial dan Pendidikan: Teori-Teori Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.


(2)

Sumber Undang-Undang dan Sumber Lain

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008tentang pengelolaan sampah Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan


(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

III.1 Kecamatan Medan Baru

Kecamatan Medan Baru merupakan Kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas wilayah sekitar 5,41km2 dengan ketinggian wilayah 31 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, di sebelah Utara Kecamatan Medan Baru berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Petisah, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia,

sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal.

Kelurahan Padang Bulan merupakan kelurahan terluas di Kecamatan Medan Baru yaitu sekitar 1,68 km2 atau sebesar 31,05 % dari total luas Kecamatan Medan Baru, sedangkan kelurahan dengan wilayah terkecil yaitu Kelurahan Darat dengan luas wilayah hanya 0,28 km2 atau sebesar 5,18 % dari luas wilayah Kecamatan Medan Baru secara total.


(4)

Tabel III.1. Luas Wilayah Dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

(Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Kecamatan Medan Baru dipimpin oleh seorang Camat, saat ini terdiri dari 6 kelurahan yang terbagi atas 64 lingkungan. Tahun 2014, Kecamatan Medan Baru memiliki total 130 pegawai negeri sipil dalam instansi- instansi di lingkungan kecamatan Medan Baru yang terbanyak merupakan pegawai di puskesmas yakni sebanyak 40 pegawai. Bila dirinci menurut golongan, pada tahun 2014 dari 130 pegawai negeri sipil dalam instansi- instansi di Kecamatan Medan Baru, ternyata sebagian besar pegawai negeri sudah bergolongan III yaitu sebanyak 95 pegawai.

Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kecamatan Medan Baru sebanyak 40.519 jiwa penduduk dimana penduduk terbanyak berada di Kelurahan Padang Bulan yaitu sebanyak 9.310 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil di


(5)

Kelurahan Darat yaitu sebanyak 1.965 jiwa. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka Kelurahan Babura merupakan kelurahan terpadat yaitu 8.982 jiwatiap km2, lebih padat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel III.2 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

(Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Baru pada tahun 2014 sebanyak 40.519 jiwa penduduk terdiri dari 20.005 jiwa penduduk laki-laki dan 20.514 jiwa perempuan. Berdasarkan kelompok umur, pada tahun 2014 distribusi penduduk Kecamatan Medan Baru relatif lebih banyak pada usia produktif. Tercatat sebanyak 155 penduduk yang lahir sepanjang tahun 2014 di Kecamatan Medan Baru, dan sebanyak 125 orang yang meninggal.


(6)

Tabel III.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

( Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Dari sisi mobiltas penduduk, di Kecamatan Medan Baru ini cukup ramai yakni selama tahun 2013 tercatat 345 orang datang dan 380 orang pindah dari kecamatan ini. Jumlah Rumah Tangga pada tahun 2014 tercatat sebanyak 10.968 rumah tangga dimana rumah tangga terbanyak berada pada Kelurahan Padang Bulan yaitu sebanyak 2.953 rumah tangga, sedangkan yang terkecil terdapat pada Kelurahan Darat yaitu hanya sebanyak 529 rumah tangga. Dari total jumlah penduduk Kecamatan Medan Baru pada tahun 2014, tercatat sebanyak 25.356 orang berusia produktif .


(7)

Tabel III.4 Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk, dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga Dirinci Menurut Tiap-Tiap Kelurahan di Kecamatan Medan

Baru Tahun 2014

(Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Banyaknya usaha dan industriyang berkembang di KecamatanMedan Baru membuka lapanganpekerjaan. Terbukti adanya 4 Pasar,64 kelompok pertokoan, 27Swalayan dan minimarket, 5Supermarket, 37 Bengkel sepedamotor, 36 Doorsmer sepeda motorserta 81 salon kecantikan yangsemuanya tersebar di kecamatanMedan Baru dan semua tempat-tempat tersebut menghasilkan jumlah timbulan sampah yang beragam.


(8)

(Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Tabel III.5. Banyaknya Pasar,Kelompok Pertokoan, Swalayan/Minimarket dan Supermarket 2014

Pada tahun 2014 tercatat ada sejumlah fasilitas pendidikan di Kecamatan Medan Baru yaitu sebanyak 11 TK Swasta, 10 SD Negeri dan 15 SD Swasta, 1 SMP Negeri dan 11 SMP Swasta, dan 6 SMA Swasta serta 2 SMK Swasta. Dan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 3.180 siswa bersekolah di SD Negeri dan 3.125 siswa bersekolah di SD Swasta di Kecamatan Medan Baru, dengan jumlah guru yang mengajar di SD Negeri sebanyak 177 orang dan 179 orang guru mengajar di SD Swasta di Kecamatan Medan Baru pada tahun 2013. Fasilitas pendidikan tersebut juga merupakan sumber timbulan sampah, baik sampah yang dihasilkan para siswa sekolah dan juga yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan sekolah. jenis sampah yang berasal dari fasilitas pendidikan berupa kertas dan plastik yang bersumber dari jajanan siswa.

Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Medan Baru dapat dikatakan cukup dan belum merata tersebar di tiap kelurahan. Tercatat bahwa pada tahun 2014 di semua kelurahan sudah memiliki fasilitas kesehatan dan dari sisi tenaga medis yang terdapat di Kecamatan Medan Baru sudah cukup tersebar di


(9)

masing-masing kelurahan dimana pendistribusiannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelurahan. Penduduk Kecamatan Medan Baru tergolong sudah lebih banyak yang berpartisipasi dalam penekanan jumlah penduduk bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Terlihat dari sejumlah wanita usia subur, lebih dari setengahnya sudah menggunakan alat kontrasepsi.

Fasilitas Puskesmas dan Rumah Sakit di Kecamatan Medan Baru belum tersebar keseluruh Kelurahan. Sebanyak 2 Rumah Sakit terdapat di Kelurahan Merdeka dan 1 Rumah Sakit masing-masing di Padang bulan dan Petisah Hulu. Sebanyak 1 Puskesmas terdapat di Kelurahan Padang Bulan. Sedangkan posyandu tersebar di semua kelurahan. Adapun tenaga medis yang terdapat di Kecamatan Medan Baru sebanyak 35 orang dokter dan 8 orang bidan yang siap melayani penduduk di Kecamatan Medan Baru dan telah tersebar di semua Kelurahan. Fasilitas Kesehata seperti Rumah Sakit dan juga Puskemas juga merupakan sumber penghasil volume timbulan sampah yang tergolong berbahaya karena beberapa sampah tersebut merupakan bekas pakai pengobatan orang sakit.

Di Kecamatan Medan Baru terdapat 20 unit hotel. Sarana hiburan yang ada di Kecamatan Medan Baru berupa tempat bermain bilyard sebanyak 4 buah, night club ada 3, restoran ataupun rumah makan di Kecamatan ini sekitar 28 buah serta terdapat 210 warung makan/minum serta tempat-tempat hiburan lain yang belum di data.


(10)

( Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Tabel III.6. Statistik Restoran, Warung Makan, Hotel, Bioskop, dan tempat hiburan di Kecamatan Medan Baru

tahun 2014

Ketersediaan fasilitas keuangan untuk menunjang kegiatan ekonomi di Kecamatan Medan Baru sudah merata di setiap kelurahan. Terdapat 33 Bank serta terdapat 6 leasing serta 3 fasilitas keuangan berupa pegadaian. Bank di Kecamatan Medan Baru terbanyak terdapat di Kelurahan Petisah Hulu sebanyak 14 buah, di Kelurahan Babura 6 buah, Titi Rantai 2 buah dan 3 bank masing-masing terletak di Kelurahan Merdeka , Padang Bulan dan Darat. Adapun Fasilitas keuangan lainnya yakni berupa pegadaian hanya terdapat 3 buah yang terletak di Kelurahan Titi Rantai, Padang Bulan, dan Babura.

( Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Tabel III.7 Banyaknya Lembaga Keuangan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014


(11)

Dari deskripsi Kecamatan Medan Baru tersebut mulai dari banyaknya tempat-tempat umum seperti restoran, swalayan, pasar, rumah makan, salon kecantikan, rumah sakit, bank, serta tempat-tempat lainnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kecamatan Medan Baru merupakan daerah yang ramai ditinggali dan dikunjungi oleh masyarakat, baik dari dalam maupun luar daerah. Oleh sebab itu tidak menutup kemungkinan banyak volume sampah yang dihasilkan setiap harinya, sampah-sampah tersebut memiliki jenis-jenis dan karakter sampah yang bebeda.

Selain itu, Kecamatan Medan Baru merupakan daerah aliran sungai, dimana terdapat sungai Deli mengalir disekitar Kecamatan Medan Baru, sungai Deli sangat berguna bagi masyarakat Kecamatan Medan Baru, karena sungai Deli dijadikan muara pengaliran parit-parit yang berada di Kecamatan Medan Baru. Tetapi, sungai Deli juga dapat mengancam lingkungan masyarakat Kecamatan Medan Baru, dimana apabila terjadi hujan kiriman yang berasal dari daerah pegunungan Sibolangit maupun Berastagi, maka akan terjadi penguapan dan menyebabkan bencana banjir yang juga ikut menggenang beberapa rumah yang berada dipinggiran sungai Kecamatan Medan Baru.

Dikarenakan Kecamatan Medan Baru merupakan daerah aliran sungai, tidak sedikit masyarakat yang juga membuang sampah sembarangan ke sungai.Sehingga perlu himbauan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.Dan untuk penanganan sampah yang ada di sekitar sungai, Dinas Kebersihan sudah menyiapkan Bestari sungai yang bertugas mengangkut sampah dari sungai.


(12)

Tabel III.8 Struktur Kecamatan Medan Baru

(data di peroleh dari Kantor Kecamatan Medan Baru, Tanggal 14 Februari 2016)


(13)

III.2 Dinas Kebersihan Kota Medan

III.2.1 Sejarah Dinas Kebersihan Kota Medan

Unit kerja pengelolaan kebersihan pada Pemerintah Kota Medan pertama sekali berbentuk Subdis Kebersihan di bawah naungan Dinas Pekerjaan Umum Kodati II Medan, dan pada tahun 1975 Subdis Kebersihan diubah menjadi Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pertamanan. Selanjutnya berdasarkan Perda Kota Medan nomor 2 tahun 1978 unit kerja pegelolaan kebersihan diubah menjadi Dinas Kebersihan Kodati II Medan, dengan demikian konsentrasi pekerjaan pengelolaan menjadi khusus dikarenakan Dinas Kebersihan berdiri tunggal. Tahun 1988 berdasarkan Perda Kota Medan No. 2 tahun 1988 Dinas Kebersihan berubah bentuk menjadi Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kodati II Medan. Selanjutnya di tahun 1992 menjadi PD. Kebersihan Bestari Kodati II Medan sesuai Perda Kota Medan No. 12 tahun 1992.

