contoh AMDAL Budidaya Pertambakan Udang.

BUDIDAYA PERTAMBAKAN
UDANG TAHAP II DENGAN POLA
TAMBAK INTI RAKYAT (TIR)
LUAS 30.000Ha DI
KECAMATAN PEMATANG
PANGGANG
KABUPATEN OGAN KOMERING
ILIR PROVINSI SUMATERA
SELATAN

Tim AMDAL
Ketua Tim AMDAL : Heriansyah Hidayat

 Bidang
 Bidang Sosial-Budaya Masyarakat
Biologi :
:

Arestu Pranana
 Bidang Ekonomi :


Mutia
 Bidang Hukum

Rachmad Adi Philipus

Destri Rizki Arifelia

 Bidang Fisika

Astri Simangunsong
 Bidang Kimia :

Heriansyah Hidayat

Latar Belakang Wajib Amdal

Kualitas Udara
 Debu
 SO2
 NO

 CO
 Hidrokarbon

Wilayah Pengambilan Sampel
Udara
 Pinggiran Sungai Juragan : LS 3°58’14” – BT

105°41’58”
 Tj. Menjangan KM 1 : LS 3°50’51” – BT 105°53’06”
 Tanggul Rasau KM 28 : LS 3°59’11” – BT

105°41’53”
 Blok VI : LS 3°56’21” – BT 105°50’19”
 Blok VII : LS 3°52’48” - 105°49’19”

Baku Mutu Kualitas Udara Berdasarkan
Permen RI no 41 Tahun 1999

Kualitas Air


Wilayah Pengambilan Contoh Air
Sungai
 Sungai Mesuji : LS 4°05’32 – BT 105°40’52”
 Sungai Sibur : LS 3°52’51” – BT 105°53’53”
 Sungai Lumpur : LS 3°50’58” – BT 105°51’40”
 Sungai Juragan : LS 3°59’30” – BT 105°54’47”
 Kanal Outlet A2 : LS 3°53’54” – BT 105°54’47”
 KM. 1 Outlet : LS 3°55’15” – BT 105°53’22”
 Tj. Manjangan Pasang : LS 4°05’06” – BT 105°45’37”
 Tj. Manjangan : LS 3°52’13” – BT 105°53’55”
 Sumur Dusun Tj. Manjangan : LS 3°52’04” – BT

105°54’06”
 Sumur Dusung Pasir : LS 3°51’21” – BT 105°54’55”

Sosial – Budaya
Masyarakat

Tahap pra kontruksi :
- Negatif-


+ positif+

Persepsi masyarakat
yang bersifat negatif
muncul karena adanya
kekhawatiran
terganggu kondisi
lingkungannya.

Masyarakat
beranggapan bahwa
lokasi proyek bisa
memberikan dampak
positif bagi
masyarakat sekitar
dan pemerintah

Ruang, tanah, dan lahan
Kegiatan ini akan mengubah ruang

dan lahan yang sudah terbuka
menjadi area saluran dan tambak
yang akan mengubah fungsi lahan
akibat turunnya muka air sungai dan
rawa. Sehingga lahan yang selama
ini dimanfaatkan untuk penanaman
padi
dan
lebak
lebung
akan
mengalami defsit air.

Tahap Kontruksi
Persepsi
positif
dari
kalangan
masyarakat yaitu :
Mereka beranggapan bahwa usahausaha yang dijalani mereka akan

mengalami
kenaikan
penjualan,
misalnya usaha material bangunan
sampai warung makanan.
Persepsi negatif akan muncul jika
kegiatan
pembangunan
tidak
menimbulkan
peningkatan

Kesehatan masyarakat
Berpengaruh
terhadap
turunnya
kualitas badan air yang selama ini
dimanfaatkan oleh penduduk desa
sebagai sumber air minum maupun
untuk kebutuhan Mandi, Cuci, Kakus

(MCK)

Sosial Ekonomi
Mata pencaharian utama masyarakat
sekitar
tanpa
proyek
yaitu
:
menangkap ikan (sungai dan laut),
usaha tambak udang, bertani padi,
dan penebang kayu illegal.
Usaha menangkap ikan di sungai
dibagi dalam 2 kelompok :
1) Kelompok pengemin
2) Buruh nelayan

Berdasarkan hasil penelitian,
Penghasilan penduduk di desa Bumi
Pratama Mandira dan desa Sibur

memiliki pendapatan yang relatif
besar dibandingkan dengan
penghasilan penduduk di desa
Sungai Pinang dan Gajah Mati.

