RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR KAWASAN BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR KAMBITIN

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR RENCANA PROGRAM INVESTASI

INFRASTRUKTUR KAWASAN BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR KAMBITIN

  6

6.1. KONDISI EKSISTING BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR KAMBITIN

  Aktifitas pembenihan ikan yang dilakukan petani Init pembenihan Rakyat (UPR) di Kabupaten Tabalong Sebagai Penghasil Bibit Ikan,Khusunya di Desa Kambitin dan Kambitin Raya Kecamatan Tanjung, merupakan untung tombak dalam pengembangan kegiatan budidaya pembesaran ikan di Kabupaten Tabalong dan daerah sekitarnyaPada tahun 2000, wilayah Kabupaten Tabalong terkenal sebagai sentra pembibitan ikan di Pulau Kalimantan, khususnya ikan nila, mas, mujair dan patin yang terpusat di Desa Kambitin Raya dan Kambitin (Kecamatan Tanjung) dengan kapasitas produksi 12.200.000 ekor atau rata-rata diproduksi 100.000 ekor/ KK. Jangkauan pemasaran selain di wilayah Tabalong (30%) juga menjangkau Kabupaten Hulu Sungai Utara (25%), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (7%), Kabupaten Hulu Sungai Selatan (3%), Provinsi Kalimantan Tengah (30%), dan Provinsi Kalimatan Timur (5%).

  Desa Kambitin dan Kambitin Raya yang terletak di 2˚12’22” - 2˚17’15” Lintang Selatan dan 115˚19’- 115˚24’ Bujur Timur, merupakan ujung tombak dalam pengembangan kegiatan budidaya 2 pembesaran ikan di Kabupaten Tabalong dan sekitarnya. Luas wilayah Desa Kambitin 27,85 km , terletak 15 km dari Kota Tanjung. Kondisi geografisnya : Tinggi tempat dari permukaan laut 20,22 m. Curah hujan rata-rata per tahun 2. 179,1 mm dan keadaan suhu rata-rata 25 – 32 derajat celcius.

  Pada tahun 1999 ketika dicanangkan oleh Gubernur Kalimantan Selatan sebagai Desa Perbenihan, luas kolam tempat pembenihan ikan di Desa Kambitin 93 hektar, dengan pembenih ikan (UPR)

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  sebanyak 122 KK, sedangkan produksi bibit pada tahun tersebut lebih dari 12 juta ekor, dimana sekitar 95% diantaranya adalah bibit ikan mas di tahun 1999 tersebut.

Tabel 6.1 Orbitasi Dan jarak Tempuh Kawasan

NO ORBITASI DAN JARAK TEMPUH KETERANGAN

  1 Jarak ke ibukota Kecamatan 15 km

  2 Jarak ke ibukota Kabupaten 12 km

  3 Jarak ke ibukota Propinsi 253 km

  4 Waktu tempuh ke ibukota Kecamatan O,5 jam

  5 Waktu tempuh ke ibukota Kabupaten 0,25

  Pusat Perekonomian yang ada di desa Kambitin Raya dilihat dari sarana pasar yang ada maka tempat kegiatan jual beli untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dapat memberikan kemudahan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Disamping itu pula ada pedagang-pedagang yang selalu berjualan di desa ini yang menyediakan atau berjualan bermacam-macam kebutuhan masyarakat. Disamping dalam kegiatan pasar (ekonomi) masyarakat dalam arti jual beli yang dilakukan oleh masyarakat dengan pembeli terjadi di desa tersebut seperti hasil perkebunan dan hasil perikanan. Dengan adanya pasar di desa ini kehidupan perekonomian masyarakat sangat baik. Karena masyarakat tidak lagi menuju pasar yang lain sehingga masyarakat tidak mengeluarkan biaya transfortasi.

  Di tahun 2003, luas kolam yang tergarap sudah mencapai 130 hektar, tetapi yang aktif berproduksi hanya 88,1 hektar. Dari luasan tersebut, yang dimanfaatkan khusus untuk kegiatan pembenihan seluas 28 hektar. Kemudian lahan yang dimanfaatkan untuk pembesaran seluas 9,4 hektar, sisanya seluas 50,7 hektar dimanfaatkan bersama-sama untuk pembenihan dan pembesaran.

  Jumlah pembudidaya ikan yang ada di Desa Pembenihan di tahun 2003 sebanyak 146 orang, yang terdiri dari pembenih sebanyak 50 orang, pembudidaya ikan pembesaran 32 orang, dan 64 orang yang melakukan kedua kegiatan.Desa Kambitin Raya pada awalnya merupakan pemekaran dari desa Kambitin Kecamatan Tanjung. Sebagai lokasi transmigrasi, mayoritas penduduknya adalah transmigrasi yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Barat dengan mata pencaharian sebagai petani.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

Gambar 6.1 Aktivitas Pembenihan Ikan di Kambitin

  Kegiatan perikanan, khususnya pembenihan ikan, mulai dilakukan masyarakat Kambitin Raya pada sekitar tahun 1987. Dengan kejeliannya melihat potensi, lahan pertanian yang digunakan untuk bercocok tanam berubah menjadi unit-unit perkolaman.Usaha pembenihan ikan mulanya hanya dilaksanakan satu dua orang. Adapun jenis ikan yang dikembangkan adalah ikan mas (Cyprinus

  

carpio). Keberhasilan beberapa orang pembenih menghasilkan bibit ikan ini rupanya mendorong

warga lainnya untuk ikut serta membenihkan ikan.