Berdasarkan Perda Kota Medan tahun 2000 Unit kerja pengelolaan kebersihan mengalami perubahan dari bentuk Perusahaan Daerah kembali ke bentuk kedinasan dengan nama Dinas Kebersihan Kota Medan dan hal ini masih berlaku sampai dengan saat ini.

Kantor Dinas Kebersihan Kota Medan berada di Jl. Pinang Baris No. 114 Medan dibangun pada tahun 1986 yang rampung pembangunannya pada 1988 dan mulai difungsikan pada tahun 1989. Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan persampahan menggunakan metode Open Dumping dan memiliki 2


(14)

(dua) buah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu TPA Namo Bintang yang berlokasi dikawasan Tuntungan serta TPA Terjun yang berlokasi dikawasan Kel. Terjun Kec. Medan Deli – Kota Medan.

Sejalan dengan perkembangan pembangunan Kota Medan, instansi pengelola kebersihan Kota Medan mengalami beberapa kali peningkatan organisasi, dimana pada awalnya merupakan Seksi Kebersihan pada Dinas Pekerjaan Umum sampai dengan tahun 1975, kemudian dibentuk Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pertamanan (DKKP) dan DKKP ini beroperasi hanya dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun yaitu dari Tahun 1975 s/d 1978.Selanjutnya berdasarkan Perda Kodati II Medan Nomor 11 Tahun 1978 DKKP dipecah menjadi 3 (tiga) Dinas yaitu Dinas Perbengkelan, Dinas Pertamanan dan Dinas Kebersihan.

Dinas Kebersihan Kodati II Medan beroperasi sampai dengan Tahun 1989 kemudian dengan terbitnya Perda Kodati II Medan Nomor 2 Tahun 1989, maka dibentuklah Perusahaan Daerah Kebersihan Kodati II Medan dengan pertimbangan :

a. Sebagai salah satu alternatif untuk pengumpulan dan pencairan dana.

• Perusahaan Daerah memiliki sistem akuntansi dan keuangan yang terpisah • Pengelolaan lembaga akan lebih profesional dan fleksibel.


(15)

Adapun maksud dan tujuan dibentuknya Perusahaan Daerah Kebersihan Kodati II Medan adalah :

• Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum (public service) dalam kebutuhan jasa, sarana dan fasilitas kebersihan.

• Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD )

Namun setelah berjalan selama kurun waktu dari tahun 1989 s/d 2001 PD. Kebersihan Kodati II Medan tidak dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dan perusahaan terus menerus mengalami rugi, dimana jasa pelayanan (kontribusi) kebersihan yang diperoleh tidak dapat mengimbangi biaya operasional perusahaan, sehingga kualitas kebersihan di Kota Medan mengalami penurunan.

Oleh sebab itu berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah dilingkungan Pemko Medan, maka PD. Kebersihan Kodati II Medan dihapuskan dan kemudian terbentuklah Dinas Kebersihan Kota Medan yang bertugas sebagai unsur pelaksana Pemko Medan dalam bidang pengelolaan kebersihan Kota Medan.

Selanjutnya dengan terbitnya peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah telah ditindak lanjuti dengan diterbitkannya peraturan daerah Kota Medan nomor 3 tahun 2009 tentang struktur organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan, yang merupakan struktur organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan yang baru, kemudian menindaklanjuti Perda nomor 3


(16)

tahun 2009 telah diterbitkan peraturan Walikota Medan nomor 14 januari 2010 tentang rincian tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan.

III.2.2 Gambaran Umum Dinas Kebersihan Kota Medan

Dinas Kebersihan Kota Medan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 26 juni 2001 jo. Keputusan Walikota Medan nomor 10 tahun 2001 tanggal 11 januari 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang kebersihan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

Dinas Kebersihan Kota Medan terletak di Jalan Pinang Baris No. 114 Kota Medan, dan yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan saat ini yaitu Ir. H. ENDAR SUTAN LUBIS, M. Si.

III.2.3 Visi dan Misi Dinas Kebersihan Kota Medan

Visi Dinas Kebersihan Kota Medan : “Terwujudnya Medan bersih yang berwawasan lingkungan”.

Misi Dinas Kebersihan Kota Medan :

• Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur guna membentuk aparatur Dinas Kebersihan berdedikasi tinggi dan Professional dalam pelayanan kepada masyarakat.


(17)

• Meningkatkan sarana dan prasarana kebersihan yang bertekhnologi, berdaya guna dan berhasil guna dalam penyapuan, pengumpulan, pewadahan, pengangkutan, pemusnahan sampah, serta pengolahan dan pemanfaatan sampah menjadi bernilai ekonomis, guna meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan kota yang berwawasan lingkungan.

• Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk membayar retribusi pelayanan kebersihan, guna meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan.

III.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan

Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan tertulis pada Peraturan Daerah Kota Medan no. 3 / 2009 jo. Peraturan Walikota no. 14 / 2010 tanggal 04 januari 2010, yaitu Dinas Kebersihan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kebersihan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedangkan yang menjadi fungsi dari Dinas Kebersihan yaitu :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan pelayanan umum di bidang kebersihan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(18)

III.2.5 Susunan Organisasi Dan Job Description di Dinas Kebersihan Kota Medan

Tabel III.9 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan


(19)

III.2.6 Program dan Kegiatan-Kegiatan yang Dilaksanakan Dinas Kebersihan Kota Medan

Adapun yang menjadi Program dari Dinas Kebersihan Kota Medan : a. Pelayanan Administrasi Perkantoran.

b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c. Peningkatan Disiplin Aparatur.

d. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

e. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. f. Penataan Peraturan Perundang-undangan.

g. Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan dan hari-hari besar.

Serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah, yaitu :

a. Penyapuan shift I jalan-jalan protokol/kolektor oleh Melati dari pukul 05.30 – 11.00 Wib.

b. Penyapuan Shift II pukul 11.00 – 14.00 Wib.

c. Penyapuan sore hingga malam hari pukul 15.00 – 21.00 Wib.

d. Pengangkatan sampah dari lokasi kerja mulai pukul 06.00 – 13.00 Wib oleh Truk Typer.

e. Pegangkatan sampah trip II dari pukul 14.00 – 17.00 Wib.

f. Pengangkatan sampah oleh Bestari melalui gerobak/becak bermotor dilakukan 3 shift perharinya.


(20)

g. Bestari sungai bekerja membersihkan sampah di sungai/drainase setiap hari.

h. Pengangkutan sampah oleh armroll/continer dari TPS ke TPA dilakukan setiap hari 6-7 trip.

i. Pengangkatan sampah pada malam hari pukul 19,30-24.00 Wib

j. Sosialisasi dengan menggunakan Mobil Penyuluhan keliling di 21 Kecamatan, 151 Kelurahan secara bergantian selama 4 hari dalam seminggu.

k. Pemusnahan sampah di TPA dengan sistem Control Landfill.

III.2.7 SDM, Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan Kota Medan

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan tenaga kerjamanusia yang terdapat pada Dinas Kebersihan Kota Medan, baik yang berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil) maupun THL (Tenaga Harian Lepas) dan memiliki tanggung jawab untuk mengelola kebersihan lingkungan di Kota Medan, diantaranya :

a. PNS = 246 Orang

Pejabat Struktural = 25 Orang Non Struktural = 221 Orang b. THL (Tenaga Harian Lepas) = 3.012 Orang Melati (Penyapu Jalan) = 864 Orang Bestari (Becak bermotor/Gerobak) = 768 Orang

Supir = 165 Orang


(21)

Petugas TPA = 73 Orang Pengawas/Staff = 661 Orang Bestari Sungai = 10 Orang

Sarana dan Prasana dalam pengelolaan dan penanganan sampah yang tersedia di Dinas Kebersihan Kota Medan :

a. Kendaraan Operasional merupakan sarana transportasi yang terdapat di Dinas Kebersihan Kota Medan untuk membantu tugas Dinas Kebersihan dalam mengangkut sampah dari lingkungan masyarakat, diantaranya :

1. Tipper / dump truck : 176 unit 2. Truck Container : 14 unit 3. Truck Arm Roll : 12 unit 4. Truck Convektor : 10 unit

b. Perlengkapan Operasional merupakan fasilitas yang di miliki Dinas Kebersihan Kota Medan untuk kegiatan operasional Dinas Kebersihan Kota Medan.

1. Mobil Pick Up unit pelayanan cepat : 15 unit

2. Bechoe Louder : 1 unit

3. Becak Motor : 108 Unit

c. TPS (Tempat Pembuangan Sementara) merupakan sarana yang disediakan oleh Dinas Kebersihan berupa wadah/tempat sampah untuk menampung sampah masyarakat yang berfungsi sementara.


(22)

1. Jumlah TPS : 80 buah

d. Peralatan di TPA merupakan fasilitas yang terdapat di TPA untuk menunjang proses pemusnahan sampah, antara lain :

1. Bulldozer : 7 unit

2. Becholoder : 4 unit

3. Whelloader : 1 unit

4. Timbangan : 1 unit

e. TPA (Tempat Pembuangan Akhir) merupakan tempat pemrosesan akhir sampah, berikut kondisi TPA Kota Medan :

1. Namo Bintang : 17 Ha (hektar)

TPA Namo Bintang telah ditutup berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor : 658.1/317.K/III/2013 Tanggal 19 Februari 2013

2. Terjun : 14 Ha (hektar)

Kegiatan Operasional di TPA Terjun : Pemaparan dan Penataan Sampah di zona-zona pukul 08.00-24.00 Wib setiap hari.


(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan memaparkan berbagai data yang telah berhasil dihimpun selama melakukan penelitian, data yang akan disajikan berikut merupakan data dari berbagai teknik pengumpulan data, baik primer maupun sekunder. Hasil dari penyajian data ini tidak bersifat baku, dimana penyajian seluruhnya sesuai dengan yang didapat di lapangan, serta penulis mencoba memperbaiki beberapa pernyataan informan agar maksud yang hendak disampaikan informan dapat dipahami, namun tentu dengan tidak mengubah hasil akhir dari penelitian itu sendiri.