Pendapatan Perkapita Kabupaten OKI

Tahun
2000
2001
2002

Pertumbuha
n ekonomi
2,63 %
4,16 %
4,80 %

Tahap Pra Kontruksi
Proyek berada pada lahan HPH

(hutan
produksi
yang
dapat
diikonversi)
dari
PT.
Fatma
Bersaudara yang kurang efektif.
Namun memiliki nilai ekonomi
yang sangat potensial untuk
dimanfaatkan
secara
optimal
terutama untuk pertambakan.

Kegiatan pembebasan lahan rencanaa
lokasi tambak ini akan menjadi
dampak negatif besar dan penting,
Pertimbangan berdasarkan :

1) Jumlah manusia yang terkena
dampak
2) Luas wilayah persebaran dampak
3) Intensitas dan lamanya dampak
berlangsung

Kegiatan pemasaran hasil Panen
sasaran
kapasitas
produksi
direncanakan
sesuai
hasil
pengamatan
situasi
pemasaran
udang dunia dan dukungan sumbersumber manusia serta lokasi optimal
yang diperoleh.
Kegiatan pemasaran
hasil panen

memberikan dampak
positif penting

PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN
MENGENAI
AMDAL
Indonesia
Nomor 32 tahun 2009
 Undang-undang Republik







tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2000 tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.24 Tahun
2009 tentang Panduan Penilaian Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05
Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8
Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN MENGENAI AMDAL
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi dengan Analisis Mengenaai Dampak Lingkungan Hidup
 Keputusan Kepala BAPEDAL No 8 Tahun 2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
KEP-124/12/1997 Tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan
Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 105
Tahun 1997 Tentang Panduan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
KEP-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial
dalam Penyusunan AMDAL

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 05 TAHUN 2012
TENTANG
JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

 Pasal 1
 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
 1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,

yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
 2. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk
aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan
terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan
dampak terhadap lingkungan hidup.
 3. Dampak Penting adalah perubahan lingkungan

Pasal 2
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal.

Pasal 5
(1) Jenis rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang wajib memiliki Amdal
dapat ditetapkan menjadi rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang tidak wajib
memiliki Amdal, apabila:
a. dampak dari rencana Usaha dan/atau
Kegiatan tersebut dapat ditanggulangi
berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan/atau
b. berdasarkan pertimbangan
ilmiah, ,tidak menimbulkan dampak

PERATURAN REUNDANGAN DAERAH YANG DI TERAPKAN PADA
PEMBUATAN LAHAN TAMBAK UDANG YANG KAMI LAKUKAN :

Baku mutu lingkungan kualitas air sungai merujuk
kepada SK Gubernur Provinsi SUMSEL No. 13 Tahun
2002,untuk Baku Mutu Air sungai kelas lokasi
pengambilan contoh air Permukaan / sungai di sekitar
lokasi kegiatan.
Parameter komponen lingkungan aspek sosekbud
yang diamati mengacu kepada SK.Bapedal No.299
tahun 1996.Untuk memprakirakan dampak kegiatan
pembangunan pertambakan terhadap komponen
sosekbud di perlukan.
PP. No 41 tahun 1999 tentang baku Mutu udara
Ambien Nasional Kep-48/MENLH/II/1996 Tentang
kebisingan bagi kawasan industri.
Dalam melakukan dampak penting digunakan
Keputusan Kepada BAPEDAL No.Tahun 1999 Tentang