  Kemauan dan kerja keras merupakan modal dasar bagi pembenih ikan dalam melaksanakan usahanya. Peran pemerintah turut aktif mendorong berkembangnya usaha pembenihan, baik melalui pelatihan teknologi pembenihan ikan maupun pemberian paket sarana produksi seperti induk dan peralatan perbenihan kepada pembenih ikan. Dalam kurun waktu 1988-2002, telah diserahkan sekitar 190 paket bantuan induk kepada pembenih ikan. Desa Kambitin raya merupakan desa yang berada di perbatasan bentot (kalteng) dengan mayoritas penduduknya adalah penduduk transmigrasi, desa ini memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi yaitu perkebunan karet dan budidaya perikanan, dan peternakan sapi yang sudah di kelola dengan biogas namun terdapat kendala utama yaitu rendahnya kualitas jalan utama yaitu jalan utama desa yang menghubungkan desa Kambitin. Sehingga menghambat perkembangan ekonomi

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

Gambar 6.2 Reaktor dan Kompor Biogaz Tabel 6.2 Pemberian Paket Bantuan Induk Ikan kepada UPR periode 1998-2002

  TAHUN JUMLAH JENIS IKAN KETERANGAN PENERIMA 1998/

  30 KK Ikan Mas Proyek Bantuan Penangkar Benih/ Bibit Pertanian 1999 (APBN) 2000

  25 KK Ikan Mas Proyek Pemberdayaan Penangkar Bibit Pertanian (APBN)

  30 KK Ikan Patin, Nila Proyek Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Gift, Jelawat (APBD I) 2001

  75 KK Ikan Mas Proyek Pembenihan Penangkar BenihIkan Mas (APBD

  

II)

  10 KK Ikan Mas Proyek PPWT (APBN II) 2002

  20 KK Ikan Mas, Nila Proyek Pengembangan Usaha Perikanan (APBD II) Sumber : Profil Desa Perbenihan Kabupaten Tabalong Tahun 2003 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  Perkembangan kegiatan perbenihan sangat tergantung pada perkembangan kegiatan pembesaran, baik pembesaran di kolam, karamba, minapadi, jaring apung, dan budidaya pembesaran lainnya. Semakin maraknya usaha budidaya menjadikan kegiatan pembenihan ikan berkembang pesat.

  

Tabel 6.3.

Perkembangan Kegiatan Perbenihan Kabupaten Tabalong

  PRODUKSI JUMLAH UPR LUAS AREAL TAHUN BENIH (UNIT) (Ha)

  (1000 ekor) 1995 103 75,65 7.513 1996 114 82,65 7.500 1997 114 82,65 6.500 1998 114 82,65 12.000 1999 122 105,25 12.640 2000 142 108,25 16.440 2001 142 108,25 18.289

  Sumber : Profil Desa Perbenihan Kabupaten Tabalong Tahun 2003

  Semua UPR tersebut di tahun 2003 tergabung dalam 5 kelompok UPR, yaitu Kelompok Sri Lestari, Sido Makmur, Barokah Jaya, Mualia Bakti, dan Jaya Mukti.

  Terbentukanya kawasan sentra produksi benih ikan di Kabupaten Tabalong, yang terletak di desa kambitin yang kemudiam dikenal sebagai Desa Perbenihan, merupakan buah dari rangkaian proses panjang. Kejelian masyarakat setempat melihat potensi yang ada disekitarnya dan kerja keras tanpa pamrih, telah merubah wajah desa dan kehidupan mereka. Dicanangkannya sebagai Desa Perbenihan bukan tujuan akhir melainkan sebuah awal. Ada tugas dan tanggung jawab besar menanti sebagai kosekuensi dari pencanangan tersebut, yaitu bagaimana mengelola dan mengembangkannya lebih lanjut. Di Desa Kambitin terdapat Balai Benih Ikan (BBI) milik Pemerintah Kabupaten Tabalong, dibawah Dinas Perikanan. Fungsi BBI Kambitin-Jaro :

  1. Membantu BBI Sentral untuk pengadaan dan penyaluran induk unggul kepada UPR dalam rangka menunjang UPR dan pengendalian mutu benih.

  2. Menghasilkan benih untuk keperluan penebaran di perairan umum, untuk penyuluhan dan bila perlu untuk mengisi kekurangan benih yang dihasilkan UPR. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  3. Membantu BBI Sentral dalam melaksanakan uji lapang teknologi pembenihan yang lebih baik.

  4. Menyebarluaskan teknologi pembenihan yang sudah teruji di lapangan kepada UPR.

  KEPALA UPTD SUB BAGIAN TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Gambar 6.3 Bagan Susunan Organisasi UPT Balai Benih Ikan Lokal Kambitin-Jaro

  Tugas Pokok : 1. Menerapkan dan menyebarluaskan teknologi pembenihan.

  2. Menyediakan dan menyalurkan benih ikan yang bermutu. Visi Balai Benih Likal adalah terwujudnya Balai sebagai institusi pemberi layanan yang bererientasi agribisnis dan berbasis potensi daerah dalam rangka penyediaan benih unggul dan induk sesuai dengan tingkat kebutuhan pengguna. Misi.Rumusan misi merupakan hasil penjabaran dari visi dan mencerminkan tugas pokok dan fungsi Balai Benih Ikan Kambitin-Jaro yang diemban adalah :

  1. Mengembangkan dan meningkatkan produksi serta distribusi benih ikan calon induk dan induk yang bermutu.

  2. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi mutu benih dan induk 3. Menerapkan dan menyebarluaskan teknologi perbenihan ikan kepada pelaku perikanan.

  4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan. Kawasan Perikanan Kambitin dibuka sejak tahun 1999, merupakan kawasan bebas banjir. Kawasan ini memiliki BBI, dengan luas BBI Kambitin 5,25 Ha dengan areal perkolaman 2,18 ha. Jaraknya dari Ibukota Kabupaten (Tanjung) sejauh 15km dan dari Kota Banjarmasin sejauh 240 km. Lokasinya yang berada di Saluran Irigasi (Check Dam) dari Air Pegunungan, mendapatkan suplai air dari saluran primer. Dengan kondisi klimatologi ;  Bulan Oktober s/d April (musim hujan), terdapat air dengan kuantitas dan kualitas cukup baik.  Bulan April s/d September (musim kemarau), mengalami penurunan volume air karena volume di check dam berkurang. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  Air di BBI Kambitin ini memiliki tingkat keasaman dengan pH lebih dari 6, dengan debit air minimal 20 s/d 30 liter/ detik, dengan konstruksi kolam beton.

  

Tabel 6.4.