IV.1 Masalah Sampah di Kota Medan

Selain menjadi ibukota Provinsi, Kota Medan juga merupakan salah satu Kota terbesar di Sumatera yang banyak dikunjungi oleh penduduk-penduduk dari luar daerah sehingga banyak terjadi pembangunan di sektor-sektor seperti kuliner, restoran, rumah makan, swalayan serta pasar-pasar tradisional, rumah sakit dan juga tempat-tempat hiburan lainnya seperti bioskop, mall, taman bermain dan lain-lain, tempat-tempat tersebut juga merupakan penghasil timbulan sampah yang cukup besar.

Dari penjelasan diatas, Kota Medan merupakan Kota besar dengan banyaknya aktivitas masyarakat yang menghasilkan sampah, bukan hanya dari masyarakat sendiri, tempat-tempat maupun fasilitas-fasilitas seperti rumah sakit,


(24)

restoran, pasar, maupun tempat-tempat umum lainnya juga memberikan sumbangan sampah dalam jumlah yang besar dan juga memiliki karakter dan jenis-jenis yang berbeda.

Total timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Medan setiap harinya berkisar 1.800 ton/hari dimana yang dapat terangkut oleh petugas Dinas Kebersihan hanya berkisar 1.600 ton/hari yaitu 88% dari total keseluruhan sampah Kota Medan, timbulan sampah tersebut berasal dari rumah-rumah masyarakat, perkantoran, pasar tradisional dan swalayan, jalan raya, dan tempat-tempat lainnya (Sutikno, wawancara pada tanggal 19 Februari 2016 ).

Jumlah volume sampah Kota Medan akan semakin bertambah setiap tahunnya. Peningkatan volume sampah tersebut berasal dari bertambahnya jumlah kebutuhan penduduk, dan juga tidak terlepas dari kemajuan IPTEK saat ini yang semakin banyak memproduksi produk-produk baru yang menghasilkan sampah. Terkait dengan penyebab sumber timbulan sampah Kota Medan terus meningkat kemudian salah satu informan menjelaskan sebagai berikut :

“penyebab utama meningkatnya volume sampah di Kota Medan dikarenakan beberapa faktor, yang pertama pertumbuhan penduduk kota medan, kemudian bertambahnya pedagang musiman, dan para pendatang yang datang ke Kota Medan baik mereka yang mencari kerja di Kota maupun sedang studi atau kuliah.”( Zainal Arifin. SE, wawancara pada tanggal 23 februari 2016).

Meningkatnya volume sampah tersebut memang sulit untuk dihindarkan mengingat banyaknya aktivitas masyarakat yang menghasilkan sampah, tetapi tidak berarti peningkatan volume sampah tersebut tidak bisa ditekan, pemerintah seharusnya menetapkan kebijakan-kebijakan atau program yang berkaitan dengan


(25)

penekanan terhadap aktivitas masyarakat yang menghasilkan sampah, contohnya yang sedang berjalan baru-baru ini yaitu plastik berbayar, serta penggunaan atau pendauran ulang barang yang sudah dipakai agar tidak langsung menjadi sampah.

Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat digambarkan bahwa perlu penanganan dan penegelolaan sampah yang serius, karena apabila tidak sampah-sampah yang ada di lingkungan masyarakat dapat menjadi suatu ancaman baik itu dari pencemaran lingkungan sampai berbentuk bencana alam, oleh sebab itu baik dari masyarakat maupun pemerintah haruslah bersama-sama dalam menjaga kelestarian lingkungan dari sampah, dan yang memiliki tanggung jawab dalam penanganan dan pengelolaan sampah adalah Dinas Kebersihan daerah.

Kecamatan Medan Baru terdapat 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Darat, Kelurahan Babura, Kelurahan Petisah Hulu, dan Kelurahan Titi Rantai. Kecamatan Medan Baru merupakan salah satu Kecamatan yang memiliki populasi penduduk yang lumayan padat yaitu 40.519 jiwa di tahun 2014 (lihat Tabel III.3) dan penduduknya tersebar kurang merata di 6 Kelurahan yang ada, karena masih adanya tingkat perbandingan yang tinggi antara kelurahan yang satu dengan yang lain, dimana rata-rata kepadatan penduduk yang terdaftar tahun 2014 yaitu 7.490 jiwa/Km2 dengan jumlah rumah tangga 10.968 keluarga (lihat Tabel III.5), hal tersebut belum terhitung dengan penduduk pendatang yang belum terdaftar di Kecamatan Medan Baru baik yang sedang melanjutkan pendidikan maupun yang sedang mencari dan sudah bekerja, dan jumlah kepadatan penduduk tersebut akan semakin bertambah setiap tahunnya.


(26)

Dilihat dari jumlah dan kepadatan penduduk Kecamatan Medan Barudapat dipastikan jumlahvolume timbulan sampah yang dihasilkan juga pasti besar, dan sampah-sampah tersebut sudah menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Daerah Kecamatan Medan Baru dan juga Dinas Kebersihan Kota Medan untuk menangani dan mengelolanya.

Selain dari kepadatan penduduk, banyaknya usaha dan industri yang berkembang di Kecamatan Medan Baru juga memberikan sumbangan timbulan sampah. Di Kecamatan Medan Baru pada tahun 2014 terdapat 4 Pasar, 64 Kelompok Pertokoan, 27 Swalayan dan Minimarket, 5 Supermarket, 37 Bengkel Sepeda Motor, 36 Doorsmer, 28 Restoran, 210 Warung Makan, 20 Hotel, 33 Bank, 6 Leasing, 3 Pegadaian serta 81 Salon Kecantikan, selain itu juga ada 55 lembaga pendidikan mulai dari SD sampai SMA/SMK sederajat dan ada beberapa Perguruan Tinggi (lihat Tabel III.6, Tabel III.7, Tabel III.8). Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan Kecamatan Medan Baru merupakan Kecamatan yang memiliki usaha maupun industri serta lembaga/badan yang tergolong banyak, sehingga timbulan sampah yang dikeluarkan juga banyak dan jenis-jenis serta karakter sampah yang dihasilkan berbeda-beda dari sampah yang berupa organik dan non-organik, sampah domestik maupun non-domestik, serta sampah yang tergolong berbahaya maupun yang tidak berbahaya karena masih dapat diolah.

Timbulan-timbulan sampah Kecamatan Medan Baru juga berasal dari fasilitas kesehatan, dimana Kecamatan Medan Baru pada tahun 2014 terdapat 4 Rumah Sakit, 1 Puskesmas, dan beberapa Posyandu yang tersebar di setiap Kelurahan.Biasanya sampah-sampah yang dihasilkan dari Rumah Sakit berupa


(27)

sampah yang tergolong berbahaya dan kebanyakan tidak bisa diolah lagi, dikarenakan merupakan bekas pemakain orang-orang sakit dan mengandung zat kimia, seperti alat-alat suntik, infuse, bekas perban, bekas operasi dan lain-lain. Dimana sampah tersebut sudah terkontaminasi oleh virus, bakteri, racun maupun sumber penyakit lainnya yang dapat menyerang makhluk hidup, sehingga jika tidak ditangani secara benar maka dapat merugikan makhluk hidup dan lingkungan. Dan untuk Kecamatan Medan Baru pada tahun 2014 terdapat 4 Rumah Sakit, 1 Puskesmas, dan Posyandu tersebar di setiap Kelurahan.

Penanganan dan pengelolaan sampah merupakan salah satu bentuk pelayanan publik oleh Pemerintah dalam bentuk pelayanan jasa, dimana Pemerintah menyediakan sarana dan prasarana serta program-program dalam pengelolaan dan penanganan sampah untuk mengatasi masalah sampah di lingkungan masyarakat.

Dari penjelasan-penjelasan diatas sudah sepatutnya Pemda Kecamatan Medan Baru dan Dinas Kebersihan Kota Medan serius dalam menangani dan mengelola jumlah timbulan sampah yang dihasilkan daerah Kecamatan Medan Baru, terutama perlu adanya pengklasifikasian jenis-jenis sampah mulai dari sampah yang berbahaya dan tidak berbahaya, juga sampah yang dapat diolah dan sampah yang harus dimusnahkan sehingga sampah-sampah tersebut lebih mudah untuk dikelola, kemudian pengangkutan sampah serta pemrosesan akhir sampah tersebut.


(28)

IV.2 Peran dan Kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah di Kecamatan Medan Baru

Sesuai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Kota, bahwa instansi yang memiliki kewenangan dalam mengelola kebersihan Kota Medan adalah Dinas Kebersihan Kota Medan.Salah satuinforman yaitu Zainal Arifin. SE menjelaskan bahwa tugas pokok dan fungsi dari Dinas Kebersihan Kota Medan tertulis pada Peraturan Daerah Kota Medan no. 3 / 2009 jo. Peraturan Walikota no. 14 / 2010 tanggal 04 Januari 2010, yaitu sebagai berikut perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan, penyelengaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan, pembinaan dan pelaksanaan tugas si bidang kebersihan, serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam wawancara dengan informan yaitu dengan Zainal Arifin. SE, beliau menjelaskan peran Dinas Kebersihan, sebagai berikut :

”Dinas Kebersihan Kota Medan memiliki peran dalam penanganan sampah yaitu mulai dari penyapuan dan pembersihan jalan-jalan raya dan tempat umum lainnya, pengumpulan sampah dalam wadah yang disediakan, pengangkutan, serta pemusnahan sampah di TPA, dengan sistem pengelolaan yaitu sampah dikumpulkan, sampah diangkut, dan sampah dimusnahkan.” (Zainal Arifin, wawancara pada tanggal 23 Februari 2016).

Selain peran tersebut, Dinas Kebersihan juga memiliki tanggung jawab sebagai lembaga yang menetapkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penanganan sampah serta program-program yang bermanfaat dalam pengelolaan sampah. Langkah-langkah yang sudah di laksanakan dalam penanganan sampah yaitu mulai dari penyapuan jalan-jalan protokol dengan 2 shift yaitu pukul 05.30-11.00 dan pukul 11.00-14.00 wib, pengangkutan sampah


(29)

di mulai dari pukul 04.30-17.00 wib, selebihnya dalam pemusnahan sampah dilakukan oleh petugas TPA (Data Dinas Kebersihan Kota Medan, tanggal 23 Februari 2016).