Lingkungan Biologi
Flora

 Tipe vegetasi di wilayah ini

terbagi 3:
1. Tipe vegetasi mangrove
2. Tipe vegetasi rawa – mangrove
3. Tipe vegetasi Herba semak

 Kondisi vegetasi mangrove di wilayah ini

memiliki ketebalan bervariasi antara 50300m dari garis pantai.
 Di daerah Sibur dijumpai 30 jenis

tumbuhan dan sebagian terdiri atas
vegetasi mangrove.
 Gangguan dan hilangya vegetasi ini dapat

menimbulkan berbagai dampak di wilayah
ini karena hilangnya fungsi ekologi
 Dilihat dari keanekaragaman masih

 Dilihat

dari komposisi jenisnya
daerah sungai juragan terdiri
tumbuhan rawa dan mangrove
relatif banyak.

 Di

daerah tanjung menjungan
ditemui vegetasi herba semak,
yang
relatif
dikit
karena
Bedasarkan komposisi vegetasi
menunjukkan vegetasi ini telah
mengalami perubahan sebagai
akibat kegiatan manusia.

Fauna
 Pengamatan fauna dan satwa liar di

kawasan ini diperkirakan paling
sedikit terdapat 17 jenis satwa liar
yang dilindungi terdiri atas 7 jenis
kelompok mamalia, 8 jenis kelompok
aves dan 2 jenis kelompok reptilia.

Dampak dari pembukaan
lahan
 Lebih

memberikan
pengaruh
besar
terhadap lingkungan biologi.
 Seperti kondisi tumbuhan yang ada,
dengan kegiatan ini tumbuhan yang ada
akan hilang sehingga otomatis kelestarian
fauna akan terganggu.
 Flora yang akan habis di wilayah ini
adalah hutan bakau tempat berkembang
biaknya biota sekita lingkungan ini,
akibatnya jumlah keanekaragaman biota
berkurang atau hilang.
 Akibatnya burung, monyet, dan binatang

 Dampak negatif penting ini adalah wilayah

yang akan mengalami tebang
mencapai luas areal 30.000 hektar.

habis

 Hal ini disebabkan karena dilakukannya

konversi dari vegetasi alami
tambak udang dengan segala
pendukugnya.
 Intensitas

menjadi
aktiftas

dan
lamanya
dampak
berlangsung cukup lama terjadi pada
kehidupan fora dan fauna sepanjang
proses kegiatan pertambakan masih tetap
dipertahankan atau adanya bencana alam.
 Dampak lain juga menyebabkan spesies

 Dampak

terhadap
terganggunya
kehidupan fora dan fauna sifatnya tidak
berbalik.

 Dinamika pada saat pembukaan lahan,

kondisi ini tentunya akan menekan
habitat asli terutama satwa yang sensitif
terhadap perubahan lingkungan.
 Untuk beberapa jenis satwa golongan

aves memiliki sifat mobile dan mudah
beradaptasi, akan dapat menyesuaikan
diri pada lingkungan baru.

Faktor Fisika
 Iklim

Data yang akan dikumpul berupa
temperatur,
kelembaban
udara,
curah
hujan,
lama
penyinaran
matahari, arah angin dan kecepatan
angin yang diperoleh dari Stasiun
Klimatologi Kenten

Menunjang

analisis dampak yang
akan ditimbulkan
Mengetahui
pengaruh
cuaca
terhadap
penyebaran
bahan
pencemar secara umum maupun
pada keadaan terburuk



 Hidrologi

Data hidrologi meliputi debit
sungai, pola aliran, dan keadaan
pada saat survei lapangan
dilakukan.

Karena:
Perubahan aliran air permukaan
akan menyangkut segi kualitas
dan arah aliran air itu sendiri
karena pengaruh erosi tanah.
Hal ini akan membuat aliran air
menuju ke sungai – sungai yang
berada di bawahnya.

TERIMA KASIH