Keragaan Induk dan Calon Induk Berdasarkan Berat Rata-Rata dan Produktivitasnya Tahun

2009 UPT BBI Lokal Kambitin

  CALON INDUK JANTAN BETINA TAHUN BOBOT BOBOT

NO NAMA IKAN STRAIN/ ASAL JUMLAH BERAT JUMLAH BERAT JUMLAH BERAT PRODUKTIVITAS

RATA2 RATA2 SIAM/ SUKABUMI 1998, 2000 100 1,5 PENGADAAN (EKOR) (KG) (EKOR) (KG) (EKOR) (KG) 86 3,00 258,00 (KG) (KG) 94 4,00 376,00 PRODUKTIF

  1 PATIN SIAM JAMBAL/ BANJARBARU 10 5,00 50,00 7 5,00 35,00 BELUM PRODUKTIF

  2 PATIN JAMBAL 2006 MAJALAYA (F3)/ 2004, 2008 98 0,70 68,00 89 3,00 267,00

  3 MAS BANJARBARU, SUKABUMI 59,25 PRODUKTIF

  

4 NILA BBAT MANDIANGIN 2009 100 0,25 25,00 237 0,25 PRODUKTIF

KARANG INTAN (F2) 30 0,30 9,00 70 0,30 21,00 PRODUKTIF MERAH PUTIH WANAYASA (F3) 2009 1.200 0,2 BELUM PRODUKTIF 2008

  5 GURAMI LOKAL/ BANJARBARU 2006, 2009 LOKAL/ AMUNTAI 4 0,8 12 1,00 12,00 8 2,00 18,00 10 1,00 16,00 BELUM PRODUKTIF 9 2,00 18,00 BELUM PRODUKTIF

  6 PIPIH 2006, 2009 LOKAL/ TANJUNG 2006 22 1,70 37,40 90 1,80 16,20 BELUM PRODUKTIF

  7 BAUNG LOKAL/ BANJARBARU 20 2,00 40,00 12 2,00 24,00 PRODUKTIF

  8 LELE 2008, 2009 LOKAL/ TANJUNG 2007,2008,2009 120 0,05 6,00 200 0,10 40,00 PRODUKTIF

  9 BETOK 1.304 2,5 506 16,00 523,40 818 19,45 872,45 JUMLAH Sumber : BBI Kambitin – Jaro

Tabel 6.5.

  

Produksi Perikanan di BBI tahun 2005 s/d tahun 2009 (ton)

  NO NAMA IKAN 2005 2006 2007 2008 2009*)

  1 PATIN 368.732 357.324 275.745 111.000 120.850

  2 NILA 38.075 103.160 87.975 110.810 81.400

  3 MAS 106.600 33.300 62.800

  4 BAUNG 2.500

  5 GURAMI 449 106.600 200

  6 BETOK 2.500 55.000 60.250

  7 PATIN JAMBAL 200

  8 PIPIH

  9 LELE 8.150

  JUMLAH 407.256 569.784 473.020 310.110 333.450

  Sumber : BBI Kambitin – Jaro RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000

  2005 2006 2007 2008 2009*) PATIN NILA MAS BAUNG GURAMI BETOK PATIN JAMBAL PIPIH LELE Tabel 6.6.

  Daftar Setoran PAD BBI Kambitin-Jaro (Rupiah)

  NO NAMA IKAN 2005 2006 2007 2008 2009*)

  1 PATIN 34.926.024 33.099.500 26.688.687 30.525.000 32.462.250

  2 NILA 1.544.000 4.112.500 3.464.250 11.194.000 10.551.500

  3 MAS 6.399.000 5.461.500 12.742.500

  4 BAUNG 798.000 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR 40.000.000

  5 GURAMI 565.000 983.000 18.000

  6 BETOK 11.000.000 12.100.000

  7 PATIN JAMBAL

  8 PIPIH

  9 LELE 1.222.500

  37.035.024 38.195.000 37.367.937 58.180.500 69.078.750 JUMLAH

  Sumber : BBI Kambitin - Jaro

SETORAN PAD BBI KAMBITIN-JARO

  35.000.000

TAHUN 2005-2009

  30.000.000 PATIN 25.000.000 NILA MAS

  20.000.000 BAUNG 15.000.000 GURAMI BETOK

  10.000.000 PATIN JAMBAL 5.000.000 PIPIH LELE

  2005 2006 2007 2008 2009*)

A. Kondisi Jalan

  Dalam kontek dengan sarana vital di desa yang berhubungan dengan sarana prasarana fisik (Hard Infrastrukture) seperti jalan yang merupakan sarana utama bagi masyarakat desa. Desa Kambitin Raya sebagian besar dihuni oleh orang-orang transmigrasi. Jalan Raya yang melintas desa Kambitin Raya merupakan jalan Desa yang menghubungkan ke Desa lain. Dan ada juga jalan pengerasan sirtu yang panjangnya kurang lebih 19 km yang menuju ke perkebunan karet. Dengan Kondisi jalan buruk artinya sebagian dapat dilalui dengan kendaraan roda 4 ( empat) dan hanya dapat di lalui dengan kendaraan roda 2 (dua). Pembangunan jalan tersebut bersumber dari dana pemerintah (APBD) dan ada juga dari dana Bantuan Luar Negeri (Loan) yaitu Proyek PKP2D yang realisasinya akan dilaksanakan pada tahun ini. Disamping jalan tersebut di atas terdapat jalan titian persawahan untuk mempermudahkan bagi masyarakat desa menuju ke persawahan dan membawa hasil pertanian yang dibuat dengan swadaya masyarakat dengan jarak kurang lebih 320 meter. Kondisi titian tersebut buruk hanya dapat dilalui oleh sepeda dan pejalan kaki. Jalan utama ini sangat rusak sehingga menghambat pendistribusian kegitan ekonomi.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

Gambar 6.4 Infrastruktur jalan di desa Kambitin Raya

  Jembatan yang melintasi desa Kambitin Raya terdapat 14 unit yang berukuran 4 x 4 meter terbuat dari kayu ulin. Diantara jembatan tersebut ada kondisinya yang baik dan ada juga yang buruk Didalam Rt 1 terdapat jembatan semi dengan ukuran 18 meter. Sumber dana pembangunan jembatan tersebut dari APBD.