Oleh sebab itu, Dinas Kebersihan dituntut untuk menjalankan perannya dalam penanganan dan pengelolaan sampah secara maksimal agar sampah-sampah yang berada di lingkungan masyarakat dapat diatasi sehingga tidak menimbulkan kerugian dalam bentuk apapun, Dinas Kebersihan juga dituntut agar dapat mengimbangi peningkatan volume sampah yang dari waktu ke waktu semakin meningkat, agar tidak terjadi pencemaran sampah dalam jumlah besar di lingkungan masyarakat. Karena itu Dinas Kebersihan Kota Medan wajib untuk meningkatkan kinerja, teknologi, maupun sistem yang ada saat ini agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Untuk perannya sendiri dalam penanganan dan pengelolaan sampah, perangkat Kelurahan hanya bisa melakukan himbauan kepada masyarakat terkait masalah sampah dan kebersihan lingkungan mulai dari himbauan agar tidak membuang sampah sembarangan sampai menjaga kebersihan lingkungan dari sampah, serta Lurah juga berperan sebagai Monitoring dan Controlling terhadap kineja Dinas Kebersihan di daerah Kelurahan, dan juga bersifat Koordinasi dengan Dinas Kebersihan Kota Medan apabila ada masalah persampahan di daerah. Hal tersebut dijelaskan oleh bapak Rushendra S.Sos Lurah dari Kelurahan Merdeka, sebagai berikut kutipan hasil wawancara peneliti :

“fungsi Kelurahan salah satunya menghimbau masyarakat untuk tertib kepada sampah, kemudian kita monitoring dan controlling terhadap


(30)

petugas kebersihan, dan apabila ada masalah tentang sampah kita langsung koordinasi dengan Dinas Kebersihan melalui Mandor kebersihan yang ada di Kelurahan.” (Bapak Rushendra, S. Sos, wawancara pada tanggal 16 Maret 2016).

Tabel 4.1. Hubungan antara Lurah dengan Petugas Kebersihan Kelurahan

(Sumber : Peneliti, pada Mei 2016)

Dari tabel tersebut dapat diketahui bagaimana fungsi dari Lurah dalam pengelolaan dan penanganan sampah, hanya sebagai pengawas kinerja dari petugas Melati (petugas penyapu), dan petugas Bestari (pengumpul dan pengangkut sampah dengan gerobak/becak) serta Lurah juga berhak untuk berkoordinasi dengan Mandor Kebersihan apabila terdapat masalah terkait dengan penanganan dan pengelolaan sampah di daerahnya.

Petugas Melati Kelurahan

Petugas Bestari Kelurahan Mandor Kebersihan

Kelurahan

Dinas Kebersihan Kota Medan Camat

Koordinasi Lurah


(31)

Sedangkan Camat sendiri menjadi tempat pengaduan apabila terjadi masalah di Kelurahan, dan juga bertanggungjawab terhadap kinerja Lurah.Camat juga berhak untuk menghubungi Dinas Kebersihan apabila ada masalah terhadap penanganan dan pengelolaan sampah di daerahnya, baik itu dari penyapuan tempat-tempat umum, pengangkutan sampah, maupun masalah-masalah lain terkait sampah.

Dari penjelasan tersebut, lembaga-lembaga yang bertanggung jawab terhadap penanganan dan pengelolaan sampah baik itu pemerintah daerah dan pusat maupun Dinas Kebersihan, jika tidak menangani sampah secara benar dan tepat maka akan menerima keluhan-keluhan masyarakat terkait kinerjanya dalam penanganan dan pengelolaan sampah, dan bukan hanya keluhan, bahkan berupa protes atau demonstrasi terkait tanggungjawab lembaga/badan tersebut.

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data dengan menerapkan metode wawancara dan observasi/pengamatan langsung, serta pengumpulan data sekunder dalam melihat peran dan kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Baru, maka kegiatan-kegiatan Dinas Kebersihan Kota medan ditetapkan sebagai acuan untuk melihat bagaimana kinerja dari Dinas Kebersihan Kota Medan, yaitu sebagai berikut :

IV.2.1 Kegiatan Penyapuan dan Pengumpulan Sampah

Penyapuan dan pengumpulan sampah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membersihkan lingkungan masyarakat dari sampah yang berserakan baik di


(32)

jalan raya, pasar tradisional, serta tempat-tempat umum lainnya.Kemudian sampah tersebut dikumpulkan dalam suatu wadah yang sudah disediakan sebelum diangkut untuk pemrosesan akhir.

Kegiatan penyapuan dan pengumpulan sampah di daerah Kecamatan Medan dilakukan oleh petugas kebersihan yaitu Melati dan Bestari yang bekerja dibawah pimpinan Mandor Kebersihan, yang beroperasi di tiap-tiap Kelurahan.

Petugas Melati merupakan petugas kebersihan yang melakukan penyapuan jalan-jalan protokol, pasar tradisional, taman-taman kota dan juga tempat-tempat umum lainnya.

Sedangkan petugas Bestari bertugas untuk mengumpulkan sampah dengan menggunakan becak maupun gerobak sampah, mereka bertugas mengumpulkan dan mengangkut sampah yang sudah disapu oleh petugas melati dan juga mengumpulkan sampah warga yang tidak bisa dilalui oleh truk sampah seperti perumahan warga yang berada di jalan-jalan tikus dan juga di gang-gang sempit.

Gambar IV.1. Salah satu becak motor yang beroperasi di Kecamatan Medan Baru


(33)

Selain petugas Bestari dan Melati tersebut ada juga Mandor Kebersihan, dimana Mandor Kebersihan merupakan petugas yang mengawasi kinerja petugas Melati dan Bestari dan merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Kebersihan Kota Medan di daerah Kelurahan.

Petugas kebersihan tersebut bekerja membersihkan sampah-sampah yang berada di sekitar lingkungan masyarakat, setiap harinya mereka bekerja pada jam-jam kerja yang sudah ditetapkan sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebershan Kota Medan. Setelah melakukan wawancara dengan Lurah-lurah yang menjabat saat ini di Kecamatan Medan Baru, peneliti menanggapi bahwa kegiatan penyapuan dan pengumpulan sampah di Kecamatan Medan Baru tergolong baik karena petugas melati dan bestari sudah melaksanakan kewajibannya secara rutin dan benar. Ada beberapa Lurah yang setuju bahwa kinerja Melati dan Bestari mereka sangat baik, yaitu Lurah Padang Bulan bapak Albena Boang Manalu, Lurah Merdeka bapak Rushendra, Lurah Darat bapak Alexander Sinulingga, Lurah Babura bapak Zukri Al Rasyid, serta Lurah Titi Rantai bapak Bona Manuel. Berikut peneliti mengutip salah satu pendapat dari informan mengenai kegiatan penyapuan dan pengumpulan sampah oleh petugas Melati dan Bestari di Kelurahan Darat dengan bapak Alexander Sinulingga :

“kinerja bestari dan melati disini sudah bisa dibilang bagus karena mereka sudah bekerja rutin mulai dari jam 6 pagi sehingga pada jam 7 pagi jalan-jalan protokol disini sudah kelihatan bersih dari sampah, dan kalau bestari mereka juga langsung bergerak menyusuri serta mengangkut sampah warga yang tidak bisa dilalui oleh truk sampah.” (Alexander Sinulingga, wawancara pada tanggal 16 Maret 2016).


(34)

Namun bukan berarti semua daerah tidak memiliki masalah dalam kegiatan penyapuan dan pengumpulan sampah oleh petugas kebersihan baik Melati dan Bestari, misalnya masih ada Kelurahan yang kinerja Melati dan Bestarinya masih kurang maksimal, hal tersebut terjadi akibat SDM maupun sarana dan prasarana yang mereka gunakan masih kurang serta belum memadai, hal itu dikarenakan sarana yang dipakai dalam mengangkut sampah oleh Bestari masih menggunakan gerobak sampah yang masih ditarik sehingga memperlama dan menyusahkan petugas Bestari untuk mengumpulkan sampah ke TPS, oleh sebab itu sudah seharusnya penggunaan becak motor diperbanyak agar pengumpulan dan pengangkutan sampah oleh petugas Bestari lebih efektif.

Kelurahan yang petugas Melati dan Bestarinya masih belum bekerja dengan baik, atau masih tebilang kurang yaitu Kelurahan Petisah Hulu. Hal tersebut dinungkapkan oleh Lurah Petisah Hulu yaitu bapak Yogi Prayoga, sebagai berikut:

“kalau untuk kinerja melati dan bestari daerah ini untuk saat ini masih kurang, karena baik itu fasilitas maupun kedisiplinan mereka masih belum optimal, misalnya becak yang mereka gunakan dalam mengangkut sampah masih sedikit di daerah ini ada 1 dan mereka lebih bergantung menggunakan gerobak sampah, padahal penggunaan becak lebih efektif dan mudah dibanding dengan gerobak sampah.”(Yogi Prayoga, wawancara pada tanggal 17 Maret 2016).

Dari hasil wawancara dengan para informan, kegiatan peyapuan dan pengumpulan sampah di Kecamatan Medan Baru sudah terlaksana dengan baik karena petugas Melati dan Bestari bekerja sesuai dengan tanggung jawab mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana jawaban para informan yang


(35)

mengatakan bahwa petugas Melati dan Bestari bekerja rutin dalam membersihkan sampah yang berserakan di Kelurahan mulai dari pagi sampai dengan siang, serta mereka juga bekerja pada sore hari untuk membersihkan sampah yang berada di pasar-pasar tradisional, karena pasar-pasar tradisional merupakan salah satu tempat yang menerima perlakuan khusus. Kelurahan-kelurahan yang merasa puas dengan kinerja petugas Bestari dan Melati diantaranya, Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Darat, Kelurahan Babura dan Kelurahan Titi Rantai.

Namun diluar hal tersebut, masih ada Kelurahan yang belum puas terhadap kinerja dari petugas Melati dan Bestari di daerah mereka dalam penyapuan dan pengumpulan sampah, karena informan yaitu bapak Yogi Prayoga Lurah Petisah Hulu menjelaskan masih ada masalah-masalah yang ditemui, seperti disiplin kerja dari petugas kebersihan tersebut dan juga sarana-sarana yan mereka gunakan, sehingga kadang kegiatan penyapuan dan pengumpulan sampah kurang maksimal. Selain itu, kurangnya kekuasaan Lurah untuk mengatur dan mengawasi petugas Melati dan Bestari dapat dijadikan salah satu penyebab ketidakdisiplinan petugas tersebut dalam menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya, dikarenakan mereka hanya tunduk dan diatur oleh Mandor Kebersihan. Oleh sebab itu, apabila ada hubungan yang kurang baik antara Mandor Kebersihan dengan Lurah yang menjabat maka Lurah tidak bisa sembarangan mengatur petugas Melati dan Bestari apabila ada permasalahan sampah di daerah mereka, Lurah harus menyampaikan dulu kepada Mandor Kebersihan, karena petugas-petugas tersebut tidak berada dalam kekuasaan Lurah melainkan Dinas Kebersihan.