  Untuk memenuhi kebutuhan perairan (sawah) terdapat saluran irigasi yang dana berasal dari Proyek PMDKI serta swadaya masyarakat. Panjang irigasi tersebut kurang lebih 6 km dengan kondisi saat ini sangat buruk tidak berfungsi seperti apa yang diharapkan oleh masyarakat setempat. Padahal dengan keberadaan irigasi ini dirasakan oleh masyarakat untuk pengairan di persawahan. Dengan keadaan irigasi tersebut kurang memberikan kontribusi kepada masyarakat petani.sehingga perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan hasil pertanian dan perikanan

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  Dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga di desa Kambitin Raya terdapat sebuah pasar atau tempat jual beli, yang dikelola oleh swadaya masyarakat dan proyek PMDKI. Pasar di desa kambitin raya tiap hari kamis dengan konsumen karyawan perusahaan dan para petani karet karena mayoritas penduduknya adalah petani karet dan hasil perikanan Dalam memenuhi sarana air bersih (SAB) yang ada di Desa Kambitin Raya sebagai sarana untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan keperluan lainnya. Di desa Kambitin Raya tusahaan dan n kondisi baik juga terdapat 60 unit Sumur Gali Air Bersih yang letaknya dari Rt 1 – 15 dengan pembangunannya swadaya masyarakat setempat. Mata air ini tidak pernah kering dan sekarang sering di manfaatkan oleh perusahaan isi.

Gambar 6.5 Sumber mata air dan tempat penampungan

B. Proyek Yang Masuk Desa

  Di desa Kambitin Raya ada beberapa proyek yang dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun terakhir seperti proyek APBD yang ditangani oleh Pemerintah Daerah, PKP2D yang didanai oleh bantuan luar negeri Loan OECF dan JBIC, yang pada sasarannya merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin dalam rangka menunjang kebutuhan masyarakat desa.Peluang yang didapatkan dari berbagai proyek tersebut diatas cukup bagus dalam mengatasi permasalahan masyarakat khususnya masyarakat miskin dan prasarana yang kurang memadai. Keberadaan Proyek-proyek tersebut di atas merupakan suatu kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan kemampuannya (Peningkatan SDM) dalam melakukan perbaikan terhadap permasalahannya baik itu ekonomi mauoun keswadayaan masyarakat. Desa Kambitin Raya dilihat dari letak geografisnya, sarana dan prasarana wilayah seperti akses ekonomi, aparat desa dan pemerintah, dalam kehidupan sosial dan budaya serta swadaya

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  masyarakat memberikan kontribusi yang sangat baik dalam kerangka pemberdayaan masyarakat yang melalui program-program pemerintah.

6.1.1 Permasalahan, Analisa Penanganan Dan Rekomendasi

  Berbagai sarana vital yang ada dan terdapat Kebutuhan yang sangat mendesak sehingga harus dipenuhi dalam Waktu beberapa jam. Hasil interview dan kunjungan langsung ke Lokasi dinyatakan oleh masyarakat bahwa Kebutuhan tersebut adalah :

  1. Sarana Jalan yang cukup baik dan masih ada jalan perkerasan Juga ada jalan yang rusak sehingga mengganggu aktivitas atau Kegiatan yang dilakukan masyarakat.

  2. Dengan tidak diperbaiki aliran sungai atau irigasi persawahan Maka bisa mengakibatkan turunnya hasil produksi pertanian.

  Usaha pembenihan yang dilakukan UPR telah berjalan puluhan tahun. Dalam kurun waktu berjalan, cukup banyak permasalahan yang harus dihadapi, mulai terbatasnya sarana dan prasarana produksi hingga pemasaran bibit. Permasalahan mendasar yang masih dihadapi pembenih ikan adalah menyangkut pengairan. Kondisi cekdam sebagai sumber air yang cukup memprihatinkan (di tahun 2003) ditambah lagi dengan belum berfungsinya pendistribusian air dengan baik, menyebabkan permasalahan pengairan menjadi momok bagi pembenih ikan. Di kalan musim hujan, terkadang cekdam yang ada tidak mampu menampung curahan air hujan dan saluran air yang ada juga tidak mampu mengalirkannya, maka tidak jarang terjadi banjir yang melanda kolam-kolam UPR. Sebaliknya pada musim kemarau, suplai air sangat sedikit. Karena saluran air yang ada kurang tertata sesuai fungsinya, hampir semua unit perkolaman dipaksa untuk menerapkan sistem pengairan pararel (air dari kolam ke kolam). Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap aktivitas pembenihan, yang memerlukan air yang berkualitas.

  Permasalahan lain yang sering ditemui adalah menyangkut pemasaran bibit. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya permasalahan pemasaran bibit, antara lain :  Tidak semua UPR dalam memproduksi bibit ikan memperhatikan tingkat permintaan pembeli bibit, sehingga terkadang terjadi lonjakan produksi yang tidak mampu terserap pasar. Akhirnya

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  pembenih ikan dihadapkan pada pilihan harus menurunkan harga agar bibit yang dihasilkan bisa laku.  Tidak semua UPR berada di kawasan yang mudah dijangkau pembeli bibit, apalagi kondisi jalan yang menuju UPR tersebut kurang baik terutama jalan poros desa kmabitin- kambitin raya (2003). Sehingga UPR yang berada “dipinggiran” sulit untuk bersaing memasarkan bibit yang dihasilkannya.

   Kelompok kurang berfungsi sebagai wadah memecahkan permasalahan. Untuk mengeliminir permasalahan di atas, selain memperbaiki prasarana jalan menuju kantong produksi, adalah mengaktifkan peran kelompok atau menciptakan sebuah wadah berupa jaringan informasi pasar, bukan tempat, yang bisa menjembatani antara pembenih dengan pembenih dan antara pembenih dengan pembeli bibit. Melalui wadah ini diharapkan segala permasalahan menyangkut harga, kouta produksi, transportasi, dan lain sebagainya, bisa dikomunikasikan dan dipecahkan bersama. Permasalahan dan analisa dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu rencana BBI sebagai pusat kegiatan kawasan dan rencana pengembangan kawasan sendri yang meliputi Desa Kambitin dan Kambitin Raya. Kendala dan permasalahan yang dihadapi BBI, meliputi :

  1. Terbatasnya kualitas teknis sumber daya manusia dalam arti untuk peningkatan fungsi BBI dalam arti sesungguhnya, seperti membina UPR, penyediaan induk dan benih bermutu sesuai dengan SNI, monitoring mutu benih (pengamat mutu benih).