(36)

IV.2.2 Kegiatan Pewadahan Sampah

Pewadahan merupakan suatu cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik pola individual maupun komunal. Ada beberapa tujuan dilakukan pewadahan ini yaitu memudahkan pengumpulan dan pengangkutan sampah, mengatasi timbulnya bau busuk dan menghindari perhatian dari binatang, menghindari air hujan dan menghindari pencampuran sampah, serta membangun kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah secara sembarangan.

Ada dua cara yang biasa diapakai oleh masyarakat dalam pewadahan sampah, yang pertama yaitu Pola Individual, dimana proses pengumpulan sampah dalam suatu wadah berupa tong, keranjang sampah maupun plastik atau karung sampah yang ukuran wadahnya terbatas dalam menampung sampah yang berada di rumah masyarakat sendiri dan disediakan oleh masyarakat tersebut secara individu.

Kedua, Pola Komunal merupakan pewadahan sampah yang terdapat pada suatu titik dengan jumlah ukuran yang lumayan besar yang biasanya disediakan pemerintah daerah maupun Dinas Kebersihan dan berfungsi menampung sampah-sampah masyarakat sementara sebelum diangkut ke TPA

Cara pewadahan sampah yang biasanya terdapat di Kota Medan adalah pola individual dan terbatas. Wadah-wadah individual ini di tempatkan di depan rumah, bangunan dan ruko di sepanjang jalan, dan bentuk wadah yang digunakan


(37)

bemacam-macam, seperti keranjang sampah, tong sampah, maupun tempat penampungan sampah lain yang bersifat sementara.

Gambar IV.2. Bentuk Pewadahan Sampah yang biasa terdapat di Pemukiman Penduduk

Untuk TPS sendiri di Kecamatan Medan Baru terdapat 2 yaitu TPS Padang Bulan dan TPS Babura. Untuk TPS yang ada di Padang Bulan menampung sampah yang berasal dari Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Titi Rantai, Kelurahan Merdeka dan Kelurahan Darat, sedangkan TPS yang ada di Kelurahan Babura hanya menampung sampah yang berasal dari Kelurahan Babura dan juga Kelurahan Petisah Hulu.

“kalau disini pewadahannya milik masyarakat sendiri, dan wadah sampah tersebut di keluarkan pada saat truk sampah melintas untuk mengangkut sampah warga, kalau kondisi pewadahan masyarakat baik ya, namun masalah kita hanya di TPS yang ada di pajak Pringgan karena kadang volume sampah yang datang ke TPS cukup banyak baik dari aktivitas di pajak tersebut maupun yang kita kumpulkan dari masyarakat sehingga banyak sampah yang berserakan di TPS tersebut dan menyulitkan para petugas kebersihan kita.”( A. Zukri Al Rasyid, wawancara pada 17Maret 2016).

Sesuai dengan data yang dihimpun peneliti, bahwa pewadahan sampah di Kecamatan Medan Baru masih terdapat masalah yaitu wadah sampah yang


(38)

dimiliki masyarakat biasanya hanya dapat menampung sampah dalam volume yang kecil, sedangkan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dalam satu keluaraga perharinya lebih banyak daripada daya tampung wadah sampah tersebut.

Sehingga sampah-sampah tersebut menumpuk dan berserakan di sekitar pekarangan rumah dan menyulitkan petugas pengangkut sampah untuk mengumpulkan sampah, oleh karena itu perlu ada kesadaran oleh masyarakat untuk menyiapkan wadah sampah yang lebih besar, kemudian dari Dinas Kebersihan sendiri perlu untuk membagi atau menyediakan wadah sampah bagi masyarakat seperti tong sampah dengan merata agar masyarakat memiliki wadah untuk sampahnya sendiri yang lebih besar, dan juga pewadahan di tempat-tempat umum, khususnya di jalan besar karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga menyebabkan timbulan pada suatu titik. Hal tersebut dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, karena sudah ada wadah yang disediakan untuk tempat pembuangan sampah.

Selain itu perlu di terapkan klasifikasi sampah sesuai jenisnya agar sampah-sampah tersebut dapat dipisahkan mana yang dapat diolah dan bermanfaat, serta mana sampah yang harus dimusnahkan atau tidak dapat diolah.Oleh karena itu pemerintah harusnya menyediakan tempat sampah terpisah untuk sampah yang dapat diolah dan tidak dapat diolah di lingkungan masyarakat.


(39)

Kondisi di TPS kecamatan Medan Baru masih belum bisa dikatakan baik, karena masih ada TPS yang mengalami kesulitan dalam menampung banyaknya sampah yang berasala dari aktivitas masyarakat yaitu di TPS yang berada di Kelurahan Babura.Saat peneliti melakukan pengamatan ke TPS Babura pada tanggal 16 maret 2016, disana peneliti melihat kondisi sampah masih berserekan di sekitar TPS, dan juga daya tampung TPS lebih sedikit dibanding volume sampah yang datang ke TPS.

Gambar IV.3. Kondisi TPS yang berada di Kelurahan Babura

(sumber : peneliti, pada Maret 2016)

IV.2.3 Kegiatan Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah dilakukan dari setiap sumber timbulan pada jalanan protokol dengan menggunakan truk sampah, sedangkan untuk jalanan yang tidak bisa dilalui oleh truk sampahpada pemukiman penduduk dilakukan dengan menggunakan gerobak sampah atau becak sampah.Kegiatan ini dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan siang. Proses kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Medan menggunakan dua cara.


(40)

Cara pertama yaitu, dari sumber timbulan (sampah rumah tangga) dikumpulkan dari tiap-tiap wadah sampah yang tidak bisa dijangkau truk sampah kemudian diangkut oleh gerobak/becak sampah ke TPS yang sudah disediakan setelah itu dari TPS diangkut dengan menggunakan Armroll truck ke TPA. Cara ini biasanya diterapkan pada rumah-rumah masyarakat yang tidak bisa dilalui oleh truk sampah, sehingga yang berperan untuk mengangkut sampah adalah petugas Bestari dengan menggunakan gerobak/becak motor yang memiliki bak sampah.

Gambar IV.4. Salah satu becak bermotor yang beroperasi mengangkut sampah ke TPS

(sumber : peneliti di Kecamatan Medan Baru, pada Maret 2016)

Cara kedua yaitu, dari sumber timbulan (sampah rumah tangga, pertokoan, sisa pembangunan, pasar) diangkut langsung dari wadah-wadah sampah yang ada di tiap-tiap rumah atau gedung dengan menggunakan Tripper truck langsung ke TPA. Sistem pengangkutan sampah di Kota Medan pada umumnya dilaksanakan


(41)

dengan dengan cara seperti ini, dimana truk sampah berjalan menyisiri tiap-tiap perumahan masyarakat yang dapat dilalui truk sampah kemudian truk sampah tersebut berhenti dan mengangkut sampah yang berada di wadah sampah masyarakat. Cara ini kurang efektif, karena truk sampah harus berjalan menyisiri rumah-rumah masyarakat yang bisa dilalui truk sampah, hal tersebut memperlama kinerja pengangkutan sampah karena setiap sekali jalan truk sampah lebih banyak berhenti untuk mengangkut sampah dari wadah sampah masyarakat dan juga banyaknya jalan-jalan kecil yang harus dimasuki truk sampah terkadang membuat truk sampah tersebut berputar-putar mengelilingi daerah tersebut untuk kembali ke jalan besar.

Melihat dari masalah kekurang efektifan pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan tersebut, Dinas Kebersihan Kota Medan perlu menerapkan sistem pengangkutan sampah yang lebih efektif, seperti menyediakan wadah komunal yang dapat menampung sampah dalam jumlah besar yang terletak di persimpangan-persimpangan jalan kecil, agar masyarakat membuang dan mengumpulkan sampah pada wadah tersebut dibantu dengan petugas Bestari, sehingga memudahkan petugas pengangkut sampah untuk mengangkut karena sudah terkumpul pada suatu titik dan truk sampah tidak perlu untuk menysiri setiap jalan-jalan kecil untuk mengangkut sampah.


(42)

Gambar IV.5. Pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Baru dengan menggunakan Truk Sampah

(sumber : peneliti di Kecamatan Medan Baru, padaMaret 2016) Pengangkutan sampah menggunakan truk sampah, mereka beroperasi dengan menyusuri jalan-jalan yang dapat dilalui truk, dimana truk sampah tersebut berhenti di tiap-tiap rumah masyarakat yang sampahnya sudah dikeluarkan di depan rumah, dan untuk sampah yang berada di gang-gang yang tidak bisa dilalui truk sampah biasanya masyarakat mengumpulkan di depan gang atau diangkut dan dikumpulkan oleh petugas Bestari.

Di Kota Medan sendiri sistem pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan truk sampah yang beroperasi 2 shift seharinya yaitu pagi dan sore hari untuk mengangkut sampah, untuk pengangkutan sampah Dinas Kebersihan menyediakan 1 truk sampah dan beberapa pekerja pengangkut sampah untuk setiap Kelurahan yang ada di Kota Medan, serta menyiapkan beberapa truk sampah khusus mengurusi pengangkutan sampah yang berada di TPS

Untuk pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Baru memang tergolong masih kurang baik, karena masih ada beberapa masalah yang terjadi


(43)

dilapangan. Salah satunya, keterlamabatan kendaraan pengangkut sampah yang dapat menyebabkan tertumpuknya sampah pada wadah yang disediakan sehingga mempersulit petugas kebersihan dalam mengangkut sampah-sampah tersebut. Masalah lain yaitu jadwal pengangkutan sampah yang seharusnya dilakukan 2 kali sehari, tetapi yang terlaksana hanya 1 kali sehari hal tersebut dapat disebabkan karena jauhnya jarak tempuh ke TPA yang memakan waktu cukup lama dan juga sistem pembongkaran sampah di TPA harus mengantri dengan truk-truk sampah daerah lainnya, sehingga yang bisa melaksanakan pengangkutan sampah 2 kali sehari hanya daerah yang dekat dengan TPA. Dari wawancara peneliti dengan para informan, semua informan mendeskripsikan masalah-masalah seperti diatas merupakan masalah yang umum di daerah mereka. Berikut salah satu kutipan hasil wawancara dengan bapak Albena Boang Manalu Lurah Padang Bulan :

“kalau masalah pengangkutan saya rasa masih tergolong kurang ya karena kadang truk sampah mengalami keterlambatan dalam mengangkut sampah, sehingga kadang sampah sempat tertumpuk dan menjadi berserakan sehingga mengurangi estetika lingkungan. Selain itu mereka hanya melakukan pengangkutan sampah 1 kali sehari, padahal yang sudah ditetapkan seharusnya ada 2 kali sehari, hal tersebut terjadi dikarenakan kondisi di TPA dan juga jarak tempuh yang lumayan jauh dari TPA kemari.” (Albena Boang Manalu, S.STP, MSP, wawancara pada tanggal 08 Maret 2016).

Selain masalah-masalah tersebut, ada juga masalah yang ditimbulkan oleh masyarakat terkait dengan pengangkutan sampah, dimana masih banyak masyarakat yang mengeluarkan sampah-sampah mereka dari dalam rumah setelah truk sampah sudah melintas, sehingga pengangkutan sampah kurang efektif.Hal ini mengakibatkan adanya utang atau beban sampah yang harus diangkut oleh truk


(44)

sampah keesokan harinya, dan apabila jumlah volume sampah cukup banyak maka hal tersebut dapat menyulitkan petugas pengangkut sampah.

Masalah-masalah tersebut merupakan suatu kondisi yang merugikan masyarakat dan juga pemerintah daerah Kecamatan Medan Baru karena apabila sampah tertumpuk di suatu tempat maka dapat merusak lingkungan baik itu berakibat pada pencemaran lingkungan maupun bencana alam seperti banjir, serta dapat menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang berdiam di lingkungan tersebut.

IV.2.4 Kegiatan Pemrosesan Akhir Sampah Di TPA

Kegiatan pemrosesan akhir sampah adalah usaha pembuangan sampah di TPA yang bertujuan untuk pemusnahan sampah dengan sistem yang sudah ditentukan.Kegiatan pemrosesan akhir sampah merupakan suatu kegiatan yang cukup penting karena dari sini dapat diketahui bagaimana baik buruknya suatu daerah dalam mengelola sampah yang sudah dikumpulkan di TPA, karena masih banyak daerah yang tidak mempedulikan bagaimana sistem yang baik dalam pemrosesan sampah di TPA sehingga masih banyak masalah terkait pencemaran lingkungan dikarenakan sampah di TPA tersebut.

Secara fungsional Kota Medan telah memiliki 2 (dua) TPA yaitu TPA Terjun yang berada di Kecamatan Medan Marelan dengan luas areal kurang lebih 14 Ha dan TPA Namo Bintang yang terletak di Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang dengan luas 25 Ha. Namun secara operasional TPA yang beroperasi hanya TPA Terjun yang menampung seluruh sampah dari 151 kelurahan yang ada


(45)

di Kota Medan.Kegiatan TPA sampah Terjun dioperasikan menggunakan sistem Controlled Landfill yaitu pemusnahan sampah dengan timbunan tanah didalam suatu parit besar menggunakan alat berat.

“di TPA kita menggunakan sistem Controlled Landfill dalam memusnahkan sampah, dimana sampah yang datang kita masukkan ke dalam suatu lubang yang sudah kita gali sebelumnya menggunakan alat berat, kemudian seminggu kemudian lubang tersebut ditutup dengan tanah.”(Sutikno, wawancara pada tanggal 19 Februari 20016).

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Sutikno Kepala Unit Pelayanan Teknis TPA Terjun, masih banyak hambatan-hambatan yang dihadapi di TPA sendiri, yaitu karena hanya memiliki 1 TPA terkadang menyulitkan truk-truk sampah untuk membongkar sampah di TPA sehingga mengakibatkan kurang efektifnya pengeloaan sampah oleh Dinas Kebersihan, masih kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di TPA dalam menunjang produktivitas kinerja TPA itu sendiri, masalah kurangya karyawan atau pegawai yang bekerja di TPA, kondisi jalan yang dilalui truk sampah tergolong rawan karena kadang mengakibatkan truk sampah terpuruk apalagi ketika musim hujan.

Dari masalah-masalah diatas dapat dijelaskan bahwa kurang efektifnya penanganan dan pengeloaan sampah oleh Dinas Kebersihan di TPA, sehingga Dinas Kebersihan perlu menerapkan langkah-langkah untuk menyikapi masalah-masalah tersebut baik berupa program maupun sistem yang diterapkan di TPA serta meningkatkan jumlah pegawai, fasilitas, serta teknologi yang akan digunakan.


(46)

IV.3 Kendala yang Dihadapi Dinas Kebersihan dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah

Tujuan penanganan dan pengelolaan sampah adalah untuk mengatasi masalah persampahan di lingkungan daerah agar tidak merugikan kehidupan masyarakat sekitar, karena penangan yang tidak tepat terhadap sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan hingga dapat menyebabkan bencana alam.

Dinas Kebersihan merupakan lembaga pemerintahan yang memiliki fungsi dan tanggung jawab dalam mengawasi dan menjaga kelestarian lingkungan hidup, termaksud permasalahan sampah.Akhir-akhir ini banyak kita dengar bagaimana masalah persampahan di daerah-daerah lain yang merugikan daerah tersebut, sehingga untuk saat ini diperlukan peran serta masyarakat maupun pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan dari sampah, salah satunya peran dari Dinas Kebersihan.

Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan salah satu lembaga pelayan publik khususnya di bidang lingkungan hidup di Kota Medan, dalam pelaksanaan tanggung jawabnya Dinas Kebersihan sudah ada pembagian tugas dan sistem kerja yang diterapkan dalam penanganan dan pengelolaan sampah.Dalam menjalankan perannya, Dinas Kebersihan Kota Medan juga tidak sepenuhnya berjalan lancar, mereka juga mendapatkan beberapa hambatan atau masalah penanganan dan pengelolaan sampah itu sendiri.

Kendala pertama yaitu untuk Dinas Kebersihan sendiri kurangnya sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusianya yang memadai untuk menunjang


(47)

kinerja Dinas Kebersihan, (Zainal Arifin. SE, wawancara pada tanggal 23 februari 2016)

Kendala lainnya berasal dari masyarakat dimana terkadang tidak mengikuti sistem yang sudah ditetapkan Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengelolaan sampah, contohnya masih banyak masyarakat yang mebuang sampah sembarangan, dan juga mengeluarkan sampah tidak tepat waktunya sehingga sampah tersebut tidak terangkut oleh Dinas Kebersihan. (Zainal Arifin. SE Kepala, wawancara pada tanggal 23 februari 2016)

Selain dari kendala-kendala tersebut, kondisi daya tampung TPA juga menjadi salah satu hambatan dalam penangan dan pengelolaan sampah oleh Dinas Kebersihan Kota Medan, karena hanya memiliki 1 (satu) TPA untuk menampung seluruh sampah dari Kota Medan yaitu TPA Terjun, sehingga pembongkaran akhir sampah oleh truck sampah memakan waktu yang lama hal itu disebabkan karena banyaknya truck sampah yang harus dibongkar, sedangkan untuk pekerja dan sarana masih kurang memadai, serta kondisi jalan yang kurang bagus.

“kalau di TPA sendiri kita masih memiliki banyak masalah, yang pertama karena kondisi TPA kita yang hanya ada satu yaitu TPA Terjun sehingga menyulitkan kita karena harus menampung truk sampah yang berasal dari 151 kelurahan, Kondisi ini cukup berpengaruh karena truk-truk sampah tersebut harus mengantri untuk membongkar sampah oleh sebab itu kadang kita harus bekerja sampai larut malam, selain itu jalan yang dilalui truk sampah di TPA yang masih tergolong buruk sehingga kadang menyulitkan truk sampah untuk membongkar sampah. Selain itu juga kita masih kekurangan sarana seperti alat berat dan juga pegawai kita.”(Sutikno, wawancara pada tanggal 19 Februari 20016).


(48)

BAB V PENUTUP VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan tentang peran dan kinerja Dinas Kebersihan dalam Penanganan Sampah (Studi kasus di Kecamatan Medan Baru) sebagai berikut :

1. Peran Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Kecamatan Medan Baru masih berjalan kurang baik, karena masih ada ketidakpuasan para informan terhadap penanganan sampah di daerah Kecamatan Medan Baru, yaitu tidak adanya wadah/tempat sampah yang disediakan Dinas Kebersihan untuk setiap lingkungan berupa wadah komunal, kinerja pengangkutan sampah yang belum sesuai dengan yang dijanjikan, contohnya seringnya keterlambatan pengangkutan sampah, pengangkutan sampah yang hanya dilakukan sekali dalam sehari tetapi semestinya harus dua kali. Dari masalah-masalah tersebut maka perlu adanya pembenahan sendiri oleh Dinas Kebersihan terkait peran dan kinerjanya agar mereka bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan maksimal, yaitu mulai dari penyediaan wadah/tempat sampah bagi masyarakat, memperbaiki sistem pengangkutan sampah dan menghimbau masyarakat agar tetap menjaga kelestarian lingkungan dari sampah.

2. Peran Lurah dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Kelurahan hanya sebagai monitoring terhadap kinerja petugas kebersihan, serta


(49)

menghimbau masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dari sampah.

3. Kinerja yang masih kurang tersebut tidak lepas dari kendala-kendala yang dihadapi Dinas Kebersihan, seperti kurangnya pegawai, sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada di Dinas Kecamatan sendiri, serta dari masyarakat sendiri masih banyak yang membuang sampah sembarangan dan tidak mengindahkan himbauan yang sudah disosialisasikan Dinas Kebersihan terkait masalah sampah.

4. Untuk kondisi di TPA sendiri masih banyak terdapat masalah, baik itu sarana dan prasarana, pegawai yang bekerja di TPA, kondisi jalan yang sukar dilalui truk sampah, serta banayaknya truk sampah yang harus ditampung sedangkan TPA hanya ada satu unit.

VI.2 Saran

1. Dinas Kebersihan harus bisa menetapkan strategi yang tepat dalam mengatasi kendala-kendala yang mereka hadapi, untuk pewadahan sampah perlu adanya wadah komunal atau wadah bersama untuk masyarakat yang menampung sampah dalam volume besardisetiap gang atau jalan-jalan yang bukan jalan protokol, agar truk sampah lebih mudah untuk mengangkut sampah. Perlu menerapakan jadwal pengangkutan sampah yang tepat yaitu 2 (dua) kali sehari pagi dan sore. Untuk pemrosesan akhir perlu disiapkan TPA baru, karena TPA yang beroperasi saat ini hanya 1 sehingga menyulitkan truk-truk sampah untuk membongkar, karena harus


(50)

mengantri, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dalam sekali membongkar.