  2. Sarana dan prasarana yang ada belum dapat dimanfaatkan secara optimal.

  3. Keterbatasan teknologi yang ada terutama yang berkaitan dengan teknologi atau penanganan, pengendalian hama dan penyakit (pengamat hama dan penyakit).

  4. Keterbatasan sumber daya air dari segi kuantitas.

  5. Belum adanya ketegasan yang jelas antara BBI Sentral, BBI Lokal dan Dinas Kabupaten. Selama 7 tahun terakhir Kawasan Budidaya Perikanan Kambitin terus mendapatkan pembinaan dan pengembangan baik dari alokasi APBD dan APBN. Sejak tahun 2004 hingga 2006 dana DAK- APBN diturunkan melalui Dinas Perikanan untuk kepentingan pembangunan perikanan di masyarakat luas di Desa Kambitin dan Kambitin Raya, di tahun 2005-2008 BBI mendapatakan DAK- APBN untuk peningkatan kawasan BBI antara lain peningkatan kualitas kolam yang ada. Dan

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  ditahun 2009 jalan poros yang menghubungkan desa Kambitin Raya, Kambitin dengan luar kawasan sepanjang kurang lebih 4 km mendapatkan perbaikan dan peningkatan kondisi aspal dari APBD Kabupaten Tabalong.

A. Konsep Tata Ruang Agropolitan/ Minapolitan Berbasis Manusia Petani Sebagai Sentrum

  Tata Ruang Agropolitan hendaknya justru menyambung dan memperkuat jalinan-jalinan yang telah terbentuk. Tatanan baru harus memperkuat dan mengembangkan kebanggan lokal yang telah dimiliki. Esensinya adalah bagaimana membawa agenda urbanism ke wilayah pikir dan fisik ruang perdesaan, terdapat 8 proposisi dalam rumusan agropolitan ; 1) Merubah daerah pedesaan dengan memperkenalkan unsur-unsur gaya hidup kota 2) Memperluas hubungan sosial di pedesaan sampai keluar batas-batas desa, sehingga terbentuk suatu ruang sosio-ekonomi dan politik yang lebih luas, atau agropolitan disctrict. 3) Memperkecil keretakan sosial (social dislocation) dalam proses pembangunan, memelihara kesatuan keluarga, memperteguh rasa aman, dan memberi kepuasan pribadi dan sosial dalam membangun suatu masyarakat baru. 4) Memadukan kegiatan-kegiatan perikanan dan non perikanan didalam lingkungan masyarakat yang sama dalam kerangka memperbanyak kesempatan kerja yang produktif 5) Pengembangan sumberdaya manusia dan alam untuk peningkatan hasil perikanan, pengendalian tata air, pekerjaan umum, jasa-jasa, dan industri yang berkaitan dengan perikanan. 6) Merangkai agropolitan district menjadi jaringan regional. 7) Menyusun suatu pemerintahan dan perencanaan yang mampu memberikan wewenang kepada agropolitan district untuk mengambil keputusannya sendiri. 8) Menyediakan sumber-sumber keuangan untuk membangun agropolitan. Pilihan atas model pola dan struktur ruang kawasan agropolitan yang telah digambarkan diatas tentu akan membawa konsekuensi pentingnya menegakkan salah satu pola dan struktur ruang yang ditawarkan tersebut, eksistensi agropolitan juga memerlukan tatanan-tatanan lain yang diperlukan untuk menyangga atau mendukung pola dan struktur ruang yang dimaksud. 1) Tata Sosial Agropolitan, yang pada hakekatnya memberikan perlindungan kepada tata sosial masyarakat petani lokal saat ini agar tidak tergeser kelak kemudian hari oleh aktor-aktor yang berasal dari luar region. Tata sosial ini juga berkaitan erat dengan tata kepemilikan lahan

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  pertanian/ perikanan, tata produksi, dan tata pemasaran. Tata agropolitan hendaknya tidak menciptakan tata sosial baru yang asik bagi masyarakat lokal, sehingga membuka kemungkinan terpentalnya masyarakat lokal dari wilayahnya sendiri. 2) Tata Ekonomi Agropolitan, memberikan perlindungan dan ketentuan mengenai skala ekonomi dan kegiatan-kegiatan ekonomi yang harus dikembangkan, yang boleh dikembangakan, dan yang tidak boleh dikembangkan (agar tata ekonomi masyarakat lokal tidak rusak). 3) Tata Fisik - Spasial Agropolitan, merupakan upaya penguatan dan pengembangan tata ruang dan infrastruktur yang diperlukan untuk menganyam serta memperkuat tata sosial, tata ekonomi, dan tata sumberdaya pertanian/ perikanan yang ada. Tatanan ruang dan fisik ini juga berkaitan dengan tata kepemilikan lahan pertanian dan mekanisme pengawasan pembangunan. 4) Tata Sumberdaya Pertanian / Perikanan Agropolitan/ Minapolitan, memberikan ketentuan dan perlindungan mengenai sebaran ruang dari tiap-tiap komoditas pertanian/ perikanan serta ketentuan teknis-ekologis yang disyaratkan. 5) Tata Institusi Agropolitan, memberikan perlindungan dan ketentuan mengenai penguatan- penguatan mekanisme hubungan institusional (horisontal dan vertikal) antara lembaga- lembaga adat, organisasi kemasyarakatan, lembaga-lembaga pemerintah, dan para pemanku kepentingan yang lain, dengan fokus perhatian pada tata kegiatan agropolitan (tata produksi- tata pemasaran) yang berpihak dan mengarah pada perlindungan dan penguatan petani lokal. Sebagai konsep yang lahir dari rahim paradigma utopian planning, agropolitan memang justru menuntut adanya peran pemerintah yang kuat untuk melindungi eksistensinya. Tanpa adanya perlindungan dari pemerintah (terutama menyangkut aspek development control dan penguatan

  

teritorial-based identities), eksistensi wilayah Agropolitan sulit untuk ditegakkan, bertahan dan

berlanjut.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  B. Peningkatan Dan Pengembangan Infrastruktur

  Sebagai wilayah yang diharapkan kedepan dapat menjadi pusat pengembangan maka perlu dilakukan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan program- program pembangunan kawasan permukiman yang komprehensif, terpadu dan berkelanjutan dengan mengedepankan prisip-prisip perencanaan partisipatif dan pendekatan Tridaya (fisik/lingkungan, sosial dan ekonomi), yang sebenarnya merupakan aktualisasi dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagai upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Untuk itu untuk perlu dilakukan : 1) Pembangunan jalan utama desa baik jalan kolektor, maupun jalan lokal karena menghambat kegiatan ekonomi

  Jalan utama di Desa Kambitin Raya ini sebagai penghambat pergerakan pendistribusian hasil perkebunan dan perikanan sehingga perlu di tinggkatkan perkerasan dan kondisi jalan 2) Peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan.

  Sasarannya adalah terlaksananya peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan. 3) Pengembangan wilayah terisolir.

  Sasarannya adalah terbangunnya jalan dan jembatan wilayah terisolir. 4) Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi.

  Sasarannya adalah terpenuhinya sarana pengairan dan irigasi untuk keperluan pertanian.

  C. Pertumbuhan Ekonomi

  Dari kondisi pertumbuhan ekonomi maka menjadi tantangan ke depan untuk mendongkrak pertumbuhan dari sumbangan sektor-sektor ekonomi untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat melelui : 1) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  2) Meningkatkan Kondisi Ekonomi masyarakat miskin khususnya agar lebih baik / meningkat dari sebelumnya sehingga dapat meringankan beban kehidupan dan dapat hidup lebih layak secara manusiawi. 3) Agar Kondisi Lingkungan Permukiman (Sarana Prasarana) menjadi lebih baik sehingga mampu mendukung kehidupan masyarakat secara layak. 4) Pengembangan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai daerah agraris, sesuai kompetensi dan produk unggulan daerah berbasis sumber daya alam dan sumber daya manusia. 5) Mengoptimalkan peran Pemerintah dalam mengkoreksi ketidak sempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar, melalui regulasi , layanan publik, subsidi dan insentif yang dilakukan secara transparan. 6) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat miskin. 7) Penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat. 8) Peningkatan kapasitas atau kemampuan masyarakat miskin agar mampu bekerja dan berusaha lebih produktif ditunjang lingkungan yang memadai 9) Pengembangan keswadayaan dan budaya usaha masyarakat miskin. 10) Sasarannya adalah meningkatnya kewirausahaan masyarakat miskin. 11) Perluasan dan perkuatan lembaga pendukung usaha pengusaha kecil dan menengah Pengembangan perikanan yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata pancing kedepannya merupakan potensi alam yang dapat dikembangkan selain dengan kegiatan perlombaan. Karena kawasan kambitin raya ini dekat dengan perusahaan yaitu BCL (Perusahaan sawit) dan Cakung (Perusahaan Karet) sehingga masyarakat mencari hiburan di waktu musim libur, jadi perlu adanya tempat refresing yang menunjang. Kebun karet yang ada di desa Kambitin Raya yaitu jenis karet okulasi bibit unggul bekerja sama dengan perusahaan CAKUNG sehingga mempunyai kualitas unggul dibanding perkebunan karet daerah lainnya.Peternakan pengemukan sapi yang ada di RT 5 dan 6 ini telah di kembangkan dengan system Biogas sehingga dapat membantu warga dalam menggurangi tingkat pencemaran selain itu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan penghasil bahan bakar, dalam kedepannya dapat di kembangkan di seluruh Desa Kambitin raya, karena daerah ini penghasil rumput yang bagus

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

D. Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam

  1) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam yang serasi, terarah dan terkendali dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan teknologi yang ramah lingkungan (environment friendly). 2) Meningkatkan potensi sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan peningkatan keragaman sumber. 3) Meningkatkan kemampuan Daerah dalam mengelola sumberdaya alam yang berkelanjutan sebagai perwujudan dari otonomi daerah. 4) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam secara bertanggung jawab, dan berazaskan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable), yang ada di wilayahnya melalui sistem dan peraturan yang berpihak kepada masyarakat lokal. Sumber mata air yang dapat di kembangkan menjadi air isi ulang kemasan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Kambitin raya ini, karena sumber mata airini tidak pernah kering dan dalam penenlitian Laboratorium layak diminum seperti air isi ulang yang bermerk

6.1.2 Target Dan Sasaran

  Terwujudya infrastruktur penunjang kegiatan produksi dan pemasaran, dalam 5 tahun kegiatan budidaya dan penunjang produksi, seperti jalan usaha tani, tata air pada cek dam dan lainnya menjadi lebih baik.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

6.1.3 Usulan Program Dan Rencana Kegiatan

  Usulan program dan rencana kegiatan dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu rencana BBI sebagai pusat kegiatan kawasan dan rencana pengembangan kawasan sendri yang meliputi Desa Kambitin dan Kambitin Raya. Dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan dan pengembangan BBI Kambitin-Jaro perlu dilakukan :

  1. Pengembangan Benih dan Induk Unggul bermutu serta peningkatan produksi dan distribusinya.

  2. Monitoring Mutu Benih dan Induk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) menuju sertifikasi sistem mutu.

  3. Penerapan (Uji Lapang) dan transfer teknologi pembenihan 4. Monitoring kualitas air dan kesehatan (hama penyakit) benih ikan.

  Kawasan perdesaan Kambitin dan Kambitin Raya merupakan Kawasan Budidaya Pembenihan dan Pembesaran, sehingga program yang perlu diusulkan adalah :

  1. Penyusunan Masterplan Kawasan Minapolitan Kambitin

  2. Peningkatan kualitas infrastruktur jaringan jalan, baik jalan poros desa, jalan permukiman dan jalan usaha tani.

  a. Jalan Poros Desa Kambitin - Desa Kambitin Raya

  b. Jalan Usaha Tani - Jalan ke Balai Benih

  c. Jalan Usaha Tani - Jalan Gang RT 08

  d. Jalan Usaha Tani - Jalan Jambu RT 10

  e. Jalan Usaha Tani - Jalan Jeruk RT 16, 17, 18 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  f. Jalan Usaha Tani - Jalan Kenanga RT 4,6

  g. Jalan Usaha Tani - Jalan Mangga RT 18

  h. Jalan Usaha Tani - Jalan Mawar i. Jalan Usaha Tani - Jalan Salak j. Jalan Usaha Tani - Jalan Belum Ada Nama 3. Perbaikan dan peningkatan jembatan.