2. Dinas Kebersihan perlu berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Medan terkait kurangnya pegawai, sarana dan prasarana serta fasilitas yang mereka gunakan, sehingga Pemerintah Kota medan dapat menyiapkan suatu keluaran untuk membantu pemenuhan kebutuhan Dinas Kebersihan, baik berupa fasilitas, dana, maupun SDM.

3. Perlu adanya aturan-aturan terkait pelanggaran sampah oleh masyarakat, sehingga masyarakat tidak sembarangan dalam membuang sampah dan menjaga kelestarian lingkungan.

4. Dinas Kebersihan Kota Medan seharusnya memberikan wewenang kepada Lurah dalam mengurusi Kelurahan terkait masalah sampah karena yang lebih mengerti bagaimana kondisi Kelurahan adalah Lurah dan perangkat Kelurahan.

5. Untuk kedepannya Dinas Kebersihan Kota Medan harus bisa mengembangkan sistem pengolahan sampah yang berguna bagi masyarakat dan pemerintah, seperti pemanfaatan sampah menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis, menjadikan sampah sebagai suatu sumber daya seperti pemabangkit listrik. Sehingga sampah-sampah masyarakat tersebut tidak hanya dimusnahkan tetapi bisa bermanfaat bagi manusia dan lingkungan.


(51)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Menurut Zuriah (2006: 47) penelitian dengan menggunakan metode-metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang ilmiah.

II.2 Lokasi Penelitian

Dalam melihat dan menilai bagaimana peran dan kinerja dinas Kebersihan kota medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan daerah KotaMedan, maka peneliti menetapkan daerah kecamatan Medan Baru sebagai lokasi penelitian.

II.3 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian untuk digunakan sebagai data penelitian. Suyanto (2005 : 171) menjelaska bahwa Informan penelitian terbagi atas , yaitu :


(52)

1. Informan Kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Dinas Kebersihan kota Medan.

Dalam pengumpulan data dengan metode wawancara, peneliti menetapkan beberapa narasumber yang menjadi informan penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini yaitu informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui bagaimana peran Dinas Kebersihan Kota Medan, Sistem Penanganan dan Pengelolaan Sampah, masalah-masalah yang dihadapi dalam penanganan dan pengelolaan sampah Kota Medan, serta langkah-langkah dan program yang masih direncanakan dan sudah berjalan, yaitu :

a. Kepala Seksi Bidang Operasional Dinas Kebersihan Kota Medan yaitu bapak Zainal Arifin.SE

b. Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) TPA Terjun yaitu bapak Sutikno

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah kecamatan Medan Baru atau perangkat daerah Kecamatan Medan Baru lainnya.

Informan utama dalam penelitian ini adalah mereka yang berhubungan langsung dengan daerah yang ditetapkan peneliti sebagai wilayah untuk melihat bagaimana peran dan kinerja dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam menangani dan mengelola sampah yaitu Kecamatan


(53)

Medan Baru, dan yang dijadikan sebagai informan adalah perangkat daerah Kecamatan Medan Baru yaitu Lurah-lurah yang menjabat di Kecamatan Medan Baru, diantaranya :

a. Lurah Padang Bulan yaitu bapak Albena Boang Manalu, S.STP, MSP

b. Lurah Merdeka yaitu bapak Rushendra, S.Sos

c. Lurah Darat yaitu bapak Alexander Sinulingga, S.STP, M.Si d. Lurah Babura yaitu bapak A. Zukri Al Rasyid, S.Sos

e. Lurah Petisah Hulu yaitu bapak Yogi Prayoga, SIP f. Lurah Titi Rante yaitu bapak Bona Manuel T.S, SE, M.Si

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas ;

1. Teknik Pengumpulan Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian untuk mencari kebenaran dan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti, dalam penelitian pengumpulan data primer dilakukan dengan cara atau teknik wawancara dan observasi. a. Wawancara adalah proses tanya jawab antara peneliti dengan para

informanuntuk mendapatkan data yang diinginkan peneliti. Tipe wawancara yang digunakan adalah tipe wawancara berstruktur yaitu sebelum wawancara peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman


(54)

wawancara dan pertanyaan yang diajukan disusun sesuai dengan rumusan permasalahan yang sudah ditetapkan.

b. Observasi adalah pengamatan langsung oleh peneliti terhadap gejala-gejala yang ada di lapangan. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk melihat bagaimana peran, kinerja, dan kendala-kendala Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengelolaan sampah maka peneliti melakukan pengamatan mulai dari proses sampah berasal dari masyarakat sampai pada pemusnahan sampah. Hasil observasi tersebut di deskripsikan peneliti dengan tujuan menggambarkan bagaimana kondisi di lapangan.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang berasal dari buku-buku atau sumber-sumber lain maupun instrumen penelitian lain, yang dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data. Teknik ini dilakukan dengan cara, yaitu :

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen-instrumen seperti catatan-catatan atau dokumen, foto-foto, maupun gambaran langsung keadaan di lapangan. b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku, jurnal, maupun karya ilmiah lain yang berkaitan dengan penelitian.


(55)

II.5 Teknik Analisis Data

Menurut Singarimbun (1989), Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami serta di interpretasikan dengan melakukan pengelompokan data.

Dalam melakukan analisis data, menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009:246) ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti, yaitu :

1. Reduksi data

Tahapan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah tahapan menyajikan data, dengan tujuan akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasakan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan ini sebagai hipotesis dan bila didukung oleh data maka akan dapat menjadi teori.


(56)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan dambaan setiap individu maupun masyarakat, karena lingkungan yang bersih dan sehat menjamin mahluk hidup yang tinggal dilingkungan tersebut tidak akan mudah terserang penyakit. Kebersihan lingkungan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh setiap individu, baik masyarakat maupun pemerintah demi tercapainya kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat dalam menunjang kelangsungan hidup manusia.Kualitas lingkungan hidup yang sehat dan bersih harus dijaga kelestariannya agar kesejahteraan dan mutu hidup generasi mendatang lebih terjamin.

Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 BAB XI “Tentang Kesehatan Lingkungan” Lingkungan Sehat mencakup : lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum, bebas dari unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat.

Banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab suatu lingkungan dikatakan kurang sehat dan tidak bersih, salah satunya adalah sampah.Sampah adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan setiap orang, baik individu maupun keluarga serta kehidupan


(57)

masyarakat. Tetapi kerap kali kita mendengar banyak permasalahan yang ditimbulkan sampah mulai dari proses penanganan sampah yang berasal dari masyarakat, pengangkutan, sampai pengolahan sampah. Sehingga sampah perlu ditangani secara serius, karena bila tidak sampah dapat menimbulkan masalah seperti pencemaran lingkungan, sarang penyakit, kerusakan alam yang diakibatkan oleh sampah plastik, serta menimbulkan bencana seperti banjir.

Kebersihan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh pemerintah, dan salah satu caranya adalah mengurangi penyebab kerusakan lingkungan, contohnya sampah.Secara umum masalah sampah masih dianggap sebagai masalah sederhana dan kurang mendapat perhatian padahal jika ditelusuri lebih dalam, masalah sampah tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan manusia, dimana sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, menimbulkan penyakit, kerusakan alam serta menimbulkan bencana.

Kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi telah merubah pola kehidupan manusia dari yang sebelumnya hidup tradisional kemudian menjadi hidup modern, dengan berubahnya pola kehidupan dan aktivitas masyarakat pada akhirnya ikut merubah pula terhadap volume dan komposisi produksi sampah dewasa ini. Di waktu lalu sampah padat biasanya berasal dari sumber domestik (rumah tangga), namun hari ini berasal dari sumber industri dan pasar yang makin meningkat serta sampah dewasa ini justru lebih banyak mengandung bahan-bahan plastik, bebeda dengan pola lama yang umumnya hanya bahan-bahan organik yang mudah dimusnahkan.


(58)

Banyaknya masalah-masalah yang ditimbulkan sampah seperti pencemaran lingkungan sampai kepada terjadinya bencana sehingga menjadikan sampah tersebut sebagai suatu gangguan. Kondisi tersebut memaksa pemerintah pusat maupun pemerintah daerah saat ini untuk memacu kemampuan dalam mengelola sampah dengan baik dan benar, namun sayang niat pemerintah tersebut masih jauh dari memadai bila diukur dari sistem dan metode pengelolaan sampah yang efektif, aman , sehat, ramah lingkungan, dan ekonomis. Dapat dilihat dari masih banyaknya kota-kota besar yang belum bisa menangani dan mengelola masalah persampahan-persampahan di daerahnya, contohnya yang baru-baru ini menjadi bahan pembicaraan publik karena bermasalah dalam penanganan pengelolaan sampah yaitu daerah Provinsi DKI Jakarta, dimana tidak adanya TPA yang dijadikan tempat pemrosesan akhir sampah, sehingga sampah tertumpuk di TPS dan menyebabkan gangguan-gangguan yang merugikan.

Evaluasi terhadap pengelolaan sampah dibutuhkan untuk dapat memberikan masukan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan sampah agar terlaksana pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan.Hal ini menjadi semakin penting untuk direalisasikan karena adanya UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah. Menurut UU No. 18/2008 Tentang Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah [Pasal 1 ayat 5]. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (Pasal 4).


(59)

Pada saat ini banyak kota-kota besar yang kewalahan dalam pengelolaan dan penanganan sampah, hal ini bisa disebabkan semakin bertambahnya volume sampah yang harus dikelola daerah, sedangkan kondisi tempat atau lokasi pembuangan akhir sampah sudah over capacity, serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan masih kurang memadai, dan banyak kendala-kendala lain baik dari masyarakat maupun para pelayan publik yang mengelola kebersihan lingkungan.

Perkembangan penduduk di kota Medan yang sangat pesat tidak terlepas dari pengaruh dorongan berbagai kemajuan teknologi, transportasi dan sebagainya. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan..

Medan merupakan kota terbesar di wilayah Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan tergolong salah satu kota besar di Indonesia dengan luas wilayah lebih-kurang 26.510 Km2 yang dibagi atas 21 Kecamatan serta mencakup 151 Kelurahan, dengan jumlah penduduknya mencapai sekitar 2.135.516 Jiwa tahun 2013, serta menghasilkan jumlah timbulan sampah sekitar 1.543 ton perharinya (Data BPS Kota Medan, 2013). Timbulan sampah tersebut berasal dari sampah rumah tangga, sekolah atau lembaga pendidikan, perkantoran, industri, maupun pusat perdagangan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dalam suatu tempat yang disebut Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelum diangkut oleh


(60)

petugas kebersihan untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), beda halnya dengan sampah yang berserakan di jalan, parit, atau tempat-tempat umum yang membutuhkan jasa-jasa petugas kebersihan untuk menangani masalah tersebut. Berikut ini tabel Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan dari Tahun 1997-2012.