  4. Penataan sistem tata air didalam kawasan budidaya, sehingga dapat optimal.

  5. Peningkatan dan pengembangan sistem drainase kawasan.

6.1.4 Prioritas Penanganan Dan Pembiayaan

  Masterplan Kawasan Minapolitan yang mengacu kepada SK Kawasan Budidaya Perikanan Air Tawar perlu disusun segera untuk memberikan gambaran bahwa kawasan secara menyeluruh perlu dilakukan perencanaan peningkatan secara bertahap untuk peningkatan kualitas infrastruktur dan perangkat lainnya guna menunjang hasil produksi dan pemasaran keluar.

  Adapun peningkatan kualitas jalan produksi menjadi pilihan pertama untuk disepakati, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada matrik.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  Peta 6.1. Kawasan Kambitin 1

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  Peta 6.2. Kawasan Kambitin 2

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

6.2. SUB SEKTOR AIR LIMBAH KAWASAN PERIKANAN KAMBITIN

6.2.1. Kondisi Eksisting

  Pengelolaan air limbah masyarakat di Kawasan Perikanan Kambitin yang merupakan pusat pengembangan kegiatan pembudiyaan ikan adalah sistem on site. Kawasan Perikanan Kambitin terdiri dari Desa Kambitin Raya dan Desa Kambitin Kecamatan Tanjung. Masyarakat di Kawasan Perikanan Kambitin ini sebagian besar melakukan pengelolaan air limbahnya secara on-site, dimana hanya sekitar 229 KK atau 40 % dari masyarakatnya yang berjumlah 2872 jiwa yang WC-nya menggunakan septictank, sedangkan sisanya hanya berupa kakus dimana warga hanya membuat lubang di tanah dan memberi penutup diatasnya. Sedangkan terdapat MCK umum yang berasal dari bantuan pemerintah yang kondisinya kurang bagus sehingga masyarakat kembali menggunakan WC yang ad di rumah warga sendiri. Sedangkan untuk limbah cair yang berasal dari dapur maupun dari kamar mandi langsung dibuang ke saluran terdekat. 2872.

  A. Tingkat Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan

  Kawasan Perikanan Kambitin yang terdiri dari 2 Polindes. Sedangkan jenis penyakit yang mayoritas terjadi akibat sanitasi yang tidak baik adalah penyakit diare. Jumlah kasus penyakit diare yang terjadi pada tahun 2008 di Kawasan Perikanan Kambitin ini sebanyak 35 kasus namun jumlah balita yang positif diare sebanyak 15 jiwa dan bisa diatasi 100 % sehingga tidak ada jumlah korban.

  B. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah

  1) Aspek Teknis Sistem prasarana dan sarana air limbah di Kawasan Perikanan Kambitin sampai saat ini masih bersifat sistem onsite.

  2) Aspek Pendanaan RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  Program-program yang masuk ke Kawasan Perikanan Kambitin antara lain berupa dua buah MCK umum dari program PNPM yang terletak di RT 1 dan RT 3 Kambitin 3) Aspek Kelembagaan Pelayanan Air Limbah

  Pada Kawasan Perikanan Kambitin belum memiliki kelembagaan yang mangatur sistem pengelolaan limbah. Begitu juga dengan kegiatan pengawasan terhadap pemeliharaan dan operasionalnya, karena selama ini hanya dilakukan oleh masyarakat sendiri secara sukarela.

  4) Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan Air Limbah Peran serta masyarakat dalam pelayanan air limbah Kawasan Perikanan Kambitin saat ini masih dirasa sangat kurang. Hal ini terbukti dari kondisi sarana dan prasarana umum yang rusak akibat kurangnya perawatan oleh masyarakat. Pada saat ini MCK umum yang ada sudah tidak dapat digunakan, sehingga masyarakat kembali menggunakan WC kepada warga yang mempunyai, Sedangkan pada masyarakat yang berada di sekitar sungai maka menggunakan sungai yang ada sebagai tempat pembuangan air limbahnya

6.2.2. Permasalahan, Analisa Penanganan, dan Rekomendasi

  Beberapa permasalahan yang terjadi pada pengelolaan air limbah di Kawasan Perikanan Kambitin adalah sebagai berikut :

  1. Cakupan pelayanan pengelolaan air limbah sangat kecil. Cakupan pelayanan pengelolaan air limbah saat ini hanya terbatas pada kemampuan dari masyarakat sendiri secara individual.

  Bantuan program PNPM (Program Negara Pemberdayaan Masyarakat) belum bisa mengatasi persoalan pengelolaan air limbah di Kawasan Perikanan Kambitinadalah karena dana dari Pemerintah Daerah sangat terbatas.

  2. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Kawasan Perikanan Kambitin untuk memelihara sarana dan prasarana umum (mandi kakus) sehingga kondisinya sangat kumuh. Bahkan masih terdapat masyarakat yang hanya menggunakan kakus untuk pembuangan air limbahnya sehingga masih dapat menjadi vektor penyebaran penyakit.

A. Analisa Penanganan

  Untuk wilayah pemukiman yang tidak padat penduduknya dan nilai ekonomi yang kecil seperti Kawasan Perikanan Kambitin diarahkan menggunakan sistem pengolahan on site dengan

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  pengadaan jamban komunal, jamban individual, MCK + yang dilengkapi dengan pengolahan septictank dan sumur resapan (jamban sehat). Program ini dapat diwujudkan baik melalui program dari pemerintah seperti PNPM, Sanimas, PPIP ataupun dengan program swadaya masyarakat. Dalam pedoman tersebut limbah cair domestic atau air bekas yang diproduksi sebesar 70-80 % dari pemakaian air bersih dan pengendapan lumpur tinja 0,2-0,3 L/orang/hari. Selain itu berdasarkan kriteria kebutuhan air bersih untuk domestik maupun kebutuhan non domestik ditetapkan menurut PU Cipta Karya Tahun 2000 untuk wilayah Kawasan Perikanan Kambitintergolong Kota Kecil maka Kebutuhan air domestik Kota kecil (20.000 – 100.000) jiwa: (130 – 150) L/orang/hari. Berikut ini adalah kebutuhan sarana pengelolaan limbah di Kawasan Perikanan Kambitin.