Tabel 1.1 Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan Tahun 1997-2012, Data BPS Kota Medan, 2013.

Dari tabel tersebut dijelaskan bagaimana perkembangan volume timbulan sampah dari tahun ke tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa volume timbulan sampah akan meningkat seiring berjalannya waktu, hal ini dapat disebabkan oleh kemajuan teknologi dan ilmu pendidikan yang menunjang tingginya konsumsi masyarakat akan produk-produk yang menghasilkan sampah, baik sampah


(61)

organik, an-organik, maupun sampah industri. Sehingga dibutuhkan peran serta lembaga-lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga serta meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan terutama masalah sampah.

Dinas Kebersihan merupakan salah satu lembaga pemerintah daerah yang bertugas untuk menangani dan mengelola masalah-masalah kebersihan lingkungan, Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan salah satu badan yang menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan, salah satunya adalah menangani dan mengelola sampah-sampah yang berada di sekitar lingkungan masyarakat maupun yang berasal dari masyarakat sehingga tidak menyebabkan gangguan bagi masyarakat, dan masyarakat juga harus untuk membayar retribusi yang dikenakan oleh pemerintah, sebagai bentuk kewajiban dan bantuan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan.

Salah satu lembaga pemerintah daerah Kota Medan yang memiliki tugas dan fungsi dalam menjaga kualitas lingkungan yang bersih dan sehat yaitu Dinas Kebersihan Kota Medan, dengan demikian peneliti tertarik untuk melihat bagaimana Peran dan Kinerja Dinas kebersihan Kota Medan dalam meningkatan kualitas kebersihan lingkungan daerah Kota Medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah, khususnya di Kecamatan Medan Baru.


(62)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yang dijadikan peneliti untuk memperjelas penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Baru?

2. Apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru?

3. Bagaimana kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru?

4. Apa saja kedala-kendala yang dihadapi Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini, yaitu :

1. Mengetahui bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Baru,

2. Mengetahui apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru,

3. Mengetahui bagaimana kinerja dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru, serta


(63)

4. Apa saja yang menjadi kendala-kendala Dinas Kebersihan dalam pengelolaan dan penanganan sampah di kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini, yaitu :

1. Secara ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis karya ilmiah berdasarkan kajian teori-teori yang diperoleh dari proses perkuliahan.

2. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian berikutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Pelayanan Publik

Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan pendududuk atas barang, jasa, atau pelayanan adminsitratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Menurut Kumorotomo (2004) pelayanan publik adalah pelayanan yang disediakan untuk publik, apakah disediakan secara umum atau disediakan secara khusus.Pelayanan publik ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditunjukkan untuk kepentingan masyarakat.Menurut Kementrian


(64)

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.Pada hakekatnya, pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur Negara sebagai abdi masyarakat.

Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, adapun asas – asas pelayanan publik adalah:

1. Kepentingan Umum, yaitu: Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingn pribadi/golongan.

2. Kepastian Hukum, yaitu: Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan.

3. Kesamaan Hak, yaitu: Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.

4. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, yaitu: Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan.

5. Keprofesionalan, yaitu: Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.

6. Partisipatif, yaitu: Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

7. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif, yaitu: Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil.

8. Keterbukaan, yaitu: Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.

9. Akuntabilitas, yaitu: Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, yaitu: Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan.

11. Ketepatan waktu, yaitu: Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.

12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan, yaitu: Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.


(65)

Selain itu, Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik dikelompokkan dalam beberapa jenis yang didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan, sebagai berikut:

1. Pelayanan Administratif, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikasi, izin – izin rekomendasi, keterangan tertulis, pembayaran pajak, dan lain – lainnya. Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikasi tanah, pelayanan IMB, pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akta kelahiran/ kematian).

2. Pelayanan Barang, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung sebagai unit atau individual atau satu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan prodk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya. Contoh pelayanan ini adalah pelayanan listrik, pelayanan air bersih, pelayanan telepon.

3. Pelayanan Jasa, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya. Pengoperasiannya berdasarkan suatu sistem pengoperasian tertentu dan


(1)

9. Teman-teman Keluarga Besar Ilmu administrasi Negara 2011 yang sudah ada dan bersama saya selama dalam bangku perkuliahan yang saya tidak bisa sebut namanya satu persatu, serta ikut membantu saya dalam penyelesaian kuliah. Saya ucapkan terima kasih, saya senang pernah mengenal dan duduk di bangku perkuliahan bersama kalian . 10. Teman-teman Kelompok 8 PKL Desa Sei Muka, Arnimisari Ambarita,

Bunga O. Rangkuti, Clara Manalu, Elvan Simatupang, Iin Purba, Laza Gunawan Sinuhaji, Monica Lubis, Rouli Simanjuntak, Wandi Napitupulu, Zoraya Rangkuti. Terimakasih buat pengalaman yang indah saat di Batubara.

11. Kawan-kawan Jangkrik, Andre Hutagalung, Basana Simatupang, Elvan Simatupang, Hartoko Boang, Karim Banchin, Laza Gunawan, Wandi napitupulu, Wandi Siagian. Terimakasih sudah jadi teman seperjuangan, gak jelas ntah perjuangan yang mana “gas trusss”.

12. Kawan-kawan kuliah uchi, fani, susi, yuni, manatar, elyas, novita, erlita, utomo, martin, candra wesly, dan teman-teman lain yang namanya tidak disebutkan. Terimakasih buat setiap kebersamaan dan dukungannya sewaktu masa kuliah.

13. Teman-teman satu kontrakan kak lusi, bang apos, piter, tio, desi, amen, gane, fredi, samuel, dan batara. Terimakasih buat waktu kebersamaan,


(2)

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih, Tuhan memberkati kita semua.

Medan, Juli 2016 Penulis,


(3)

ABSTRAK

Nama : Andrianus Saragi

Nim : 110903032

Departemen : Ilmu Administrasi negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul : Peran Dinas Kebersihan Kota Medan dalam Penanganan dan

Pengelolaan Sampah di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Baru)

Pada saat ini banyak kota-kota besar yang kewalahan dalam pengelolaan dan penanganan sampah, hal tersebut disebabkan karena meningkatnya jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.Selain itu masalah-masalah seperti kurangnya sarana dan prasarana, sumber daya manusia, kondisi TPA serta sistem yang diterapkan dalam penanganan dan pengelolaan sampah juga berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan sampah.Dinas Kebersihan merupakan lembaga pemerintahan yang bertanggungjawab dan berperan menangani masalah lingkungan di daerah, salah satunya masalah sampah.

Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif dengan menggunakaan wawancara langsung, observasi/pengamatan dan juga dokumentasi serta mengambil data dari kepustakaan yang relevan yaitu literatur, buku-buku serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu penyapuan dan pengumpulan sampah, pewadahan sampah, pengangkutan sampah, serta pemrosesan akhir sampah.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran dan kinerja dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Kecamatan Medan Baru masih belum bisa dikatakan baik, karena masih banyaknya keluhan terkait proses penanganan sampah mulai dari penyapuan dan pengumpulan sampah, pewadahan, pengangkutan sampai pemrosesan akhir di TPA. Oleh sebab itu perlu ada pembenahan oleh Dinas Kebersihan dalam menjalankan perannya, mulai dari peningkatan sarana dan prasarana, kualitas dan jumlah sumber daya manusia, serta sistem yang lebih baik dan efektif dalam penanganan dan pengelolaan sampah.

Kata kunci: Masalah Sampah, Penanganan dan Pengelolaan Sampah, Peran dan Kinerja


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Kerangka Teori... 8

1.5.1 Pelayanan Publik ... 8

1.5.2 Sampah ... 11

1.5.2.1 Jenis-Jenis Sampah ... 12

1.5.2.2 Sumber-Sumber Timbulan Sampah ... 13

1.5.2.3 Pengeloaan dan Penanganan Sampah ... 14

1.5.2.4 Sistem Pemusnahan/Pembuangan Akhir Sampah di TPA ... 16

1.6. Defenisi Konsep ... 17

1.7. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II METODE PENELITIAN ... 20

2.1. Bentuk Penelitian ... 20

2.2. lokasi Penelitian ... 20

2.3. informan Penelitian ... 20

2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 22

2.5. Teknik Analisa Data ... 24

BAB III DESKRIPSI LOKASI ... 25

3.1. Kecamatan Medan Baru ... 25

3.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Baru ... 25

3.2. Dinas Kebersihan Kota Medan ... 35

3.2.1 Sejarah Dinas KebersihanKota Medan ... 35

3.2.2 Gambaran Umum Dinas Kebersihan Kota Medan ... 38

3.2.3 Visi dan Misi Dinas Kebersihan Kota Medan ... 38

3.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan ... 38

3.2.5 Susunan Organisasi dan Dinas Kebersihan Kota Medan ... 40

3.2.6 Program dan Kegiatan Dinas Kebersihan Kota Medan ... 41


(5)

BAB VI PENUTUP ... 71 6.1. Kesimpulan ... 71 6.2. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1Volume Sampah di Kota Medan Tahun 1997-2012 ... 5

Tabel III.1Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Medan Baru ... 26

Tabel III.2Kepadatan Penduduk per Kelurahan di Kecamatan Medan Baru ... 27

Tabel III.3Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Medan Baru ... 28

Tabel III.4Banyaknya Rumah Tangga di Kecamatan Medan Baru ... 29

Tabel III.5Banyaknya Pasar, Pertokoan, Swalayan dan Supermarket ... 30

Tabel III.6Tempat Hiburan di Kecamatan Medan Baru ... 32

Tabel III.7Banyaknya Lembaga Keuangan di Kecamatan Medan Baru... 32

Tabel III.8. Struktur Organisasi Kecamatan Medan Baru... 34

Tabel III.9 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan ... 40

Tabel IV.1Hubungan antara Lurah dengan Petugas Kebersihan ... 52

DAFTAR GAMBAR Gambar III.1Peta Kecamatan Medan Baru ... 25

Gambar IV.1becak Motor yang Beroperasi di kecamatan Medan Baru ... 55

Gambar IV.2Bentuk Pewadahan Sampah yang Biasa di Pemukiman ... 59

Gambar IV.3Kondisi TPS yang berada di Kelurahan Babura ... 61

Gambar IV.4Becak Bermotor milik Bestari yang Beroperasi ... 62