Tabel 6.7 Kebutuhan Sarana Prasarana Pengolahan Air Limbah

  Kebutuhan WC Induvudual /Keluarga NO KECAMATAN 2011 2012 2013 2014 2015

  Tingkat Pelayanan 45% 48% 50% 55% 60%

  1 KAMBITIN (+Wikau) 111 115 119 124 128 KAMBITIN RAYA 2 (+Kalahang) 142 136 131 125 120

  Kebutuhan MCK + dengan resapan dan septicktank NO KECAMATAN 2011 2012 2013 2014 2015

  Tingkat Pelayanan 45% 48% 50% 55% 60%

  

2

  2

  2

  3

  3

  1 KAMBITIN (+Wikau) KAMBITIN RAYA

  

2

  2

  2

  3

  3 2 (+Kalahang)

  Jumlah

  

4

  4

  4

  6

  6 B. Rekomendasi

  1. Panambahan sarana dan Prasarana Sanitasi (Pengelolaan Air Limbah) sesuai dengan analisa kebutuhan per Tahun. Peningkatan Sarana dan Prasarana Sistem Pengolahan Limbah dapat dilaksanakan dengan program Sanimas (Sanitasi Masyarakat) atau PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) untuk pengadaan dan pembangunan jamban sehat atau MCK umum oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong. Sarana tersebut meliputi : RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  Jamban Sehat Pribadi/Jamban Sehat Komunal/MCK + sebanyak 6 unit sampai akhir tahun perencanaan 2015.

  2. Peningkatan Sumber Daya Manusia dengan adanya kegiatan program sosialisasi, pengarahan dan pemantauan secara teratur.

  6.2.3. Target dan Sasaran

  Target dan sasaran berdasarkan kreteria MDGs 2015 tentang sanitasi yang menyatakan “meningkatkan pelayanan sebesar 60 % dari jumlah penduduk yang belum memiliki akses pada pelayanan publik. Disamping tujuan kuantitatif tersebut, juga diharapkan peningkatan kualitas pelayanan yang lebih berwawasan lingkungan”.

  6.2.4. Usulan Program Pengembangan dan Rencana Kegiatan

  Program prioritas yang dapat mendukung pengembangan sistem pengelolaan air limbah dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 6.8 Usulan Program Pengelolaan Air Limbah No. Program Target Strategi Pendekatan Penanganan Kontribusi Pemda

  1 Perluasan Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik

  Peningkatan pelayanan sanitasi/air limbah bagi masyarakat miskin, kumuh dan rawan penyakit yang ditularkan melalui air

  Tanggap kebutuhan, Pembangu- nan secara bertahap Data kebutuhan pelayanan, Pembangunan PS air limbah berdasarkan prioritas Komitmen dalam peningkatan pelayanan sanitasi kepada masyarakat, Pendanaan, penyediaan lahan, dll

  2 Promosi Pengelolaan Air Limbah Domestik Penyebar luasan informasi dan peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat serta pemangku kepentingan dalam penyediaan dan pengelolaan PS air limbah Ketepatan sasaran penyebaran informasi Edukasi, penyuluhan, kampanye, sosialisasi dan pengembangan percontohan Alokasi pendanaan yang kontinyu, dll RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

  6.2.5. Prioritas Penanganan dan Pembiayaan Skala Prioritas penanganan dapat dilihat dan diperhatikan dalam matrik di akhir bagian.

  6.3. SUB SEKTOR PERSAMPAHAN KAWASAN PERIKANAN KAMBITIN

  6.3.1. Kondisi Eksisting

  Pada saat ini Kawasan Perikanan Kambitin belum mendapatkan pelayanan persampahan dari pemerintah Kabupaten Tabalong. Sarana penampungan sementara, pengangkutan maupun pemrosesan akhir sampah ke TPA belum tersedia di pada kawasan ini. TPA terdekat dengan lokasi Kawasan Perikanan Kambitin adalah yang TPA Maburai yang berada di Kecamatan Murung Pudak. Pada Kawasan Perikanan Kambitin masyarakat masih melakukan kegiatan penanganan sampah secara konvensional yaitu membakar/menimbun sampah pada pekarangan rumahnya masing- masing

  Sumber sampah Kawasan Perikanan Kambitin berasal dari sampah kegiatan perdagangan (pasar, warung), kantor kantor pemerintahan dan sampah domestik dari penduduk lokal. Diprakirakan timbunan sampah dari seluruh aktifitas masyarakat adalah 5,744 kg/hari dengan prakiraan jumlah penduduk adalah 2.872 jiwa pada tahun 2008 dengan sampah perorang adalah 2 lt/orang/hari. Pada

  Kawasan Perikanan Kambitin terdapat pasar dimana sampah yang dihasilkan hanya dikumpulkan pada tempat tertentu sehingga dapat ditangani di tempat, dimana sampah yang berupa sampah organic akan dikubur, dan sampah yang tidak mudah terurai kemudian akan dibakar.

  A. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

  Karena belum ada penanganan sampah secara terpadu di Kawasan Perikanan Kambitin maka kondisi sarana dan prasarana sampah yang ada sangat sederhana karena sampah langsung ditangani dengan dibakar atau ditimbun.

  6.3.2. Permasalahan, Analisa Penanganan, dan Rekomendasi

  

A. Kawasan Perikanan Kambitin sampai saat ini belum mendapat pelayanan persampahan dari

  Pemerintah Kabupaten Tabalong. Pengelolaan sampah yang dihasilkan masyarakat dilakukan RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014

LAPORAN AKHIR

  secara sederhana yaitu dengan dikumpulkan dan dibakar di sekitar pekarangan rumah, atau dibuang ke sungai.

B. Kesadaran masyarakat Kawasan Perikanan Kambitin untuk mereduksi sampah secara mandiri

6.3.3. Analisa Penanganan

  Berdasarkan kondisi eksisting maka perlu direncanakan perbaikan sistem pengelolaan persampahan di Kawasan Perikanan Kambitinmulai dari sumber sampah sampai dengan konsep 3 R (reuse, reduce dan reycle) dengan pengadaan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu). Pengadaan TPST digunakan sebagai alternatif pengolahan sampah karena mengingat letak kawasan bintang ara jauh dari lokasi TPA. Berikut ini rencana penanganan sampah di Kawasan Perikanan Kambitin: